PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE DAN LKS TERHADAP PENINGKATAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROLISIS GARAM DI MAN 1 MEDAN
TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh :
Heri Dwita Wahyuni NIM 408131052
Program Studi Pendidikan Kimia
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE DAN LKS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN
HIDROLISIS GARAM DI MAN 1 MEDAN TAHUN AJARAN 2011/2012
HERI DWITA WAHYUNI (408131052)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengaruh penerapan model pembelajaran Learning Cycle dan LKS terhadap hasil belajar kimia siswa pada kelas eksperimen lebih baik daripada hasil belajar pada kelas kontrol dan untuk mengetahui persen peningkatan hasil belajar siswa yang diberikan pengajaran dengan penerapan model pembelajaran Learning Cycle dan LKS pada pokok bahasan hidrolisis garam SMA kelas XI. Populasi penelitian ini adalah selurus siwa kelas XI IA MAN 1 Medan. Sampel Penelitian sebanyak dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dilakukan di SMA MAN 1 Medan dengan jumlah sampel masing – masing 40 siswa.
Data yang digunakan adalah hasil belajar kimia siswa yang dikumpulkan dengan tes pilihan berganda sebanyak 20 soal yang terdiri dari 5 pilihan jawaban, Seluruh butir soal yang valid diuji reliabilitasnya dengan menggunakan uji Kuder dan Richardson (KR-20) diperoleh r11 hitung = 0,901 sedangkan r11 tabel = 0,423,
karena r11 hitung > r11 tabel maka tes secara keseluruhan dinyatakan reliabel.
Seluruh soal yang valid diuji tingkat kesukaran dan daya pembeda.
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh kesimpulan bahwa hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran dengan model pembelajaran Learning Cycle dan LKS lebih tinggi daripada siswa yang mendapat pembelajaran dengan model konvensional, dimana peningkatan hasil belajar kelas ekperimen=73% dan kelas kontrol=60,98%.
Berdasarkan tingkat kognitif siswa menyelesaikan soal kimia pada pokok bahasan hidrolisis garam, berdasarkan peningkatan hasil belajar sesuai jenjang kemampuan pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4).
Peningkatan hasil belajar sesuai jenjang kemampuan pada kelas eksperimen adalah 0,675 pada aspek pengetahuan (C1), 0,7389 pada aspek pemahaman (C2),
vii
KATA PENGANTAR
Untaian rasa syukur yang tak terhingga penulis sampaikan kepada Allah SWT atas segala kemudahan dan raahmatNya yang telah memberikan kesehatan, kesempatan, kelancaran dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik sesuai dengan waktu dan keadaan yang direncanakan.
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle dan LKS Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrolisis garam di MAN 1 Medan Tahun Ajaran 2011/2012”, disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimah kasih yang sangat istimewa untuk Papa dan Mama yang tiada pernah lupa mendo’akan penulis disetiap sujudnya, memberikan dana yang takkan pernah ternilai dan terbalaskan serta semangat, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di UNIMED serta untuk abang (Heri Eko Rahmadi putra yang selalu menginginkan yang terbaik untuk penulis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Jamalum Purba, M.Si sebagai Ketua Jurusan Kimia juga kepada Ibu Dr. Retno
Dwi Suyanti, M.Si sebagai dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, saran-saran, motivasi dan dorongan kepada penulis sejak awal
viii
Penulis juga menyampaikan terima kasih buat Icha, Leni, Fitri, Putri, Dila, Nuri (Chemstic Seven) yang berperan sebagai sahabat yang selalu mengingatkan, membantu, dan memotivasi penulis di saat dalam kondisi lemah dari awal perkulihan hingga akhir perkuliahan. Penulis juga mengucapkan terima kasih untuk semangat dan juga bantuannya kepada keluarga besar Dik B’ 08 dan keluarga besar Posko PPL 2011 yang tidak dapat disebutkan satu per satu, semoga ukhuwah dan persahabatan kita akan tetap terjalin tanpa batasan waktu dan hidayah itu tak pernah pergi dari kita dan kita akan bertemu di Jannah Nya.Amin. Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Juni 2012 Penulis
