BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Partisipan Penelitian
Penelitian dilakukan di kelompok bermain Cikal Gemilang 2
Padalarang Bandung Barat yang beralamatkan di Jl. Gadobangkong No.167 b.
Kelompok bermain Cikal Gemilang 2 adalah salah satu PAUD yang
menanamkan pendidikan karakter dalam proses pembelajarannya. Partisipan
dalam penelitian ini terdiri dari siswa, guru, kepala sekolah, manager
operasional dan orang tua siswa di kelompok bermain Cikal Gemilang 2.
B. Pendekatan dan Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
menggunakan metode penelitian studi kasus. Pendekatan kualitatif merupakan
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa data-data
tertulis atau lisan dari orang-orang dan dari perilaku yang diamati oleh
peneleliti secara utuh (holistik) (Sukmadinata, 2005). Penelitian kualitatif
lebih banyak mementingkan segi proses daripada hasil. Hal tersebut
disebabkan oleh hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih
jelas apabila diamati dalam proses.
Metode penelitian studi kasus digunakan untuk mendapatkan data yang
mendalam dari suatu fenomena yang unik yaitu suatu data khas yang
mengandung makna. Makna dalam metode penelitian studi kasus adalah data
sebenarnya, yaitu data pasti yang merupakan suatu nilai dibalik data yang
tampak. Penelitian dilakukan pada objek yang alamiah. Objek yang alamiah
adalah objek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti
dan kehadiran peneliti tidak mempengaruhi dinamika pada objek tersebut.
Seperti yang dijelaskan oleh Creswell (2013) pendekatan penelitian
kualitatif dengan menggunakan studi kasus adalah metode untuk
mengumpulkan makna mendalam dari suatu fenomena yang unik. Metode
sekelompok individu pada seting waktu dan tempat tertentu yang dianggap
mempunyai keunikan atau kekhasan.
Adapun langkang-langkah dalam menggunakan metode penelitian
studi kasus yang dilakukan oleh peneliti merujuk pada langkah-langkah yang
dijelaskan oleh Creswell (2013, hlm. 120-121) seperti berikut:
1. Mengidentifikasi kasus yang akan diteliti. Langkah awal dalam melakukan
penelitian studi kasus yaitu peneliti harus jeli dalam menangkap fenomena
yang sedang menjadi isu atau permasalahan penting yang berkembang di
lingkungan masyarakat sehingga diperlukan suatu solusi untuk
memecahkan permasalahan tersebut. Dalam hal ini fenomena yang sedang
menjadi isu atau permasalahan penting dalam pendidikan di Indonesia
salah satunya adalah tentang pentingnya penanaman pendidikan karakter.
Hal tersebut dapat terlihat dari adanya beberapa masalah yang dihadapi
oleh generasi muda di Indonesia saat inikhususnya karakter disiplin yang
sedikit demi sedikit sudah mulai terkikis.
2. Memilih kasus yang paling menarik untuk diteliti. Dalam penelitian ini
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian secara lebih mendalam
tentang pendidikan karakter khususnya pendidikan karakter disiplin pada
anak usia dini. Alasan peneliti tertarik meneliti tentang pendidikan
karakter disiplin karena menurut rujukan dari literatur dan teori-teori yang
dibaca oleh peneliti menyatakan bahwa disiplin merupakan kebutuhan
dasar bagi pembentukan perilaku moral anak dengan demikian dapat
dikatakan disiplin sangat penting pengaruhnya dalam proses pembentukan
perilaku anak di masa yang akan datang.
3. Mengeksplor secara intensif dan mendalam tentang kasus yang akan
diteliti serta mengurus perizinan penelitian. Setelah terlebih dahulu
mengidentifikasi dan memilih kasus untuk diteliti, tahap selanjutnya yang
dilakukan peneliti adalah mencari informasi secara itensif dan mendalam
tentang pendidikan karakter disiplin. Peneliti mencari informasi tentang
topik yang akan diteliti, mendalami membaca literatur-literatur yang
berhubungan dengan pendidikan karakter disiplin khususnya karakter
disiplin pada anak usia dini, dan yang terakhir mencari sekolah yang
menerapkan pendidikan karakter sebagai basis pendidikanya. Setelah itu
peneliti meminta persetujuan pihak sekolah agar sekolah tersebut bersedia
untuk dijadikan sebagai objek penelitian.
