• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KERJASAMA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MUATAN PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGMLOKO 1 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN KERJASAMA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MUATAN PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGMLOKO 1 SKRIPSI"

Copied!
235
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KERJASAMA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MUATAN PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI

KARANGMLOKO 1

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Meidyana Purnama Nugraheni NIM : 151134008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2020

(2)

ii

MUATAN PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGMLOKO 1

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Meidyana Purnama Nugraheni NIM : 151134008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2020

(3)
(4)
(5)

v

Skripsi ini saya persembahkan untuk yang telah mendukung dan mendoakan saya : 1. Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa membimbing setiap langkah sehingga

saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Nugroho Widyatmoko dan Ibu Anastasia Suparmi yang selalu memberikan semangat, doa, dan kasih sayang kepadaku, karena merekalah orang tua terbaik bagiku.

3. Adikku Eli Surya Widiatma dan Leo Wisnu Prabowojati, yang selalu memberikan dukungan.

4. Seluruh keluargaku yang selalu memberiku semangat agar dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Semua pihak yang telah membantu dalam proses, pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini.

(6)

vi

“Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena di dalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar

membangun kesempatan untuk berhasil.” (Mario Teguh )

“Karena masa depan sungguh ada dan harapanmu tidak akan hilang.” (Amsal 23:18)

“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan

permohonan dengan ucapan syukur” (Filipi 4:6)

(7)
(8)
(9)

ix

ABSTRAK

Hubungan Kerjasama Belajar Dengan Hasil Belajar Muatan

Pelajaran IPA Siswa Kelas IV SD Negeri Karangmloko 1

Meidyana Purnama Nugraheni Universitas Sanata Dharma

2020

Latar belakang dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa pada muatan pelajaran IPA. Diduga bahwa salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar adalah kerjasama belajar, dan untuk meningkatkan hasil belajar dengan meningkatkan kerjasama siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara kerjasama dengan hasil belajar siswa kelas IV pada muatan pelajaran IPA di SD Negeri Karangmloko 1 semester gasal 2018/2019.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh sampel pada penelitian. Sampel pada penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Karangmloko 1 yang berjumlah 30 siswa. Variabel dalam penelitian ini adalah kerjasama sebagai variabel bebas dan hasil belajar sebagai variabel terikat. Penelitian ini menggunakan kuisioner untuk mengukur kerjasama dan soal tes untuk mengukur hasil belajar siswa.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kerjasama dengan hasil belajar siswa pada muatan pelajaran IPA tentang sumber daya alam. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 16 yaitu dengan melakukan uji korelasi, telah diperoleh bahwa rhitung sebesar 0,401 > rtabel = 0,320 diperoleh dari hasil uji korelasi yaitu dengan Sig= 0,000 < 0,05. Hasil uji korelasi tersebut menunjukkan bahwa nilai rhitung yaitu 0,401 termasuk dalam tingkat korelasi yang cukup, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi hubungan yang dimiliki adalah hubungan yang positif dan signifikan.

(10)

x

Cooperation Relationship With Learning Results Of Elementary

School Students Karangmloko 1 Class IV Content Science Lesson

Meidyana Purnama Nugraheni Sanata Dharma University

2020

The background in this research is the low student learning outcomes on the science lesson content. It is suspected that one of the factors that cause low learning outcomes is learning cooperation, and to improve learning outcomes by improving student cooperation. The purpose of this research is to know whether or not the relationship between cooperation with the learning outcomes of class IV students on science lesson content in Karangmloko State Elementary School 1 semester 2018/2019.

This research uses quantitative methods. This type of research is correlation research. The population in this research is the entire sample on research. The sample in the study was a grade IV student at Karangmloko 1 Elementary school totalling 30 students. Variables in this study are cooperation as free variables and learning outcomes as variable bound. The study used the questionnaire to measure cooperation and test questions to measure student learning outcomes.

The results of this research show that there is a significant relationship between cooperation with the learning outcomes of the science lesson on the content of natural resources. Based on calculations using SPSS version 16 is to perform a correlation test, it has been obtained that the rcount of 0.401 > Rtabel = 0.320 obtained from the correlation test result is with Sig = 0.000 < 0.05. The result of the correlation test indicates that the Rcount value of 0.401 is included in sufficient correlation level, H0 rejected and H1 accepted. So the relationship you have is a positive and significant relationship.

(11)

xi

Puji syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan kasih-Nya, skripsi dengan judul “HUBUNGAN KERJASAMA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MUATAN PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGMLOKO 1” dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Peneliti telah menyadari dengan adanya bantuan berupa dukungan, bimbingan dan keterlibatan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan tulus hati peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, petunjuk, dan saran yang berguna untuk bagi peneliti.

5. Drs. Paulus Wahana, M.Hum selaku Dosen Pembimbing II yang telah membantu memberikan arahan bagi peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini. 6. Kepala Sekolah, Dewan Guru beserta siswa dan siswi kelas IV SD Negeri

Karangmloko 1 yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

7. Bapak Nugroho Widyatmoko dan Ibu Anastasia Suparmi selaku orangtua penulis yang selalu mendoakan, memberikan semangat dan dukungan penuh bagi penulis.

8. Adikku Elia Surya Widiatma dan Leo Wisnu Prabawajati selaku adik yang selalu memberikan semangat dan dukungan bagi penulis.

9. Kakak-kakakku perempuan Angelika, Maria, Sheren, Devia, Vika yang selalu memberikan semangat dan dukungan penuh bagi penulis.

(12)

xii

Cyrillia, Rigal, Herlin, Amanda, Danang, Bronto, Ardo yang selalu memberikan semangat penuh bagi penulis.

11. Sekretariat PGSD Universitas Sanata Dharma yang telah membantu proses perizinan penelitian skripsi yang selalu memberikan semangat dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

12. Partner terbaikku Heri Nugroho Adi yang selalu mendengarkan keluh kesah, memberikan dukungan dan semangat dalam penyelesaian skripsi.

13. Semua pihak yang telah mendukung dan tidak dapat disebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengalaman dan pengetahuan peneliti, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dapat peneliti terima dengan senang hati untuk penyempurnaan dalam skripsi ini. Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya untuk calon guru.

(13)

xiii

Halaman

HALAMAN JUDUL...ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...iii

HALAMAN PENGESAHAN ...iv

HALAMAN PERSEMBAHAN... v

HALAMAN MOTTO... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS...viii

ABSTRAK... ix

ABSTRACT... x

KATA PENGANTAR...xi

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR GAMBAR...xvi

DAFTAR TABEL... xvii

DAFTAR GRAFIK...xviii

DAFTAR LAMPIRAN...xix

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Masalah...1

C. Rumusan Masalah...7

D. Tujuan Penelitian...7

E. Manfaat Penelitian... 7

F. Definisi Operasional...8

BAB II LANDASAN TEORI... 9

A. Kajian Pustaka...9

1. Hasil Belajar...9

a. Pengertian Hasil Belajar... 9

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar...10

2. Kerjasama...15

a. Pengertian Kerjasama... 15

(14)

xiv

a. Pengertian IPA...17

c. Fungsi Pembelajaran IPA... 19

4. Materi Pelajaran IPA Kelas IV...20

5. Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD...31

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD... 31

b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD... 32

B. Penelitian yang Relevan... 36

C. Kerangka Berfikir... 41

D. Hipotesis Penelitian...43

BAB III METODE PENELITIAN... 45

A. Jenis Penelitian...45

B. Setting Penelitian...46

1. Tempat dan Waktu Penelitian... 46

2. Subjek Penelitian...46

3. Objek Penelitian... 46

C. Populasi dan Sampel...46

1. Populasi...46

2. Sampel... 46

D. Variabel Penelitian... 47

1. Variabel Independen (bebas)...47

2. Variabel Dependen (terikat)... 47

E. Teknik Pengumpulan Data...48

1. Non Tes...48

a. Wawancara... 48

b. Observasi...49

c. Kuesioner...50

2. Tes...53

F. Teknik Pengujian Instrumen... 56

1. Uji Validitas...56

2. Uji Reliabilitas...69

G. Teknik Analisis Data... 72

1. Uji Asumsi...73

(15)

xv

c. Uji Liniearitas... 74

2. Uji Hipotesis... 74

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...76

A. Uji Asumsi...76

1. Uji Normalitas... 76

2. Uji Homogenitas Varians... 79

B. Hasil Penelitian...82

1. Uji Hipotesis (Uji Korelasi)...84

C. Pembahasan... 86 BAB V PENUTUP...92 A. Kesimpulan...92 B. Keterbatasan Penelitian... 92 C. Saran... 93 DAFTAR PUSTAKA...94 LAMPIRAN...95 CURRICULUM VITAE...214

