• Tidak ada hasil yang ditemukan

Statistik Daerah Kabupaten Tangerang 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Statistik Daerah Kabupaten Tangerang 2014"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

COVER

(2)
(3)

S T A T I S T I K D A E R A H

KABUPATEN TANGERANG 2014

(4)

STATISTIK DAERAH

KABUPATEN TANGERANG

2014

Katalog BPS : 1101002.3603

Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm

Jumlah Halaman : 17 Halaman + V

Naskah :

Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Stask

Gambar Kulit :

Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Stask

Diterbitkan oleh :

BPS Kabupaten Tangerang

”Boleh dikup dengan menyebut sumbernya”

Keterangan Kulit :

1. Universitas Pelita Harapan ( Salah satu Universitas di Karawaci, Kelapa Dua ) 2. Rumah Kayu Goen ( Salah satu tempat wisata di Panongan )

3. Gerbang Citra Raya ( Gerbang menuju kawasan perumahan Citra Raya ) 4. Pantai Tanjung Pasir ( Salah satu wisata pantai di Teluknaga )

5. World of Wonders ( Wisata keajaiban dunia di kawasan Citra Raya ) 6. Gerbang Tol Cikupa

7. Gerbang Kabupaten Tangerang

(5)

Kata Sambutan

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, saya menyambut baik penerbitan publikasi Statistik Daerah yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi dan kabupaten/kota. Penyusunan publikasi Statistik Daerah ini merupakan inovasi dan pengembangan kegiatan perstatistikan serta penyebarluasan informasi sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan visi BPS sebagai “ pelopor data statistik terpercaya untuk semua “.

Penerbitan publikasi Statistik Daerah dimaksudkan untuk melengkapi ragam publikasi statistik yang telah tersedia di daerah seperti Daerah Dalam Angka (DDA) yang telah terbit secara rutin dalam memotret kondisi daerah. Buku ini menyajikan indikator-indikator terpilih yang menggambarkan tentang kondisi daerah dalam bentuk tampilan uraian deskriptif sederhana.

Saya berharap, publikasi Statistik Daerah ini mampu memberikan informasi secara cepat dan tepat kepada pemerintah daerah dan masyarakat yang dapat digunakan se-bagai dasar perencanaan, monitor dan evaluasi mengenai perkembangan pem-bangunan di berbagai sektor serta membantu para pengguna data lainnya dalam me-mahami kondisi umum daerahnya.

Akhirnya, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berpartisipasi hingga terbitnya publikasi ini, dan semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa meridhoi usaha kita.

Jakarta, September 2014 Kepala Badan Pusat Statistik,

(6)

Kata Pengantar

Publikasi Statistik Daerah Kabupaten Tangerang 2014 diterbitkan oleh BPS Kabupaten Tangerang berisi berbagai data dan informasi terpilih seputar Kabupaten Tangerang yang dianalisis secara se-derhana untuk membantu pengguna data dalam memahami perkembangan pembangunan serta potensi yang ada di Kabupaten Tangerang.

Publikasi Statistik Daerah Kabupaten Tangerang 2014 diterbitkan untuk melengkapi beberapa publikasi statistik yang sudah terbit secara rutin setiap tahun. Berbeda dengan publikasi yang sudah ada, publikasi ini lebih menekankan pada analisis.

Materi yang disajikan pada Publikasi Statistik Daerah Kabupaten Tangerang 2014 memuat berbagai informasi/indikator yang terkait dengan hasil pembangunan dari berbagai sektor di wilayah Kabupaten Tangerang dan diharapkan dapat digunakan untuk bahan kajian, perencanaan, dan evaluasi berbagai macam program yang telah dijalankan.

Akhirnya kami sampaikan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan publikasi ini, sehingga penerbitan publikasi ini dapat terlaksana. Kritik dan saran sangat kami hargai guna penyempurnaan publikasi di masa mendatang.

BPS Kabupaten Tangerang Kepala,

Ir. Budi Supriyanto

(7)

DAFTAR ISI

1. Geografi dan Iklim

1

2. Pemerintahan

2

3. Penduduk

4

4. Ketenagakerjaan

6

5. Pendidikan

7

6. Kesehatan

8

7. Perumahan

9

8. Pembangunan Manusia

10

9. Pertanian

11

10. Industri Pengolahan

13

11. Pariwisata

14

12. Pengeluaran Penduduk

15

13. Pendapatan Regional

16

14. Perbandingan Regional

17

Lampiran Tabel

(8)
(9)

Peta Kabupaten Tangerang

Data Geografis dan Iklim Tangerang, 2013 L a u t J a w a

Kota Tangerang J a k a r t a Kota Tangerang Selatan Kabupaten Serang Kabupaten Lebak

Sumber : Tangerang Dalam Angka 2014

GEOGRAFI DAN IKLIM

1

Kabupaten dengan sebagian besar wilayahnya merupakan dataran rendah

Luas wilayah Tangerang sebesar 959,6 km2 atau 9,93 persen dari total luas wilayah Ban-ten, dengan temperatur maksimum tertinggi pada Bulan Oktober sebesar

33,80 C dan hari hujan tertinggi pada Bulan Januari sebanyak 27 hari

Kabupaten Tangerang adalah sebuah kabu-paten yang terletak di bagian Timur Propinsi Banten dengan ibukotanya adalah Tigaraksa dengan letak astronomis antara 6°00'- 6°20' Lintang Selatan dan 106°20'-106°43' Bujur Timur . Luas wilayah Kabu-paten Tangerang 959,6 km2 atau 9,93 % dari se-luruh luas wilayah Propinsi Banten dengan batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan Laut Ja-wa, sebelah timur berbatasan dengan Kota Tange-rang Selatan dan Kota TangeTange-rang, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kota Depok, sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Serang dan Lebak.

Kondisi topografi sebagian besar wilayah Kabupaten Tangerang merupakan dataran rendah dengan ketinggian 0 - 25 meter diatas permukaan laut yang meliputi Kecamatan Teluknaga, Mauk, Kemiri, Sukadiri, Kresek, Kronjo, Pakuhaji, dan Sepatan. Sedangkan dataran tinggi dengan keting-gian lebih dari 25 meter diatas permukaan laut ter-letak di bagian tengah ke arah selatan. Kemiringan tanah rata-rata 0-3% menurun ke utara sedangkan daerah pesisir pantainya sepanjang kurang lebih 50 km.

Keadaan iklim didasarkan pada penelitian di BMKG, Stasiun Geofisika Klas I Tangerang, yaitu berupa data temperatur (suhu) udara, kelembaban udara dan intensitas matahari , curah hujan dan rata -rata kecepatan angin. Temperatur udara rata-rata berkisar antara 24,4 0C - 32,3 0C dengan temperatur maksimum tertinggi pada Bulan Oktober 33,8 0C dan temperatur minimum terendah pada bulan Juli yaitu 23,5 0C. Rata-rata kelembaban udara dan in-tensitas matahari sekitar 76,7% dan 55,4%. Keadaan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari yaitu 555 mm, sedangkan rata-rata curah hujan dalam setahun adalah 192,5 mm. Hari hujan tertinggi pada bulan Januari dengan hari hujan sebanyak 27 hari dan terendah pada Bulan Agustus sebanyak 2 hari. Rata-rata kecepatan angin dalam setahun adalah 4,1 knot dengan kecepatan maksi-mum 5,9 knot.

Uraian Satuan Nilai

DATA GEOGRAFIS

a. Luas wilayah km2 959.6

b. Ketinggian m dpl 85

c. Sungai terpanjang (S. Cisadane) Ha 414.3

d. Wilayah Terluas (Rajeg) Ha 53.7

e. Wilayah Terkecil (Sepatan) Ha 17.32

I K L I M

a. Rata-rata temperature udara oC 24.4 - 32.3

b. Rata-rata kelembaban udara % 76.7

c. Rata-rata intensitas matahari % 55.4

d. Rata-rata curah hujan mm 192.5

e. Rata-rata kecepatan angin knot 4.1

(10)

2

Dalam tiga tahun terakhir, proporsi pegawai perempuan terus meningkat.

PEMERINTAHAN

Kabupaten Tangerang terdiri dari 29 kecamatan yang terbagi lagi menjadi 246 desa dan 28 kelurahan. Meski PNS laki-laki lebih mendominasi, proporsi PNS perempuan

dalam kurun tiga tahun terakhir terus mengalami peningkatan.