Setelah mendapatkan persetujuan dari pihak sekolah, peneliti terlebih
dahulu melakukan studi pendahuluan di lapangan untuk mencari informasi
tentang pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah tersebut. Hasil dari
melakukan studi awal adalah peneliti mendapatkan fakta bahwa kelompok
bermain Cikal Gemilang 2 adalah salah satu lembaga PAUD di daerah
Bandung Barat yang bernuansakan pendidikan karakter. Hal ini didapat
dari informasi hasil wawancara peneliti dengan salah seorang tim
kurikulum. Salah satu karakter yang diharapkan muncul pada anak adalah
karakter disiplin.
Maka setelah peneliti melakukan studi pendahuluan di lapangan dan
mendapatkan data yang cukup relevan tersebut, barulah peneliti
melakukan penelitian yang lebih lanjut dan lebih mendalam tentang
bagaimana proses sekolah tersebut mengimplementasikan pendidikan
karakter khususnya karakter disiplin. Penelitian tersebut mulai
dilaksanakan pada bulan September 2013 sampai dengan bulan Oktober
2014.
4. Melakukan analisis data. Setelah pengambilan data di lapangan selesai dan
data telah terkumpul hal yang dilakukan selanjutnya adalah melakukan
penganalisisan data yang berawal dari dikumpulkan terlebih dahulu
data-data mentah berupa gambar, dokumen, video, hasil wawancara, dan hasil
observasi. Lalu mempersiapkan data untuk dianalisis, membaca
keseluruhan data, men-coding data, mendeskripsikan hasil peng-codingan
5. Melaporkan dan mempersentasikan hasil penelitian yang telah didapat.
Setelah data selesai dianalisis secara deskriptif, langkah terakhir adalah
melaporkan dan mempersentasikan hasil penelitian tersebut kepada pihak
sekolah untuk dijadikan sebagai lesson learned. Selain melaporkan dan
mempersentasikan hasil penelitian tersebut kepada pihak sekolah dalam
hal ini peneliti juga harus melaporkan dan mempersentasikan hasil
penelitian kepada pihak lecture expert (pengajar ahli) yaitu dosen
pembimbing dan dosen penguji sebagai pertanggung jawaban hasil karya
tulis ilmiah yang telah dilakukan oleh peneliti.
C. Teknik Pengambilan Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam metode penelitian
studi kasus adalah purposive sampling. Teknik ini dilakukan dengan cara
pengambilan sampel berdasarkan konsep-konsep yang terbukti berhubungan
langsung dengan fenomena yang akan diteliti. Tujuan dari purposive sampling
adalah untuk mengambil sampel sesuai dengan fenomena yang menunjukan
kategori, sifat, dan karakteristik sehingga nantinya akan menjawab masalah
penelitian.
Seperti yang dijelaskan oleh Sukmadinata (2005) bahwa teknik
purposive sampling memfokuskan pada informan-informan terpilih yang kaya
dengan kasus atau fenomena yang akan diteliti secara mendalam. Pada
penelitian ini yang dipilih menjadi sampel penelitian untuk memberikan
informasi yang mendalam tentang penyelenggaraan pendidikan karakter
disiplin pada anak usia dini di kelompok bermain Cikal Gemilang 2 terdiri
Alasan peneliti memilih sampel penelitian yang terdiri dari siswa,
guru, kepala sekolah, manager operasional dan orang tua siswa adalah karena
pembentukan karakter anak merupakan upaya yang perlu melibatkan semua
pihak baik peran dari keluarga maupun sekolah seluruh pihak harus berjalan
secara integrasi. Proses pendidikan karakter dipandang sebagai usaha sadar
dan terencana. Atas dasar ini, pendidikan karakter adalah usaha yang
sungguh-sungguh untuk memahami, memupuk nilai-nilai etika baik untuk diri sendiri
maupun untuk semua warga masyarakat.
