• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS KARYA. pada hewan kupu-kupu sejumlah 12 karya. Masing-masing karya yang dihasilkan,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS KARYA. pada hewan kupu-kupu sejumlah 12 karya. Masing-masing karya yang dihasilkan,"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

41 BAB IV

ANALISIS KARYA

Melalui proses penemuan ide, pengamatan, pengkajian, pemahaman, serta proses berkarya, dihasilkan visualisasi kerusakan lingkungan yang di simbolkan pada hewan kupu-kupu sejumlah 12 karya. Masing-masing karya yang dihasilkan, mengandung nilai bentuk dan makna yang berbeda. Namun, seluruh karya merupakan suatu kesatuan yang menggambarkan „kerusakan lingkungan‟ dan „kupu-kupu‟. Analisis dari karya tugas akhir ini adalahh sebagai berikut :

(2)

A. Karya 1

Gambar Karya 1 “Butterfly in the Flower #1” Sumber : (Dokumentasi Umi, 2016)

Judul : Butterfly in the Flower #1 Teknik : Cetak Saring Ukuran : 40 cm x 60 cm

Edisi : 1/5 Tahun : 2016

(3)

Pada karya yang berjudul “Butterfly in the Flower” berbentuk potrait dua dimensi. Pada karya pertama ini menampilkan bentuk kupu-kupu dengan sayap yang indah yang terbang dan akan menghinggap pada sebuah bunga mawar dimana dalam karya ini ukuran kupu-kupu dengan bunga mawar yang dihinggapinya lebih kecil, hanya ada satu ekor kupu saja dengan posisi terbang di dekat mawar hitam dengan posisi disebelah kiri bunga mawar. Warna mawar yang seharusnya indah dan berwarna warni dalam karya ini memberikan warna hitam pada bunga mawar ini dengan warna tangkai dan daun yang telah mati menggunakan kombinasi warna hitam, putih, dan coklat.

Pada latar background menampilkan warna-warna gradasi mulai dari warna putih pada bagian tengah gambar lalu mulai kewarna kuning tua sampai kewarna coklat muda dan coklat tua, dengan bentuk gradasi melingkar mengitari obyek yaitu kupu dan bunga mawar yang tepat berada dibagian tengah dalam karya ini ingin membuat efek gradasi dari dalam dengan warna muda semakin keluar menjadi warna yang lebih tua dan gelap. Dalam karya ini mempunyai makna dari gambar dan warna yaitu dalam segi bentuk kupu-kupu yang lebih kecil dari bunga yang menggambarkan sudah mulai berkurangnya populasi kupu yang masih ada dan hanya sedikit yang tersisa dengan jenis yang sedikit dan dengan ukuran yang lebih kecil karena sudah tidak adanya bunga untuk hewan ini mencari makan sehingga tidak dapat tumbuh berkembang dan untuk mawar hitam dalam karya ini menggambarkan kematian, kesedihan.

(4)

B. Karya 2

Gambar Karya 2 “Butterfly in the Flower #2” Sumber : (Dokumentasi Umi, 2016)

Judul : Butterfly in the Flower #2 Teknik : Cetak Saring Ukuran : 40 cm x 60 cm

Edisi : 3/5 Tahun : 2016

(5)

Karya ini merupakan karya kedua dari karya yang berjudul“Butterfly in the Flower”#2 menampilkan kupu-kupu dengan sayap yang indah yang menghinggap diatas bunga.. pada gambar ini masih sama dengan karya yang berjudul sama dengan menggunakan obyek kupu-kupu yang menghinggap pada bunga dengan warna yang usang dengan warna sayap kupu-kupu yang berwarna-warni dan indah yang akan menghinggap pada sebuah bunga yang berwarna gradasi dari merah ke hitam. Warna bunga merah yang tadinya indah berubah warna menjadi merah kehitaman yang meenggambarkan bunga yang akan mati. Keadaan bunga dengan warna yang gelap ini mempengaruhi keindahan pada sayap kupu-kupu yang menghinggapinya yang menjadikan sayap kupu-kupu berubah warna sesuai bunga yang dihinggapi yang menjadikan sayap berubah warna menjadi sedikit corak hitam.

