KAJIAN KAPASITAS TERMINAL KAMPUNG RAMBUTAN
UNTUK MENAMPUNG PERPINDAHAN BUS AKAP DARI
TERMINAL LEBAK BULUS
Evelina Febrina
1), Ellen S.W. Tangkudung
2), Alvinsyah
3)1)Mahasiswa Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia 2)Staff Pengajar Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia 3)Staff Pengajar Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
E-mail : [email protected]
Abstrak
Permasalahan kemacetan di Jakarta mendorong pemerintah provinsi untuk membangun MRT (Mass Rapid Transit) yang berdampak pada penutupan terminal Lebak Bulus selama masa konstruksi. Akibatnya terjadi perpindahan operasional bus AKAP dari terminal Lebak Bulus ke terminal Kampung Rambutan. Dilakukan penelitian untuk mengkaji kapasitas terminal Kampung Rambutan dalam kondisi eksisting dan setelah adanya penambahan bus dari terminal Lebak Bulus. Metode yang dipakai berdasarkan karakteristik parkir yang ditinjau dari jumlah kedatangan dan keberangkatan bus, jumlah ruang parkir yang tersedia, dan antrian yang terjadi. Hasil penelitian menyatakan bahwa antrian bus terjadi pada area pool untuk bus berdimensi sedang pada kondisi setelah adanya penambahan bus. Dari hasil analisis perlu penambahan ruang parkir sebanyak 3 SRP (Satuan Ruang Parkir) pada area pool untuk bus berdimensi sedang agar tidak terjadi antrian.
Kata kunci : kapasitas terminal, karakteristik parkir, antrian
Abstract
Lebak Bulus terminal closure plan due to development of MRT (Mass Rapid Transit) to overcome traffic jam problem in Jakarta impacts to the removal intercity bus from Lebak Bulus terminal to Kampung Rambutan terminal. The purpose of this research is to determine the capacity of Kampung Rambutan Intercity Bus Terminal in existing condition and post additional intercity buses condition from Lebak Bulus terminal. The method used is based on parking characteristic that viewed by arrival and departure numbers, available parking slot numbers, and queue numbers. The study state that there have been multiple queue in the parking area for middle-sized buses after additional buses activated. From analysis result, is needed to provide three (3) extra parking slot in the pool bus area for middle-sized buses to overcome the queue.
Key words : terminal capacity, parking characteristic, queue
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Sebagai ibukota Indonesia dan sebuah kota metropolitan, DKI Jakarta memiliki berbagai macam fungsi di segala bidang sehingga muncul kompleksitas permasalahan yang membawa dampak ke berbagai aspek, salah satunya transportasi. Salah satu dampak utama transportasi di DKI Jakarta adalah masalah
kemacetan yang bertambah parah setiap tahunnya. Salah satu cara yang dilakukan pemerintah daerah DKI Jakarta untuk mengatasi kemacetan adalah dengan membangun Mass Rapid Transit (MRT) dengan rute tahap I Lebak Bulus – Bunderan HI sepanjang 15,2 km (www.jakartamrt.com). Dampak dari proyek ini adalah ditutupnya terminal Lebak Bulus untuk dijadikan depo/tempat penyimpanan alat-alat berat proyek MRT. Dengan penutupan ini, direncanakan adanya pengalihan
bus-bus AKAP (Antar Kota Antar Propinsi) dari terminal Lebak Bulus ke terminal Kampung Rambutan. Akibat pengalihan operasi bus AKAP ini diperlukan kajian kemampuan daya tampung terminal Kampung Rambutan karena penambahan bus AKAP tersebut. Hal inilah yang menjadi latar belakang penulisan analisis ini.
Terminal bus Kampung Rambutan adalah salah satu terminal terbesar di Jakarta Timur. Lokasinya yang berada di sisi jalan tol JORR (Jakarta Outer Ring Road) memudahkan bus untuk langsung masuk jalan tol. Hal ini merupakan salah satu alasan pertimbangan pemerintah daerah DKI Jakarta untuk melakukan pengalihan bus AKAP selain karena akses untuk sampai ke terminal Kampung Rambutan dirasa cukup mudah bagi para pengguna angkutan umum dari berbagai daerah di sekitar Lebak Bulus. Pengalihan bus ini menyebabkan beban yang harus diterima terminal semakin besar dan dapat menurunkan kinerja layanannya.
1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan
Dengan adanya permasalahan diatas maka dilakukan upaya penelitian terhadap kinerja pelayanan dan kapasitas dari terminal Kampung Rambutan untuk dapat memberikan solusi yang tepat sehingga didapatkan kinerja pelayanan terminal yang optimal dengan cara mengevaluasi kinerja pelayanan terminal pada kondisi eksisting dan pada kondisi setelah adanya penambahan bus dari terminal Lebak Bulus.
