• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. Roundtable Of Sustainable Palm Oil (RSPO)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "V. Roundtable Of Sustainable Palm Oil (RSPO)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

V. Roundtable Of Sustainable Palm Oil

(RSPO)

1. Latar Belakang Dan Sejarah Pendirian RSPO

Hal yang melatarbelakangi adanya RSPO adalah:

 Perkembangan pembangunan kelapa sawit yang begitu pesat dan diperkirakan/dikhawatirkan akan memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan sosial

 Pengalihan fungsi hutan alam yang bernilai konservasi tinggi , terancamnya keanekaragaman hayati, konversi lahan gambut sehingga melepaskan gas rumah kaca yang mengakibatkan pemanasan global  Pembangunan perkebunan yang tidak memperhatikan hak-hak adat,

ulayat, masyarakat asli tanpa ijin masyarakat terkait sehingga menimbulkan konflik sosial

 Kampanye menentang pembangunan perkebunan kelapa sawit terhadap dampak negatif pembangunan perkebunan yang tidak berkelanjutan

 Kampanye terhadap dampak negatif pembangunan perkebunan tersebut mengakibatkan pembeli minyak kelapa sawit di eropa dan amerika serikat mulai menuntut agar setiap barang yang mengandung minyak sawit harus berasal dari perkebunan sawit lestari

Dari hal diatas maka untuk mengatasi masalah tersebut pada tahun 2004 harus, unilever, Golden Hope, Mpoa Malaysia, Migros, Sainsbury dan difasilitasi oleh WWF memprakarsai dibentuknya Roundtable Of Sustainable Palm Oil (RSPO).

(2)

RSPO merupakan asosiasi internasional yang berpusat di zurich, sekretariat di malaysia dan perwakilan di indonesia.

Rspo merupakan asosiasi bukan profit yang mempromosikan penanaman dan penggunaan kelapa sawit yang berkelanjutan dengan melalui kerjasama operasi didalam supply chain (rantai pasar) dan dialog terbuka dengan stakeholdernya (stakeholder” para pihak yang berkepentingan dengan kelapan sawit (petani, perusahaan, pemerintah, pemerhati lingkungan dan masyarakat adat, bank, pedagang, pembeli).

RSPO terbentuk dengan anggota biasa dan gabungan anggota yg terdiri dari 7 sektor yang berbeda, yaitu:

1. Petani /penanam kelapa sawit

2. Pengolah minyak sawit atau pedagang 3. Konsumen dari pabrik barang-barang 4. Pengecer/retailer

5. BANK/investor

6. LSM lingkungan/konservasi alam 7. LSM social/pengembangan

Setiap anggota baru yang akan mendaftar harus mempunyai kekhususan dan mempunyai sarat masuk pada salah satu sektor diatas.

(3)

B. BAKAR, MDF, KOMPOST

P

OHON INDUSTRI SAWIT

TANDAN KOSONG SAWIT

MDF

, PULP & KERTAS, KOMPOS,

KARBON, RAYON

FATTY ACID, METYL ESTER, FATTY ALCOHOL

FATTY AMINE, KOSMETIK, M. GEMUK, LILIN,

SURFACTANT, EMULSIFIER, SABUN, EPOXY,

PELUMAS, CAT, TOILETRIES,

FARMASI

BATANG &

PELEPAH

TANDAN BUAH

SEGAR

BUAH SAWIT

INTI SAWIT

DAGING

BUAH

CANGKANG

AMPAS

P K O

CPO

SERAT

PANGAN

NON PANGAN

MDF,

PULP & KERTAS

B. BAKAR, KARBONPAKAN TERNAK

M. GOREN, MARGARINE,

CONFECTIONERIES,

SHORTENING,

VANASPATI, ES CREAM,

YOGHURT,

FOOD EMULSIFIER,

CREAMER,

M. GORENG MERAH

B. Rantai pasar kelapa sawit

Rantai pasar kelapa sawit ( value chain-sumber rspo.org) bisa dilihat dari 4 peran utama yaitu:

(4)