(16)

xvi

Halaman

Gambar 2.2 Hutan... 21

Gambar 2.5 Menangkap Ikan... 24

Gambar 2.8 Contoh Produk Petrokimia... 27

(17)

xvii

Halaman

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara... 48

Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Kerjasama...51

Tabel 3.8 Penilaian Validitas Isi Instrumen Kuiosioner Kerjasama... 58

Tabel 3.10 Rekap Penilaian Validitas Isi Instrumen RPP Pertemuan II... 61

Tabel 3.18 Hasil Reliabilitas Instrumen Soal Reability Statistics...72

Tabel 3.19 Hasil Reliabilitas Instrumen Kerjasama Belajar Reliability Statistics72 Tabel 3.20 Acuan Interprestasi Koefisien Korelasi...75

Tabel 4.2 Rekapitulasi Uji Normalitas...79

Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Varians...80

(18)

xviii

Halaman

Grafik 4.1 Normal Q-Q Plots Hasil Belajar IPA...78 Grafik 4.2 Normal Q-Q Plots Kerjasama Belajar IPA... 78 Grafik 4.3 Scatterplot Kerjasama Belajar dan Hasil Belajar...82

(19)

xix

Halaman

Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian... 97

Lampiran 1.2 Surat Telah Melakukan Penelitian...98

Lampiran 1.3 Daftar Nama Siswa Kelas IV... 100

Lampiran 1.4 Kisi-kisi Pedoman Wawancara...103

Lampiran 1.5 Lembar Observasi Kerjasama Belajar Siswa... 106

Lampiran 1.6 Lembar Hasil Observasi Kerjasama Belajar Siswa ... 110

Lampiran 1.7 Materi Pelajaran IPA Kelas IV...113

Lampiran 1.8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1&2...116

Lampiran 1.9 Lembar Kerja Siswa (LKS)...129

Lampiran 1.10 Validitas Kuesioner... 164

Lampiran 1.11 Validitas Perangkat Pembelajaran ... 173

Lampiran 1.12 Soal Pretest...198

Lampiran 1.13 Instrumen Uji Coba Angket Kerjasama Belajar IPA... 211

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

Bab I ini akan membahas tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, pemecahan masalah, manfaat penelitian dan definisi operasional.

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Pendidikan nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa “Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokrasi serta bertanggung jawab”. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam Syah, 1995:10). Pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Setelah melakukan kegiatan belajar, siswa akan memperoleh pengetahuan yang dimilikinya. Pengetahuan dapat diukur berdasarkan kemampuan siswa yaitu melalui hasil belajar. Hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa akibat belajar (Purwanto, 2011: 46). Perubahan pada perilaku ini disebabkan karena siswa mencapai dalam penguasaan materi yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Untuk memperoleh hasil belajar dapat dilakukan dari hasil tes mengenai materi pelajaran tertentu yang digunakan sebagai alat dalam penilaian.

(21)

Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar mengalami perubahan tingkah laku pada orang tersebut. Misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti (Hamalik, 2006: 30). Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam proses belajar siswa. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi sikap, motivasi, cara belajar, rasa percaya diri siswa dan kebiasaan belajar. Sedangkan faktor eksternal meliputi guru sebagai pembina belajar, prasarana dan sarana pembelajaran, kebijakan penilaian, dan lingkungan sosial (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 239). Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah cara belajar siswa dalam memperoleh pengetahuan. Cara belajar tersebut dapat dilakukan dengan cara kerjasama dalam belajar atau melakukan kegiatan kelompok belajar.

Kerjasama merupakan suatu kegiatan sekelompok untuk mengerjakan suatu tugas secara bersama-sama (Roestiyah, 2008: 15), dalam kerjasama ini biasanya terjadi interaksi antara anggota kelompok dan mempunyai tujuan yang sama untuk dicapai bersama-sama. Kerjasama adalah ketika siswa bekerjasama dalam menyelesaikan sebuah tugas kelompok mereka dorongan, anjuran, dan informasi pada teman sekelompoknya yang membutuhkan bantuan (Huda, 2011: 24-25). Kerjasama dilakukan demi memenuhi tujuan dengan cara lebih mudah dan saling menguntungkan. Siswa yang saling membantu dalam belajar untuk mempermudah memahami suatu penjelasan. Pada dasarnya kerjasama ini dilakukan untuk membantu siswa yang kesulitan memahami materi dari penjelasan guru.

(22)

Melalui kerjasama dalam belajar akan memberikan peluang untuk menggali informasi kepada temannya. Kerjasama dalam belajar ini diterapkan pada muatan pelajaran IPA.

Muatan pelajaran IPA merupakan salah satu muatan pelajaran yang dipelajari oleh siswa sekolah dasar (SD). Terdapat lima muatan pelajaran pokok yang diajarkan di sekolah dasar yaitu, IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial), Bahasa Indonesia, Matematika, dan Pendidikan Kewarganegaraan. Salah satu mata pelajaran yang diajarkan tersebut adalah IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia (Samatowa, 2010: 3).

Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Powler (Winaputra,1992:122) menyatakan bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen/sistematis (teratur) artinya pengetahuan itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan yang lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh, sedangkan berlaku oleh seseorang atau beberapa orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten. Muatan pelajaran IPA juga mempunyai tujuan yaitu dapat melatih atau mengembangkan kemampuan berpikir kritis dengan mengikuti metode menemukan sendiri, juga dapat menciptakan suasana belajar dan keberhasilan dalam suatu proses pembelajaran. Dalam hal ini dibutuhkan keterlibatan dan

(23)

kerjasama siswa dalam menciptakan kegiatan belajar mengajar yang bermakna bagi siswa agar hasil belajar siswa menjadi lebih baik dan tentunya dapat menunjukkan tujuan pendidikan dapat tercapai.

Dalam upaya memberikan pengalaman langsung siswa pada saat pembelajaran IPA diterapkan model pembelajaran kooperatif. Slavin (Isjoni, 2008: 150) menyatakan bahwa kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana kelompok belajar akan saling bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecil yang tentunya secara kolaboratif sehingga dapat memacu siswa dalam belajar dan dapat meningkatkan kemampuan individu yang dapat meningkatkan hasil belajar. Pada umumnya untuk meningkatkan hubungan kerjasama dan hasil belajar cenderung menggunakan cooperative learning yang mendukung adanya kerjasama. Melalui cooperative learning dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan menerima umpan balik. Siswa dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya (Isjoni, 2009 : 24).

Berdasarkan hasil observasi di kelas IV SD Negeri Karangmloko 1, mengenai proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas, peneliti telah menemukan fakta bahwa 8 (27%) dari 30 siswa yang mencoba memberikan ide dalam kelompoknya yang membantu memecahkan masalah dengan berdiskusi dalam kelompok. Adapun yang 13 (43%) dari 30 siswa yang bersedia masuk ke dalam kelompok yang ditentukan dan ada yang tidak mau berbaur bersama dengan teman-teman kelompok untuk menyelesaikan masalah terdapat 9 (30%) dari 30 siswa. Guru berupaya penuh untuk memacu keaktifan dalam kerjasama

(24)

belajar siswa, ketika mau mengungkapkan pendapat dalam kelompoknya. Guru memberikan materi IPA dari buku paket maupun LKS yang dipadukan dengan media gambar-gambar yang sesuai dengan materi yang akan dipelajarinya. Selama proses pembelajaran guru juga melakukan tanya jawab pada siswa.

