• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) ASAL SETEK BATANG SKRIPSI. Oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) ASAL SETEK BATANG SKRIPSI. Oleh"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

ASAL SETEK BATANG

SKRIPSI Oleh REVI DARTIS NPM:0910005301039 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TAMANSISWA PADANG 2014

(2)

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

ASAL SETEK BATANG

Revi Dartis NPM:0910005301039

Dosen Pembimbing I : Dra.Yusmanidar Arifin, M.Si Dosen Pembimbing II : Ediwirman, SP.MP

ABSTRAK

Percobaan tentang pengaruh jenis media tanam terhadap pertumbuhan bibit tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.) asal setek batang dilaksanakan pada bulan Juni-September 2013 di Jorong Air Balam, Kecamatan Koto Balingka, Kabupaten Pasaman Barat pada ketinggian tempat 300 m dari permukaan laut. Tujuan percobaan ini adalah mengetahui dan mempelajari pengaruh jenis media tanam terhadap pertumbuhan bibit tanaman jarak pagar asal setek batang. Percobaan ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan, tiap satuan percobaan terdiri dari 5 batang bibit asal setek, sebagai perlakuan dalam percobaan ini adalah jenis media tanam (A) Tanah + Pukan (B) Tanah + Pukan + Sekam (C) Tanah + Pukan + Abu sekam (D) Tanah + Pukan + Pasir (E) Tanah + Pukan + Serbuk Sabut Kelapa perbandingan 1:1:1. Parameter yang di amati adalah saat muncul tunas pertama, tinggi tunas, jumlah tunas, jumlah helaian daun perbibit, lingkar tunas, persentase bibit tumbuh, bobot basah bibit, panjang akar terpanjang, jumlah akar, kriteria bibit siap salur. Data yang diperoleh dianalisis secara statistika dengan menggunakan uji F pada taraf nyata 5%, apabila berbeda nyata dilanjutkan dengan DMRT pada taraf 5%. Hasil percobaan menunjukan bahwa jenis media tanam Tanah+Pukan+Pasir merupakan perbandingan yang tepat terhadap pertumbuhan bibit jarak pagar asal setek batang.

(3)

PENDAHULUAN

Jarak pagar merupakan

tanaman yang memiliki nilai

ekonomis. Tanaman jarak pagar

memiliki manfaat yang cukup banyak diantaranya: biji jarak pagar dapat digunakan sebagai bahan baku minyak pelumas, sebagai bahan bakar (bio

fuel), pembuatan sabun, industri

pestisida dan dapat juga digunakan

sebagai rehabilitas lahan kritis

(Hariyadi, 2005).

Minyak nabati dari tanaman jarak pagar dapat diolah menjadi bahan bakar pengganti minyak bumi, pengganti energi fosil (solar dan minyak tanah) serta dinilai mampu menjadi sumber energi alternatif,

BBM alternatif, menjadi energi

terbarukan (renewable energi), atau Bio Fuel. Krisis energi yang melanda

dunia sebagai akibat kelangkaan

sumber bahan bakar fosil telah menyebabkan naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) (Haryadi, 2008).

Indonesia sejak tahun 2003 telah mengembangkan tanaman jarak pagar, tetapi yang dikembangkan oleh petani memakai bibit yang kurang baik, sehingga persentase tumbuh rendah yang menyebabkan produksi rendah. Tanaman jarak pagar ditanam dengan menyemaikan benih terlebih dahulu dan juga bisa ditanam dengan setek batang langsung dilahan. Namun

demikian, untuk menjamin

keberhasilan pada awal pertumbuhan, lebih baik ditanam dalam bentuk bibit dengan setek batang pada media tanam tertentu, apabila diperlukan dalam

jumlah besar untuk perkebunan

(Mahmud, 2006).

Pengembangan dan

pengusahaan tanaman jarak pagar,

perlu dilakukan teknik budidaya yang baik. Bibit merupakan salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan budidaya tanaman jarak pagar. Hasil yang tinggi akan dapat dicapai apabila digunakan bibit bermutu (Gaydou, dan Menet, 2002).

Tanaman jarak pagar dapat diperbanyak dengan setek batang

maupun biji, Keunggulan teknik

perbanyakan dengan setek adalah dapat menghasilkan tanaman dalam jumlah yang banyak pada waktu yang singkat. Keunggulan lain perbanyakan dengan setek yaitu memperoleh bibit yang memiliki sifat-sifat sama dengan pohon induknya. Perbanyakan yang umum dilakukan pada tanaman jarak

pagar mengunakan setek batang

(Wudianto, 2002).

Faktor fisik seperti panjang setek dan diameter setek merupakan hal yang harus diperhatikan yang

berpengaruh terhadap kemampuan

bahan setek membentuk akar. Panjang dan diameter setek yang baik sebagai bahan perbanyakan adalah batang pada

percabangan lateral (primer dan

sekunder), semakin menjauh dari pucuk maka diameter batang semakin membesar dan perbedaan diameter

tersebut berpengaruh langsung

terhadap kemampuan setek

membentuk akar,hal ini disebabkan

adanya perbedaan variabilitas

karbohidrat dan bahan tersimpan lainnya (Harsono, 2000).

Perbanyakan vegetatif

khususnya dengan setek batang yang efisien dan efektif ditentukan oleh media yang digunakan. Bibit asal setek batang dapat tumbuh dengan baik apabila media yang digunakan mampu

(4)

menyediakan hara yang cukup, sehingga bibit dapat tumbuh dengan baik. Media tanam yang baik sangat ditentukan oleh jenis dan bahan media yang digunakan. Media tanam yang digunakan untuk pembibitan setek batang jarak pagar terdiri dari tanah lapisan atas (top soil) yang dicampur dengan pupuk kandang dengan pasir, serbuk sabut kelapa, sekam atau abu sekam, bahan media tanam tidak hanya digunakan secara tunggal, tetapi bisa dikombinasikan antara bahan satu dengan yang lainnya(Ashari, 2000).

