PELAKSANAAN PENAHANAN DAN PELAYANAN TAHANAN DALAM KAITANNYA DENGAN PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA
DI RUMAH TAHANAN NEGARA (Studi di RUTAN Klas I MEDAN)
TESIS
Oleh :
DAULAT JHON FERY PURBA 077005139
*
*
SE K O L AH
FAKULTAS PASCASARJANA PROGRAM STUDI ILMU HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PELAKSANAAN PENAHANAN DAN PELAYANAN TAHANAN
DALAM KAITANNYA DENGAN PENEGAKAN HAK ASASI
MANUSIA DI RUMAH TAHANAN NEGARA
(Studi di RUTAN Klas I Medan)
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Humaniora
Dalam Program Studi Ilmu Hukum pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
DAULAT JHON FERY PURBA 077005139/HK
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Judul Tesis : PELAKSANAAN PENAHANAN DAN PELAYANAN TAHANAN DALAM KAITANNYA DENGAN PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI RUMAH TAHANAN NEGARA (Studi di RUTAN Klas I Medan)
Nama Mahasiswa : Daulat Jhon Fery Purba Nomor Pokok : 077005139
Program Studi : Ilmu Hukum
Menyetujui Komisi Pembimbing
K e t u a
(Prof. Chainur Arrasjid, SH)
A n g g o t a
(Dr. Mahmud Mulyadi, SH, M.Hum)
Ketua Program Studi
(Prof. Dr. Suhaidi, SH, MH)
A n g g o t a
(Syafruddin S. Hasibuan, SH,MH,DFM)
Dekan
(Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum)
Telah diuji pada
Tanggal 18 Agustus 2011
PANITIA PENGUJI TESIS
KETUA : Prof. Chainur Arrasjid, SH
Anggota : 1. Dr. Mahmud Mulyadi, SH,M.Hum 2. Syafruddin S. Hasibuan, SH,MH,DFM 3. Dr. Hamdan, SH, MH
PELAKSANAAN PENAHANAN DAN PELAYANAN TAHANAN DALAM KAITANNYA DENGAN PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA
DI RUMAH TAHANAN NEGARA (Studi di RUTAN Klas I Medan)
Daulat Jhon Fery Purba A B S T R A K
Penahanan adalah perampasan atau pencabutan kemerdekaan orang lain yang menimbulkan perasaan tidak enak (sengsara) dan akan membawa konsekuensi hukum maupun sosiologi yang luas baik bagi orang yang ditahan maupun keluarganya karena sifatnya yang eksesif yakni orang yang belum bersalah secara hukum, tapi dalam masyarakat sudah dianggap bersalah. Pembinaan terhadap warga binaan pemasyarakatan (termasuk tahanan) juga disesuaikan dengan asas-asas yang terkandung dalam Pancasila, UUD 45 dan standart minimum rules yang kesemuanya tercermin dalam 10 prinsip pemasyarakatan. Arah pelayanan perawatan tahanan, pembinaan dan bimbingan yang perlu dilakukan petugas ialah memperbaiki tingkah laku warga binaan agar tujuan pembinaan dapat tercapai. Tujuan umum adalah agar mereka dapat menjadi manusia Indonesia yang baik dan berguna seutuhnya dan ikut serta dalam pembangunan nasional. Bimbingan kegiatan hanya dapat diikuti oleh tahanan secara sukarela dan bersifat jangka pendek.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan penahanan dan pelayanan tahanan dalam proses peradilan pidana selama terdakwa ditahan di rumah tahanan negara; mengetahui perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM) dalam pelaksanaan penahanan di RUTAN Klas I Medan dan untuk mengetahui hambatan dan kendala yang dihadapi oleh RUTAN Klas I Medan dalam upaya meningkatkan perlindungan HAM khususnya dalam pelaksanaan penahanan.
Ternyata keberadaan Rumah Tahanan negara (RUTAN) dalam peningkatan perlakuan yang lebih adil dan manusiawi dalam proses peradilan pidana bukanlah hal yang berlebihan. Pelaksanaan penahanan, responden yang seluruhnya merupakan aparat petugas RUTAN Klas I Medan berpendapat bahwa masalah HAM terlalu dibesar-besarkan dan dianggap bahwa penghormatan dan perlindungan HAM belum menjadi pertimbangan utama bagi aparat petugas dalam pelaksanaan tugas dan wewenangnya sewaktu tahanan ada di dalam RUTAN. Perlindungan HAM yang terjadi di RUTAN klas I Medan masih belum seperti yang diharapkan. Dikarenakan banyaknya hal yang tidak mendukung sehingga perlindungan HAM terjadi.