Jumlah Perolehan Suara Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kab. Tangerang

Periode Tahun 2013 - 2018 Sumber : Tangerang Dalam Angka 2014 Statistik Pemerintahan di Tangerang

2011- 2013 Wilayah

Administrasi 2011 2012 2013

1. Kecamatan 29 29 29

2. Desa 246 246 246

3. Kelurahan 28 28 28

Jumlah PNS 2011 2012 2013

Laki-laki 6 593 (53.53%)

6 523 (52.82%)

6 222 (51.94%)

Perempuan 5 724 (46.47%)

5 827 (47.18%)

5 756 (48.05%)

Jumlah Total 12 317 (100%)

12 350 (100%)

11 978 (100%)

Kabupaten Tangerang dalam kurun waktu lima tahun terakhir, terhitung sejak Kota Tangerang Selatan memisahkan diri dari Kabupaten Tange-rang, jumlah kecamatan, kelurahan maupun desa masih tetap sama yaitu 29 kecamatan yang sebagi-an besar merupaksebagi-an kecamatsebagi-an ysebagi-ang dimekarksebagi-an dari kecamatan induk. Dari 29 kecamatan tersebut, terbagi lagi menjadi 246 desa dan 28 kelurahan. Sebelumnya pada tahun 2008, tujuh kecamatan dipisahkan dari Kabupaten Tangerang membentuk sebuah kota otonom yaitu Kota Tangerang Selatan.

Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Ka-bupaten Tangerang selama periode tahun 2011-2013 cukup berfluktuasi. Meningkat sedikit di tahun 2012 dan menurun cukup signifikant di tahun 2013. Bila diperhatikan komposisi pegawai menurut jenis kelamin, dalam tiga tahun terakhir, meski pegawai laki-laki tetap mendominasi, persentase jumlah pegawai perempuan terus mengalami peningkatan. Terakhir di tahun 2013 proporsi pegawai laki-laki mencapai 51,94 persen sedangkan perempuan mencapai 48,05 persen.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Tangerang, akhirnya menetapkan pasangan nomor urut 2, Ahmed Zaki Iskandar—Hermansyah sebagai pasangan Bupati dan Wakil Bupati terpilih 2013-2018 dengan perolehan suara sebanyak 599.478 atau 55,46 persen, diikuti oleh pasangan nomor urut 4, Ahmad Suwandhi-Muhli dengan perolehan suara 219.846 atau 20,34 persen lalu pasangan nomor urut 3, Aden Abdul Khalik-Suryana sebanyak 148.178 atau 13,71 persen dan yang terakhir ada-lah pasangan nomor urut 1, Ahmad Subadi-Aufar Hutapea sebanyak 113.379 atau 10,49 persen.

*** TAHUKAH ANDA

Pemerintah Kabupaten Tangerang tahun 2013 didukung oleh 11.978 PNS dengan mayoritas pegawainya memiliki tingkat pendidikan SLTA sebesar 48,5 persen, disusul S1 sebesar 28,5 persen dan hampir 99 persen beragama islam.

Za ki -He rma n

s ya h, 55.46 Suwa ndhi -Muhl i, 20.34 Ade n-Surya na, 13.71 Suba di-Aufa r, 10.49

Sumber : KPU Kabupaten Tangerang

(11)

Perkembangan Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Tangerang (miliar rupiah)

Sumber : Tangerang Dalam Angka 2014

Realisasi APBD Tangerang (miliar rupiah)

2

PEMERINTAHAN

Target belanja melebihi target pendapatan

Belanja daerah Kabupaten Tangerang tahun 2014 direncanakan mencapai 3,53 triliun rupiah. Sedangkan pendapatan daerahnya hanya ditargetkan sebesar 3,22 triliun rupiah

Sumber : Tangerang Dalam Angka 2014 Jumlah anggaran yang dibelanjakan oleh

Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk membiayai pembangunan di wilayahnya pada tahun 2013 mencapai 3,28 triliun rupiah, terdiri dari belanja pegawai 1,14 triliun rupiah, belanja barang dan jasa 820 miliar rupiah, belanja modal 1,13 triliun rupiah dan sisanya 183 miliar rupiah digunakan untuk belanja lain-lain.

Total realisasi pendapatan daerah Kabupaten Tangerang pada tahun 2013 mencapai 3,47 triliun rupiah. Pendapatan Asli Daerah (PAD) menyumbang 35,15 persen atau tepatnya 1,22 triliun rupiah. Sedangkan, dana perimbangan mencapai 1,5 triliun rupiah atau sekitar 43,23 persen yang terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar 1,12 triliun rupiah, Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar 90,03 miliar rupiah, dana bagi hasil pajak/bukan pajak yang mencapai 294 miliar rupiah. Dan yang ketiga adalah lain-lain pendapatan daerah yang sah yang menyumbang sebesar 748 miliar rupiah atau sekitar 21,59 persen terhadap pendapatan daerah wilayah ini.

Sementara itu, belanja daerah dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Tangerang tahun 2014, direncanakan mencapai 3,53 triliun rupiah atau lebih besar dibandingkan dengan realisasi tahun 2013. Sedangkan pendapatan daerah tahun 2014 oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang ditargetkan hanya sebesar 3,23 triliun rupiah.

*** TAHUKAH ANDA

Pemerintah Kabupaten Tangerang optimis bisa men-capai target Pendapatan Asli Daerah (PAD) hingga Rp 5 triliun di tahun 2016. Sinergi dan koordinasi antar Satu-an Kerja PerSatu-angkat Daerah (SKPD) pun terus ditingkat-kan guna mempercepat capaian target tersebut.

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

2011 2012 2013

Pendapatan

Belanja

Realisasi 2012 2013

Belanja Daerah 2 709 3 278

Belanja Pegawai 1 022 1 143

Belanja Barang dan Jasa 520 820

Belanja Modal 930 1 132

Belanja Lain-lain 237 183

Pendapatan Daerah 2 655 3 465

PAD 840 1 218

Dana Perimbangan 1 542 1 498

Lain-lain Pendapatan

Daerah yg sah 273 748

Rencana 2013 2014

Belanja Daerah 3 491 3 532

(12)

Komposisi Penduduk Banten, 2013

Sumber : BPS Kab. Tangerang (Proyeksi Penduduk 2013)

Indikator Penting Hasil Proyeksi Penduduk 2013

3

Kabupaten dengan populasi tertinggi se - Banten

Penduduk Tangerang menurut Hasil Proyeksi Penduduk 2013 berjumlah lebih dari 3,15 juta orang. Dibandingkan kabupaten lainnya, Tangerang merupakan kabupaten dengan tingkat populasi tertinggi se-Banten.

PENDUDUK

Uraian Satuan 2012 2013

TANGERANG

Penduduk orang 3 050 681 3 157 780

- Laki-laki orang 1 564 979 1 617 090

- Perempuan orang 1 490 702 1 540 690

Kepadatan Pend. orang/km2 3 179 3 291

BANTEN

Penduduk orang 11 198 596 11 452 491

- Laki-laki orang 5 716 156 5 844 195

- Perempuan orang 5 482 440 5 608 296

Kepadatan Pend. orang/km2 1 159 1 185

Sumber : BPS Kab. Tangerang (Proyeksi Penduduk 2013) Pandeglang , 10.33 Lebak, 10.90 Tangerang, 27.57 Serang, 12.67 Kota Tangerang, 17.05 Kota Cilegon, 3.48 Kota Serang, 5.40 Kota Tangsel, 12.60

Hasil Proyeksi Penduduk 2013 menunjuk-kan bahwa jumlah penduduk Kabupaten Tange-rang mencapai lebih dari 3,15 juta oTange-rang, terdiri dari 1,61 juta laki-laki dan 1,54 juta perempuan. Persentase penduduk Tangerang pada tahun 2012 mencapai 27,57 persen dari total penduduk Banten yang berjumlah lebih dari 11,45 juta orang. Bila dibandingkan dengan kabupaten lainnya, Tangerang adalah kabupaten dengan populasi tertinggi pertama di Banten, diikuti Kota Tangerang (17,05 persen), Kabupaten Serang (12,67 persen), Kota Tangsel (12,60 persen), Ka-bupaten Lebak (10,90 persen), KaKa-bupaten Pandeglang (10,33 persen), Kota Serang (5,40 persen) dan terendah Kota Cilegon (3,48 persen).