Selain melakukan pengamatan ketika kegiatan pembelajaran berlangsung peneliti juga melakukan wawancara kepada guru wali kelas IV SD Negeri Karangmloko 1, guru tersebut menyatakan bahwa diperoleh informasi bahwa proses pembelajaran IPA di kelas menggunakan metode ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab. Pada saat pembelajaran, guru selalu memberikan latihan soal untuk melihat kemampuan belajar pada siswa. Guru juga menyatakan ketika pembagian kelompok belajar, masih terdapat anak yang susah untuk berbaur dengan kelompoknya. Kesulitan yang dialami siswa yaitu kesulitan dalam memahami soal-soal yang guru berikan , sehingga siswa kurang memahami materi yang diajarkan. Guru wali kelas IV SD Negeri Karangmloko 1 menyatakan bahwa sebanyak 17 siswa dari 30 siswa kelas IV telah melampaui KKM ketika ulangan harian IPA, sedangkan KKM pada muatan pelajaran IPA di SD kelas IV adalah 74.

Berdasarkan observasi dan wawancara sebagai awal pengambilan data pada siswa kelas IV di SD Negeri Karangmloko 1 sebelum dilakukannya penelitian, diketahui bahwa siswa yang memiliki kerjasama belajar yang tinggi, maka akan memperoleh hasil belajar yang tinggi. Peneliti menduga adanya hubungan antara kerjasama dengan hasil belajar siswa kelas IV di SD Negeri Karangmloko 1. Beberapa jurnal penelitian yang relevan sebelumnya menunjukkan bahwa

(25)

kerjasama memiliki hubungan terhadap hasil belajar siswa. Upaya Meningkatkan Kerjasama dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Melalui Metode Teams Games Tournament (TGT) pada Materi Sumber Daya Alam Mata Pelajaran IPA pada Kelas IV SD (Agung, 2015). Peningkatan Kerjasama dan Hasil Belajar IPA (Numbered Heads Together) pada Siswa Tahun 2012/2013 (Kusumaningrum, 2013). Peningkatan Kerjasama dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Kanisius Beji Tahun 2016/2017 Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievment (Andang, 2016). Oleh karena itu, peneliti ingin mencoba meneliti, apakah kerjasama mamemiliki hubungan terhadap hasil belajar muatan pelajaran IPA siswa kelas IV di SD Negeri Karangmloko 1.

Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “HUBUNGAN KERJASAMA DENGAN HASIL BELAJAR MUATAN PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGMLOKO 1 ”

B. Batasan Masalah

Penelitian ini hanya terbatas untuk meneliti tentang hubungan kerjasama dengan hasil belajar muatan pelajaran IPA siswa IV di SD Negeri Karangmloko 1 pada ranah kognitif KD 3.8 Menjelaskan pentingnya upaya kesimbangan dan pelestarian sumber daya alam di lingkungannya, 4.8 Melakukan kegiatan upaya pelestarian sumber daya alam bersama orang-orang di lingkungannya.

(26)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan kerjasama dengan hasil belajar muatan pelajaran IPA siswa IV di SD Negeri Karangmloko 1.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara kerjasama dengan hasil belajar siswa SD Negeri Karangmloko 1 kelas IV muatan pelajaran IPA.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Manfaat penelitian ini antara lain sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Memberikan wawasan bagi dunia pendidikan dan dapat memberi dorongan pendidikan. Serta memberi gambaran mengenai kaitannya kerjasama dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD .

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa :

1) Menigkatkan semangat belajar dengan bekerjasama. 2) Mempermudah siswa dalam memahami materi. 3) Membantu antar siswa dalam memahami materi. b. Bagi Guru :

(27)

2) Pembelajaran akan menjadi lebih efektif.

3) Menciptakan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan. c. Bagi Peneliti

1) Menambah wawasan dan pengalaman tentang sarana pembelajaran. 2) Mengembangkan pengetahuan peneliti tentang suatu penelitian. d. Bagi Sekolah

1) Menambah bahan bacaan penelitian sebagai sumber inspirasi sarana pembelajaran.

2) Meningkatkan dan memperbaiki kualitas sekolah.

F. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Hasil belajar merupakan adanya perubahan tingkah laku setelah melalui proses belajar mengajar yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam penelitian ini dibatasi pada bidang kognitif.

2. Kerjasama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan tertentu.

3. IPA adalalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan alam dan berkembang yang dapat tersusun secara baik dan teratur yang berupa kumpulan-kumpulan dari hasil observasi dan percobaan yang langsung.

4. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu model model dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik untuk guru yang baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas.

(28)

9 BAB II

LANDASAN TEORI

Bab II ini peneliti akan membahas tentang empat bagian yaitu kajian teori, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesisi tindakan.

A. Kajian Pustaka

Pada bagian kajian pustaka akan membahas tentang pengertian hasil belajar kerjasama, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), materi Sumber Daya Alam, model pembelajaran kooperatif tipe Students Teams Achievement Division (STAD) dan hasil penelitian yang relevan.

1. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3), hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dilihat dari sisi guru, hasil belajar diakhiri dengan suatu proses evaluasi hasil belajar dalam bentuk soal tes, sedangkan dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pembelajaran dari proses belajar. Hasil belajar menurut Winataputra (2007: 10), merupakan bukti tingkat keberhasilan yang telah dicapai siswa dimana setiap kegiatan belajar dapat menimbulkan suatu perubahan yang khas.

Hasil belajar menurut Purwanto (2011: 46) adalah perubahan perilaku siswa akibat belajar. Perubahan perilaku ini disebabkan karena siswa mencapai penguasaan atas sejumlah materi yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Menurut Hamalik (2002: 45) menyatakan bahwa hasil belajar itu dapat dilihat dari

(29)

terjadinya perubahan dari presepsi dan perilaku, termasuk juga dalam perbaikan perilaku. Arikunto (2002:117) menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan kemampuan atau keterampilan pada siswa melalui proses belajar mengajar yang bermanfaat dan memperoleh suatu pengetahuan baru. Siswa dapat dikatakan berhasil belajar apabila tercapai tujuan belajar dan memahami materi serta mampu menerapkan apa yang telah dipelajari pada perubahan perilaku dirinya sendiri.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Hoenhi Nasution, dkk dalam Djamarah (2011: 176) ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa pada proses belajar sebagai berikut:

1. Faktor Lingkungan .

Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik. Lingkungan anak didik hidup dan berinteraksi dalam mata rantai kehidupan yang disebut ekosistem.

a. Lingkungan Alami

Lingkungan hidup adalah lingkungan tempat tinggal anak didik, hidup dan berusaha di dalamnya. Pencemaran lingkungan hidup merupakan malapetaka bagi anak didik yang hidup di dalamnya. Lingkungan sekolah yang baik adalah

(30)

lingkungan yang di dalamnya dihiasi dengan tanaman/pepohonan yang dipelihara dengan baik.

b. Lingkungan Sosial Budaya

Sebagai anggota masyarakat, anak didik tidak bisa melepaskan diri dari ikatan sosial. Sistem sosial yang terbentuk mengikat perilaku anak didik untuk tunduk pada norma-norma sosial,susila, dan hukum yang berlaku dalam masyarakat.

