• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IV. METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

4.1. Perumusan Model Pasar Jagung, Pakan dan Daging Ayam Ras di Indonesia

Model merupakan abstraksi atau penyederhanaan dari fenomena yang terjadi. Dengan penyederhanaan itu, idealnya yang ditampilkan adalah komponen-komponen utama dari fenomena nyata yang diamati, sehingga dapat dilakukan estimasi secara akurat. Salah satu model pendekatan kuantitatif yang dipakai untuk menganalisis masalah ekonomi adalah model ekonometrika (Hallam, 1990 dalam Purba, 1999).

Pembentukan model dimulai dari identifikasi masalah aktual yang terjadi, lalu dipilih metode pendekatan masalah yang digunakan, yaitu model ekonometrika. Langkah-langkah yang ditempuh adalah spesifikasi, identifikasi dan metode pendugaan model. Selanjutnya melakukan evaluasi hasil untuk menentukan apakah parameter-parameter yang diduga bermakna dilihat dari kriteria ekonomi dan memuaskan dilihat dari kriteria statistika dan ekonometrika. Langkah selanjutnya adalah penerapan model dalam bentuk simulasi kebijakan. Tahapan pembentukan model ini merupakan suatu proses berulang (iteratif) sampai diperoleh suatu model yang lebih sahih yang bisa menangkap permasalahan yang ada.

Model ekonometrika adalah merupakan suatu model statistika yang menghubungkan peubah-peubah ekonomi yang mencakup unsur statistika (Intriligator, 1978). Koutsoyiannis (1977) lebih lanjut menyatakan bahwa suatu model yang baik seharusnya dapat memenuhi kriteria ekonomi, statistika dan ekonometrika.

(2)

Pasar jagung, pakan dan daging ayam ras di Indonesia merupakan suatu sistem yang terdiri dari tiga pasar, yaitu: (1) pasar jagung, (2) pasar pakan dan (3) pasar daging ayam. Volume dan harga yang terjadi pada masing-masing pasar tidak ditentukan oleh pasar yang bersangkutan saja, namun ditentukan secara bersama-sama dengan pasar lainnya. Kondisi ini menunjukkan bahwa ada keterkaitan di ketiga pasar yang dikaji. Setiap komponen dalam masing-masing pasar diwakili oleh sebuah peubah endogenous, sedangkan instrumen faktor internal seperti suku bunga, nilai tukar, tarif impor dan depresiasi rupiah merupakan peubah exogenous dalam model pasar jagung, pakan dan daging ayam ras di Indonesia.

Perubahan faktor internal dan eksternal akan berdampak terhadap kinerja di ketiga pasar yang dikaji. Adanya perubahan faktor internal seperti perubahan tarif impor jagung dan daging ayam akan menyebabkan perubahan harga serta volume impor jagung dan daging ayam. Perubahan tersebut akan mempengaruhi volume dan harga pakan di pasar pakan dan selanjutnya mempengaruhi volume dan harga jagung di pasar jagung. Berubahnya harga dunia akan mempengaruhi harga impor dan selanjutnya akan mempengaruhi produksi, permintaan dan harga di ketiga pasar domestik, namun tidak berlaku sebaliknya karena Indonesia merupakan negara kecil (small country) dalam perdagangan jagung dan daging ayam dunia. Model pasar jagung, pakan dan daging daging ayam ras di Indonesia dapat dilihat pada Gambar 5.

(3)

Gambar 5. Model Pasar Jagung, Pakan,

(4)

4.2. Persamaan Pasar Jagung 4.2.1. Produksi Jagung

Produksi jagung merupakan fungsi dari perubahan harga riil jagung domestik, luas areal panen jagung, harga riil pupuk, upah tenaga kerja, tingkat suku bunga riil Bank Indonesia, dummy krisis moneter, trend waktu dan produksi jagung tahun sebelumnya. Persamaannya adalah sebagai berikut:

PJIt = a0 + a1 (HJDRt – HJDRt-1) + a2 LAJt + a3 HPKRt +

a4 WRt + a5 SBRt + a6 Dt + a7 Tt + a8 PJIt-1 + u1... (38)

dimana:

PJIt = Produksi jagung (000 ton)

HJDRt = Harga riil jagung domestik (Rp/kg)

HJDRt-1 = Peubah bedakala HJDRt (Rp/kg)

LAJt = Luas areal panen jagung (Ha)

HPKRt = Harga riil pupuk (Rp/kg)

WRt = Upah tenaga kerja (Rp/ha)

SBRt = Tingkat suku bunga riil Bank Indonesia (%/tahun)

Dt = Dummy krisis moneter (sebelum krisis = 0, setelah krisis = 1)

Tt = Trend waktu

PJIt-1 = Peubah bedakala PJIt (000 ton)

u1 = Peubah pengganggu

Tanda parameter yang diharapkan: a3, a4, a5, a6<0 ; a1, a2, a7>0 ; 0<a8<1

4.2.2. Penawaran Jagung

Penawaran jagung merupakan persamaan identitas, dimana penawaran jagung merupakan penjumlahan dari produksi jagung dengan volume impor jagung dikurangi dengan ekspornya. Persamaannya adalah sebagai berikut:

SJIt = PJIt + MJIt - XJIt... (39)

dimana:

SJIt = Penawaran jagung (000 ton)

PJIt = Produksi jagung (000 ton)

MJIt = Impor jagung (000 ton)

(5)

