BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia pendidikan, mata pelajaran pendidikan jasmani mempunyai kedudukan yang sama dengan mata pelajaran yang lainnya, karena dalam
pendidikan jasmani bermaterikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan cabang olahraga dan kesehatan, juga memberi peluang bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan gerak dirinya dalam bidang olahraga khususnya dalam cabang senam.
Pada masa sekarang ini masyarakat telah menyadari akan perlunya melakukan olahraga. Ini terbukti dari banyaknya anggota masyarakat yang melakukan olahraga pada hari-hari libur di lapangan-lapangan atau di tempat-tempat tertentu yang memungkinkan. Salah satu cabang olahraga yang populer dan digemari oleh masyarakat yaitu olahraga senam. Olahraga senam juga dapat menjadi sebuah media untuk pendidikan dan rekreasi serta untuk peningkatan kebugaran. Olahraga senam ini menurut individu untuk tidak hanya mengandalkan segi fisik dan kekuatan semata, tetapi juga dituntut untuk dapat menggunakan kemampuan dalam mengembangkan koordinasi geraknya. Dan perlu diperhatikan olahraga ini memerlukan keahlian dan daya ingat dari tiap individu yang melakukannya, sehingga gerakan-gerakan dalam senam dapat dilakukan dengan benar. Semua jenis senam memberikan input yang baik bagi individu yang melakukannya dan berpengaruh terhadap kebugaran jasmani bila dilakukan secara teratur. Sampai saat ini belum ada definisi senam yang tepat,
artinya yang dapat mencangkup semua jenis senam, karena sekarang begitu banyak macamnya dan tujuannya pun berbeda-beda seperti senam ritmik, senam
artistik, dan sebagainya.
Senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan perkembangan anak. Gerakan-gerakan senam sangat sesuai untuk mendapat penekanan di dalam program pendidikan jasmani, terutama karena tuntutan fisik yang dipersyaratkannya, seperti kekuatan dan daya tahan otot dari seluruh bagian tubuh. Di samping itu, senam juga menyumbang besar pada perkembangan gerak dasar fundamental yang penting bagi aktivitas fisik cabang olahraga lain, terutama
dalam hal bagaimana mengatur tubuh secara efektif dan efisien.
Menurut Peter H. Werner dalam Mahendra, A (1994: 9) mengatakan bahwa
“senam dapat diartikan sebagai bentuk latihan tubuh pada lantai atau pada alat,
yang dirancang untuk meningkatkan daya tahan, kekuatan, kelentukan, kelincahan, koordinasi, serta kontrol tubuh.” Jadi fokusnya adalah tubuh, bukan alatnya, bukan pula pola-pola geraknya, karena gerak apapun yang digunakan, tujuan utamanya adalah peningkatan kualitas fisik serta penguasaan pengontrolannya. Selanjutnya menurut Iman Hidayat (1995) dalam Mahendra, A (2001: 8) menjelaskan bahwa :
Senam adalah suatu latihan tubuh yang dipilih dan dikonstruk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun secara sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental dan spiritual.
Senam merupakan aktivitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Gerakan-gerakan senam sangat sesuai untuk mengisi program pendidikan jasmani. Aktivitas jasmani adalah segala bentuk kegiatan jasmani. Kegiatan yang melibatkan jasmani bergerak. Aktivitas jasmani adalah segala bentuk menggerakan badan, termasuk gerak berjalan kaki,
berlari, melempar menangkap, merayap, merangkak, berlompat, berloncat, dan bentuk gerak dasar lainnya. Aktivitas jasmani atau gerak badan yang dikenal
selama ini juga terkait dengan istilah “human movement”, yang dalam bahasa
Indonesia dapat dialih-bahasakan menjadi “gerak insani” atau “gerak manusiawi”. Tema gerak insani nampaknya sangat akurat untuk menterjemahkan “human
movement”. Dan merupakan inti dari semua bentuk istilah seperti: olahraga
kesehatan olahraga rehabilitasi, olahraga adaptif, termasuk pula pendidikan jasmani dan pendidikan olahraga. Dengan demikian tema “gerak insani” adalah suatu bentuk istilah sangat luas maknanya, mencakup semua tema yang terkait dengan menggerakan badan. Adapun materinya, khususnya untuk mata pelajaran Pendidikan Olahraga dan Kesehatan tedapat berbagai materi yang harus diajarkan kepada siswa disekolah, salah satunya aktivitas ritmik line dance yang akan
menjadi bahasan dalam penelitian ini.