2. Faktor Instrumen

Setiap sekolah mempunyai tujuan yang akan dicapai. Tujuan tentu saja pada tingkat kelembagaan. Dalam rangka melicinkan ke arah itu diperlukan seperangkat kelengkapan dalam berbagai bentuk dan jenisnya. Semua diberdayagunakan menurut fungsi masing-masing kelengkapan sekolah.

a. Kurikulum

Kurikulum adalah a plan for learning yang merupakan unsur substansial dalam pendidikan. Kurikulum kegiatan belajar mengajar tidak dapat berlangsung, sebab materi apa yang harus guru sampaikan dalam suatu pertemuan kelas, belum guru programkan sebelumnya. Muatan kurikulum akan mempengaruhi intensitas dari frekuansi belajar anak didik.

b. Program

Setiap sekolah mempunyai program pendidikan. Program pendidikan disusun untuk dijalankan demi keajuan pendidikan. Keberhasilan pendidikan di

(31)

sekolah tergantung dari baik tidaknya program pendidikan yang dirancang. Program pengajaran yang dibuat tidak hanya berguna bagi guru, tetapi juga bagi anak didik. Bagi guru dapat menyeleksi perbuatan sendiri dan kata-kata atau kalimat yang dapat menunjang tercapainya tujuan belajar. Bagi anak didik dapat memilih dalam pelajaran atau kegiatan yang menunjang ke arah penguasaan materi seefektif dan seefisien mungkin.

c. Sarana dan Fasilitas

Fasilitas mengajar merupakan kelengkapan mengajar guru yang harus dimiliki oleh sekolah. Guru harus memiliki buku pegangan dan buku penunjang agar wawasan guru tidak sempit. Alat peraga yang guru perlukan harus sudah tersedia di sekolah agar guru sewaktu-waktu dapat menggunakannya sesuai dengan metode mengajar yang dipakai dalam penyampaian bahan pelajaran di kelas. Anak didik akan dapat belajar dengan lebih baik dan menyenangkan apabila sekolah dapat memenuhi segala kebutuhan belajar anak didik.

d. Guru

Guru merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan. Sebagai tenaga profesional yang sangat menentukkan jatuh bangunnya suatu bangsa dan negara, guru seharusnya menyadari bahwa tugas mereka sangat berat, bukan hanya sekedar menerima gaji setiap bulan atau mengumpulkan kelengkapan administrasi demi memenuhi angka kredit kenaikan pangkat atau golongan dengan mengabaikan tugas utama mengajar.

(32)

3. Kondisi Fisiologis

Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang yang ada dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan. Anak-anak yang kekurangan gizi ternyata kemampuan belajarnya di bawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi; mereka lekas lelah, mudah mengantuk, dan sukar menerima pelajaran (Noehi Nasution, dkk dalam Djamarah, 2011: 189)

4. Kondisi Psikologis

Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Oleh karena itu, semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang. Itu brarti belajar bukanlah berdiri sendiri, terlepas dari faktor lain seperti faktor dari luar dan faktor dari dalam.

a. Minat

Minat, menurut Slameto dalam Djamarah (2011: 191) adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

b. Kecerdasan

Intelgensi diakui ikut menentukkan keberhasilan belajar seseorang. Seseorang yang memiliki intelegensi baik (IQ-nya tinggi) umumnya mudah belajar dan hasilnya cenderung baik. Sebaliknya, orang yang intelegensinya

(33)

rendah, cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berpikir, sehingga prestasi belajarnya rendah.

c. Bakat

Di samping intelegensi (kecerdasan), bakat merupakan faktor yang benar pengaruhnya terhadap hasil dan proses belajar seseorang. Hampir tidak ada orang yang membantah, bahwa belajar pada bidang yang sesuai dengan bakat memperbesar kemungkinan berhasilnya usaha itu.

d. Motivasi

Menurut Noehi Nasution dalam Djamarah (2011: 200) motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi keberhasilan belajar.

e. Kemampuan Kognitif

Ranah kognitif merupakan kemampuan yang selalu dituntut kepada anak didik untuk dikuasai. Karena penguasaan kemampuan pada tingkatan ini menjadi dasar bagi penguasaan ilmu pengetahuan.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor internal yang meliputi motivasi belajar, kebiasaan belajar, dan psikologis, sedangkan faktor eksternal meliputi guru sebagai pembina, sarana dan prasarana belajar, lingkungan, keluarga dan sekolah.

(34)

2. Kerjasama

a. Pengertian Kerjasama

Clistrap dalam Roestiyah (2008: 15) menyatakan bahwa kerjasama adalah suatu kegiatan yang berkelompok untuk menyelesaikan maupun mengerjakan suatu tugas secara bersama-sama, biasanya terjadi interaksi antara anggota kelompok dan mempunyai tujuan yang sama untuk dicapai bersama-sama.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Indonesia (KBBI, 2002) kerjasama diartikan sebagai melakukan (melaksanakan) suatu kegiatan atau usaha (perniagaan) yang ditangani oleh dua orang (pihak) atau lebih untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Huda (2011: 24-25) mengemukakan bahwa kerjasama adalah ketika siswa bekerjasama dalam menyelesaikan sebuah tugas kelompok mereka memberi dorongan, anjuran, dan informasi pada teman sekelompoknya yang membutuhkan bantuan. Hal ini siswa akan saling membantu dalam menyelesaikan suatu masalah secara berkelompok.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kerjasama adalah sebuah interaksi dalam kelompok dengan cara tertentu yang dilakukan secara bersama-sama demi mencapai tujuan bersama, yang akan saling mempengaruhi prestasi dan perilaku dengan yang lain.

b. Tujuan Kerjasama

Tujuan Kerjasama menurut Cartwright & Zander (dalam Zulkarnain, 2014: 28) adalah segala sesuatu yang akan dicapai oleh kelompok dan harus relevan dengan tujuan anggota serta diketahui oleh semua anggota. Sunarto (dalam

(35)

Zulkarnain, 2014: 28) mengemukakan mengenai tujuan kerjasama kelompok antara lain :

1. Mengembangkan kepekaan diri seseorang anggota kelompok terhadap anggota kelompok lain, sehingga dapat menimbulkan rasa saling menghargai pendapat orang lain.

2. Menimbulkan rasa solidaritas anggota sehingga dapat menghormati dan saling menghargai pendapat orang lain.

3. Menciptakan komunikasi yang terbuka terhadap sesama anggota kelompok. 4. Menimbulkan adanya itikad baik di antara sesama anggota kelompok.

Berdasarkan pendapat dari ahli tersebut, kerjasama memiliki tujuan yaitu untuk membangkitkan kepekaan dalam diri seseorang, menimbulkan rasa solidaritas, dan menciptakan hubungan yang baik dengan berkomunikasi. Serta menimbulkan perilaku yang baik antar sesama anggota kelompok.

c. Manfaat Kerjasama

Manfaat yang diperoleh dari kerjasama dalam kelompok yang dikemukakan oleh Mahnaz dan Moallem dalam Utomo (2011:55) diantaranya adalah :

a. Menumbuhkan tanggungjawab individu, karena diantara individu menyadari akan adanya tugas-tugas bersama dalam kelompok.

b. Meningkatkan komitmen pada anggota kelompok untuk saling membantu, saling membutuhkan, memberikan umpan balik yang tepat, dan memberi dorongan untuk pencapaian tujuan-tujuan bersama.

(36)

c. Memperlancar interaksi antar individu dan antar anggota kelompok, yang memungkinkan tiap anggota menampilkan keterampilan sosial dan kompetisi dalam berkomunikasi.

d. Memberikan stabilitas pada kelompok sehingga anggota kelompok dapat bekerjasama dengan anggota lain dalam waktu yang cukup lama tapi tidak melelahkan dan dapat membangun norma kelompok, penampilan tugas bersama, dan pola-pola interaksi.

Berdasarkan pendapat dari ahli tersebut, manfaat kerjasama dapat berguna dalam pengembangan kepribadian siswa yang lebih baik, siswa juga dapat terbantu dalam proses kegiatan pembelajaran selanjutnya

3. IPA

a. Pengertian IPA

Menurut Sumanto dkk. (2007), sains merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Pendidikan sains di sekolah dasar bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan sains menekankan bahwa pada pemberian pengalaman secara langsung tentu dapat mengembangkan dalam bidang kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Selain itu, Nash 1993 (dalam Hendro Darmojo, 1992: 3) dalam bukunya The Nature of Science, menyatakan bahwa IPA itu adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Nash juga menjelaskan bahwa cara IPA mengamati dunia IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang

(37)

didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Powler (dalam Winataputra ,1992: 122) bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alamdan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur.

Berdasarkan penjabaran dari beberapa ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa IPA adalah ilmu pengetahuan yang membahas mengenai gejala-gejala di alam sebagai objeknya dan menggunakan metode ilmiah berupa percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia untuk memperoleh pemecahan masalah. b. Tujuan Pembelajaran IPA

Tujuan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006:13) agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan

keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, membuat keputusan dan memecahkan masalah.

