28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian menurut Mc Millan dalam Ibnu Hadjar adalah rencana
dan struktur dalam penelitian yang digunakan untuk mendapatkan bukti empiris
dalam menjawab pertanyaan penelitian. Definisi lain dari desain penelitian adalah
rencana atau rancangan penelitian yang dibuat oleh peneliti sebagai ancar-ancar
kegiatan yang akan dilaksanakan. Berikut adalah susunan rencana penelitian
dalam meneliti Permainan Gitar Illo Djerr dalam Musik Keroncong Tugu pada
Orkes Krontjong Toegoe (OKT).
Bagan 3.1 Desain Penelitian
(Sumber: Recky Dramawan, 2015)
Keterangan : --- = Berhubungan
= Berkelanjutan Studi Awal
Tahap
Perencanaan
Pelaksanaan Penelitian
Analisis
Penyusunan Laporan Penelitian
Desain penelitian diatas dijabarkan sebagai berikut.
Permainan alat musik Keroncong Tugu memiliki beberapa perbedaan dan
keunikan, salah satunya adalah pada permainan gitarnya. Permainan gitar pada
Keroncong Tugu memiliki beberapa fungsi yaitu fungsi melodis dan fungsi ritmis.
Pada fungsi melodis, gitar memainkan pola kontramelodi. Artinya gitar
memainkan permainan melodi yang berfungsi untuk menebalkan melodi vocal
dan akor tertentu dengan mengikuti tangga nada dan lompatan sedikit naik turun
(diatonic) serta uraian akor (arpeggio). Selain itu gitar pada keroncong Tugu juga
memiliki fungsi ritmik, yaitu untuk mengiringi sebuah lagu dan sifatnya perkusif.
Hal ini kembali lagi pada salah satu fungsi sesungguhnya keroncong ini, yaitu
digunakan untuk pesta rakyat atau pesta dansa. Dengan gitar yang berfungsi untuk
menebalkan irama keroncong Tugu, maka kesan bunyi untuk mengiringi pesta
rakyat seperti tari-tarian atau nyanyi-nyanyian akan semakin kuat. Selain
lagu-lagu berirama riang sebagai pengiring pesta rakyat, fungsi ritmis pada gitar juga
sangat menunjang pembentukan irama pada lagu-lagu lambat, contohnya
beberapa lagu peribadatan di gereja. Dengan irama yang kuat, maka lagu-lagu
tersebut terasa lebih ajeg dan lebih dan membawa kekhusyuan kepada para
jemaatnya. Tentu saja temuan ini membuat peneliti ingin meneliti lebih lanjut
tentang permainan gitar keroncong sebagai bahan referensi dalam dunia
keroncong di Indonesia.
Setelah peneliti mendapatkan data dari studi awal penelitian, maka
langkah selanjutnya adalah menyusun perencanaan penelitian. Beberapa hal yang
yang perlu disiapkan sebelum penelitian adalah narasumber, waktu pelaksanaan
penelitian, tempat pelaksanaan penelitian, observasi, dan wawancara yang
disesuaikan dengan rumusan masalah yang telah ditentukan oleh peneliti. Selain
itu, pada tahap ini juga peneliti merencanakan dan membuat bahan observasi dan
mencari studi literatur yang relavan dengan penelitian.
Tahap pelaksanaan adalah tahap penerapan perencanaan penelitian yang
mendapatkan gambaran umum khususnya mengenai permainan gitar pada
Keroncong Tugu. Peneliti juga melakukan pengamatan data-data dokumentasi
seperti rekaman audio maupun audio visual OKT, khususnya lagu-lagu keroncong
yang alat musik gitarnya dimainkan oleh Illo Djeer, baik dari internet, VCD
rekaman, maupun sumber lainnya. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan
gambaran mengenai permainan gitar Illo Djeer. Selain itu peneliti mencoba
mendatangi kediaman keluarga Illo Djeer yang berada di daerah Depok dan
mengikuti beberapa kegiatan yang dilakukan Illo Djeer untuk mengetahui lebih
dalam sosok Illo Djeer. Peneliti memfokuskan kegiatan penelitian kepada
pengenalan dan pemahaman sosok Illo Djeer, keluarga dan kondisi lingkungan
sosial sekitarnya baik pada saat ini maupun dimasa yang sudah lampau.