Dengan demikian pendidikan karakter adalah segala upaya yang
dilakukan guru yang mempengaruhi karakter siswa. guru membantu
membentuk watak siswa. hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku
guru, cara guru menyampaikan materi, bagaiman guru bertoleransi, dan
berbagai hal yang terkait begitupun dengan peran pihak keluarga dalam
pembentukan karakter anak. Keluarga khususnya orang tua berperan sebagai
basis pendidikan karakter, keluarga adalah komunitas pertama di mana
manusia sejak usia dini belajar konsep baik buruk pantas tidak pantas benar
dan salah. Dengan kata lain dikeluargalah seseorang sejak dia sadar
lingkungan belajar tata nilai atau moral. Tata nilai yang diyakini sesorang
tercermin dalam karakternya, maka dikeluargalah proses pendidikan karakter
berawal. Maka dari itu pihak keluarga dan sekolah memiliki tanggung jawab
yang sama besarnya dalam melaksanakan pendidikan karakter karena
anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter jika ia tumbuh pada
lingkungan yang berkarakter pula.
D. Fokus Penelitian
Penelitian kualitatif pada dasarnya tidak dimulai dari sesuatu yang
kosong tanpa suatu dasar permaslahan, tetapi dilakukan berdasarkan presepsi
seorang peneliti terhadapt suatu masalah yang akan ditelitinya. Masalah dalam
penelitian kualitatif dinamakan “fokus”. Seperti yang dijelaskan oleh Moleong
(1995) bahwa penelitian kualitatif harus mempunyai arah atau fokus dalam
dikumpulkan atau data mana yang harus diabaikan walaupun mungkin
menarik untuk diteliti.
Maka dari itu data yang tidak relevan tidak perlu dimasukan kedalam
sejumlah data yang sedang dikumpulkan. Jadi, dengan penetapan fokus
penelitian yang tepat peneliti dapat membuat keputusan yang tepat sesuai
dengan kaidah penelitian kualitatif dalam mengumpulkan suatu data
penelitian. Pada penelitian ini peneliti hanya memfokuskan pada proses
penyelenggaraan pendidikan karakter disiplin di kelompok bermain Cikal
Gemilang 2 mulai dari bagaimana melakukan perencanaan merancang
kurikulum, mengimplementasikannya, sampai dengan melakukan evaluasi.
E. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini yang menjadi isntrumen penelitian adalah peneliti
sendiri, dimana peneliti berperan sebagai pencari tahu alamiah dalam
mengumpulkan data yang bergantung pada dirinya sendiri yaitu sebagai alat
pengumpul data. Seperti yang dijelaskan oleh Creswell (2008) peran peneliti
sebagi instrument penelitian dalam penelitian kualitaif adalah keterlibatan
peneliti dalam pengalaman yang berkelanjutan dan terus-menerus dengan para
partisipan. Peneliti bertugas untuk mengidentifikasi secara langsung
pengalaman-pengalaman yang muncul dari fenomena yang ditelitinya.
Pada aktivitas penelitian, peneliti berperan menjadi “anggota” kelompok subjek yang diteliti sehingga peneliti tidak lagi dipandang sebagai “peneliti asing” tetapi sudah menjadi individu yang dapat dipercaya di dalam lingkungan yang sedang diteliti dengan cara berkomunikasi dan berinteraksi
yang cukup lama dengan sebjek dalam situasi tertentu sehingga dapat
memberi peluang bagi peneliti untuk dapat memandang kebiasaan, proses, dan
aktivitas yang dilakukan oleh subjek.
Peran peneliti sebagai instrument penelitian merupakan peran yang
cukup rumit. Peneliti berperan sekaligus mulai dari menyusun perencanaan,
pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsiran data, dan pada akhirnya
serta dalam semua proses penelitian. Maka dari itu karena peran peneliti
sebagai instrument penelitian sangat penting untuk mengetahui kualitas
keberhasilan dari hasil penelitian yang ditelitinya, peneliti harus mempunyai
karakteristik seperti berikut (Moleong, 1995, hlm. 121-123):
1. Responsive. Dalam melakukan penelitian diwajibkan bagi para peneliti
kualitatif untuk mampu berperilaku responsive terhadap lingkungan dan
terhadap pribadi-pribadi yang menciptakan lingkungan objek
penelitiannya.
2. Dapat menyesuaikan diri. Peneliti sebagai instrument penelitian harus
mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan yang menjadi objek
penelitiannya. Terlebih dahulu peneliti mempelajari pola-pola, aktivitas,
dan karakteristik lingkungan penelitian utnuk dapat menyatu dengan
susana lingkungan penelitiannya.
3. Menekankan keutuhan. Peran peneliti sebagai instrument penelitian harus
mampu memunculkan dan memanfaatkan imajenasi dan
kekreativitasannya dalam memandang dunia ini sebagai suatu keutuhan.