Produsen -producer  Petani  Perkebunan  Pabrik

 Menanam kelapa sawit  Memproduksi tbs  Mengubah tbs menjadi

cpo dan pko

Pedagang-traders  Menyimpan dan/atau

pengapalan minyak sawit (cpo dan pko)  Membeli dan menjual

minyak sawit (cpo dan pko)  Menyaring minyak sawit Pabrik –manufacture - Pangan - Non pangan  Memproduksi bahan-bahan (produce ingredients)  Memproduksi bahan-bahan untuk konsumen (produce consumer goods)  Pengepakan/label untuk barang konsumen (pack/label consumer goods) Pengecer-retailers  Mendistribusikan

barang yang berlabel (distribute labeled goods)

 Menjual barang ke konsumen (sell goods to consumers)

C. Prinsip Dan Kriteria RSPO

RSPO mendefiniskan perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan adalah perkebunan yang sesuai dengan Prinsip dan Kriteria produksi minyak sawit berkelanjutan (P & C) yang terdiri dari 8 prinsip dan 39 kriteria. Dengan menerapkan

(5)

p&c akan memberikan manfaat dari segi ekonomi, social maupun lingkungan secara berkelanjutan untuk generasi selanjutnya. Secara ringkas prinsip rspo terdiri atas:

1. Transparansi

2. Undang-undang /legalitas perijinan

Legalitas perijinan dalam pembukaan lahan perkebunan dari pemerintah 3. Ekonomi

Modal pengembangan kebun dan pengelolahannya 4. Praktik yang baik

5. Lingkungan 6. Sosial

7. HCV (High Consevation Value)

5,6 & 7 merupakan mempertimbangkan dampak/akibat social bagi masyarakat dengan adanya pembukaan kebun skala besar ataupun kecil. Karena mungkin tidak sesuai dengan budaya pertanian setempat dan meminggirkan masyarakat setempat karena dianggap tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan tanaman tersebut. (ini untuk mengakomodir pemerhati social masyarakat)

Dari aspek lingkungan, perubahan/pemusnahan tumbuhan dan hewan-hewan local, yang akan merusak keanekaragaman hayati local. (ini buat pemerhati lingkungan, yg konsen dengan kerusakan alam)

8. Perbaikan terus menerus ini terkait keberlanjutan kebun jangka panjang. Jadi pertimbangan prinsip dari 1-8 menyangkut aspek perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluati serta prinsip keberlanjutan

Secara detail P & C dari RSPO adalah sebagai berikut :

No PRINSIP KRITERIA

1 Prinsip 1: Komitment terhadap transparansi.

Kriteria 1.1. Pihak perkebunan dan pabrik kelapa sawit memberikan informasi yang diperlukan kepada pihak lain menyangkut isu-isu lingkungan, sosial dan hukum yang relevan dengan kriteria rspo, dalam bahasa dan bentuk yang memadai, untuk memungkinkan adanya partisipasi efektif dalam pembuatan kebijakan

Kriteria 1.2 dokumen manajemen dapat diakses oleh publik, kecuali bila dicegah oleh aturan kerahasiaan dagang atau ketika keterbukaan informasi akan berdampak negatif pada lingkungan dan sosial

2 Prinsip 2:

Memenuhi hukum dan peraturan yang berlaku.

Kriteria 2.1 semua hukum dan peraturan berlaku/diratifikasi baik di tingkat lokal, national maupun internasional dipenuhi

(6)

dibuktikan dan tidak dituntut secara sah oleh komunitas lokal dengan hak-hak yang dapat dibuktikan.

Kriteria 2.3 penggunaan tanah untuk kelapa sawit tidak menghilangkan hak legal maupun hak adat para pengguna lain tanpa adanya persetujuan tanpa paksa dari mereka. 3 Prinsip 3: Komitmen terhadap kelayakan ekonomi dan keuangan jangka panjang

Kriteria 3.1 terdapat rencana manajemen yang diimplementasikan yang ditujukan untuk mencapai keamanan ekonomi dan keuangan

Dalam jangka panjang.

4 Prinsip 4: Penggunaan praktik terbaik tepat oleh perkebunan dan pabrik

Kriteria 4.1 prosedur operasi didokumentasikan Secara tepat dan diimplementasikan dan dipantau Secara konsisten

Kriteria 4.2 praktik-praktik mempertahankan kesuburan tanah sampai pada suatu tingkat atau,

Jika memungkinkan, meningkatkan kesuburan

Tanah sampai pada tingkat, yang dapat memastikan hasil optimum dan berkelanjutan

Kriteria 4.3 praktik-praktik meminimalisasi dan Mengendalikan erosi dan degradasi tanah. Kriteria 4.4 praktik-praktik mempertahankan Kualitas dan ketersediaan air permukaan dan air Tanah.