Selanjutnya peneliti mengumpulkan data sebanyak-banyaknya yang berkaitan
dengan pertanyaan penelitian, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan permainan
gitar Keroncong Tugu juga pengalaman hidup musikal nonmusikal yang
mempengaruhi pembentukan permainan gitar Illo Djeer. Hal ini dilakukan dengan
melakukan kegiatan wawancara kepada Illo Djeer selaku subjek utama penelitian,
sekaligus beberpa narasumber pendukung yaitu seniman keroncong Tugu, seperti
Andre Juan Michiels, Sartje Margaretha Michiels, Arthur James Michiels,
Milthon Augustin Michiels, dan Nicolaus Payung Ola, Arend Michiels dan
Usman Ufredo Quinto.
Setelah pelaksanaan penelitian, peneliti menemukan banyak temuan
dilapangan. Temuan tersebut kemudian dinalisis dan disusun menjadi suatu
bentuk laporan hasil penelitian (Skripsi).
Penelitian ini dilakaukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
Menurut Nasution (2003, hlm. 14) Pendekatan kualitatif merupakan tata cara
penelitian yang menghasilkan deskriptif analisis, yaitu apa yang dinyatakan oleh
sasaran penelitian yang bersangkutan secara tertulis atau lisan, dan prilaku nyata.
Metode deskriptif dilakukan berdasarkan pengalaman empiris yang didapat dan
melaporkan keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya
ini sangat berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan
dengan bidang pendidikan dan tingkah laku manusia.
Penelitian deskriptif yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan suatu
bentuk penelitian paling dasar yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau
menggambarkan fenomena-fenomena yang bersifat ilmiah ataupun tanpa
rekayasa. Untuk itu, peneliti terlebih dahulu mengumpulkan data yang diperlukan
sebanyak-banyaknya, kemudian menganalisis, menggambarkan serta
mendeskripsikan data secara sistematis dan akurat. Data yang dianalisis berupa
data yang diperoleh dari hasil penelitian dilapangan seperti informasi lisan,
tulisan, dokumentasi berupa rekaman yang menginformasikan permainan gitar
Illo Djeer serta proses pembentukan karakter bermain gitarnya. Semua data diolah
secara kualitatif, kemudian dianalisis dengan tujuan untuk mengurai masalah yang
berhubungan dengan penelitian. Selanjutnya diverifikasi dan diambil kesimpulan
sesuai kebutuhan penelitian.
B. Partisipan dan Tempat Penelitian
Foto 3.1 Illo Djeer
(Sumber : Dokumentasi Narasumber)
Yang menjadi partisipan dalam penelitian ini yaitu Illo Djeer dengan nama
Flores Sabtu, 7 September 1974 adalah pemain gitar keroncong pada Orkes
Krontjong Toegoe. Beliau menghabiskan masa kecil hingga remaja di daerah
Flores, Nusa Tenggara Timur. Barulah ketika menginjak dewasa, beliau tinggal di
Jakarta sebagai mahasiswa Jurusan Sastra Inggris Fakultas Sastra Universitas
Pendidikan Indonesia. Berbekal pengalaman musik Illo Djeer selama tinggal di
Flores yang cukup banyak, membawa Illo Djeer bergabung dengan OKT. Saat ini
Illo Djeer telah menikah dengan Edeltrudis Ros Da Lima Jenarut yang juga
merupakan keturunan Flores dan telah dikaruniai seorang gadis kecil bernama
Maria Petsa Sae Djeer.
Penelitian dilakukan di beberapa lokasi, diantaranya Kampung Tugu
Kelurahan Semper Barat Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara Provinsi DKI
Jakarta, Palais Hotel Dago Kota Bandung, Jl. Nusa Indah Pancoran Mas Depok
dan Kantor Walikota Kota Solo. Sebagai salah satu bentuk hasil tradisi nenek
moyang masyarakat Tugu, kerap kali musik Keroncong Tugu digunakan untuk
mengiringi ibadah masyaraat Tugu di gereja, juga untuk mengiringi acara-acara
tradisi masyarakat Tugu. Jadi, meskipun secara umum musik keroncong sudah
mendapat predikat musik nasional, bagi masyarakat Kampung Tugu, musik
keroncong adalah musik tradisi nenek moyang mereka yang harus tetap dijaga
identitas keasliannya. Selain itu tempat lain yang digunakan untuk penelitian
adalah kediaman Illo Djeer sendiri dan keluarga yang berada di sekitar Depok.
Hal ini bertujuan untuk memperdalam keseharian sosok Illo Djeer.
C. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah melalui
kegiatan observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi literature.