4.2.3. Permintaan Jagung Industri Pakan

Permintaan jagung oleh industri pakan dipengaruhi oleh harga riil jagung domestik, rasio harga riil pakan domestik tahun sebelumnya dengan harga riil jagung domestik tahun sebelumnya, rasio harga riil kedelai tahun sekarang dengan harga riil kedelai tahun sebelumnya, dan permintaan jagung industri pakan tahun sebelumnya. Meningkatnya harga riil jagung akan menyebabkan menurunnya permintaan terhadap jagung, sebaliknya meningkatnya harga riil pakan menyebabkan meningkatnya permintaan terhadap jagung. Dalam produksi pakan, kedelai merupakan barang komplementer dari jagung, sehingga jika harga kedelai meningkat maka permintaan jagung akan berkurang. Dengan demikian persamaannya adalah:

DJPt = b0 + b1 HJDRt + b2 (HPDRt-1 / HJDRt-1) + b3 (HKDRt /

HKDRt-1) + b4 DJPt-1 + u2...(40)

dimana:

DJPt = Permintaan jagung industri pakan (000 ton)

HJDRt = Harga riil jagung domestik (Rp/kg)

HJDRt-1 = Peubah bedakala HJDRt (Rp/kg)

HPDRt-1 = Peubah bedakala HPDRt (Rp/kg)

HKDRt = Harga riil kedelai (Rp/kg)

HKDRt-1= Peubah bedakala HKDRt (Rp/kg)

DJPt-1 = Peubah bedakala DJPt (000 ton)

u2 = Peubah penggangu

Tanda parameter yang diharapkan: b1, b3<0 ; b2>0 ; 0<b4<1

4.2.4. Permintaan Jagung

Permintaan jagung merupakan suatu persamaan identitas, dimana permintaan jagung merupakan penjumlahan dari permintaan jagung industri pakan, permintaan jagung konsumsi langsung, dan permintaan jagung industri pangan. Persamaannya adalah sebagai berikut:

(6)

DJIt = DJPt + DJMt + DJIPt ... (41)

dimana:

DJIt = Permintaan jagung (000 ton)

DJPt = Permintaan jagung industri pakan (000 ton)

DJMt = Permintaan jagung konsumsi langsung (000 ton)

DJIPt = Permintaan jagung industri pangan (000 ton)

4.2.5. Harga Jagung Domestik

Secara umum harga komoditas di pasar ditentukan oleh permintaan dan penawarannya (Henderson and Quant,1980). Dengan demikian harga riil jagung domestik merupakan fungsi dari rasio penawaran jagung tahun sekarang dengan penawaran jagung tahun sebelumnya, permintaan jagung, harga riil jagung dunia dan harga riil jagung domestik tahun sebelumnya. Persamaannya adalah sebagai berikut:

HJDRt = c0 + c1 (SJIt / SJIt-1) + c2 DJIt + c3 HJWRt + c4 HJDRt-1

+ u3... (42)

dimana:

HJDRt = Harga riil jagung domestik (Rp/kg)

SJIt = Penawaran jagung (000 ton)

SJIt-1 = Peubah bedakala SJIt (000 ton)

DJIt = Permintaan jagung (000 ton)

HJWRt = Harga riil jagung dunia (USD/kg)

HJDRt-1 = Peubah bedakala HJDRt (Rp/kg)

u3 = Peubah pengganggu

Tanda parameter yang diharapkan: c1<0 ; c2, c3>0 ; 0<c4<1

4.2.6. Impor Jagung

Impor jagung merupakan salah satu komponen penawaran yang berasal dari luar negeri yang dilakukan karena permintaan jagung tidak dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri (Labys,1973). Impor jagung ditentukan oleh harga riil jagung domestik tahun sebelumnya, harga riil jagung dunia, nilai tukar riil,

(7)

populasi penduduk, rasio produk domestik bruto tahun sekarang dengan produk domestik bruto tahun sebelumnya, perubahan tarif impor jagung dan impor jagung tahun sebelumnya. Meningkatnya harga riil jagung impor menyebabkan penurunan volume impor komoditas ini. Sebaliknya peningkatan harga riil jagung impor dan menguatnya kurs rupiah akan menyebabkan meningkatnya volume impor. Persamaannya adalah sebagai berikut:

MJIt = d0 + d1 HJDRt + d2 HJWRt + d3 NTRt + d4 POPt + d5

(PDBRt / PDBRt-1) + d6 (TJt - TJt-1) + d7 MJIt-1 + u4 . (43)

dimana:

MJIt = Impor jagung (000 ton)

HJDRt = Harga riil jagung domestik (Rp/kg)

HJWRt = Harga riil jagung dunia (USD/kg)

NTRt = Nilai tukar riil (Rp/USD)

POPt = Populasi penduduk (000 jiwa)

PDBRt = Produk domestik bruto (Rp milyar)

PDBRt-1 = Peubah bedakala PDBRt

TJt = Tarif impor jagung (%)

TJt-1 = Peubah bedakala TJt (%)