Latar belakang atau background diisi dengan warana putih dan biru laut yang sangat halus dan tipis yang menggambarkan sebuah awan dengan warna putih yang mengitari kupu dan bunga pada bagian tengah atau center of interest dalam karya ini. Penulis memaknai sebagai kerusakan pada lingkungan sekitar baik itu tumbuhan atau benda tak bergerak dapat mempengaruhi kelangsungan hidup makhluk hidup lain, karena setiap makhluk hidup akan saling berhubungan dan mempengaruhi seperti dalam karya ini dengan keadaan warna bunga yang sudah usang dan mulai mengering mempengaruhi warna sayap kupu dengan corak hitam

(6)

C. Karya 3

Gambar Karya 3 “Sentuh Tak Berguna” Sumber : (Dokumentasi Umi, 2016)

Judul : Sentuh tak Berguna Teknik : Cetak Saring Ukuran : 40 cm x 60 cm

Edisi : 2/4 Tahun : 2016

(7)

Karya ketiga yang berjudul “Sentuh tak Berguna” menampilkan kupu-kupu Gajah yang menghinggap pada sebuah rumput tak berbunga dengan warna rumput yang hijau pada bagian atas dan semakin kebawah rumput berubah menjadi warna coklat yang telah mati hingga tumbuh pohon baru dengan warna coklattua yang menggambarkan kematian tumbuhan akibat panas dan rusaknya lingkungan alam hingga tidak adanya lagi pertumbuhan yang baru yang lebih baik.

Background pada karya ini menggunakan gradasi warna kuning yang memudar pada bagian atas karya, warna kuning yang memiliki makna kehangatan,keseimbangan, keinginan. Penulis memilih kupu jenis Gajah dikarenakan kupu-kupu jenis ini adalah kupu-kupu yang dulunya tersebar dipulau Jawa dengan ukuran lebih besar dripada spesies yang lainnya namun seiring berjalannya waktu kupu-kupu ini sudah mulai jarang ditemui karena populasi hewan yang semakin punah. Makna dalam karya ini adalah penulis ingin mengungkapkan keinginan penulis agar terciptanya keseimbangan ekosistem yang digambarkan pada warna backgound warna kuning dengan obyek kupu-kupu gajak yang menghinggap pada rumput yanga kan mati yang mempunyai makna kelangsungan hidup tumbuhan atau lingkungan sekitar juga mempengaruhi kelangsungan hidup hewan yanga ada disekitarnya juga agar selalu dijaga dan dilindungi.

(8)

D. Karya 4

Gambar Karya 4 “Terperangkap”#1 Sumber : (Dokumentasi Umi, 2016)

Judul : Terperangkap Teknik : Cetak Saring Ukuran : 40 cm x 60 cm

Edisi : 1/4 Tahun : 2016

(9)

Penulis menggambarkan tiga buah kupu-kupu yang terbang didalam ranting yang sudah tidak berdaun dan hanya tertinggal ranting yang kering kerontang dengan sedikit daun yang tertinggal dalam pohon yang sudah mengering. Dua ekor kupu yang menghinggap pada ranting pohon dan ada satu ekor yang terbang menghinggapi ranting pohon yang mati. Penulis menggunakan waran biru tua dan perpaduan warna putih pada dua ekor kupu-kupu yang menghinggap dan memilih warna orange, hitam, dan putih pada satu ekor kupu-kupu yang sedang terbang.

Background dengan gradasi warna seperti karya-karya sebelumnya dari warna hijau tau ke warna biru muda dan samapi kewarna kuning muda penulis menggambarkan ini keadaan yang sejuk dan hijau akan terjadi perubahan keaadan ketika sudah tidak ada lagi pohon yang hijau dan rindang dan hanya tersisa pohon tua tak berdaun yang awalnya sejuk dengan gradasi warna hijau berubah warna menjadi warna kuning yang memiliki warna panas dan gersang.

(10)

E. Karya 5

Gambar Karya 5 “Hilang tak Berkesan ”1 Sumber : (Dokumentasi Umi, 2016)

Judul :Hilang tak Berkesan Teknik : Cetak Saring Ukuran : 40 cm x 60 cm

Edisi : 3/4 Tahun : 2016

(11)

Penulis menggambarkan tiga kupu-kupu yang terbang dengan susunan kupu terbang keatas dengan ukuran yang berbeda-beda pada setiap tingkatnya dan memiliki warna yang berbeda pula. Bagian paling bawah dari tiga kupu-kupu ini memiliki ukuran paling besar dan memiliki warna paling cerah dan tegas diantara kupu yang lain dengan perpaduan warna merah, hitam, dan biru membuat lupu-kupu ini sangat jelas dan terang dibanding lupu-kupu yang lain. Kupu yang berada dibagian tengah atau yang kedua memiliki ukuran yang lebih kecil dan memiliki warna yang cenderung lebih soft dengan perbaduan warna kuning dengan bintik hitam pada ruas sayapnya. Sedangkan kupu-kupu yang paling atas memiliki ukuran yang sama dengan kupu sebelumnya dan memiliki warna lebih mencolok dengan warna hija pada sayapnya.