1. Observasi
Menurut Arikunto (2006, hlm. 223) observasi adalah semua bentuk
penerimaan data yang dilakukan dengan cara merekam kejadian, menghitung,
mengukur dan mencatat. Maka observasi dalam penelitian ini merupakan suatu
melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlagsung di lokasi
penelitian.
Observasi dilakukan di kediaman Illo Djeer dan di Kampung Tugu.
Kegiatan observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut.
Tabel 3.1 Rincian data observasi
No Waktu Observasi Hasil Observasi
1 Selasa,
21 April 2015
Observasi pertama dilakukan di Kampung Tugu, Kelurahan Semper Barat Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara Provinsi DKI Jakarta . Dari observasi ini peneliti melakukan pengamatan awal terhadap permainan gitar Illo Djeer yang akan diangkat menjadi bahan penelitian.
2 Minggu, 26 April 2015
Pada observasi kedua peneliti mengamati aspek-aspek musikal permainan gitar Illo Djeer bersama
OKT pada acara perayaan 60 tahun KAA di Jl. Ir. H.
Juanda Dago, Bandung.
3 Kamis,
13 Agustus 2015
Pada observasi ketiga yang dilakukan di kediaman Illo Djeer di Jl. Nusa Indah, Pancoran Mas, Depok, peneliti berkenalan dengan keluarga Illo Djeer dan mengamati kegiatan dan kebiasaan Illo Djeer bersama keluarga.
4 Kamis, 24 September 2015
Pada kegiatan yang dilakukan di Kampung Tugu, Kelurahan Semper Barat Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara Provinsi DKI Jakarta, peneliti melakukan observasi terakhir melalui pengamatan interaksi Illo Djeer dengan semua personel OKT.
2. Wawancara
Rohidi mengungkapkan bahwa “wawancara adalah suatu teknik yang
terjadi dimasa lampau maupun karena peneliti tidak diperbolehkan hadir di tempat
kejadian itu” (2007, hlm. 208). Dalam penelitian ini, wawancara digunakan
sebagai teknik pengumpulan data untuk studi pendahuluan untuk menemukan
masalah yang harus diteliti, juga untuk mengetahui hal-hal dari responden yang
lebih mendalam. Melalui wawancara diperoleh data-data untuk melengkapi
pembahasan yang tidak didapatkan melalui observasi. Bentuk wawancara yang
digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara informal, sebagaimana
diungkapkan oleh Moleong.
Wawancara pembicaraan informal dipandang perlu dilakukan berkaitan dengan peneliti yang terlibat dan berperan sebagai objek yang diteliti. Wawancara pembicaraan informal, yaitu bergantung kepada spontanitas pewawancara dalam mengajukan pertanyaan kepada yang diwawancarai. Hubungan pewawancara dengan yang diwawancarai adalah dalam suasana biasa dan wajar. Pertanyaan dan jawaban berjalan seperti pembicaraan biasa dalam kehidupan sehari-hari. (1994, hlm. 135)
Jadi, aktifitas wawancara dilakukan dalam suasana yang informal, untuk
menimbukkan rasa nyaman pada narasumber sendiri. Adapun jenis pertanyaan
yang digunakan merupakan pertanyaan-pertanyaan tidak terstruktur atau
pertanyaan terbuka. Pertanyaan berkembang sesuai kondisi di lapangan dengan
tetap mengutamakan pertanyaan inti.
Foto 3.2
Selain kepada Illo Djeer, peneliti juga melakukan wawancara kepada
seluruh personel OKT, yaitu Andre Juan Michiels, Saartje Margaretha Michiels,
Arthur James Michiels, Milthon Augustin Michiels, Arend Michiels, Nicolaus
Payung Ola dan Usman Ufredo Quinto.
Tabel 3.2
Rincian data Wawancara
No Waktu Wawancara Hasil Wawancara
1 Selasa,
21 April 2015
Wawancara pertama dilakukan oleh peneliti di Kampung Tugu, Kelurahan Semper Barat Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara Provinsi DKI Jakarta. Peneliti memperoleh data-data mendasar seperti pengalaman musik Illo Djeer dalam bermain gitar, baik musik secara umum maupun musik keroncong. Penulis juga meperoleh data tentang genre-genre musik yang disukai oleh beliau.
2 Minggu, 26 April 2015
Dari wawancara ini peneliti memperoleh data-data yang bersifat musical, yaitu aspek irama , harmoni, melodi dan teknik yang dimainkan oleh Illo Djeer pada permainan gitarnya bersama OKT. Peneliti melakukan wawancara di Palais Hotel Dago Kota Bandung.
