Volume 03 Nomor 01 Januari 2016 11
PENGARUH TYPOGRAFI BUKU PELAJARAN SEKOLAH
TERHADAP MINAT BACA SISWA KELAS IV SD NEGERI HELVETIA MEDAN.
Rommel Sinaga1, Salam Irianto Nadeak2, Murtopo3
1,2
Prodi Desain Grafis Politeknik Negeri Media Kreatif Medan Prodi Desain Grafis-Multimedia Politeknik Negeri Media Kreatif Medan
e-mail : ro_sinaga@yahoo.com1, topo_bgm@yahoo.com3
Abstrak
Typografi adalah seni dan teknik dalam merancang maupun menata aksara dalam kaitannya untuk menyusun publikasi visual, baik cetak maupun non cetak. Typografi dalam banyak hal sangat mempengaruhi dalam kemampuan baca seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk buku pelajaran Sekolah Dasar (SD) Medan Helvetia serta pengaruh tipografi terhadap minat baca Siswa kelas IV Sekolah Dasar (SD) Medan Helvetia. Setelah melalui beberapa proses analisa data, peneliti mengambil kesimpulan bahwa typografi pada buku pelajaran IPA kelas IV SD ditinjau dari judul, isi dan keterangan gambar telah sesuai dengan standart Pedoman Penilaian Mutu Fisik Buku. Disamping itu typografi pada buku pelajaran IPA kelas IV SD memberikan pengaruh besar terhadap minat baca siswa. Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil penelitian sebagai berikut : sebagian besar siswa memilih jenis huruf Sanserif, bentuk huruf yang disukai siswa adalah yang berkarakter simple, efisien dan sederhana, ukuran huruf untuk yang disukai siswa adalah yang berkarakter simple, efisien dan sederhana, ukuran huruf untuk judul buku minimal 36pt, untuk isi buku 12pt, dan untuk keterangan gambar 10pt italic, ukuran spasi yang ideal adalah tidak lebih dari 8 point dan minimum 2 point.
Kata Kunci: typografi, minat baca, buku pelajaran sekolah. 1. PENDAHULUAN
Sebelum era digital, tipografi
merupakan ilmu atau skill yang berkaitan dengan profesi penata aksara di percetakan maupun seniman-seniman yang bekerja di perusahaan pembuat aksara (disebut Type Foundry). Jarang orang yang tertarik, bahkan banyak yang tidak tahu bahwa apakah typografi (dalam bahasa inggris “Typography”) itu. Typografi dalam pengertian yang lebih bersifat ilmiah adalah seni dan teknik dalam merancang maupun menata aksara dalam kaitannya untuk menyusun publikasi visual, baik cetak maupun non cetak. Pada abad ini hampir di segala sektor kehidupan terjadi perubahan
yang sangat cepat, bahkan hampir tak terduga. Supaya semua perubahan tersebut segera dapat diketahui seseorang harus
memperoleh informasi dari sumber
manapun. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki untuk melakukan itu semua adalah minat dalamm kemampuan untuk membaca. Kemampuan membaca tersebut bukan sekadar dapat membaca, melainkan membaca secara cepat dan tepat, apalagi sumber informasi digital dan elektronis yang sekarang ini semakin pesat.
Hingga diawal era digital, typografi
dianggap sebagai ilmu untuk suatu
kebutuhan khusus (Agus Kusrianto). Proses digitalisasi telah membuka bidang typografi
Volume 03 Nomor 01 Januari 2016 12
ke sebuah generasi baru yang lebih luas dalam perancangan desain visual hingga ke pemakai perorangan. Typografi diperlukan pada bidang yang sangat luas, meliputi banyak profesi pekerjaan yang
masing-masing memerlukan spesifikasi
penggunaan aksara yang berbeda-beda. Menurut Baldridge (1979), setiap calon cendekiawan abad modern ini
dituntut untuk membaca 850.000
kata/menit. Jika seseorang hanya mampu membaca 250 kata/menit, dalam seminggu ia harus membaca kira-kira 56 jam, artinya 8 jam/hari. Sungguh dramatis, bukankah hidup ini tidak hanya diabdikan untuk membaca? Masih banyak tugas lain yang lebih penting dari pada itu. Agar seseorang dapat memanfaatkan waktu dengan efisien, sekali lagi seseorang perlu memiliki keterampilan membaca cepat. Kemampuan membaca cepat ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan sesuai dengan tujuan dan manfaat yang ditetapkan. Sehingga untuk mengatasi hal tersebut di atas perlu
ada analisis jenis typografi untuk
meningkatkan minat baca mulai dari SD.
Kenyataan menunjukkan bahwa
semakin berkembang karier seseorang, tuntutan untuk membaca juga semakin besar, padahal waktu yang tersedia semakin terbatas. Semua harus berpacu dengan informasi dan gagasan yang setiap hari membanjiri meja kerjanya. Informasi yang membanjir akan memperbudaknya apabila
ia tidak terampil membaca cepat.
Sementara itu, masih terdengar keluhan bahwa kemampuan membaca buku-buku para siswa Indonesia terlalu lemah. Mereka terlalu lama menyelesaikan pembacaan buku-buku, bahkan buku-buku yang tipis sekalipun. Hal itu terjadi bukan hanya
karena kesalahan mereka. Sewaktu
bersekolah di Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar mereka memang diajari membaca, mengenali kata, mengejanya, dan seterusnya. Ketika duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama mereka tidak
lagi diajari cara membaca yang benar. Salah satunya adalah cara membaca cepat yang benar.
