HUBUNGAN KELEN
KAN ICD-10 DI RSUD DR MOEWARDI SU
ABSTRAK Sri Chandra Dewi J410101020
HUBUNGAN KELENGKAPAN PENGISIAN RESUME MEDIS DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS KASUS OBSTETRI DI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA
xix+46+9
Petugas rekam medis sebagai seorang pemberi kode (coder), sesuai dengan kompetensinya bertanggung jawab atas keakuratan kode dari suatu diagnosis yang sudah ditetapkan oleh tenaga medis/dokter. Ketidakakuratan kode diagnosis akan mempengaruhi ketepatan tarif INA-CBG (Indonesian Case Base Group) yang digunakan sebagai metode pembayaran untuk pelayanan pasien Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) di Indonesia.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kelengkapan pengisian resume medis dengan keakuratan kode diagnosis kasus obstetri berdasarkan ICD-10 di RSUD Dr Moewardi Surakarta tahun 2012. Metode penelitian menggunakan observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah berkas rekam medis kasus obstetri selama Triwulan I tahun 2012, yaitu sebanyak 795 berkas rekam medis. Sampel dalam penelitian ini adalah 89 berkas rekam medis, dengan pengambilan sampel secara simple random sampling. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan uji Chi-Square pada aplikasi program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kelengkapan pengisian resume medis dengan keakuratan kode diagnosis kasus obstetri berdasarkan ICD-10, dengan hasil analisis nilai p = 0,793 (p>0,05).
Kata kunci: Resume Medis, Keakuratan Kode Diagnosis
Surakarta, Juli 2012
Pembimbing I Pembimbing II
PENDAHULUAN
Untuk menjalankan pekerjaan di unit rekam medis diperlukan sumber daya manusia yang memenuhi kompetensi perekam medis. Hal penting yang harus diperhatikan oleh tenaga perekam medis adalah keakuratan dalam pemberian kode diagnosis. Menurut Kasim (2008) kualitas data terkode merupakan hal penting bagi kalangan tenaga personel manajemen informasi kesehatan, fasilitas asuhan kesehatan dan para profesional manajemen informasi kesehatan. Ketepatan data diagnosis sangat krusial di bidang manajemen data klinis, penagihan kembali biaya beserta hal-hal lain yang berkaitan dengan asuhan dan pelayanan kesehatan.
Untuk pengkodean yang akurat diperlukan rekam medis yang lengkap. Rekam medis harus memuat dokumen yang akan dikode seperti pada lembar depan (Ringkasan masuk dan keluar, lembaran operasi dan laporan tindakan, laporan patologi dan resume pasien keluar). Informasi yang terdapat dalam ringkasan riwayat pulang (resume atau discharge summary) merupakan ringkasan dari seluruh masa perawatan dan pengobatan pasien sebagaimana yang telah diupayakan oleh para tenaga kesehatan dan pihak terkait (Hatta, 2008).
struktur dalam rangka upaya pelayanan rekam medis memenuhi program akreditasi rumah sakit yang mengacu pada standar akreditasi internasional. Kasus obstetri adalah kasus terbanyak dalam 10 penyakit terbesar periode triwulan I (Januari-Maret 2012) di RSUD Dr Moewardi Surakarta, selain itu pemilihan kasus obstetri dalam penelitian ini adalah karena kode obstetri merupakan multiple code, dimana terdapat penambahan kode Z37 pada obstetrical records sehingga apabila kode Z37 tidak dicantumkan pada pengodean kasus persalinan, pihak internal dan eksternal rumah sakit yang membutuhkan laporan kasus persalinan tidak dapat mengetahui informasi mengenai hasil akhir persalinan (outcome of delivery).
Ketidakakuratan kode diagnosis tersebut akan mempengaruhi data dan informasi
laporan, ketepatan tarif INA-CBG (Indonesian Case Base Group) yang pada saat ini
digunakan sebagai metode pembayaran untuk pelayanan pasien Jamkesmas (Jaminan
Kesehatan Masyarakat) di Indonesia.
Landasan/ Kerangka Teori
Keterangan :
Variabel yang diteliti Variabel yang tidak diteliti
Manajemen Informasi Kesehatan (MIK)
Perekam Medis
(Klasifikasi dan kodifikasi penyakit/ tindakan
1. Rekam Medis (Resume medis) 2. ICD-10
Akurat Tidak Akurat
1. Laporan
2. Tarif pembayaran pelayanan kesehatan
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan study korelasi yaitu mencari hubungan antara satu keadaan dengan keeadaan lain yang
terdapat dalam satu populasi yang sama (Azwar, 2003). Dalam hal ini adalah hubungan antara kelengkapan pengisian resume medis dengan keakuratan kode diagnosis kasus obstetri. Sedangkan rancangan penelitian adalah cross sectional. Di dalam penelitian cross sectional (seksional silang), variabel ketidaklengkapan pengisian lembar resume medis dan keakuratan kode diagnosis yang terjadi diukur atau dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoadmodjo, 2002).