Jadi peneliti harus menyadari akan adanya kesinambungan di mana ia
memandang dirinya sendiri dan kehidupannya sebagai sesuatu yang
nyata, benar, dan mempunyai arti.
4. Mendasarkan diri atas perluasan pengetahuan. Pada saat peneliti
melakukan fungsinya sebagai pengumpul data dengan menggunakan
berbagai cara tentu saja peneliti sudah dibekali dengan pengetahuan yang
mendukungnya untuk mengumpulkan data dan menganalisisnya. Peneliti
dalam penelitian kualitatif harus mempunyai pengetahuan yang kaya
dalam mendukung pelaksanaan penelitiannya karena pengetahuan adalah
5. Memproses data secepatnya. Kemampuan lain yang harus dimiliki oleh
peneliti kualitaif adalah mampu memproses data dengan cepat dan tepat.
Setelah memperoleh data peneliti menyusun kembali secara inkuiri data
tersebut tidak boleh menundanya karena akan berpengaruh pada hasil
penelitian yang menjadi bias di mana data tersebut sudah tidak alamiah
lagi tetapi sudah terkontaminasi dengan pandangan yang tidak objektif
atau dapat disebabkan karena faktor lupa memproses data.
6. Memanfaatkan kesempatan untuk mengklarifikasikan dan
mengikhtisarkan. Peneliti kualitatif harus mampu menjelaskan sesuatu
yang kurang dipahami oleh subjek atau responden. Sering hal itu terjadi
apabila informasi yang diberikan oleh subjek berubah maka secepatnya
peneliti harus mengetahuinya kemudian berusaha menggali dalam lagi
apa yang melatar belakangi perubahan informasi dari subjek atau
responden tersebut.
7. Memanfaatkan kesempatan untuk mencari respon yang tidak lazim dan
idiosinkartik. Peneliti sebagai instrument penelitian harus mempunyai
kemampuan untuk menggali informasi yang sebelumnya tidak
direncanakan atau tidak terduga. Peneliti tidak boleh menghindari
informasi yang diberikan oleh subjek atau respondennya seharusnya
peneliti harus mencari tahu dan berusaha menggalinya lebih dalam
sehingga dapat memungkinkan peneliti mendapatkan penemuan atau
pengetahuan yang baru dari informasi yang tidak terduga tersebut.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini mengacu pada fenomena
kasus yang akan diteliti. Tujuannya adalah untuk menggali data perilaku yang
sedang berlangsung, untuk melihat prosesnya dan untuk menangkap hal-hal
yang bersifat kausalitas (Moleong, 1995). Dalam hal ini fenomena yang akan
diteliti secara mendalam oleh peneliti adalah tentang proses penyelenggaraan
Gemilang 2 Padalarang Bandung Barat. Teknik pengumpulan data yang
dilakukan oleh peneliti, dilakukan dengan cara seperti berikut:
Wawancara, merupakan salah satu bentuk pengumpulan data yang dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual
maupun kelompok (Moleong, 1995). Pada penelitian ini, peneliti
menggunakan wawancara secara terbuka, karena apabila mengggunakan
wawancara secara tertutup biasanya yang diwawancarai tidak mengetahui
dan tidak menyadari bahwa mereka sedang diwawancarai. Cara demikian
tidak terlalu sesuai dengan penelitian kualitatif yang biasanya
berpandangan tebuka. Jadi, dalam penelitian kualitatif sebaiknya
dilakukan wawancara terbuka sehingga para subjek yang diteliti
mengetahui bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula apa
maksud dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Sebelumnya peneliti
meminta izin apakah para subjek bersedia untuk diwawancarai serta
meminta izin untuk merekam hasil wawancara tersebut dengan
mengggunakan alat perakam yang sudah dipersiapkan oleh peneliti.
Selama melakukan wawancara pada setiap subjek, biasanya peneliti
melakukannya secara langsung dengan menggunakan model wawancara
tidak terstruktur. Namun dikarenakan ada salah seorang subjek yaitu orang
tua siswa yang berhalangan untuk melakukan wawancara secara langsung
dengan peneliti akhirnya wawancara dilakukan melalui e-mail dengan
persetujuan dari kedua belah pihak dan diketahui oleh manager
operasional Cikal Gemilang 2.
