• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH

ABSTRAK

1. Abstrak dibuat dalam Bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, maksimal 250 kata.

2. Pada abstrak tercantum judul, penulis (tanpa gelar akademik), nama penulis utama

digarisbawahi, institusi tanpa alamat, dan kota.

3. Isi abstrak penelitian terdiri atas : latar belakang, tujuan penelitian, metode

penelitian, hasil penelitian, dan kesimpulan.

4. Isi abstrak laporan kasus terdiri atas : pendahuluan (memuat alasan dan tujuan),

kasus, dan pembahasan.

5. Pada akhir abstrak dicantumkan kata kunci (antara 2-5 kata) dan dicetak miring.

6. Abstrak ditulis dalam format MS WORD, huruf arial, ukuran 10, dan spasi 1, kecuali

judul abstrak menggunakan huruf kapital dengan ukuran 12. Batas atas halaman 3

cm, bawah 2 cm, rata kiri dan rata kanan dengan batas kiri 3 cm dan batas kanan 2

cm. Berikan jarak 1 spasi antar paragraf. Ukuran kertas A4 (21 x 29,7).

7. Abstrak dapat diterima apabila penulis telah melunasi biaya registrasi.

8. Batas akhir pengiriman abstrak adalah 31 Maret 2017.

9. Abstrak dikirim sebagai lampiran ke email ilmiahkonasperdoski2017@gmail.com.

Email mencantumkan nama penulis utama (lengkap dengan gelar), judul, institusi

dan kota, serta nomer HP / WA yang bisa dihubungi.

MAKALAH LENGKAP

1. Makalah Lengkap dibuat dalam Bahasa Indonesia.

2. Pada makalah lengkap tercantum judul, penulis (tanpa gelar akademik), nama

penulis utama digarisbawahi, institusi tanpa alamat, dan kota.

3. Makalah penelitian berisi abstrak (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris),

pendahuluan, tujuan penelitian, metode penelitian, hasil penelitian, pembahasan,

kesimpulan, dan daftar pustaka (sistem Vancouver).

4. Makalah laporan kasus berisi abstrak (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris),

pendahuluan (memuat alasan dan tujuan mengapa kasus tersebut dilaporkan),

kasus, pembahasan, dan daftar pustaka (sistem Vancouver).

5. Makalah Lengkap ditulis dalam format MS WORD, huruf arial, ukuran 10, dan spasi

1, kecuali judul abstrak menggunakan huruf kapital dengan ukuran 12. Batas atas

halaman 3 cm, bawah 2 cm, rata kiri dan rata kanan dengan batas kiri 3 cm dan

batas kanan 2 cm. Judul makalah menggunakan huruf kapital dengan ukuran huruf

12.

(2)

6. Bila ada foto, disertakan sebagai lampiran makalah (email attachment), dalam format

JPEG. File foto diberi nama sesuai keterangan fotonya.

7. Batas maksimal file adalah 2 MB.

8. Batas akhir pengiriman makalah adalah 31 Meil 2017.

9. Makalah

lengkap

dikirim

sebagai

lampiran

ke

email

ilmiahkonasperdoski2017@gmail.com. Email mencantumkan nama penulis utama

(lengkap dengan gelar), judul, institusi dan kota, serta nomer HP / WA yang bisa

dihubungi.

Catatan : semua peserta wajib mengirimkan abstrak dan makalah lengkap

Apabila tidak mengirimkan abstrak dan/atau makalah lengkap, maka tidak dilakukan

penilaian.

(3)

CONTOH ABSTRAK PENELITIAN

ANALISIS PERBEDAAN TARIF INA-CBG’S DENGAN TARIF RIIL RS SERTA

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SELISIH TARIF PADA KASUS RAWAT INAP

SPESIALISTIK KULIT DAN KELAMIN PASIEN JKN DI RS KEN SARAS

SEMARANG TAHUN 2015

Yael Esthi N Kuncoro*, Tjahjono Kuntjoro**

*SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, RS Ken Saras, Semarang, Indonesia

**Divisi Manajemen Mutu,Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Abstrak

Pendahuluan: Masalah yang sering ditemukan dalam penyelenggaraan JKN khususnya pada kasus kulit dan kelamin adalah besarnya tarif kasus rawat inap, pembatasan rujukan penyakit tertentu dan fornas. Satu tahun melaksanakan program JKN, RS Ken Saras sebagai salah satu penyelenggara pelayanan kesehatan rujukan lanjutan berupaya menetapkan kebijakan pelayanan dan pengelolaan biaya agar lebih efektif dan efisien dengan tetap mengutamakan keselamatan pasien serta mengedepankan mutu pelayanan.

