• Tidak ada hasil yang ditemukan

d pk 1007382 chapter5(1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "d pk 1007382 chapter5(1)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Simpulan

Berdasarkan temuan dan bahasan hasil penelitian yang disajikan pada bab

sebelumnya dapat ditarik simpulan sebagai berikut;

1. Model pembelajaran praktik mengajar yang selama ini digunakan di

lapangan

a. Desain Perencanaan

Model pembelajaran praktik mengajar yang selama ini digunakan di

lapangan hanya berbentuk panduan teknis dan tidak menjadi operasionalisasi dari

kurikulum LPTK. Oleh karena itu panduan ini tidak dapat memberikan arah

pembelajaran dan evaluasi praktik mengajar secara jelas.

b. Desain Implementasi

Pembelajaran praktik mengajar yang digunakan di lapangan selama ini

tidak dilandasi Satuan Acara Perkuliahan (SAP) sebagai opersionalisasi dari Visi,

misi, dan tujuan program pendidikan guru, maka secara substantif pelaksanaan

pembelajaran pun tidak memiliki arah yang terprogram secara jelas. Pelaksanaan

pembelajaran praktik mengajar memiliki ruang lingkup tentang sejumlah dan

jenis tugas yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa mulai tahap orientasi untuk

mengenal lingkungan sekolah sampai menyusun RPP dan melaksanakan

pembelajaran pada tahap terbimbing, mandiri dan evaluasi. Selama proses praktik

mengajar tugas Dosen Pembimbing Lapangan dan Guru Pamong hanya sebagai

(2)

c. Desain Evaluasi

Desain evaluasi yang digunakan selama praktik mengajar tidak

menggambarkan haasil penguasaan kompetensi pedagogik secara jelas. Bahkan

target praktik mengajar yang difahami oleh mahasiswa adalah ketercapaian

jumlah praktik. Mahasiswa mengakhiri praktik mengajar bukan didasarkan pada

tingkat penguasaan pedagogik secara penuh tetapi sangat tergantung pada jadwal

yang tertera di panduan secara bersama-sama. Berdasarkan evaluasi seperti ini

maka tingginya frekwensi praktik mengajar tidak memiliki hubungan yang berarti

dengan kuantifikasi skor hasil belajar yang diperoleh mahasiswa.

2. Model pembelajaran praktik mengajar hasil pengembangan

a. Desain perencanaan MP2MR

Desain perencanaan MP2MR memiliki sejumlah komponen, Pertama;

komponen tujuan yang meliputi standar kompetensi dan indikator. Standar

kompetensi ini lahir dari tujuan LPTK sebagai tujuan akhir yang secara penuh

harus dicapai oleh semua mahasiswa dan tujuan sementara menggambarkan

indikasi keberhasilan sebagai perantara untuk mencapai tujuan akhir

tersebut.Tujuan sementara ini didasarkan pada pengalaman (experiental learning)

setiap mahasiswa secara individual. Kedua tujuan ini berperan sebagai kendali

dalam memilih pengalaman belajar, mengorganisir pengalaman belajar dan

mengevaluasi keberhasilan tujuan yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan

(3)

Kedua; Komponen pengalaman belajar, MP2MR memandang bahwa

praktik mengajar merupakan mata kuliah yang bersifat implementatif, dan

bertumpu pada pembentukan performa sebagai wujud peningkatan kompetensi

secara praktis. Oleh karena itu dalam menentukan pengalaman belajar mahasiswa,

MP2MR menyiapkan suatu aktivitas yang dapat berperan sebagai alat untuk

meningkatkan kompetensi pedagogik yaitu dengan mengidentifikasi kelemahan

kompetensi pedagogik yang masih terdapat pada mahasiswa.

Ketiga; Komponen organisasi pengalaman belajar; Pengalaman belajar

tersebut tidak terjadi hanya begitu saja tetapi harus diorganisir sehingga

menghasilkan perubahan secara praktis dan konstruktif. Karena bagaimanapun

kondisinya, peningkatan profesionalisme merupakan kebutuhan yang harus

dipelajari dan dikembangkan secara terus menerus. Organisasi pengalaman belajar

ini meliputi langkah-langkah; orientasi - menemukan masalah - merumuskan

masalah - menentukan alternatif solusi - mengembangkan ide untuk memecahkan

masalah - mendesain solusi pemecahan masalah.