1.3 Ruang Lingkup Studi
Lingkup studi pada penelitian ini dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu analisis jumlah kedatangan dan keberangkatan bus pada dua kondisi di atas, analisis sistem operasional terminal, analisis antrian yang terjadi pada dua kondisi di atas, serta alternatif penanganan untuk meningkatkan optimalisasi kinerja terminal Kampung Rambutan.
1.4 Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada beberapa permasalahan, antara lain dalam pencacahan kedatangan dan keberangkatan bus dilakukan hanya pada terminal antar kota Kampung Rambutan, pencacahan kedatangan bus dilakukan pada terminal Lebak Bulus sebagai data penambahan bus, uji kinerja terminal dilakukan untuk terminal Kampung Rambutan, dan tidak melakukan pembahasan dampak lalu lintas di luar area terminal Kampung Rambutan dan terminal Lebak Bulus.
2. Dasar Teori
Pengertian serta persyaratan untuk penentuan lokasi terminal penumpang berdasarkan tipe terminal diatur berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 Tahun 1995 tentang Terminal Transportasi Jalan. Ciri-ciri terminal penumpang berdasarkan tingkat
pelayanannya, diatur dalam Pedoman Teknis Dirjen Perhubungan Darat tahun 1986. Klasifikasi terminal ini akan mendasari kriteria perencanaan yang akan disusun dalam penelitian ini karena dengan fungsi pelayanan yang berbeda akan membutuhkan fasilitas yang berbeda.
Menurut Morlok (1978), terdapat dua konsep dalam kapasitas terminal, dimana kapasitas merupakan ukuran dari volume yang melalui terminal (atau sebagian dari terminal). Konsep pertama, agar kemungkinan arus lalu lintas maksimum yang melalui terminal dapat terjadi, selalu harus terdapat suatu satuan lalu lintas yang menunggu untuk memasuki tempat pelayanan segera mungkin sesudah tempat itu tersedia. Kondisi ini jarang dicapai untuk periode yang panjang, selain itu karena tertahannya jumlah arus yang besar tersebut akan mengakibatkan berbagai keterlambatan yang sangat mengganggu lalu lintas. Konsep kedua yaitu volume maksimum yang masih dapat ditampung dengan waktu menunggu atau keterlambatan yang masih dapat diterima.
Kapasitas terminal tergantung dari luas area dan juga lajur-lajur pelayanannya, yang terdiri dari : 1. lajur kedatangan, yaitu pelataran bagi kendaraan
umum untuk menurunkan penumpang dan bagasi sebagai akhir dari perjalanan.
2. Lajur tempat parkir, yaitu untuk istirahat kendaraan umum dapat juga untuk melakukan perawatan, pembersihan kabin, dan persiapan.
3. Lajur pelayanan, yaitu pelataran kendaraan untuk menaikkan penumpang dan bagasi.
4. Lajur tunggu, yaitu tempat kendaraan untuk menunggu/antri sebelum memasuki lajur pelayanan.
Parkir merupakan kegiatan menghentikan atau menyimpan kendaraan bermotor di sebuah tempat yang sudah disediakan sebelumnya. Perhitungan karakteristik parkir dilakukan dengan menghitung jumlah kendaraan yang masuk dan keluar dalam interval waktu tertentu (Budiarto, Arif. 2011). Volume parkir adalah jumlah total kendaraan yang masuk ke area parkir ditambah dengan jumlah kendaraan yang telah ada sebelumnya selama periode waktu tertentu. Akumulasi parkir kendaraan yang berada di area parkir pada saat tertentu dihitung dengan cara menambah jumlah kendaraan yang sudah ada, dikurangi jumlah kendaraan keluar dalam interval tertentu.
Akumulasi = Ei – Ex + X (1) Ei = Entry (kendaraan masuk lokasi)
Ex = Exit (kendaraan keluar lokasi) X = kendaraan yang sudah parkir
Tingkat pergantian parkir (turn over parking) menunjukkan tingkat penggunaan ruang parkir yang diperoleh dengan cara membagi volume parkir dengan jumlah ruang parkir untuk satu periode tertentu.
Arus kendaraan yang masuk per satuan waktu (kend./jam) Arus kendaraan yang keluar setelah dilayani
per satuan waktu (kend./jam)
Gambar 1. Bagan Alir Metode Penelitian
Gambar 2. Bagan Alir Skenario Analisis Optimalisasi Kinerja Operasi Terminal Indeks parkir (parking index) adalah prosentase jumlah
kendaran yang menempati ruang parkir yang tersedia, yaitu nilai perbandingan akumulasi parkir terhadap ruang parkir yang tersedia dalam interval waktu tertentu Indeks parkir = x 100% (3) Efisiensi dapat dicapai apabila volume yang dilayani masih dibawah kapasitas terminal (tingkat utilitas). Ukuran tingkat utilitas berkisar antara 0,85-0,90, apabila tingkat utilitas telah mencapai angka lebih dari satu maka terminal akan mengalami kemacetan.
