• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KEBIASAAN MEMBACA CERITA NARASI DAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENGALAMAN SENDIRI DENGAN KEMAMPUAN MENGAPRIASI CERPEN SISWA KELAS 2 SMA METHODIST 1 HANG TUAH MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN KEBIASAAN MEMBACA CERITA NARASI DAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENGALAMAN SENDIRI DENGAN KEMAMPUAN MENGAPRIASI CERPEN SISWA KELAS 2 SMA METHODIST 1 HANG TUAH MEDAN."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

· (\

<r

~

... '

·~

HUBUNGAN KEBIASAAN MEMBACA CERITA NARASI DAN

KEJ\IAMPUAN MENULIS CERIJ'A PENGALAMAN SENDIRI

DENGAN KEMAMPUAN MENGAP.RESIASI CERPEN SISWA

KELAS 2 SMA METHODIST l HANG TUAH MEDAN

I

NIM. · 035020218

c

(2)

HUBUNGAN KEBIASAAN MEMBACA CERITA NARASI DAN

~

KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENGALAMAN SENDIRI

DENGAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERPEN SISW A

KELAS 2 SMA METHODIST I HANG T UAH MEDAN

TESTS

EDISON SIHOMBING

035020218

141

~

Telah Dipertahankan Di depan Panitia Ujian T esis Pada Tanggal14 Februari 2007 Da n Dinyatakan Tefah Memenuhi Salah Satu Syarat

Bntuk Memperoleha(;elar Megister Pendidikan Program Study T eknologi Pendjdikan

~

...

Prof. Dr. Belferik Manullang NIP. 130518778

Ketua Program Studi Tekn ogi Pend id ikan

Prof. Dr. M uhammad Badiran M.Pd Nip. 130535891

~

(

... -<.. ~..6

~ -~

Prof. Dr. Belferik Manullang

~

(3)

·:;,

PERSETUJUAN DEW..A,.N PENGUJI UJIAN

TESIS MEGISTER PENDIDIKAN

NO NAMA

1.

2.

NIP. 13 0686932

(Skretaris)

3.

NIP. 131 570453

(Anggota)

4. Dr. Binsar Pan.iaitan, M.Pd

NIP. 13111228A

(Anggota)

5.

(4)

t ·

KATA PENGANTAR

~

Puji dan syukur di persembahk'an kchadirat Tuhan Yang Maha Esa, a ·as

rahma dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan Thesis

ini untuk me,mperoleh gelar Magister Pendidikan. Namun penuLis menyadari masih

banyak kekurangan dan kesenjangan Tesis ini, disebabkan keterbatasan pengetahuan

dan kemampuan penulis.

Penulis menyadari bahwa tesis iQi belum terwujud sebagaimana mestinya

tanpa bantuan clan dorongan, serta doa dari berbagm pihak. Dalam kesempatan ini

penulis mengucapkan terimakasih yang setinggitingginya dan setulus-tulusnya

kelulusannya kepada Bapak"Prof Dr. Belferik Manullang (Pembimbing I) dan bapak

Dr. Julaga Situmprang M.Pd (Pembimbing II) yang telah memberikan bimbingan dan

arahan mulai dari penyusunan proposaLsampai peneyelesaian tesis ini. ~s NEe~

Penulis mengucapkan terimakasih kepada: Bapak. Dr. Belferik Manullang

selaku Direktur Program Rasca Sarjana Universitas Negeri, Bapak Prof. Dr. Harw:).

Sitompul M.Rd elaku ketua Progr-am Studi Teknologi Pendidikan, Bapak Dr. :Tulaga

Situmorang M.Pd selaku sekretaris Program Studi. Kepada Bapakf lbu dosen dan staf

administrasi Program studi.. Teknologi Pendidikan, serta kepada lbu Prof. Dr. Hj. }

Djanius Djamin, SH. MS selaku rektor Universitas Negeri Medart.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekan kuliah dan kepada