Tampaknya terdapat berbagai sebab mengapa minat membaca para siswa kita rendah . Faktor yang dimaksud dapat berasal dari jenis typografi dari setiap buku. Dari perkembangan jenis typogrfi saat ini perlu dibuat suatu penelitian bagi kelas IV Sekolah Dasar (SD). Sehingga guru akan mencoba dalam memilih jenis tipografi dalam menggunakan media pembelajaran. Secara tidak langsung hal tersebut akan semakin membuat kemampuan dan minat membaca para siswa semakin rendah dan ini berarti semakin memperbesar ketidak berhasilan pembelajaran.
Dalam penelitian ini peneliti
menginformasikan salah satu solusi yang
dapat meningkatkan minat untuk
kemampuan membaca cepat yaitu tentang perkembangan jenis typografi. Dengan solusi tersebut diharapkan kebiasaan-kebiasaan buruk dapat dihindari sehingga minat dalam membaca seperti yang sudah disebutkan di atas dapat ditingkatkan.
Secara khusus permasalahanyang timbul dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Ketidaksesuaian jenis typografi
dalam Buku Pelajaran Sekolah Dasar (SD) Medan Helvetia.
2. Rendahnya minat baca siswa
Sekolah Dasar (SD) kelas IV Medan Helvetia.
Bertolak dari latar belakang masalah
di atas, maka permasalahan dapat
dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimana jenis typografi dalam Buku Pelajaran Sekolah Sekolah Dasar (SD) Medan Helvetia untuk meningkatkan minat baca?
2. Mengapa minat baca para siswa Sekolah Dasar (SD) Medan Helvetia masih rendah?
Volume 03 Nomor 01 Januari 2016 13
a. Untuk mengetahui jenis typografi yang sesuai untuk buku pelajaran
Sekolah Dasar (SD) Medan
Helvetia.
b. Untuk mengetahui bagaimana
pengaruh typografi, terhadap minat baca Siswa
Definisi Typografi
Typografi sendiri merupakan salah satu elemen dari dunia desain grafis yang unik, dimana tipografi bukan hanya sekedar elemen bacaan, tetapi juga mempunyai unsur seni yang luar biasa. Typografi juga didefinisikan sebagai suatu proses seni
untuk menyusun bahan publikasi
menggunakan huruf cetak, meliputi
merancang bentuk huruf cetak hingga merangkainya dalam sebuah komposisi yang tepat untuk memperoleh suatu efek tampilan yang dikehendaki.
Typografi bisa juga dapat dikatakan sebagai “visual language” atau dapat berarti “Bahasa yang dapat dilihat”. Tipografi dibagi kedalam 2 macam jenis, yaitu :"Typography" (Typografi) merupakan suatu ilmu dalam memilih dan
menata huruf dengan pengaturan
penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan tertentu, sehingga dapat menolong pembaca untuk
mendapatkan kenyamanan membaca
semaksimal mungkin.
Seni typografi, yaitu karya atau desain yang menggunakan pengaturan huruf sebagai elemen utama. Tipografi atau
typography menurut Roy Brewer (1971)
dapat memiliki pengertian luas yang meliputi penataan dan pola halaman, atau setiap barang cetak. Atau dalam pengertian lebih sempit hanya meliputi pemilihan, penataan dan berbagai hal bertalian
pengaturan baris-baris susun huruf
(typeset), tidak termasuk ilustrasi dan
unsur-unsur lain bukan susun huruf pada pada halaman cetak. Peran dari pada
tipografi itu sendiri adalah untuk
mengkomunikasikan ide atau informasi dari halaman tersebut ke pengamat. Terkadang secara tidak sadar, kita selau berhubungan dengan tipografi setiap hari dan setiap saat. Seperti koran atau majalah yang kita baca, label pakaian yang biasa kita kenakan dan masih banyak lagi contoh-contoh lainnya. Perkembangan tipografi saat ini sudah
mengalami perkembangan dari fase
penciptaan dengan tangan (hand drawn) hingga mengalami komputerisasi. Fase
komputerisasi membuat penggunaan
tipografi menjadi lebih mudah dan dalam waktu yang lebih cepat dengan jenis pilihan huruf yang ratusan jumlahnya. Berikut ini beberapa jenis huruf berdasarkan klasifikasi yang dilakukan oleh James Craig, antara lain sbb :
1. Roman
Ciri dari huruf ini adalah memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk lancip pada
ujungnya. Huruf Roman memiliki
ketebalan dan ketipisan yang kontras pada
garis-garis hurufnya. Kesan yang
ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai dan feminin. Garis hurufnya memperlihatkan perbedaan antara tipis tebal, kaitannya berjalan meluncur (seakan-akan mengalir) sampai pada batangnya, termasuk segi tiga.
2. Egyptian
Adalah jenis huruf yang
memiliki ciri kaki/sirip/serif yang
berbentuk persegi seperti papan dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulakn adalah kokoh, kuat, kekar dan stabil. Dan sifat hurufnya menyerupai karakteristik dari konstruksi pyramid-piramid di Mesir.
3. Sans Serif
Pengertian San Serif adalah tanpa sirip/serif, jadi huruf jenis ini tidak memiliki sirip pada ujung hurufnya dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau
Volume 03 Nomor 01 Januari 2016 14
hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer dan efisien.
4. Bodoni
Huruf bodoni termasuk jenis
modern, gambaran hurufnya
memperlihatkan perbedaan yang menyolok
antara kaitan dengan batang huruf.
Kaitannya tipis dan lurus menyilang batang hurufnya.