Heri Dwita Wahyuni
DAFTAR ISI
2.5. Model Pembelajaran Konvensional 14
2.6. Model Pembelajaran Learning Cycle 15
2.6.1 Pengertian Learning Cycle 15
2.6.2 Tahap Pembelajaran 16
2.6.3 Penerapan di Dalam Kelas 18
2.6.4 Mengembangkan Learning Cycle dalam Pembelajaran Kimia 22
2.7. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 24
2.10.1 Hipotesis Penelitian 33
BAB III METODE PENELITIAN 35
3.1. Lokasi dan waktu Penilitan 35
3.2. Populasi dan Sampel 35
3.3. Variabel Penilitian 35
3.4. Rancangan Penelitian 36
3.5. Prosedur Kegiatan Penelitian 37
3.6. Metode Pengumpulan Data 39
3.7. Alat Pengumpul Data 40
3.8. Teknik Pengumpul Data 41
3.9. Teknik Analisis Data 44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 47
4.1.1. Analisis Butir Soal 47
4.1.2. Data Hasil Penelitian 47
4.2. Pembahasan 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 55
5.2. Saran 55
DAFTAR PUSTAKA 56
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Hal
Tabel 2.1.Perbandingan Kelas Konvensional dan Konstruktivisme 13 Tabel 2.2.Penerapan Learning Cycle di Dalam Kelas 18
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian 36
Tabel 3.2 Skema Rancangan Penelitian 39 Tabel 4.1 Nilai rata-rata pre-test, post-test,
dan peningkatan hasil belajar (gain) 48 Tabel 4.2 Hasil uji normalitas distribusi hasil tes awal (pre-test) 48 Tabel 4.3 Hasil uji normalitas distribusi hasil tes akhir (post-test) 49 Tabel 4.4 Hasil uji normalitas persen peningkatan hasil belajar 49 Tabel 4.5 Hasil uji homogenitas hasil tes awal 50 Tabel 4.6 Hasil uji Homogenitas hasil tes akhir (post-test) 50 Tabel 4.7 Hasil uji persen peningkatan hasil belajar 51
Tabel 4.8. Hasil Belajar Ranah Kognitif 52
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Hal
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Hal
Lampiran 1. RPP 59
Lampiran 2. Kisi-Kisi Soal Instrumen Tes Sebelum di Validasi 80 Lampiran 3. Instrumen Test Sebelum di Validasi 81 Lampiran 4. Kunci Jawaban Instrumen Tes Sebelum di Validasi 89 Lampiran 5. Kisi-Kisi Soal Instrumen Tes Setelah di Validasi 90 Lampiran 6. Instrumen Test Sebelum di Validasi 91 Lampiran 7. Kunci Jawaban Instrumen Tes Setelah di Validasi 96
Lampiran 8. LKS 97 Lampiran 20. Perhitungan Uji Validitas 122 Lampiran 21. Perhitungan Reliabilitas Tes 126 Lampiran 22. Perhitungan Tingkat Kesukaran 128 Lampiran 23. Perhitungan Daya Beda Soal 130 Lampiran 24. Tabulasi Hasil Tes untuk Kedua Sampel 133 Lampiran 25. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi, Varians Hasil
Penilaian Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 137 Lampiran 26. Data Pretest dan posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol 139
Lampiran 27. Uji Normalitas 141
Lampiran 29. Perhitungan Gain 150
Lampiran 30. Uji Hipotesis 151
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih
lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses
pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari
tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun IPA, oleh karenanya kimia
mempunyai karakteristik sama dengan IPA. Karakteristik tersebut adalah objek
ilmu kimia, cara memperoleh, serta kegunaannya. Ada dua hal yang berkaitan
dengan kimia yang tidak terpisahkan, yaitu kimia sebagai produk (pengetahuan
kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori) temuan ilmuwan dan
kimia sebagai proses (kerja ilmiah). Oleh sebab itu, pembelajaran kimia dan
penilaian hasil belajar kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia
sebagai proses dan produk. (BSNP, 2006)
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya
proses pembelajaran. Proses pembelajaran didalam kelas diarahkan kepada
kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat
dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang
diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari.