Keempat; Komponen evaluasi; MP2MR memfungsikan evaluasi proses

dan evaluasi produk secara seimbang. Evaluasi produk dijadikan sebagai dasar

perbaikan proses pembelajaran sedangkan evaluasi proses digunakan untuk

melihat konsistensi antara rencana perbaikan dan dampaknya pada hasil belajar.

Evaluasi proses difokuskan pada dua aktivitas, pertama; ketika mahasiswa

melaksanakan tahap-tahap pembelajaran berpikir reflektif mulai dari cara

mahasiswa menemukan masalah sampai mengkonstruk solusi untuk mengatasi

(4)

sebagai tindak lanjut dari aktivitas pertama. Sedangkan Evaluasi produk

ditekankan pada kinerja tentang desain perbaikan RPP dan pembelajaran, bukti

perbaikan RPP, dan bukti peningkatan kompetensi yang dijaring melalui IPKG.

b. Desain Implementasi

Implementasi MP2MR menjadikan praktik mengajar sebagai salah sub

komponen dari komponen yang lebih luas. Sub komponen lain yang sama

pentingnya adalah aktivitas berpikir reflektif, monitoring, dan analisis hasil

monitoring, serta evaluasi hasil reflektif. Pada MP2MR, mahasiswa melaksanakan

pembelajaran mulai dari mempersiapkan RPP, melaksanakan pembelajaran di

kelas atau di luar kelas, serta melaksanakan evaluasi bukan hanya merujuk kepada

kurikulum SD, tetapi juga merupakan tindak lanjut dari upaya refleksi yang

dilaksanakan bersama dosen dan guru pamong.

Langkah-langkah refleksi ini meliputi;

1) Orientasi

2) Menemukan masalah

3) Merumuskan masalah

4) Menentukan alternatif solusi masalah.

5) Mengembangkan ide untuk memecahkan masalah.

6) Mendesain solusi pemecahan masalah.

c. Desain Evaluasi

Model Pembelajaran Praktik Mengajar Reflektif, menggunakan desain

(5)

berupaya melaksanakan setiap langkah berpikir reflektif mulai dari menemukan

masalah, merumuskan masalah, menentukan alternatif solusi, mengembangkan

ide untuk memecahkan masalah sampai akhirnya mendesain solusi yang

berdampak pada perbaikan RPP dan tindakan pembelajaran pada tugas praktik

mengajar selanjutnya.

Model ini memiliki orientasi yang bertumpu pada terjadinya peningkatan

kompetensi pedagogik mahasiswa dalam bentuk performa melalui pembelajaran

reflektif yang dibimbing oleh langkah-langkah berpikir ilmiah. Oleh karena itu

penilaian dilakukan pada setiap tahapan tindakan refleksi dan tindakan praktik

mengajar yang dilakukan oleh mahasiswa dengan menggunakan pedoman

observasi.

3. Efektivitas Model Pembelajaran Praktik Mengajar Hasil Pengembangan

Hasil analisis uji Wilcoxon Signed Ranks Test dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa penerapan MP2MR sebagai perlakuan khusus dalam praktik

mengajar secara efektif berpengaruh terhadap kenaikan kompetensi pedagogik

pada semua kelompok mahasiswa program S1 PGSD baik yang berkatagori

Sangat Baik, Baik, dan Cukup Baik. Hal ini ditunjukkan dengan kenaikan skor

kompetensi pedagogik pada semua mahasiswa secara signifikan.

B.Dalil-dalil Hasil Penelitian

Terdapat sejumlah dalil yang dihasilkan dari penelitian ini;

1. Pola pembelajaran yang menarik akan menghasilkan perubahan perilaku yang

(6)

Model Pembelajaran Praktik Mengajar Reflektif (MP2MR) menghadapkan

mahasiswa pada suasana belajar yang variatif, menantang, dan menarik. Mulai

dari mencoba mengaplikasikan kemampuan teoritis yang sudah diperoleh

sebelumnya sampai kepada menganalisis kekurangan secara intrinsik dan

ekstrinsik serta menggali kemampuan untuk menindaklanjuti kekurangan tersebut

secara kontinu berdasarkan langkah-langkah yang sudah disusun secara jelas.

Model pembelajaran ini sangat menantang mahasiswa untuk melengkapi

dan meningkatkan kemampuannya walaupun melalui upaya yang tidak sederhana,

seperti membaca buku-buku sumber, berdiskusi, meminta dikritik oleh supevisor,

melaksanakan sejumlah tugas, mencoba mengambil keputusan untuk memilih

aspek kemampuan yang akan ditingkatkan sampai merumuskan perencanaan

tindak lanjut dengan melatih kemampuan menggunakan keterampilan bahasa

tulisan.