Senam line dance merupakan bagian dari senam irama atau senam ritmik. Pada perkembangannya banyak sekali jenis dari senam irama salah satunya adalah
Line Dance. Line Dance adalah sebuah tariankoreografidenganurutan berulang
darilangkah-langkahdi mana sekelompokorangmenari dalam satu baris
ataulebih tanpa memperhatikanjenis kelamin individu, semuamenghadap ke arah
yangsama,dan melakukan langkah-langkahpada saat yang sama. Kemudian pengertian yang diambil dari http://herliessa.blogspot.com/ „menerangkan kembali bahwa Line Dance adalah sejenis olahraga dansa yang berupa langkah yang membentuk suatu koregrafi dan digerakan pada sejumlah hitungan musik tertentu. Rangkaian gerak itu bisa digerakkan menghadap ke 1, 2, 3 atau 4 bilik (wall).
Dari pengertian line dance diatas, line dance tersebut merupakan bagian dari aktivitas ritmik.
Aktivitas ritmik adalah rangkaian gerak manusia yang dilakukan dalam ikatan pola irama, disesuaikan dengan perubahan tempo, atau semata-mata gerak ekspresi tubuh mengikuti iringan musik atau ketukan di luar musik. Aktivitas
ritmik merupakan istilah baru dalam khasanah peristilahan pendidikan jasmani di
Indonesia, karena sebelumnya kehadirannya diwakili oleh senam irama. Aktivitas ritmik mempunyai karakteristik sebagai gerak kreatif, dimana dalam pembelajarannya menekankan siswa sebagai pembelajar untuk berkreasi dalam bergerak. Di dalam pembelajaran perlu adanya suatu dorongan yang dilakukan oleh seorang guru untuk membangkitkan minat siswa untuk belajar secara baik, dorongan tersebut adalah motivasi belajar siswa.
jelas dan penting untuk dilaksanakan karena akan memenuhi harapan, cita-cita dan kebutuhannya. Menurut (Sumadi Suryabrata, 1991; Singgih Gunarsa, 1990; Monks, Knoers, Siti Rahayu, 1989) dalam Dimyati dan Mudjiono (2006), “Motivasi belajar diperkuat dengan adanya sikap, emosi, kesadaran, kebiasaan,
dan kemauan”. Oleh karena itu agar siswa mau belajar tentang apa yang diajarkan,
maka perlu menghubungkan bahan pelajaran itu dengan kebutuhan minat siswa
yang bersangkutan.
Proses terbentuknya motivasi berasal dari dua jenis, yaitu berasal dari diri sendiri (internal) dan juga berasal dari luar (eksternal). Motivasi internal adalah motivasi yang muncul dari dalam diri sendiri tanpa ada faktor luar yang mempengaruhi. Sedangkan motivasi eksternal adalah motivasi yang muncul karena dorongan dari luar baik itu berupa hal yang positif seperti imbalan, reward, hadiah, penghargaan dan lain-lain maupun hal yang negatif seperti hukuman, paksaan dan lain-lain. Jika seseorang mendapat motivasi yang tepat maka akan bertambah motivasinya untuk belajar dan berlatih.
Usaha untuk membangkitkan motivasi belajar pada diri siswa dapat ditempuh dengan berbagai cara pendekatan, antara lain dengan menggunakan angka, hadiah, sering memberi ulangan, pujian dan lainnya. Para siswa di sekolah merupakan suatu kelompok manusia yang mempunyai minat dan kebutuhan yang kompleks dan beragam. Untuk menghadapi kondisi itu, seorang guru perlu mengenal karakteristik para siswanya, sehingga seorang guru dapat mengembangkan suatu cara untuk membangkitkan motivasi siswa belajar, sesuai dengan kemampuannya dan kondisi kelasnya.
Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, Guru perlu
mempertimbangkan faktor psikologis siswa, salah satunya adalah motivasi siswa. Memotivasi siswa tidak hanya menggerakkan siswa agar aktif dalam pelajaran,
siswa dalam proses pembelajaran. Fathurrohman dan Sutikno (2007: 20). Mengungkapkan cara meningkatkan motivasi belajar, yaitu:
“...i. Meningkatkan motivasi belajar dengan menggunakan metode
pembelajaran yang variasi, metode yang bervariasi akan sangat membantu dalam proses belajar dan mengajar. Dengan adanya metode yang baru akan mempermudah guru untuk menyampaikan materi pada siswa...‟‟ http://belajarpsikologi.com/cara-meningkatkan-motivasi-belajar-anak/
Ada beberapa metode yang digunakan, salah satunya adalah metode
progresif. Menurut Mahendra, A (2007: 278) menjelaskan bahwa „‟metode
progresif atau „‟progressive method‟‟ adalah suatu cara mengajar dimana bahan
latihan atau keterampilan dibagi dalam beberapa unit atau bagian.