MJIt-1 = Peubah bedakala MJIt (000 ton)

u4 = Peubah pengganggu

Tanda parameter yang diharapkan: d2, d3, d6<0 ; d1, d4, d5>0 ; 0<d7<1

4.2.7. Ekspor dan Impor Jagung Dunia

Pergerakan harga jagung dunia dipengaruhi oleh volume ekspor dan impor dari nagara eksportir dan importir utama dunia melalui jumlah ekspor dan impor dunia. Dalam perdagangan jagung dunia, negara eksportir dan importir utama adalah Amerika Serikat dan Jepang, sedangkan posisi Indonesia dalam perdagangan jagung dunia adalah negara net importer. Dengan demikian bentuk persamaan ekspor dan impor jagung dunia merupakan persamaan identitas yang dirumuskan sebagai berikut:

(8)

1. Ekspor Jagung Dunia

XJWt = XJUSt + XJIt + XJRWt ... (44)

dimana:

XJWt = Ekspor jagung dunia (000 ton)

XJUSt = Ekspor jagung Amerika Serikat (000 ton)

XJIt = Ekspor jagung Indonesia (000 ton)

XJRWt = Ekspor jagung sisa dunia (000 ton)

2. Impor Jagung Dunia

MJWt = MJIt + MJJt + MJRWt ... (45)

dimana:

MJIt = Impor jagung Indonesia (000 ton)

MJWt = Impor jagung dunia (000 ton)

MJJt = Impor jagung Jepang (000 ton)

MJRWt = Impor jagung sisa dunia (000 ton)

4.2.8. Harga Jagung Dunia

Pergerakan harga jagung dunia ditentukan oleh rasio jumlah penawaran (ekspor) jagung dunia tahun sekarang dengan ekspor jagung dunia tahun sebelumnya, permintaan (impor) jagung dunia, trend waktu dan harga jagung dunia tahun sebelumnya. Adanya kenaikan jumlah ekspor jagung dunia akan menyebabkan harga jagung dunia cenderung menurun, sebaliknya adanya kenaikan impor jagung dunia akan menyebabkan meningkatnya harga jagung dunia. Dengan demikian, persamaan harga jagung dunia dirumuskan sebagai berikut:

HJWRt = e0 + e1 (XJWt / XJWt-1) + e2 MJWt + e3 Tt +

e4 HJWRt-1 + u5... (46)

dimana:

HJWRt = Harga riil jagung dunia (USD/kg)

XJWt = Ekspor jagung dunia (000 ton)

XJWt-1 = Peubah bedakala XJWt

(9)

Tt = Trend waktu

HJWRt-1 = Peubah bedakala HJWRt (USD/kg)

u5 = Peubah pengganggu

Tanda parameter yang diharapkan: e1, e3<0 ; e2>0 ; 0<e4<1

4.3. Persamaan Pasar Pakan Ayam Ras 4.3.1. Produksi Pakan Ayam Ras

Produksi pakan ayam ras dipengaruhi oleh harga riil pakan domestik tahun sebelumnya, harga riil jagung domestik tahun sebelumnya, harga riil komponen pakan impor tahun sebelumnya, tingkat suku bunga riil Bank Indonesia tahun sebelumnya, trend waktu, dan produksi pakan ayam ras tahun sebelumnya. Persamaannya dirumuskan sebagai berikut:

PPDt = f0 + f1 HPDRt-1 + f2 HJDRt-1 + f3 HKIRt-1 + f4 SBRt-1 +

f5 Tt + f6 PPDt-1 + u6 ... (47)

dimana :

PPDt = Produksi pakan (000 ton)

HPDRt-1 = Peubah bedakala HPDRt (Rp/kg)

HJDRt-1 = Peubah bedakala HJDRt (Rp/kg)

HKIRt-1 = Peubah bedakala HKIRt (USD/kg)

SBRt-1 = Peubah bedakala SBRt (%/tahun)

Tt = Trend waktu

PPDt-1 = Peubah bedakala PPDt (000 ton)

u5 = Peubah pengganggu

Tanda parameter dugaan yang diharapkan: f2, f3, f4<0 ; f1, f5>0 ; 0<f6<1

4.3.2. Permintaan Pakan Ayam Ras

Permintaan pakan ayam ras dipengaruhi oleh harga riil pakan ayam ras domestik, harga riil daging ayam ras domestik, jumlah populasi ayam ras dan permintaan pakan ayam ras tahun sebelumnya. Persamaannya adalah sebagai berikut:

DPIt = g0 + g1 HPDRt + g2 HDDRt + g3 PAt + g4 DPIt-1 + u7 ... (48)

(10)

DPIt = Permintaan pakan ayam ras (000 ton)

HPDRt = Harga riil pakan ayam ras domestik (Rp/kg)

HDDRt = Harga riil daging ayam ras domestik (Rp/kg)

PAt = Populasi ayam ras (000 ekor)

DPIt-1 = Peubah bedakala DPIt (000 ton)

u7 = Peubah pengganggu

Tanda parameter dugaan yang diharapkan: g1<0 ; g2, g3>0 ; 0<g4<1

4.3.3. Penawaran Pakan Ayam Ras

Jumlah penawaran pakan ayam ras di Indonesia merupakan penjumlahan dari produksi pakan ayam ras dan stok pakan ayam ras pada akhir tahun sebelumnya. Persamaannya adalah sebagai berikut:

SPIt = PPDt + STPt-1 ... (49)

dimana:

SPIt = Penawaran pakan ayam ras (000 ton)

PPDt = Produksi pakan ayam ras (000 ton)

STPt-1 = Stok pakan ayam ras pada tahun sebelumnya (000 ton)