Belajar dengan cara mengalami tersebut ternyata dapat menghasilkan

perubahan perilaku yang lebih menyeluruh walaupun memerlukan waktu yang

relatif lebih lama akan tetapi pada akhirnya bermuara pada pembentukan

kompetensi secara utuh.

2. Evaluasi secara intrinsik lebih efektif untuk meningkatkan kompetensi.

Penguasaan kompetensi tidak hanya mencerminkan sebuah kemampuan

yang berada pada tataran pengetahuan. Kompetensi harus bisa direfleksikan

menjadi kebiasaan berpikir dan bertindak secara kontinu dan konsisten. Sungguh

pun sebuah kompetensi memiliki standar mutlak yang bisa diukur tingkat

(7)

efektif jika didasarkan pada kekuatan dan kelemahan yang dirasakan sendiri oleh

mahasiswa, selanjutnya mereka merasa tertantang untuk menindaklanjutinya

sesuai dengan kebutuhan mereka.

Jika pengembangan kompetensi lebih didasari oleh evaluasi secara

ekstrinsik, maka upaya pengembangan kompetensi pun hanya akan dilaksanakan

saat dievaluasi dan akan berhenti manakala tidak dilaksanakan evaluasi. Padahal

sesungguhnya untuk mencapai predikat guru yang profesional, upaya peningkatan

kompetensi saat PPL hanya merupakan awal dari aktivitas yang harus

dilaksanakan secara kontinu. Oleh karena itu upaya akan menjadi kebisaan

manakala mahasiswa sudah menjadi guru dan tidak akan berhenti saat mahasiswa

mengakhiri PPL.

3. Suasana pembelajaran yang hangat dan terbuka tidak hanya mempermudah

mencapai tujuan yang direncanakan, tetapi juga menghasilkan dampak

pengiring yang lebih luas dan bermakna.

Mahasiswa yang berperan sebagai praktikan dan dosen yang berperan

sebagai supervisor sering kali terpisahkan oleh dinding perbedaan peran tersebut.

Jika kondisi tersebut menimbulkan jarak antara mahasiswa dan dosen yang telalu

jauh, maka seringkali kehadiran dosen pada saat mahasiswa melaksanakan praktik

mengajar dapat menimbulkan suasana yang tidak menyenangkan dan

mengakibatkan mahasiswa menjadi gugup, tegang, atau panik.

Program Pengalaman Lapangan (PPL) dengan menggunakan MP2MR

dilandasi oleh suasana pembelajaran yang hangat dan terbuka. Peran superviror

(8)

mereka hadir dalam suasana pembelajaran baik ketika mahasiswa melaksanakan

praktik mengajar maupun ketika melalui tahap-tahap reflektif dengan membawa

peran sebagai partner berdialog dan berdiskusi. Untuk mengkritik kelemahan

mahasiswa pun diupayakan dengan cara mengembangkan pertanyaan-pertanyaan

dengan teknik menggali (probing) atau mendorong (promting) dan menjauhi

peran sebagai pemberi saran (advicer), sehingga mahasiswa dengan

masing-masing kemampuannya dapat mencari, menyempurnakan dan bahkan

memperbaharui kemampuannya secara terbuka dan tidak dihantui perasaan takut.

Ketika proses pembelajaran berlangsung dalam suasana seperti ini, bukan

hanya mendorong mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan sesuai dengan

tujuan yang direncanakan akan tetapi banyak kemampuan lain seperti kemampuan

bertanggung jawab, disiplin, toleransi, kesabaran, rasa menghargai, komitmen,

kemandirian, keterbukaan, dan kejujuran sebagai dampak pengiring yang dapat

dicapai melalui MP2MR.

4. Tidak ada hubungan antara tingginya frekwensi praktik mengajar dengan

kuantifikasi skor hasil praktik mengajar.

Praktik mengajar model konvensional memiliki target jumlah praktik

mengajar yang harus dipenuhi oleh semua mahasiswa dalam waktu yang sama.