Bila dilihat dari kepadatan penduduk Ka-bupaten Tangerang, untuk tahun 2013 tingkat kepadatannya mencapai 3.291 orang per kilo me-ter persegi, lebih tinggi bila dibandingkan tahun sebelumnya. Berbeda dengan Propinsi Banten dengan luas wilayah sekitar 9.662,92 kilo meter persegi yang didiami oleh 11.452 491 orang se-hingga rata-rata tingkat kepadatan penduduknya masih berada jauh di bawah Kabupaten Tange-rang yaitu sebesar 1.185 oTange-rang per kilometer persegi.

*** TAHUKAH ANDA

Kabupaten Tangerang sejak ratusan tahun lalu sudah menjadi daerah perlintasan perniagaan, perhubungan sosial dan interaksi antar daerah lain. Hal ini disebabkan letak daerah ini yang be-rada di dua poros pusat perniagaan Jakarta-Banten. Menurut catatan sejarah, daerah ini sarat dengan konflik kepentingan perniagaan dan kekuasaan wilayah antara Kesultanan Banten dengan Penjajah Belanda.

(13)

Indikator Kependudukan Kecamatan Hasil Proyeksi Penduduk 2013

3

PENDUDUK

Sex Ratio penduduk Kabupaten Tangerang adalah sebesar 104

Kecamatan Pasarkemis adalah kecamatan dengan penduduk terbanyak yang mencapai 8,95 % dari penduduk Tangerang sedangkan kecamatan dengan

sex ratio terbesar adalah Kecamatan Kemiri yang mencapai 108,73.

Sumber : Tangerang Dalam Angka 2014 Hasil proyeksi penduduk 2013 di Kabupaten

Tangerang memperlihatkan bahwa Kecamatan Pasarkemis mempunyai jumlah penduduk terbanyak, yaitu mencapai 282.591 jiwa (8,95%), diikuti Cikupa sebesar 252.318 jiwa (7,99%), Kelapa Dua sebesar 203.619 jiwa (6,44%), dan Curug sebesar 186.889 jiwa (5,92%). Sedangkan kecama-tan dengan penduduk terkecil adalah Kecamakecama-tan Mekar Baru dengan jumlah penduduk hanya sekitar 36 ribu jiwa.

Sex Ratio penduduk Kabupaten Tangerang 104,96 yang artinya jumlah penduduk laki-laki 4 persen lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan, atau setiap 100 perempuan terdapat 104 laki-laki. Sex Ratio terbesar terdapat di Kecamatan Kemiri yakni sebesar 108,73 dan yang terkecil terdapat di Kecamatan Kelapa Dua yakni sebesar 98,81 dan merupakan satu - satunya keca-matan yang mempunyai angka sex ratio dibawah 100, yang artinya setiap 100 perempuan hanya ter-dapat 98 laki-laki / jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki.

*** TAHUKAH ANDA

Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Kabupaten Tangerang di atas rata-rata LPP Propinsi Banten dan LPP Nasional. Dalam kurun waktu 5 tahun mendatang, Pemda Kabupaten Tangerang akan terus berupaya mengendalikan LPP seperti tertuang dalam RPJMD Kabupaten Tangerang Tahun 2013-2018, yakni program Total Fertile Rate (TFR) 2,1, yaitu dalam satu keluarga cukup mempunyai 2 anak.

Kecamatan Jumlah Pendd Sex Ratio

Cisoka 86 754 107.37

Solear 82 566 104.29

Tigaraksa 137 259 104.69

Jambe 42 868 105.60

Cikupa 252 318 106. 96

Panongan 116 084 103.82

Curug 186 889 106.62

Kelapa Dua 203 619 98.81

Legok 110 005 107.77

Pagedangan 106 411 104.88

Cisauk 73 458 104.08

Pasarkemis 282 591 103.66 Sindang Jaya 85 686 104.29 Balaraja 121 900 106.60 Jayanti 68 447 103.52 Sukamulya 62 643 103.86

Kresek 63 415 103.21

Gunung Kaler 50 255 101.50

Kronjo 56 913 104.77

Mekar Baru 36 529 105.75

Mauk 80 679 103.86

Kemiri 41 964 108.73

Sukadiri 55 039 107.55

Rajeg 152 262 104.51

Sepatan 105 373 107.27 Sepatan Timur 88 655 105.61 Pakuhaji 109 236 105.46 Teluknaga 151 199 105.13

Kosambi 146 763 107.63

(14)

Statistik Ketenagakerjaan Tangerang

Komposisi Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan, 2013

4

KETENAGAKERJAAN

TPAK Kabupaten Tangerang mencapai 64,88 %

Jumlah angkatan kerja di Tangerang pada tahun 2013 meningkat hingga level 1,46 juta orang. Hal ini sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk yang bekerja, pada tahun 2013 berjumlah 1,28 juta jiwa.

Pada tahun 2013, dari jumlah penduduk Kabupaten Tangerang sebanyak 3.157.780 orang terdapat 2.244.021 orang atau 71,06 persen merupakan Penduduk Usia Kerja (PUK 15 th keatas). Dari jumlah tersebut, hampir 64,9 persennya merupakan angkatan kerja dan sisanya adalah penduduk bukan angkatan kerja. Selama tiga tahun jumlah angkatan kerja di Tangerang terus menurun, namun pada tahun 2013 kembali meningkat. Berbeda dengan Ting-kat Partisipasi AngTing-katan Kerja (TPAK) yang terus berfluktuasi, terakhir pada tahun 2013 mencapai pada level 64,88 persen.

Jumlah penduduk yang terserap dalam dunia tenaga kerja sejak tahun 2010 terus menurun, namun pada tahun 2013 kembali meningkat mencapai 1,28 juta orang. Hal ini sejalan dengan jumlah angkatan kerja dan tingkat pengangguran yang pada tahun 2013 mengalami peningkatan masing-masing sebesar 1,46 juta jiwa dan 11,94 persen.

Berdasarkan lapangan pekerjaan, sektor industri pengolahan tetap menduduki peringkat pertama penyerapan tenaga kerja di Tangerang dengan persentase mencapai 47,61 persen. Sektor industri merupakan sektor ekonomi utama untuk menunjang perekonomian Kabupaten Tangerang. Disusul kemudian oleh sektor perdagangan, RM ,dan Jasa Akomodasi menduduki peringkat kedua dengan persentase 20,97 persen, disusul sektor lainnya sebesar 13,29 persen, sektor pertanian sebesar 7,49 per-sen dan terakhir sektor jasa sebesar 1,06 perper-sen.

Sedangkan menurut status pekerjaan, sebagian besar penduduk Tangerang atau sekitar 67,83 persennya berstatuskan buruh/karyawan. Selanjutnya peringkat kedua adalah status berusaha sendiri sekitar 16,28 persen dan yang terendah adalah status berusaha dibantu pekerja tetap hanya sebesar 2,21 persen.

Uraian 2010 2011 2012 2013

Penduduk 15 th

keatas (juta orang) 2.19 2.04 2.09 2.24

Angkatan Kerja (juta

orang) 1.44 1.42 1.33 1.46

TPAK (%) 65.90 69.46 63.59 64.88

Tingkat

Penganggu-ran (%) 14.01 14.42 11.46 11.94

Bekerja (juta orang) 1.24 1.21 1.18 1.28

Mencari Pekerjaan

(orang) 201 976 204 358 152 235 173 798

Sumber : Data Sakernas Agustus 2013, diolah

Pertanian dan Perikanan, 7.49 In dustri, 47.61 Perdaga ngan, RM dan Js Akomodasi , 20.97 Jasa K emasy, Sosial dan Perora n gan, 1.06

Lainnya, 13.29

Sumber : Data Sakernas Agustus 2013, diolah

(15)

PENDIDIKAN

5

Penduduk rata-rata memutuskan berhenti saat kelas 3 SLTP

Rata-rata lama sekolah di Tangerang dalam dua tahun terakhir tidak menunjukkan peningkatan, tetap pada level 8,96 tahun. Secara rata rata penduduk Tangerang

hanya menyelesaikan pendidikan berhenti saat kelas 3 SLTP.

Indikator Pendidikan Tangerang

Persentase Penduduk Menurut Ijazah Tertinggi Yang Dimiliki, 2013

Sumber : Data Susenas 2013, diolah Kualitas sumber daya manusia sangatlah

bergantung dari pembangunan di bidang pendidi-kan. Indikator atau ukuran yang bisa digunakan untuk melihat tingkat kemajuan pendidikan disu-atu daerah antara lain adalah dengan melihat per-sentase melek huruf, rata-rata lama sekolah dan pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Tercatat tahun 2013 sekitar 96,37 persen dari total penduduk berusia lima belas tahun ke atas memiliki kemampuan membaca dan menulis serta rata-rata bersekolah selama 8,96 tahun atau kebanyakan memutuskan berhenti saat menduduki kelas 3 SLTP, masih tidak banyak berbeda dengan keadaan tahun sebelumnya.