Komponen yang selama ini dianggap sangat memengaruhi proses pendidikan
adalah komponen guru. Hal ini memang wajar, sebab guru merupakan ujung
tombak yang berhubungan langsung dengan siswa sebagai subjek dan objek
belajar. Dalam proses pembelajaran guru tidak hanya berperan sebagai model atau
teladan bagi siswa yang diajarnya, tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran
2
Faktor lain yang mempengaruhi proses pembelajaran di dalam kelas adalah
model pembelajaran yang digunakan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di sekolah MAN 1 Medan dapat dilihat nilai KKM untuk kelas 2 IPA adalah 80. Nilai ujian yang didapatkan siswa juga bagus. Tetapi, guru juga mengatakan bahwa dalam setiap ujian apabila ada siswa yang mendapatkan nilai rendah akan diadakan remedial selain itu model pembelajaran yang sering digunakan adalah model pembelajaran konvensional seperti metode ceramah, diskusi dan tugas. Dan guru-guru di SMA ini juga kurang memvariasikan medel pembelajaran yang mereka gunakan dalam proses belajar mengajar. Degan model pembelajaran yang kurang bervariasi, hasil belajar yang diperoleh belum
maksimal dan interaksi serta kerjasama antar sesama siswa belum terjalin dengan kuat. Dengan model yang kurang bervariasi ini membuat kejenuhan siswa dalam proses belajar mengajar sehingga siswa kurang berminat mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Padahal pemilihan suatu metode pembelajaran merupakan suatu komponen yang sangat perlu sebelum proses belajar mengajar berlangsung.
Dalam kegiatan pembelajaran hendaknya siswa diajak untuk berinteraksi
dengan seluruh peserta belajar yang ada didalam kelas dan guru. Interaksi ini
harus berlangsung secara berkesinambungan sehingga guru tidak terlalu
mendominasi kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Ini akan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan penalarannya. Kesempatan
interaksi dengan sesama siswa akan lebih mengembangkan kemampuan siswa
dalam mengkomunikasikan idea tau gagasannya mengenai materi yang dibahas.
Proses pembelajaran seperti diatas sesuai dengan prinsip kontruktivis bahwa
proses pembelajaran bukan hanya merupakan proses penusuran gagasan guru
yang diteruskan pada siswa, melainkan sebagai proses-proses untuk mengubah
gagasan anak yang sudah ada yang mungkin salah (Dahar dalam Evayanti 2011).
Salah satu strategi yang cocok dengan model kontruktivis adalah dengan model
pembelajaran Learning Cycle.
Hakikat model pembelajaran Learning Cycle adalah memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengoptimalkan cara belajar dan mengembangkan daya nalar
3
yang dilakukan siswa yaitu 1) engangement, 2) eksplorasi, 3) explaination, 4)
elaboration, dan 5) evaluation.
Materi hidrolisis garam merupakan materi yang sesuai untuk disajikan
dengan model Learning Cycle dan LKS, karena materi hidrolisis garam
merupakan materi yang tidak sekedar perhitungan tetapi berisi konsep-konsep.
Selain itu dengan LKS yang merupakan penuntun praktikum siswa mampu
mengolah dan mengembangkan keterampilan yang dimilikinya, dan dengan
soal-soal latihan yang diberikan siswa dapat mengasah kemampuan yang dimilikinya
untuk menyelesaikan soal-soal tersebut. Oleh sebab itu siswa dituntut untuk
banyak terlibat didalmnya , sehingga pengetahuan dapat dikonstruksikan dengan
baik dan pembelajaran menjadi lebih bermakna (Anwar, 2011). Menurut Sudjana dalam Evayanti (2011) Metode praktikum ini merupakan metode mengajar yang
sangat efektif sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha
sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar.
Berdasarkan penelitian yang dilakuakan oleh Nur Aini (2010) dalam
skripsinya yang berjudul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Learning
Cycle Dengan Media Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok
Bahasan Termokimia Di SMA Swasta Eria Medan” menunjukkan hasil bahwa
penerapan pembelajaran Learning Cycle dengan media Mind Mapping
memberikan pengaruh baik terhadap hasil belajar kimia dengan ranah kognitif
pengetahuan (C1) mengalami peningkatan 60%, ranah kognitif pemahaman (C2)
dengan peningkatan 42,45% dan ranah kognitif penerapan (C3) dengan
peningkatan 22,86%. (Nur Aini : 2010)
Bertitik tolak dari latar belakang masalah diatas, penulis tertarik untuk
4
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas yang telah dikemukan, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini antara lain:
1. Dalam proses belajar mengajar keaktifan siswa dalam kegiatan belajar masih kurang karena pusat pembelajaran masih terletak pada kegiatan guru.