Kondisi ini memaksa menyeragamkan kemampuan mahasiswa agar dapat

memulai dan mengakhiri PPL dalam waktu yang bersamaan. Oleh karena itu skor

kelulusan yang dicapai oleh mahasiswa tidak dapat mencerminkan kadar

(9)

C.Rekomendasi

Sesuai dengan tujuan penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan

suatu model pembelajaran praktik mengajar yang dapat meningkatkan kompetensi

pedagogik mahasiswa, berikut ini disampaikan beberapa rekomendasi;

1. Bagi Program Studi S1 PGSD dan UPT PPL

Model Pembelajaran Praktik Mengajar Reflektif menjadikan mata kuliah

Program Pengalaman Lapangan (PPL) sebagai muara program pendidikan

keguruan. Setelah terbukti efektivitasnya dalam meningkatkan kompetensi

pedagogik mahasiswa calon guru sebagai persiapan menapaki profesi pendidik

profesional sesuai dengan visi, misi, dan tujuan LPTK, maka direkomendasikan

kepada Program Studi S1 PGSD berkoordinasi dengan UPT PPL untuk

menggunakan model ini baik dalam mempersiapkan calon guru SD melalui jalur

reguler, pendidikan guru dalam jabatan (inservice training), maupun untuk

Program Profesi Guru (PPG). Sejurus dengan itu diperlukan penataan kebijakan

yang terkait dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengontrolan,

dan pembiayaan.

a. Aspek Substanstif

Peningkatan kompetensi pedagogik merupakan target MP2MR yang

dijabarkan dari tujuan LPTK. Oleh karena itu pelaksanaan PPL harus dilandasi

oleh penyusunan rencana yang jelas, rinci dan menggambarkan target yang

memprioritaskan ketercapaian tujuan LPTK. Target praktik mengajar yang

selama ini mengharuskan semua mahasiswa melaksanakan praktik mengajar

(10)

dilandasi aktivitas reflektif sehingga praktik mengajar hanya menjadi kegiatan

rutinitas saja.

Model Pembelajaran Praktik Mengajar Reflektif perlu didukung oleh

komitmen yang tinggi antara dosen dan guru pamong. Hal ini menjadi perhatian

utama, sebab peran mata kuliah praktik mengajar bukan hanya menjadi prasyarat

kelulusan mahasiswa atau sekedar wajib diikuti oleh semua mahasiswa, tetapi di

balik itu terdapat latar belakang pentingnya mata kuliah sebagai muara

pembentukan kompetensi bagi mahasiswa. oleh karena itu sangat diperlukan

dosen dan guru pamong yang memiliki tanggung jawab tinggi dalam merancang,

melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran ini.

b. Teknis Pelaksanaan

Penempatan mata kuliah praktik mengajar di semester genap berbenturan

dengan tingginya aktivitas sekolah di penghujung tahun pelajaran, ketika itu

sekolah menghadapi persiapan ujian akhir sekolah, ujian kenaikan kelas, ujian

nasional, dan persiapan penerimaan siswa baru. Dalam kondisi seperti ini guru

pamong tidak bisa fokus pada pembinaan mahasiswa praktikan, sehingga sering

terjadi masalah-masalah mahasiswa tidak terpecahkan. Padahal pelaksanaan

MP2MR bukan hanya memerlukan intensitas kehadiran dosen dan guru pamong

yang tinggi tetapi kehadiran mereka diharapkan dapat membimbing, memonitor,

(11)

c. Aspek Kontrol

Model Pembelajaran Praktik Mengajar Reflektif menekankan pada

ketercapaian penguasaan kompetensi bukan sebatas keterlaksaan praktik

mengajar. Oleh karena itu perlu dilakukan kontrol melalui laporan kemajuan

(progress report) dari dosen pembimbing secara terjadwal, misalkan pada tengah

semester, sehingga untuk setengah semester ke depan akan diketahui dengan pasti

mahasiswa yang sudah bisa segera menyudahi tugas praktik mengajarnya dan

mahasiswa yang harus sampai akhir semester, atau bahkan ada mahasiswa yang

memerlukan tambahan waktu.

2. Dosen dan Guru Pamong

Agar pelaksanaan MP2MR berhasil sesuai dengan tujuan, maka terdapat

beberapa saran untuk dosen dan guru pamong.

Pertama; perlu difahami betul bahwa MP2MR adalah sebuah model

pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan kompetensi pedagogik

mahasiswa melalui pengembangan kemampuan berpikir reflektif. Prinsip ini akan

membawa konsekwensi pada pelaksanaan tugas dan tanggung jawab guru/dosen

untuk tidak terjebak pada aktivitas yang hanya bersifat rutinitas saja.