Lendri (2003) menyatakan

bahwa campuran media pasir dan

pupuk kandang menghasilkan

pertumbuhan bibit mengkudu lebih baik dibanding dengan media yang tidak dicampur pasir. Campuran pupuk kandang sapi dan sekam merupakan perlakuan terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan bibit mangga. Komposisi media tanam campuran serbuk sabut kelapa (coco peat) dengan pupuk kandang berpengaruh baik terhadap pertumbuhan tanaman tapak dara.

Berdasarkan uraian diatas

penulis melakukan penelitian tentang “Pengaruh jenis media tanam terhadap

pertumbuhan bibit jarak pagar

(Jatropha curcas L.) asal setek batang”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh

jenis media tanam terhadap

pertumbuhan bibit tanaman jarak pagar asal setek batang.

BAHAN DAN METODE Percobaan dilakukan di Jorong Air Balam, Kecamatan Koto Balingka,

Kabupaten Pasaman Barat pada

ketinggian tempat 300 meter dari permukaan laut, dimulai pada bulan Juni sampai September 2013.

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini, setek batang jarak pagar, pukan sapi, sekam, abu sekam, pasir, serbuk sabut kelapa, tanah top soil , air kelapa muda, daun kelapa, bambu dan polibag ukuran 40 × 35 cm. Alat yang digunakan pisau, meteran, tali rafia, sarung tangan, ayakan lolos 0,5 cm, timbangan dan alat-alat tulis.

Percobaan ini mengunakan

Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dengan 3 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah komposisi media tanam berupa: Tanah + Pupuk kandang (A). Tanah + Pupuk kandang + Sekam (B). Tanah + Pupuk kandang + Abu sekam (C). Tanah + Pupuk kandang + Pasir (D). Tanah + Pupuk kandang + Serbuk sabut kelapa (E) dengan perbandingan volume, 1:1:1, sehingga didapatkan 15

satuan percobaan, setiap satuan

percobaan terdiri dari 5 tanaman, jadi

jumlah tanaman keseluruhan 75

batang. Rata-rata hasil pengamatan terakhir dianalisis secara statistika dengan sidik ragam pada taraf nyata 5% dan jika berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) disajikan dalam bentuk Tabel, data pengamatan priodik disajikan dalam bentuk Grafik.

Pelaksanaan penelitian meliputi: 1. Persiapan media tanam

Tanah yang digunakan yaitu tanah yang dikering anginkan dan diayak. Pukan sapi dihaluskan dan

diayak, sekam dan abu sekam

dibersihkan dari bahan-bahan lain. Pasir diambil disungai lalu diayak, dan serbuk sabut kelapa dibersihkan dari bahan-bahan lain. Semua media

(5)

dikering anginkan selama 2 hari. Bahan media tanam diperoleh disekitar tempat penelitian kecuali serbuk sabut kelapa diambil dari pabrik sabut di Pariaman. Media tanam dimasukan

kedalam polibag sesuai dengan

perlakuan dan volumenya masing-masing.

2. Pemasangan label dan ajir

Pemasangan label sesuai

dengan perlakuan pada polibag

dilakukan pada saat pengisian polibag sedangkan pemasagan ajir dilakukan 2 minggu setelah tanam digunakan sebagai dasar pengamatan tinggi bibit, yang dipasang pada setiap tanaman sampel dengan tinggi ajir 10 cm diatas permukaan media tanam.

3. Pemasangan Naungan

Naungan dibuat sesuai dengan kebutuhan areal penelitian dengan ukuran naungan 8,5 × 5 m dan tinggi naunggan sebelah timur 1,5 m dan sebelah barat 1 m. Tiang naungan dibuat dari bambu, ditutup dengan daun kelapa dengan intensitas cahaya matahari masuk kira-kira 50%.

4. Pengadaan setek batang

Setek batang diambil dari

pohon jarak pagar yang sudah

berproduksi, diambil dari perkebunan jarak pagar di Bengkulu. Penelitian ini

menggunakan Setek batang

berdiameter 2 cm dan panjang setek batang 25 cm yang memiliki 3 sampai 4 tunas. Pangkal dan ujung setek

disayat miring dengan kemiringan 45o,

setek dikering anginkan selama 2 hari, dan sayatan pangkal setek direndam dalam air kelapa muda selama 5 jam, setek siap di tanam di media.

5. Penanaman

Penanaman setek batang bibit jarak pagar ditanam sedalam 10 cm

dan bagian dipermukaan tanah 15 cm dengan posisi setek tegak.

6. Pemeliharaan

Pemiliharaan meliputi:

penyiraman dilakukan pada pagi hari selama penelitian kecuali hari hujan, penyiraman dilakukan hingga media tanam cukup lembab. Pengendalian gulma dengan cara menual yaitu dengan mencabut gulma yang ada di dalam polibag dan di sekitar polibag, dilakukan selama penelitian.

Pengamatan dilakukan pada

tanaman sampel dengan parameter sebagai berikut:

1. Saat muncul tunas pertama

Muncul tunas pertama dengan

menghitung jumlah hari yang

dibutuhkan dari saat setek ditanam sampai munculnya tunas pertama. Kriteria tunas yang dihitung adalah tunas yang muncul dari setek yang berwarna hijau.