berbagai pihak yang tidak disebut namanya, yang banyak membantu penulis dengan

memberikan masukan dalam menyelesaikan perkuliahan ini. ~ ~;

~~~

(5)

~ -·

Terutama penulis mengucapkan terimakasih yang sangat pribadi kepada istri

(Lince Manullang) dan anak-anak tercinta (Fransiska, Sarjani, Tentamina, Natalia

dan Delima) yang telah memberikan dorongan dan semangat dengan penuh perhatian

yang tak bosan-bosannya mendampingi penulis hingga selesainya tesis ini. ...

:t!j

Penuli menyadari bahw masih banyak kekurangan atau kelemahan dari

tesis ini, untuk itu penulis mengharapkan sumbangan pemikiran ataupun kritik dan

saran untuk kesempurnaan tesis ini.

Demikianlah saya sampaikan semoga ~uhan. memberkati dan meridoi

pekerjaan kita.

Penulis,

&~

(6)

BABI :PENDAHULUAN

A.

B.

C.

D.

a

\~

3.

B.

c.

D.

A.

DAFTAR lSI

13

44

54

56

61

B. Populasi Penelitian Dan Sampel Penelitian ... ... .... . . . 61

::>

(7)

C. Metode Pene1itian... . ... . ... . . .. ... ... 63

D. Desain Penelitian!Paradigma Pene1itian ....

~

. ... ...

~

.

63

'\ ~;' /, ...

:'\

E D . e ems1 perastona £ . . 0 . 1 V . b 1 P ana e ene Itlan... .. . .. ... 64 1· . ~

F.

65

G. 68

72

I.

B. 82

C. 85

D.

E.

BAB V: KESIMPULAN, IMPLIKASIDAN SARAN

B.

c.

LAMP IRAN

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel

1. Penskoran Menulis Cerita Pengalaman Sendiri ... ... ... 66

2. Penskoran Mengapresiasi Cer-pen ...

~

... 68

3. Distribusi Frekuensi Kemampuan Mengapresiasi Cerpen (Y) ....

£ ...

77

:

l

4. Distribusi Frekuensi Kebiasaan Membaca Cerita Narasi. ...

~

. .. .

~ : ...

79

5. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menulis Pengalaman Sendiri .... ~ . .... ... 81

~

6. Rangkuman Hasil Uji Normalitas ... 84

7. Rangkuman Uji Homogenitas ... .. ... .. ... 85

8. Tabel Anava Untuk Uji Signifikan Dan LiQ.earitas Y Atas X\r .... .

'?.

6 ... 86

9. Tabel Anava Untuk Uji Signifikan Dan Linearitas Y. Atas X2 •....••••••..•.••. 90

10. Tabel Anava tJntuk Uj i SignifikanUan Linearitas Y Atas X1,2

11. Rangkuman Analisis Korelasi Parsial. ... ... .... .. ... .. .

~ . /.

...

~

. .. ... ··- ·· 94

~

12. Kisi-Kisi Kebiasaan Membaca Cerita ... ... ... ... ...

~

.... 116

~ /~

13. Kisi-Kisi Kemampuan Menulis Pengalaman Sendiri ... .. . ... . .. ... 116

14 K . . Ki . M . ISI- SI engaprestasi erpen ... .... . ·- ... ... .. . ... 117 . . C ~) ._

l

,..

15. Koefisiensi K orelasi Product Moment Kuisioner ~ · asaan ~

~

Membaca Cerita Narasi (KMCN) .... . ... .... ... . ... ... ... l31

16. Besar Variansi Dari Setiap Butir Kuisioner Yang Sahih

IX

[image:8.595.103.493.125.751.2]
(9)

Kebiasaan Membaca Cerita Narasi ... ... ... 134

17. Korelasi Product Moment Soal Kemampuan Menulis Pengalaman

~

Sendiri (KMPS) ... ... ... .. . ... ... 135

18. Besar Variansi Dari Setiap Butir Soal Yang Valid Variabel Kemampuan Menulis Pengalaman Sendiri ... 13 C N 19. Koefisiensi Korelasi Product Moment Dari Soal Kemampuan Mengapresiasi Cerpen ... .. .. . ... 13 7 20. Besar Variansi Dari Setiap Butir Soal Yang Sahih Kemampuan

~6-o

: / Mengapresiasi Ceipen ... .

~

...

~

...

~

~

... 13 8 '\ 21. Lembaran Kerja Untuk Perhitungan Validitas Dan Reliabilitas ... . .140

22. Perhitungan Validitas Dan Reliabilitas Angket KMCN ... .... ... 142

23. Perhitungan Validitas Dan Reliabilitas Soal IGv1PS ...

C.: ...

146

24. Perhitungan Validitas Dan Reliabilitas Angket KMCN ... . ... ....

!.: ... .. .. ...

147

~ 25. Lembaran Kerja Untuk Perhitungan Validitas Dan Reliabilitas ... 148

26. Lembaran Kerja Untuk Perhitungan Validitas Dan Reliabilitas Angket KMCN ... ... ... ... ... ... ... ...

d ....

149

'\

I?

27. Lembaran Kerja Untuk Perhitungan Validitas Dan Reliabilitas

28. Lembaran Kerja Untuk Perhitungan Validitas Dan Reiiabilitas

~

(10)

30. Data Hasil Penelitian Kebiasaan Membaca Cerita Narasi (KMCN) ... . 154

31. Data HasiJ Penelitian Keqmmpuan Menulis Pengalaman Sendiri (KMPS) .... 158

33~ Pengelompokan Data ... .... ... .... ... 162

34. Distribusi Frekwensi Kemampuan Mengapresiasi Gerpen (Y) ... 165

35. Rangkuman Statistik Uasar Data Penelitian .. ...

~

.... ....

~

... 166

-;. 't" 36. Uji Normalitas Galat""Baku Taksiran Y atas XL ... ... .. .. ... 167

37. Uji Normalitas Galat Baku Taksiran Y atas

:Xz ...

169

38. ?erhitungan Homogenitas Varians Data Ketiga kelomgok Siswa .. ... 171

39. Anava Pengujian Signifikansi Dan Liniearitas Regresi ... .. ... 175

40. Anava Uji Signifikansi Dan Liniearitas Regresi ... .., ~ -.... .

?. ...

a 177 41. Pengujian Keberartian Koetisien Korelasi An tara X1 Dan Y ... 178

42. Anava Untuk Uji Signifikansi Dan Keliniearitas Regresi .... ... ... 1"79 43. Pengujian Keberartian Koefisien Korelasi Antara X1 Dengan Y ... 180

44. Anava Untuk Uji Signifikansi Dan Keliniearitas Regresi Y Atas

;,NIM~o

r;/

(11)
[image:11.595.109.492.131.726.2]

...

Gambar

~EG~

~,.

( Hal

~

DAFTAR GAMBAR

1. Konstruksi Hubungan Antara Variabel Be bas Dan Terikat. ... . ... 64

./"' '~tnt.

2. Histogram Kemampuan Mengapresiasi Cerpen ... ... 78

(12)

"'

DAFTAR LAMPIRAN

3. Laporan Uji Coba Instrumen Penelitian ... ... .. . ... . .. ... .... 130

4.

5.

6.

7.

8.

9 .

(13)

BABI

~

PENDAHULUAN

{/ ~

..

~)

~

l:o

-Latar Belakang M-asalah ~ ;

A.

"Pemhinaan Bahasa donesia (BI) secara terus menerus, terarah dan

terencana sangat diperlukan · dalam rangka engembangan kebudayaan, ilmu

pengetahuan, dan teknologi" (Halim 1980:24 ). Hal ini ditegaskan lagi oleh Samsuri

(1990: 11) mengatakan bahwa rasanya tidak ada ranah dalam kebudayaan yang tidak

memerlukan penggunaan BI dengan baik dan benar lebih-lebih dalam dasawarsa

{. 1~

terakhir abad xx ini. :

Penggunaan bahasa Indonesia sebagaimana dikemukakan di atas pada

hakekatnya encakup kegiatan berbahasa secara lisan dan tulisan. Ini berarti

pembinaan yang dimaksud ditujukan pada kedua kegiatan berbahasa ini. Kegiatan

berbahasa lisan dan tulisan sebagai salah satu kegiatan berbahasa yang sangat

penting. Hal ini dapat dilihat dari kegunaan membaca, menulis dan kegiatan sastra.

Dalam kegiatan kruya sastra untUk menyampaikan pengalaman pengarang oiperlukan

suatu alat. Alat tersebut adalah bahasa. Melalui bahasalah pengarang mencetuskan

ide-ide kepada masyarakat pembaca. Selain itu unsur inteligensi pengarang turut

menentukan keberhasilan karya tersebut untuk memahami sas!!"~ di 9awah ini dikutip

pendapat Sumardjo (1997:30) yang mengatakan:

Sastra adalah produk suatu masyarakat yang mencerminkan

(14)

Sastra bukan kenyataan sosial dapat mengalami proses pengolahan pengarang. Pengarang melahirkan karyanya karena ingin

kesalahan-kesalahan masyarakat selalu memprotes sekedar mengg a~;nba r kan apa

yang terjadi dalam masyarakat?

Dari kutipan di atas, jelaslah bahwa karya sastra itu pada umumnya

merupakan gambaran keadaan masyarakat. Hal ini tentu disebabkan sang pengarang

