BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Penelitian
Membaca merupakan kemampuan berbahasa yang mendasar dalam
kehidupan setiap manusia. Manusia dalam setiap aspek kehidupannya,
memerlukan kegiatan membaca untuk memperoleh berbagai informasi yang
dibutuhkan sebagai sarana untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
Apalagi bagi seorang siswa, kemampuan membaca menjadi penting peranannya
untuk menunjang keberhasilannya dalam bidang akademik maupun dalam
kehidupannya sehari-hari.
Kemampuan membaca bagi siswa adalah modal penting dalam menjalankan
berbagai kegiatannya di sekolah dan akan berdampak pada kehidupannya di masa
yang akan datang. Dikatakan penting, karena siswa yang mengalami kesulitan
dalam membaca akan menghadapi hambatan pada kemampuannya yang lain,
seperti perkembangan bahasanya, sehingga berbagai pengetahuan yang
dibutuhkanpun akan sulit diperoleh. Oleh karena itu, pembelajaran membaca
adalah pembelajaran yang harus ditangani secara serius karena memiliki dampak
yang luas.
Membaca pada hakikatnya bukanlah hanya sekedar melafalkan lambang
tulisan saja, tetapi lebih dari itu pembaca harus memahami pesan atau informasi
yang ada dalam bacaan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Solis, dkk. (2012)
yang menyatakan bahwa sesungguhnya esensi dari membaca adalah pemahaman.
Oleh karena itu memahami bacaan adalah faktor yang sangat penting dalam
kegiatan membaca. Begitu juga dalam dunia pendidikan, membaca pemahaman
adalah sebuah komponen penting dalam keberhasilan akademis dan kemampuan
yang diperlukan dalam berbagai kegiatan di sekolah.
Mengingat hal itu, maka pembelajaran membaca pemahaman perlu untuk
diajarkan di sekolah, terutama di sekolah dasar yang merupakan fondasi bagi
pembelajaran di jenjang pendidikan selanjutnya. Mengenai pentingnya
bahwa membaca pemahaman tampaknya yang paling penting dan harus mendapat
perhatian khusus. Dari pernyataan tersebut bisa diketahui bahwa membaca
pemahaman merupakan kemampuan yang sangat penting untuk pemerolehan
berbagai pengetahuan. Oleh karena itu, pembelajaran membaca pemahaman
penting untuk diajarkan sedini mungkin pada siswa, terutama siswa sekolah dasar
di mana siswa untuk pertama kali belajar membaca dan akan menjadi fondasi bagi
perkembangannya di jenjang pendidikan selanjutnya.
Mengenai pembelajaran membaca di sekolah dasar, ada beberapa hal yang
harus diperhatikan, diantaranya yaitu pembelajaran membaca harus diarahkan
kepada ketercapaian tujuan membaca. Menurut Abidin (2012, hlm. 5) minimalnya
ada tiga tujuan utama pembelajaran membaca di sekolah, yaitu : 1)
memungkinkan siswa agar mampu menikmati kegiatan membaca; 2) mampu
membaca dalam hati dengan kecepatan baca yang fleksibel; dan 3) memperoleh
tingkat pemahaman yang cukup atas isi bacaan. Berdasarkan pernyataan tersebut,
jelas bahwa salah satu tujuan pembelajaran membaca di sekolah adalah
pemerolehan pemahaman atas isi bacaan, bukan hanya semata-mata agar siswa
mampu membaca saja.