5. Miscellaneous (dekoratif)
Huruf jenis ini merupakan
pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan ornamental. Tipografi merupakan suatu ilmu dalam
memilih dan menata huruf dengan
pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan tertentu, sehingga dapat menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode survey termasuk dalam metode kualitatif, yang disebut sebagai metode positivistik
karena berlandaskan pada filsafat
positivism (memandang realitas dapat diklasifikasikan, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat), digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisa data bersifat kualitatif/statistic (analisa angka-angka) dengan tujuan menguji hipotesis yang telah
ditetapkan. (Sugiyono 14). Survey
bermanfaat untuk tujuan deskriktif,
membantu dalam pembandingan kondisi-kondisi yang ada dengan criteria yang telah ditentukan sebelumnya, dan juga dalam
pelaksanaan evaluasi (Umar 88)
Jenis Penelitian
Ditinjau berdasarkan metode
penelitian yang digunakan .”Pengaruh Tipografi Buku Pelajaran Sekolah Terhadap Minat Baca Siswa Kelas IV SD Negeri Medan Helvetia.“, menggunakan metode survey yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), dan peneliti melakukan pengumpulan data dengan mengedarkan kuisioner, tes, wawancara terstruktur dan sebagainya. (Sugiyono 12)
Metode survey termasuk dalam metode kualitatif, yang disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan
pada filsafat positivism (memandang
realitas dapat diklasifikasikan, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat), digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik
pengambilan sampel pada umumnya
dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisa data bersifat kualitatif/statistic
(analisa angka-angka) dengan tujuan
menguji hipotesis yang telah ditetapkan. (Sugiyono 14). Survey bermanfaat untuk
tujuan deskriktif, membantu dalam
pembandingan kondisi-kondisi yang ada dengan criteria yang telah ditentukan sebelumnya, dan juga dalam pelaksanaan evaluasi (Umar 88).
Berdasarkan tingkat eksplanasinya , penelitian ini dijabarkan dalam bentuk deskriptif, memberi gambaran mengenai Pengaruh Tipografi Buku Pelajaran Sekolah Terhadap Minat Baca Siswa Kelas IV SD Negeri Medan Helvetia, berdasarkan hasil akumulasi data yang diperoleh.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Rangkaian proses penelitian,
observasi, serta pengumpulan data
Volume 03 Nomor 01 Januari 2016 15
periode waktu bulan Juli hingga Oktober tahun 2016.
Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada objek /subjek yang dipelajari tetapi juga meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh objek/sunjek tersebut (Sugiyono 117)
Populasi dalam penelitian ini adalah murid Sekolah Dasar di Medan Helvetia, kelas IV (usia diatas 9 Tahun), dengan pertimbangan bahwa anak-anak di usia tersebut dapat menjadi responden yang memahami dan dapat mengisi instrument penelitian (kuisioner) dengan baik “ Anak usia diatas 9 Tahun Tahun telah dapat menggunakan kalimat pendek dengan tepat “ (Setiawani 25) . Dan kelas IV umumnya anak sudah mampu membaca dengan baik dan lancar (Abadi ,par.9).
Di Medan Helvetia terdapat cukup banyak Sekolah Dasar baik Negeri maupun Swasta. (UPT Dinas Pendidikan Medan Helvetia)
Sampel dan Teknik Sampling
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang telah ditetapkan sebelumnya . Karena jumlah populasi yang besar, dan
peneliti tidak mungkin menjangkau
semuanya karena adanya keterbatasan dana, tenaga, dan waktu , maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil harus betul-betul respresentatif (Sugiyono 118)
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Dalam penelitian ini menggunakan teknik probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsure (anggota) populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi system Simple Random Sampling . Yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi strata yang ada dalam populasi tersebut (Sugiyono 120).
Semua keterbatasan yang dimilki
peneliti, tidak memungkinkan untuk
dilakukan pengambilan sampel di seluruh Sekolah Dasar di Medan Helvetia secara
merata. Maka pengambilan sampel
dilakukan secara random di Sekolah Dasar Negeri wilayah Medan Helvetia.
Penentuan ini juga merupakan upaya untuk memperoleh sampel yang representative, Karena salah satu kriteria
Sekolah Dasar akreditasi A adalah
tersedianya sumber daya manusia dan fasilitas sekolah yang berkualitas, termasuk
fasilitas perpustakaannya (personal
interview, 19 March 2008), perpustakaan sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan minat baca pada anak. “ untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada para murid buat membaca, maka perpustakaan sekolah mutlak harus ada. Bukan hanya sekedar perpustakaan, tetapi perpustakaan yang representatif‟ (Rosidi 61).
Karena objek penelitian ini adalah Pengaruh Tipografi Buku Pelajaran Sekolah Terhadap Minat Baca Siswa Kelas IV SD Negeri Medan Helvetia, diharapkan anak-anak yang menjadi sampel penelitian telah membaca Buku Sekolah IPA kelas IV. Untuk itu, manfaat perpustakaan selain sumber pengaruh terhadap minat baca anak-anak di lingkungan sekolah, juga berfungsi sebagai sumber bagi murid-murid
Sekolah Dasar agar dengan mudah
memperoleh koleksi buku pelajaran.