sendiri adalah. orang yang lahit:, fttmbuh dibesarkan serta berkell\bang dalam

kedewasaan berpikir. Dalam hal ini tidak salah jika dikatakan bahwa karya sastra itu

adalah merupakan cermin masyarakat. Oleh sebab itu pengajaran bahasa dan sastra

Indonesia di SL T A harus diarahkan agar siswa terampil berkomunikasi baik secara

lisan maupun tulisan. Sjswa dilatih lebih banyak menggunakan bahasa untuk

berkomunikasi bukan dituntut untuk banyak I,Uenguasai pengetahuan tentang bahasa.

Pengajaran sastra ditujukan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk menikmati,

menghayati, memahami dan menghargai ( apresiasi) karya sastra sert.a memetik

hikmah atas nilai luhur yang terkandung di dalarnnya. Pengetahuan tentang sastra

hanyalah sebagai penunjang dalam mengapresiasi sastra. Antara pengajaran bahasa

dan sastra dilaksanakan secara telll&du dan mendapat porsi yang seimbang. ~

,Dengan demikian diharapkan siswa mampu mengapresiasi karya sastra, di

antaranya sastra itu adalah cerpen. Namun kenyataan yang peneliti amati di lapangan

masih banyak terlihat kekurangan-kekurangan siswa dalam tingkat apresiasi karya

sastra. Hal ini mungkin disebabkan kurangnya peranan guru dalam memberikan

pengajaran sastra Indonesia k}msusnya dalam bidang cerpen.

(15)

..

Pengalaman penulis selama mengaJar di SL T A atau di perguruan tinggi,

umumnya siswa maupun mahasiswa kurang memberikan perhatian yang serius

terhadap pengajaran sastra khususnya cerpen, hila dibandingkan dengan pengajaran

bahasa. Persepsi ini tentu tidak menguntungkan, akibatnya siswa meragukan fungsi

sastra yang sangat penting dalam mengembangkan kepribadian dan berguna dalam

memecahkan masalah dunia nyata. Hal ini sesuai dengan pendapat Rahmanto

(2002: 15) mengatakan, sastra itu mempun ai relevansi dengan masalah-masalah

dunia nyata. Oleh karena itu, pengajaran sastra harus kita pandang sebagai sesuatu

yang penting yang patut menduduki tempat yang selayak-layaknya. Jika pengajaran

sastra dilakukan dengan cara yang teeat maka pengajaran sastra dapat juga

memberikan sumbangan yang besar untuk memecahka..Tl masalah-masalah nyata yang

..

cukup untuk..dipecahkan.

~

Sebenarnya banyak manfaat yang diperoleh siswa dalam mempelajari sastra

yaitu untuk menunjang keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan sosiaf

budaya, mengembangkan rasa karsa dan pembentukan watak. Domono (1979:4)

mengatakan: <ij dalam masyarakat sesungguhnya kita berhadapan dengan norma nilai.

Dengan demikian sastra jelas menunjukkan atau mencerminkan norma, yakni uluran

perilaku yang oleh anggota masyarakat diterima sebagai cara yang benar untuk

bertindak dan menyimpulkan se_s_Itatu. Sastra juga mencerminkan nilai-nilai yang

secara sadar difonrtulasikan dan diusahakan untuk dilaksanakan dalam masyarakat

oleh warganya.

(16)

Sejalan dengan itu Suharianto (1982: 18) mengatakan: karya sastra bukan saja

memberikan biburan kepada penikmatnya, tetapi_ juga nilai-nilai yang anggun,

selanjutnya dikatakan pula bahwa karya sastra merupakan pengejawantakan usaha

sastrawan dalam mengabaaikan nilai kehidupan. Namun perlu disadari bahwa untuk

mendapatkan hasil maksimal dalam menikmati dan memahami sebuah karya sastra

khususnya cerpen tidaklah semudah yang kita duga dan kita bayangkan. Namun yapg

menjadi pertanyaan bagi kita adalah mengapa kehadiran sastra khususnya pengajaran

cerpen dikelas disambut dinginoleh siswa? Banyak kemungkinan faktor yang

menyebabkannya. Diantaranya yaitu siswa mungkin sulit memahami cerpen karena

tidak sesuai dengan kemampuannya, mungkin kurangnya minat dan keterbatasan

waktu dalam mempelajari serta kurangnya buku-buku sastra yang bermutu.

Buku-buku bacaan erupa cerpen bany_ak beredar dimasyarakat namun memilih bahan

pengajaran yang tepat atau sesuai untuk disajikan kepada para siswa tidaklah begitu

gampang atau mudah. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumardjo (1986:4)

menjelaskan, sampai saat ini penyediaan karya sastra yang baik untuk sekolah

lanjutan kurang dipikirkan oleh pihak berwenang. Akhirnya anak-anak sekolah

lanjutan menjadi kebingungan dalam mernilih bahan bacaan sastra yang bermutu dan

bermanfaat. ~t

;

?

M

Kemudian dalam rangka meningkatkan minat sis:wa terhadap sastra khususnya

mengapresiasi dan untuk dapat menerima J<.arya sastra itu sebagai suatu yang la:yak

diterixna dan menerima nilai-nilai yang terkandung di dalam sastra itu maka hal ini

perlu mendapatkan perhatian yang serius sebagai salah satu usaha pembinaan

4

(17)

..

f!

pengembangan sastra indonesia yang merupakan aset budaya nasional. Selain itu,

penulis juga mengamati bahwa penelitian tentang cerpen masih jarang dilakukan.

Padahal bila diperhatikan dari karya-karya tersebut banyak dijumpai nilai-nilai yang

mendidik yang mendorong dan memotivasi.

Hal ini perlu mendapa perhatian yang serius sebagai salah .;;atu usaha

pembinaan pengembangan sastra Indonesia yang merupakan asset budaya nasional.

Selain itu, penulis juga mengamati bahwa penelitian tentang cerpen masih jarang

dilakukan. Padahal bila diperhatikan dari karya-karya tersebut banyak

dijurnpai_nilai-nilai yang mendidik, yang mendorong dan memotifasilcita.

( Menulis narasi tentang pengalaman pribadi cukup sederhana dengan

merenungkan sambil mengingat-ingat apa yang telah di alami, lalu dapat

mengembangkan pengalaman itu d_engan peristiwa yang tetjadi. Menulis sebenarnya

merupakan aktivitas yang menyenangl(an karena dengan menulis kita akan merniliki

ketenangan berpikir (.l(etenangan jiwa), karena apa-apa yang kita JJikirkan dapat kita

tuangkan dalam bentuk tulisan. Tentu saja untuk dapat menulis dengan baik kita yerlu

belajar dari pola yang sederhana, misalnya mulailah belajar menulis yang

menyangkut hal-hal )'ang dekat dengan diri kita sendiri seperti pengalaman pribadi.

Cerita pengalaman pribadi yang dituangkan dalam bentuk tulisan disebut cerita

narasi. Cerita narasi dibagi dua ~aitu narasi iiktii dan narasi non fiktif. Narasi ftktif

adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi tetapi boleh tetjadi sedangkan narasi non

fiktif adalah cerita yang isinya menceritakan sesuatu kegiatan atau peristiwa

sejelas-jelasnya dan cerita itu sungguh-sungguh tetjadi (kisah nyata). Cerita pengalaman

(18)

sendiri termasuk narasi non fiktif. Sehubungan dengan penulisan cerita pengalaman

pribadi, lebih jelas Amron ( 1997:29) mengatakan pengalaman pribadi jika kita

kemukakan dalam tulisan narasi, tentu akan p1enjadi tulisan yang menarik. Tulisan

demikian akan sanggup memikat dan menggugah pikiran dan perasaan pembaca

untuk mengikuti isi pengalaman pribadi. Dalam hal in· bahwa tulisan peng-alaman

pribadi itu menyampaikan kisah nyata yang menarik mengenai kehidupan tentang

pengalaman pribadinya.

;;)

Sastra yang menggambarkan kehidupan masyarakat itu tumbuh dan

berkembang dari pengalaman ptibadi atau pengalaman batin pengarang yang