Penelitian ini dilakukan di bagian Instalasi Rekam Medis RSUD Dr Moewardi Surakarta pada bulan Juni 2012. Populasi dalam peneltian ini adalah seluruh berkas rekam medis pasien kasus obstetri periode triwulan I (Januari-Maret) tahun 2012 di RSUD Dr Moewardi Surakarta yang berjumlah 795 berkas rekam medis. Dengan menggunakan rumus Notoatmodjo, 2002 sehingga diperoleh sampel sebanyak 89 berkas rekam medis, dan tehnik pengambilan sampel yang dilakukan adalah secara simple random sampling.
Data tersebut meliputi identifikasi pasien, laporan yang penting, autentikasi dan pendokumentasian yang benar. Kelengkapan pengisian resume medis diukur dengan menggunakan check list. Sedangkan definisi operasional keakuratan kode diagnosis adalah ketepatan pemberian kode diagnosis berdasarkan ICD-10 (dibatasi pada bab XV penyakit yang berhubungan dengan kehamilan, kelahiran dan masa nifas) oleh petugas coder pada berkas rekam medis dengan meneliti hasil diagnosis yang telah dituliskan oleh dokter/tenaga medis yang menangani. Keakuratan kode diagnosis diukur dengan observasi terhadap kode yang dicantumkan oleh coder pada berkas rekam medis kasus obstetri.
Tehnik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis analitik. Analisis deskriptif merupakan suatu tehnik mendeskripsikan atau memaparkan gejala hasil penelitian. Analisis ini digunakan untuk mendapatkan gambaran kelengkapan pengisian resume medis dan keakuratan kode diagnosis pasien kasus obstetri berdasarkan ICD-10, sedangkan analisis analitik dilakukan untuk menguji hubungan kelengkapan pengisian resume medis dengan keakuratan kode diagnosis. Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi-square yang digunakan untuk menguji hipotesis pada populasi yang terdiri dari dua atau lebih kelas dimana data berbentuk nominal dan sampelnya besar (Sugiyono, 2008). Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini menggunakan bantuan paket SPSS.
HASIL PENELITIAN
a. Gambaran umum RSUD Dr Moewardi Surakarta
RSUD Dr. Moewardi Surakarta merupakan rumah sakit milik Pemerintah Daerah Tingkat I Propinsi Jawa Tengah yang terletak di pusat kota Surakarta. Instalasi Rekam Medis RSUD Dr Moewardi Surakarta sendiri mempunyai tujuan khusus yaitu Tercapainya pengelolaan administrasi rekam medis yang cepat, tepat, benar, paripurna, prima dan memuaskan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Lembar resume medis di RSUD Dr Moewardi Surakarta terdiri dari dua halaman yang masing-masing harus diisi oleh dokter, perawat/ bidan dan diisi oleh kasir, dimana bagian-bagian tersebut terdapat empat item penilaian (komponen analisis) yang akan dimasukkan dalam kategori lengkap atau tidak lengkap.
b. Deskripsi Kelengkapan Pengisian Resume Medis
penulisan rekam medis masuk dalam kategori tidak lengkap adalah tulisan yang tidak terbaca dan cara pembetulan kesalahan yang tidak tepat.
c. Deskripsi keakuratan kode diagnosis
Berdasarkan hasil distribusi frekuensi diketahui bahwa rata-rata kode diagnosis kasus obstetri di RSUD Dr. Moewardi Surakarta termasuk kategori akurat (77,5%) sisanya adalah 22,5% kategori tidak akurat. Persentase ketidakakuratan kode diagnosis kasus obstetri tersebut dikarenakan pengkodean mencantumkan terlebih dahulu komplikasi persalinan yang seharusnya mencantumkan kode cara persalinan terlebih dahulu. Penyebab lain adalah tidak ada pengkodean khusus Z37 untuk kasus obstetri. Berdasarkan hasil studi dokumentasi pada kasus obstetri, pengkodean rangkap pada kasus obstetri masih belum diterapkan oleh coder. Penyebabnya adalah pemahaman petugas coding mengenai kode rangkap pada pengkodean kasus obstetri yang masih kurang. d. Analisis analitik
Hubungan antara Kelengkapan Pengisian Resume Medis dengan Keakuratan Kode Diagnosis Kasus Obsteri
di RSUD Dr. Moewardi Surakarta
sebesar 0,869, angka tersebut menunjukkan bahwa pengisian resume medis yang lengkap mempunyai peluang untuk mendapatkan kode diagnosis yang lebih akurat 0,869 kali jika dibandingkan dengan pengisien resume medis yang tidak lengkap.
SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan yang signifikan dengan keakuratan kode diagnosis di RSUD Dr. Moewardi Surakarta dapat disimpulkan bahwa kelengkapan pengisian resume medis tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan keakuratan kode diagnosis di RSUD Dr. Moewardi Surakarta dengan nilai p = 0,793 ( p > 0,05).
Saran
1. Coder (petugas koding) lebih memperhatikan tahap pengkodean khusus kasus obstetri.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar S. 2003. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hatta G. 2008. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta: UI Press
Kasim F. Sistem Klasifikasi Utama Morbiditas dan Mortalitas. Hatta G, Editor. 2008. Pedoman Manajemen informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan kesehatan. Jakarta: UI press.
Notoadmodjo S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Sugiyono. 2008. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta