• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Tentang Persepsi Remaja Terhadap Kekerasan dalam Berpacaran - Ubaya Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Tentang Persepsi Remaja Terhadap Kekerasan dalam Berpacaran - Ubaya Repository"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

Depi Ratnasari Prayogo. (2014). Studi Deskriptif Tentang Persepsi Remaja Terhadap Kekerasan Dalam Berpacaran. Skripsi Program Gelar Sarjana Strata 1. Surabaya : Fakultas Psikologi Universitas Surabaya, Laboratorium Psikologi Perkembangan (2014).

ABSTRAK

Pacaran merupakan suatu relasi untuk saling mengenal antara laki-laki dan perempuan maupun sebaliknya. Dalam pacaran terkadang terdapat atau terjadi tindak kekerasan, baik berupa kekerasan fisik, kekerasan psikologis, dan kekerasan seksual. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi remaja terhadap kekerasan dalam berpacaran.

Subjek penelitian ini berjumlah 326 subjek dari SMA X di Kota Blitar kelas X dan XI. Subjek yang menjadi penelitian ini adalah subjek yang menjadi pelaku, korban, dan tidak menjadi pelaku maupun korban. Subjek yang menjadi penelitian ini adalah remaja laki-laki dan perempuan dengan kategori 1) sedang berpacaran dan mengalami kekerasan; 2) sedang berpacaran namun tidak mengalami kekerasan; 3) tidak sedang berpacaran namun pernah mengalami kekerasan; 4) tidak sedang berpacaran dan tidak pernah mengalami kekerasan; 5) tidak pernah menjalani hubungan pacaran. Metode pengumpulan data menggunakan angket persepsi yang dibuat peneliti. Data penelitian dianalisis menggunakan statistik deskriptif (distribusi frekuensi) dan tabulasi silang dengan bantuan program SPSS for Windows 16.00.

Hasil penelitian menunjukkan sebagian remaja mempersepsikan kekerasan berpacaran sebagai hal yang positif bahwa kekerasan fisik, kekerasan psikologis, dan kekerasan seksual merupakan kekerasan dalam berpacaran. Sebanyak 94.8 % mempersepsikan kekerasan fisik sebagai hal yang positif, sebanyak 93.5 % remaja mempersepsikan kekerasan seksual sebagai hal positif, dan sebanyak 89.6 % remaja mempersepsikan kekerasan psikologis sebagai hal yang positif.

Pada kategori 1) sebanyak 65 subjek mempersepsi sangat positif terhadap kekerasan dalam berpacaran; 2) sebanyak 19 subjek mempersepsi sangat positif namun ada 2 subjek mempersepsi negatif; 3) sebanyak 45 subjek mempersepsi sangat positif terhadap kekerasan dalam berpacaran; 4) sebanyak 26 subjek mempersepsi sangat positif kekerasan dalam berpacaran; 5) sebanyak 21 subjek mempersepsi sangat positif terhadap kekerasan dalam berpacaran. Persepsi remaja terhadap kekerasan dalam berpacaran bersifat subjektif dan persepsi tersebut dipengaruhi adanya pengalaman masa lalu terkait kekerasan dalam berpacaran. Selain itu, pada subjek yang memiliki persepsi positif namun tetap melakukan kekerasan dikarenakan adanya inkonsistensi persepsi terhadap perilaku yang dilakukan. Implikasinya akan dibahas lebih lanjut.

Referensi

Dokumen terkait

Perlindungan terhadap korban membutuhkan suatu pengakajian yang lebih mendalam mengenal faktor penyebab terjadinya tindak pidana kekerasan terhadap korban perempuan,

Berdasarkan wawancara intensif dengan kedua korban, diperoleh pemahaman bahwa perempuan bertahan menjadi korban kekerasan dalam relasi pacaran dikarenakan persepsi

Sebaliknya, makin rendah kekerasan dalam pacaran (dating violence) maka makin rendah pula stres pada perempuan dewasa awal. Sumbangan efektifvariabel stres terhadap

Tindak kekerasan emosi yang sering muncul dalam hubungan berpacaran ini antara lain sikap merendahkan pasangannya, tuntutan dari pasangan untuk berikap tunduk dan

Tindakan kampanye sosial pacaran sehat bagi pasangan kekasih merupakan persoalan pengubahan pola pikir bagi remaja perempuan terhadap bentuk kekerasan dalam pacaran

Pertanyaan penelitian yang diajukan adalah; (1) Bagaimana remaja perempuan Jakarta memaknai kekerasan verbal yang dilakukan oleh pria dalam hubungan berpacaran.. (2)

Semua jenis kekerasan dalam pacaran (dating violence) tersebut dapat dikenakan sanksi-sanksi pidana terhadap orang yang melakukannya, jika usia remaja sebagai korban

Pada kategori ‘sering’ yakni pernah mengalami kekerasan lebih dari 6 kali selama pacaran, proporsi jenis kekerasan terbanyak yang dialami responden laki- laki adalah