Kriteria 4.5 hama, penyakit, gulma dan spesies

Baru yang agresif dikelola secara efektif menggunakan teknik pemberantasan hama

Terpadu (pht) secara tepat.

Kriteria 4.6 bahan kimia pertanian digunakan

Dengan cara-cara tidak membahayakan kesehatan dan lingkungan. Tidak ada penggunaan bahan prophylactic dan ketika bahan kimia pertanian dikategorikan sebagai tipe 1a atau 1b who atau bahan-bahan yang termasuk dalam daftar konvensi stockholm dan rotterdam digunakan, maka pihak perkebunan harus secara aktif melakukan upaya identifikasi bahan alternative dan proses ini harus didokumentasikan.

Kriteria 4.7 rencana kesehatan dan keselamatan Kerja dielaborasi, disebarluaskan dan

(7)

Kriteria 4.8 seluruh staf, karyawan, petani dan Kontraktor haruslah dilatih secara tepat. 5 Prinsip 5:

Tanggung jawab lingkungan dan konservasi

kekayaan alam dan keanekaragaman hayati

Kriteria 5.1 aspek-aspek manajemen perkebunan Dan pabrik yang menimbulkan dampak lingkungan

Diidentifkasi, dan rencana-rencana untuk mengurangi/mencegah dampak negatif dan mendorong dampak positif dibuat, diimplementasikan dan dimonitor untuk memperlihatkan kemajuan yang kontinu.

Kriteria 5.2 status spesies-spesies langka, terancam, atau hampir punah dan habitat dengan nilai konservasi tinggi, jika ada di dalam perkebunan atau yang dapat terpengaruh oleh manajemen kebun dan pabrik harus diidentifikasi dan konservasinya diperhatikan dalam rencana dan operasi manajamen.

Kriteria 5.3 limbah harus dikurangi, didaur ulang, dipakai kembali, dan dibuang dengan cara-cara

Bertanggung jawab secara lingkungan dan sosial

Kriteria 5.4 efisiensi penggunaan energi dan penggunaan energi terbarukan dimaksimalkan.

Kriteria 5.5 penggunaan pembakaran untuk pembuangan limbah dan untuk penyiapan lahan untuk penanaman kembali dihindari kecuali dalam kondisi spesifik, sebagaimana tercantum dalam kebijakan tanpa-bakar asean atau panduan local serupa.

Kriteria 5.6 rencana-rencana untuk mengurangi pencemaran dan emisi, termasuk gas rumah kaca,

Dikembangkan, diimplementasikan dan dimonitor 6 Prinsip 6: Pertimbangan bertanggung jawab atas karyawan, individu, dan komunitas yang terkena Dampak perkebunan dan pabrik

Kriteria 6.1 aspek-aspek pengelolaan perkebunan dan pabrik yang menimbulkan dampak sosial diidentifikasi secara partisipatif dan rencana-rencana untuk mencegah dampak negatif dan untuk mendorong dampak positif dibuat, diimplementasikan dan dimonitor untuk memperlihatkan kemajuan yang

Berkesinambungan.

Kriteria 6.2 terdapat metode terbuka dan transparan untuk mengkomunikasikan dan mengkonsultasikan antara perkebunan dan/atau pabrik, komunitas lokal, dan pihak lain yang dirugikan atau berkepentingan. Kriteria 6.3 terdapat system yang disepakati dan

Didokumentasikan bersama untuk mengurus keluhan-keluhan dan penderitaan-penderitaan, yang

(8)

diimplementasikan dan diterima oleh semua pihak Kriteria 6.4 setiap perundingan menyangkut kompensasi atas kehilangan hak legal atau hak

Adat dilakukan melalui system terdokumentasi

Yang memungkinkan komunitas adat dan stakeholder lain memberikan pandanganpandangannya melalui institusi perwakilan mereka sendiri

Kriteria 6.5 upah dan persyaratan-persyaratan bagi karyawan dan/atau karyawan dari kontraktor harus selalu memenuhi paling tidak standar minimum industri atau hukum, dan cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar pekerja dan untuk memberikan pendapatan tambahan.

