• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Motivasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Motivasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat Medan"

Copied!
138
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. PERKEBUNAN

NUSANTARA IV KANTOR PUSAT MEDAN

OLEH

WINDI PUSPITA DIAN SARI HASIBUAN 100502203

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

PENGARUH MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV

KANTOR PUSAT MEDAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat, Medan.

Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik. Penganalisisan data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 17.0 for Windows. Populasi penelitian ini berjumlah 357 orang karyawan pada PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat, Medan. Sampel dalam penelitian ini menggunakan proportionate stratified random sampling yang terdiri dari 80 orang karyawan PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat, Medan.

Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak motivasi dan lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat, Medan. Uji parsial menunjukkan bahwa motivasi dan lingkungan kerja masing-masing berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat, Medan. Lingkungan kerja adalah variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat, Medan.

(3)

ABSTRACT

EFFECT OF MOTIVATION AND WORK ENVIRONMENT ON EMPLOYEE PERFORMANCE AT PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV

KANTOR PUSAT MEDAN

The purpose of this research was to identify the effect of motivation and work environment on employee performance at PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat Medan.

Analytical methods used are descriptive analysis methods and statistic analysis methods. Analyzing data using statistical data processing software named SPSS 17.0 forW. The population of this research is 357 employess in PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat, Medan. The sample in this research using proportionate stratified random sampling which consist of 80 employess in PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat, Medan.

The result showed that simultaneously motivation and work environment has positive and significant on employee performance in PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat, Medan. Partial test showed that motivation and work environment variable has positive and significant on employee performance at PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat, Medan. Work environment is the most dominant variable affect the performance on employee performance at PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat, Medan.

(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya serta shalawat dan salam penulis

haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi

salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Departemen

Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini penulis persembahkan untuk orang tua tercinta Yumala Sari Dewi Siregar, SH dan Ir. Budiansyah Hasibuan yang tidak pernah berhenti mendo’akan, mendukung dan mencukupi segala kebutuhan materi maupun

non-materi dalam proses pembuatan skripsi ini, dan nasehat-nasehat yang selalu

memotivasi penulis.

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap

Kinerja Karyawan Pada PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat Medan”.

Penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bimbingan, saran,

bantuan, motivasi dan do’a dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini

penulis sampaikan rasa hormat dan terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak Prof . Dr. Azhar Maksum, S.E, M.Ec., Ak., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME dan Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., selaku Ketua

dan Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Univesitas

(5)

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si dan Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si.,

selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Magdalena Linda Leonita Sibarani, SE., M.Si., selaku Dosen

Pembimbing penulis. Penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan,

memberikan saran dan pengalaman kepada penulis dalam pengerjaan skripsi

ini sampai dengan terselesaikan.

5. Ibu Dra. Lucy Anna, M.Si., selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah banyak

memberikan saran dalam penulisan dan perbaikan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

untuk segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan.

7. Pihak PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat Medan, Bapak Rino dan

seluruh karyawan bagian MSDM yang telah meluangkan waktu dan

tenaganya membantu penulis dalam memberikan informasi dan pengarahan

dalam pengumpulan data di perusahaan.

8. Adik-adikku tersayang, Fadillah dan Dendi serta keluarga besar yang selalu

mendo’akan penulis.

9. Kekasih tercinta Pardi Mulia Daulay, S.Ked., terima kasih selalu meluangkan

waktu, tenaga, do’a, motivasi serta kesempatan untuk menunggu sampai

skripsi ini terselesaikan.

(6)

Indra), teman-teman Himpunan Mahasiswa Manajemen 2013, teman-teman

EMBC, dan teman-teman Mahasiswa Manajemen angkatan 2010 yang tidak

dapat penulis sebutkan namanya satu-persatu yang telah memberikan

motivasi, dukungan, dan kebersamaan selama ini.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca

pada umumnya dan bermanfaat bagi penulis khususnya.