Background dengan perpaduan warna yang gelap yang tersusun dari warna hitam, biru, kuning, orange, merah, dan putih yang bercampur menjadi satu warna dalam satu karya. Karya ini memiliki makna keindahan kupu-kupu tidak akan berlangsung lama apabila tidak didukung dengan lingkungan yang baik jika tidak ada pohon yang rindang dan bunga yang indah yang digambarkan melalui warna background yang gelap dan rusak tanpa ada tumbuhan apapun dan menggambarkan kebakaran yang telah terjadi.

(12)

F. Karya 6

Gambar Karya 6 “ Terperangkap”#2 Sumber : (Dokumentasi Umi, 2016)

Judul :Terperangkap#2 Teknik : Cetak Saring Ukuran : 40 cm x 60 cm

Edisi : 4/5 Tahun : 2016

(13)

Penulis menggambarkan tiga buah kupu-kupu yang terbang didalam pohon yang sudah tidak berdaun dan hanya tertinggal batang pohon yang kering. Satu ekor kupu yang menghinggap pada ranting pohon dan dua satu ekor yang terbang menghinggapi ranting pohon yang mati. Penulis menggunakan waran kuning dan perpaduan warna hitam pada dua ekor kupu-kupu yang terbang dan memilih warna orange, hitam, dan putih pada satu ekor kupu-kupu yang sedang hinggap.

Background dengan gradasi warna seperti karya-karya sebelumnya dari warna hijau tua ke warna hijau muda dan samapi kewarna kuning muda penulis menggambarkan ini keadaan yang sejuk dan hijau akan terjadi kepunahan populasi kupu-kupu ketika sudah tidak ada lagi pohon yang hijau dan rindang dan hanya tersisa pohon tua tak berdaun yang awalnya sejuk dengan gradasi warna hijau berubah warna menjadi warna kuning yang memiliki warna panas dan gersang.

(14)

G. Karya 7

Gambar Karya 7 “Hilang tak Berkesan ”#2 Sumber : (Dokumentasi Umi, 2016)

Judul :Hilang tak Berkesan#2 Teknik : Cetak Saring Ukuran : 40 cm x 60 cm

Edisi : 2/5 Tahun : 2016

(15)

“Hilang tak Berkesan ”#2 merupakan karya kedua dengan judul karya yang sama. Karya ini menggambarkan tentang keadaan dimana sudah tidak ada lagi daun yang rindang dan hijau dan hanya tersisa sampah daun yang mengering dan berhampuran disetiap tempat, terdapat seekor kupu yang menginggap pada daun yang sudah mengering. Warna kupu yang indah dengan sayap berwarna orange dan hitam yang memunculkan kesan hidup dan sejuk ini terjatuh pada sampah dedaunan yang berserakan.

Background dengan perpaduan warna coklat muda dan tua serta warna hitam pada daun ini memunculan kesan nyata pada warna daun yang berhamburan. Sedangkan warna kupu-kupu yang mencolok dengan warna orange dan hitam memuncullkan kesan hidup. Karya ini memiliki makna bahwa sudah tidak ada lagi kehidupan atau tempat untuk berkembangbiak dan mencari makan untuk kupu-kupu hidup karena sudah tidak ada lagi daun untuk dia hidup dan berkembang yang tersisa hanya kerusakan dan kematian perlahan untuk makhluk hidup ketika sudah tidak adalagi ekosistem yang baik akibat ketidakpudulian terhadap lingkungan.

(16)

H. Karya 8

Gambar Karya 8Distroved

Sumber : (Dokumentasi Umi, 2016)

Judul :Distroved

Teknik : Cetak Saring Ukuran : 40 cm x 60 cm

Edisi : 1/5 Tahun : 2016

(17)

Karya yang berjudul “Distroved” menggambarkan kerusakan pada sayap kupu kupu yang indah dan hanya sebagian yang tersisa. Warna kupu yang begitu indah dengan mmenggunakan warna gradasi kuning ke orange lalu kewarna hitam membuat kupu-kupu yang tadinya terlihat begitu indah menjadi warna terbakar akibat sentuhan warna hitam pada ujung sayapnya. Dengan bentuk kupu-kupu yang mulai berubah menjadi serpihan dan berterbangan menggambarkan kupu-kupu ini akan hancur dan mati.