4.3.4. Harga Pakan Ayam Ras Domestik

Harga riil pakan ayam ras terbentuk dari rasio permintaan dengan penawaran pakan ayam ras, dummy krisis moneter, trend waktu serta harga pakan ayam ras domestik tahun sebelumnya. Persamaannya adalah sebagai berikut: HPDRt = h0 + h1 (SPIt / DPIt)+ h2 Dt + h3 Tt +

h4 HPDRt-1 + u8 ... (50)

dimana:

HPDRt = Harga riil pakan ayam ras domestik (Rp/kg)

SPIt = Penawaran pakan ayam ras (000 ton)

DPIt = Permintaan pakan ayam ras (000 ton)

Dt = Dummy krisis moneter (sebelum krisis = 0, setelah krisis = 1)

Tt = Trend waktu

HPDRt-1 = Peubah bedakala HPDRt (Rp/kg)

u8 = Peubah pengganggu

(11)

4.4. Persamaan Pasar Daging Ayam Ras 4.4.1. Produksi Daging Ayam Ras

Produksi daging ayam ras dipengaruhi oleh rasio harga riil daging ayam ras domestik terhadap perubahan harga riil daging ayam ras domestik, perubahan harga riil DOC, perubahan harga riil pakan ayam ras domesik, populasi ayam ras, rasio tingkat suku bunga riil Bank Indonesia tahun sekarang dengan suku bunga riil Bank Indonesia tahun sebelumnya, trend waktu dan produksi daging ayam ras tahun sebelumya. Peningkatan harga daging ayam ras domestik menyebabkan peningkatan produksi daging ayam ras. Meningkatnya harga pakan dan suku bunga bank akan menurunkan produksi daging ayam ras dan demikian juga sebaliknya. Persamaannya adalah sebagai berikut:

PDDt = i0 + i1 (HDDRt / (HDDRt - HDDRt-1) + i2 (HDOCRt /

HDOCRt-1) + i3 (HPDRt / HPDRt-1) + i4 PAt + i5

(SBRt / SBRt-1)+ i6 Tt + i7 PDDt-1 + u9 ... (51)

dimana :

PDDt = Produksi daging ayam ras (000 ton)

HDDRt = Harga riil daging ayam ras domestik (Rp/kg)

HDDRt-1 = Peubah bedakala HDDRt (Rp/kg)

HDOCRt = Harga riil DOC (Rp/kg)

HDOCRt-1 = Peubah bedakala HDOCRt (Rp/kg)

HPDRt = Harga riil pakan ayam ras domestik (Rp/kg)

HPDRt-1 = Peubah bedakala HPDRt (Rp/kg)

PAt = Populasi ayam ras (000 ekor)

SBRt = Tingkat suku bunga riil Bank Indonesia (%/tahun) SBRt-1 = Peubah bedakala SBRt (%/tahun)

Tt = Trend waktu

PDDt-1 = Peubah bedakala PDDt (000 ton)

u9 = Peubah pengganggu

Tanda parameter dugaan yang diharapkan: i2, i3, i5<0 ; i1, i4, i6>0 ; 0<i7<1

4.4.2. Permintaan Daging Ayam Ras

Permintaan daging ayam ras dipengaruhi oleh harga riil daging ayam ras tahun sebelumnya, harga riil telur tahun sebelumnya, harga riil ikan tahun

(12)

sebelumnya, harga riil daging sapi, pendapatan per kapita, dummy krisis moneter dan permintaan daging ayam ras tahun sebelumnya. Persamaannya adalah sebagai berikut:

DDDt = j0 + j1 HDDRt-1 + j2 HTRt-1 + j3 HIRt-1 + j4 HSDRt +

j5 PPKt + j6 Dt + j7 DDDt-1 + u10 ... (52)

dimana:

DDDt = Permintaan daging ayam ras (000 ton)

HDDRt-1 = Peubah bedakala HDDRt (Rp/kg)

HTRt-1 = Peubah bedakala HTRt (Rp/kg)

HIRt-1 = Peubah bedakala HIRt (Rp/kg)

HSDRt = Harga riil daging sapi (Rp/kg)

PPKt = Pendapatan per kapita (Rp juta/kapita/tahun)

Dt = Dummy krisis moneter (sebelum krisis = 0, setelah krisis = 1)

DDDt-1 = Peubah bedakala DDDt

u10 = Peubah pengganggu

Tanda parameter dugaan yang diharapkan: j1, j6<0 ; j2, j3, j4, j5>0 ; 0<j7<1

4.4.3. Penawaran Daging Ras Ayam

Penawaran daging ayam ras merupakan suatu persamaan identitas, yang merupakan penjumlahan dari produksi daging ayam ras dan volume impor daging ayam ras dikurangi dengan volume ekspornya. Persamaannya adalah sebagai berikut:

SDDt = PDDt + MDIt - XDIt ... (53)

dimana:

SDDt = Penawaran daging ayam ras (000 ton)

PDDt = Produksi daging ayam ras (000 ton)

MDIt = Impor daging ayam ras (000 ton)

XDIt = Ekspor daging ayam ras (000 ton)

4.4.4. Harga Daging Ayam Ras Domestik

Harga riil daging ayam ras domestik merupakan fungsi dari penawaran dan permintaan daging ayam ras, harga riil daging ayam ras dunia tahun

(13)

sebelumnya, dummy krisis moneter dan harga riil daging ayam ras domestik tahun sebelumnya. Persamaannya adalah sebagai berikut:

HDDRt = k0 + k1 SDDt + k2 DDDt + k3 HDWRt-1 + k4 Dt +

k5 HDDRt-1 + k11 ... (54)

dimana:

HDDRt = Harga riil daging ayam ras domestik (Rp/kg)

SDDt = Penawaran daging ayam ras (000 ton)

DDDt = Permintaan daging ayam ras (000 ton)

HDWRt-1 = Peubah bedakala HDWRt (USD/kg)

Dt = Dummy krisis moneter (sebelum krisis = 0, setelah krisis = 1)

HDDt-1 = Peubah bedakala HDDRt (Rp/kg)

u11 = Peubah pengganggu

Tanda parameter dugaan yang diharapkan: k1<0 ; k2, k3, k4>0 ; 0<k5<1

4.4.5. Impor Daging Ayam Ras

Jumlah impor daging ayam ras Indonesia dipengaruhi oleh perubahan harga riil daging ayam ras impor, harga riil daging ayam ras domestik, rasio permintaan daging ayam ras tahun sekarang dengan permintaan daging ayam ras tahun sebelumnya, rasio PDB riil tahun sekarang dengan PDB riil tahun sebelumnya, rasio populasi penduduk terhadap perubahan populasi penduduk, tarif impor daging ayam ras tahun sebelumnya, nilai tukar riil dan jumlah impor daging ayam ras sebelumnya. Meningkatnya harga daging ayam ras impor dan tarif menyebabkan penurunan impor daging ayam ras. Sebaliknya peningkatan harga riil daging ayam ras, menguatnya kurs rupiah dan PDB akan menyebabkan peningkatan volume impor. Persamaannya adalah sebagai berikut:

MDIt = l0 + l1 (HDMRt - HDMRt-1) + l2 HDDRt + l3 (DDDt /

DDDt-1) + l4 (PDBRt / PDBRt-1) + l5 (POPt / (POPt

-POPt-1)) + l6 TAt-1 + l7 NTRt + l8 MDIt-1 + u12... (55)

dimana:

MDIt = Impor daging ayam ras (000 ton)

(14)

HDMRt-1 = Peubah bedakala HDMRt

HDDRt = Harga daging ayam ras domestik (Rp/kg) DDDt = Permintaan daging ayam ras (000 ton)

DDDt-1 = Peubah bedakala DDDt (000 ton)

PDBRt = Produk domestik bruto riil (Rp milyar)

PDBRt-1 = Peubah bedakala PDRBt (Rp milyar)

POPt = Populasi penduduk (000 jiwa)

POPt-1 = Peubah bedakala POPt (000 jiwa)

TAt = Tarif impor daging ayam (%)

NTRt = Nilai tukar riil (Rp/USD)

MDIt-1 = Peubah bedakala MDIt (000 ton)

u12 = Peubah pengganggu

Tanda parameter dugaan yang diharapkan: l1, l6<0 ; l2, l3, l4, l5, l7>0 ;

0<l8<1

4.4.6. Ekspor Daging Ayam Ras

Ekspor daging ayam ras dipengaruhi oleh rasio produksi daging ayam ras tahun sekarang dengan produksi daging ayam ras tahun yang lalu, rasio harga riil daging ayam domestik dengan perubahan harga riil daging ayam ras domestik, harga riil daging ayam ras dunia, rasio nilai tukar riil terhadap perubahan nilai tukar riil, dummy krisis mometer, trend waktu dan ekspor daging ayam ras tahun sebelumnya. Persamaannya adalah sebagai berikut:

XDIt = m0 + m1 (PDDt / PDDt-1) + m2 (HDDRt / (HDDRt

-HDDRt-1)) + m3 HDWRt + m4 (NTRt / (NTRt - NTRt-1))

+ m5 Dt + m6 Tt + m7 XDIt-1 + u13 ... (56)

dimana:

XDIt = Ekspor daging ayam ras (000 ton)

PDDt = Produksi daging ayam ras (000 ton)

PDDt-1 = Peubah bedakala PDDt (000 ton)

HDDRt = Harga daging ayam ras domestik (Rp/kg)

HDDRt-1 = Peubah bedakala HDDRt (Rp/kg)

HDWRt = Harga riil daging ayam ras dunia (USD/kg)

NTRt = Nilai tukar riil (Rp/USD)

NTRt-1 = Peubah bedakala NTRt (Rp/USD)

Dt = Dummy krisis moneter (sebelum krisis = 0, setelah krisis = 1)

Tt = Trend waktu

XDIt-1 = Peubah bedakala XDIt (000 ton)

(15)

Tanda parameter dugaan yang diharapkan: m2, m4<0 ; m1, m3, m5, m6>0 ;

0<m7<1

4.4.7. Harga Daging Ayam Ras Impor

Harga riil daging ayam ras impor Indonesia dipengaruhi oleh perubahan harga riil daging ayam ras dunia, nilai tukar riil, trend waktu dan harga riil daging ayam ras impor tahun sebelumnya. Persamaannya adalah sebagai berikut:

HDMRt = n0 + n1 (HDWRt - HDWRt-1) + n2 NTRt + n3 Tt + n4

HDMRt-1 + u14... (57)

dimana:

HDMRt = Harga riil daging ayam ras impor (USD/kg)

HDWRt = Harga riil daging ayam ras dunia (USD/kg)

HDWRt-1 = Peubah bedakala HDWRt (USD/kg)

NTRt = Nilai tukar riil (Rp/USD)