Medan, Januari 2014 Penulis

(7)

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi ... 11

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 33

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 33

3.3 Batasan Operasional ... 33

(8)

3.6.2 Sampel ... 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 46

4.1.1 Sejarah Singkat PT. Perkebunan Nusantara IV ... 46

4.1.2 Visi dan Misi PT. Perkebunan Nusantara IV ... 47

4.1.3 Profil dan Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) ... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 97

5.2 Saran ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 98

(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman 1.1 Penilaian Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Nusantara IV

Kantor Pusat, Medan Periode Tahun 2011 ... 5

1.2 Penilaian Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat, Medan Periode Tahun 2012 ... 5

1.3 Indikator Penilaian Kinerja PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat, Medan Periode Tahun 2011 dan Tahun 2012 .. . 6

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 30

3.1 Definisi Operasional Variabel ... 34

3.2 Skor Pendapatan Responden ... 36

3.3 Jumlah Karyawan Pelaksana per Bidang PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat, Medan Tahun 2013 ... 37

3.3 Penarikan Sampel Proportionate Stratified Random Sampling 39

4.1 Hasil Uji Validitas ... . ... 51

4.7 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Motivasi.. 57

4.8 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Lingkungan Kerja ... ... 66

(10)

DAFTAR GAMBAR

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner Penelitian ... .... 102

2 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... … 106

3 Uji Normalitas ... … 109

4 Uji Heteroskedastisitas ... … 111

5 Uji Multikolinearitas ... … 112

6 Analisis Regresi Linear Berganda ... … 113

7 Distribusi Jawaban Pernyataan Variabel Motivasi (�1) ... .... 114

(12)

ABSTRAK

PENGARUH MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV

KANTOR PUSAT MEDAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat, Medan.

Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik. Penganalisisan data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 17.0 for Windows. Populasi penelitian ini berjumlah 357 orang karyawan pada PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat, Medan. Sampel dalam penelitian ini menggunakan proportionate stratified random sampling yang terdiri dari 80 orang karyawan PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat, Medan.

Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak motivasi dan lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat, Medan. Uji parsial menunjukkan bahwa motivasi dan lingkungan kerja masing-masing berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat, Medan. Lingkungan kerja adalah variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat, Medan.

(13)

ABSTRACT

EFFECT OF MOTIVATION AND WORK ENVIRONMENT ON EMPLOYEE PERFORMANCE AT PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV

KANTOR PUSAT MEDAN

The purpose of this research was to identify the effect of motivation and work environment on employee performance at PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat Medan.

Analytical methods used are descriptive analysis methods and statistic analysis methods. Analyzing data using statistical data processing software named SPSS 17.0 forW. The population of this research is 357 employess in PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat, Medan. The sample in this research using proportionate stratified random sampling which consist of 80 employess in PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat, Medan.

The result showed that simultaneously motivation and work environment has positive and significant on employee performance in PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat, Medan. Partial test showed that motivation and work environment variable has positive and significant on employee performance at PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat, Medan. Work environment is the most dominant variable affect the performance on employee performance at PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat, Medan.

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sektor pertanian merupakan sektor terbesar yang mendorong

perekonomian Sumatera Utara. Menurut data yang diperoleh dari Berita Resmi

Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara No. 54/08/12/Th. XVI, 2

Agustus 2013, sektor pertanian sampai dengan saat ini memberikan kontribusi

terbesar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sumatera Utara yaitu

sebesar 21,70 persen. Dari hasil data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik

(BPS) terlihat bahwa sektor pertanian di Sumatera Utara masih memberikan

kontribusi terbesar untuk mendorong perekonomian daerah. Hal ini dapat dilihat

dengan banyaknya perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang sektor

agroindustri, baik milik negara, milik swasta maupun milik pribadi.

Keberhasilan perusahaan yang bergerak di sektor agroindustri yang

menjadi pendorong terbesar perekonomian Sumatera Utara tidak akan terlepas

dari sumber daya manusia yang mengelola perusahaan tersebut dengan baik.

Sumber daya manusia merupakan aset yang paling penting dalam melakukan

semua aspek kegiatan di perusahaan, yaitu aspek keuangan, aspek manajemen

sumber daya manusia, aspek operasional, aspek produksi, dan aspek pemasaran.

Tanpa sumber daya manusia yang baik, semua kegiatan perusahaan tidak dapat

berjalan dengan baik. Suatu perusahaan berkembang baik apabila terdapat sumber

(15)

sebaliknya apabila sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan tersebut tidak

dapat memberikan kinerja yang berkualitas dan bertingkah laku buruk maka dapat

membuat perusahaan tersebut menjadi hancur.