Background dengan gradasi warna hitam kewarna birutua lalu kebiru muda digambarkan penulis sebagai kegelapan bencana alam dengan menngunakan warna biru kehitam sebagai warna langit yang akan datang bencana serta penulis ingin mengambarkan keadaan kupu-kupu dimasa datang yang akan terjadi apabila kerusakan lingkungan terus berlanjut yang akan mempengaruhi populasi kupu yang semakin lama akan rusak dan hancur.

(18)

I. Karya 9

Gambar Karya 9 “Terbakar”#1

Sumber : (Dokumentasi Umi, 2016)

Judul :Terbakar

Teknik : Cetak Saring Ukuran : 40 cm x 60 cm

Edisi : 3/4 Tahun : 2016

Karya yang berjudul “Terbakar” penulis menggambarkan sebuah kupu-kupu yang terjebak pada ranting pohon yang terbakar hingga membuat sayap

(19)

kupu-kupu terlepas dan terbakar yang membuat tubuh kupu-kupu tidak sempurna. Di belakang kupu-kupu terdapat beberapa ranting pohon yang terbakar dan hanya tersisa sedikit bagian. Penulis memilih warna hitam dan biru sebagai warna pada hewan kupu-kupu karena kupu-kupu ini adalah salah satu jenis yang terancam punah di Indonesia yang banyak terdapat dipulau Sumatra dan sekarang hanya tertinggal beberapa spesies saja yang bisa ditemui.

Background pada karya ini mengusung tema kebakaran dengan pemilihan warna panas ditambah dengan gambar ranting disekitar kupu-kupu agar memunculkan kesan kebakaran yang nyata. Karya ini memiliki makna bahwa tidak ada gunanya kupu-kupu dengan sayap yang indah bentuk yang menawan apabila sudah tidak ada lagi tempat untuk berkembanag biak ditmbah dengan terjadinya kebakaran hutan yang merusak ekosistem dan keseimbangan hidup akibat kurang peduliannya manusia terhadap lingkungan sekitar.

(20)

J. Karya 10

Gambar Karya 10 “Hampa”#1 Sumber : (Dokumentasi Umi, 2016)

Judul :“Hampa” Teknik : Cetak Saring Ukuran : 40 cm x 60 cm

Edisi : 2/4 Tahun : 2016

(21)

Karya yang berjudul “Hampa” dalam karya ini Penulis menggambarkan kupu-kupu yang menghinggap didalam ranting yang sudah berdaun kering dan hanya tertinggal ranting yang kering kerontang dengan sedikit daun yang tertinggal dalam pohon. Seekor kupu dengan warna gradasi yang indah dari warna biru tua bercampur dengan corak putih kemudian kewarna yang lebih gelap dengan perpaduan warna kuning dan coklat yang menghinggap pada ranting yang sudah rapuh . Penulis menggunakan waran biru tua dan perpaduan warna putih pada sayap kupu-kupu yang menghinggap dan warna orange, hitam, dan coklat ingin menggambarkan kupu-kupu dalam keadaan yang rusak dilihat dari perubahan warna pada sayap kupu-kupu yang cenderung lebih gelap dari awalnya.

Background dengan warna abu-abu dengan sedikit warna putih dan hitam yang bercampur penulis ingin mengambarkan ini sebagai suatu keadaan yang hampa tak berpenghuni seperti tidak ada kehidupan lagi untuk kupu-kupu hidup dan berkembang biak.

(22)

K. Karya 11

Gambar Karya 11 “Terbakar”#2 Sumber : (Dokumentasi Umi, 2016)

Judul :“Terbakar”#2 Teknik : Cetak Saring Ukuran : 40 cm x 60 cm

Edisi : 3/5 Tahun : 2016

(23)

“Terbakar ”#2 merupakan karya kedua dengan judul karya yang sama. Karya ini menggambarkan tentang kupu-kupu yang menginggap pada sebuah helai daun yang akan terbakar. Kupu-kupu dalam karya ini penulis memilih warna gradasi dengan percampuran warna kuning, orange, merah kemudian hitam agar supaya bisa memunculkan efek terbakar pada bagian gambar kupu-kupu dalam karya ini. Karakteristik dari setiap warna tersebut adalah Merah menggambarkan api, kemarahan,seta peringatan sedangkan untuk warna kuning menggambarkan kelemahan, keinginana dan hitam dalam karya ini menggambarkan kegelapan dan kematian yang digunakan penulis untuk mewarnai bagian kupu-kupu.

Pada Background penulis menambahkan obyek daun dengan warna hijau tua dan pada bagian ujung dari dauin ini berwarna gelap yang menggambarkan dauin akan terbakar. Selain background obyek daun pemilih juga menggunakan obyek arsiran dengan perpaduan warna merah dan hitam dengan motif arsiran agar terlihat lebih nyata dan apa yang ingin disampaikan oleh penulis bisa tersampaikan.

(24)

L. . Karya 12

Gambar Karya 12 “Hampa”#2 Sumber : (Dokumentasi Umi, 2016)

Judul :“Hampa”#2 Teknik : Cetak Saring Ukuran : 40 cm x 60 cm

Edisi : 1/4 Tahun : 2016

(25)

“Hampa ”#2 merupakan karya kedua dengan judul karya yang sama. Karya ini menggambarkan tentang dua ekor kupu-kupu yang menghinggpa pada ranting pohon yang berada dibagian atas sebelah kiri dan dibagian kanan bawah kupu-kupu ada beberapa batang pohon yang berdiri yang sudah tidak utuh lagi seperti pohon sisa kebakaran . Pemilihan warna pada kupu-kupu disini Penulis menggunakan warna kuning dan perpaduan warna hitam, warna orange, dan putih pada kupu-kupu yang sedang hinggap.

Backgroaund pada gambar ini penulis menggunakan banyak warna pada bagian atas karya ini penulis menggunakan karya hitam untuk memunculkan kesan gersang dan asap kemudian gradasi warna kebawah dengan warna hitam kewarna putih yang dicampur dengan beberapa warna yaitu kuning, merah, biru untuk memunculkan kesan kegersangan.Karya ini mempunyai makna bahwa kerusakan alam yang terjadi dapat mempengaruhi ekosistem yang ada baik dari tumbuhan ataupun hewan dengan ilustrasi kupu-kupu yang menghinggap ranting tua yang rapuh tanpa ada lahi pohon sejuk dan bunga-bunga yang indah untuk kupu-kupu ini terbang.

(26)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada tugas akhir ini, penulis mengambil konsep kupu-kupu sebagai simbol sebagai ide dalam penciptaan karya seni grafis (silkscreen). Visualisasi hewan kupu yang diambil dari pengalaman pribadi penulis dan mengamati keaadan lingkungan sekitar tempat tinggal dalam penciptaan karya seni. diuraian diatas dapat diambil kesimpulan :

1. Penulis memperoleh gagasan kupu-kupu dari tempat tinggal penulis dan memvisualisasikannya dalam karya seni grafis dengan teknik silkscreen.

2. Kupu-kupu merupakan hewan yang tergolong dalam jenis (lepidoptera) serangga yang memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri dibandingkan dengan serangga yang lain. Penulis mengambil keindahan dan keunikan bentuk dari sayap kupu-kupu yang membedakan dengan jenis serangga lainnya selain itu hewan ini juga memiliki makna dibalik keunikan bentuknya.

3. Penulis memberi gambaran kupu-kupu dari beberapa sisi baik dari bentuk ataupun keberadaanya di sekitar tempat tinggal penulis yang dengan menambahkan obyek pohon dan bunga pada beberapa desain sebagai obyek pendukung dalam penyampaian makna dari karya tersebut.

4. Karya yang penulis buat ini menggunakan pertimbangan - pertimbangan sesuai dengan ilmu kesenirupaan sehingga membuat karya ini terkesan baik.

Harapan penulis dengan adanya tulisan ini dapat memberikan kesadaran terhadap masyarakat atau memberikan pengertian tentang keindahan kupu-kupu

(27)

yang tidak banyak orang sadari serta menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Meningkatkan apresiasi terhadap seni rupa, khususnya karya-karya seni grafis yang berkenaan dengan keindahan flora fauna yang ada di sekitar lingkungan sebagai sumber ide. Menambah wawasan dan apresiasi di bidang seni, khususnya seni grafis.

.