Tt = Trend waktu

HDMRt-1 = Peubah bedakala HDMRt (USD/kg)

u14 = Peubah pengganggu

Tanda parameter dugaan yang diharapkan: n3<0 ; n1, n2>0 ; 0<n4<1

4.4.8. Ekspor dan Impor Daging Ayam Ras Dunia

Dalam perdagangan daging ayam ras dunia, negara eksportir utama adalah Amerika Serikat, sedangkan negara importir utama adalah Cina dan Jepang. Indonesia merupakan negara net importer dalam perdagangan daging ayam ras dunia. Dengan demikian, bentuk persamaan ekspor dan impor daging ayam dunia merupakan suatu persamaan identitas, dimana persamaannya adalah sebagai berikut:

1. Ekspor Daging Ayam Ras Dunia

XDWt = XDUSt + XDIt +XDRWt... (58)

dimana:

XDWt = Ekspor daging ayam ras dunia (000 ton)

(16)

XDIt = Ekspor daging ayam ras Indonesia (000 ton)

XDRWt = Ekspor daging ayam ras sisa dunia (000 ton)

2. Impor Daging Ayam Ras Dunia

MDWt = MDCt + MDJt +MDIt + MDRWt ... (59)

dimana:

MDWt = Impor daging ayam ras dunia (000 ton)

MDCt = Impor daging ayam ras Cina (000 ton)

MDJt = Impor daging ayam ras Jepang (000 ton)

MDIt = Impor daging ayam ras Indonesia (000 ton)

MDRWt = Impor daging ayam ras sisa dunia (000 ton)

4.4.9. Harga Daging Ayam Ras Dunia

Pergerakan harga daging ayam ras dunia ditentukan oleh volume ekspor, impor dan produksi dari komoditas tersebut. Meningkatnya impor daging ayam ras dunia akan berpengaruh terhadap peningkatan harga daging ayam ras dunia. Sebaliknya meningkatnya ekspor daging ayam ras dunia cenderung menyebabkan penurunan harga daging ayam ras dunia. Persamaannya adalah sebagai berikut:

HDWRt = o0 + o1 XDWt + o2 MDWt-1 + o3 PDWt + o4 Tt +

o5 HDWRt-1 + o15 ... (60)

dimana:

HDWRt = Harga riil daging ayam ras dunia (USD/kg)

XDWt = Ekspor daging ayam ras dunia (000 ton)

MDWt-1 = Peubah bedakala MDWt (000 ton)

PDWt = Produksi daging ayam ras dunia (000 ton)

Tt = Trend waktu

HDWRt-1 = Peubah bedakala HDWRt (USD/kg)

u15 = Peubah pengganggu

(17)

4.5. Prosedur Analisis

4.5.1. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan adalah data yang sifatnya dapat mewakili kondisi secara umum di Indonesia berupa data sekunder selama 26 tahun terakhir (tahun 1980-2005) yang merupakan data deret waktu (time series data) dari berbagai sumber diantaranya adalah dari BPS, FAO, IMF, Statistik Peternakan dan lain sebagainya, disamping data kualitatif yang dikumpulkan dari berbagai pihak terkait dengan kegiatan impor jagung dan daging ayam. Data kualitatif meliputi identifikasi permasalahan, kendala, serta alternatif yang dapat direkomendasikan dalam rangka kebijakan impor jagung dan daging ayam

4.5.2. Identifikasi Model

Setelah menduga model persamaan simultan dilakukan identifikasi model. Rumus identifikasi model struktural berdasarkan order condition menurut Koutsoyiannis (1977):

(K – M) ≥ (G – 1) ... (61) dimana:

K : Total peubah dalam model (peubah endogen dan predetermine) M : Jumlah peubah endogen dan eksogen dalam persamaan yang

diidentifikasi

G : Total persamaan (jumlah peubah endogen) dalam model Jika (K – M) = (G – 1), persamaan dalam model exactly identified (K – M) < (G – 1), pesamaaan dalam model unidentified (K – M) > (G – 1), pesamaaan dalam model over identified

Model analisis pasar jagung, pakan, dan daging ayam ras di Indonesia terdiri dari 15 persamaan struktural dan 8 persamaan identitas. Model terdiri dari 23 peubah current endogenous, 15 peubah lag endogenous, 36 peubah exogenous,

(18)

sehingga ada 51 peubah predetermine. Hasil identifikasi dalam model tersebut adalah over identified, dengan perhitungan (74-8) > (23-1).

4.5.3. Metode Pendugaan Model

Persamaan yang over identified dapat diduga dengan menggunakan metode pendugaaan 2SLS, 3SLS, LIML, atau FIML. Dalam penelitian digunakan metode pendugaan 2SLS, karena dapat manghasilkan hasil dugaan parameter yang lebih efisien dengan asumsi:

1. Peubah-peubah pengganggu harus memenuhi asumsi stokastik. 2. Spesifikasi model dianggap benar.

3. Jumlah pengamatan contoh lebih besar dari jumlah peubah predetermined dalam model.

4. Peubah penjelas tidak mengalami kolinearitas sempurna.

Penelitian ini menggunakan data urut waktu time series maka dilakukan uji Durbin-Watson untuk mengetahui ada tidaknya korelasi serial yang serius. Namun uji ini tidak valid digunakan untuk persamaan yang mengandung peubah endogen bedakala, seperti pada model persamaan simultan pada penelitian ini. Oleh sebab itu pengujian kondisi korelasi serialnya akan menggunakan statistika Durbin-h (Pindyck and Rubinfeld, 1991)

h = [1- 0.5 DW] [T/{(1-t) * (Var Bhat)}]0.5 ... (62) dimana :

h : Angka Durbin h Statistik T : Jumlah pengamatan contoh

Var Bhat : Varians dari koefisien lagged endogenous variables DW : Nilai statistik Durbin-Watson