Tingkat utilitas = (4)
3. Metode Penelitian
Penelitian dilakukan di terminal antar kota Kampung Rambutan yang meliputi karakteristik parkir. Survey dilakukan pada saat akhir pekan hari Sabtu kondisi pagi dan sore hari guna melihat keadaan jam puncak yang terjadi. Guna menyelesaikan penelitian ini, maka diperlukan data primer dari lokasi penelitian yang meliputi data headway dan lama waktu parkir bus dan data sekunder berupa laporan bulanan terminal antar kota Kampung Rambutan yang diperoleh dari Dinas Perhubungan.
Di dalam kajian ini dibuat metode penelitian yang berupa bagan alir ( flow charts), yang dibagi menjadi empat (4) tahap ; persiapan, pengumpulan dan pengolahan data, analisis uji kinerja, dan kesimpulan. Tahapan metode penelitian disajikan pada gambar 1.
Klasifikasi untuk variabel-variabel yang akan dianalisis yaitu :
- Jumlah kedatangan dan keberangkatan bus per 15 menit
- Lama waktu bus menunggu di area pool/tunggu
- Lama waktu menaikkan penumpang di area layan dan waktu keberangkatan bus
- jumlah ruang parkir yang tersedia
Data yang diambil di terminal Lebak Bulus hanya data kedatangan bus per 15 menit untuk pagi dan sore hari. Untuk analisis data dilakukan dengan beberapa tahapan kondisi, yaitu :
a. Analisis Kinerja Terminal Kondisi Eksisting
- Mengidentifikasi kinerja pelayanan terminal kondisi eksisting dari kapasitas area layan dan area pool
- Mengidentifikasi karakteristik sistem operasional terminal dari lama waktu menunggu di pool/area istirahat (lay-over time), lama waktu menaikkan penumpang di area layan, tingkat pergantian parkir (turn-over parking), dan tingkat penggunaan parkir
b. Analisis Kinerja Terminal Pasca Penambahan Bus - Mengidentifikasi jumlah kedatangan bus per
satuan waktu setelah mendapat tambahan bus dari terminal Lebak Bulus
- Melakukan simulasi operasional dan kondisi antrian yang terjadi pada masing-masing area layan dan pool
- Menganalisis tingkat utilitas terminal pada kondisi pasca penambahan bus dengan hasil kondisi eksisting
c. Analisis Optimalisasi Kinerja Terminal Pasca Penambahan Bus
- Melakukan optimalisasi kinerja pelayanan pasca penambahan bus
- Melakukan kembali simulasi operasional dan kondisi antrian yang terjadi pada masing-masing area layan dan pool
- Menganalisis tingkat utilitas terminal pada kondisi tambahan bus dengan hasil optimalisasi
Analisis perhitungan dilakukan untuk proporsi jumlah kedatangan dan keberangkatan, tingkat utilitas, dan karakteristik parkir. Tahapan analisis kinerja ditunjukkan dalam gambar 2.
4.
Hasil dan Pembahasan
Lokasi penelitian pada studi ini berada di dua lokasi, yaitu di terminal antar kota Kampung Rambutan yang berada di Jalan Lingkar Luar Selatan, kelurahan Rambutan, kecamatan Ciracas, Jakarta Timur dan terminal Lebak Bulus yang berada di jalan R.A Kartini, kelurahan Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Terminal bus antar kota Kampung Rambutan melayani 46 trayek antar kota dan terbagi menjadi tiga (3) area layan yang memiliki 2 jalur yaitu jalur kedatangan dan keberangkatan, masing-masing jalur terdiri dari 2 lajur untuk bus antar kota dan dalam kota yang dipisahkan dengan median.
Berdasarkan hasil pengamatan, bus yang datang umumnya menurunkan penumpang di lajur kedatangan sehingga penumpang yang tiba langsung menyeberang ke terminal dalam kota, sedangkan mekanisme pergerakan bus yang telah menurunkan penumpang berbeda-beda karena terbaginya area layannya. Untuk bus di area layan 1 langsung memasuki area layannya, sedangkan untuk bus area layan 2 dan 3 harus masuk ke pool masing-masing terlebih dahulu sebelum dipanggil memasuki area layan.
Area layan 1 memiliki lima (5) lajur antrian untuk masing-masing trayek dengan sudut parkir 0°. Pada area layan ini, bus akan langsung memasuki area layan karena trayeknya tidak jauh. Jika bus dengan trayek A datang maka bus dengan trayek yang sama yang sedang menunggu penumpang harus keluar dari area layan, sistem ini disebut “sistem dorong”.
Untuk area layan 2, tidak semua bus akan memasuki pool 1. Bus dengan trayek Jawa Tengah, Jawa Timur, dan pulau Sumatera langsung memasuki area layan, sedangkan bus dengan trayek tujuan Cianjur, Bantarujek, dan Cirebon harus memasuki pool 1 dahulu sebelum dipanggil ke area layan 2. Hal ini karena armada bus pada trayek-trayek tersebut lebih banyak dan memiliki frekuensi yang lebih sering karena rute yang lebih pendek dibandingkan dengan bus dengan trayek Jawa Tengah, Jawa Timur, serta pulau Sumatera.
Area layan 2 memiliki 25 lajur layan yang terbagi menjadi dua (2) macam; 13 lajur tunggal dan 12 lajur berganda dengan sudut parkir 90°. Di dalam pool 1 terdapat juga angkutan kota (angkot) KWK 12 karena rute angkot tersebut melewati daerah pemukiman penduduk yang berada di sebelah Timur pool, selain itu bus-bus AKAP yang parkir untuk beristirahat hanya untuk bus trayek Cirebon-Kuningan, Cianjur, Cilacap, dan Subang. Sistem parkir pool ini 0° namun tanpa lajur parkir yang tertentu sehingga penentuan jumlah lajur parkir adalah dari hasil pengamatan di lokasi.
Untuk area layan 3, bus yang datang akan memasuki pool 3 terlebih dahulu sebelum dipanggil memasuki area layan 3, sedangkan pool 2 khusus untuk bus dengan PO bernama “Budiman” tujuan Tasikmalaya dan Banjar dengan jenis kelas eksekutif. Area layan 3 memiliki 32 lajur yang sudah ditentukan masing-masing
trayeknya dengan adanya moveable concrete barrier (MCB) yang tertulis nama jurusan sehingga bus yang datang dari pool 2 dan pool 3 langsung memasuki lajur trayeknya dengan sistem parkir bus 9°.
Pool 3 terbagi menjadi 3 area, 2 area masing-masing memiliki 36 lajur dengan pola parkir 2 sisi bersudut 45°. Namun dalam pengamatan di lokasi penelitian tidak semua bus parkir dengan sudut 45° tetapi ada juga bus parkir dengan sudut 90°, hal ini agar lebih banyak ruang parkir yang dapat dipakai. Satu pool yang lain memiliki 10 lajur parkir namun tanpa garis lajur dengan sudut 60°. Di dalam pool 3 terdapat lahan terpisah yang dipakai untuk area istirahat dan tempat pencucian bus. Untuk pool 2 khusus PO “Budiman” memiliki 3 lajur berganda dengan sudut parkir 90°. Gambaran umum mengenai terminal antar kota Kampung Rambutan ditunjukkan dalam tabel 1.
Tabel 1. Kriteria dan Sistem Parkir Pool dan Area Layan
Secara keseluruhan, jam sibuk pagi di terminal antar kota berada pada rentang 07.00 – 10.00 sedangkan jam sibuk sore berada pada rentang 15.00 – 19.00. Pada saat jam sibuk, kondisi pool dan area layan masih dapat melayani bus-bus yang datang dan berangkat namun dengan jumlah penumpang yang terlayani hanya 5-10% dari kapasitas bus, hal ini terjadi karena sebagian besar penumpang menunggu bus di kawasan Pasar Rebo dimana bus akan melintas sebelum memasuki jalan tol.
Jika dilihat dari frekuensi bus yang datang, tingkat kedatangan bus sebesar 40 kendaraan/jam sedangkan tingkat keberangkatan sebesar 34 kendaraan/jam pada pengamatan pagi hari. Pada pengamatan sore hari adalah 47 kendaraan/jam untuk tingkat kedatangan sedangkan tingkat keberangkatan sebesar 43 kendaraan/jam dari seluruh keberangkatan area layan. Gambar konfigurasi parkir bus yang ada di area pool dan area layan terminal Kampung Rambutan ditunjukkan pada gambar 3.
Sumber : Google Planimeter (telah diedit) Gambar 3. Konfigurasi Parkir Area Pool dan Area Layan
Dari hasil pencacahan masing-masing area di terminal Kampung Rambutan, didapatkan jumlah kedatangan dan keberangkatan bus pada saat sore hari lebih tinggi daripada saat pagi hari, sehingga data yang dianalisis menggunakan data pencacahan sore hari. Dari pengolahan data, didapatkan grafik nilai akumulasi parkir untuk per 15 menit yang ditunjukkan dalam gambar 4 sampai dengan gambar 7 pada lampiran, dengan hasil sebagai berikut :
- Nilai akumulasi parkir tertinggi area P1a sebesar 5 bus, area P1b sebesar 5 bus, P2 sebesar 6 bus, dan P3 sebesar 54 bus.
- Nilai akumulasi parkir tertinggi bus trayek Pagaden sebesar 2 bus, Subang sebesar 3 bus, Purwakarta 3 bus, Cikampek sebesar 2 bus, dan Karawang sebesar 2 bus.
- Nilai akumulasi parkir tertinggi bus trayek Cianjur sebesar 3 bus, Cirebon 1 bus, Cilacap 1 bus, Subang 2 bus, dan trayek pulau Jawa dan pualu Sumatera sebesar 21 bus.
- Nilai akumulasi parkir tertinggi terjadi pada bus dengan trayek Merak sebesar 6 bus dan terendah pada bus dengan trayek Tangerang sebesar 0 bus.
Pencacahan kedatangan bus di terminal Lebak Bulus yang diambil pada saat pagi dan sore hari ditunjukkan dalam grafik nilai akumulasi parkir untuk per 15 menit yang ditunjukkan dalam gambar 8 sampai dengan gambar 9 pada lampiran, dengan hasil sebagai berikut :
- Nilai akumulasi selama dua jam pengamatan kondisi pagi hari sebesar 41 bus dengan demand tertinggi terjadi pukul 09.55-10.10 sebesar 8 bus - Nilai akumulasi selama dua jam pengamatan
kondisi sore hari sebesar 37 bus dengan demand tertinggi terjadi pukul 15.45-16.00 dan pukul 16.30-16.45 sebesar 6 bus.
Data sistem operasional terminal diambil hanya pada terminal Kampung Rambutan yang akan dianalisis kinerja operasionalnya. Pengambilan data dilakukan pada jam sibuk sore 16.45–18.45 dimana diambil pada saat yang bersamaan dengan pengambilan data kedatangan dan keberangkatan bus saat jam puncak
terjadi. Data mengenai sistem operasional terminal meliputi :
- Data kedatangan - Data keberangkatan
- Tujuan/trayek bus yang datang dan berangkat - Ruang parkir yang tersedia
- Jumlah kendaraaan yang telah ada pada saat dilakukan pengamatan
Data tersebut diambil secara bersamaan untuk setiap trayek dari setiap area pool dan area layan per satuan 15 menit pada jam sibuk sore. Dari hasil pengolahan data, didapatkan nilai fluktuasi yang berbeda-beda dari setiap area berdasarkan trayek masing-masing. Area layan yang ada dibedakan berdasarkan trayek karena dalam pengamatan di lapangan lajur yang ada sudah diperuntukkan bagi trayek masing-masing.
Dari pengolahan data didapatkan nilai tingkat kedatangan bus di terminal antar kota Kampung Rambutan pada jam sibuk pagi lebih sedikit daripada jam sibuk sore. Oleh karena itu, analisis kapasitas dan kinerja terminal antar kota Kampung Rambutan yang akan dihitung adalah pada saat jam sibuk sore.
Dari analisis olah data terjadi perbedaan jumlah kedatangan dan keberangkatan di masing-masing area namun cenderung relatif seimbang. Dengan menggunakan formula (4), tingkat utilitas untuk masing-masing area ditunjukkan dalam tabel 2.
Tabel 2. Nilai Tingkat Utilitas Pelayanan Pada Masing-masing Area
Dari tabel 2 dapat dijelaskan bahwa tingkat utilitas untuk beberapa area bernilai lebih dari 1,00. Hal ini dikarenakan tingkat sirkulasi pada area tersebut sangat tinggi per satuan waktunya, walaupun tidak terjadi antrian.
Kondisi eksisting tingkat kedatangan dan keberangkatan menjadi dasar dalam perhitungan sistem operasional terminal Kampung Rambutan yang ditentukan berdasarkan karakteristik parkir, yaitu berdasarkan nilai PI (indeks parkir) dan nilai pergantian parkir sehingga dapat dilihat kondisi sirkulasi dari suatu area layan dan pool. Dari hasil olah data, nilai PI yang terjadi pada masing-masing area diplot pada grafik di gambar 10 sampai dengan gambar 13 di lampiran yang dijelaskan sebagai berikut :
No. Area Jumlah Kedatangan (bus/jam) Jumlah Keberangkatan (bus/jam) Nilai Utilitas 1. P1 7 8 0,86 2. P2 4 3 1,33 3. P3 21 18 1,20 4. L1 11 14 0,82 5. L2 12 10 1,21 6. L3 21 20 1,05
- Area P1 dibedakan antara P1a dan P1b dikarenakan bus di P1a merupakan bus sedang, sedangkan bus di P1b merupakan bus besar. Indeks parkir (PI) per 15 menit pada P1a berkisar antara 33%-83% dan P1b antara 22%-56%. Nilai PI per 15 menit di area P2 antara 33%-100%, sedangkan di area P3 antara 57,2%-69,51%. - Nilai PI per 15 menit per lajur trayek di area L1
berkisar antara 33,33%-67,67%. Fungsi dari area L1 adalah untuk parkir beristirahat sekaligus sebagai area layan menunggu penumpang.
- Nilai PI per 15 menit pada lajur tujuan Cianjur nilai PI mencapai lebih dari 100% dan pada lajur tujuan Subang mencapai 200%. Untuk lajur bus yang lain nilai PI berkisar antara 0%-70%.