Berdasarkan tingkat eksplanasinya , penelitian ini dijabarkan dalam bentuk deskriptif, memberi gambaran mengenai Pengaruh Tipografi Buku Pelajaran Sekolah Terhadap Minat Baca Siswa Kelas IV SD
Volume 03 Nomor 01 Januari 2016 16
Negeri Medan Helvetia, berdasarkan hasil akumulasi data yang diperoleh.
c. Tabel 1 Jadwal dan Lokasi Penyebaran Kuesioner
3. ANALISA DATA A. Deskripsi Data
1. Jenis huruf terhadap minat baca siswa.
Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa:
a. Skor kelompok jenis huruf untuk judul buku yang paling rendah adalah 4 yang tertinggi 34.
b. Skor kelompok jenis huruf untuk isi yang paling rendah adalah 7 yang tertinggi 10.
c. Skor kelompok jenis huruf untuk keterangan gambar yang paling rendah adalah 7 yang tertinggi 30. Untuk lebih jelasnya data tersebut dapat dilihat pada tabel 1 berikut. Data induk penelitian ditabulasikan dalam tabel berikut, berdasarkan variable jenis huruf terhadap minat baca siswa, yakni sebagai berikut:
2. Bentuk huruf terhadap minat baca siswa
Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa:
a. Skor kelompok bentuk huruf untuk judul buku yang paling rendah adalah 3 yang tertinggi.
b. Skor kelompok benbtuk huruf untuk isi buku yang paling rendah adalah 4 yang tertinggi 47.
c. Skor kelompok bentuk huruf untuk keterangan gambar yang paling rendah adalah 4 yang tertinggi 43. Untuk lebih jelasnya data tersebut dapat
dilihat pada tabel 2 berikut:
Data induk penelitian
ditabulasikan dalam tabel berikut,
berdasarkan variable bentuk huruf
terhadap minat baca siswa, yakni sebagai berikut:
3. Ukuran huruf terhadap minat baca siswa
Dari data yang diperoleh dapat
diketahui bahwa:
a. Skor kelompok ukuran huruf untuk judul buku yang paling rendah adalah10 yang tertinggi 19
b. Skor kelompok ukuran huruf untuk isi buku yang paling rendah adalah 0 yang tertinggi 34.
c. Skor kelompok ukuran huruf untuk keterangan gambar yang paling rendah adalah 1 yang tertinggi 36. Untuk lebih jelasnya data tersebut dapat
dilihat pada tabel 3 berikut:
Data induk penelitian
ditabulasikan dalam tabel berikut,
berdasarkan variable ukuran huruf
terhadap minat baca siswa, yakni sebagai berikut:
4. Jarak huruf terhadap minat baca siswa:
Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa:
Volume 03 Nomor 01 Januari 2016 17
a. Skor kelompok jarak huruf untuk misi buku yang paling rendah adalah 1 yang tertinggi 27.
Untuk lebih jelasnya data tersebut dapat dilihat pada tabel 4 berikut:
Data induk penelitian ditabulasikan dalam tabel berikut, berdasarkan variable jarak huruf terhadap minat baca siswa, yakni sebagai berikut:
5. Warna huruf terhadap minat
baca siswa
Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa:
a. Skor kelompok warna huruf untuk judul buku yang paling rendah adalah 4 yang tertinggi 23.
b. Skor kelompok warna huruf untuk isi buku yang paling rendah adalah 6 yang tertinggi 20.
Untuk lebih jelasnya data tersebut dapat dilihat pada tabel 5 berikut.
Data induk penelitian
ditabulasikan dalam tabel berikut,
berdasarkan variable warna huruf
terhadap minat baca siswa, yakni sebagai berikut:
B. Desain Karakteristik Responden
Tabel 2. Distribusi Skor Jawaban Responden Terhadap Jenis Huruf pada
Sampul Buku
Berdasarkan data jawaban responden tabel 1.1 itu, menggambarkan bahwa sebagian responden yakni 56,6 %, mereka memilih jenis huruf Arial, dibandingkan dengan jenis huruf yang lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa karakter jenis huruf Arial yang mempunyai ciri tidak memiliki sirip pada ujung hurufnya dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama, ternyata lebih disukai oleh anak-anak seusia 9 tahun atau kelas IV Sekolah Dasar. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer dan efisien. Dari sampel buku IPA kelas IV SD yang digunakan sebagai buku pelajaran oleh anak-anak, pada sampul depan buku telah menggunakan karakter huruf Arial. Hal ini tentunya akan memudahkan bagi siswa untuk mengingat dan menjadi daya tarik untuk mempelajarinya. Dengan dukungan desain cover yang menarik, akan semakin mendukung karakter halaman sampul buku IPA kelas IV SD tersebut.
Tabel 3 Distribusi Skor Jawaban Responden Terhadap Jenis Huruf pada Isi
Buku
Berdasarkan data jawaban
responden tabel 1.2 itu, menggambarkan bahwa sebagian responden yakni 55 %, mereka memilih jenis huruf Arial untuk isi buku pelajaran. Hal ini sesuai dengan kebutuhan anak-anak untuk mendukung semangat belajar dengan menggunakan buku pelajaran yang digunakan di sekolah, karena jenis huruf Arial sangat tepat digunakan untuk isi buku pelajaran. Sesuai dengan ilmu tipografi yang merupakan suatu ilmu dalam memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan tertentu, sehingga dapat menolong pembaca untuk mendapatkan
Volume 03 Nomor 01 Januari 2016 18
kenyamanan membaca semaksimal
mungkin.