menggambarkan emosi, kebahagiaan tau penderitaan dari apa yang dialami atau yang

It dilihatpengarang itu sendiri. Hal ini sejalan dengan pendapat seorang ahli sastra Gani

(1988:2) mengatakan substansi sastra tidak lain adalah pengalaman kemanusiaan.

Hubungan kompleks yang melibatkan seseorang, emosi yang membuatnya menderita

atau bahagia pengalaman yang dihada_pinya, nilai serta kebermaknaan yang

diharapkan. 0

Dari kufipan di atas jelas teilihat bahwa karya sastra itu seharusnya menarik

dan merangsang, karena bahannya diambil dari pengalaman hidup. Pengalaman itu

dapat berupa yang langsung yaitu pengarang langsung mengalami perisiwa tersebut

atau penglaman orang lain dituliskan oleh pengar an~ Pengalaman hiduJL yang

dituangkan dalam karya sastra hal ini berarti mencerminkan masyarakat pada masa

itu yang dapat menjadi obsesi pengarang sebagai.salah satu anggota masyarakat yang

hidup pada zaman itu. Oleh karena itu mempelajari dan memahami hasil karya sastra

6

(19)

berarti juga mempelajari dan memahami masyarakat. Oleh karena itu pelajaran sastra

dan khususnya menulis pengalaman_ sendiri sangat diharapkan mendapat porsi yang

seimbang dengan pelajaran bahasa, disarrlJ2ing pembinaan dan pengembangan bahasa

Indonesia sebagai bahasa nasional. "!) n

Kemampuan menulis merupakan proses kreatif yang perlu latihan terus

menerus, dan boleh dikatakan tidak ada seorangpun yang lahir dengan kemauan yang

besar dan kemudian menjadi penulis besar tetapi harus dimulai dengan latihan-latihan

menulis. Menulis karya sastra khusus pengalaman sendiri yang dapat menumbuhkan

kepekaan, rasa keindahan b al1~an proses berpikir yang dapat merangsang dirinya

untuk dapat mengungkapkan gagasannya atau idenya kedalam bentuk tulisan. Dengan

demikian beberapa manfaat dari karya sastra khususnya cerita pengalaman pribadi

..

dapat dirasakan masing-masing omng yang memahaminya yang menggangga ~ bahwa

mematik bukan hanya suatu urutan peristiwa belaka yang tidak ada hubunganya

dengan yang lain, melainkan merupakan sebuah kesatuan yang menyampaikan suatu

pengertian mengenai perbuatan perlakuan seseorang.

Dari uraian. diatas maka dengan dorongan rasa keingintahuan terhadap karya

sastra, khususnya menulis pengalaman sendiri dan sebagai menambah ilmu

pengetahuan maka penulis sangat tertarik dalam bidang ini dan berkeinginaill

mengaaakan 11enelitian sebagai salah satu variabel penelitian ini.

Selanjutnya salah satu cara untuk menikmati, memaharni karya sastra, bahkan

untuk menambah ilmu pengetahuan tentang apa saja misalnya pengetahuan teknologi,

menulis karya ilmiah, menulis karya sastra dan sebagainya, pertama sekali harus

7

(20)

..

..

..

banyak membaca atau sering membaca. Suatu kegiatan yang sering dilakukan akan

membentuk suatu kebiasaan.

~

~

Lukman Ali ( 1999: 128) mengatakan kebiasaan adalah suatu yang

dikerjakan atau pola untuk melakukan tanggapan terhadap situasi tertentu yang

dipelajari ole seseorang individu--dan dilakukannya .secara berulang untuk hal yang

sama.

Dari pendapat di atas mengatakan Sahwa kebiasaan membaca adalah kegiatan

membaca yang dilakukan secara berulang-ulang untuk memperoleh pesan atau

informasi yang disampaikan penulis kepada pembaca melalui tulisan.

( Jadi kebiasaan JVembaca adalah merupakan suatu kegiatan yang mengarah

pada frekuensi yang dimiliki seseorang dalam melihat atau memahami dari apa yang

ada dalam bacaan dengan cara melisankan ataupun dalam hati suatu bentuk...bacaan .

Dengan demikian dapat dikatakan hila seseorang biasa membaca ia akan memperoleh

pola pengetahuan yang lebih baik, lebih tepat dan cepat memahami isi suatu bacaan

dari pada orang pemula. Dalam kebiasaan membaca, sipembaca dituntut keterampilan

yang kompleks antara pemahaman, memikirkan dan pengamatan. Dalam setiap

membaca sebaiknya ketiga komponen itu harus ada dan keijasama di dalam diri

pembaca, agar hasil membaca itu lebih baik yaitu dapat memahami isi bacaan. ...

~~

Dalam kebiasaan membaca sipembaca dituntut berpartisipasi secara

konstruktif dan terus menerus. Seseorang akan lebih berhasil membaca apabila terus

menerus atau berkesinambungan untuk membaca ataupun secaua sungguh-sungguh

mencari informasi dari yang dibaca. Dalam hal ini jelas terlihat bahwa kebiasaan

(21)

membaca itu harus ada dorongan dari dalam diri, serta minat untuk melakukan

kegiatan membaca tersebut.

~

Bila pembentukan kebiasaan telah terjadi maka selanjutnya terjadi

perkembangan yang menunjukkan kebiasaan itu mengalami perubahan ke arah yang

lebih tepat atau kearah kesempumaan dalam memperel€h tujuan membaca-Memba\,..a

adalah perbuatan yang dilakukan dengan sadar berdasarkan kegiatan beberapa

keterampilan mengamati, memahami dam memikirkan untuk dapat mempero!eh

pesan atau informasi dari bacaan tersebut, terutama dalam memperoleh ilmu, sesuai

dengan. displin ilmunya, sikap yang diberikan seseorang pembaca terhadap bacaan

adalah adanya kemampuan dan daya tangkap pembaca, artinya pembaca itu dai?at

~;

~....

I

menemukan nilai-nilai yang dikandung bacaan tersebut. .., ... ~

Sala:h:satu fakta yang da~a ~ dipastikan bahwa .. ilmu pengetahuan dalam segala

bidang akan tersimpan dengan baik dan rapi dalam buku, j umal, majalah maupun

sum er bacaan lainnya sebagai hasil tulisan pengarang. Hasil tulisan tersebut banyak

diambjl dan dimanfaatkan orang dalam memajukan kehidupannya dengan jalan

membaca tulisan atau buku sebagai sumber informasi dalam hidup, kita dituntut harus

mampu membaca, seperti ungkapan "dunia kita ini adalah dunia baca."

Kedudukan pengajaran membaca di sekolah sangat penting. Membaca adalah

salah satu--keterampilan dasar yang harus dimiliki okn siswa mengingat bahan-bahan

pelajaran di sekolah, pada umumnya kebanyakan terdapa dalam bentuk bacaan dan

makin tinggi tingkatan pendidikan makin tinggi atau makin ba.t[lyak pula naskah yang

perlu dibaca maka kemampuan memahami isi bacaan dengan tepar dan cepat sangat

(22)

perlu dikembangkan. Siswa yang tidak memiliki keterampilan membaca akan lamban

proses berpikimya, seperti pel).dapat Rasyad ( 1981 :1) m_engatakan siswa yang kurang

terampil membaca dan menulis senantiasa kehilangan butir penalaran dalam diskusi"

Dalatp hal ini dapat dikatakan siswa atau anak didik tanpa membaca akan mengalami

kekosongan ·lmu.

Salah satu tuj uan kegiatan membaca adalah menemukan informasi. Dntuk

menemukan informas~ ter_sebut adalah melalui buku, jadi buku adalah salah satu

surnber informasi. Untuk menemukan informasi itu digunakan kegiatan membaca.

Bila seseorang ingiQ. mampu memahami isi bacaan dia harus sungguh-sungguh dan

sering melakukan kegiatan membaca, dalam arti membiasakan diri dalam membaca

agar lebih mampu dan lebih tepat memahami isi bacaan. ~; ~;

Berclasarkan pengamatan-peneliti bahwa keterampilan siswa memhac_a belurn

memuaskan. Seperti di sekolah Methodist I Hang Tuah SMP dan SMA tiga tahun