- Pada area L3 nilai PI per 15 menit yang beragam. Untuk lajur Tangerang PI yang dihitung adalah 0%, hal ini karena pada saat pengamatan, bus jurusan Tangerang tidak ada yang datang. Prosentase PI yang melebihi 100% terjadi pada beberapa trayek, hal ini berarti jumlah bus yang datang dan menempati ruang parkir/lajurnya masing-masing melebihi ruang parkir yang ada per 15 menit.
Tingkat pergantian parkir (turn-over parking) menunjukkan tingkat penggunaan bus per ruang parkir per satuan waktu. Tabel 3 sampai dengan tabel 6 pada lampiran adalah nilai pergantian parkir yang dijelaskan sebagai berikut :
- Pada area pool, rata-rata hanya ditempati kurang dari 1 bus per ruang parkir per jam-nya, dengan nilai yang paling besar ada di P2 (0,67) yang merupakan pool khusus PO tertentu dan yang paling kecil adalah P3 yaitu sebanyak 0,26 bus yang bergantian parkir per ruang parkir per jamnya - Untuk area L1, nilai pergantian parkir berkisar antara 0,67-0,83 yang berarti untuk satu ruang parkir dipakai sebanyak 0,67-0,83 bus rata-rata per jam yang bergantian mengisi ruang parkir.
- Pada area L2, lajur tujuan Cianjur dan Cirebon, satu ruang parkir yang ada digunakan oleh 2,5 – 3,5 bus rata-rata dalam satu jam. Nilai pergantian parkir yang paling kecil ada pada lajur campuran untuk trayek Jawa Tengah, Jawa Timur, dan pulau Sumatera yaitu sebesar 0,23.
- Untuk nilai pergantian parkir yang terjadi adalah antara 0,00–4,00. Nilai pergantian parkir dengan nilai 0,00 per satu jam menyatakan tidak ada bus yang melayani di area L3. Untuk nilai pergantian parkir dengan nilai 4,00 berarti dalam lajur layan tersebut terjadi pamakaian ruang parkir yang padat, yaitu 4 bus yang bergantian mengisi lajur selama 1 jam.
Untuk uji kinerja pelayanan terminal dilakukan dengan parameter pergantian parkir dan nilai prosentase PI. Dalam analisis penambahan bus, diasumsikan semua kedatangan bus dari terminal Lebak Bulus dipidahkan
ke terminal Kampung Rambutan (100% ditambahkan) dengan beberapa situasi :
- Area P2 tidak diperhitungkan karena dianggap tidak dapat dijadikan area pool bagi PO yang lain - Bus jurusan Sukabumi dari terminal Lebak Bulus
masuk ke area P1a karena dimensi bus adalah bus sedang, sama seperti bus jurusan Cianjur di terminal Kampung Rambutan
- Bus jurusan wilayah Jawa dari terminal Lebak Bulus yang masuk ke area P1b disamakan dengan yang ada di area P1b, yaitu Subang, Cilacap, dan Cirebon
- Bus jurusan wilayah Jawa dan pulau Sumatera dari terminal Lebak Bulus masuk ke area L2 mengikuti kondisi area L2
- Bus jurusan wilayah Jawa Barat dari terminal Lebak Bulus masuk ke area P3 mengikuti waktu tunggu di area L3
Dari hasil analisis, didapatkan kondisi yang terjadi di area pool berupa peningkatan nilai PI, jumlah ruang parkir yang tidak terisi, kondisi antrian, dan panjang antrian per 15 menit. Kinerja hasil penambahan bus kondisi 100% ditunjukkan dalam tabel 7 yang dijelaskan sebagai berikut :
- Pada area P1a, nilai PI tertinggi kondisi pasca penambahan 150%, nilai pergantian parkir 1,83, antrian terjadi maksimum sebanyak 3 bus pukul 18.30-18.45.
- Pada area L2, nilai PI tertinggi kondisi pasca penambahan 150%, nilai pergantian parkir 0,53, tidak terjadi antrian.
- Pada area P3, nilai PI tertinggi kondisi pasca penambahan 91,46%, nilai pergantian parkir 0,82, tidak terjadi antrian.
Berdasarkan tabel 7, antrian bus hanya terjadi pada area pool P1a dengan kondisi waktu layan eksisting di area layan. Hal ini terjadi karena banyaknya armada bus Cianjur maupun Sukabumi dan juga karena waktu perjalanan yang tidak terlalu jauh dari Jakarta sehingga dalam waktu satu jam banyak bus yang sampai dan masuk ke area P1a. Kondisi pada area L2 sudah baik, yang ditunjukkan dengan tidak adanya antrian yang terjadi. Dari kondisi yang terjadi akibat penambahan bus di atas, maka perlu dilakukan optimalisasi kinerja agar mendapatkan hasil kinerja terminal antar kota Kampung Rambutan yang maksimal untuk kondisi 100% pemindahan.