Uji statistik Durbin-h tidak valid apabila hasil kali T (Var Bhat) lebih besar dari nilai krisis distribusi normal, maka model tidak mengalami korelasi

(19)

serial. Suatu persamaan dapat dikatakan tidak mengalami masalah autokorelasi pada kondisi nomal yakni taraf nyata 5 persen, dan nilai h hitung berada diantara -1.96 dan 1.96.

4.5.4. Validasi Model

Untuk mengetahui apakah suatu model cukup valid untuk membuat suatu simulasi alternatif kebijakan dan non kebijakan, maka perlu dilakukan suatu validasi model dengan tujuan untuk menganalisis sejauh mana persamaan tersebut dapat mewakili dunia nyata.

Kriteria statistika yang digunakan untuk validasi model nilai pendugaan model ekonometrika adalah Root Mean Square Error (RMSE), Root Mean Square Percent Error (RMSPE) dan Theil’s Inequality Coefficient (U). Kriteria-kriteria tersebut dirumuskan sebagai berikut:

RMSE=

(

)

... (63) 5 . 0 1 2 / 1 ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ −

T t a t s t Y Y T RMSPE=

{

(

) ( )

... (64) 5 . 0 1 2 / / 1 ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ −

T t a t a t s t Y Y Y T

}

U=

(

)

( )

( )

0.5 1 2 1 2 5 . 0 1 2 / 1 / 1 / 1 ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ + ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ −

− − − T t a t T t s t T t a t s t Y T T T Y Y T ... (65) dimana:

RMSE = Akar tengah kuadrat galat simulasi (Root Mean Square Error) RMSPE = Akar tengah kuadrat persen galat (Root Mean Square Percent

Error)

U = Koefisien ketidaksamaan Theil (Theil’s Inequality Coefficient) = Nilai pendugaan model

s t Y

= Nilai pengamatan contoh a

t Y

(20)

Statistik RMSPE digunakan untuk mengukur seberapa jauh nilai-nilai peubah endogen hasil pendugaan menyimpang dari nilai aktualnya dalam ukuran relatif (persen) atau seberapa dekat nilai dugaan tersebut mengikuti perkembangan nilai aktualnya.

Sedangkan nilai statistik U bermanfaat untuk mengetahui kemampuan model dalam menganalisis simulasi peramalan. Nilai koefisien Theil (U) berkisar antara 0 dan 1. Jika U = 0 maka pendugaan model tersebut sempurna dan jika U = 1 maka pendugaan model naïf.

Untuk melihat keeratan arah (slope) antara nilai aktual dengan hasil yang disimulasi, ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasinya (R2). Pada dasarnya semakin kecil nilai RMSPE dan U-Theil’s serta makin besar R2, maka pendugaan model semakin baik.

4.5.5. Simulasi Model

Analisis simulasi model dibedakan menjadi simulasi faktor internal dan faktor eksternal. Simulasi model ini dibedakan untuk menerangkan perilaku penawaran, permintaan, dan harga jagung, pakan dan daging ayam ras terhadap perubahan faktor internal dan eksternal serta dampaknya terhadap surplus produsen dan konsumen serta penerimaan pemerintah.

4.5.5.1. Simulasi Faktor Internal

Simulasi faktor internal adalah: (1) penurunan tingkat suku bunga bank 30 persen dan depresiasi rupiah 20 persen, (2) peningkatan harga DOC 25 persen dan penurunan tingkat suku bunga bank 20 persen, (3) peningkatan harga pakan dan DOC masing-masing 25 persen, (4) peningkatan harga jagung, pakan dan daging

(21)

ayam ras masing-masing 25 persen dan (5) penghapusan tarif impor jagung dan daging ayam ras serta depresiasi rupiah 20 persen.

Penurunan tingkat suku bunga bank 30 persen. Suku bunga bank merupakan faktor input bagi usaha yang menggunakan jasa bank untuk mendapatkan modal. Dalam upaya memacu produksi jagung, pakan dan daging ayam ras di Indonesia, penurunan suku bunga sebesar 30 persen diduga dapat merangsang peningkatan produksi jagung, pakan dan daging ayam ras.

Depresiasi rupiah 20 persen. Berubahnya nilai tukar Rp/USD berdampak pada perubahan harga impor pada pasar jagun dan daging ayam. Pada analisis ini depresiasi rupiah yang terjadi sebesar 20 persen, atas dasar pertimbangan bahwa dalam periode 2000-2005 rupiah terdepresiasi stabil pada kisaran 20 persen.

Peningkatan harga jagung 25 persen. Pada saat terjadi krisis moneter tahun 1997, pemerintah didesak oleh IMF untuk menghapuskan subsidi sektor pertanian. Pada tahun 1998 pemerintah mulai menghapus subsidi pupuk yang menyebabkan harga pupuk meningkat, khususnya TSP dan urea yang diperlukan dalam produksi jagung.