2. Panjang tunas

Tinggi tunas diukur dengan cara mengukur dari pangkal tunas

sampai ujung tunas dengan

menggunakan tali rafia, panjang tali

yang digunakan diukur dengan

meteran. Pengamatan dilakukan 4 minggu setelah tanam (mst). dengan interval 1 minggu sampai 12 mst. 3. Jumlah tunas

Jumlah tunas dihitung

pertanaman, pengamatan dilakukan pada akhir penelitian yaitu 12 mst. 4. Jumlah helaian daun perbibit

Jumlah helaian daun dihitung

pertanaman, pengamatan yang

dihitung adalah daun yang telah

terbuka sempurna, pengamatan

dimulai 4 minggu setelah tanam dengan interval 1 minggu sampai 12 mst.

(6)

5. Lingkar tunas

Lingkar tunas terbesar disetiap bibit diukur dengan menggunakan tali rafia dilingkar pada tunas secara horizontal lalu panjang tali dipakai diukur dengan meteran, pengamatan dilakukan pada akhir penelitian.

6. Persentase bibit tumbuh Persentase bibit tumbuh dihitung pada akhir penelitian 12 mst, persentase bibit tumbuh dihitung dengan rumus

Persentase bibit tumbuh (%) =

Jumlah bibit yang tumbuh X 100 %

Jumlah bibit keseluruhan 7. Bobot basah bibit

Dilakukan setelah berumur 12

minggu setelah tanam dengan

pengambilan 1 sampel pada setiap perlakuan kemudian ditimbang. Bobot basah bibit ditimbang seluruh bagian dari tanaman.

8. Panjang akar terpanjang

Dilakukan setelah tanaman

berumur 12 minggu setelah tanam dan media dipisahkan dari akar dengan cara merobek polibag dan memisahkan

akar dari tanah dengan cara

merendamnya dalam air agar akar tidak putus, akar yang diukur adalah akar primer yang terpanjang.

9. Jumlah akar

Jumlah rata-rata akar dihitung

pertanaman, penghitungan dilakukan setelah tanaman berumur 12 minggu setelah tanam, memisahkan akar dari tanah dengan cara merendamnya

dalam air, pemisahan dilakukan

dengan hati-hati agar akar tidak putus. Akar yang dihitung adalah akar primer.

10. Kriteria bibit siap salur

Kriteria bibit siap salur

dihitung secara persentase dengan kriteria: tinggi bibit >30 cm, bibit dalam keadaan sehat dan segar, bebas hama dan penyakit, warna daun hijau tua, jumlah daun >15 daun, warna batang hijau, minimal umur 3 bulan dalam polibag.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Saat Muncul Tunas Pertama

Sidik ragam saat muncul tunas pertama setek jarak pagar akibat pemberian komposisi media tanam berpengaruh sangat nyata (Lampiran 4a). Hasil uji lanjut saat muncul tunas pertama disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Saat muncul tunas pertama

tanaman jarak pagar

terhadap komposisi media tanam

Komposisi media tanam (1:1:1) Saat muncul tunas pertama (hst) Tanah+Pukan+Abu sekam 9,33 a

Tanah+Pukan+Serbuk sabut kelapa 8,55 ab Tanah+Pukan 8,10 ab Tanah+Pukan+Sekam 7,77 b Tanah+Pukan+Pasir 7,50 b KK 5,78 %

(7)

Angka pada lajur yang diikuti huruf kecil sama berbeda tidak nyata menurut DMRT pada taraf nyata 5%.

Tabel 1 menunjukkan bahwa,

komposisi media tanam dapat

mempercepat muncul tunas pertama

jarak pagar asal setek batang.

Komposisi media tanam tanah + pukan + pasir mendorong munculnya tunas pertama yang sama dengan media tanah + pukan + sekam dan tanah + pukan serta tanah + pukan + serbuk sabut kelapa, yaitu dengan hasil berturut-turut 7,50 hst, 7,77 hst, 8,10 hst, 8,55 hst, sedangkan media tanam

tanah + pukan + abu sekam

menunjukan muncul tunas pertama yang lebih lambat yaitu 9,33 hst. Media tanah + pukan + pasir merupakan media yang baik bagi perakaran, hal ini disebabkan media

tanam campuran pasir dapat

memperbaiki drainase dan aerase tanah sehingga baik bagi pertumbuhan akar. Akar yang memiliki pertumbuhan yang baik mempengaruhi pertumbuhan bibit jarak pagar, sehingga munculnya tunas pertama akan lebih cepat. Media tanam tanah + pukan + abu sekam

tidak mampu mempercepat munculnya

tunas karena ruang pori untuk

tumbuhnya akar sangat minim. Ashari (2000), media tanam campuran pasir berfungsi mendorong pertumbuhan

tunas, akar serta meningkatkan

ketahanan tanaman terhadap

kekeringan karena kondisi porusitas media pasir memberikan peluang akar untuk dapat menyerap air dan nutrisi dengan baik sehingga pertumbuhan vegetatif akan lebih cepat.

2. Panjang Tunas

Sidik ragam panjang tunas setek jarak pagar akibat pemberian komposisi media tanam berpengaruh sangat nyata (Lampiran 4b). Hasil uji lanjut panjang tunas tanaman jarak pagar disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Panjang tunas tanaman jarak

pagar akibat pemberian

komposisi media tanam umur 12 mst.

Komposisi media tanam (1:1:1) Panjang tunas (cm) Tanah+Pukan+Pasir 39,33 a

Tanah+Pukan 25,73 b Tanah+Pukan+Serbuk sabut kelapa 25,46 b Tanah+Pukan+Sekam 24,33 b Tanah+Pukan+Abu sekam 22,11 b KK 15,28%

Angka pada lajur yang diikuti huruf kecil sama berbeda tidak nyata menurut DMRT pada taraf nyata 5%.