Sumber daya manusia yang berkualitas adalah karyawan yang mampu

melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas-tugas dan tanggung jawab yang

diberikan atasan kepadanya. Sutrisno (2013:151) mengungkapkan prestasi kerja

atau kinerja adalah “sebagai hasil kerja yang telah dicapai seseorang dari tingkah

laku kerjanya dalam melaksanakan aktivitas kerja”. Penilaian kinerja dilakukan

perusahaan untuk melihat kinerja karyawan sehingga dapat dikatakan kinerja

karyawan tersebut memuaskan atau kurang memuaskan. Kinerja karyawan yang

baik atau memuaskan harus dipertahankan oleh perusahaan dan bagaimana cara

perusahaan memotivasi karyawan agar terus mampu mempertahankan kinerja

mereka yang menguntungkan perusahaan. Kinerja karyawan yang kurang

memuaskan perlu dievaluasi penyebabnya dan apakah berasal dari individu

karyawan tersebut atau berasal dari perusahaan.

Keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup merupakan hal yang paling

mendasar yang mendorong karyawan untuk bekerja. Ketika karyawan bekerja

pada suatu perusahaan maka karyawan harus mampu menghasilkan kinerja yang

baik agar perusahaan dapat mempertahankannya. Dalam proses pencapaian

kinerja karyawan, perusahaan harus mendukung dan memenuhi kebutuhan

karyawan tersebut, agar membuat mereka terus menghasilkan kinerja yang

(16)

atau tujuan perusahaan. Motivasi yang diungkapkan oleh Sutrisno (2013:146)

adalah “suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas

tertentu, oleh karena itu motivasi sering kali diartikan pula sebagai faktor

pendorong perilaku seseorang”. Memberikan kesempatan untuk jenjang karir yang

lebih tinggi, kompensasi yang adil dan layak, fasilitas pekerjaan yang memadai,

dan pengakuan atas kinerja memuaskan oleh pimpinan merupakan upaya yang

diberikan perusahaan untuk memotivasi karyawan.

Dalam menjalankan pekerjaannya, setiap karyawan tidak terlepas dari

lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang tidak mendukung akan menghambat

proses kerja karyawan. Lingkungan kerja secara tidak langsung juga dapat

mempengaruhi kinerja karyawan. Sedarmayanti (2001:1) mengungkapkan bahwa

lingkungan kerja adalah “keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi,

lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta

pengaturan kerjanya baik perseorangan maupun sebagai kelompok”. Ruang kerja

yang tidak tertata rapi, lingkungan kerja yang kotor, keamanan di tempat kerja

dapat mempengaruhi konsentrasi karyawan dalam menjalankan pekerjaannya.

Apabila karyawan sulit berkonsentrasi akan membuat karyawan tersebut tidak

fokus bekerja dan mengakibatkan kinerja yang menurun. Hubungan dengan

sesama rekan kerja dan hubungan dengan pimpinan juga merupakan bagian dari

lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Hubungan yang

kurang baik antara sesama rekan kerja akan membuat karyawan sulit membina

kerjasama dalam satu tim atau satu divisi. Jika tidak ada kerjasama yang baik

(17)

atau divisi tersebut. Begitu juga hubungan dengan para pimpinan, komunikasi

yang baik, saling menghormati dan menghargai serta cukupnya bimbingan dan

arahan yang diberikan atasan pada bawahan atas pekerjaan yang dilakukan akan

menciptakan hubungan yang harmonis antara bawahan dengan atasan. Hubungan

harmonis yang terjalin dengan sesama rekan kerja dan pada pimpinan akan

membuat lingkungan kerja menjadi lebih positif dan menyenangkan. Lingkungan

kerja yang mendukung pekerjaan adalah lingkungan kerja yang nyaman,

lingkungan kerja yang bersih serta lingkungan kerja yang harmonis dengan atasan

dan sesama rekan kerja sehingga dapat mendorong kinerja karyawan.

PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) atau PTPN IV merupakan Badan

Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengusahakan perkebunan dan pengolahan

komoditas kelapa sawit dan teh. PTPN IV memiliki 30 (tiga puluh) unit kebun

yang mengelola budidaya kelapa sawit dan teh yang menyebar di 9 (sembilan)

Kabupaten di Sumatera Utara, yaitu Kabupaten Langkat, Deli Serdang, Serdang

Bedagai, Simalungun, Asahan, Labuhan Batu, Padang Lawas, Batubara dan

Mandailing Natal. PTPN IV merupakan penggabungan dari PTP VI, PTP VII, dan

PTP VIII yang terbentuk pada tahun 1996. PTPN IV memiliki 1 (satu) unit Kantor

Pusat di Medan.

Berikut ini adalah data penilaian kinerja karyawan pada PT. Perkebunan

(18)

Tabel 1.1

Penilaian Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat Medan Periode Tahun 2011

No. Kriteria Uraian Jumlah Karyawan Persentase

1. Baik Sekali (BS) 81 - 100 400 100%

2. Baik (B) 0 - 80 - 0%

Jumlah 400 100%

Sumber: PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat, Medan (data diolah) Tabel 1.1 merupakan penilaian kinerja PT. Perkebunan Nusantara IV

Kantor Pusat, Medan pada tahun 2011 yang dilakukan pada tahun 2012. Pada

tahun 2011 kriteria penilaian kinerja terbagi dua yaitu; baik sekali dan baik. Tetapi

pada tahun 2012 penilaian kinerjanya terbagi atas lima yaitu; sangat memuaskan;

memuaskan; cukup memuaskan; kurang memuaskan; dan tidak memuaskan.

Berikut data penilaian kinerja karyawan PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor

Pusat, Medan pada tahun 2012.

Tabel 1.2

Penilaian Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat, Medan Periode Tahun 2012

No. Kriteria Uraian Jumlah

Sumber: PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat Medan (data diolah) Pada tabel 1.1 terlihat tahun 2011 kinerja karyawan mencapai pada

persentase tertinggi 100% dengan kriteria baik sekali (BS) yang berjumlah 400

karyawan. Tetapi pada tabel 1.2 terlihat tahun 2012 kinerja karyawan dengan

kriteria sangat memuaskan (SM) atau sama dengan kriteria baik sekali (BS) pada

(19)

dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu tahun 2011, kinerja pada tahun

2012 menurun sebesar 15,52%. Kinerja karyawan pada tahun 2012 menurun

dapat juga dilihat pada kriteria memuaskan (M) sebanyakk 61 karyawan dengan

persentase 15,02%, kriteria cukup memuaskan (CM) terdapat 1 karyawan dengan

persentase 0,25% dan kriteria tidak memuaskan (TM) terdapat 1 karyawan dengan

persentase 0,25%.

Pada penilaian kinerja karyawan PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor

Pusat, Medan terdapat beberapa indikator penilaian. Adapun indikator penilaian

kinerja karyawan PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat, Medan pada tahun

2011 dan tahun 2012 adalah sebagai berikut:

Tabel 1.3

Indikator Penilaian Kinerja PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat, Medan Periode Tahun 2011 dan Tahun 2012

No. Indikator Penilaian Kinerja Tahun 2011

Indikator Penilaian Kinerja Tahun 2012

1. Kecakapan Ketepatan Waktu

2. Sikap dan Mental Disiplin atau Kehadiran

3. Inisiatif Inisiatif

4. Prestasi Ketepatan Hasil

5. - Kerjasama

Sumber: PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat, Medan (data diolah) Perubahan indikator dan penambahan indikator pada penilaian kinerja

karyawan pelaksana pada tahun 2012 dikarenakan pada karyawan pimpinan

menggunakan lima indikator tersebut. Manajemen PT. Perkebunan Nusantara IV

Kantor Pusat, Medan menyesuaikan agar penilaian kinerja seluruh karyawan

pelaksana atau golongan IA sampai dengan IID disesuaikan dengan kompetensi

(20)

Selain data kinerja, peneliti juga menyajikan data tentang absensi

kehadiran karyawan pelaksana yang masih menggunakan sistem absensi manual

yang menggunakan tanda tangan. Perusahaan menetapakan disiplin atau absensi

sebagai indikator pada penilaian kinerja perusahaan tetapi absensi yang digunakan

masih menggunakan absensi manual. Jika perusahaan dengan jumlah karyawan

pelaksana sebanyak 357 orang tidak efektif masih menggunakan sistem absensi

manual, akan sulit untuk mengukur kedisiplinan dan kejujuran absensi karyawan.