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

(38)

Berdasarkan dari kajian di atas terhadap tujuan pembelajaran IPA dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam konsep pengembangan IPA ditanamkan secara awal mengenai konsep dasar IPA yang akan dikembangkan dan dikaji melalui proses penelitian dan pola berpikir ilmiah, sehingga akan berdampak positif kepada perilaku memelihara alam dan menjaga kelestarian lingkungan sebagai suatu ciptaan Tuhan.

c. Fungsi Pembelajaran IPA

Ilmu pengetahuan alam mempunyai suatu fungsi yang berkaitan dengan pola pikir secara ilmiah, adapun fungsi IPA menurut kajian dari Depdiknas (2006:2) adalah sebagai berikut :

a. Menguasai konsep IPA dan pemanfaatnya dalam kehidupan sehari-hari b. Mengembangkan keterampilan proses

c. Mengembangkan sikap ingin tahu

d. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan yang saling mempengaruhi antara sains, teknologi dan masyarakat.

e. Mengembangkan kesadaran adanya keteraturan alam

Berdasarkan kajian mengenai fungsi IPA tersebut, dapat diambil suatu fungsi yang merupakan ciri khas dari IPA adalah mengembangkan sikap ilmiah, proses pengembangan ini dilakukan dengan cara menanamkan konsep pembelajaran inkuiri atau penemuan dalam setiap konsep pembelajaran IPA pada tingkat sekolah dasar agar pola berpikir siswa terbimbing untuk lebih berpikir ilmiah.

(39)

4. Materi Pelajaran IPA Kelas IV

Materi yang diajarkan pada penelitian ini adalah mengenai Sumber Daya Alam, dengan mengambil kompetensi dasar 3.8 menjelaskan pentingnya upaya keseimbangan dan pelestarian sumber daya alam di lingkungannya. Berikut adalah materi tentang sumber daya alam :

a. Pengertian Sumber Daya Alam

Sumber daya alam adalah semua kekayaan berupa benda mati maupun benda hidup yang berada di bumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi segala kebutuhan hidup manusia

b. Macam-macam Sumber Daya Alam

Sumber daya alam dapat dikelompokkan menjadi sumber daya alam yang dapat diperbaharui atau dapat diperoleh lagi dalam waktu yang tidak lama dan yang dapat tidak dapat diperbaharui atau suatu saat dapat dapat habis.

Tumbuhan, hewan, dan air termasuk sumber daya alam yang dapat diperbarui, jadi tidak akan habis selama manusia melestarikannya. Tumbuhan dapat ditanam kembali, hewan dapat diternakkan lagi, air sumbernya dari alam, manusia tinggal menggunakan secukupnya. Bahan bakar minyak tanah, bensin, dan gas berasal dari minyak bumi; berbagai logam dan bahan bangunan, seperti kapur, pasir, dan batuan berasal dari mineral.

Minyak bumi dan mineral termasuk sumber daya alam yang tak dapat diperbarui, suatu saat dapat habis dan manusia tidak dapat membuat kembali karena terjadi di alam dalam waktu yang berjuta-juta tahun lamanya .Hutan, air,

(40)

minyak bumi, dan mineral merupakan sumber daya alam yang tersedia di Indonesia. Bagaimana cara memanfaatkan dan melestarikannya.

1. Hutan

Hasil hutan yang utama adalah kayu, hasil lainnya adalah rotan. Kayu dan rotan dapat dibuat menjadi perabotan rumah tangga, kayu juga merupakan bahan pokok untuk bangunan rumah. Selain digunakan untuk keperluan dalam negeri produk-produk dari kayu dan rotan ada yang diekspor sehingga meningkatkan penghasilan negara.Hutan di Indonesia dikelompok-kan menjadi hutan alam dan hutan buatan. Hutan alam ialah hutan yang terjadi secara alami, terdiri dari berbagai jenis pohon.Hutan alam disebut juga hutan heterogen. Hutan di Indonesia termasuk hutan tropis karena tumbuhannya termasuk tumbuhan yang hidup di daerah tropis. Pohon-pohon hutan tropis contohnya kayu jati dan meranti.

Gambar 2.2 Hutan

Sumber: www.id.wikipedia.org

Hutan buatan ialah hutan yang sengaja ditanami satu jenis pohon atau hutan homogen. Pohon di hutan ini ditanam dalam waktu yang bersamaan, hasil hutan ini digunakan sebagai bahan baku suatu produk industri, misalnya hutan pinus

(41)

untuk bahan kertas, hutan jati untuk bahan bangunan dan perabotan. Hutan juga dapat dimanfaatkan untuk tempat wisata dan tempat penelitian flora dan fauna. 2. Air

Air dapat diperoleh dari dalam tanah, sungai, dan laut. Untuk keperluan sehari-hari air dapat diambil dari dalam tanah dengan bantuan pompa listrik air. Air dapat pula diambil dari sungai kemudian diolah dengan teknologi di PAM selanjutnya dialirkan ke rumah-rumah. Selain untuk keperluan sehari-hari air sungai dan laut merupakan sumber daya alam yang sangat penting.

Di Negara kita air sungai merupakan sumber air untuk mengairi sawah-sawah. Di pulau Sumatra dan Kalimantan beberapa sungai menjadi sarana lalu lintas sehari-hari. Sungai-sungai di dekat hutan dapat pula digunakan untuk mengangkut kayu dari hutan ke tempat penebangan kayu sehingga mengurangi biaya pegangkutan melalui jalan darat.

1) Sungai

PLTA memanfaatkan air terjun yang dibuat di bendungan. Air terjun digunakan untuk memutarkan turbin pembangkit tenaga listrik. Contohnya PLTA Jatiluhur yang memanfaatkan sungai Citarum. Daerah yang belum mendapatkan aliran listrik dari PLTA membuat pembangkit tenaga listrik di aliran sungai kecil dengan kincir air sebagai alat untuk menyalakan generator listrik.Air sungai yang mengalir dan tidak tercemar dapat digunakan untuk memelihara ikan di dalam keramba.

(42)

Gambar2.1 Bendungan

Sumber: pelajaran.co.id '

Gambar 2.2 Air sungai untuk mengangkut kayu

(43)

2)Laut

Gambar 2.3 Menangkap Ikan

Sumber: wwf.or.id

Kira-kira dua pertiga luas wilayah negara kita berupa lautan. Laut mengandung kekayaan yang tak terhingga, berbagai jenis ikan laut merupakan konsumsi kita sebagai sumber protein. Setiap hari ikan ditangkap dari laut, ikan tidak pernah habis karena itu laut merupakan sumber daya alam yang harus dijaga kelestariannya. Garam, rumput laut, dan mutiara juga diambil dari air laut. Bagaimana cara membuat garam dari air laut?

3. Pertambangan

Pertambangan merupakan tempat sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui, semua hasil tambang dapat diperoleh dari dalam tanah dengan kedalaman yang berbeda-beda

(44)

Gambar 2.4 Tambang Minyak

Sumber: www. Sulselsatu.com

Minyak bumi termasuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui sebab terjadi dalam waktu yang sangat lama tidak mungkin dibuat manusia, tetapi hasil ciptaan Tuhan YME. Minyak bumi berasal dari mikroplanton yang berada di dalam laut dan di dalam bumi. Di beberapa daerah di Indonesia terdapat daerah pertambangan minyak bumi seperti Palembang, Dumai, Balik Papan, dan Bontang.

Sumber daya alam dari hasil pertambangan yaitu bahan–bahan mineral seperti berbagai logam yang didapat dari bijih logam, misalnya bijih logam aluminium atau bauksit dan bijih besi. Bahan alam lain hasil pertambangan, misalnya batubara dan batu kapur. Batubara kini dianjurkan digunakan sebagai pengganti minyak tanah karena sumber daya alam minyak bumi dikhawatirkan akan cepat habis.

(45)

Gambar 2.5 Tambang Logam

Sumber: www. Tambang.co.id

4. Hasil Teknologi dari Berbagai Sumber Daya Alam

Dengan bantuan teknologi, semua sumber daya alam dapat dibuat menjadi berbagai benda sehingga manfaatnya menjadi lebih banyak. Kertas termasuk produk industri yang banyak jenisnya. Bahan dasar utama kertas adalah serat pohon pinus. Di pabrik kertas, serat diolah dulu menjadi pulp selanjutnya diolah dengan menambah bahan-bahan kimia menjadi berbagai jenis kertas. Beberapa hasil teknologi dari sumber daya alam yang dimiliki negara kita adalah sebagai berikut :

(46)

Sumber: www. Infostudikimia.blogspot.com

1. Minyak bumi diambil dengan cara pengeboran dari dalam tanah di daratan atau dasar laut, kemudian dipisahkan menjadi gas, bensin, minyak tanah, dan bahan bakar lainnya. Sisapengolahan dapat digunakan untuk aspal.Tempat pengolahan minyak bumi disebut kilang minyak.