Tabel 2 menunjukkan bahwa, komposisi media tanam mendorong pertumbuhan panjang tunas setek tanaman jarak pagar. Komposisi media tanah + pukan + pasir menghasilkan

pertumbuhan yang terpanjang yaitu 39,33 cm, dan yang terpendek terdapat pada media tanah + pukan + abu sekam yaitu 22,11 cm, tetapi relatif sama dengan media tanah + pukan +

(8)

sekam, tanah + pukan serbuk sabut kelapa, tanah + pukan saja yaitu

masing-masing panjang tunasnya

24,33 cm, 25,46 cm, 25,73 cm. Media tanah + pukan + pasir merupakan media yang baik bagi pertumbuhan panjang tunas, hal ini disebabkan jenis media tanam campuran pasir mampu

mengemburkan tanah sehingga

perakaran bibit menjadi baik untuk pertumbuhan tunas bibit jarak pagar dan mampu mengatur drainase untuk penyerapan unsur hara seperti kalium yang diperoleh dari pupuk kandang serta hormon tumbuh yang diberikan akan lebih maxsimal kegunaannya. Sejalan dengan pendapat Prawiranata, Haran dan Tjondronegoro (2000)

apabila unsur kalium tinggi maka pertumbuhan vegetatifnya lebih cepat seperti pertumbuhan batang, akar dan daun.

Menurut Marsono dan Sigit (2001), bahwa kalium unsur hara

esensial sangat berperan dalam

pembentukan organ tanaman seperti batang, akar, dan daun. Kalium juga berfungsi sebagai perangsang jaringan

meristematik yang memungkinkan

bertambah tingginya batang tanaman. sedangkan media tanam yang lain tidak memiliki aerase yang baik. Hubungan antara panjang setek dengan umur bibit pada setek jarak pagar umur 1 sampai 12 minggu setelah tanam disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Grafik perkembangan panjang tunas bibit jarak pagar pada berbagai media tanam.

Pada Gambar 1 menunjukan laju pertumbuhaan panjang tunas tanaman jarak pagar dari minggu pertama sampai minggu ke-12 setelah tanam

pada berbagai perlakuan terus

mengalami peningkatan. Laju

pertumbuhan yang paling cepat terlihat pada perlakuaan Tanah + Pukan + pasir yaitu 39,33 cm. Hal ini

disebabkan karena media campuran pasir dapat memperbaiki tekstur tanah

sehingga menjadi gembur dan

pertumbuhan setek tanaman jarak pagar akan lebih baik. Pada perlakuan campuran Sekam, Abu sekam, Serbuk

sabut kelapa menunjukan

pertumbuhannya hampir sama dengan Tanah + Pukan saja dikarenakan media 0 10 20 30 40 50 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 P an ja n g tun as ( cm ) Minggu pukan sekam abu sekam pasir

(9)

tanam tersebut tidak memiliki drainase dan aerase yang baik akibatnya laju pertumbuhan tunas akan terhambat. Ashari (2000) menyatakan bahwa

media tanam berfungsi untuk

menunjang pertumbuhan tanaman,

memberikan kelembapan yang cukup

dan mengatur peredaran udara,

berpengaruh terhadap pertumbuhan

fase vegetatif tanaman seperti akar, tunas, dan daun.

3. Jumlah Tunas

Sidik ragam jumlah tunas setek

jarak pagar akibat pemberian

komposisi media tanam berpengaruh nyata (Lampiran 4c). Hasil uji lanjut jumlah tunas tanaman jarak pagar

disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah tunas tanaman jarak pagar akibat pemberian komposisi media tanam umur 12 mst.

Komposisi media tanam (1:1:1) Jumlah tunas (tunas) Tanah+Pukan+Serbuk sabut kelapa 3,66 a

Tanah+Pukan 3,55 a Tanah+Pukan+Abu sekam 3,55 a

Tanah+Pukan+Pasir 2,88 ab Tanah+Pukan+Sekam 2,55 b

KK 14,06%

Angka pada lajur yang diikuti huruf kecil sama berbeda tidak nyata menurut DMRT pada taraf nyata 5%.

Tabel 3 menunjukkan bahwa,

komposisi media tanam dapat

meningkatkan jumlah tunas setek tanaman jarak pagar. Komposisi media tanam tanah + pukan + serbuk sabut kelapa menghasilkan tunas yang lebih banyak yaitu 3,66 tunas, tetapi relatif sama dengan media tanam tanah + pukan, tanah + pukan + abu sekam, tanah + pukan + pasir dengan jumlah tunas berturut-turut 3,55 tunas, 3,55 tunas, 2,88 tunas. Tanah + pukan + sekam menghasilkan jumlah tunas yang paling sedikit, yaitu 2,55 tunas. Media tanam tanah + pukan + serbuk sabut kelapa lebih baik di bandingkan dengan media tanah + pukan + sekam, karena media serbuk sabut kelapa dapat memperbaiki porusitas tanah,

sehinga sangat cocok bagi

pertumbuhan akar untuk penyerapan hara dan air yang baik. Hal ini

disebabkan oleh unsur hara yang terdapat pada media campuran serbuk

sabut kelapa dapat merangsang

pertumbuhan tunas secara cepat karena serbuk sabut kelapa menyediakan

unsur hara esensial.

Musnamar (2003) menyatakan

bahwa, kandungan hara yang

terkandung dalam cocopeat yaitu unsur

hara makro dan mikro yang

dibutuhkan tanaman diantaranya

adalah kalium, fosfor, kalsium,

magnesium dan natrium. Menurut Wudianto (2002) hara yang dapat mempengaruhi jumlah tunas adalah

unsur kalium. Tanaman bila

mendapatkan kalium yang cukup maka tunas akan tumbuh dengan baik karena fungsi kalium dalam tanaman dapat

merangsang jaringan meristematik

yang memungkinkan bertambahnya jumlah tunas.

(10)

Sidik ragam jumlah helaian daun perbibit setek jarak pagar akibat pemberian komposisi media berpengaruh nyata (Lampiran 4d). Hasil uji lanjut jumlah helaian daun perbibit tanaman jarak pagar disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Jumlah helaian daun tanaman jarak pagar akibat pemberian komposisi media tanam umur 12 mst.