Kedua; Model ini memerlukan dukungan paradigma baru dari dosen dan guru

pamong baik dalam merancang, melaksanakan, maupun mengevaluasinya. Oleh

karena itu diperlukan upaya untuk menyebarluaskan model hasil pengembangan

(12)

a. Aspek Perencanaan

Model ini memerlukan perencanaan yang jelas. Walaupun komponen

pengalaman belajar disesuaikan dengan masalah yang dihadapi oleh mahasiswa

secara kontekstual tetapi harus didasari oleh perencanaan yang dijabarkan dari

visi, misi, dan tujuan LPTK. Begitu juga tentang organisasi pengalaman belajar

untuk semua mahasiswa harus ditata dengan langkah-langkah yang sistematis,

sehingga dapat mengarahkan pembelajaran secara efektif.

b. Aspek Pelaksanaan

Model ini sangat memfasilitasi heterogenitas kemampuan mahasiswa,

oleh karena itu dosen dan guru pamong harus mengembangkan pembelajaran

yang dilandasi oleh prinsip student centered. Mahasiswa diberi kebebasan untuk

mengevaluasi kinerjanya secara intrinsik dan berupaya mengatasi setiap

kelemahannya berdasarkan tingkat kemampuannya. Dosen pembimbing dan guru

pamong harus menempatkan diri sebagai fasilitator dan motivator, yang mampu

menciptakan iklim pembelajaran secara rileks dan terbuka, sehingga

keberadaannya tidak menjadi ancaman bagi mahasiswa.

c. Aspek Evaluasi

Model ini menjadikan evaluasi hasil sebagai dampak dari evaluasi proses.

Oleh karena itu dalam implementasinya dosen dan guru pamong menggunakan

pedoman observasi bukan untuk menentukan keputusan tentang keberhasilan atau

kegagalan mahasiswa tetapi sebagai upaya untuk menyempurnakan kemampuan

(13)

optimal pada setiap mahasiswa walaupun konsekwensinya setiap mahasiswa akan

membutuhkan waktu yang berbeda-beda.

3. Sekolah Mitra

Sekolah mitra atau sekolah tempat mahasiswa berpraktik memiliki andil

yang besar dalam melaksanakan perannya sebagai partner program studi PGSD.

MP2MR menekankan pentingnya kemampuan berpikir reflektif dalam

mendukung peningkatan kompetensi pedagogik harus didukung oleh guru

pamong yang profesional baik dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru

maupun dalam mengembangkan profesinya melalui penelitian-penelitian yang

selama ini menuntut pengembangan berpikir ilmiah. Untuk itu sekolah mitra harus

menyeksi guru-guru bukan berdasarkan lamanya masa kerja atau senioritas dari

aspek usia tetapi yang dapat memenuhi karakteristik di atas.

4. Peneliti

Model ini berhasil dikembangkan pada Program Studi S1 PGSD reguler

yang selama ini menggunakan model konkuren dalam pengembangan

pendidikian guru. Akan tetapi seiring dengan dibukanya beragam sifat dan jalur

program studi ini, maka disarankan untuk peneliti berikutnya agar

mengembangkan MP2MR pada program-program baru, misalnya pada Program

Pendidikan Guru (PPG) yang menggunakan model konsekutif, atau pada program

pendidikan guru dalam jabatan (inservice training) atau bahkan pada program

Referensi

Dokumen terkait

 Siswa dapat menentukan pesan moral novel Laskar Pelangi.  Siswa dapat menyebutkan contoh nilai-nilai budaya

from reseach parameters is high, diameter, sum of leaves thick of leaves, wide of leaves, sum of primary root, sum of lateral root, long of primary root, long of lateral root,

Model mekanik dengan pembuatan bronjong kawat atau bambu, pembuatan saluran pembuangan air (saluran pengelak/ teras), bangunan penguat tebing dan trap-trap terasering. 2)

tinggi batang yang lebih tinggi daripada semai yang ditanam pada kondisi salinitas.

Dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas demi peningkatan kualitas kesehatan penduduk Indonesia, dibutuhkan upaya nyata dalam memperbaiki

Metode dalam pelaksanaan KKN Back To Village tahun 2020 dengan tema program inovasi pendukung pembelajaran anak sekolah saat covid-19 yang dilaksanakan di

(3) Dalam menjalankan kewenangannya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Ketua dibantu pengelola keuangan Sekolah Tinggi wajib menatausahakan dan mempertanggungjawabkan

Dari hasil pengukuran ISBB tersebut selanjutnya disesuaikan dengan beban kerja yang diterima oleh pekerja, kemudian dilanjutkan penganturan waktu kerja-waktu