Studi dokumentasi, merupakan teknik atau cara pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,
gambar maupun elektronik (Moleong, 1995). Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan studi dokumentasi dengan melakukan perekaman video dan
mengumpulkan gambar yang berkaitan dengan peristiwa yang terjadi
selama pengamatan dengan menggunakan kamera poto. Selain itu peneliti
berupa buku pedoman kurikulum Cikal Gemilang, buku komunikasi pihak
sekolah dengan orang tua, rapport siswa, dan buku laporan evaluasi milik
Cikal Gemilang.
Observasi, adalah teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung
(Creswell, 2008). Pada kegiatan penelitian ini, peneliti menjadi observer
atau langsung turun ke lapangan untuk mengamati perilaku dan aktivitas
subjek di lokasi penelitian. Dalam proses observasi, peneliti merekam
secara visual melalui video, mengambil gambar dan mencatat aktivitas
lingkungan penelitian secara langsung dan mandiri.
Tabel. 3. 1.
Lembar Observasi
Pada saat penelitian, dipastikan peneliti mendapatkan suatu masalah
dalam melakukan proses pengambilan data. Pada dasarnya peneliti tidak dapat
melakukan proses pengamatan sambil membuat catatan atau sambil
mengadakan wawancara secara mendalam dengan subjeknya sekaligus. Oleh
karena itu, Moleong (1995, hlm. 100-101) memaparkan beberapa petunjuk
tentang cara mengingat pengambilan data yang telah dilakukan oleh peneliti.
Cara-cara untuk mengingat data yang telah diambil adalah sebagai berikut:
1. Buatlah catatan secepatnya, jangan menunda-nunda pekerjaan. Makin
ditunda, makin sukar diingat maka makin besar kemungkinan data bisa
hilang atau terbuang.
2. Jangan berbicara dengan orang lain terlebih dahulu tentang hasil
pengamatan sebelum peneliti menuangkannya kedalam catatan lapangan. Catatan Observasi
No. coding : CO. 1
Hari/Tanggal/Bulan/Tahun :
Waktu Pengamatan :
Lokasi :
Deskripsi Pengamat :
Hal ini menghindari terjadinya bias antara hasil yang alamiah dari
pengamatan dilapangan dengan presepsi dari orang lain yang
mempengaruhi keobjektivitasan peneliti.
3. Usahakan agar tidak terjadi gangguan sewaktu peneliti menulis, mengetik,
atau mendengarkan serta menyalin hasil rekaman dari alat perekam.
Biarkan alur berpikir dan mengingat hal atau peristiwa yang terjadi
mengalir dengan bebas dan lancar.
4. Usahakan untuk menggambarkan dalam diagram keadaan fisik yang
diamati atau struktur organisasi yang ditemui tuliskan secara urut peristiwa
langkah demi langkah sesuai dengan apa yang terjadi sewaktu diamati.
5. Buatlah garis besar yang berisi judul-judul tentang sesuatu yang ditemui
dalam suatu pengamatan atau wawancara yang cukup lama dilakukan.
6. Dalam jadwal yang disusun hendaknya disisakan banyak waktu sesudah
pengamatan atau wawancara yang dipergunakan untuk menulis catatan
lapangan.
7. Mencatat apa yang dilakukan oleh subjek secara verbatim hendaknya
dilakukan secara teliti, namun jika ada yang telupa hal tersebut jangan
dijadikan suatu masalah atasi hal tersebut dengan jalan menuliskan seperti
contoh berikut: Subjek seperti mengatakan ”……..……….” atau Subjek pernah mengutarakan “………..”.
8. Sering apa yang dikatakan atau yang diamati terlupakan sesudah beberapa
hari berlalu. Jika teringat, segera catat kembali untuk kemudian dimasukan
kembali ke dalam catatan lapangan. Oleh karena itu, pada setiap saat
peneliti hendaknya senantiasa membawa buku memo khusus untuk
mencatat hasil temuan.
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Teknik pengolahan dan analisis data dalam penelitian kualitatif adalah
proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola,
terhadap analisis serta menghasilkan hubungan keterkaitan antara pola
dimensi yang diteliti.
Analisis data dalam penelitian kualitatif adalah suatu proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan
uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema pokok dari suatu penelitian
(Moleong, 1995).
Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan
melakukan analisis terhadap data-data yang berupa catatan lapangan, rekaman,
dokumen, dan hasil wawancara secara mendalam. Langkah sistematis yang
dilakukan peneliti dalam pengolahan dan penganalisisan data merujuk dari
Creswell (2010, hlm. 277) seperti berikut:
1. Mengumpulkan data mentah. Data mentah tersebut dapat berupa data
lapangan, gambar, transkripsi, video, hasil observasi, hasil wawancara dan
lain-lain.
2. Mempersiapkan data untuk dianalisis. Setelah selesai mengumpulkan
seluruh data mentah, peneliti mensortir data-data mana sajakah yang
termasuk data- data penting dari hasil observasi, data dari hasil wawancara
dan data dari hasil pengumpulan dokumen-dokumen yang dibutuhkan
guna penelitian tersebut.
3. Membaca keseluruhan data. Selesai mensortir data-data penting yang
dilakukan berikutnya adalah membaca keseluruhan data penting tersebut.
Membaca keseluruhan data bertujuan untuk membangun general sense
atas informasi yang diperoleh dan merefleksikan maknanya secara
keseluruhan. General sense atau pencarian gagasan umum tentang data
yang diperoleh dalam penelitian ini adalah peneliti fokus mencari gagasan
umum yang mendalam tentang penyelenggaraan pendidikan karakter
disiplin pada anak usia dini di Cikal Gemilang 2 lewat data-data yang telah
diperoleh selama penelitian.
4. Men-coding data. Langkah selanjutnya menganalisis data lebih detail
atau informasi menjadi segmen-segmen tulisan sebelum memaknainya.
Langkah ini melibatkan tahapan dalam pengambilan data berupa tulisan
dari hasil wawancara atau gambar dari hasil mengobservasi yang telah
dikumpulkan selama proses pengumpulan data lalu mensegmentasi
kalimat-kalimat atau gambar-gambar tersebut ke dalam kategori-kategori
dengan berpijak pada literatur yang mendukung atau common sense yang
relevan dengan penelitian. Literatur yang dibaca dan dipakai peneliti untuk
mendukung penelitian adalah literatur-literatur seputar pendidikan karakter
disiplin pada anak usia dini. Selanjutnya langkah terakhir dalam
melakukan coding data adalah melabeli kategori-kategori dengan istilah
khusus yang pastinya dapat dimengerti oleh peneliti sendiri yang bertujuan
untuk memudahkan peneliti dalam membaca data.
Tabel 3.2. Proses Coding
Penyelenggaraan Pendidikan Karakter Disiplin di Kelompok Bermain
Cikal Gemilang 2
orang tua Cikal
Tujuan yang ingin dicapai oleh
3. Tujuan dan target
pendidikan karakter
disiplin di
kelompok bermain
Targetnya adalah anak dimasa yang
akan datang akan
dapat tumbuh
menjadi individu
yang bertanggung
jawab, serta
menghormati
dirinya sendiri dan
orang lain Membiasakan
anak
melaksanakan
presensi secara
mandiri bertujuan
untuk
membiasakan anak
berdisiplin dan
sekaligus
mengajarkan anak
untuk mengenal
namanya sendiri
sambil belajar
mengenalkan
huruf
Menyusun tujuan Menyusun Standar
Kompetensi
Lulusan (SKL) Menyusun
4. Proses dan
langkah-langkah
perencanaan
pendidikan karakter
Kompetensi Isi
Menyusun Standar Isi
bermain Cikal
Gemilang 2
Datang ke sekolah tepat waktu Anak-anak
dibiasakan untuk
melaksanakan
presensi secara
mandiri dengan
cara memasukan
poto miliknya ke
dalam sebuah
amplop yang
bertuliskan
namanya yang
ditempel di
samping papan
tulis Anak-anak
mengikuti kegiatan
pembelajaran
setiap harinya Mengerjakan tugas
sesuai intruksi
guru
Menyelesaikan tugas tepat waktu
5. Menaati Peraturan 2.Implementasi
pendidikan karakter
disiplin di kelompok
bermain Cikal
Gemilang 2
meminjam mainan
pada teman Melaksanakan
Toilet Training Bersabar
menunggu giliran
untuk bermain Menyimpan tas di
tempatnya Menyimpan alas
kaki di tempatnya Mengucapkan
salam
Mencium tangan guru
Berdoa sebelum dan sesudah
melakukan
kegiatan