Komposisi media tanam (1:1:1) Jumlah helaian daun (helai) Tanah+Pukan+Pasir 26,95 a

Tanah+Pukan+Sekam 22,44 ab Tanah+Pukan 21,20 ab Tanah+Pukan+Serbuk sabut selapa 20,64 ab Tanah+Pukan+Abu sekam 18,55 b KK 11,45%

Angka pada lajur yang diikuti huruf kecil sama berbeda tidak nyata menurut DMRT pada taraf nyata 5%.

Tabel 4 menunjukkan bahwa

komposisi media tanam dapat

meningkatkan jumlah helaian daun setek tanam jarak pagar dengan hasil yang tertinggi terdapat pada media

tanam tanah+pukan+pasir dengan

jumlah daun yaitu 26,95 helai, tetapi relatif sama dengan media tanam tanah + pukan + sekam, tanah + pukan, tanah + pukan + serbuk sabut kelapa dengan jumlah berturut-turut 22,44 helai, 21,20 helai, 20,64 helai dan yang

terendah pada media tanam

tanah+pukan+abu sekam dengan

jumlah 18,55 helai. Hal ini disebabkan oleh jenis media tanam campuran pasir dapat mengatur drainase air yang baik sehingga proses penyerapan hara oleh jaringan tanaman akan lebih cepat,

hara yang terdapat pada media dapat di serap semaksimal mungkin oleh akar tanaman.

Menurut Wudianto (2002),

unsur hara yang mendorong

pertumbuhan daun yaitu nitrogen, banyak tersedia dalam jaringan daun guna mendukung sintesis karbohitrat menjadi protein dan protoplasma yang berlangsung lebih cepat, sehingga menambah ukuran sel yang pada

gilirannya akan menghasilkan

pertumbuhan daun yang banyak.

Hubungan antara jumlah helaian daun dengan umur bibit pada setek jarak pagar umur 1 sampai 12 minggu setelah tanam disajikan pada Gambar 2.

(11)

Gambar 2. Grafik perkembangan jumlah helaian daun setek jarak pagar pada berbagai media tanam.

Gambar 2 menunjukkan laju

pertumbuhan helaian daun tanaman jarak pagar dari minggu pertama sampai minggu ke-12 setelah tanam

pada berbagai perlakuan terus

mengalami peningkatan. Laju

pertumbuhan yang lebih cepat terlihat pada perlakuan campuran pasir. Hal ini

disebabkan karena media tanam

campuran pasir mampu memberikan

ruang pori yang baik terhadap

pertumbuhan akar yang nantinya akan mempercepat jumlah helaian daun. Pertumbuhaan jumlah helaian daun pada minggu pertama sampai minggu ke-10 menunjukan pertumbuhan yang hampir sama sedangkan pada minggu 11 dan 12 perbedaan jumlah helaian daun disetiap perlakuan mulai terlihat. Hal ini disebabkan karena jumlah

helaian daun yang lebih banyak

memungkinkan untuk menyerap

cahaya matahari yang banyak sehingga proses fotosintesa juga berlangsung lebih cepat yang nantinya akan menambah helaian daun baru. Sejalan dengan pendapat Prawiranata, Haran dan Tjondronegoro (2000) bahwa pertumbuhan jumlah helaian daun

berhubungan dengan besarnya

fotosintat yang diperoleh, untuk

merangsang pertumbuhan daun baru. 5. Lingkar Tunas

Sidik ragam lingkar tunas setek

jarak pagar akibat pemberian

komposisi media tanam berpengaruh nyata (Lampiran 4e). Hasil uji lanjut lingkar tunas tanaman jarak pagar disajikan pada Tabel 5.

0 5 10 15 20 25 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 jum la h da un ( h el a i) Minggu pukan sekam abu sekam pasir

(12)

Tabel 5. Lingkar tunas tanaman jarak pagar akibat pemberian beberapa jenis media tanam umur 12 mst.

Komposisi media tanam (1:1:1) Lingkar tunas (cm) Tanah+Pukan+Pasir 4,27 a

Tanah+Pukan+Abu sekam 3,55 ab Tanah+Pukan+Sekam 3,27 ab Tanah+Pukan 3,05 ab Tanah+Pukan+Serbuk sabut kelapa 2.92 b KK 12,87%

Angka pada lajur yang diikuti huruf kecil sama berbeda tidak nyata menurut DMRT pada taraf nyata 5%.

Tabel 5 menunjukkan bahwa, komposisi media tanam mendorong

pertumbuhan lingkar tunas setek

tanaman jarak pagar. Komposisi media tanah + pukan + pasir menghasilkan

pertumbuhan lingkar tunas yang

terbesar yaitu 4,27 cm, tetapi relatif sama dengan media tanam tanah + pukan + abu sekam, tanah + pukan + sekam, tanah + pukan saja dengan hasil berturut-turut 3,55 cm, 3,27 cm, 3,05 cm dan yang terkecil pada media tanam tanah + pukan + serbuk sabut kelapa yaitu 2,92 cm. Hal ini disebabkan media tanam campuran pasir mampu mengemburkan tanah dan aerasi yang baik sehingga unsur hara yang ada pada media tanam akan cepat terserap oleh akar tanaman yang nantinya akan mempercepat besarnya

tunas. Juga berkaitan dengan

karakteristik tanaman jarak pagar yang merupakan tanaman tahunan, dimana pertumbuhan vegetatifnya akan cepat apabila unsur hara yang ada pada media tanam cepat terserap oleh akar tanaman dan berkaitan dengan jumlah daun maka energi yang dihasilkan

melalui fotosintesis juga tinggi,

sehingga pertumbuhan lingkar tunas juga akan cepat.