2. Produk dari kayu banyak digunakan di rumahmu. Sekarang perabotan sudah banyak diperdagangkan dalam bentuk ”Knock Down”. Pembeli tinggal merakit di tempat masing-masing. Produk ini dikemas dengan praktis dengan dus-dus sehingga mempemudah transportasi.

3. Semen merupakan bahan bangunan yang diolah dari batu kapur atau batu pualam ditambah tanah liat, dan bahan lain yang diambil dari alam. Kaca diolah dari pasir yang mengandung bahan tertentu dengan nama kuarsa dan bahan lain seperti batu kapur.

(47)

Gambar 2.7 Mengolah Logam

Sumber:www.cmnindonesia.com

Logam-logam diolah dari bijih logam di pabrik menjadi lempengan logam di pabrik menjadi lempengan logam atau bentuk lain sesuai dengan keperluan. Logam emas dapat diambil dari sungai di daerah Martapura. 5. Dampak Pengambilan Bahan Alam

Dampak pengambilan bahan alam secara sembarang dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan. Beberapa contoh kerusakan lingkungan adalah sebagai berikut.

1. Pembukaan lahan untuk pertanian dan pemukiman kadang-kadang dilakukan dengan cara membakar hutan. Kebakaran hutan dapat menyebabkan kabut asap yang mencemari udara. Asap dapat menyebar ke perkotaan bahkan sampai ke negara tetangga.Kebakaran hutan menyebabkan hewan-hewan dan tumbuhan hutan mati atau lari ke daerah pemukiman.

(48)

Gambar 2.8 Kebakaran hutan

Sumber: www.cmnindonesia.com

Diakses :18/05/2019

2. Penebangan hutan secara sembarangan menyebabkan hutan gundul. Akar pohon yang berfungsi untuk menahan air hujan tidak ada lagi, maka dapat timbul erosi dan banjir. Hutan gundul mengakibatkan hewan-hewan di hutan kekurangan tempat hidupnya, hewan tidak dapat berkembang biak lagi sehingga dapat menyebabkan kepunahan berbagai jenis hewan

(49)

Gambar 2.9 Penebangan Hutan

Sumber: www. Nationalgeographic.grid.id

3. Pengambilan ikan dengan cara pukat harimau, bom, aliran listrik dan racun sangat merusak lingkungan laut. Dengan cara pukat harimau seluruh ikan terjaring sampai ke ikan yang masih kecil. Kalau ikan ini terjaring maka jenis ikan ini akan habis. Bom, aliran listrik, dan racun selain akan memusnahkan ikan juga akan memusnahkan hewan laut dan tumbuhan laut. Sekarang ini diduga di laut kita banyak terumbu karang yang rusak. Terumbu karang merupakan tempat ikan kecil hidup atau tempat ikan bertelur. Jika terumbu karang tidak ada, ikan kecil akan mudah dimakan ikan-ikan besar. Laut yang memiliki terumbu karang yang indah dan ikan laut yang bermacam-macam sebenarnya merupakan tempat wisata yang menakjubkan seperti di Bunaken.

(50)

Gambar 2.10 Terumbu karang

Sumber: www. nationalgeographic.grid.id

4. Pengambilan mineral atau hasil tambang secara terus menerus akan menghabiskan seluruh bahan alam ini. Minyak bumi dan mineral termasuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui sehingga penggunaannya harus secara bijaksana karena manusia tidak dapat menciptakannya. Penggalian bahan tambang ini harus hati-hati karena dampaknya bisa merusak lingkungan. Pengambilan pasir terus-menerus sering kali mengakibatkan longsor.

5. Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD

Menurut Ibrahim (2000: 10) yang mengemukakan bahwa model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) yang dikembangkan Slavin adalah model yang paling sederhana dan diterapkan dengan posisi siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Kelompok tersebut terdiri dari 4-5 orang.

(51)

Kelompok tersebut bersifat heterogen. Pada model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) ini, sistem pembelajaran ada pada guru yang mengacu pada belajar kelompok.

Slavin (dalam Shoimin, 2014: 185) mengemukakan bahwa Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan suatu pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Guru yang menggunakan STAD mengacu pada kelompok belajar siswa dan menyajikan informasi akademik yang baru kepada siswa setiap minggu dengan menggunakan presentasi verbal maupun teks. Model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopknis merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana (Hamdayama, 2014: 115).

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) adalah pendekatan pembelajaran kooperatif yang sederhana, dimana dalam penyajian informasi akademik menggunakan presentasi verbal maupun tertulis.

b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif STAD menurut Slavin (dalam Shoimin, 2014: 186) adalah sebagai berikut:

1) Presentasi kelas (Class Presentation)

Dalam STAD materi pelajaran mula-mula disampaikan dalam presentasi kelas. Metode yang digunakan biasanya dengan pembelajaran secara langsung atau

(52)

diskusi kelas yang dipandu guru. Selama presentasi kelas, dipastikan siswa harus memperhatikan karena dapat membantu mereka dalam mengerjakan kuis yang dilakukan secara individu yang juga menentukan nilai kelompok.

2) Kerja kelompok (Team Works)

Setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa yang heterogen, berasal dari berbagai suku, dan memiliki kemampuan yang berbeda. Fungsi utama dari kelompok adalah menyiapkan anggota kelompok agar mereka mampu mengerjakan kuis dengan baik dan benar. Setelah guru menjelaskan materi, setiap anggota kelompok mempelajari dan mendiskusikan LKS, membandingkan jawaban dengan teman di dalam kelompok, dan saling membantu satu sama lain jik ada yang mengalami kesulitan.

3) Kuis (Quizzes)

Setelah guru memberikan presentasi, siswa diberi kuis individu. Siswa tidak diperbolehkan saling membantu satu sama lain selama kuis berlangsung. Setiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari dan memahami materi yang telah disampaikan sehingga mampu mengerjakan dengan baik.

4) Peningkatan Nilai Individu (Individual Improvement Score)

Peningkatan nilai individu dilakukan untuk memberikan tujuan prestasi akademik yang akan dicapai jika siswa dapat berusaha keras dan hasil prestasi yang lebih baik dari yang telah diperoleh sebelumnya.

(53)

5) Penghargaan kelompok (Team Recognation)

Kelompok berhak mendapatkan suatu penghargaan jika rata-rata skor kelompok melebihi kriteria tertentu. Skor tim siswa dapat juga digunakan untuk menentukan dua puluh persen dari peringkat mereka.

Berdasarkan pendapat ahli tersebut, peneliti akan menggunakan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif STAD sesuai urutan yaitu presentasi kelas, kerja kelompok, melakukan kuis, peningkatan nilai individu, dan penghargaan kelompok.

c. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD

Menurut Arends (2001: 47) karakteristik pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Tujuan kognitif: informasi akademik sederhana.

2) Tujuan sosial: kerja kelompok dan kerja sama.

3) Struktur tim: kelompok belajar heterogen dengan 4-5 orang anggota.

4) Penilaian topik pelajaran: biasanya oleh guru.

5) Tugas utama: siswa dapat menggunakan lembar kegiatan dan saling membantu untuk menuntaskan materi belajarnya.