Tidak ribut saat kegiatan
pembelajaran Mencucui tangan
sebelum dan
sesudah makan
7. Tertib
Menghabiskan makanan/minuman Membereskan
mainan ke
tempatnya
Membereskan alat tulis/belajarnya
sendiri Pembelajaran
dirancang
menyenangkan
yang disebut
sebagai
pembelajaran
interaktif holistic Proses
pembelajaran
dilakukan melalui
komunikasi dua
arah antara guru
dengan
masing-masing anak Metode yang
digunakan oleh
mereka dalam
menanamkan
karakter disiplin
dimulai dengan
pemberian
keteladanan Memberikan
pembiasaan dengan
memperlihatkan
contoh teladan
yang diberikan
9. Strategi dan metode
pelaksanaan
pendidikan karakter
disiplin di
kelompok bermain
oleh guru kepada
anak
Kelompok bermain Cikal Gemilang 2
tidak
meberlakukan
punishmen atau
hukuman kepada
anak dalam proses
menanamkan
kedisiplinannya
tetapi memberikan
suatu konsekuensi
serta motivasi Para guru
menciptakan
susana ceria dan
gembira yaitu
dengan melakukan
aktivitas bermain Subsistem keluarga
unggul dalam
membangun
karakter anak Subsistem sekolah
efektif membekali
kompetensi Subsistem
masyarakat
menguatkan
10.Pihak-pihak yang
terlibat dalam
penyelenggaraan
pendidikan karakter
kepemimpinan Pihak sekolah
mengharapkan
psikolog yang
dimiliki lembaga
ikut andil dalam
perancangan
kurikulum ataupun
perancangan
program untuk
kelompok bermain
Cikal Gemilang 2 Mencoba
menghubungi
pihak psikolog
untuk melakukan
pertemuan guna
membicarakan
bahwa sekolah
mengharapkan dan
membutuhkan
peran psikolog
tersebut untuk
bekerjasama dalam
menyusun
kurikulum dan
program di tahun
ajaran baru nanti Masih ada anak
yang tidak mau
11.Permasalahan dan
Solusi Dalam
Pelaksanaan
Pendidikan
menyimpan tasnya
ke dalam loker
namun dihari
berikutnya dia mau
menyimpan tasnya
ke dalam loker Terlihat masih ada
anak yang berebut
mainan atau tidak
meminta izin
meminjam mainan
dari temannya Terlihat masih ada
anak yang ribut
saat kegiatan
pembelajaran
(mengobrol dan
mengajak bermain
teman yang lain) Terlihat masih ada
anak yang tidak
mau membereskan
alat tulis/belajarnya
sendiri
Memberikan anak motivasi agar mau
mengikuti perintah
guru dengan
memberikan
anak
Memberikan pengertian secara
bijaksana sesuai
dengan bahasa dan
pola pikir anak Memberikan pujian
ketika anak sudah
mau melakukan
atau melaksanakan
perintah dari guru Mengajarkan
perilaku merawat
barang sendiri Membujuk anak
dengan lembut dan
penuh kesabaran Memberikan
gambaran sebab
akibat dari
perbuatan yang
dilakukan anak
sesuai dengan
tahapan
perkembangan
pemikiran anak Orang tua
mengungkapkan
bahwa salah satu
menanamkan
kedisiplinan pada
anaknya adalah
faktor dari dirinya
sendiri yang
terkadang kurang
sabar dalam
menghadapi sang
anak Orang tua
mengatakan bahwa
terkadang sulit
menyiapkan anak
di rumah untuk
pergi ke sekolah
Memberi tahu anak dengan cara
memberi contoh
perilaku disiplin Memaklumi
perilaku anak yang
masih belum
konsisten Membujuk anak
dengan sabar agar
anak mau
berperilaku disiplin Evaluasi proses
pendidikan
12.Proses evaluasi
pembelajaran
3. Evaluasi pendidikan
karakter disiplin di
kelompok bermain
Cikal Gemilang 2
didasarkan pada
indikator yang
telah dibuat dalam
kurikulum Pengevaluasian
dilakukan secara
rutin melalui
observasi, unjuk
kerja, penugasan,
fortopolio, dan
catatan anecdot
yang dilakukan
oleh guru serta dari
hasil pelaporan
buku komunikasi
sekolah dan orang
tua Dalam
pengevaluasian
observasi, unjuk
kerja dan
penugasan
dilakukan
sehari-hari kepada anak
ketika
pembelajaran
berlangsung
kelompok bermain
Pengevaluasian menggunakan buku
penghubung
komunikasi yang
didalamnya
berisikan kegiatan
dan perkembangan
anak di sekolah Evaluasi hasil
dilakukan setiap 6
bulan sekali
dilaporkan pada
orang tua melalui
pelaporan hasil
perkembangan
anak yang disebut