2. Dalam proses belajar mengajar di sekolah, metode yang diterapkan kurang bervariasi dan belum dilaksanakan secara maksimal metode konvensional masih mendominasi dalam pembelajaran.
3. Pada materi hidrolisis garam banyak konsep-konsep yang sangat bersifat
abstrak dan perhitungan sehingga siswa sulit untuk memahami pelajaran.
1.3. Batasan Masalah
Dari identifikasi masalah penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka pembatasan masalah dititikberatkan pada:
1. Model Pembelajaran yang digunakan adalah Model Pembelajaran
Learning Cycle dan LKS yaitu lembar kerja siswa yang berupan penuntun
praktikum dan soal-soal latihan.
2. Pokok bahasan yang dikaji adalah Hidrolisis Garam.
3. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI semester genap MAN 1
Medan T.A 2011 / 2012.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah peningkatan hasil belajar dengan menerapkan Model Pembelajaran Learning Cycle dan LKS pada pokok bahasan Hidrolisis Garam lebih tinggi dibanding penerapan model konvensional ?
2. Aspek kognitif manakah yang paling terkembang melalui penerapan
5
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar dengan menerapkan Model Pembelajaran Learning Cycle dan LKS pada pokok bahasan Hidrolisis Garam lebih tinggi dibanding penerapan model konvensional. 2. Untuk mengetahui aspek kognitif yang paling terkembangkan melalui
penerapan model pembelajaran Learning Cycle dan LKS.
1.6. Manfaat Penelitian 1. Bagi guru kimia:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif dalam peningkatan hasil belajar siswa terutama pada pokok bahasan hidrolisis garam dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle dan LKS dan dapat mengetahui aspek kognitif yang terkembang dengan menggunakan model pembelajaran ini. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan dorongan bagi guru untuk senantiasa memperluas pengetahuan dan wawasannya mengenai model pembelajaran yang kreatif dan inovatif .
2. Bagi Siswa:
6
3. Bagi peneliti lain:
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan informasi untuk penelitian yang serupa.
1.7. Defenisi Operasional 1. Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Menurut konstruktivisme, pengetahuan itu memang berasal dari luar, akan tetapi dikonstruksi oleh dan dari
dalam diri seseorang. Oleh sebab itu pengetahuan terbentuk oleh dua faktor penting, yaitu objek yang menjadi bahan pengamatan dan kemampuan subjek untuk menginterpretasi objek tersebut. (Sanjaya:2006)
2. Model Pembelajaran Learning Cycle
Model Learning Cycle merupakan salah satu model pembelajran dengan pendekatan konstruktivis yang telah dikembangkan menjadi 5 tahap yaitu : pembangkitan minat/menggajak (engangement), eksplorasi/menyelidiki (exploration), menjelaskan (explanation), memperluas (elaboration) dan evaluasi (evaluation). (Lorscbach dalam Wena : 2009)
3. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Lembar kegiatan siswa adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Lembar kegiatan siswa dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi. (Trianto, 2011)
4. Hidrolisis Garam
7
5. Hasil Belajar
55
BAB V
KESIMPULAAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan bahwa:
1. Peningkatan model pembelajaran Learning Cycle dan LKS pada pokok
bahasan hidrolisis garam pada kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata post-test adalah 78,5±6,91 dengan peningkatan hasil belajar 73% sedangkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata post-test adalah 71,125±5,94 dengan peningkatan hasil belajar 60,98%.
2. Peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan penerapan model pembelajaran Learning Cycle dan LKS lebih tinggi disbanding dengan penerapan model konvensional.
3. Ranah kognitif yang paling terkembangkan dengan penerapan model pembelajaran Learning cycle dan LKS adalah ranah kognitif pengetahuan
(C1) mengalami peningkatan 67,5 %, ranah kognitif pemahaman (C2)
mengalami peningkatan 74,96 %, ranah kognitif penerapan (C3) mengalami
peningkatan 73, 26 % dan ranah kognitif analisis (C4) mengalami
peningkatan 67,96%.
5.2 Saran
1. Disarankan kepada guru kimia menggunakan model Pembelajaran
Learning Cycle dan LKS sebagai salah satu alternative model
pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar.
