• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGELOLAAN LINGKUNGAN KAWASAN MANGROVE DI KECAMATAN SINGKAWANG BARAT KOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI PENGELOLAAN LINGKUNGAN KAWASAN MANGROVE DI KECAMATAN SINGKAWANG BARAT KOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

77

BAB V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Kawasan mangrove di Kelurahan Kuala memiliki keragaman jenis yang rendah, dimana ditemukan 4 jenis mangrove yaitu Avicennia alba, Sonneratia

alba, Rhizophora mucronata dan Excoecaria agallocha yang di dominasi

oleh Avicennia alba dengan indeks nilai penting 259,76% untuk pohon, 285,46 untuk pancang dan 200% untuk semai. Rendahnya keanekaragaman ini bisa menyebabkan kawasan mangrove rentan dan mudah terkena pengaruh negatif baik dari faktor alam maupun manusia. Selain itu, terdapat fasilitas fisik berupa jembatan dan pondok bersantai dalam kawasan tersebut sebagai sarana untuk berwisata mangrove.

2. Persepsi dan peran serta Pemerintah daerah selaku penanggung jawab kawasan sangat baik dalam upaya pengelolaan mangrove yang dilakukan berupa pembuatan program-program kegiatan yang bertujuan untuk pengelolaan kawasan mangrove secara berkelanjutan. Tetapi pelibatan masyarakat dalam tahap perencanaan sampai evaluasi program belum sepenuhnya dilakukan.

Persepsi masyarakat mengenai pengelolaan mangrove masih rendah. Peran serta masyarakat terhadap upaya pengelolaan lingkungan kawasan sudah cukup baik. Masyarakat bersedia ikut serta dalam kegiatan yang akan dilakukan serta sangat tertarik dengan rencana pengembangan kawasan wisata mangrove dan bersedia dilibatkan dalam berbagai kegiatan ekonomi. 3. Berdasarkan hasil perumusan strategi, didapatkan 8 (delapan) strategi

(2)

78

pengelolaan dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat dan pemerintah dan (4) Melakukan penanaman dan pengkayaan jenis mangrove. Serta 4 (empat) strategi pendukung yaitu (1) Menambah papan informasi dan papan peringatan; (2) Mendorong pengembangan wisata mangrove; (3) Memasang alat penjebak sampah serta (4) Menambah fasilitas kebersihan dan menyiapkan pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

5.2. Saran

Saran yang dapat diberikan terkait upaya pengelolaan lingkungan kawasan mangrove yaitu:

1. Perlu dilakukan penanaman dan pengkayaan jenis mangrove di Kelurahan Kuala, Kecamatan Singkawang Barat yang melibatkan seluruh Pemerintah Kotadan masyarakat.

2. Partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan kawasan mangrove perlu ditingkatkan dengan menambah kegiatan yang melibatkan masyarakat serta menambah intensitas sosialisasi mengenai pentingnya keberadaan kawasan mangrove dan pentingnya menjaga lingkungan kawasan tersebut. 3. Strategi pengelolaan pengelolaan lingkungan kawasan mangrove di

Referensi

Dokumen terkait

HADISTI NUR AINI, Strategi Pengelolaan Kawasan Mangrove Berbasis Lingkungan Fisik dan Sosial di Desa Muara, Kabupaten Tangerang. Dibimbing oleh OMO RUSDIANA dan

partisipasi masyarakat merupakan faktor yang mendorong masyarakat Desa Sambelia untuk melakukan pengelolaan hutan mangrove dengan sistem pengelolaan hutan

Partisipasi masyarakat pesisir di Teluk Kotania dalam pengelolaan kawasan mangrove yaitu 30,7% sangat mendukung atau sangat berpartisipasi dalam kegiatan pengelolaan

Dalam model pengelolaan kolaboratif kawasan yang melibatkan partisipasi masyarakat lo- kal sepenuhnya, kegiatan pemberdayaan masyarakat mempunyai arti yang penting. Sebab,

STRATEGI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HUTAN MANGROVE DI DESA PESANTREN KABUPATEN PEMALANG.

Dibutuhkan peran serta masyarakat dan kebijakan oleh intansi terkait dalam pengelolaan dan pemanfaatan ekosistem mangrove dan melakukan pembibitan dan penanaman mangrove di areal

Adapun langkah-langkah serta prosedur yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat adalah dengan berlandaskan pada hasil diskusi yang melibatkan masyarakat,

Pengelolaan ekosistem hutan mangrove di Desa Pantai bahagia telah melibatkan berbagai pihak, namun belum optimal peran yang dijalankan serta minimnya koordinasi