Angka partisipasi sekolah penduduk Tangerang untuk berbagai kelompok usia tercatat untuk tahun 2013, angka partisipasi sekolah untuk kelompok usia SD, usia SLTP, dan usia SLTA masing-masing sebesar 98,75 persen, 91,27 persen dan 62,31 persen. Disini terjadi pening-katan yang cukup signifikant untuk anak usia SLTA dimana tahun sebelumnya hanya mencapai 58,26 persen. Angka 62,31 menunjukkan terdapat sekitar 62 anak yang sedang bersekolah dari 100 anak usia 16-18 tahun. Hal ini menandakan kesadaran masyarakat semakin tinggi akan pen tingnya pendidikan, dan sebisa mungkin agar bisa menyekolahkan anaknya sampai ke tingkat SLTA.

Bila melihat grafik persentase kelulusan, tingkat tamat SMA atau sederajat tetap menduduki peringkat tertinggi yakni mencapai 29,15 persen, hal ini sejalan dengan angka per-sentase APS usia SLTA yang meningkat signifi-kant, diikuti peringkat kedua adalah lulusan Sekolah Dasar atau sederajat sebesar 24,45 persen diikuti persentase untuk yang tamat SMP atau sederajat sebesar 22,66 persen. Hal ini menunjukkan angka putus sekolah di tingkat

jen-jang pendidikan ini masih cukup besar. Sumber : Data Susenas 2013 diolah

Uraian 2010 2011 2012 2013

Angka Melek Huruf

(persen) 95.78 95.86 95.89 96.37

Rata-rata Lama Sekolah

(tahun) 8.94 8.95 8.96 8.96

Angka Partisipasi Sekolah (%)

- Usia SD ( 7 - 12 ) th 98.1 98.66 98.62 98.75

- Usia SLTP (13 - 15) th 85.4 88.41 91.53 91,27

- Usia SLTA (16 - 18) th 49.7 48.88 58.26 62.31

0 5 10 15 20 25

(16)

Statistik Kesehatan Tangerang, 2013

Sarana Pelayanan Kesehatan

Rumah Sakit Umum Swasta 19

Rumah Sakit Pemerintah 2

Puskesmas DTP 7

Puskesmas Non DTP 36

Puskesmas Pembantu 48

Puskesmas Keliling 60

Puskesmas ISO 9

Puskesmas Pelayanan Prima 0

Puskesmas Poned 10

Praktek Dokter Umum 1 622

Praktek Dokter Gigi 279

Praktek Dokter Spesialis 639

Praktek Bidan Swasta 835

Persentase Penolong Kelahiran Pertama Kabupaten Tangerang Tahun 2013

Tenaga Medis

Dokter 20.69 persen

Bidan 61.62 persen

Tenaga paramedis lain 0.63 persen

Tenaga Non Medis

Dukun bersalin 16.24 persen

Lainnya. 0.82 persen

6

Tercatat lebih dari 16 persen penolong kelahiran dilakukan dukun bersalin

KESEHATAN

Masih sekitar 16,24 persen penolong kelahiran di wilayah Kabupaten Tangerang dilakukan oleh dukun bersalin, dan lebih dari 60 persen oleh bidan.

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab. Tangerang 2013

Sumber : Data Susenas 2013, diolah

Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan selama ini merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional, karena kesehatan menyentuh hampir semua aspek ke-hidupan manusia. Fasilitas kesehatan selain dibutuh-kan dalam jumlah yang memadai juga harus repre-sentatif dan menjangkau seluruh daerah atau keca-matan secara merata, sehingga dapat diakses dan dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat hingga ke daerah pedesaan yang umumnya kurang mempunyai kemampuan secara ekonomi.

Potensi sumber daya kesehatan Kabupaten Tangerang dari tahun ke tahun terus meningkat. Fasilitas dan tenaga kesehatan telah tersebar di se-luruh kecamatan demikian pula Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKMB). Unit pelayanan kesehatan terdiri dari Puskesmas, Puskesmas Pem-bantu, Rumah Sakit Umum, dan unit pelayanan teknis kesehatan lainnya. Setiap pembangunan unit-unit pelayanan yang ada, harus dapat memenuhi kriteria antara lain memiliki akses keterjangkauan oleh masyarakat.

Penanganan proses kelahiran sampai dengan pasca kelahiran yang berkualitas dan tepat waktu diharapkan akan mengurangi resiko kematian bayi dan ibu. Pada tahun 2013 penolong kelahiran pertama di Kabupaten Tangerang lebih didominasi oleh tenaga medis dibandingkan tenaga non medis, yaitu 82,94 persen berbanding 17,06 persen. Sebagi-an besar penolong kelahirSebagi-an pertama oleh tenaga medis dilakukan oleh bidan dibandingkan dokter, di-mana persentasenya hampir dua pertiganya. Kurang tersedianya dokter hingga pelosok wilayah dan biaya yang relatif lebih mahal jika dibandingkan menggunakan jasa bidan menjadi penyebab ren-dahnya penolong kelahiran pertama oleh dokter.

(17)

7

PERUMAHAN

Lebih dari 7 % rumahtangga di Tangerang masih berlantaikan tanah

Meskipun kondisi tempat tinggal cenderung membaik, pada tahun 2013 sekitar 92,88 persen rumahtangga yang menempati rumah berlantai bukan tanah,

dan sisanya masih berlantaikan tanah.

Perumahan merupakan kebutuhan primer yang merupakan prioritas utama bagi sebuah keluarga. Rumah yang sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan yang optimum. Rumah juga merupakan salah sa-tu bangunan tempat tinggal yang harus memenuhi kriteria kenyamanan, keamanan dan kesehatan guna mendukung penghuninya agar dapat beker-ja dengan produktif.

Hampir 93 persen dari total rumahtangga di Kabupaten Tangerang sudah memiliki rumah dengan lantai bukan tanah dan hampir 90 persen beratap genteng/beton dan berdinding tembok. Bahan bakar utama untuk memasak memakai gas/elpiji mencapai lebih dari 85 persen dan sumber penerangan dari listrik PLN sebesar 99,78 persen dan Non PLN sebesar 0,22 persen. Se-dangkan penggunaan fasilitas air minum sendiri mencapai 66,69 persen, fasilitas bersama sebe-sar 26,10 persen, fasilitas umum sebesebe-sar 6,06 persen dan sisanya tidak ada fasilitas sebesar 1,15 persen.

*** TAHUKAH ANDA

Pada tahun 2013 di Kabupaten Tangerang sekitar 0,44 persen rumahtangga masih beratapkan ijuk/ rumbia, dan 7,95 persen rumahtangga masih berdindingkan bambu.

Bila dilihat dari Tempat Pembuangan Akhir, lebih dari 70 persen rumahtangga di Tangerang sudah menggunakan Tangki/SPAL, lebih dari 16 persennya di kolam/sawah, hampir 4 persennya di lubang tanah, berikutnya adalah pantai/kebun sebesar hampir 3 persen dan

si-sanya 1 persen lebih berada di lainnya. Sumber : Data Susenas 2013, diolah Statistik Perumahan Tangerang, 2013

Uraian (%)

Rumahtangga dengan rumah milik sendiri 78.16

Rumahtangga menurut kualitas perumahan

Lantai bukan tanah 92.88

Atap genteng/beton 87.98

Dinding tembok 88.76

Tempat pembuangan akhir tangki/SPAL 71.28

Bahan bakar utama memasak gas/elpiji 85.17

Sumber penerangan listrik PLN 99.78

Penggunaan fasilitas air minum sendiri 66.69

Sumber : Data Susenas 2013, diolah

Persentase Rumahtangga Menurut Tempat Pembuangan Akhir Tinja, 2013

(18)

Indeks Pembangunan Manusia - Tangerang

Sumber : IPM Kabupaten Tangerang 2013

Indikator Gabungan IPM Tangerang

8

PEMBANGUNAN MANUSIA

IPM Kabupaten Tangerang terus meningkat

Meski peningkatan kurang signifikant, IPM Kabupaten Tangerang dalam tiga tahun terakhir terus meningkat. Untuk tahun 2013 IPM Tangerang mencapai 72,82.

Uraian 2011 2012 2013

Angka Harapan Hidup

(AHH) / tahun 65.90 66.01 66.33

Angka Melek Huruf

(AMH) / persen 95.86 95.89 96.37

Rata-rata Lama Sekolah

(RLS) / tahun 8.95 8.96 8.96

Pengeluaran Perkapita /

ribu rupiah 637.80 640.80 643.04

Sumber : IPM Kabupaten Tangerang 2013

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator strategis yang banyak digunakan untuk melihat upaya dan kinerja pro-gram pembangunan secara menyeluruh di suatu wilayah. Dalam hal ini IPM dianggap sebagai gambaran dari hasil program pembangunan yang telah dilakukan beberapa tahun sebelumnya. IPM merupakan ukuran untuk melihat dampak kinerja pembangunan wilayah yang mempunyai dimensi yang sangat luas, karena memperlihatkan kualitas penduduk suatu wilayah dalam hal harapan hidup, intelelektualitas dan standar hidup layak.

Dengan melihat perkembangan angka IPM beberapa tahun terakhir, capaian kemajuan pembangunan manusia di Tangerang sepertinya tidak terlalu signifikan. Angka IPM Tangerang dari tahun 2011 sebesar 72,05 sedikit demi sedikit mengalami peningkatan berturut-turut sebesar 72,36 pada tahun 2012, dan terakhir tahun 2013 sebesar 72,82. Melihat kenaikannya masih cukup rendah sehingga masih diperlukan kebijakan dan program yang dapat segera meningkatkan indeks IPM tersebut.

IPM merupakan indikator gabungan dari beberapa indikator yaitu indikator kesehatan, indi-kator pendidikan, dan indiindi-kator ekonomi. Ketiga indikator dasar tersebut dianggap dapat me ngukur tingkat kesejahteraan dan keberhasilan pembangunan manusia di suatu wilayah. Tercatat untuk tahun 2013 terjadi peningkatan indikator IPM dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 66,33 tahun untuk AHH, 96,37 persen untuk AMH, 8,96 tahun untuk rata-rata lama sekolah, dan 643,04 ribu rupiah untuk pengeluaran perkapitanya. 72.36 72.82 72.05 72.36 72.82 71.6 71.8 72 72.2 72.4 72.6 72.8 73

2011 2012 2013

(19)

Sumber : Tangerang Dalam Angka 2014

9

PERTANIAN

Padi sawah masih menjadi produksi terbesar di Tangerang

Produksi padi sawah di Tangerang pada tahun 2013 mencapai lebih dari 428 ribu ton, hal ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya

yang mencapai hampir 400 ribu ton.

Untuk mendukung ketahanan pangan na-sional, Pemerintah Kabupaten Tangerang melalui Dinas Pertanian dan Peternakan terus berkomitmen menjadikan sektor pertanian sebagai salah satu po-tensi wilayah yang terus dikembangkan. Diharapkan sektor pertanian di Kabupaten Tangerang dapat ter-us berkembang dalam rangka turut mensukseskan program pemerintah dalam mempertahankan swasembada beras berkelanjutan.

Pada tahun 2013 menurut Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tangerang, komoditas padi dan palawija dengan luas panen terbesar tetap pada komoditas padi sawah yaitu sebesar 71.515 Ha dengan produksi 428.157 Ton. Angka ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebe-lumnya yang mencapai 390.378 Ton. Sedangkan komoditas dengan luas panen terkecil adalah ubi jalar yaitu 110 Ha dengan produksi 1.062 Ton, sedi-kit meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebe-lumnya, dengan produksi sebesar 1.056 Ton.

Jika dilihat dari sisi produktivitasnya, ko-moditas ubi kayu menunjukkan produktivitas terting-gi dibanding komoditas lainnya dimana pada tahun 2013 mencapai 128,93 kuintal/ha. Disusul produk-tivitas ubi jalar dan padi sawah yang masing-masing sebesar 96,50 kuintal/ha dan 59,87 kuintal/ha. Produktivitas terkecil terdapat pada komoditas ka-cang tanah yang hanya sebesar 17,95 kuintal/ha.

*** TAHUKAH ANDA

Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar menghimbau agar di Kabupaten Tangerang memiliki lahan pertanian abadi yang tidak akan beralih fungsinya, dan akan mempertahankan 35 % wilayah Kabupaten Tangerang untuk lahan pertanian.

Statistik Tanaman Pangan Tangerang

Jenis Tanaman 2012 2013

PADI SAWAH

- Luas Panen (hektar) 65 884 71 515

- Produksi ( ton) 390 378 428 157

PADI GOGO

- Luas Panen (hektar) 664 910 - Produksi ( ton) 3 140 4 371 JAGUNG

- Luas Panen (hektar) 114 200 - Produksi ( ton) 340 605 UBI KAYU

- Luas Panen (hektar) 409 379

- Produksi (ton) 5 247 4 888

UBI JALAR

- Luas Panen (hektar) 110 110 - Produksi (ton) 1 056 1 062 KACANG TANAH

- Luas Panen (hektar) 182 164 322

- Produksi (ton) 295

Sumber : Tangerang Dalam Angka 2014

Produktivitas Padi Palawija Tangerang, 2013 (kw/ha)

(20)

9

PERTANIAN

Produksi terbesar perikanan adalah penangkapan ikan di laut

Pada tahun 2013 produksi terbesar dalam sektor perikanan di Tangerang adalah pe-nangkapan di laut yang mencapai 20.780,5 ton dengan nilai 402.580 juta rupiah.

Populasi Ternak Kabupaten Tangerang , 2013

96.293 104.431

39.631

Sapi Kerbau Kambing Domba

11.349

Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan (Hasil Proyeksi)

Produksi Ikan Menurut Jenis Usaha Perikanan (ton), 2013 0.0 5,000.0 10,000.0 15,000.0 20,000.0 25,000.0 20,780.5 73.4 12,215.6 4,812.6 520.0 3,358.0

Sumber : Tangerang Dalam Angka 2014

Pada tahun 2013, tercatat populasi ternak sapi mendominasi populasi ternak besar dengan jumlah populasi sebanyak 39.631 ekor. Hal ini dimungkinkan karena sapi lebih banyak diambil produksi dagingnya untuk dikonsumsi. Sedangkan populasi kerbau menduduki peringkat kedua sebanyak 11.349 ekor. Sementara itu, untuk ke-lompok ternak kecil sepeti kambing, domba dan babi, jumlah populasinya pada tahun 2013 men-capai masing-masing 104.431 ekor, 96.293 ekor dan 4.785 ekor. Sedangkan pada kelompok unggas, ayam ras pedaging mendominasi popu-lasi tertinggi dengan jumlah 20.656.720 ekor.

Kegiatan sektor perikanan di Kabupaten Tangerang meliputi kegiatan perikanan laut, peri-kanan perairan umum (rawa, situ, bekas galian pasir, sungai), tambak, kolam, japung dan budi-daya laut. Penangkapan ikan di laut tetap menghasilkan produksi terbesar dalam sektor perikanan yang mencapai 20.780,5 ton dengan nilai 402.580 juta rupiah. Produksi kedua terbesar dihasilkan dari budidaya tambak (air payau) yang mencapai 12.215,6 ton dengan nilai 177.915,8 juta rupiah dengan jenis ikan terbanyak berupa ikan bandeng dengan produksi 6.234,9 ton dengan total nilai 93.523,5 juta rupiah. Sedangkan produksi terendah terdapat pada penangkapan ikan di perairan umum dengan jumlah produksi sebesar 73,35 ton dan total nilai sebesar 911,62 juta rupiah.

*** TAHUKAH ANDA

Hasil ST2013 menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 3.340 rumah tangga pertanian Sub-sektor Kehutanan. Dari sejumlah rumah tangga usaha Subsektor Kehutanan, sebanyak 3.275 rumah tangga mengusahakan kegiatan Budidaya Tanaman Kehutanan

(21)

Penduduk 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, 2013

Persentase Perusahaan Menurut Status Perusahaan di Tangerang, 2012 Sumber : Data Sakernas 2013, diolah

INDUSTRI PENGOLAHAN

10

Tangerang sebagai daerah sentra industri

Dari sejumlah perusahaan industri besar sedang yang ada di Tangerang, sekitar 41 persen lebih berada di Kecamatan Cikupa dengan jumlah tenaga kerja sebesar 64.154 pekerja.

Sektor Jumlah %

Pertanian, Perkebunan &

Kehu-tanan dan Perikanan 96 028 7.49

Industri 610 374 47.61

Perdangan, RM, Jasa Akomodasi 268 821 20.97

Jasa Kemasyarakatan, Sosial

& Perorangan 136 520 1.06

Lainnya 170 394 13.29

Sumber : Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2014 (Olahan data 2012)

Kabupaten Tangerang telah lama menyandang predikat sebagai daerah sentra in-dustri. Sebagai daerah sentra industri, keterli-batan penduduk dalam sektor ekonomi di Kabu-paten Tangerang sebagian besar bekerja pada sektor industri. Dalam kenyataannya sektor indus-tri lebih banyak menyerap lapangan pekerjaan dibanding sektor-sektor lainnya. Berdasarkan Da-ta Survei AngkaDa-tan Kerja Nasional (Sakernas) 2013, tercatat banyaknya penduduk yang bekerja di sektor industri sejumlah 610.374 jiwa atau ham-pir 50 persen dari penduduk 15 tahun ke atas yang bekerja.

Menurut direktori perusahaan industri be-sar sedang yang tercatat di BPS Kabupaten Tangerang, tercatat pada tahun 2012 (Olahan data industri tahun 2012) dari 695 perusahaan industri, 251 perusahaan (36,12%) diantaranya merupakan perusahaan Penanaman Modal Da-lam Negeri (PMDN), 138 perusahaan (19,86%) adalah perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA), dan sisanya 306 perusahaan (44,03%) merupakan perusahaan non fasilitas.

Bila dilihat dari jumlah tenaga kerja, ter-dapat 174.531 tenaga kerja yang tersebar di 695 perusahaan/industri besar sedang yang terdapat di wilayah Kabupaten Tangerang. Dari sejumlah tenaga kerja tersebut lebih dari 36 persennya (64.154 pekerja) berada di Kecamatan Cikupa yang tersebar di 286 perusahaan. Di peringkat kedua terdapat Kecamatan Curug yang berbatasan dengan wilayah Cikupa dengan 124 perusahaan dengan tenaga kerja sebanyak 30.322 pekerja. Peringkat ketiga adalah Kecama-tan Balaraja dengan jumlah 34 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja sebesar 26.278 pekerja, disusul Kecamatan Pasarkemis dengan 19.020 pekerja yang tersebar di 66 perusahaan.

(22)

Jumlah Tempat Rekreasi/Obyek Wisata Komersial di Tangerang 2012 Sumber : Tangerang Dalam Angka 2013 Jumlah Fasilitas Olahraga dan Obyek Wisata

Tangerang, 2012

Sumber : Tangerang Dalam Angka 2013

Obyek Wisata Jumlah

Pantai 7

Situ 11

Makam 45

Belanja 7

Gedung Bioskop 2

Gelanggang Renang 17

Arena Bola Sodok 12

Diskotik 11

Hotel 6

Travel/Biro Perjalanan 23

Restoran/Rumah Makan 203

Jasa Impresariat 1

11

PARIWISATA

Tangerang terkenal dengan wisata pantainya

Pengembangan sejumlah kawasan wisata potensial di sepanjang pantai utara akan terus dilakukan seperti wisata Pantai Tanjung Pasir, Tanjung Kait, Dadap dan Pulau Cangkir.

Pembangunan pada sektor pariwisata dia-rahkan pada pengembangan obyek wisata bahari, wisata pantai, wisata hutan, wisata air dan wisata budaya. Khusus untuk wisata bahari dan pantai, Tangerang akan mengembangkan sejumlah kawa-san potensial di sepanjang pantai utara seperti Pan-tai Tanjung Pasir, Tanjung Kait, Dadap dan Pulau Cangkir. Rencananya akan dilakukan megaproyek reklamasi pulau baru di pesisir pantai wilayah utara Kabupaten Tangerang menjadi kawasan kota baru seperti Singapura. Reklamasi ini rencananya mem-butuhkan waktu hingga 30 tahun ke depan.

Tempat hiburan/ rekreasi komersial juga makin banyak merambah di kecamatan-kecamatan di Kabupaten Tangerang. Tempat hiburan/ rekreasi yang ada seperti pantai, situ, makam, dan tempat perbelanjaan, bioskop, gelanggang renang, arena bola sodok juga diskotik, karaoke dll. Jumlah wisata kuliner seperti rumah makan/restaurant meski jumlahnya sudah cukup banyak namun belum me-nyebar di semua kecamatan. Menurut data tahun 2012, dari 203 rumah makan/restaurant yang terse-bar di 12 kecamatan, hampir 90 persennya berada di Kecamatan Kelapa Dua.

Sebagai salah satu daerah yang potensial menjadi daerah tujuan wisata, khususnya wisata bahari, Tangerang sangat kondusif menjadi daerah pengembangan investasi di bidang pelayanan jasa hotel dan restoran, terutama di kawasan Pantai Tanjung Pasir dan Pantai Tanjung Kait. Namun jumlah hotel dan restoran di Kabupaten Tangerang masih sangat terbatas, misalnya Hotel Tanjung Kait di Kecamatan Mauk dan Imperial Century Hotel Et Resort di Lippo Karawaci. Masih minimnya jumlah fasilitas hotel dan restoran menunjukkan investasi di bidang perhotelan mempunyai prospek cukup tinggi untuk dikembangkan di wilayah ini.

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 Lapangan G ol f G el an gang R enang Bi ly a r A rena B er m ai n A nak Ti m e Zo n e Di sk o tik Ka ra ok e Bi o s ko p P anti P ija t T radi s

ional Salo

(23)

Pengeluaran Rata-Rata Perkapita Per bulan Penduduk Tangerang 2013

Sumber : Data Susenas 2013, diolah

PENGELUARAN PENDUDUK

12

Pengeluaran konsumsi non makanan lebih mendominasi

Pada tahun 2013, pengeluaran non makanan lebih tinggi dibandingkan pengeluaran makanan yaitu mencapai 50,68 persen atau sekitar Rp.447.668,-

Pengeluaran rumahtangga dibedakan menjadi dua yaitu pengeluaran untuk makanan dan bukan makanan (Non Makanan). Biasanya pengeluaran makanan dapat mencapai titik jenuh, sementara pengeluaran untuk non makanan hampir tidak terbatas. Tarik-menarik antara dua pengeluaran tersebut, dapat m e nc erm ink an t ingk at k es ej ahte r a an masyarakat. Semakin besar pengeluaran untuk non makanan, berarti tingkat kesejahteraan semakin baik.

Mengamati data hasil Susenas 2013 di Kabupaten Tangerang terlihat proporsi pengeluaran perkapita untuk konsumsi bukan makanan lebih tinggi dibandingkan konsumsi makanannya yaitu sekitar 50,68 persen ber-banding 49,32 persen atau dalam bentuk besaran rupiah rata-rata pengeluaran untuk konsumsi non makanan sebesar Rp. 447.668,- dan untuk konsumsi makanan sebesar Rp. 435.617,- dengan total pengeluaran perkapita sebulan sebesar Rp 883.285,-

Bila dilihat komposisi jenis pengeluaran makanan maka pengeluaran terbesar ada di pengeluaran kelompok makanan dan minuman jadi yakni sebesar 18,17 persen, disusul ke-lompok tembakau dan sirih sebesar 7,12 per-sen, padi-padian sebesar 5,5 perper-sen, sayur-sayuran sebesar 3,36 persen dan pengeluaran terkecil ada pada kelompok umbi-umbian sebe-sar 0,19 persen. Sedangkan bila dilihat dari komposisi pengeluaran bukan makanan maka pengeluaran terbesar ada pada pengeluaran aneka barang dan jasa sebesar 22,01 persen, disusul pengeluaran perumahan dan fasilitas rumahtangga sebesar 20,57 persen, pakaian, alas kaki & tutup kepala sebesar 3,18 persen, barang tahan lama sebesar 2,21 persen, pajak, pungutan & asuransi sebesar 1,72 persen dan yang terkecil adalah keperluan pesta & upacara sebesar 0,99 persen.

Jenis Pengeluaran Pengeluaran

(Rp) (%)

(1) (2) (3)

Pengeluaran makanan 435 617 49.32

a. Padi-padian 48 610 5.50

b. Umbi-Umbian 1 652 0.19

c. Ikan 25 091 2.84

d. Daging 15 157 1.72

e. Telur & Susu 26 635 3.02

f. Sayur-Sayuran 29 711 3.36

g. Kacang-Kacangan 9 285 1.05

h. Buah-Buahan 16 031 1.81

i. Minyak & Lemak 10 370 1.17

j. Bahan Minuman 13 913 1.58

k. Bumbu-Bumbuan 7 432 0.84

l. Konsumsi Lainnya 8 306 0.94

m. Mak & Min Jadi 160 532 18.17

n. Tembakau & Sirih 62 893 7.12

Pengeluaran non makanan 447 668 50.68

a. Perum & Fasilitas rt 181 712 20.57

b. Aneka Barang & Jasa 194 415 22.01

c. Pakaian,Alas Kaki, Ttp kpl 28 060 3.18

d. Barang Tahan Lama 19 538 2.21

e. Pajak,Pungutan,& Asrn 15 218 1.72

f. Keperluan Pesta & Upcra 8 724 0.99

Total Pengeluaran 883 285 100

(24)

Distribusi Persentase PDRB ADHB Menurut Lapangan Usaha 2013

Sumber : Tangerang Dalam Angka 2014

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah nilai bersih barang dan jasa-jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode. PDRB dapat meng-gambarkan kemampuan suatu daerah mengelola sumber daya alam yang dimilikinya. Oleh karena itu besaran PDRB yang dihasilkan oleh masing-masing daerah sangat bergantung kepada potensi sumber daya alam dan faktor produksi daerah ter-sebut. Adanya keterbatasan dalam penyediaan faktor-faktor tersebut menyebabkan besaran PDRB bervariasi antar daerah.

Total nilai tambah yang tercipta dari produksi barang dan jasa yang dilakukan para pelaku ekonomi di Kabupaten Tangerang di cerminkan oleh besaran angka PDRB-nya. Pada tahun 2013, nilai PDRB Tangerang mencapai seki-tar 50.939,87 milyar rupiah. Nilai tersebut mengala-mi peningkatan sebesar 15,38 persen dibanding-kan tahun sebelumnya. Berdasardibanding-kan harga kon-stan 2000, nilai PDRB Tangerang mencapai 22.074,24 milyar rupiah atau meningkat 6,11 per-sen dari tahun sebelumnya.

Sedangkan menurut distribusinya, struktur ekonomi Tangerang didominasi oleh sektor industri pengolahan yang mencapai 53,68 persen, lebih dari setengah nilai PDRB Kabupaten Tangerang. Peringkat kedua berada pada sektor pertanian yang mencapai 11,17 persen diikuti sektor pengangkutan dan komunikasi yang menduduki peringkat ketiga sebesar 11,08 persen. Sedangkan yang mempunyai peranan terkecil berada di sektor pertambangan dan penggalian yang hanya me-nyumbang sebesar 0,09 persen.

13

PENDAPATAN REGIONAL

LPE Tangerang ada di urutan ketiga se-Propinsi Banten

Laju Pertumbuhan Ekonomi Tangerang pada tahun 2013 tumbuh 6,11 persen, sedikit meningkat dibandingkan tahun 2012 dan berada di urutan

ketiga se-Propinsi Banten.

Sumber : Tangerang Dalam Angka 2014

Sumber : Tangerang Dalam Angka 2014 Uraian 2011 2012 2013

PDRB ADHB

(triliun rupiah) 39.36 44.15 50.94

PDRB ADHK

(triliun rupiah) 19.66 20.80 22.07

Pertumbuhan Ekonomi 6.39 5.80 6.11 PDRB ADHB

dan Pertumbuhan Ekonomi Tangerang

Pertanian, 11.17 Pertamba ngan dan Penggalian, 0.09 Industri Pengolahan, 53.68 LGA, 8.63 Bangunan, 1.03 Perdagangan, Hotel dan Restoran, 10.08 Pengangku tan dan Komunikasi, 11.08 Keua ngan, Persewa an dan Js Perush, 0.34

Jasa-jasa, 3.91

(25)

Perbandingan Beberapa Indikator Terpilih, 2013

PERBANDINGAN REGIONAL

14

PDRB perkapita Tangerang berada di peringkat ketiga se-Banten

PDRB perkapita Tangerang masih tertinggal jauh di bawah Kota Cilegon dan Kota Tangerang.

Perbandingan antar kabupaten/kota di Banten untuk beberapa indikator terpilih di tahun 2013 memperlihatkan adanya ketimpangan akibat variasi nilai yang cukup besar. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku per kapita tertinggi di Kota Cilegon (110,88 juta rupiah) dengan yang terendah di Ka-bupaten Lebak (9,22 juta rupiah), mencapai lebih dari dua belas kali lipatnya. Sedangkan PDRB per kapita Kabupaten Tangerang jika dibandingkan dengan daerah lain di Provinsi Banten tetap menempati posisi ketiga setelah Kota Cilegon dan Kota Tangerang. Dan bila dibandingkan dengan Propinsi Banten, PDRB perkapita Kabupaten Tan-gerang dalam beberapa tahun terakhir ini masih di bawah PDRB perkapita penduduk Propinsi Ban-ten yang pada tahun 2013 mencapai lebih dari 21 juta rupiah setahunnya.

Sementara itu, perbandingan beberapa indikator terpilih lain seperti laju pertumbuhan ekonomi, angka harapan hidup dan indeks pem-bangunan manusia, memperlihatkan untuk tahun 2013 Kota Tangerang Selatan masih menduduki peringkat pertama untuk semua indikator dari indikator angka harapan hidup yaitu sebesar 69,17 indikator IPM sebesar 77,13 dan indikator laju pertumbuhan ekonomi sebesar 8,48 persen.

Kabupaten Tangerang menduduki pering-kat kelima untuk indipering-kator Angka Harapan Hidup (AHH) dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yaitu masih dibawah Kota Tangerang Selatan, Kota Cilegon, Kota Tangerang, dan Kota Serang yakni sebesar 66,33 untuk AHH dan 72,82 untuk IPM. Sedangkan laju pertumbuhan ekonomi Ka-bupaten Tangerang menduduki peringkat ketiga yaitu sebesar 6,11 persen, meningkat dibanding tahun sebelumnya yang hanya mencapai pering-kat kelima se-Banten.

Perbandingan PDRB Perkapita se-Banten 2013

Sumber : PDRB Sektoral Kab. Tangerang, 2013

Uraian PDRB adhb

(Milyar rp)

PDRB Perkapita

1. Pandeglang 11 893,99 10.05

2. Lebak 11 509,42 9.22

3. Tangerang 50 939,88 16.13

4. Serang 18 111,26 12.48

5. Kota Tangerang 80 115,99 41.03

6. Kota Cilegon 44 164,66 110.88

7. Kota Serang 8 058,14 13.02

8. Kota Tangsel 17 136,97 11.87

Propinsi Banten 244 548,14 21.35

(26)
(27)

LAMPIRAN TABEL

(28)
(29)
[image:29.612.106.508.142.562.2]

Tabel 1.

Kondisi Iklim di BMKG Stasiun Geofisika Klas I Tangerang

Temperatur Curah Hujan Hari Hujan Kelembaban

Humidity

Kecepatan Angin Bulan

(Rata-rata) (mm) (hari) (%) (knot)

[1]

[2]

[3]

[4]

[5]

[6]

Januari 26,6 555 27 87 3,0

Pebruari 27,5 230,8 18 84 2,5

Maret 28,4 190,3 16 77 2,4

April 28,2 45,5 20 77 5,3

Mei 28,1 203,5 13 76 3,9

Juni 28,1 108 10 75 4,8

Juli 26,9 311,3 17 79 3,4

Agustus 27,8 22 2 71 5,8

September 28,1 90 8 74 5,9

Oktober 28,6 63,7 8 69 3,7

November 28,2 156 11 69 4,0

Desember 27,2 334,1 26 82 3,9

JUMLAH 333,7 2310 176 920 48,6

Rata-rata 27,8 192,5 15,0 76,7 4,10

Sumber : Tangerang Dalam Angka 2014

(30)
[image:30.612.101.509.166.462.2]

Tabel 2.

Jumlah Anggota DPRD Kabupaten Tangerang Menurut Fraksi

dan Jenis Kelamin Tahun 2013

No Fraksi Laki-laki Perempuan Jumlah

[1] [2] [3] [4] [5]

1 Demokrat 8 1 9

2 Golkar 7 1 8

3 PDI Perjuangan 5 1 6

4 PKS 4 - 4

5 Hanura 5 2 7

6 Gerindra 4 - 4

7 PPP 4 - 4

8 Amanat Bangsa 4 - 4

9 BPU 4 - 4

45 5 50

Jumlah

Sumber : Tangerang Dalam Angka 2014

(31)
[image:31.612.114.497.158.510.2]

Tabel 3.

Jumlah Fraksi di DPRD Kabupaten Tangerang

Menurut Pendidikan Tahun 2013

No Fraksi

Pendidikan / EducaƟon

Jumlah

SMU DI - DIII S1 S2/S3 Total

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]

1. Partai Golkar - - 6 2 8

2. Partai Keadilan Sejahtera - 1 2 1 4

3. PDI Perjuangan 2 - 4 - 6

4. Partai Reformasi 9 - 9 - 18

5. PPP - - 4 - 4

6. Partai Demokrat 2 - 6 1 9

7. Partai Kebangkitan Bangsa 1 - - - 1

Jumlah / Total 14 1 31 4 50

Sumber : Tangerang Dalam Angka 2014

(32)
[image:32.612.116.504.155.664.2]

Tabel 4.

Jumlah Penduduk Kabupaten Tangerang Menurut Kecamatan dan

Jenis Kelamin Hasil Proyeksi Penduduk 2013

No Kecamatan Laki -laki Perempuan Jumlah

[1] [2] [3] [4] [5]

1 Cisoka 44 919 41 835 86 754

2 Solear 42 150 40 416 82 566

3 Tigaraksa 70 203 67 056 137 259

4 Jambe 22 018 20 850 42 868

5 Cikupa 130 400 121 918 252 318

6 Panongan 59 129 56 955 116 084

7 Curug 96 440 90 449 186 889

8 Kelapa Dua 101 202 102 417 203 619

9 Legok 57 060 52 945 110 005

10 Pagedangan 54 473 51 938 106 411

11 Cisauk 37 463 35 995 73 458

12 Pasarkemis 143 837 138 754 282 591

13 Sindang Jaya 43 743 41 943 85 686

14 Balaraja 62 898 59 002 121 900

15 Jayan 34 816 33 631 68 447

16 Sukamulya 31 915 30 728 62 643

17 Kresek 32 209 31 206 63 415

18 Gunung Kaler 25 314 24 941 50 255

19 Kronjo 29 120 27 793 56 913

20 Mekar Baru 18 775 17 754 36 529

21 Mauk 41 104 39 575 80 679

22 Kemiri 21 860 20 104 41 964

23 Sukadiri 28 520 26 519 55 039

24 Rajeg 77 811 74 451 152 262

25 Sepatan 54 535 50 838 105 373

26 Sepatan Timur 45 537 43 118 88 655

27 Pakuhaji 56 069 53 167 109 236

28 Teluknaga 77 491 73 708 151 199

29 Kosambi 76 079 70 684 146 763

Kabupaten Tangerang 1 617 090 1 540 690 3 157 780

Sumber : Tangerang Dalam Angka 2014

(33)
[image:33.612.123.487.162.473.2]

Tabel 5.

Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Klasifikasi

Ketenagakerjaan di Kabupaten Tangerang Tahun 2013

No

Klasifikasi

Jumlah

[1] [2] [3]

1 Penduduk Usia Kerja 2 244 021

2 Angkatan Kerja 1 455 935

a. Bekerja 1 282 137

b. Pengangguran 173 798

3 Bukan Angkatan Kerja 788 086

a. Sekolah 192 499

b. Mengurus Rumah Tangga 513 661

c. Lainnya 81 926

4 Tingkat Pengangguran Terbuka ( % ) 11,94

5 Tingkat Parsipasi Angkatan Kerja ( % ) 64,88

6 Tingkat Kesempatan Kerja ( % ) 88,06

Sumber : Tangerang Dalam Angka 2014

(34)
[image:34.612.124.512.150.481.2]

Tabel 6.

Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Menurut Ijazah Ternggi

Yang Dimiliki Tahun 2013

No

Ijazah Ternggi

yang Ditamatkan

%

[1] [2] [4]

1 Tidak Punya 18,75

2 SD / Sederajat 24,45

3 SLTP / Sederajat 22,66

4 SLTA / Sederajat 21,14

5 SMK 8,01

6 Diploma I / II 0,51

7 D3 1,27

8 S1 / D4 + 3,21

Jumlah 100

Sumber : BPS Kab. Tangerang (Data Susenas 2013 Diolah)

(35)

Tabel 7. Luas Panen, Produkvitas dan Produksi Padi Sawah menurut

Kecamatan, 2013

No.

Kecamatan

Luas Panen

Produkvitas

Produksi

(Ha)

(Kut/Ha)

(Ton GKP)

[1] [2] [3] [4] [5]

1. Cisoka 2 230 57,94 12 921

2. Solear 2 118 57,64 12 208

3. Tigaraksa 2 495 57,58 14 366

4. Jambe 1 580 57,54 9 091

5. Cikupa 628 57,40 3 605

6. Panongan 1 894 57,44 10 879

7. Curug 425 57,41 2 440

8. Kelapa Dua 119 57,73 687

9. Legok 1 374 57,80 7 942

10. Pagedangan 1 657 57,84 9 584

11. Cisauk 486 57,94 2 816

12. Pasar kemis 1 296 59,54 7 716

13. Sindang Jaya 2 672 59,54 15 909

14. Balaraja 2 044 59,92 12 248

15. Jayan 2 205 59,24 13 062

16. Sukamulya 2 570 59,32 15 245

17. Kresek 3 680 58,94 21 690

18. Gunung Kaler 5 013 58,78 29 466

19. Kronjo 4 192 59,88 25 102

20. Mekar Baru 3 967 59,22 23 493

21. M a u k 5 559 60,90 33 854

22. Kemiri 2 181 60,91 13 284

23. Sukadiri 3 466 61,68 21 378

24. Rajeg 5 314 61,60 32 734

25. Sepatan 1 567 61,64 9 659

26. Sepatan Timur 2 078 61,62 12 805

27. Pakuhaji 6 770 62,24 42 136

28. Teluknaga 1 143 62,00 7 087

29. Kosambi 792 59,97 4 750

Jumlah 71 515 59,87 428 157

Sumber : Tangerang Dalam Angka 2014

(36)

Tabel 8.

Indikator Terpilih Kabupaten / Kota Se-Banten 2013

Kode

Propinsi

AHH

IPM

LPE

[1] [2] [3] [4] [5]

3601 Pandeglang 64,35 69,64 4,31

3602 Lebak 63,62 68,82 5,73

3603 Tangerang 66,33 72,82 6,11

3604 Serang 64,39 70,25 5,56

3671 Kota Tangerang 68,56 76,05 5,91

3672 Kota Cilegon 68,97 76,31 5,93

3673 Kota Serang 66,65 73,12 6,91

3674 Kota Tangerang Selatan 69,17 77,13 8,48

Sumber : IPM Kab. Tangerang 2013 Ket :

AHH : Angka Harapan Hidup

IPM : Indeks Pembangunan Manusia

LPE : Laju Pertumbuhan Ekonomi

(37)
(38)

Gambar

Tabel  1. Kondisi Iklim di BMKG Stasiun Geofisika Klas I Tangerang
Tabel  2. Jumlah Anggota DPRD Kabupaten Tangerang Menurut Fraksi dan Jenis Kelamin Tahun 2013
Tabel  3. Jumlah Fraksi di DPRD Kabupaten Tangerang  Menurut Pendidikan Tahun 2013
Tabel  4. Jumlah Penduduk Kabupaten Tangerang Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Hasil  Proyeksi Penduduk 2013
+3

Referensi

Dokumen terkait

Provinsi Lampung adalah daerah yang kaya dengan potensi Sumber Daya. Alam, baik yang terbarukan maupun yang tidak terbarukan (hasil

Dari hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa tingkat pengungkapan informasi kualitatif dan kuantitatif tidak berpengaruh secara positif siginifikan terhadap rasio distribusi

Dewi Setyorini, S.Psi, MSi.; selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang telah memberikan penulis dukungan dan motivasi baik dalam studi

Akhir-akhir ini dalam beberapa surat kabar telah dikatakan adanya pencemaran logam berat antara lain merkuri (Hg) di perairan Teluk Jakarta. Dikatakan sebagai akibatnya

Bank Tabungan Negara(persero)cabang medan datang kekantor tepat waktu, karena apabila karyawan datang terlambat ada kaitannya dengan pemotongan isentif.. dikarenakan

Untuk meningkatkan keragaman genetik ikan betok, dilakukan dengan cara introduksi individu-individu baru yang memiliki keragaman genetik yang lebih tinggi kedalam populasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa : Keadaan bangunan di Pasar Umum Kusamba yang meliputi bangunan pasar, bangunan los,

Sikap egosentris, yang mengutamakan kepentingan pribadi tanpa memperhatikan kepentingan yang lain, serta sikap superioritas, yang merasakan dirinya selalu merasa