Mengingat pentingnya peran membaca pemahaman dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah dasar, maka membaca pemahaman merupakan
keterampilan yang penting untuk dimiliki oleh siswa sekolah dasar. Namun pada
kenyataannya, kemampuan membaca pemahaman siswa sekolah dasar masih
rendah. Hal ini bisa dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh PIRLS
(Progress in International Reading Literacy Study) tahun 2006 yang merupakan
studi internasional tentang literasi membaca untuk siswa sekolah dasar kelas IV di
negara-negara peserta. Aspek penilaian literasi membaca dalam PIRLS 2006
adalah tujuan membaca dan proses pemahaman. Pada aspek tujuan membaca,
yang diukur adalah : 1) pengalaman bersastra; dan 2) memperoleh dan
menggunakan informasi. Sedangkan pada aspek proses pemahaman, yang diukur
adalah : 1) mengambil informasi secara eksplisit; 2) membuat kesimpulan secara
langsung; 3) menginterpretasikan dan mengintegrasikan gagasan dan informasi;
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Indonesia berada pada urutan
ke 41 dari 45 negara peserta, dengan skor 405. Skor yang diperoleh berada
signifikan di bawah rata-rata internasional, yaitu 500 (sumber :
http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/ survei-internasional-pirls). Begitu juga
dengan penelitian yang dilakukan oleh PISA (Programme for International
Student Assessment) pada tahun 2012, yaitu studi internasional tentang prestasi
literasi membaca, matematika, dan sains siswa sekolah berusia 15 tahun. Pada
keterampilan membaca, aspek-aspek yang diukurnya adalah memahami,
menggunakan, dan merefleksikan dalam bentuk tulisan. Hasil penelitian ini
menyebutkan bahwa prestasi literasi siswa di Indonesia berada pada urutan 64
dari 65 negara peserta, dengan skor 396. Skor ini masih jauh dari skor rata-rata
internasional yaitu 496 (sumber: http://litbang. kemdikbud.go.id
/index.php/survei-internasional-pisa). Selain itu, Suhardjono, dkk. telah
melakukan penelitian mengenai kemampuan membaca pemahaman siswa sekolah
dasar kelas IV pada tahun 2009. Penelitian ini dilakukan di 12 sekolah dasar yang
ditentukan secara acak di seluruh Indonesia. Hasil dari penelitian ini menyebutkan
bahwa persentase rata-rata kemampuan memahami bacaan siswa kelas IV pada
sekolah-sekolah tersebut adalah 35,64%. Hasil ini menunjukkan bahwa
kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV SD tergolong rendah (sumber :
http://www.suhardjono.lecture.ub.ac.id/files/2012/05/Ringkasan-PIRLS2009.doc).
Hasil dari penelitian-penelitian tersebut jelas menunjukkan bahwa prestasi
literasi membaca Indonesia termasuk di dalamnya kemampuan membaca
pemahaman masih rendah dibandingkan dengan negara lain yang menjadi peserta
dalam penelitian ini. Kenyataan ini sangat memprihatinkan, mengingat membaca
pemahaman adalah keterampilan yang sangat penting dalam berbagai bidang di
kehidupan ini khususnya dalam dunia pendidikan. Pembelajaran bahasa
mempunyai andil yang besar dalam meningkatkan kemampuan membaca
pemahaman siswa. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi seluruh rakyat
Indonesia terutama guru dan siswa untuk memperbaikinya dengan meningkatkan
Menanggapi rendahnya kemampuan membaca pemahaman siswa di sekolah
dasar, ada beberapa faktor yang diduga menjadi penyebabnya. Mengenai hal ini,
Doolittle (2006) menyatakan bahwa salah satu solusi untuk mengatasi rendahnya
kemampuan membaca pemahaman adalah penggunaan strategi pembelajaran
membaca pemahaman secara eksplisit bagi siswa. Dari pernyataan tersebut jelas
bahwa strategi membaca yang diterapkan oleh guru dalam pembelajaran membaca
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan membaca
pemahaman siswanya.
Jadi rendahnya kemampuan membaca pemahaman siswa sekolah dasar
adalah cermin kegagalan sekolah dalam melakukan pembelajaran membaca. Salah
satu penyebabnya adalah diduga penggunaan strategi membaca yang kurang tepat.
Penggunaan strategi membaca yang tepat akan sangat membantu siswa dalam
memahami bacaan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Hall (2012) yang
menyatakan bahwa strategi membaca bisa menolong siswa yang memiliki
kesulitan dalam membaca dan mampu memperdalam pemahamannya, tetapi siswa
juga perlu memperoleh kesempatan untuk mempelajari berbagai strategi secara
bervariasi dan melihat bagaimana strategi-strategi tersebut digunakan dalam
berbagai jenis wacana yang berbeda. Dengan cara begitu, siswa diharapkan dapat
memilih strategi membaca yang tepat dengan jenis wacana yang dipelajari
sehingga akan menghasilkan peningkatan pemahamannya atas isi wacana.