Masih banyaknya hambatan dan kendala yang menjadi penghalang terlaksananya perlindungan HAM dan pelayanan tahanan diantaranya yaitu; kurangnya sarana dan prasarana untuk memberikan pelayanan kepada tahanan, cthnya: kurangnya sarana olahraga, jarangnya datang pemuka-pemuka agama ke RUTAN dll; masih rendahnya
tingkat pendidikan petugas RUTAN sehingga kemungkinan besar dapat menyebabkan pelanggaran HAM di RUTAN; sudah merupakan tradisi RUTAN bahwa yang namanya tahanan harus “dididik” dan “dibina”. Pengertian “dididik” dan “dibina” ini sering disalahartikan sebagai didikan dan binaan dengan cara kekerasan.
ARREST AND IMPRISONMENT OF SERVICES IN CONJUNCTION WITH THE ENFORCEMENT OF HUMAN RIGHTS AT HOME STATE
PRISONERS
(Case in RUTAN Klas I Medan)
Daulat Jhon Fery Purba
ABSTRACT
Detention is a deprivation of liberty or deprivation of others are uncomfortable one (passion) and will bring legal consequences as well as a broad sociological good for the person detained or his family because of its excessive ie people who are not legally guilty, but society has deemed guilty . Guidance to prisoners (including prisoners) are also adjusted to the principles contained in Pancasila, the Constitution 45 and the minimum standard rules which all reflected in the 10 correctional principles.
Directions prisoner care services, coaching and guidance you need to do is to fix the officer's behavior for the purpose of fostering citizen auxiliaries can be achieved. The common goal is to enable them to become Indonesia's human good and useful, and participate fully in national development. Guidance activities can only be followed by inmates is voluntary and short-term nature. This study aims to determine the implementation of the detention and custody services in the criminal justice process for the accused were detained in house state inmates; know the protection of Human Rights in the implementation of detention in prisons Class one field and to identify obstacles and constraints faced by RUTAN Class one field in an effort to improve human rights protection, especially in the implementation of detention.
It turned out that the existence of the state prison (detention center) in the treatment increased a more just and humane criminal justice process is not excessive.Implementation of the detention, the respondents who are all officers apparatus RUTAN Class one Field argues that the issue of human rights exaggerated and considered that respect for and protection of human rights has not become a major consideration for staff officers in the execution of duties and responsibilities when custody is in the crease. Protection of human rights that occurred in RUTAN Class one field is still not as expected. Due to the many things that do not support so that the protection of human rights occurred.
There are still many barriers and obstacles that hinder the implementation of human rights protection and custody services among which: the lack of facilities and infrastructure to provide services to prisoners, for example, lack of sports facilities, lack of religious leaders came to the crease, etc.; the low level of education so that officers Rutan is likely to cause human rights violations in prisons; RUTAN is already a tradition that the name detainees must be "educated" and "nurtured". Definition of "educated" and "scouted" is often misinterpreted as educated and assisted by violent means.
KATA PENGANTAR
Puji Tuhan atas segala Kasih yang telah diberikanNya serta juga kesehatan yang diberikan sehingga dapat menyelesaikan tesis ini. Adapun topik penelitian menyangkut tentang “PELAKSANAAN PENAHANAN DAN PELAYANAN TAHANAN DALAM KAITANNYA DENGAN PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI RUMAH TAHANAN NEGARA (Studi di RUTAN Klas I MEDAN)”. Tesis ini dibuat dan diselesaikan sebagai suatu syarat untuk mendapatkan gelar magister ilmu hukum pada Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari bahwa penyelesaian tesis ini tidak akan rampung tanpa bantuan, saran maupun petunjuk yang diberikan kepada penulis oleh pembimbing maupun penguji baik pada saat pengajuan judul sampai penyususan tesis ini.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof.Dr.dr. Syahril Pasaribu, DTM&H,MSc(CTM),Sp.A(K), selaku Rektor atas kesempatan menjadi mahasiswa pada Program Studi Magister
Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Prof.Dr.Suhaidi,SH,MH selaku Ketua Program Studi Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Prof. Chainur Arrasjid, SH, selaku Pembimbing Utama serta Bapak Dr. Mahmud Mulyadi, SH, M.Hum dan Bapak Syafruddin S. Hasibuan, SH, MH, DFM selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan mendorong penulis dalam melaksanakan penelitian dan penyelesaian tesis.