Menurut Heddy (2002), bahwa perbedaan kemampuan tanaman dalam

memanfaatkan factor-faktor

lingkungan seperti air, CO2, suhu, energi matahari dan sebagainya, akan mempengaruhi kemampuan tanaman

melakukan fotosintesis, dengan

demikian akan berpengaruh terhadap

pertumbuhan tanaman, terutama

lingkar tunas. 6. Persentase Bibit Tumbuh

Sidik ragam persentase bibit tumbuh setek jarak pagar akibat pemberian komposisi media tanam berpengaruh tidak nyata (Lampiran 4g). Rata-rata persentase bibit tumbuh tanaman jarak pagar disajikan pada Tabel 7.

(13)

Tabel 6. Persentase bibit tumbuh tanaman jarak pagar akibat pemberian beberapa jenis media tanam.

Komposisi media tanam (1:1:1) Persentase bibit tumbuh (%)

Tanah+Pukan 100

Tanah+Pukan+Sekam 100

Tanah+Pukan+Serbuk sabut kelapa 100

Tanah+Pukan+Abu sekam 100

Tanah+Pukan+Pasir 100 KK 12,72%

Angka-angka pada lajur diatas berbeda tidak nyata menurut uji F pada taraf 5%. Tabel 6 menunjukkan bahwa,

komposisi media tanam menghasilkan

persentase bibit 100%. Hal ini

menunjukan semua media tanam yang digunakan menghasilkan persentase bibit tumbuh 100% begitu juga tanam tanah + pukan juga menghasilkan persentase bibit tumbuh 100%. Semua media tanam menghasilkan persentase bibit tumbuh yang baik walapun ada perbedaan dari bibit jarak pagar

tersebut seperti panjang tunas, banyak daun, banyak tunas, panjang akar dan sebagainya.

Menurut Hartman and Kester (2002) bahwa pemberian media tanam

meningkatkan persentase setek

berakar, mempercepat jumlah

pemunculan tunas, serta meningkatkan munculnya akar, tunas, dan daun

secara bersamaan sehingga

pertumbuhan tanaman akan lebih baik. 7. Bobot Basah Bibit

Sidik ragam bobot basah bibit setek jarak pagar akibat pemberian komposisi media tanam berpengaruh sangat nyata (Lampiran 4h). Uji lanjut bobot basah bibit tanaman jarak pagar disajikan pada Tabel 8.

Tabel 7. Bobot basah bibit tanaman jarak pagar akibat pemberian komposisi media tanam umur 12 mst.

Komposisi media tanam (1:1:1) Bobot basah bibit Tanah+Pukan+Pasir 421,00 a Tanah+Pukan+Serbuk sabut kelapa 328,33 ab Tanah+Pukan+Sekam 256,10 bc Tanah+Pukan 223,33 bc Tanah+Pukan+Abu sekam 204,90 c KK 14,00%

Angka-angka pada lajur diatas berbeda tidak nyata menurut uji F pada taraf 5%. Tabel 7 menunjukkan bahwa,

komposisi media tanam meningkatkan bobot basah bibit setek tanam jarak pagar. Komposisi media tanam tanah + pukan + pasir menghasilkan bobot

basah terberat, yaitu 421 gram

memberikan pengaruh yang sama

dengan media campuran serbuk sabut kelapa yaitu 328,33 gram, namun berbeda sangat nyata dengan media campuran sekam, abu sekam dan tanah + pukan saja yaitu masing-masing menghasilkan bobot basah bibit 256,10 gram, 204,90 gram, 223,33 gram.

(14)

Hal ini disebabkan campuran

media tanam pasir mampu

mengemburkan tanah dan pemberian pupuk kandang dari pukan sapi dapat terserap oleh akar tanam semaxsimal mungkin, menaikkan daya serap tanah terhadap air dapat mempercepat kerja akar. Berat segar merupakan berat yang diperoleh dari cara keseluruhan yaitu berat akar, batang cabang, dan daun. Berat segar sejalan dengan

pertumbuhan vegetative, dimana

semakin baik pertumbuhannya maka berat segarnya semakin tinggi. Berat segar tanaman merupakan cerminan

dari keefesienan tanaman dalam

penyerapan hara.

Menurut Marsono (2000), berat segar tanaman merupakan komposisi hara dari jaringan tanaman dengan mengikutsertakan kadar airnya rendah,

berat basah ditentukan oleh

pertumbuhan organ tanaman tersebut. Dan pertumbuhan tanaman ditentukan oleh keterserdiaan unsur hara serta

kondisi fisik tanah disekitar

perakarannya.

8. Panjang Akar Terpanjang Sidik ragam panjang akar terpanjang setek jarak pagar akibat pemberian komposisi media tanam berpengaruh nyata (Lampiran 4i).Uji

lanjut panjang akar terpanjang

tanaman jarak pagar disajikan pada Tabel 9.

Tabel 8. Panjang akar terpanjang tanaman jarak pagar akibat pemberian komposisi media tanam umur 12 mst.

Komposisi media tanam Panjang akar terpanjang (cm) Tanah+Pukan+Pasir 35,50 a

Tanah+Pukan+Abu sekam 33,73 a Tanah+Pukan+Sekam 33,23 a Tanah+Pukan+Serbuk sabut kelapa 31,44 ab Tanah+Pukan 19,00 b KK 15,93%

Angka pada lajur yang diikuti huruf kecil sama berbeda tidak nyata menurut DMRT pada taraf nyata 5%.

Tabel 8 menunjukkan bahwa, komposisi media tanam menghasilkan pertumbuhan panjang akar terpanjang setek jarak pagar. Komposisi media tanah + pukan + pasir menghasilkan pertumbuhan yang tertinggi, yaitu 35,50 cm, tetapi relatif sama dengan media tanam tanah + pukan + sekam, tanah + pukan + abu sekam, tanah + pukan + serbuk sabut kelapa dengan panjang akar masing-masing berturut-turut 33,23 cm, 33,73cm, 31,44 cm,

kemudian berpengaruh nyata dengan media tanam tanah + pukan saja yaitu 19,00 cm.

Hal ini dikarenakan media campuran sekam, abu sekam, pasir,

serbuk sabut kelapa mampu

mempercepat pertumbuhan akar

tanaman jarak pagar kerena media tersebut dapat memberikan tata udara dan tata air yang dapat mempercepat laju proses kegiatan mikroba tanah dalam menguraikan bahan organik

(15)

selanjutnya hasil penguraian bahan organik akan menghasilkan unsur hara

yang dapat dimanfaatkan bagi

pertumbuhan dan perkembangan

tanaman khususnya terhadap

perkembangan akar. Kondisi ini

didukung oleh porusitas media yang cocok akan memberikan peluang yang

baik bagi pertumbuhan dan

perkembangan akar tanaman jarak pagar, sehingga pertumbuhan vegetatif bibit jarak pagar akan lebih cepat.

Menurut Heyne (2003) bahwa semakin besar ruang pori suatu media tanam akan semakin baik drainase dan aerasenya. Sifat fisik media yang

porusitasnya sangat baik karena

penyerapan unsur hara oleh akar tanaman akan lebih efektif apabila sentuhan antara akar dan permukaan media terjadi cukup erat sehingga diperlukan tingkat porusitas yang cukup menyediakan peluang akar untuk dapat menyerap air dan nutrisi dengan baik.

9. Jumlah Akar

Sidik ragam jumlah akar setek jarak pagar akibat pemberian komposisi media tanam memberikan pengaruh tidak nyata (Lampiran 4j). Rata-rata jumlah akar tanaman jarak pagar disajikan pada Tabel 10.

Tabel 9. Jumlah akar tanaman jarak pagar akibat pemberian beberapa jenis media tanam umur 12 mst.

Komposisi media tanam (1:1:1) Jumlah akar (buah) Tanah+Pukan+Pasir 15,06 Tanah+Pukan 14,01 Tanah+Pukan+Serbuk sabut kelapa 12,00 Tanah+Pukan+Sekam 11,21 Tanah+Pukan+Abu sekam 11,16 KK 20,65%

Angka-angka pada lajur diatas berbeda tidak nyata menurut uji F pada taraf 5%. Tabel 9 menunjukkan bahwa

komposisi media tanam menghasilkan jumlah akar setek tanam jarak pagar yang tertinggi yaitu pada media tanah + pukan + pasir dengan jumlah 15,06 akar, sedangkan yang sedikit pada media tanah + pukan + abu sekam, dan media tanah + pukan + sekam, tanah + pukan + serbuk sabut kelapa, dan tanah + pukan saja dengan jumlah akar berturut-turut yaitu 11,21 akar, 12,00 akar, 14,01 akar. Hal ini menunjukan bahwa media tanam yang digunakan tidak berpengaruh langsung jumlah akar setek. Untuk menghasilkan akar

yang banyak diperlukan hara,

sedangkan media yang digunakan tidak menjamin persediaan hara untuk pembentukan akar.

Menurut Musnamar (2003) pembentukan akar dipengaruhi oleh persedian hara pada media tanam yang

membutuhkan komponen makro

nutrisi dalam konsentrasi yang

memadai juga dipengaruhi oleh

purositas media yang semakin baik dranase dan aerasenya akan semakin baik perkembangan akar sehingga pembentukan sel-sel tumbuh lebih baik.

(16)

Sidik ragam kriteria bibit siap salur setek jarak pagar akibat pemberian komposisi media tanam berpengaruh tidak nyata (Lampiran 4k). Rata-rata kriteria bibit siap salur tanaman jarak pagar disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10. Kriteria bibit siap salur tanaman jarak pagar akibat pemberian komposisi media tanam.

Komposisi media tanam (1:1:1) Kriteria bibit siap salur (%)

Tanah+Pukan 100

Tanah+Pukan+Sekam 100

Tanah+Pukan+Serbuk sabut kelapa 100

Tanah+Pukan+Abu sekam 100

Tanah+Pukan+Pasir 100 KK 12,72%

Angka-angka pada lajur diatas berbeda tidak nyata menurut uji F pada taraf 5%. Tabel 10 menunjukkan bahwa

komposisi media tanam menghasilkan kriteria bibit siap salur setek tanam jarak pagar 100%. Pertumbuhan bibit tanaman jarak pagar pada media tanam yang digunakan memenuhi kriteria bibit siap salur tanaman jarak pagar. Pertumbuhan bibit tanaman jarak pagar untuk mencapai kriteria yang baik juga membutuhkan hara, media tanam yang digunakan mendapatkan hara dari pukan yang diberikan sama

disetiap perlakuannya dan unsur hara mikro yang di tambahkan dari media yang digunakan masing-masing media. Menurut Heddy (2002), unsur hara mikro merupakan unsur-unsur yang

juga berperan dalam proses

pertumbuhan tanaman. Unsur mikro hanya diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit tetapi kekurangan unsur tersebut tidak dapat digantikan oleh unsur lain.

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pengaruh media tanam campuran Tanah + Pukan + Pasir merupakan media tanam yang tepat terhadap pertumbuhan bibit tanaman jarak pagar asal setek batang.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dapat disarankan untuk mendapatkan pertumbuhan bibit jarak pagar asal setek batang yang baik, dapat menggunakan media tanam campuran Tanah + Pukan + Pasir dengan perbandingan 1:1:1.