belakangan ini (2003, 2004, 2005) hasil UAN Bahasa Indonesia hanya memiliki nilai

cukup. Mung~.in penyebabnya bukan semata-mata karena tingkat intelegensi anak

yang rendah, tetapi mungkin aisebabkan oleh beberapa hal yang menyangkut proses

pemahaman tentang bacaan, karena kegiatan membaca sangat berhubungan dengan

pemahaman materi bacaan. Tanpa pemahaman membaca tentu kita tidak mendapat

apa-apa. Dengan demikian kegiatan atau kebiasaan w~b aca itu sangat genting dan

perlu pembinaan secara teratur dan terprogram. Sejalan dengan itu Ajib Rondi

(1 982:75) mengatakan:

(23)

Menurut hasil penelitian, dalam kehidupan modem ini pengetahuan yang diperoleh seseorang dari sekolahnya hanya kira-kira 15 % saja dari pengetahuan yang diperlukan dan dikuasainya dalam hidup. Dengan kata lain yang 85 % lagi diperolehnya diluar sekolahnya dan itu terutama melalui membaca, baik yang berupa buku maj alah atau surat kabar.

Dari uraian diatas, maka jelaslah beta_pa pentingnya keterampilan membaca

itu. Dengan d€mikian timbullah pertanyaan, a) Bagaimanakah kebiasaan membaca

cerita yang dimillki siswa sekarang?, b) Bagaimanakah situasi proses belajar

meiiUbaca sekarang?

Pertanyaan diatas adalah merupakan suatu kelemahan bagi siswa dan

merupakan bagian dari guru selaku tenaga pengajar. Siswa-sisv.a sekarang

menganggap bahwa pelajaran bahasa indonesia mudah. Sejalan dengan itu J.S.

Badudu (1985:93) mengatakan, pada umurnnya murid-murid menganggap enteng

pelajaran bahasa Indonesia karena mereka menganggap mudah.

Disisi lain melalui pengalaman yang timbul keluhan-keluhan yang

mengatakan bahwa kemampuan membaca anak -anak pada umurnnya sangat kurang,

bahkan ada dari kalangan orangtua mengatakan bahwa siswa SMP atau SMA ada

kebahagiaan yang kurang lanGar dalam arti tidak mngefafiui makna yang dibaca.

f

Dengan pernahaman dan kemampuan membaca suatu cerita akan memberi

peluang untuk lebih baik dan jemih berfikir artinya meningkatkan nalar. Hal ini dapat

kita lihat pendapat Sumardjo dan Saini KM (1986: 8) mengatakan, dengan membaca

karya sastra, pembaca dapat mnegfahui kebenaran hidup, pembaca mendapatkan

sesuatu rasa kegembit;aan dan kepuasan batin serta menolong pembaca menjadi

manusia berbudaya sehingga kebutuhan terhadap naluri keindahan terpenuhi.3

(24)

..

..

Dengan sikap yang diberikan seorang pembaca terhadap cerita disebabkan

oleh adanya kemampuan dan daya tangkap pembaca. Artinya pembaca dapat

menemukan kandungan nilai-nilai yang ada didalamnya. Jadi dalam kegiatan

kebiasaan membaca cerita besar dapat memberikan pada individu penghayatan yang

mendalam terhadap apa yang dt.i<.etahui.

j

Disisi lain melalui pengalaman yang timbul keluhan-keluhan yang

mengatakan bahwa kemampuan membaca anak-anak pada umumnya sangat kurang,

bahkan ada dari kalangan orang tua megatakan bahwa siswa SMP atau SMA ada

seba.l].agian yang kurang iancar dalam arti tidak mengetahui makna yang dibaca.

( Untuk membuktikan keluhan tersebut di atas penulis mengadakan penelitian

guna melihat dan mengamati secara dekat sampai sejauh mana keluhan tersebut dan

berupaya mencari langkah-langkah untuk mengadakan perbaikan .

B.

1

ldentifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas maka permasalahan tersebut dapat diidentifiksikan

guna menemukan masalah yang urgen untuk diteliti.

o /

0

Adapilll masalah yang dapat diidentifikasikan adalah: (1) Apakah hasil bela jar

mengapresiasi cerpen akan mempegaruhi hasil belajar bahasa Indonesia? (2) Apakah

pengetahuan awal siswa dalam belajar mengapresiasi cerpen kurang memuaskan?

(3) Usaha-usaha apakah yang dapat dilakukan guru untuk menunjukkan keherhasilan

mengapresiasi cerpen? (4) Apakah guru memiliki kemampuan teori mengapresiasi

cerpen? (5) Apakah siswa memiliki motivasi belajar meng@resiasi cerpen? (6)

Bagaimanakah setiap siswa terhadap menulis narasi tentang pengalaman sendiri?

(25)

(7) Apakah guna memiliki kemampuan teori dan menulis cerita narasi tentang

pengalaman sendiri? (8) Apakah siswa kurang berminat terhadap menulis narasi

tentang pengalaman sendiri? (9) Kesulitan apakah yang sering siswa alami dalam

menulis narasi ten tang pengalaman sendiri? ( 1 0) Apakah siswa kurang mampu

menulis naras· tentang pengalaman sendiri? (11) Bagaimanakah hubungan menulis

narasi dalam pengembangan mengapresiasi cerpen atau sastra? (1 2) Apakah siswa

mempunyai kebiasaan membaca hingga dapat mencapai tujuan? (13) Apakah siswa

sulit memahami isi suatu bacaan? (14) Apakah siswa kurang berminat dalam

membaca buku-buku baik bacaan di perpustakaan? (15) Apakah siswa mempunyai

kemampuan membaca yang memadai? (1 6) Bagaimanakah sikap siswa terhadap

..

membaca.

cJ

? ; ; ; : ;

~c~

NM~O CJNM~O

C. Pembatasan Masalah

Setelah identifikasi masalah, malca langkah selanjutnya adalah membatasi

masalah yang menj ad1 sasaran penelitian ini. Pembatasan masalah yang dilakukan

adalah untuk mempermudah pemecahan masalah dan juga akan membantu penulis

untuk beketja secara empiris.

( Sehubungan dengan pembatasan masalah maka penelitian ini dititikberatkan

pada tiga hal yaitu (1 ) kebiasaan membaca (2) kemampuan menulis narasi tentang

pengalaman. sendiri dan (3) kemrunpuan mengapresiasi cerpen. Kebiasaan. membaca

adalah ketepatan mengambil makna atau isi bacaan. Kemampuan ~enulis narasi

tentang pengalaman sendiri khusus pencapaian isi dan organisasi tulisan. Sedangkan

mengapresiasi cerpen ada dua unsur yang membangun cerpen yaitu unsur intrinsik

(26)

..

..

dan unsur ekstrinsik. Yang biasa (umwn) dilakukan sebagai inti mengapresiasi untuk

SMA adalah unsur instrinsi k. Demikian dalam penelitian ini yang diteliti adalah

karya unsur instrinsiknya saja. Karena unsur ekstrinsik hanya merupakan sebagai

penunjang atau pelengkap saja.

~(

':;_-:

J

\?

~ t~,~~

0 J.

\?

0

r-~,:~,-.

0

J

:.!!!V

~

~

D. Perumusan Masalah ~ · ~

Rumusan masalah adalah suatu anihan dari sebuah penelitian untuk

mempermudah juga menentukan data dan instrumen yang digunakan dalam

mngumpulkan data. Perumusan masalah memerlukan pertimbangan dan pemikiran

yang sungguh-sungguh agar benar-benar mengena tepat pada sasaranya.

Ada pun masalah yang diajukan pada penelitian ini dirumuskan sebagai

berikut: ?

f

?

cJ

?

c}

0 0 0

1. Apak-ah- ada hubungan esitif kebiasaan membaca dengan kemampuan

mengapresiasi cerpen? 4$1,.

h"

4$1,.

/~

...

"2.. ~ ~

2. Apakah ada hubungan positif keterampilan menulis cerita tentang pengalaman

sendiri dengan kemampuan.mengapresiasi cerpen ? /

3. Apakah ada hubunga positif antara kebiasaan membaca dan kemampuan

( menulis narasi tentang pengalaman sendiri dengan meng~ re siasi cerpen?

E.

Tujuan Penelitian ~;

;

0

Tujuan penelitian ini secar umum adalah untuk mendapatkan jawaban atas

masalah-masalah yang telah dirumuskan di atas yaitu gambaran tentang bagaimana

hubungan kebiasaan membaca dan kemampuan menulis narasi tenfang pengalaman