Seni tipografi, yaitu karya atau desain yang menggunakan pengaturan huruf sebagai elemen utama. Tipografi atau typography menurut Roy Brewer (1971) dapat memiliki pengertian luas yang meliputi penataan dan pola halaman, atau setiap barang cetak. Atau dalam pengertian lebih sempit hanya meliputi pemilihan, penataan dan berbagai hal bertalian pengaturan baris-baris susun huruf (typeset), tidak termasuk ilustrasi dan unsur-unsur lain bukan susun huruf pada pada halaman cetak. Peran dari pada
tipografi itu sendiri adalah untuk
mengkomunikasikan ide atau informasi dari halaman tersebut ke pengamat. Dalam buku pelajaran IPA Kelas IV SD yang menjadi sampel penelitian, terlihat bahwa jenis huruf yang digunakan untuk isi buku pelajaran tersebut telah menggunakan jenis huruf Arial, sesuai dengan pilihan anak-anak SD kelas IV. Dengan demikian diharapkan minat baca anak-anak semakin tinggi terhadap buku pelajaran IPA
tersebut, sehingga dapat mendukung
prestasi bagi siswa SD dalam proses belajar mengajar.
Tabel 4 Distribusi Skor Jawaban Responden terhadap Jenis Huruf pada
Keterangan Gambar
Keluarga huruf terdiri atas berbagai kembangan yang berakar dari struktur bentuk dasar (regular) sebuah alfabet dan
setiap perubahan berat huruf masih
memiliki kesinambungan bentuk.
Perbedaan tampilan yang pokok dalam keluarga huruf dibagi menjadi tiga bentuk pengembangan, yaitu: berat, proporsi, dan kemiringan.
Huruf yang tercetak miring dalam terminologi tipografi disebut italic. Huruf
italic ini biasanya digunakan untuk
memberikan penekanan pada sebuah kata. Di samping itu, huruf-huruf ini juga dipakai untuk menunjukkan istilah atau kata yang berasal dari bahasa asing. Umumnya, huruf italic digunakan untuk teks dalam jumlah yang tidak terlalu panjang, seperti untuk keterangan gambar (caption), highlight dari naskah (copy blurb) serta kadang juga digunakan sebagai headline atau sub-head. Apabila kita perhatikan secara seksama, huruf italic dirancang dengan sudut
kemiringan tertentu untuk mencapai
toleransi terhadap kenyamanan mata kita dalam membacanya. Sudut kemiringan yang terbaik adalah 12 derajat. Mata kita akan sukar mengidentifikasikan huruf italic apabila sudut kemiringan lebih besar dari
12 derajat, akan mempengaruhi
keseimbangan bentuk huruf.
Berdasarkan data jawaban
responden tabel 1.3 itu, menggambarkan bahwa sebagian responden yakni 50 %, mereka memilih jenis huruf Arial untuk
keterangan gambar dalam isi buku
pelajaran. Dalam buku pelajaran IPA kelas IV SD yang digunakan sebagai sampel penelitian terlihat menggunakan jenis huruf Arial yang tercetak miring (italic). Huruf
italic ini biasanya digunakan untuk
memberikan penekanan pada sebuah kata atau gambar. Dengan demikian, diharapkan
anak-anak akan lebih memudahkan
memahami isi teks buku, terutama untuk memperjelas tentang keterangan gambar yang ada dalam teks buku IPA kelas IV SD tersebu
Tabel 5 Distribusi Skor Jawaban Responden terhadap Bentuk Huruf pada
Volume 03 Nomor 01 Januari 2016 19
Keluarga huruf terdiri atas berbagai kembangan yang berakar dari struktur bentuk dasar (regular) sebuah alfabet dan setiap perubahan berat huruf masih
memiliki kesinambungan bentuk.
Perbedaan tampilan yang pokok dalam keluarga huruf dibagi menjadi tiga bentuk pengembangan, yaitu: berat, proporsi, dan kemiringan.
Setiap alfabet memiliki berbagai
character yang terdiri dari huruf besar atau yang disebut uppercase (sering juga disebut dengan capitals atau caps) dan huruf kecil atau yang disebut lowercase. Istilah ini berasal dari subsistem teknologi mesin cetak yang awalnya ditemukan oleh Johan Gutenburg. Pada masa itu cetakan huruf yang berupa potongan-potongan blok metal disimpan dalam sebuah kotak yang disebut dengan type case. Huruf besar disimpan di dalam kotak pada bagian atas (uppercase), sedangkan huruf kecil diletakkan pada bagian bawah dari kotak (lowercase).
Kelengkapan character dalam sebuah
alfabet (set character) biasanya memiliki
uppercase yang berjumlah 26 dan
lowercase dalam jumlah yang sama. Selain uppercase dan lowercase masih terdapat berbagai jenis character yang melengkapi sebuah alfabet. Sebagai catatan, setiap jenis huruf digital memiliki jumlah character yang berbeda-beda, hal ini tergantung pada seberapa banyak si perancang huruf mendesain jumlah character. Satu set characters yang lengkap biasanya terdiri dari lebih 200 jenis character. Penambahan character seperti ligatures disebut sebagai expert set characters. Berikut adalah jenis-jenis character tambahan selain upper case dan lower case.
Ligatures, Dua buah character atau lebih yang digabungkan menjadi satu kesatuan unit. Seperti; fi, fl, Æ, æ, Œ
Modern Figures, Angka-angka yang
memiliki ketinggian yang sama dengan upper case. Modern figures sering juga disebut sebagai lining figures.
Old Style Figures, Angka-angka yang memiliki ketinggian yang sama dengan meanline dari lower case.
Foreign Accents, Character yang
melengkapi sebuah set characters dalam sebuah bahasa tertentu, seperti beberapa tanda baca atau huruf2 tertentu, seperti beberapa tanda baca atau huruf-huruf tertentu seperti yang terdapat dalam bahasa Jerman atau Prancis.