(17)

DAFTAR PUSTAKA Ashari, 2000. Media Tanam Pada

Berbagai Macam Tanaman Hias. Teknik Budidaya. Bogor. Hal 17. Brodjonegoro. 2005. Peluang Bisnis Tanaman Jarak pagar, Sang Primadona. 132 hal.

Gaydou, A.M., Menet, L.,

Ravelojaona, G., and Geneste. 2002. Vegetable Energi sources in Madagascar:ethyl alcohol and soil seeds.

Harsono. 2002. Aneka Media Tanam dan Penggunaan yang Baik Pada

Tanaman. Penebar Swadaya.

Jakarta. Hal 66

Hariyadi. 2005. Prospektif Sumberdaya

Lokal Bioenergi. Pelayanan

Informasi Pengembangan Jarak Nasional. Jakarta. Indonesia Haryadi. 2008. Budidaya Tanaman

Jarak (Jatropha curcasL)

Sebagai Sumber Bahan

Alternatif Biofuel. Hal 88

Heddy, S 2002. HormonTumbuh. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 195 hal.

Heller, A 2002. Morfologi Tanaman Jarak Pagar, Gramedia, Jakarta. 173 hal.

Henning, R.K2004. Fighting

Desertification by Integrated

Utilisation of the Jatropha

Plant-an Integrated Approach to

Supply Energy and Create

Income for Rural Development. www.jatropha.org

Heyne, K. 2003. Media tanam pada Tanaman Hias. Yayasan Wahana Jaya, Jakarta. Hal 66.

Huik, R 2004. Teknik Perbanyakan

Tanaman. Teknik Budidaya.

Bogor. Jakarta. 42 hal

Kartasapoetra, A.G. 2000. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT. Bina Aksara. Jakarta.

Lendri 2003. Komposisi Media Tanam Yang Baik. Teknik Pembibitan. Bogor. Hal, 44

Mahmud, Z., AA Rivaie, D

Allorerung. 2006. Petunjuk

Teknis Budidaya Jarak Pagar (Jatropha curcas L). Pusat Penelitian dan Pengembangan

Perkebunan. Edisi-2.

Jakarta:Deptan.Hal: 54.

Marsono, S. 2001, Pengantar Fisiologi Tumbuhan, Gramedia, Jakarta. 231 hal.

Musnamar, 2003. Pupuk Organik. Penebar Swadaya. Jakarta. 72 hal.

Prawiranata, W.S Haran dan P. Tjondronegoro. 2000. Dasar – dasar Fisiologi Tumbuhan I,

Depertemen Botani Faperta

Institut Pertanian Bogor. Bogor. 187 hal

(18)

Prawitasari. T. 2006. Teknik Seleksi Setek untuk Bibit Jarak yang

Baik. Prosiding Workshop

Pendirian Kebun Bibit Sumber, Demplot, dan Feasibility Study untuk Perkebunan Jarak Pagar

(Jatropha curcas Linn.).

Seurfactan and Bioenergy

Research Center(SBRC).

Lembaga Penelitian dan

Pemberdayaan Masyarakat

Institut Pertanian Bogor. Bogor. 234 hal

Santoso B,B, Purwoko B.S. 2008.

Pertumbuhan Bibit Tanaman

Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) pada berbagai Kedalaman dan Posisi Tanam Benih. Hal 56 Sujatmaka. 2001. Prospek Pasar dan Peluang

Budidaya Jarak Pagar . Penebar Swadaya. Jakarta. Hal 32

Sutarto. 2000. Teknik Penggunaan Media Tanam Tanaman Hias, Yayasan Wahana Jaya, Jakarta. 210 hal Wudianto. R. 2002. Setek Batang Tanaman

Perkebunan. Pusat Penelitian Tanaman Perkebunan. Jakarta. Hal: 54.

Yuniyati. 2006. Pengaruh Media Tanam terhadap Pertumbuhan

Bibit Jarak Pagar

(Jatrophacurcas L.). Prosiding Lokakarya II Status Teknologi

Tanaman Jarak Pagar

(Jatrophacurcas L.). Pusat

Penelitian dan Pengembangan Perkebuanan. Bogor. Hal: 239-244.

Gambar

Gambar 1. Grafik perkembangan panjang tunas bibit jarak pagar pada berbagai media  tanam
Gambar  2.  Grafik  perkembangan  jumlah  helaian  daun  setek  jarak  pagar  pada     berbagai media tanam

Referensi

Dokumen terkait

microphylla dapat menghasilkan deposisi protein yang lebih baik, dilihat dari massa protein daging, sehingga dapat menunjang produksi telur pada periode selanjutnya.. Ayam

Hasil analisis statistik deskrptif dalam penelitian yang dilakukan terhadap kelima faktor yang mempengaruhi suksesi implmentasi PEL di Kota Medan mencerminakan bila

Berdasarkan hasil deskripsi penelitian maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan penalaran matematis mahasiswa calon guru dalam menyelesaikan masalah aljabar berdasarkan

Sebagaimana yang telah diungkapkan dalam Keterbukaan Informasi ini, tujuan utama dilakukannya Transaksi Pengalihan Aset adalah untuk memastikan bahwa Perseroan mendapat jaminan

Secara otomatis komutator membalik hubungan antara angker dinamo dan catu daya DC sehingga konduktor berputar pada arah yang tepat terhadap medan magnet,

Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar, metode pengakuan pendapatan bagi hasil yang dilakukan oleh bank bagi hasil dari pembiayaan mudharabah diakui pada saat

Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak menyimpang dari topik yang dipersoalkan maka pembahasan dalam tulisan ini lebih di fokuskan bagaimana upaya pengusaha souvenir mata

Penelitian ini diambil melalui angket yang disebarkan kepada sampel yang ada di Lapas Perempuan Pontianak Kelas II A yang berhubungan dengan Pengaruh Pendidikan