~~~~

(27)

pribadi dengan mengapresiasi cerpen. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui:

1. Hubungan yang positif antara kemampuan mengapresiasi cerpen dengan

kebiasaan membaca. ~;

;

2. Hubungan yang positif eterampilan menulis cerita tentang pengalaman

_pribadi dengan kemampuan mengapresiasi cerpen. JS~,.

3. Hubungan kebiasaan membaca dan .kemampuan menulis cerita narasi tentang

pengalaman J?ribadi cfengan mengapresiasi

cerpen

~ ~

F.

Manfaat Penelitian ~

Setiap kegiatan penelitian adalah hal yang sangat penting dengan dasar

pemikiran, akan berguna bagi penulis maupun orang lain atau pembaca. Dengan

demikian secara teoritis dih<Ka12kan dapat memherikan sumbangan untuk

pengembangan teori-teori tentang kebiasaan membaca cerita dan kemampuan

menulis cerita dengan kemampuan mengapresiasi cerpen. Secara praktis penelitian ini

diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 0

1. Membet,i.kan pengetahuan dan bahan masukan bagi para guru dalam

pengajaran bahasa Inaonesia untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa

dan sebagai bahan informasi yang jelas tentang kebiasaan membaca dan

keterampilan menulis nanisi pengalaman sendiri dengan ke cy_npuan

mengapresiasi cerpen serta menjadi sumbangan pemikiran kemajuan

_peningkatan basil belajar Bahasa Indonesia.

~~

(28)

2. Bahan pertimbangan bagi peneliti yang lain dengan permasalahan yang

hampir bersamaan untuk penelitian lanjutan.

(29)

BABY

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian, pada

bah ini akan diketengahkan kesimpulan, implikasi, dan saran yang berst fat sintetik

dan sistemik. Kesimpulan yang rumusannya bersifat umum menjadi dasar bagi

pengkajian selanjutnya berupa implikasi dan saran.

A.

Kesimpulan

h

Pertama, terdapat hubungan positif antara kebiasaan membaca cerita narasi

dengan kemampuan p1engapresiasi cerpen. I-Ial ini berarti makin tinggi kebiasaan

membaca cerita narasi makin tinggi pula kemampuan mengapresiasi cerpen para

siswa. Dengan demikian kebiasaan membaca cerita narasi penting untuk diperhatikan

dalam meningkatkan kemampuan mengapresiasi cerpen dalam pembe!ajaran.

Kedua, terdapat hubungan positif antara kemampuan menulis pengalaman

sendiri dengan kemampuan mengapresiasi cerpen. Hal ini berarf makin baik

kemampuan menulis pengalaman sendiri makin tinggi pula kemarnpuan

mengapresiasi cerpen dari para siswa. Dengan demikian kemampuan menulis

pengalan1an sendiri penting untuk diperhatikan dalam meningkatkan kemampuan

~

~

mengapresiasi cerpen dalam pembelajaran.

( ~ Ketiga, terdapat hubugan positif antara kebiasa..<tn membaca cerita Ilar<~si dan

kemampuan menulis pengalaman sendiri secara bersama-sama dengan kerna.mpuan

(30)

( ,

..•

..

mengapresiasi cerpen. Hal ini berarti makin baik kebiasaan membaca cerita narasi,

makin baik kemampuan menulis pengalaman sendiri makin tinggi pula kemampuan

mengapresiasi cerpen para siswa. Kontribusi variabel kebiasaan membaca cerita

narasi (KMCN) dengan sumbangan relatif (SR) adalah 93,87 % dan sumbangan

efektifnya (SE) adalah 64, 11 %. Kontribusi variabel kemampuan_ menulis

pengalaman sendiri (KMPS) dengan sumbangan relatif (SR) adalah 6, 13 %

dan

sumbangan efektifnya (SE) adalah 4,19 %. Kemudian kebiasaan membaca cerita dan

kemamp menulis cerita narasi tentang pengalaman sendiri secara bersama-sama

dengan kemampuan mengapresiasi cerpen ryl2 = 0,826 dan persamaan regresi jamak

y= 1,704 + 0,135 x1 + 0,332 x2 dengan koefisen determinasi r2 Y12 = 0,826i = 0,683

ini berarti 68,30% .

B. Implikasi

{ Kesimpulan hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas mempunyai

sej urnlah implikasi penting terhadap upaya meningkatkan kemampuan mengapresiasi

cerpen para siswa dalam pembelaj aran. Penunusan implikasi penelitian ini

menekankan pada upaya peningkatan kebiasaan membaca cerita narasi dan

kemampuan menulis pengalaman sendiri sehingga kemampuan mengapresiasi cerpen

dalam pembelajaran meningkat. Terciptanya kemampuan mengapresiasi cerpen yang

baik merupak:an kunci untuk meningkatkan kualitas pendiaikan suatu sekolah. Sebab

itu guru merupakan surnber daya manusia yang diharapkan mampu mengembangkan,

mengarahkan, dan mendayagunakan unsur-unsur pendidikan dan pengajaran,

sehingga tercipta kegiatan dalam proses belajar mengajar yang baik dan berkualitas.

(31)

Pengelolaan kegiatan pembelajaran dalam proses belajar sebagai penentu kadar

kualitas lulusan (out put) sekolah perlu disadari dalam upaya men~ngk atkan

kemampuan siswa secara terarah dan terprogram dalam rangka utUk meningkatkan

prestasi dan kualitas lulusan.

Kemampuan mengapresiasi cerpen merupakan salah satu dari tujuan

pembelajaran Bahasa Indonesia tidak melibatkan hanya satu keterampilan tetapi

banyak keterampilan. Apa yang diperlukan dalam mengembangkan kemampuan

siswa dalam mengapresiasi cerpen adalah perpaduan berbagai unsur pengelolaan

pembelajaran dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan belajar yang

dimiliki siswa yang saling terkait dengan tujuan pembelajaran berikutnya yang akan

dicapai siswa. Beberapa unsure di antaranya adalah keterampilan membuat

..

perencanaan dan persiapan mengajar, memilih dan menentukan poko bahasan,

membimbing siswa bagaimana belajar; menggunakan waktu dalam ruang kelas dan di

luar ruang kelas secara efektif, memberikan tugas-tugas dan latihan untuk

meningkatkan ketrampilanketnunpilan tertentu, mengembangkan perangkat aturan

dalam bentuk kebiasaan yang mendorong suasana belajar yang baik; memanfaatkan

sumber belajar secara dan lingkungan dimana berlangsungnya pembelajaran.

Dalam pembelajaran, siswa lebih diarahkan oleh guru dan dilibatkan untuk

mencapat erbagai tujuan yang telah direncanakan .. secara sistematik. Pembeiajaran

sebenarnya harus lebih menekankan pada bagaimana cara siswa dalam proses

kegiatannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Penekanan pada kegi3tfm proses

pembelajaran hendaknya berhubungan denga.J\ tujuan yang hendak dicapa.i, dan juga

(32)

..

..

apa isi dari pembelajaran yang dilakukan dan dipelajari oleh siswa agar tujuan

kurikulum dapat tercapai.

;:;p.s

Nt=G~~

Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengap,rsiasi cerpen dalam

pembelajaran banyak faktor yang dapat rnempengaruhinya. Tinggi rendahnya

kernampuan siswa dalam mengaprs1asi cerpen dalam pernbelajaran tergantung pada

faktor yang rnernpengaruhi diri siswa tersebut Namun diantara berbagai faktor

tersebut, faktor kebiasaan mernbaca cerita narasi dan kemampuan rnenulis

pengalarnan__s.endiri rnerupakan faktor yang dikaj i dalarn penelitian ini. Upaya-upaya

yang dilakukan untuk rneningkatkan kewarnpuan siswa dalarn rnengapresiasi cerpen

dalarn pernbelajaran dapat dilakukan sebagai berikut

I . Upaya Peningkatan Kebiasaan Membaca Cerita Narasi dalam Rangka Pening7catakan Kemampuan.Sfswa Dalam Mengapresiasi Cerpen ~

("' Hasil analisis dan kesimpulan penelitian menyatakan bahwa ter.tlapat

hubungan positif dan signiflkan antara kebiasaan membaca cerita narasi dengan

kemarnp an siswa dalam mengapresiasi cerpen. Hal ini memberikan pengertian

bahwa peningkatan kebiasaan mernbaca cerita narasi akan rneningkatkan emampuan

siswa dalarn rnengapresiasi cerpen dalarn pembelajaran. Oleh karena itu upaya

peningkatan kebiasaan membaca cerita narasi juga merupakan upaya peningk-atan

kernampuan rnengapresiasi cerpen dalarn pernbelaj aran.