Dari pernyataan tersebut bisa disimpulkan bahwa strategi membaca
mempunyai peranan yang cukup signifikan terhadap peningkatan membaca
pemahaman seseorang karena penggunaannya yang tepat mampu meningkatkan
kemampuannya dalam memahami bacaan. Oleh karena itu, dalam pembelajaran
membaca, guru hendaknya menggunakan strategi membaca yang tepat.
Berbagai strategi membaca termasuk strategi membaca pemahaman
diciptakan oleh para ahli agar pembaca mampu membaca dengan baik,
menemukan informasi dan memahaminya secara optimal. Strategi tersebut
diantaranya adalah strategi RAP (Read – Ask – Paraphrase) dan KWL (Know –
Want to know – Learned). Penggunaan kedua strategi ini diduga mampu
menuntut siswa untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan membacanya, sehingga
pemahamannya terhadap wacana akan meningkat. Selain itu, kedua strategi ini
relatif sederhana untuk diterapkan, sehingga siswa akan mudah untuk
menerapkannya dalam kegiatan membacanya sehari-hari.
Strategi RAP didasarkan pada teori pemrosesan informasi dengan
menggunakan prosedur parafrase untuk membantu meningkatkan memori akan
ide pokok dan informasi detail dalam wacana. Strategi RAP dalam penerapanya
memecahkan wacana tersebut kedalam unit-unit yang lebih kecil berupa paragraf,
pemecahan wacana kedalam unit-unit yang lebih kecil diyakini akan mampu
meningkatkan ingatan siswa sehingga pemahamannyapun diharapkan akan lebih
meningkat.
Sedangkan strategi KWL digunakan untuk memperoleh informasi dari
bacaan yang menuntut peran aktif siswa sebelum, saat, dan sesudah membaca.
Dalam menerapkan strategi ini, pengetahuan awal siswa tentang topik bacaan
yang akan dipelajari dan rasa keingintahuan siswa akan topik bacaan dieksplorasi,
sehingga ketika kegiatan membaca berlangsung, siswa akan lebih mudah untuk
memahami wacana tersebut.
Penelitian mengenai penggunaan kedua strategi ini telah dilakukan oleh
beberapa orang. Penelitian mengenai penggunaan strategi RAP dalam
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa sekolah dasar telah
dilakukan oleh Jessica L. Hagaman, dkk. pada tahun 2012. Penelitian mereka
berjudul ”The Effects of the Paraphrasing Strategy on the Reading
Comprehension of Young Students.” Penelitian ini memberikan hasil bahwa penggunaan strategi parafrase RAP mampu meningkatkan kemampuan membaca
pemahaman pada siswa sekolah dasar. Penelitian mengenai penerapan strategi
KWL telah dilakukan oleh Duriah pada tahun 2013. Judul penelitiannya adalah ”Pembelajaran Membaca dengan KWL (What I Know – What I Want to Learn – What I Learned) untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman dan Berbicara Siswa Kelas V Sekolah Dasar.” Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa penggunaan strategi KWL dapat meingkatkan kemampuan membaca
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis memfokuskan kajian
pada penelitian dengan judul ”PENGARUH STRATEGI RAP (READ – ASK –
PARAPHRASE) DAN STRATEGI KWL (KNOW – WANT TO KNOW –
LEARNED) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA
SEKOLAH DASAR KELAS IV.”
B.Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah ”Apakah strategi RAP dan strategi KWL
berpengaruh terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa sekolah dasar
kelas IV?.”
Rumusan masalah di atas, dijabarkan dalam pertanyaan penelitian di bawah
ini:
1. Bagaimana profil kemampuan membaca pemahaman siswa SD kelas IV
sebelum mendapatkan pembelajaran membaca menggunakan strategi RAP?
2. Bagaimana profil kemampuan membaca pemahaman siswa SD kelas IV
sebelum mendapatkan pembelajaran membaca menggunakan strategi KWL?
3. Bagaimana peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa SD kelas IV
yang mendapatkan pembelajaran membaca dengan menggunakan Strategi
RAP?
4. Bagaimana peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa SD kelas IV
yang mendapatkan pembelajaran membaca dengan menggunakan Strategi
KWL?
5. Bagaimana perbedaan peningkatan kemampuan membaca pemahaman antara
siswa SD kelas IV yang mendapatkan pembelajaran membaca menggunakan
strategi RAP dan siswa SD kelas IV yang mendapatkan pembelajaran
C.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan profil kemampuan membaca pemahaman siswa SD kelas IV
sebelum mendapatkan pembelajaran membaca menggunakan strategi RAP.