3 Kamis,
13 Agustus 2015
Pada kegiatan wawancara ketiga yang dilakukan di kediaman Illo Djeer di Jl. Nusa Indah, Pancoran Mas, Depok, peneliti mendapatkan data-data yang bersifat non musical, yaitu latar belakang sosial dan budaya Illo Djeer.
3 Kamis, 24 September 2015
Kegiatan wawancara ini dilakukan di Kampung Tugu, Kelurahan Semper Barat Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara Provinsi DKI Jakarta. Peneliti memperoleh data mengenai sosok Illo Djeer secara lebih dalam, baik dari aspek musical maupun non musikal berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan seluruh personel OKT.
3. Studi Literatur
karya dari Koentjaraningrat (1986) menjelaskan tentang pengantar Ilmu
Antropologi, Harmunah (1996) yang menjelaskan tentang musik keroncong
secara umum, Victor Ganap (2001, 2011) yang menjelaskan tentang Keroncong
Tugu, Galih Sutresna (2012) dalam penelitiannya mengenai fungsi flute pada
musik Keroncong dan Orkes Krontjong Toegoe dan Orkes Krontjong Toegoe,
Pinta Resty Ayunda (2013) meneliti tentang gaya menyanyi Sartje Margareha
Michiel pada grup musik Orkes Krontjong Toegoe.
4. Studi Dokumentasi
Dokumentasi dimaksudkan untuk melengkapi data dari hasil wawancara
dan observasi. Badudu dalam Hartini (2009, hlm. 53) mengartikan dokumentasi
adalah semua tulisan yang dikumpulkan dan disimpan yang dapat digunakan
sebagai bukti pelaksanaan suatu kegiatan. Dokumentasi dalam penelitian ini
berupa photo maupun rekaman audio visual dari aktivitas selama penelitian
berlangsung.
D. Analisis Data
Gray dan Malins dalam Rohidi mengungkapkan bahwa “analisis bukan
merupakan tahap akhir dari proses penelitian. Analsisi senantiasa berjalan seiring
dengan pengumpulan dan penelusuran data (2007, hlm. 230).
Sugiyono (2012, hlm. 244) bahwa analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, pencatatan
lapangan, kategori menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun
ke dalam pola,memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan maupun
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Berdasarkan adaptasi dari Sugiyono (2012, hlm. 334) analisis data kualitatif
dilakukan melalui tiga alur:
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Kegiatan Reduksi data tidak dapat dipisahkan dari kegiatan analisis.
Kegiatan ini merupakan langkah awal dalam menganalisis data yaitu suatu proses
ketat, melalui ringkasan atau uraian yang ringkas, menggolongkannya kedalam
satu pola yang lebih luas. Data dari hasil wawancara, dan observasi peneliti
dengan Illo Djeer, rekaman audio, tampilan audio visual dipilih sesuai dengan
kebutuhan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian. Sehingga tidak
semua data dimasukan kedalam laporan penelitian.
2. Display data (Penyajian Data)
Pada tahap ini data yang telah dipilah-pilah diorganisasikan dalam
kategori tertentu agar memperoleh gambaran secara utuh. Penyajian data
dilakukan dengan cara penyampaian informasi berdasarkan data yang dimiliki dan
disusun secara runtut dan baik dalam bentuk naratif, sehingga mudah dipahami..
Adapun hasil observasi dan wawancara di lapangan diubah kedalam bentuk
tulisan yang terbagi dalam dua sub materi yaitu yang berkaitan dengan permainan
gitar Illo Djeer dan aspek musical nonmusikal yang membentuk karakter
permainan Illo Djeer, khususnya dalam permainan keroncong pada Orkes
Krontjong Toegoe.
3. Conclusion Drawing (Verifikasi Data)
Setelah dilakukan penyajian data, tahap selanjutnya adalah verifikasi data.
Melalui tahap ini peneliti ingin melihat kebenaran hasil analisis untuk melahirkan
simpulan yang dapat dipercaya. Penarikan kesimpulan dimana peneliti
melakukannya selama penelitian berlangsung dengan cara menelaah ulang
catatan-catatan lapangan dan mendiskusikannya dengan narasumber pada
pelaksanaan penelitian. Dalam hal ini peneliti meninjau ulang keabsahan data dan
kebenaran data berdasarkan sumber-sumber yang didapatkan, baik dari
narasumber, dokumentasi, maupun personel Orkes Krontjong Toegoe lainnya