dengan raport Mengadakan
kegiatan diskusi
bersama dan saling
tukar menukar
pengalaman
mereka ketika
melakukan
kegiatan
pembelajaran di
sekolah
Saling shareing tentang buku yang
sudah dibaca
13. Proses Evaluasi
berkaitan tentang
15. Pihak- pihak yang
melaksanakan
evaluasi program
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat 66 data yang berkaitan
dengan penelitian tentang penyelenggaran pendidikan karakter disiplin
pada anak usia dini yang dilakukan peneliti di kelompok bermain Cikal
Gemilang 2. Data-data tersebut selanjutnya dirinci ke dalam coding yang
dibuat oleh peneliti berdasarkan hasil membaca dan mengkaji teori-teori
yang berkaitan dengan penelitian. Dari hasil pengcodingan tersebut
ditemukan 15 coding data yang kemudian dimasukan ke dalam 3 tema
perencanaan pendidikan karakter disiplin di kelompok bermain Cikal
Gemilang 2, implementasi pendidikan karakter disiplin di kelompok
bermain Cikal Gemilang 2, dan evaluasi pendidikan karakter disiplin di
kelompok bermain Cikal Gemilang 2.
5. Menghubungkan secara deskripsi hasil data yang telah di coding. Setelah
mengidentifikasi tema-tema selama proses coding, peneliti mengaitkan
tema-tema ke dalam suatu rangkaian cerita dan mengembangkannya
dengan teori atau literatur pendukung yang relavan sesuai dengan topik
penelitian.
6. Menginterpretasikan data. Langkah yang terakhir peneleliti harus
menyajikan kembali data yang sudah dideskripsikan dalam bentuk narasi.
Peneliti menyampaikan analisis interpretasi data meliputi pembahasan
tentang kronologi topik peristiwa yang diteliti. Menggambarkan kronologi
topik peristiwa secara spesifik yang ditinjau dari penilaian pribadi peneliti
dan dari hasil perbandingan antara hasil penelitian dengan informasi yang
berasal dari literatur atau teori pendukung.
H. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Pemerikasaan keabsahan data pada penelitian kualitatif berlangsung
selama proses penelitian. Peneliti harus fokus kepada pengambilan data yang
mendalam sehingga akan membantu peneliti dalam melakukan serta
Pada penelitian kualitatif pemeriksaan keabsahan data bertujuan untuk
melaksanakan keinkuirian yang sedemikian rupa sehingga tingkat
kepercayaan penemuan dapat dicapai dan mempertunjukan derajat
kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada
kenyataan temuan yang diteliti (Creswell, 2008).
Peneliti melakukan teknik pemerikasaan keabsahan data yaitu dengan
melakukan langkah-langkah yang sesuai dengan pemeriksaan keabsahaan data
yang dipakai dalam penelitian kualitatif seperti berikut :
1. Membercheck, adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti
kepada pemberi data (Creswell, 2013). Tujuan dari membercheck adalah
untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa
yang diberikan oleh pemberi data. Selain melakukan membercheck
kembali kepada para partisipan peneliti juga melakukan membercheck
kepada salah seorang tim penyusun kurikulum dan petugas keamanan di
Cikal Gemilang untuk mengetahui secara lebih mendalam kesesuaian
data-data dan menambah informasi yang sudah didapatkan sebelumnya dari
para partisipan.
2. Judging expert, adalah proses pemeriksaan data dimana peneliti
menanyakan atau meminta saran terlebih dahulu dengan ahli yang
berkompeten dalam penelitian yang sedang diteliti. Dalam hal ini peneliti
meminta saran dan berdiskusi terlebih dahulu dengan dosen pembimbing.
3. Memperpanjang Pengamatan, berarti peneliti kembali kelapangan untuk
melakukan pengamatan yang lebih mendalam (Creswell, 2013). Peneliti
melakukan pencarian informasi kembali kepada sumber data sehinga
hubungan peneliti dengan nara sumber akan semakin terbentuk rapport,
semakin akrab (tidak ada jarak lagi), semakin terbuka, dan saling