Kriteria 6.6 perusahaan menghormati hak seluruh karyawan untuk membentuk dan menjadi anggota serikat pekerja sesuai dengan pilihan mereka dan untuk mengeluarkan pendapat secara kolektif. Ketika hak kebebasan berkumpul dan mengeluarkan pendapat secara kolektif dilarang oleh hukum, maka perusahaan memfasilitasi media asosiasi independen dan bebas dan hak mengeluarkan pendapat yang

Setara bagi seluruh karyawan.

Kriteria 6.7 buruh anak-anak tidak diperbolehkan. Anak-anak tidak boleh terpapar oleh kondisi kerja membahayakan. Pekerjaan yang dilakukan oleh anak-anak hanya diperbolehkan pada perkebunan keluarga, di bawah pengawasan orang dewasa dan tidak

Mengganggu program pendidikan mereka.

Kriteria 6.8 perusahaan tidak boleh terlibat atau mendukung diskriminasi berbasis ras, kasta, kebangsaan, agama, ketidakmampuan fisik,

Jender, orientasi seksual, keanggotaan serikat, Afiliasi politik atau umur

Kriteria 6.9 kebijakan untuk mencegah pelecehan seksual dan berbagai bentuk kekerasan terhadap perempuan dan untuk melindungi hak reproduksi mereka dikembangkan dan diaplikasikan

Kriteria 6.10 pihak perkebunan dan pabrik kelapa sawit berurusan secara adil dan transparan dengan petani dan bisnis lokal lainnya

(9)

terhadap pembangunan lokal yang berkelanjutan sejauh memungkinkan. 7 Prinsip 7: Pengembangan perkebunan baru yang bertanggung jawab

Kriteria 7.1 suatu kajian lingkungan dan sosial yang Komprehensif dan partisipatif dilakukan sebelum menetapkan suatu wilayah perkebunan atau operasi Baru, atau perluasan kawasan sudah ada, dan hasilnya diintegrasikan ke dalam perencanaan,

Pengelolaan dan operasi

Kriteria 7.2 survey tanah dan informasi topografi

Digunakan untuk perencanaan lokasi kerja dalam rangka penetapan kawasan penanaman baru, dan

Hasilnya diintegrasikan ke dalam rencana dan operasi Kriteria 7.3 penanaman baru sejak nopember 2005 (yang merupakan perkiraan saat pengadopsian kriteria rspo oleh anggotanya) tidak menggantikan hutan alam atau kawasan yang memiliki satu atau lebih nilai konservasi tinggi

Kriteria 7.4 penanaman ekstensif di lerengan curam Dan/atau tanah tidak subur dan rentan, dihindari. Kriteria 7.5 tidak ada penanaman baru dilakukan di Tanah masyarakat lokal tanpa persetujuan bebas,

Didahulukan dan diinformasikan (fpic) dari mereka, yang dilakukan melalui suatu sistem yang terdokumentasi sehingga memungkinkan masyarakat adat dan masyarakat lokal serta para pihak lainnya bisa mengeluarkan pandangan mereka melalui institusi perwakilan mereka sendiri

Kriteria 7.6 masyarakat lokal diberikan kompensasi Untuk akuisisi tanah sudah disetujui dan dibebaskan dari pelepasan haknya dengan syarat harus melalui

Proses fpic dan persetujuan yang sudah disepakati Kriteria 7.7 penggunaan api dalam penyiapan lahan Penanaman baru dihindari kecuali dalam situasi tertentu, sebagaimana terdapat dalam panduan

Tanpa-bakar asean maupun praktik terbaik yang ada Di region 8 Prinsip 8: Komitmen terhadap perbaikan terus-menerus pada

Kriteria 8.1 pihak perkebunan dan pabrik kelapa Sawit secara teratur memonitor dan mengkaji ulang Aktifitas mereka dan mengembangkan dan mengimplementasikan rencana aksi yang memungkinkan adanya perbaikan nyata yang

(10)

wilayah-wilayah utama aktiftas

Kontinu pada operasi-operasi kunci

D. Tahapan Sertifikasi

RSPO pada prinsipnya adalah berbasis kinerja bukan berbasis manajemen sistem dan prosedur operasi seperti lembaga sistem verifikasi lainnya.