Tujuan penelitian: Untuk mengetahui perbedaan tarif INA-CBG’s dengan tarif riil RS serta faktor yang mempengaruhi selisih antar tarif pada kasus rawat inap kulit dan kelamin pasien JKN di RS Ken Saras Semarang tahun 2015.

Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian analitik observasional dengan pendekatan transversal. Sampel penelitian adalah seluruh populasi pasien JKN rawat inap kulit dan kelamin yang ditangani 1 dokter spesialis kulit dan kelamin sebagai DPJP Utama di RS Ken Saras Semarang tahun 2015. Data diperoleh dari rekam medis, klaim BPJS serta rincian tagihan. Data dianalisis menggunakan uji deskriptif, uji t berpasangan dan uji korelasi Pearson.

Hasil: Terdapat 31 sampel (42,47% dari total pasien JKN rawat inap). Adanya perbedaan bermakna antara tarif INA-CBG’s dengan tarif riil RS dengan rata-rata selisih Rp. 967.701,80. Faktor yang mempengaruhi selisih tarif adalah adanya tindakan/operasi, penggunaan obat paten, dan jumlah pemeriksaan penunjang.

Kesimpulan: Rata-rata tarif INA-CBG’s lebih tinggi dibandingkan tarif riil RS dengan mayoritas kasus mendapatkan pelayanan tindakan/operasi, menggunakan obat paten dan rata-rata 2 jenis pemeriksaan penunjang

Kata kunci: tarif INA-CBG’s, tarif riil, JKN

ANALYSIS OF THE DIFFERENCE BETWEEN INA-CBG’s TARIFF AND REAL

HOSPITAL TARIFF ALSO FACTORS INFLUENCING DIFFERENCES AMONG

HOSPITALIZED CASES OF SKIN AND VENEREAL SPECIALIZED PATIENTS

USING JKN IN KEN SARAS HOSPITAL IN 2015

Yael Esthi N Kuncoro*, TjahjonoKuntjoro**

*Department. of Dermatology and Venereology, Ken Saras Hospital, Semarang, Indonesia **Quality Management Division, Center for Health Services Management, Faculty of Medicine,Gadjah

Mada University, Yogyakarta, Indonesia Abstract

Introduction: The most common problems found in the implementation of JKN/NHI (National Health Insurance) especially in cases of skin and venereal patients is the hospitalized tariff, restrictions on referral of certain diseases and national formulary. One year of implementing the NHI program, Ken

(4)

Saras hospital as a referral health care provider continued working to establish policy and cost management services to be more effectively and efficiently while maintaining the safety of the patient as well as promote the quality of service.

Objective: To determine the difference between INA-CBG’s tariff and real hospital tariff among hospitalized cases of skin and venereal specialized patients using jkn In Ken Saras hospital in 2015 and factors influencing the differences.

Methods: This was an analytical-observasional research with cross-sectional approach. The sample of study was the whole population of hospitalized NHI patients with skin and venereal disease handled by 1 dermatologist in charge in Ken Saras hospital in 2015. Data were obtained from medical records, BPJS claims and details of the bills. Data were analyzed using descriptive test, Paired t-test and Pearson correlation test.

Results: There were 31 samples (42.47% of total hospitalized NHI patients). Significant differences between INA-CBG’s tariff and real hospital tariff with an average difference Rp. 967,701.80. Factors influencing the difference are the presents of dermatologic procedure, the use of brand name drugs, and the number of diagnostic test.

Conclusion: The average INA-CBG’s tariff is higher than real hospital tariff with the majority of cases accept dermatologic procedure,brand name drugs and 2 types of diagnostic test.

(5)

CONTOH ABSTRAK LAPORAN KASUS

VAGINITIS GONORE PADA ANAK

Erien Afrinia Asri, Teguh Priyanto, Diah Adriani Malik, Subakir Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin,

Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro / RSUP Dr. Kariadi, Semarang

Abstrak

Pendahuluan: Anak prepubertas lebih rentan terhadap infeksi Neisseria gonorrhoeae karena vagina yang bersifat alkali dan tidak mengandung estrogen. Vaginitis merupakan manifestasi infeksi gonokokus tersering pada usia prepubertas. Penularan vaginitis gonore dapat melalui kontak seksual (pelecehan seksual) atau kontak non seksual. Manifestasi klinis berupa duh tubuh mukopurulen, pruritus vagina dan disuria.