(54)

Berdasarkan pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa karakteristik pembelajaraan kooperatif tipe STAD meliputi tujuan sosial, struktur tim, penilaian topik, tugas utama, dan penilaian.

d. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki beberapa keunggulan, berikut keunggulan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Slavin. 1997: 17)

1. Siswa bekerjasama untuk mencapai tujuan dengan saling menjunjung tinggi norma-norma kelompok.

2. Siswa menjadi lebih aktif membantu dan memotivasi sesama anggota kelompok untuk mencapai prestasi dan tujuan bersama.

3. Siswa menjadi lebih aktif berperan sebagai tutoor sebaya untuk meningkatkan keberhasilan dalam kelompok.

4. Terjalin interaksi antar siswa dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.

Berdasarkan pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa keunggulan model pembelajaran kooperatif tipe STAD meliputi mencapai tujuan dengan saling membantu satu sama lain secara lebih aktif saling berinteraksi untuk meningkatkan keberhasilan dalam kelompoknya.

e. Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif STAD

Selain banyak keunggulan yang diperoleh, model pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki sejumlah kekurangan yaitu:

(55)

1. Membutuhkan waktu yang lebih lama bagi siswa sehingga menyulitkan siswa untuk mencapai target materi yang dipelajari dengan cepat.

2. Membutuhkan waktu yang lebih lama bagi guru sehingga jarang digunakan model pembelajaran kooperatif oleh guru.

3. Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dengan melakukan pembelajaran kooperatif dengan baik dan tepat.

4. Menuntut sifat tertentu dari siswa sehingga memaksa siswa, misalnya agar siswa suka bekerjasama.

Berdasarkan pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, ketika membutuhkan waktu yang cukup lama bagi siswa maupun guru, membtuhkan kemampuan khusus, kemudian menuntut sifat tertentu pada siswa agar mau bekerjasama dengan baik.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Adapun hasil penelitian ini antara lain :

Penelitian Agung (2015) melakukan penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kerjasama dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Melalui Metode Teams Games Tournament (TGT) pada Materi Sumber Daya Alam Mata Pelajaran IPS pada Kelas IV SDN INPRES Biru Kecamatan Malajaya Kabupaten Bandung”. Berdasarkan hasil penelitiannya dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe teams games tournament pada mata pelajaran IPS pokok bahasan sumber daya alam yang

(56)

dilakukan di kelas IV SD Negeri Inpres Biru dan hasil belajar secara optimal. Hal ini terbukti dalam perolehan nilai setiap siklus mengalami peningkatan, pada siklus I hasil posttest 75% pada siklus II hasil posttest 89,28% terjadi peningkatan pada skor rata-rata posttest siklus I sebesar 69,82 dan rata-rata siklus II 74,46 dan adanya peningkatan hasil belajar tersebut menggambarkan keberhasilan suatu penelitian.

Penelitian Andang (2016) melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Kerjasama dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Kanisius Beji Tahun 2016/2017 Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD)” berdasarkan hasil penelitian tampak peningkatan kerjasama siswa dari nilai rata-rata kondisi awal yaitu 56,27 (rendah), pada siklus I meningkat menjadi 66,61 (sedang) dan pada siklus II meningkat menjadi 81,33 (tinggi);(3) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini tampak dari hasil ulangan siswa pada kondisi awal yaitu nilai rata-rata yang diperoleh adalah 67,85 dengan presentase siswa mencapai KKM 33,33% pada siklus I meningkat menjadi 71,38 dengan presentase siswa yang mencapai KKM 55,56% dan pada siklus II meningkat menjadi 78,89% dengan presentase siswa yang mencapai KKM 77,78%.

Penelitian Kusumaningrum (2013) melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Kerjasama dan Hasil Belajar IPA (Numbered Heads Together) pada Siswa Tahun 2012/2013” berdasarkan hasil penelitian ini yaitu terjadi peningkatan kerjasama dan hasil belajar untuk mata pelajaran IPA kelas 4

(57)

semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. Pada prasiklus kategori kerjasama tinggi yaitu 5 siswa (16,2%) siklus 1 yaitu 11 siswa (35,5%) dan siklus 2 yaitu 24 siswa (77,5%). Hal ini sudah mencapai indikator keberhasilan kerjasama yaitu 70% siswa mencapai kategori kerjasama tinggi. Peningkatan kerjasama dilanjutkan dengan peningkatan hasil belajar yang dapat dilihat pada ketuntasan pada siklus 1 siswa yang mencapai KKM (65) dari 31 siswa terdapat 24 siswa tuntas (77,4%) siklus 2 terdapat 29 siswa (93,5%). Selain itu terdapat hubungan antara kerjasama dan hasil belajar, dilihat dari hasil uji korelasi rho spearman pada siklus 1 korelasi 0,980 (hubungan sangat kuat), siklus 2 korelasi 0,982 (hubungan sangat kuat). Langkah pembelajaran kooperatif tipe NHT yang dapat meningkatkan kerjasama dan hasil belajar yaitu langkah-langkah model kooperatif model NHT yang dimodifikasi sesuai dengan standar proses yaitu memuat unsur eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

Relevansi dari ketiga penelitian tersebut adalah kerjasama siswa dan hasil belajar siswa. Ketiga penelitian tersebut mendukung penelitian karena terdapat kesamaan pada variabel kerjasama dan hasil belajar siswa. Keterbaruan dalam penelitian ini adalah hubungan kerjasama dengan hasil belajar siswa muatan pelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri Karangmloko 1 pada semester gasal tahun ajaran 2018/2019. Penelitian ini berjudul “Hubungan Kerjasama dengan Hasil Belajar Muatan Pelajaran IPA Siswa Kelas IV SD Negeri Karangmloko 1”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kerjasama dengan hasil belajar muatan pelajaran IPA siswa kelas IV di SD Negeri Karangmloko 1.

(58)

Literature Map dari ketiga penelitian tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

(59)

Gambar 2.11 Peta Literatur Penelitian yang Relevan Agung

(2015)

” Upaya Meningkatkan Kerjasama dan Hasil Belajar

Siswa Kelas IV Melalui Metode Teams Games Tournament (TGT) pada Materi Sumber Daya Alam

Mata Pelajaran IPS pada Kelas IV SD Inpres Biru Kecamatan Malajaya Kabupaten Bandung”

Meidyana P.N (2020)

Hubungan Kerjasama Belajar dengan Hasil Belajar Muatan Pelajaran IPA Siswa Kelas IV SD Negeri Karangmloko 1

Kusumaningrum (2013) Peningkatan Kerjasama dan Hasil

Belajar IPA (Numbered Heads Together) pada Siswa Tahun 2012/2013 Andang (2016) “Peningkatan Kerjasama dan hasil Belajar IPA

Siswa Kelas V SD Kanisius Beji Tahun

2016/2017 Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Student Team Achievment Division

(STAD)

Terdapat perolehan nilai setiap siklus mengalami peningkatan, pada siklus 1

hasil posstest 75% pada siklus 2 hasil posttest

82,28%

Terdapat pengaruh dari hasil uji korelasi rho spearman pada siklus 1

dan siklus 2 hubungannya sangat kuat

dengan model pembelajaran kooperatif,

sehingga dapat meningkatkan kerjasama

dan hasil belajar.

Terdapat peningkatan dari nilai rata-rata yang dari rendah, sedang, dan tinggi

dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yang tampak dari hasil ulangan siswa.

(60)

C. Kerangka Berfikir

Hasil belajar mempunyai peran yang penting untuk mengukur tingkat kemampuan siswa baik dari proses belajar mengajar. Pada dasarnya hasil belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku dari siswa yang dapat dilihat hasil dari proses kegiatan belajar mengajar saat sedang berlangsung. Hasil belajar juga dapat digunakan sebagai bukti dari proses belajar yang berhasil dengan melihat rentan tinggi rendahnya nilai yang diperoleh siswa ketika mengikuti tes. Hasil belajar dapat diperoleh melalui kegiatan belajar mengajar, kemudian mengikuti kegiatan tes untuk memperoleh hasil akhir.

Setelah mengikuti tes tersebut, siswa akan memperoleh hasil akhir, dan siswa dapat mengetahui kemampuan yang dimilikinya. Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah kerjasama siswa terhadap muatan pelajaran IPA. Tidak semua siswa memiliki kemampuan belajar yang sama dan baik, sehingga kerjasama diterapkan untuk membangun hasil belajar siswa pada muatan pelajaran IPA. Pelajaran IPA yang sulit akan membuat siswa menjadi kesulitan untuk memperoleh nilai yang baik, maka dari itu digunakanlah kerjasama untuk mempengaruhi hasil belajar yang akan dicapai pada muatan pelajaran IPA.

Kerjasama siswa merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar siswa untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik. Bekerjasama dalam menyelesaikan tugas dapat memberikan dorongan dan informasi pada teman sekelompoknya yang membutuhkan, karena pada dasarnya kerjasama dilakukan untuk saling membantu. Kejasama yang baik tentu akan

(61)

mempengaruhi hasil belajar menjadi lebih optimal. Kerjasama belajar siswa terhadap muatan pelajaran IPA dapat membantu kelancaran dalam memahami materi pembelajaran dengan lebih baik. Siswa juga dapat saling bertukar informasi yang dipahaminya, sehingga saling adanya kerjasama untuk saling membantu satu dengan yang lainnya. Siswa diharapkan dapat belajar lebih efektif selama proses kegiatan belajar mengajar.

Siswa kelas IV SD tergolong dalam tahap operasional konkret yang berada pada usia 7-11 tahun. Pada dasarnya tahap tersebut anak sudah mulai berpikir secara logis namun belum dapat berpikir secara abstrak, sehingga membutuhkan hal-hal konkret untuk merangsang pikiran siswa. Untuk mengembangkan kemampuan siswa, perlu adanya interaksi antara satu dengan yang lain. Berinteraksi sangat dibutuhkan untuk perkembangan anak. Kemampuan kognitif akan berkembang apabila interaksi antara satu dengan yang lain dilakukan dengan tepat. Siswa dilibatkan untuk berperan aktif dalam pembelajan dan bekerjasama dalam kelompok. Model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk membantu proses belajar siswa kelas IV pada muatan pelajaran IPA adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Namun model pembelajaran tersebut hanya akan digunakan untuk membantu dalam penyampaian materi dan proses belajar mengajar.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar akan memberikan hasil akhir yang lebih baik melalui adanya tes. Hal tersebut bertujuan agar siswa dapat mengetahui kemampuan yang dimilikinya dari hasil belajar. Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu

(62)

faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah kerjasama siswa terhadap muatan pelajaran IPA. Kerjasama akan memberikan dampak terhadap hasil belajar siswa pada muatan pelajaran IPA. Adanya kerjasama siswa dalam pembelajaran pada muatan pelajaran IPA akan membantu siswa untuk memperoleh ilmu pengetahuan lebih banyak. Proses kerjasama siswa mempunyai kesempatan untuk saling bertukar informasi antara satu dengan yang lainnya. Siswa yang kesulitan dalam memahami pelajaran akan sangat terbantu dengan siswa lainnya, sehingga siswa dapat lebih terbantu dalam memahami pelajaran. Apabila kerjasama belajar diterapkan dalam pembelajaran, tentu dapat membantu siswa dalam mengikuti kegiatan belajar dengan baik dan memperoleh hasil belajar yang memuaskan.

D. Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua hipotesis sebagai berikut: 1. H1: Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kerjasama belajar dengan

hasil belajar muatan pelajaran IPA siswa kelas IV di SD Negeri Karangmloko 1.

2. H0: Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara kerjasama belajar dengan hasil belajar muatan pelajaran IPA siswa kelas IV di SD Negeri Karangmloko 1

Berdasarkan kajian teori diatas dapat dirumuskan hasil sementara sebagai berikut (Priyatno, 2015: 51):

1. H1: Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka H0diterima dan Hiditolak. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kerjasama dengan hasil belajar siswa pada muatan pelajaran IPA.

(63)

2. H0: Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnullditolak dan Hiditerima. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara kerjasama dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.

(64)

44 BAB III

METODE PENELITIAN

Pada Bab III ini peneliti membahas tentang bagian-bagian yang ada di dalam penelitian yaitu jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, instrument penelitian, teknik penguji instrument, dan teknik analisis data. Bagian-bagian komponen tersebut ada di bawah ini :

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kerjasama dengan hasil belajar muatan pelajaran IPA siswa kelas IV di SD Negeri Karangmloko 1. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif korelatif. Metode penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel jenis penelitian kuantitatif pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2015: 14). Angka dan sistem statistik merupakan ciri khas dari metode penelitian kuantitatif ini. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran korelasi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian untuk mencari hubungan kerjasama dengan hasil belajar muatan pelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri Karangmloko 1, dan melihat dampak yang akan terjadi.

(65)

B. Setting Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini yang dilaksanakan di SD Negeri Karangmloko 1 Alamat SD Negeri di Jalan Palagan Tentara Pelajar Tegalrejo, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019. Pelaksanaan penelitian di kelas IV SD Negeri Karangmloko 1 pada 25 Oktober dan 27 Oktober 2018.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Karangmloko 1 dengan jumlah 30 siswa.

3. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah kerjasama dengan hasil belajar siswa muatan pelajaran IPA kelas IV SD Negeri Karangmloko 1.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2011: 80). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 30 Anak. 2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulan akan dapat diberlakukan untuk populasi, maka dari itu sampel yang diambil dari populasi

(66)

harus benar-benar representatif (Sugiyono, 2010: 118). Dalam penelitian, peneliti tidak memilih sampel secara acak, tetapi dengan menggunakan kelas yang sudah ada dan hanya menggunakan satu kelas saja. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Karangmloko 1 dengan jumlah 30 siswa.

D. Variabel Penelitian

Variabel Penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 60). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua variabel yaitu:

1. Variabel Independen (bebas)

Variabel independen adalah variabel stimulus, predictor, antecedent atau dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono,2015: 60). Variabel dalam penelitian ini adalah kerjasama.

2. Variabel Dependen (terikat)

Variabel depeden adalah variabel output, kriteria, konsekuen. Bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2015: 61). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa terhadap muatan pelajaran IPA.

(67)

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Non Tes

a. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara peneliti mengajukan pertanyaan secara lisan kepada seseorang (informan atau responden). Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus ditliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil (Sugiyono, 2010: 194). Pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui informasi proses kegiatan pembelajaran dan hasil belajar yang didapatkan siswa kelas IV. Wawancara yang dilakukan dengan wali kelas IV SD Negeri Karangmloko 1. Pedoman yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara No Aspek yang

Ditanyakan Item Pertanyaan

1 Metode guru

mengajar - Metode apa yang digunakan ketika menyampaikanmateri saat pembelajaran? - Mengapa menggunakan metode tersebut saat

penyampaian materi?

- Apakah dalam proses pembelajaran pembelajaran guru menggunakan media pendukung untuk membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran?

- Apakah selama ini sudah menggunakan metode pembelajaran tertentu dalam membantu siswa untuk memahami pelajaran?

2 Kerjasama

siswa -Bagaimana bentuk kerjasama siswa yang ditunjukkandalam proses pembelajaran? - Bagaimana upaya untuk meningkatkan kerjasama

Gambar

Grafik 4.1 Normal Q-Q Plots Hasil Belajar IPA................................................78 Grafik 4.2 Normal Q-Q Plots Kerjasama Belajar IPA......................................
Gambar 2.2 Hutan
Gambar 2.2 Air sungai untuk mengangkut kayu
Gambar 2.3 Menangkap Ikan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Permainan merupakan manfaat yang besar bagi perkembangan anak. Khususnya untuk perkembangan kemampuanan berhitung, sehingga pada. saatnya nanti anak lebih siap

Bedah saraf dan Plastik rekonstruksi khususnya pada karsinoma sinonasal stadium lanjut. Terdapat beberapa jenis maksilektomi pada karsinoma sinonasal berdasarkan

Persediaan Bahan Baku yang dilakukan pada PT.Semen Padang. telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan

JAKARTA (11/5) – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) secara resmi menutup Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Tahun 2016 dalam

[r]

Kota Cirebon, Kota Bogor, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Cianjur, Kota Tasikmalaya, Kota Bekasi, Kabupaten Purwakarta, Kota Cimahi, Kota Banjar, Kabupaten Indramayu, dan

• Sepanjang tahun 2011 praktis IHSG bergerak menguat atau berada dalam kecenderungan menguat yang mana hingga pertengahan Desember indeks masih mencoba untuk

2 Para abrir un nuevo documento en blanco, abre el menú Archivo y selecciona Nuevo, o haz clic en el botón nuevo de la barra Estándar.. 3 Haz clic sobre la herramienta