Sistem sertifikasi: system sertifikasi berkelompok dengan tahapan sebagai berikut

Tahapan sertifikasi RSPO :

NO TAHAPAN KETERANGAN

1 Pembentukan kelompok sertifikasi

Unit manager kelompok:

- Peraturan (kewajiban/tanggung jawab, hak

- Manager

- Internal Control System (ICS) Anggota kelompok

Kewajiban/tanggung jawab dan hak 2 Legalisasi kelompok

3 Pengumpulan data dasar petani anggota

Antara lain: status lahan, luas kebun, kondisi ekonomi petani, kondisi social petani dll

4 Pelatihan untuk ICS dan anggota

ICS: P&C RSPO, Group Certification System, Gap (Good Agricultural Practices (Praktek Pertanian Yang Baik) , Documentasi

Anggota: P&C RSPO, GAP, Documentasi

5 Pemeriksaan internal Dilakukan oleh ics dan petani. Praktek tidak sesuai dengan P&C diidentifikasi dan disussun rencana perbaikan ( Correction Action Request = CAR) 6 Pelaksanaan perbaikan

sesuai CAR

Dilakukan bersama oleh ICS dengan petani. Semua car dilakukan dengan pedoman gap dan P&C RSPO

7 Pre audit Dilakukan oleh ICS bersama dengan

external auditor (lembaga sertifikasi). Ketidaksesuaian dengan P&C RSPO diidentifikasi dan disususn rencana perbaikan (CAR)

(11)

sesuai CAR petani untuk tahap petama agar diusahakan semua indicator mayor dapat dipenuhi

9 Sesudah perbaikan

dilakukan dan ics menyatakan

Semua indikator, terutama indikator mayor, telah dipenuhi, maka menejer

Kelompok mengundang lembaga sertifikasi untuk melakukan audit utama

(main audit)

10 Main audit (audit utama) - Pelaksana audit adalah lembaga sertifikasi yang telah terdaftar di rspo. Unit

- Menejer dan anggota akan diaudit - Unit menejer akan diaudit

terhadap rspo standard for group

certification,

- Sedangkan anggota akan diaudit terhadap interpretasi nasional

- Prinsip & kriteria rspo

untuk produksi minyak sawit berkelanjutan

- Untuk petani kelapa sawit swadaya

republik indonesia

Apa implikasinya jikalau petani menerapkan RSPO atau kebunnya telah bersertifikat? Pasti akan muncul pertanyaan mereka terkait dengan ini.

Pastinya “harga jual” yang beda. Seperti halnya produk-produk pertanian organik dan non organik.

Berapa perbedaan harga antara yang bersertifikat RSPO dan tidak di pasar dunia. Petani akan tertarik dengan ini. Karna mereka akan melihat tingkat efisiensi curahan tenaga dan waktu yang dialokasikan agar mendapat sertifikat RSPO jika memang layak. Jika pendekatan “harga” tidak membuat mereka mau ikut, gunakan tren pembeli internasional di rotterdam, chicago market terkait dengan produk-produk yang merusak lingkungan dan mengabaikan masyarakat lokal?

saat ini kebanyakan produk sawit indonesia masih mengalir ke india dan china

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Privina et al (2013) yang menyatakan faktor predisposisi yang paling sering ditemukan pada penderita

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar logam timbal yang terkandung di dalam sediaan eye-liner pencil yang beredar di Kota Pontianak dengan

Sehubungan itu, kajian ini cuba menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan dan agihan pendapatan di kawasan transmigrasi dan kawasan bukan

Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh langung dan tidak langsung (dengan melalui persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan) dari faktor proses

Gambar 4.4 menunjukkan hubungan antara lendutan yang terjadi pada ketiga benda uji tipe balok tunggal yang diuji dalam posisi horizontal terhadap waktu

Berdasarkan beberapa penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian good corporate governance (GCG) pada dasarnya merupakan suatu sistem dan seperangkat peraturan

Dari perbandingan diatas unuk tegangan geser material sebelum dipanaskan memiliki teganngan geser yang lebih tinggi 5,09 MPa, untuk modulus elastisitas nilai maksimum

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas karunia, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi berjudul “Hubungan Kinerja