56
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, anne rusnita (2011), Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sma Kelas Xi Pada Materi Hidrolisis Garam Dengan Model Learning Cycle 5e Dan Metode Praktikum, Skripsi. Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI, http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=6064
Arikunto, Suharsimi, (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.
BSNP, (2006), Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMA/MA, Depdiknas, Jakarta.
Depari, Ganti, (2011), Pembelajaran Kooperatif Team Games Tournament Dan Learning Cyclepada Mata Pelajaran Elektronika Digital, Jurnal Pendidikan, Vol VII halaman 161-174.
Dimyati dan Mudjiono, (2006), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.
Djamarah dan Zaint, (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rieneka Cipta Jakarta.
Evayanti, Dian Pradina, (2011), Analisis Keterampilan Berkomunikasi Siswa SMA kelas XI pada Pembelajaran Hidrolisis Garam Dengan Metode Praktikum, Skripsi. Jurusan Pendidikan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=6900 tanggal akses 8 Februari 2012.
Fajaroh dan Dasna, (2008), Pembelajaran Dengan Model Siklus Belajar (Learning Cycle), Malang, Jurusan Kimia FMIPA UM. http://massofa.wordpress.com/2008/01/06/pembelajaran-dengan-model-siklus-belajar-learning-cycle/ Tanggal akses 28 Februari 2012
Harahap, Mara B, (2000), Implikasi Konstruktivisme Dalam pengajaran IPA. Jurnal Pendidikan, Vol VII halaman 6-12.
Lorsbach, A.W, (2002), The Learning Cycle as a Tool for Planning Science Instruction, http://www.coe.ilstu.edu/scienced/lorsbach/257lrcy.html, tanggal akses 27 Februari 2012.
Muijs,D dan Reynolds, D, (2008), Effective Teaching, Pustaka Pelajar, Yogyakarata.
57
Nuraini, (2010), Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle Dengan Map MappingTerhadap Hasil Belajar Siswa pada pokok Bahasan Termokimia di SMA Swasta Eria medan, Skripsi, Jurusan Pendidikan kimia FMIPA UNIMED.
Nursyamsiah, (2009), Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok LArutan Elektrolit dan Nonelektrolit Di SMA Negeri, Skripsi, Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNIMED.
Parning dan Horale, (2005), Kimia 2B, Yudistira, Jakarta.
Purba, M, (2006), Kimia Untuk SMA Kelas XI, Erlangga, Jakarta.
Riyanto, Y, (2010), Paradigma Baru Pembelajaran, Kencana Prenada media Group, Jakarata.
Rostianingrum, Hertina A, (2011), Pengembangan Prosedur Praktikum Kimia Pada Topik Indikator Asam Basa Alami Yang Layak Diterapkan Di Sma, Skripsi, Jurusan Pendidikan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. http://repository.upi.edu/operator/upload/s_kim_044065_chapter2.pdf tanggal akses 8 Februari 2012,
Sagala, Syaiful, (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.
Sanjaya, Wina, (2010), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Prenada Media Grup, Jakarta.
Senam, dkk, (2008), Efektivitas Pembelajaran Kimia Untuk Siswa SMA Kelas XI Dengan Menggunakan LKS Kimia Berbasis Life Skill, Jurnal Pendidikan.
Silitonga, P.M, (2009), Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, FMIPA, Unimed, Medan.
Simatupang, Dorlince, (2008), Pembelajaran Model Siklus Belajar (Learning Cycle), Jurnal Pendidikan, Vol 10 Halaman 62-70.
Slameto, (2005), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Rineka Cipta, Jakarta.
Sudjana, (2005), Metoda Statistika, PT. Tarsito, Jakarta.
Sudjana, Nana, (1990), Media Pembelajaran, CV. Sinar Baru, Bandung.
58
Tampubolon, Togi, (2000), Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Dengan Metode Demonstrasi Dan Pemberian LKS, Jurnal Penelitian, Vol VII halaman 13-17.
Tarigan, Simson, (2010), Pengantar Metode Penelitian Ilmiah, Medan, UNIMED
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada media Group, Jakarata.
Wena, Made, (2011), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Bumi Aksara, Jakarta.
http://lets-belajar.blogspot.com/2011/12/panduan-penyusunan-lembar-kegiatan.html