5. Bapak Dr. Hamdan, SH, MH dan Ibu Dr. Marlina, SH, MH selaku penguji, terima kasih atas masukan dan pendapatnya dalam penyempurnaan substansi tesis ini. 6. Bapak Kepala Rutan Klas I Medan Thurman S M Hutapea BcIP, SH, M Hum
yang telah memberikan penulis tempat penilitian.
7. Seluruh Guru Besar serta Dosen pada Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
Penulis juga sangat berterima kasih kepada kedua orangtua dan mertua yang telah menanamkan nilai-nilai dasar keilmuan dan selalu mendoakan penulis. Salam bahagia penulis haturkan kepada isteri tercinta dan anak-anak tersayang atas kerelaan waktu yang tersita dan dorongan yang selalu mereka berikan agar penulis segera menyelesaikan studi.
Kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu penyelesaian tesis ini, teman-teman di Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang tidak mungkin disebutkan satu per satu, penulis mengucapkan banyak terima kasih. Semoga Tuhan senantiasa menyertai kita dalam hidup damai dan tenteram. Puji Tuhan
Hormat Penulis
Daulat Jhon Fery Purba
RIWAYAT HIDUP
Nama : Daulat Jhon Fery Purba
Tempat/Tgl. Lahir : Medan, 06 Juli 1969
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen
Pendidikan :
1. Sekolah Dasar RK. St. Thomas 1, Lulus Tahun 1982
2. Sekolah Menengah Pertama RK St. Thomas 1, Lulus Tahun 1985 3. Sekolah Menengah Atas Kristen 2, Lulus Tahun 1988
4. Fakultas Hukum Universitas Katholik St. Thomas, Lulus Tahun 1996 5. Fakultas Pascasarjana Program Studi Ilmu Hukum Universitas Sumatera
Utara, Lulus Tahun 2011
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... v
RIWAYAT HIDUP ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Permasalahan ... 9 C. Tujuan Penelitian ... 10 D. Manfaat Penelitian ... 10 E. Keaslian Penelitian ... 11
F. Kerangka Teori dan Konsepsional ... 12
1. Kerangka Teori ... 12 2. Kerangka Konsepsional ... 20 G. Metode Penelitian ... 20 1. Pendekatan Masalah ... 21 2. Sumber Data ... 21 3. Pengumpuan Data ... 23 4. Analisa Data ... 23
BAB II PELAKSANAAN PENAHANAN DAN PELAYANAN TAHANAN DALAM PROSES PERADILAN PIDANA ... 24
A. Pelaksanaan Penahanan dalam Proses Peradilan Pidana ... 24
1. Proses Penerimaan, Pendaftaran, dan Penempatan Tahanan di RUTAN ... 37
2. Orang-orang yang diterima di Rutan ... 44
B. Potensi Rutan Dalam Melakukan Pelayanan Tahanan ... 45
BAB III PELAKSANAAN PENEGAKAN HUKUM DAN PERLINDUNGAN TERHADAP HAK ASASI TAHANAN DAN
NARAPIDANA DI RUTAN KLAS I MEDAN ... 66
A. Konsep Hak Asasi Manusia ... 66
B. Perkembangan Asas Praduga Tidak Bersalah dan Asas Persamaan Kedudukan Dalam Hukum ... 71
C. Manfaat RUTAN Dalam Peningkatan Pelrindungan HAM dalam Proses Peradilan Pidana ... 87
D. Perlindungan HAM bagi Tersangka dan/atau Terdakwa Selaku Warga Binaan di RUTAN Klas I Medan ... 97
BAB IV KENDALA YANG DIHADAPI DALAM PENINGKATAN PERLINDUNGAN HAK ASASI MANUSIA ... 103
A. Pelaksanaan Upaya Paksa Penahanan ... 103
B. Kendala Yang Dihadapi Oleh Petugas RUTAN ... 122
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 124
A. Kesimpulan ... 124
B. Saran ... 125
DAFTAR PUSTAKA ... 126