Optimalisasi kinerja dilakukan dengan penambahan ruang parkir di area P1a karena berdasarkan kondisi lapangan, total luas area P1 cukup untuk menampung bus dimensi sedang lebih dari 6 SRP.
Hasil optimalisasi yang dilakukan ditunjukkan pada tabel 8, dapat dijelaskan bahwa upaya optimalisasi dilakukan dengan cara menambah ruang parkir sebanyak 3 SRP sehingga jumlah ruang parkir menjadi 9 SRP dengan melihat kondisi luas total P1 yang masih cukup sebagai area parkir bus sedang dengan hasil tidak tidak terjadi antrian pada area P1a.
Tabel 7. Analisis Hasil Penambahan Bus
Tabel 8. Analisis Hasil Optimalisasi Kinerja
Upaya memaksimalkan area dan operasional terminal Kampung Rambutan untuk menampung pertambahan bus AKAP dari terminal Lebak Bulus dilakukan dengan berbagai cara optimalisasi namun tetap melihat sudut pandang penumpang dari wilayah Lebak Bulus pada khususnya agar tidak bingung oleh pengaturan sirkulasi yang baru karena bus tetap masuk ke area layan yang sama seperti kondisi eksisting.
Dari sisi pihak operator, terjadi sedikit perubahan untuk waktu tunggu di area layan yang lebih cepat agar tidak terjadi penumpukan ataupun antrian baik pada area layan maupun area pool. Dari sisi regulator, pihak Dishub yang mengatur di terminal melakukan pengawasan untuk lama bus menunggu di area layan agar berjalan dengan lancar.
No. AREA TRAYEK Periode Waktu PI eksisting PI penambahan TOR TOR ruang parkir kondisi panjang antrian (%) (%) eksisting penambahan yang tersisa antrian (bus)
1. P1a Sukabumi 16.45 -‐ 17.00 67% 67% 2 tidak antri 0 17.00 -‐ 17.15 50% 50% 3 tidak antri 0 17.15 -‐ 17.30 33% 50% 3 tidak antri 0 17.30 -‐ 17.45 33% 67% 2 tidak antri 0 17.45 -‐ 18.00 50% 100% 0 tidak antri 0 18.00 -‐ 18.15 67% 117% -‐1 antri 1 18.15 -‐ 18.30 67% 133% -‐2 antri 2 18.30 -‐ 18.45 83% 150% -‐3 antri 3 2. L2 Jawa Tengah 16.45 -‐ 17.00 63,33% 66,67% 10 tidak antri 0 Jawa Timur 17.00 -‐ 17.15 66,67% 70% 9 tidak antri 0 Pulau Sumatera 17.15 -‐ 17.30 70% 80% 6 tidak antri 0 17.30 -‐ 17.45 70% 80% 6 tidak antri 0 17.45 -‐ 18.00 70% 80% 6 tidak antri 0 18.00 -‐ 18.15 70% 90% 3 tidak antri 0 18.15 -‐ 18.30 70% 96,67% 1 tidak antri 0 18.30 -‐ 18.45 70% 100% 0 tidak antri 0 3. P3 Jawa Barat 16.45 -‐ 17.00 57,32% 60,98% 32 tidak antri 0 17.00 -‐ 17.15 62,20% 65,85% 28 tidak antri 0 17.15 -‐ 17.30 63,41% 67,07% 27 tidak antri 0 17.30 -‐ 17.45 65,85% 74,39% 21 tidak antri 0 17.45 -‐ 18.00 64,63% 76,83% 19 tidak antri 0 18.00 -‐ 18.15 65,85% 78,05% 18 tidak antri 0 18.15 -‐ 18.30 65,85% 86,59% 11 tidak antri 0 18.30 -‐ 18.45 69,51% 91,46% 7 tidak antri 0 0,26 0,82 0,58 1,83 0,23 0,53
No. AREA TRAYEK Periode Waktu PI eksisting PI penambahan TOR TOR ruang parkir kondisi panjang antrian (%) (%) eksisting penambahan yang tersisa antrian (bus)
1. P1a Sukabumi 16.45 -‐ 17.00 67% 44% 5 tidak antri 0 17.00 -‐ 17.15 50% 33% 6 tidak antri 0 17.15 -‐ 17.30 33% 33% 6 tidak antri 0 17.30 -‐ 17.45 33% 44% 5 tidak antri 0 17.45 -‐ 18.00 50% 67% 3 tidak antri 0 18.00 -‐ 18.15 67% 78% 2 tidak antri 0 18.15 -‐ 18.30 67% 89% 1 tidak antri 0 18.30 -‐ 18.45 83% 100% 0 tidak antri 0 0,58 1,83
5.
Kesimpulan dan Saran
Dari analisis yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a.
Kinerja pelayanan kondisi eksisting• Nilai utilitas tertinggi berada di area P2 yang merupakan pool khusus PO ‘Budiman’ dan yang terkecil di area L1 yang merupakan area layan dengan trayek-trayek yang memiliki waktu perjalanan yang lebih singkat dari area layan lainnya
• Kinerja operasional area pool yang tertinggi adalah di area pool P2 yang khusus untuk PO ’Budiman’. Sedangkan untuk pool yang tercampur, yang tertinggi adalah di P1a yang merupakan pool bus trayek. Untuk operasional area layan, kondisi paling sibuk adalah di area L3 yang dilihat dari nilai PI lebih dari 100% pada beberapa lajur trayek
b.
Kinerja pelayanan penambahan 100% bus AKAP•
Terjadi antrian bus pada area pool P1a sebanyak 3 bus•
Dilakukan optimalisasi dengan cara menambah tiga (3) ruang parkir di area P1a dengan hasil di area P1a tidak lagi terjadi antrianBerdasarkan hasil analisis dan penanganan yang dikemukakan, dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut :
• Agar lebih mendapatkan komposisi jumlah kedatangan dan keberangkatan yang lebih presisi dan akurat, penelitian dilakukan untuk satu hari penuh jam operasional terminal antar kota Kampung Rambutan dan terminal Lebak Bulus yaitu selama 24 jam
• Untuk temuan-temuan trayek yang memiliki nilai PI yang cukup tinggi yaitu lebih dari 100% per 15 menit perlu dilakukan pengaturan waktu layan yang lebih baik agar tidak merugikan pihak PO yang hanya mendapat okupansi penumpang yang rendah karena waktu menunggu di area layan yang terlalu cepat
Referensi
Adisasmita, Sakti A. 2011. Jaringan Transportasi : Teori dan Analisis, Yogyakarta : Graha Ilmu.
Budiarto, Arif. 2011. “Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas : Teori dan Aplikasi”, dalam <http://www.rekayasalalulintas.blogspot.com> diakses 6 November 2012
Departemen Perhubungan RI. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 Tahun 1995 Tentang Terminal Transportasi Jalan. Jakarta.
Miro, Fidel. 2002. Perencanaan Transportasi. Jakarta : Erlangga.
Morlock, Edward K. 1991. Pengantar Teknik & Perencanaan Transportasi. Jakarta : Erlangga.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Supriatna, Nandan. 2008. “Kajian Proses Manuver Parkir di Badan Jalan di Kota Bandung”, dalam Jurnal Sipil KOKOH volume 6 No. 1 Januari 2008.
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Jakarta.
www.jakartamrt.com http://maps.google.co.id/ http://www.streetdirectory.co.id/indonesia/jakarta/asia_t ravel/gps
Lampiran
Terminal Kampung Rambutan
Gambar 4. Grafik Nilai Akumulasi Area Pool
Gambar 5. Grafik Nilai Akumulasi Area Layan 1
Gambar 6. Grafik Nilai Akumulasi Area Layan 2
Gambar 7. Grafik Nilai Akumulasi Area Layan 3
Terminal Lebak Bulus
Gambar 8. Grafik Nilai Akumulasi Kedatangan Bus Pagi
Gambar 9. Grafik Nilai Akumulasi Kedatangan Bus Sore
Sistem Operasional Terminal Kampung Rambutan
Gambar 10. Prosentase Nilai PI Area Pool
Gambar 11. Prosentase Nilai PI Area L1
Gambar 12. Prosentase Nilai PI Area L2
Gambar 13. Prosentase Nilai PI Area L3
Tingkat Pergantian Parkir Terminal Kampung Rambutan
Tabel 3. Nilai Pergantian Parkir Area Pool
Tabel 4. Nilai Pergantian Parkir Area Layan 1
Tabel 5. Nilai Pergantian Parkir Area Layan 2
Tabel 6. Nilai Pergantian Parkir Area Layan 3
No. Area Nilai Pergantian Parkir (turn-over parking) 1. Cibinong 0,50 2. Tangerang 0,00 3. Bandung 0,75 4. Bogor 0,00 5. Merak 1,38 6. Sukabumi 3,00 7. Tasikmalaya 2,00 8. Banjar 1,00 9. Garut 0,50 10. Karang Pucung 0,00 11. Pangandaran 2,00 12. Singaparna 1,00 13. Sumedang 4,00 14. Balaraja 4,00
No. Area Nilai Pergantian Parkir (turn-over parking)
1. P1a 0,58
2. P1b 0,28
3. P2 0,67
4. P3 0,26
No. Area Nilai Pergantian Parkir (turn-over parking) 1. Pagaden 0,83 2. Subang 0,67 3. Purwakarta 0,67 4. Cikampek 0,67 5. Karawang 0,83
No. Area Nilai Pergantian Parkir (turn-over parking) 1. Cianjur 3,50 2. Cirebon 2,50 3. Cilacap 0,50 4. Subang 3,00 5. Jawa Tengah, Jawa Timur, Pulau Sumatera 0,23