Kasus: Anak perempuan umur 3 tahun, berobat ke RSUP Dr Kariadi dengan keluhan keputihan sejak 1 minggu. Keputihan berwarna kuning kehijauan, konsistensi cair, tidak berbau dan jumlah banyak. Pengecatan gram menunjukkan diplokokus gram negatif intrasel dan ekstrasel, serta peningkatan jumlah leukosit PMN. Hasil kultur dan tes oksidase ditemukan kuman Neisseria gonorrhoeae. Terapi dengan injeksi seftriakson 125 mg intramuskular dosis tunggal, memberikan perbaikan klinis. Prognosis quo ad vitam dan quo ad sanam ad bonam

Pembahasan: Pada kasus ini sumber pasti penularan belum diketahui dengan pasti. Dugaan pelecehan seksual belum dapat disingkirkan. Kemungkinan lain inokulasi Neisseria gonorrhoeae melalui kontak non seksual. Seftriakson memberikan efek bakterisidal terhadap kuman Neisseria gonorrhoeae dan merupakan terapi yang efektif dan aman untuk infeksi gonokokus tanpa komplikasi. Kata kunci : vaginitis gonore, anak

GONOCOCCAL VAGINITIS IN A CHILD

Erien Afrinia Asri, Teguh Priyanto, Diah Adriani Malik, Subakir

Department of Dermatovenereology

Faculty of Medicine of Diponegoro University / dr. Kariadi General Hospital, Semarang

Abstract

Introduction: Prepubertas children are more susceptible to infections with Neisseria gonorrhoeae because the vagina is alkaline and contains no estrogen. Vaginitis is the most common manifestation of gonococcal infection at the age of prepubertas. The transmission of gonococcal vaginitis can be through sexual contact (sexual harassment) or non-sexual contact. Clinical manifestations is body mucopurulent discharge, vaginal pruritus and dysuria.

Case: 3-year-old girl, went to dr. Kariadi General Hospital with complaint of vaginal discharge for 1 week. The discharge was yellow-green in color, liquid consistency, odorless and large quantities. Gram staining showed gram-negative diplococci intracellular and extracellular, as well as an increase in the number of polymorphonuclear leukocytes. Results of culture and oxidase tests found the bacteria Neisseria gonorrhoeae. Therapy with ceftriaxone 125 mg intramuscular injection given as a single dose, provided clinical improvement. The prognosis quo ad vitam and quo ad sanam were ad bonam.

Discussion: In this case the source of infection is not known with certainty. Allegations of sexual abuse can not be ruled out. Another possibility is inoculation the Neisseria gonorrhoeae through non-sexual contact. Ceftriaxone provide bactericidal effect against the Neisseria gonorrhoeae bacteria and an effective and safe therapy for uncomplicated gonococcal infections.

(6)

Referensi

Dokumen terkait

Ketidakakuratan kode diagnosis akan mempengaruhi ketepatan tarif INA-CBG (Indonesian Case Base Group) yang digunakan sebagai metode pembayaran untuk pelayanan pasien

“Analisis Cost Effectiveness Penggunaan Antidiabetes Berdasarkan Paket INA-CBGs pada Pasien DM Tipe I Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan”.. Struktur

Penelitian Kusumaningtyas (2013) dengan judul Analisis Perbedaan Biaya Riil Rumah Sakit dengan tarif INA- CBG’s untuk Kasus Persalinan dengan Sectio Caesaria

Tarif INA-CBG yang dibayarkan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan untuk kedua metode pembedahan katarak pada pelayanan rawat jalan lebih rendah sedangkan untuk

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui kesesuaian biaya riil dengan tarif INA-CBG’s pada pasien JKN rawat inap, dan pola pengobatan pasien infeksi saluran

Pelayanan rawat inap terkait secara fungsional dengan instalasi rawat inap dengan pintu masuk baik dari poliklinik maupun rawat darurat dengan kasus-kasus kehamilan patologis

Ketidakakuratan kode diagnosis akan mempengaruhi ketepatan tarif INA-CBG (Indonesian Case Base Group) yang digunakan sebagai metode pembayaran untuk pelayanan pasien

Askes (Persero) akan memberikan penggantian dengan pola pembayaran Paket INA-CBG yang berlaku. b) Semua kasus emergensi tanpa perlu rawat inap di rumah sakit dan ada kendala