2. Mendeskripsikan profil kemampuan membaca pemahaman siswa SD kelas IV
sebelum mendapatkan pembelajaran membaca menggunakan strategi KWL.
3. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa SD
kelas IV dengan menggunakan strategi RAP.
4. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa SD
kelas IV dengan menggunakan strategi KWL.
5. Mendeskripsikan perbedaan kemampuan membaca pemahaman antara siswa
SD kelas IV yang mendapatkan pembelajaran membaca dengan menggunakan
strategi RAP dan siswa SD kelas IV yang mendapatkan pembelajaran
membaca dengan menggunakan strategi KWL.
D.Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat selama penelitian
a. Siswa dapat berlatih untuk meningkatkan kemampuan membaca
pemahaman.
b. Guru dapat berlatih untuk mengimplementasikan strategi RAP dan KWL
untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa.
2. Manfaat hasil penelitian
a. Manfaat teoretis
1) Secara teoretis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan kepada pembelajaran bahasa, terutama dalam usaha untuk
peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa sekolah dasar.
2) Secara khusus penelitian ini untuk memberikan kontribusi pada strategi
pembelajaran membaca pemahaman yang bervariasi untuk meningkatkan
b. Manfaat praktis
Manfaat secara praktis menyangkut pemecahan masalah pendidikan dan
peningkatan mutu pendidikan bahasa terutama pembelajaran membaca
pemahaman di sekolah dasar.
E.Variabel Penelitian
Penelitian ini terdiri dari tiga variabel, dimana terdapat dua variabel terikat
(dependent variable) dan satu variabel bebas (independent variable). Rincian
variabel adalah sebagai berikut:
1. Variabel bebas (independent variable) dalam penelitian ini adalah:
a. Strategi RAP (Read – Ask – Paraphrase)
b. Strategi KWL (Know – Want to know – Learned)
2. Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah kemampuan
membaca pemahaman siswa sekolah dasar kelas IV.
F. Definisi Operasional
Dalam rangka memperoleh persamaan persepsi dan menghindarkan penafsiran
yang berbeda dari beberapa istilah dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan
definisi operasional sebagai berikut:
1. Strategi RAP (Read – Ask – Paraphrase) yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah sebuah strategi membaca pemahaman dengan menggunakan
potongan-potongan paragraf dalam teks bacaan dan memparafrasekannya dengan
menggunakan kata-kata sendiri untuk membantu siswa sekolah dasar kelas IV
dalam meningkatkan ingatan akan ide pokok dan informasi detail dalam
wacana baik yang tersurat maupun tersirat. Tahapan-tahapan strategi RAP
dalam penelitian ini yaitu siswa sekolah dasar kelas IV: 1) membaca sebuah
paragraf teks bacaan yang disajikan guru, 2) bertanya pada diri sendiri apa ide
pokok paragraf yang telah dibaca dan informasi detailnya, kemudian
menuliskannya dalam lembar kerja yang disediakan guru; 3) menceritakan
kembali ide pokok paragraf dan informasi detail yang mereka bisa ingat dalam
2. Strategi KWL (Know – Want to know – Learned) yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah sebuah strategi membaca yang digunakan untuk
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa sekolah dasar kelas
IV. Strategi ini membiasakan siswa menentukan tujuan membaca sebelum
membaca dan mengaktifkan siswa sebelum, saat, dan sesudah membaca yang
diawali dengan kepemilikan skemata atas isi bacaan. Tahapan strategi KWL
dalam penelitian ini yaitu : 1) Know. Siswa melakukan curah pendapat dengan
cara memberi sumbang saran pengetahuan dan pengalaman sebelumnya
tentang topik bacaan; 2) Want to know. Pada tahap ini siswa menyusun tujuan
membaca teks yang dibacanya; 3) Learned. Siswa membaca teks di dalam hati
sekaligus mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun.
3. Kemampuan membaca pemahaman yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kemampuan siswa sekolah dasar kelas IV dalam memahami isi tuturan tertulis,
kemampuan menjawab pertanyaan terkait teks, kemampuan menentukan
kalimat utama pada setiap paragraf, dan kemampuan membuat ringkasan dari