Small Caps, Upper case yang memiliki tinggi yang sama dengan lower case (x-height). Fractions, Angka-angka pecaha Punctuation Marks, Tanda-tanda baca.
Berdasarkan data jawaban
responden tabel 2.1 itu, menggambarkan bahwa sebagian responden yakni 45 %, mereka memilih bentuk huruf Arial Uppercase untuk halaman judul buku pelajaran. Dalam buku pelajaran IPA kelas IV SD yang digunakan sebagai sampel penelitian terlihat menggunakan bentuk huruf Arial Lowercase. Untuk dapat menumbuhkan minat baca serta daya tarik bagi anak-anak kelas IV SD dalam belajar mata pelajaran IPA khususnya mungkin dapat di coba untuk merubah bentuk huruf dari Arial Lowercase menjadi Uppercase sesuai dengan pilihan anak-anak. Karena halaman sampul buku merupakan daya tarik utama untuk menarik minat baca anak-anak terhadap buku pelajaran. Dengan demikian tujuan dari proses belajar mengajar akan dapat tercapai dengan adanya buku pelajaran yang menarik serta kompetensi guru yang sesuai.
Tabel 6 Distribusi Skor Jawaban Responden terhadap Bentuk Huruf pada
Isi Buku
Struktur bentuk dasar huruf terletak pada perbandingan antara tinggi dari huruf yang tercetak dengan lebar stroke. Bila
Volume 03 Nomor 01 Januari 2016 20
ditinjau dari berat huruf, maka anggota dari keluarga huruf ini dapat dibagi menjadi tiga kelompok pokok, yaitu: light, regular, dan bold. Setiap anggota keluarga huruf baik light, regular, dan bold memiliki kesamaan
ciri fisik, namun dengan tampilnya
perbedaan berat dapat memberikan dampak visual yang berbeda. Seperti contoh, huruf bold karena ketebalannya memiliki potensi yang kuat dalam menarik perhatian mata. Biasanya kelompok huruf bold ini banyak sekali digunakan untuk judul (headline) sebuah naskah, baik untuk iklan, poster, maupun media terapan lainnya.
Buku teks pelajaran yang digunakan oleh anak-anak SD sebaiknya buku-buku yang telah dinilai oleh Badan Standart Nasional Pendidikan (BSNP) dan telah ditetapkan
sebagai buku teks pelajaran yang
memenuhi syarat kelayakan untuk
digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 34 Tahun 2008. Berdasarkan data jawaban responden tabel 2.1 itu, menggambarkan bahwa sebagian responden yakni 78,4 %, mereka memilih bentuk huruf Arial untuk isi buku pelajaran. Dalam buku pelajaran IPA kelas IV SD yang digunakan sebagai sampel penelitian telah menggunakan bentuk huruf Arial. Sesuai dengan struktur bentuk huruf arial yang cukup simple dan jelas untuk di baca, sehingga memudahkan para siswa untuk memahami isi teks buku pelajaran yang mereka pelajari.
Tabel 7 Distribusi Skor Jawaban Responden terhadap Bentuk Huruf pada
Keterangan Gambar
Setiap bentuk huruf dalam sebuah alfabet memiliki keunikan fisik yang menyebabkan mata kita dapat membedakan antara huruf
„m‟ dengan „p‟ atau „C‟ dengan „Q‟. Sekelompok pakar psikologi dari Jerman
dan Austria pada tahun 1900
memformulasikan sebuah teori yang
dikenal dengan teori Gestalt. Teori ini berbasis pada „pattern seeking‟ dalam perilaku manusia. Salah satu hukum persepsi dari teori ini membuktikan bahwa untuk mengenal atau „membaca‟ sebuah gambar diperlukan adanya kontras antara ruang positif yang disebut dengan figure dan ruang negative yang disebut dengan ground.
Berdasarkan data jawaban responden tabel 2.3 itu, menggambarkan bahwa sebagian responden yakni 71,4%, mereka memilih bentuk huruf Arial. Dalam buku pelajaran IPA kelas IV SD yang digunakan sebagai sampel penelitian telah menggunakan bentuk huruf Arial pada keterangan gambar dalam isi buku pelajaran . Dengan struktur bentuk huruf arial yang sesuai dengan teori
Gestalt yang berbasis pada „pattern
seeking‟ dalam perilaku manusia, maka persepsi dari teori ini membuktikan bahwa untuk mengenal atau „membaca‟ sebuah gambar diperlukan adanya kontras antara ruang positif yang disebut dengan figure dan ruang negative yang disebut dengan ground. Dengan demikian bentuk huruf arial tersebut akan sangat mendukung bagi siswa untuk lebih cepat memahami isi buku yang berupa gambar pendukung teks.
Tabel 8 Distribusi Skor Jawaban Responden terhadap Warna Huruf pada
Judul Buku
Warna dapat memainkan begitu banyak peran dalam suatu Desain. Warna memberi
kejelasan pada pemirsa untuk
mendiskripsikan peran visual yang
disampaikan (Taylor 69). Warna
Volume 03 Nomor 01 Januari 2016 21
kejiwaan dalam berkomunikasi. Warna juga merupakan unsure yang sangat tajam untuk menyentuh kepekaan penglihatan dan
merangsang munculnya perasaan
(Kusrianto 46). Warna sebagai unsur visual
yang berkaitan dengan bahan yang
mendukung keberadaanya ditentukan oleh jenis pigmennya. Kesan yang diterima oleh mata lebih ditenetukan oleh cahaya. Faktor penentu yang paling mendasar dari warna adalah Hue (spectrum warna), saturation (nilai kepekatan) dan lightness (nilai cahaya dari gelap ke terang) (Kusrianto 31). Berdasarkan data jawaban responden tabel 3.1 itu, menggambarkan bahwa sebagian responden yakni 38,4%, mereka memilih warna biru untuk warna huruf pada judul buku pelajaran. Dalam buku pelajaran IPA kelas IV SD yang digunakan sebagai sampel penelitian, menggunakan warna ungu sebagai warna huruf untuk halaman judul buku. Secara visual, karakter warna ungu dan warna biru memiliki unsur spectrum warna dan nilai kepekatan yang hampir sama, sehingga dapat menjadi alternative dalam pemilihan warna huruf untuk halam judul buku pelajaran.
Tabel 9 Distribusi Skor Jawaban Responden terhadap Warna Huruf pada
Isi Buku
Secara visual, warna memiliki kekuatan yang mampu mempengaruhi citra orang yang melihatnya. Masing-masing warna
mampu memberikan respon secara
psikologis. Menurut Molly E. Holzchlag, seorang pakar warna dalam bukunya “creating color scheme” membuat daftar kekuatan psikologis setiap warna kepada pemirsanya, (dikutip dalam Kusrianto 47) yang diantaranya adalah warna hitam yang
mempunyai makna kekuatan dan
kemewahan. Berdasarkan data jawaban
responden tabel 3.2 itu, menggambarkan bahwa sebagian responden yakni 36,6%, mereka memilih warna hitam untuk warna huruf pada isi buku pelajaran. Dalam buku pelajaran IPA kelas IV SD yang digunakan
sebagai sampel penelitian, telah
menggunakan warna hitam sebagai warna huruf untuk isi teks buku pelajaran. Sehingga diharapkan dengan menggunakan warna hitam untuk isi buku pelajaran akan memberikan respon secara psikologis
terhadap anak-anak untuk dapat
mendiskripsikan dengan baik setiap teks isi buku pelajaran tersebut.
Tabel 10 Distribusi Skor Jawaban Responden terhadap Ukuran
Huruf pada Judul Buku
Dengan pesatnya pekembangan
teknologi dalam dunia percetakan digital dan komunikasi digital, dunia teknologi font telah melakukan langkah yang besar
dengan bermunculannya desain-desain
huruf yang inovatif dan telah memperkaya
dunia desain komunikasi visual.
Diperjalanan awal dari teknologi font digital, font didesain dengan ukuran yang pasti seperti 9, 10, 12, 14, 18 dan 24 pt dengan menggunakan standar bitmap layar komputer sehingga memiliki kelemahan ketika font harus diperbesar atau diperkecil.
Akan tetapi kini dengan kehadiran
teknologi vektor dan antialiasing teknologi
font terus berkembang dengan
meninggalkan teknologi bitmap.
Berdasarkan data jawaban
responden tabel 4.1 itu, menggambarkan bahwa sebagian responden yakni 35%, mereka memilih ukuran font 16pt untuk ukuran font pada halaman sampul buku pelajaran. Dalam buku pelajaran IPA kelas IV SD yang digunakan sebagai sampel
Volume 03 Nomor 01 Januari 2016 22
penelitian, ukuran font untuk halaman judul buku adalah 48pt. Dalam hal pemilihan ukuran font untuk halaman judul yang ideal adalah ukuran 48pt, dengan tujuan untuk memperjelas judul buku pelajaran sehingga akan lebih mudah untuk dikenali.
Tabel 11 Distribusi Skor Jawaban Responden terhadap Ukuran
Huruf pada Isi Buku
Berdasarkan data jawaban
responden tabel 4.2 itu, menggambarkan bahwa sebagian responden yakni 56,6%, mereka memilih ukuran huruf 12pt. Dalam buku pelajaran IPA kelas IV SD
yang digunakan sebagai sampel
penelitian, ukuran font untuk isi buku berukuran 12pt, hal ini tentunya telah sesuai dengan ketentuan dan pedoman penilaian mutu fisik buku dimana referansi dan bahan rujukan untuk ukuran tipografi buku pelajaran yang sesuai dengan tingkat pendidikan peserta didik Sekolah Dasar kelas III – IV
adalah ukuran 12 -14pt. Dengan
demikian, ukuran huruf untuk isi buku pelajaran telah sesuai dengan ketentuan dan pedoman yang berlaku, sehingga di harapkan akan memudahkan bagi
anak-anak untuk membaca dan
memahaminya.
Tabel 12 Distribusi Skor Jawaban Responden terhadap Ukuran
Huruf pada Keterangan Gambar
Berdasarkan data jawaban
responden tabel 4.3 itu, menggambarkan bahwa sebagian responden yakni 60%, mereka memilih ukuran huruf 12pt.
Dalam buku pelajaran IPA kelas IV SD
yang digunakan sebagai sampel
penelitian, ukuran font untuk keterangan gambar berukuran 10pt, hal ini tentunya telah sesuai dengan ketentuan dan pedoman penilaian mutu fisik buku dimana referansi dan bahan rujukan untuk ukuran tipografi buku pelajaran yang sesuai dengan tingkat pendidikan peserta didik Sekolah Dasar kelas III – IV adalah ukuran 9 - 10pt. Dengan
demikian, ukuran huruf untuk
keterangan gambar pelajaran telah sesuai dengan ketentuan dan pedoman yang berlaku, sehingga di harapkan akan memudahkan bagi anak-anak untuk membaca dan memahaminya, karena
untuk menyesuaikan antara materi
dengan gambar sehingga tidak
menimbulkan salah interpretasi terhadap materi yang di sampaikan.
Tabel 13 Distribusi Skor Jawaban Responden terhadap Jarak
Spasi pada Isi Buku
Spasi adalah berupa interval antar elemen tipografi yang mencakup: jarak antar huruf atau yang disebut kerning, jarak antar kata atau yang disebut word spacing dan jarak antarbaris atau yang disebut leading (dibaca:leding). Teknik tradisional yang digunakan untuk pengukuran ruang jarak antar kata adalah penyisipan potongan metal yang diletakkan di antara huruf yang satu dan yang lain. Potongan metal ini disebut quad. Sebuah quad berbentuk persegi empat yang merupakan kotak sebesar ukuran huruf. Quad memiliki satuan yang disebut sebagai em. Ukuran setengah dari em adalah en. Apabila huruf dengan ukuran 10 pt maka em-quad-nya berukuran 10 pt x 10 pt.
Volume 03 Nomor 01 Januari 2016 23
Berdasarkan data jawaban responden tabel 5.1 itu, menggambarkan bahwa sebagian responden yakni 46,6%, mereka memilih jarak spasi 1,15 untuk jarak antar baris pada isi buku pelajaran. Dalam buku pelajaran IPA kelas IV SD yang digunakan sebagai sampel penelitian, telah menggunakan ukuran spasi 1,15 sebagai jarak spasi untuk
isi teks buku pelajaran. Hal ini
menunjukkan bahwa pilihan anak-anak akan jarak spasi baris dalam teks isi buku telah sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian akan sangat mendukung dalam proses belajar dengan menggunakan buku pelajaran tersebut.
4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan tentang analisis strategi pemasaran media sosial pada online shop pada bab 4 dapat diambil kesimpulan:
a. Karakteristik secara umum dari
responden terbagi atas dua faktor. Faktor usia didominasi oleh responden yang berusia antara 17 – 19 tahun sebesar 75% dan faktor jenis kelamin mayoritas responden adalah wanita
dengan persentase sebesar 54%.
Karakteristik online shop di media shop terbagi atas tiga faktor. Pertama, lamanya usaha online shop tersebut telah berdiri dan kebanyakan dari responden sudah mendirikan online shopnya antara 3 – 6 bulan dengan jumlah sebesar 68%. Kedua, target usia konsumen yang didominasi oleh usia antara 20 – 30 tahun sebanyak 54%. Ketiga, penanganan teknis akun online shop pada media shop mayoritas
menanganinya sendiri dengan
persentase sebesar 60%.
b. Penerapan strategi pemasaran media
sosial pada online shop
mempergunakan empat pendekatan. Pertama, pemilihan media sosial utama dimana 43% responden menggunakan
Facebook untuk menjalankan online shopnya. Kedua, strategi kepribadian yang tediri atas kesan yang ingin
dilihat dari konsumen adalah
profesional (63%), karakter bahasa dan gaya bicara yang dipakai terhadap konsumen adalah bahasa formal (44%), dan kepribadian serta tujuan konten adalah edukasi (31%). Ketiga, strategi konten yang meliputi jenis konten terbanyak adalah teks dan gambar (33%), tema konten terfavorit adalah artikel penjelasan “mengapa” (36%), rata-rata frekuensi memposting paling banyak adalah 2 – 3 kali sehari (46%),
dan pilihan waktu melakukan
postingan terbanyak adalah antara pukul 06.00 – 09.00 WIB (36%). Terakhir, strategi penjadwalan rutinitas yang paling banyak dipilih adalah
membalas mention, pesan, dan
komentar (100%).
4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah ditarik maka saran yang dapat diberikan untuk penelitian ini yaitu:
a. Karakteristik yang telah didapatkan melalui survey dapat dijadikan sebagai dasar bagi penelitian sejenis lainnya dan karena keterbatasan waktu maka pada penelitian selanjutnya subjek penelitian dapat ditambahkan wilayah jangkauannya dan tidak hanya terbatas
pada responden yang berprofesi
sebagai mahasiswa.
b. Agar dalam penelitian selanjutnya, strategi pemasaran media sosial yang
dipergunakan dapat lebih
dikembangkan dengan melihat kepada aspek-aspek yang berbeda dan lebih spesifik mengarah kepada penggunaan media sosial tertentu.
Volume 03 Nomor 01 Januari 2016 24
DAFTAR PUSTAKA
Kusriantoro, Adi. 2007. Pengantar Desai
Komunikasi Visual Yogyakarta: ANDI.
Mardijono, Joisefa, et al. 1991. “ Minat Membaca sastra Indonesia pada Siswa SMA”. Laporan Penelitian Jurusan
Sastra Universitas Kristen Petra, Surabaya November, 8-11.
Masjidi, Noviar. 2007. Agar Anak Suka
Membaca Sebuah Panduan Bagi orang tua. Yogyakarta: MediA Insani..
Mahatma Sani sihombing, 1990. Minat,
Niat, dan Kiat Belajar. Medan.
Rosidi Ajip. 1983. Pembinaan Minat
Baca, Bahasa dan Sastra , Cetakan I Surabaya: PT. Bina Ilmu.
Riyadhi, Noor. 2001. Pedoman Penilaian
Mutu Fisik Buku, Jakarta: Pusat Grafika Indonesia.