Berdasarkan penjelasan di atas penulis mencoba menerapkan salah satu metode pembelajaran, yaitu metode pembelajaran Progresif. Penggunaan metode
progresif merupakan salah satu alternatif yang dapat kita tempuh untuk
melaksanakan kegiatan belajar mengajar berlangsung sehingga dapat terwujud apa yang kita harapkan yakni dengan pembelajaran pendidikan jasmani.
Dari latar belakang di atas maka penulis dalam peneliti mengambil judul “Pengaruh metode pembelajaran progresif terhadap motivasi belajar siswaSMK Negeri 3 Cimahi kelas XI Perhotelan 3 pada pembelajaran aktivitas ritmik.‟‟
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan. Oleh karena itu perumusan masalah sangat diperlukan dalam sebuah penelitian. Secara umum metode pembelajaran progresif sangatlah dibutuhkan dalam proses pembelajaran aktivitas ritmik. Berdasarkan latar belakang dalam penelitian ini, penulis menjelaskan rumusan masalah sebagai berikut:
C. Pembatasan Penelitian
Agar penelitian ini memperoleh sasaran yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka perlu adanya pembatasan masalah tentang pembatasan masalah ini, berpedoman dari latar belakang diatas, serta untuk menghindari timbulnya penafsiran yang terlalu luas dan untuk memperoleh gambaran yang jelas, maka batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Permasalahan yang diteliti pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh aktivitas ritmik yang menggunakan metode progresif (variabel x) sebagai variabel bebas, sedangkan sebagai variabel terikat motivasi belajar (variabel y) di SMK Negeri 3 Cimahi.
2. Populasi dan sampel yang diteliti dalam penelitian adalah siswa SMK Negeri 3 Cimahi kelas XI Perhotelan 3, sebanyak 34 siswa yang dipilih, karena penulis mendapatkan kelas yang benar-benar belum mempelajari pembelajaran aktivitas ritmik line dance sebelumnya, penulis mengetahui bahwa siswa tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan aktivitas ritmik,
dan semua siswa kelas XI Perhotelan 3 adalah homogen tidak pernah mengikuti pembelajaran atau ekstrakulikuler aktivitas ritmik.
3. Aktivitas ritmik merupakan rangkaian gerakan senam yang dilakukan dengan gerakan langkah-langkah serta ayunan lengan dan sikap badan dengan diiringi irama atau musik
4. senam line dance merupakan bagian dari aktivitas ritmik
5. Lokasi yang menjadi tempat penelitian adalah di SMK Negeri 3 Cimahi
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan sesuatu hal yang ingin dicapai oleh peneliti setelah penelitian ini selesai. Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan
dari penelitian ini antara lain:
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini berguna untuk menyajikan salah satu alternatif yang terbaik bagi upaya mengatasi masalah yang dihadapi siswa. Jika tujuan penelitian ini tercapai, manfaat yang dapat dirasakan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara Teoritis, penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pikiran dan bahan
pengajaran dalam penyampaian materi pembelajaran aktivitas ritmik line
dance pada siswa-siswi di SMK Negeri 3 Cimahi.
2. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dan bahan masukan bagi guru pendidikan jasmani untuk menyampaikan materi pembelajaran senam ritmik line dance sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa akan lebih baik.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari salah penafsiran terhadap istilah-istilah, maka penulis mencoba memberikan penjelasan mengenai istilah sebagai berikut :
1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 849). Daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.
2. Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. (Dimiyanti dan Mujiono, 1999 : yang dikutip oleh Sagala 2007). Pembelajaran adalah suatu aktivitas yang paling utama, ini merupakan suatu tujuan dari pendidikan nasional yang bergantung pada begaimana proses pembelajaran yang efektif yang diberikan oleh guru
yang disusun sedemikian rupa materinya untuk diberikan kepada peserta didik.
menjadi 1 gerakan yang selaras, kemudian dilanjutkan dengan keterampilan ke 3, dan seperti itu selanjutnya.
4. Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. (Sardiman, 2011: 73). Motivasi adalah suatu bentuk dorongan atau semangat untuk melakukan suatu bentuk aktivitas agar lebih
efektif dalam menjalankannya.
5. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang sifatnya non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. (Sardiman, 2011: 75). Motivasi belajar adalah suatu bentuk dorongan agar bersemangat dalam melakukan belajar.
6. Aktivitas ritmik adalah rangkaian gerak manusia yang dilakukan dalam ikatan pola irama, disesuaikan dengan perubahan tempo, atau semata-mata gerak ekspresi tubuh mengikuti iringan musik atau ketukan di luar musik.
7. Ritmik/ritme atau disebut juga irama, yaitu gerakan nada yang teratur