( $

Berdasarkan hasil penelitian tersebut kebiasaan rnernbaca cerita narasi dapat

dilihat dari rnotivasi siswa rnernbaca cerita narasi dan pengaturan diri dan waktu

rnernbaca cerita narasi yang tercermin dari keinginan perhatian, frekuensi rnernbaca

(33)

cerita narasi, jenis buku, tanggapan terhadap buku yang dibaca, serta hal-hal yang

~

Berdasarkan urairu1 di atas jelaslah dari kebiasaan membaca cerita narasi

dapat menimbulkan atau mendorong keinginanan siswa melakukan apresiasi terhadap

buku cerita yang dibacanya. Karena keinginan tersebut sisw& berupaya sedapat

mungkin menambah pengetahuan dan memperbanyak membaca buku-buku dan

jenisnya untuk dibaca secara sadar meskipun tidak tertutup kemungkinan dalam

keadaan terpaksa siswa melakukan apresiasi karena diberi tugas oleh guru. Oleh

sebab itu, pemberian motivasi oleh guru penting sekali dalam pembelajaran

mengaprt:siasi cerpen. Selain itu, penting sekali untuk menyediakan buku-buku cerita

di perpustakaan sekolah untuk mempermudah siswa mendapatkan buku-buku dan

..

dalam berbagai jenis buku, sehingga-hal ini dapat mendorong siswa untuk membaca

dan menjaaikan kebiasaan siswa.

2. Upaya Peningkatan Kemampuan Menu/is Pengalaman Sendiri dalam Rangka l?eningkatan Kemampuan Siswa Dalam MengCJf!resiasi Cerpen

Hasil analisis dan kesimpulan penelitian menyatakan bahwa terdapat

hubungan positif dan signifikan antara kemampuan menulis pengalaman sendiri

dengan kemampuan siswa dalam mengapresiasi cerpen. Hal ini memberikan

pengertian bahwa peningkatan .kemampuan menulis. pengalam.an :;en.dfri akan

meningkatkan kemampuan siswa dalam mengapresiasi cerpen dalam pembelajaran.

Oleh karena itu, upaya peningkatan kemampuan menulis pengalarrr:ar.r ~ ;em iiri juga

..

(34)

..

.

"

merupakan upaya peningkata kemampuan siswa dalam mengapresiasi cerpen dalam

pembelajaran.

A

CI-s

/ .IP'

2:. Guru sebagai fasilitator.dalam perpbelajaran sebaiknya memberikan perhatian

kepada pe,nciptaan kemampuan awal untuk menc~ai tuj uan pembelajaran. Sebagai

fasilitator berupaya membantu siswa untuk mendapatkan informasi atau penjelasan

mengenai syarat-syarat yang harus dikuasai siswa untuk mencapai "tujuan

pembelajaran dalam kelas. Kemampuan siswa dalam mengapresiasi cerpen bisa

terjadi -apabila siswa sudah mempunyai pengalamCID belajar dan penguasaan tentang

bahasa, organisasi tulisan, ide dalam penulisan, dan isi dari suatu tulisan. Untuk

memperoleh kemampuan siswa dalam mengapresiasi cerpen yang tinggi dipeFlukan

adanya kemampuan menulis pengalaman sendiri yang baik. 0

~ Untuk mencapai terciptanya kernampuan menulis pengalaman sendiri yang

baik maka perlu dilakukan upaya-upaya yang perlu dilakukan guru adalah

memberikan tugas atau latihan-latihan untuk menuliskan segala pengalaman siswa

sehari-hari. Disamping itu guru perlu memberikan informasi tentang materi pelajaran

yang berkaitan dan mendukung kepada kemampuan siswa dalam mengapresiasi

3. Upaya Peningkatan Kebiasaan Membaca Cerita Narasi dan Kemampuan Menu/is Pengalaman Sendiri dalam Rangka Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam Mengapresiasi Cerpen

Hasil analisis dan kesimpulan penelitian menyatakan bahwa terdapat

hubungan positif dan signifikan antara kebiasaan membaca cerita narasi dan

(35)

.

"

kemampuan menulis pengalaman sendiri secara bersama-sama dengan kemampuan

siswa dalan1 mengapresiasi cerpen. Hal ini memberikan penge11ian bahwa

peningkatan motivasi berprestasi dan komunikasi interpersonal secara bersama-sama

akan meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran. Oleh karena itu upaya

peningkatan kebiasaan membaca cerita narasi dan lcemampuan menulis pe g;;Yaman

sendiri secara bersama-sama juga merupakan upaya peningkatan kemampuan siswa

dalam mengapresiasi cerJ?en dalam pembelajaran.

~}

Guru dalam melakukan kegiatannya sebagai pengelola pembelajaran

merupakan kunci utama dalam peningkatan mutu dan kualitas pendidikan. Guru

bukanlah hanya sebagai sumber informasi melainkan sebagai fasilitator untuk

memfasilitasi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Siswa sebagai subjek

pembelajara.rLIUembutuhkan dorongan (motivasi) dan pengaturan agar siswa dapat

mencapai prestasi yang maksimal dan berperilaku terarah kepada

kebiasaan-kebiasaan dan penguasaan kompetensi-kompetensi yang sudah digariskan dalam

kurikulum.tinggi,

'l

C! C!

Untuk meningkatkan kebiasaan membaca cerita narasi dan kemampuan

menulis pengalaman sendiri, kegiatan dalam proses pembelajaran sebaiknya menjadi

perhatian utama dalam pengelolaan pembelajaran. Untuk memperoleh kemampuan

siswa dalam mengapresiasi cerpen yang baik selain diperlukan adanya k ~. :

>f<:-..;.>aan-kebiasaan membaca cerita narasi secara kontinu yang dimulai dari c ert;H · :~ rita

sederhana, juga diperlukan kemampuan menulis yang dimulai dm i ; ~ nuJis

pengalaman-pengalaman sendiri. :~/ ... £]

J

\'o r ._ ~-- - £]

J

\'a -._'--::.!_/_' £]

j

~~~

(36)

Berdasarkan upaya pcningkatan kebiasaan-kebiasaan membaca dan

kemampuan menulis pengalaman sendiri secara bersama-sama akan rneningkatkan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan dan implikasi yang

dipaparkan di atas, rnaka dapat diajukan saraq.-saran sebagai berikut.

Pertama, kepada kepala sekolah dan pernerintah. Perlu kiranya memikirkan dan merencanakan peningkatan Kemarnpuan mengajar guru-guru SMA di Kota

Medan, khususnya guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam mengelola

pembelajaran. Peningkatan tersebut dirasakan sangat penting, karena tugas utama

guru adalah mendidik dan mengaiar para siswa. Tanpa kemarnpuan dan keterampilan

yang memadai, guru tidak akan mampu mengajar dengan baik, yang pada gilirannya

akan berpengaruh terhadap kualitas lulusan sekolah tersebut. Selain itu perlu

melengkapi fasilitas perpustakaan sekolah agar dalarn diri siswa tumbuh dan semakin

meningka minat baca dan kebiasaan-kebiasaan perilaku belajar yang mendukung

peningkatan prestasi siswa.

Kedua, guru hendaknya dapat menj adi pendidik dan pengajar y311g mampu mengelola pembelajaran bagi siswanya. Peran tersebut mengharuskan gun.un_emiliki

kemarnpuan dalam memotivasi, membimbing, mengarahkan, dan menggerakkan para

siswanya, sehingga mau dan marnpu mencapai kompetensi-kompetensi yang dituntut

dalam tujuan pembelajaran secara optimum. Selain itu, mengingat pentingnya

(37)

.

.

peranan supervisi instruksional kepala sekolah maka hendaknya kepala sekolah lebih

memperhatikan dan membantu guru dalam mengatasi segala permasalahan dalam

tugas

m:::~::p

a:u

~; TK

liDo sebag: lembaga pendidik

~~~ ependidik })

dan pelatih calon guru perlu memberikan/meningkatkan bebot pengajaran yang dapat

meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran sekolah mereka berada di sekolah

untuk mendidik dan mengajar siswa sebagaimana yang dicita-citakan.