Peningkatan harga pakan 25 persen. Kenaikan harga jagung akibat penghapusan subsidi pupuk akan mengakibatkan kenaikan harga pakan, karena komposisi jagung sangat besar dalam proses pembuatan pakan. Simulasi peningkatan harga pakan 25 persen dinilai relevan dilakukan mengingat trend harga input juga mengalami peningkatan dari tahun 2000-2005.

Peningkatan harga DOC 25 persen. Kenaikan harga jagung dan pakan juga turut berperan dalam kenaikan harga DOC, karena usaha pembibitan DOC juga tergantung dari pakan yang dikonsumsi oleh ayam ras dalam menghasilkan DOC.

(22)

Hal ini juga diikuti dengan trend peningkatan harga DOC dari tahun 2000-2005. Oleh karena itu sangat relevan dilakukan simulasi peningkatan harga DOC sebesar 25 persen.

Peningkatan harga daging ayam ras 25 persen. Kenaikan harga pakan karena adanya peningkatan harga jagung akan mempengaruhi biaya produksi industri ayam ras. Hal ini dikarenakan karena produksi daging ayam ras sangat tergantung pada pakan yang digunakan, yang pada akhirnya akan mendorong peningkatan harga daging ayam ras.

4.5.5.2. Simulasi Faktor Eksternal

Simulasi faktor eksternal adalah: (1) peningkatan ekspor jagung AS 30 persen, (2) peningkatan impor jagung Jepang 30 persen, (3) peningkatan ekspor daging ayam AS 30 persen dan (4) peningkatan impor daging ayam Cina dan Jepang masing-masing 30 persen. Pertimbangan memasukkan negara-negara tersebut dalam simulasi karena negara-negara tersebut merupakan negara eksportir dan importir utama jagung dan daging ayam di pasar dunia. Jika terjadi perubahan ekspor dan impor dari negara-negara tersebut akan berdampak lebih besar dibanding dengan negara lainnya terhadap kinerja pasar domestik. Besarnya perubahan sebesar 30 persen berdasarkan kecenderungan adanya peningkatan volume ekspor atau impor dari negara yang bersangkutan mendekati 30 persen.

4.5.5.3. Analisis Surplus Produsen dan Surplus Kosumen

Indikator tingkat kesejahteraan yang digunakan adalah surplus produsen dan konsumen jagung, pakan dan daging ayam di Indonesia. Nilai surplus produsen dan konsumen akan digunakan sebagai dasar evaluasi alternatif

(23)

kebijakan yang diambil. Analisis surplus produsen dan konsumen jagung, pakan dan daging ayam ras dapat dirumuskan sebagai berikut (Sinaga 1989):

1. Perubahan Surplus Produsen Domestik. a. Jagung

SJIb(HJDs–HJDb) + ½ (SJIs–SJIb)(HJDs–HJDb)………. (66)

b. Pakan

SPIb(HPDs–HPDb) + ½ (SPIs–SPIb)(HPDs–HPDb)……… (67)

c. Daging Ayam Ras

SDDb(HDDs–HDDb) + ½ (SDDs–SDDb)(HDDs–HDDb)……….. (68)

2. Perubahan Surplus Konsumen Domestik a. Jagung

DJIb(HJDs–HJDb) + ½ (DJIs–DJIb)(HJDs–HJDb)... (69)

b. Pakan

DPIb(HPDs–HPDb) + ½ (DPIs–DPIb)(HPDs–HPDb)…………... (70)

c. Daging Ayam Ras

DDDb(HDDs–HDDb) + ½ (DDDs–SDDb)(DDDs–HDDb)………… (71)

3. Perubahan Pengeluaran Devisa Negara. a. Jagung

(MJIs*HJWs*TJs) – (MJIb*HJWb*TJb)... (72)

b. Daging Ayam Ras

(MDIs*HDWs*TAs) – (MDIb*HDWb*TAb)... (73)

dimana: subskrip b = menyatakan nilai simulasi dasar subskrip s = menyatakan nilai simulasi kebijakan

Gambar

Gambar 5. Model Pasar Jagung, Pakan, dan Daging Ayam Ras di Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Banyak akun yang membahas tentang Persebaya dan Bonek, namun berdasarkan jumlah followers dan like, akun Bonek Persebaya memiliki followers terbanyak daripada

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang sistem pengelolaan data alumni pada Jurusan Sistem Informasi UIN Alauddin Makassar sebagai pendukung pendataan alumni dan

adalah suplemen pakan dari bakteri hidup yang memberikan keuntungan terhadap ternak dengan meningkatkan keseimbangan mikro- flora dalam usus, karena mikroba yang

Metode resistivitas memanfaatkan sebuah sifat alami arus listrik di dalam bumi berupa titik arus di dalam bumi yang akan mengalirkan arus ke segala arah dan

Rerata kadar resistin dan TNF-α pada wanita hamil yang obesitas lebih tinggi dari pada yang memiliki berat badan normal pada Preeklamsi Berat Awitan Lambat. UCAPAN

Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pada setiap pertemuan di siklus I, yaitu pertemuan 1, dan 2. Observasi untuk mengamati guru dan siswa. Hasil observasi

Berdasarkan hasil penelitian dapat dipahami bahwa orang tua yang memiliki perilaku cukup dalam pemilihan makanan bergizi pada anak usia pra sekolah seperti

Untuk mengetahui besarnya biaya, keuntungan dan marjin pemasaran di tingkat lembaga pemasaran pada ke tiga saluran yang digunakan petani cabai di Kecamatan