B. Saran

Mengkaji permasalah “Kupu-kupu sebagai sumber ide dalam Penciptaan Karya Seni Grafis”, penulis dapat memberikan saran yang diharapkan dengan karya seni grafis ini dapat memperluas pemahaman di bidang seni khususnya seni grafis. Dari pengalaman dalam berkarya, penulis dapat memberikan saran:

1. Dalam gagasan harus mengenal objek dan gagasan yang diangkat sesuai dengan kemampuan dari penulis agar dalam proses penciptaan karya tidak mempersulit dri sendiri dalam berkarya.

2. Diharapkan karya-karya pencipta dapat memberikan inspirasi untuk bisa lebih kreatif karena dari sesuatu yang kecil dapat menjadi ide untuk berkarya seni grafis.

3. Diharapkan melalui karya ini masyarakat lebih bisa peduli dalam memperhatikan flora ataupun fauna yang ada baik dari keindahan ataupun keberadaanyadi lingkungan tersebut.

Diharapkan melalui karya penulis ini penikmat seni dapat lebih mengenal seni grafis, serta dapat menyampaikan kritik sosial yang terdapat dalam karya penulis disamping pula menambah pemahaman dibidang seni khususnya seni grafis. Bagi pecinta atapun seniman seni rupa dapat mengambil ide dalam

(28)

menciptakan karya seni rupa melalui hal-hal yang terjadi dilingkungan sekitar yang bisa menjadikan fenomena menjadi sebuah karya seni yang indah dan bermakna.

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Kimball, John W. 1992. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Donald J. Borror. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga. Yogyakarta: Gajah Mada University

Djarubito, 1990. Zoologi, Yogyakarta: Kanisius

Sandjaja, B. 2006. Sablon pada Berbagai Jenis Bahan. Yogyakarta: Kanisius. Casofa, Fachmy dan Alib Isa. 2013. Gerbang Kreativitas: Jagat Desain Grafis.

Jakarta: PT Bumi Aksara.

Kartika, Dharsono Sony. 2004. Seni Rupa Modern. Bandung: Rekayasa Sains. Mulyadi, D. 1999. Pengetahuan Seni. Surakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia.

Irawan, Bambang dan Priscilla Tamara. 2013. Dasar-dasar Desain. Jakarta: Griya Kreasi.

Nugroho, Eko. 2008. Pengenalan Teori Warna. Yogyakarta: C.V Andi Offset. So. Mike, 2002, Diksi Rupa Kumpulan Istilah-Istilah Seni Rupa. Yogyakarta :

Kanisius Sumber lain

www.forda-mof.org/files/3_Benyamin_klm.pd (Diakses pada 17/05/2016 15:00)

http://download.portalgaruda.org/article.php (diakses pada 15/juni/2016 23:01)

http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/Jur.Pend.Geografi/IwanSetiawan/Pencemaran_

(30)
(31)
(32)
(33)

Gambar

Gambar Karya 1 “Butterfly in the Flower #1”
Gambar Karya 2 “Butterfly in the Flower #2”
Gambar Karya 3 “Sentuh Tak Berguna”
Gambar Karya 4 “Terperangkap”#1  Sumber : (Dokumentasi Umi, 2016)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Upaya lain untuk meningkatkan durabilitas beton agar memiliki kinerja keawetan yang tinggi adalah mencampurkan bahan tambah berbasis gula [3, 4] yang terdiri dari

1.2.1 Kebijakan Akuntansi pada Lembaga Manajemen Infaq Cabang Malang Kebijakan akuntansi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembuatan laporan keuangan,

Debit tersedia dapat diketahui pada musim kemarau dimana air yang tersedia dibendung lebih kecil dari pada kebutuhan sedangkan curah hujan sangat kecil, Defisit air terjadi karena

Ricikan yang digunakan dalam karya komposisi karawitan ini adalah bonang panembung pelog, bonang barung pelog, bonang barung slendro dan menggunakan enam pencon

Tabel 5 dan 6 menunjukkan bahwa, pada rasio tulangan yang lebih kecil, terjadi nilai perpindahan ultimit yang lebih besar dan beban lateral lebih kecil jika

Data sekunder, dalam peneliti menggunakan buku-buku serta rujukan lain untuk mendapatkan cakupan data yang luas dalam menganalisis peranan Lembaga Swadaya

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia- Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Rekapitulasi Daya

Penelitian pendahuluan dilakukan untuk menentukan kondisi optimum pada pengeringan adonan bubur bawang dengan menggunakan pengering oven dan konsentrasi penambahan