Keempat, kepada peneliti, kaitannya dengan sisa 31,70% aspek pendukung

kemampuan siswa mengapresiasi cerpen yang belwn terjelaskan dalam penelitian 1r..i

disarankan kepada mereka yang tertarik pada bidang kajia.'1 ini mengadakan

penelitian dengan melibatkan lebih banyak lagi variabel prediktor dan responden,

sehingga aspek:-aspek lain yang diduga memiliki sumbangan yang lebih berarti

terhadap kemampuan siswa mengapresiasi cerpen dapat diketahui.

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Muehsim (1 990). Dasar-Dasar Komposisi Bahasa Indonesia. Malang: Y ayasan..Asih Asuh

Alder, Mortimer, J. (1 986). Cara Membaca Buku dan Memahaminya. Jakarta: Pantja Simpati

Axelrod, Rise B dan Charles R, Cooper. The St. Martin's Guide to Writing. New york: St. Martin's Press

Ausubel. D.P. 1963. Education Psychology. A. Cognitive View. New York: Holt, Rinerhart and Winston

Anderson: Paul S. 1972. Language Skills in Elementary Education. New- York: Me. Mill

au.

Badrun Ahmad.L983. Pengantar Ilmu Sastra (Teori Sastra) , Usaha Nasional. Surabaya.

.J

Burhan, Jasir (J 971 ). Problem Bahasa dan Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung: Ganoco

Covei, SR (1994). Tujuh Kebiasaan Manusia yang efektif (Penerjemah: Budiyanto ). Jakarta: Bimarupa Aksara

Coulter, Vincil C. 1930. Readings in Language and Literature. New York: The Ronald Press

Damanik, U.H (1979) KomposisiPraktis II Bahasa Indonesia dan Ragam-Ragamnya. FPBS IKIP Medan

Effendi, S (1974). Bimbingan Apresiasi Puisi. Ende Flores Nusa Indah

Efendi, Roeslan. M ( 1984). Selayang Pandang Kesusastraan Indonesia. Cetakan ~ ertama: Surabaya

Effendi Anwar_, Memen Durahman, Mien Rumini. 1997. Pengajaran Apresiasi Sastra. D epartemen Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta.

(39)

..

...

Finocchiaro; Mery and Bonomo Michael. 1973. The Foreign Lnguage Learner: A

Guider For Teacher. New York: Ragents

Gani, Rizainur,1988. Pengqjar..an Sastra Indonesia Respon dan Ana/isis. Jakarta:

Dep.P&K >

~

-

g

Guntur. 1984. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Angkasa Bandung ~

Halipami, Rasyad. (1981 ). Kemampuan Berbahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga c

Hendy, Zaidan (1987). Pelajaran Sastra. Jakarta: Gramedia ~

Hafni (1981). Pemilihan dan Pengembangan Bahasa Pengajaran Membaca P36. j

Jakarta Depdikbud

%. ~

Halim, Amran 1980. Politik Bahasa Nasional. Jakarta: Balai Pustaka

0 t1

Kasim, Syofidar. (1997), Bahasa Indonesia Untuk Sekolah Tingkat Pertama.

llandung: PT. Grafindo Media Pratama

Kurnia,Sayuti. (1997). Teori Sastra. Jakarta Depdikbud

Keraf, Gorys (1980). Komposisi. Jakarta. PT. Grarnedia

- - - -- (1992). Argumentasi dan Narasi. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka

Utama

Luxemburg. (1992). Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta

Me. Crimmon, James. 1984. Writing with a Purpose. Boston: Houghton Mifflin

Company

Novak Joseph D, dan Gowin D. Bob. 1985. Learning How to Learn. New york:

Cambridge University Press.

Natawijaya, P. Supannan (1980). Apresiasi Sastra dan Budaya. Jakarta: Intemusa

Nurhadi, (2003). Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga

Omar. J. Asmah (1988). Teras Komposisi. Jakarta: Intemusa

Pflaum, S.W. 1974. The Development of Language and Reading--it :.he Young Child.

~

hio:C

~

l A. ~

~

(40)

Ratna Ningsih, Aning (1983). Roman Dalam A1asa Pertumbuhan Kesustraan Bahasa

Indonesia. Jakarta: Erlangga

Retraningsih, A.l985 . Roman dan Pertumbuhan Dalam Kesusastraan Modern.

Jakarta: Erlangga

Samsuri (1990). Peranan Bahasa Indonesia Dalam Abad XXI. Jakarta

Semi, M. Atar. 1990). Menu/is Efektif. Padang: Angkasa Raya

0&

Singarimbun, M. & Effendi, S . 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta: Mataharl

Bhakti.

Surana, (1995). Materi f!elajaran Bahasa Indonesia. Solo: Tiga Serangkai

Sumarjo, Jako5 dan Saini K.M. (1 985) Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gran1edia

Sumardjo (1997). Masyarakat dan Sastra Indonesia. Y ogyakarta: Nur Cahaya Sujana (1992). Metode Statistik. Bandung: Tarsito

Tampubolon, DP (1987). Teknik .A.fembca Efektif dan Ejisien, Bandung: Angkasa

Tarigan, H G (1987). Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa. andung: Angkasa

- -=----'--- (1985). PengajaranAnalisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: A.ngkasa

(1974). Prinsip-Prinsip Dqsar Puisi Drama, Fiksi. Bandung; ; ; ; ;. Bumi Silawangi

I ME.

-- --=-- C~- 5_ (1984). Prinsip-Prin5ip Dasar Sastra. Ba.Qdung: Angkasa

Trimansyah, Bambang, ( 1999). Belajar Bahasa Indonesia. Jakarta Mapan

Gambar

Tabel 1. Penskoran Menulis Cerita Pengalaman Sendiri ................ ..... ..............
Gambar DAFTAR  ~EG~ ~,. GAMBAR

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan usaha Desain dan Pembuatan Pop Up sebagai Media Edukasi Sains ini terbagi menjadi enam tahap yang dilaksanakan selama 5 bulan yaitu (a) tahap pematangan konsep

Saya akan mengadakan penelitian dengan judul “efektivitas berkumur teh hitam dibandingkan teh hijau terhadap penurunan jumlah bakteri rongga mulut pada mahasiswa fkg

Hal in i berto1ak belakang dengan yang terjadi pada rad iografi neutron ya ng dapat memberikan citra yang sangat kontras untuk bahan dengan nom e r atom ked1 dan

Skripsi dengan judul : “ Penerapan Analisis Faktor untuk Menentukan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa dalam Memilih Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka secara operasional yang dimaksudkan dalam judul tersebut adalah suatu penelitian dalam rangka pengkajian secara

[r]

Hasil Penelitian ini sama dengan Sunarsih dan Mendra (2009) yang berbeda adalah kinerja keuangan memediasi hubungan antara intellectual capital dan nilai

Analisis keputusan pembelian (kunjungan) ke lokasi wisata sebagai variabel Y dibagi menjadi 5 sub variabel yaitu: pengenalan kebutuhan (kebutuhan untuk berlibur),