Perlu pengawasan yang ketat oleh pihak SDM untuk mengukur kedisiplinan dan

absensi karyawan. Jika tidak diawasi akan berpengaruh terhadap motivasi dan

kinerja seluruh karyawan pelaksana. Alat absensi jempol (fingerprint) atau sistem

absensi secara online mungkin lebih baik digunakan pada perusahaan agar lebih

efektif dan karyawan perusahaan dapat lebih disiplin.

Berikut bentuk absensi yang digunakan pada PT. Perkebunan Nusantara

IV Kantor Pusat Medan, diambil contoh dari Daftar Hadir Karyawan Pelaksana

Bulan September 2012:

(21)

Perusahaan memberikan gaji, tunjangan, bonus, fasilitas, penghargaan dan

promosi jabatan untuk memotivasi karyawan. Dalam hal ini, gaji, tunjangan,

fasilitas dan bonus diberikan sama rata secara adil dan layak kepada seluruh

karyawan. Promosi jabatan dilakukan perusahaan sekali dalam 1 (satu) tahun atau

dilakukan secara berkala sesuai kebutuhan dengan proses diusulkan,

direkomendasikan dan keputusan yang keseluruhan membutuhkan waktu selama

±30 (tiga puluh) hari.

Berdasarkan wawancara pra survey, peneliti menemukan bahwa promosi

jabatan sulit didapatkan pada kalangan karyawan pelaksana. Penilaian pimpinan

perusahaan yang subjektif sangat berperan dalam promosi jabatan ataupun

meningkatkan jenjang karir, seperti karyawan pelaksana yang ingin naik jabatan

menjadi karyawan pimpinan. Maka karyawan tersebut harus mengikuti seleksi

untuk menjadi karyawan pimpinan. Walaupun kinerja karyawan pelaksana

tergolong memuaskan, karyawan hanya dapat mengikuti seleksi promosi jabatan

jika pimpinan berkenan memberikan kesempatan. Hal ini mempengaruhi

motivasi kerja karyawan. Awalnya karyawan tersebut termotivasi untuk

melaksanakan pekerjaan dengan baik agar bisa memperoleh promosi jabatan.

Tetapi ketika penilaian yang bersifat subjektif tersebut terjadi karyawan merasa

pekerjaan yang dilakukannya tidak berarti. Hal ini akan menyebabkan motivasi

karyawan menurun dan kinerja yang dihasilkannya juga akan ikut menurun.

Adanya batasan hubungan antara karyawan dengan atasan karyawan,

(22)

pengarahan dan bimbingan yang diberikan atasan kepada bawahan terhadap

permasalahan pribadi dan pekerjaan, para bawahan sedikit atau banyaknya tentu

akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Hal ini berkaitan

dengan lingkungan kerja yang berdampak terhadap kinerja karyawan. Maka dari

itu, hubungan kerja dengan atasan sangat berpengaruh terhadap kinerja. Jika

terjalin hubungan yang baik dan cukupnya pengarahan serta bimbingan yang

diberikan atasan kepada bawahan akan menciptakan suasana kerja yang baik yang

akan mendorong kinerja karyawan.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian

yang berjudul, “Pengaruh Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadapa Kinerja

Karyawan Pada PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat, Medan”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu: “Apakah motivasi dan lingkungan kerja memiliki pengaruh

terhadap kinerja karyawan pada PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat,

Medan?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi dan

lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Perkebunan Nusantara IV

Kantor Pusat, Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

(23)

1. Bagi PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat, Medan

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan pertimbangan

perusahaan dalam pengambilan keputusan dan untuk pengembangan

dibidang sumber daya manusia yang lebih baik lagi, untuk mencapai tujuan

perusahaan dengan memotivasi karyawan, menciptakan lingkungan kerja

yang baik, dan meningkatkan kinerja karyawan pada PT. Perkebunan

Nusantara IV Kantor Pusat, Medan.

2. Bagi Peneliti Lainnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber refrensi dan wacana untuk

mengembangkan ilmu manajemen sumber daya manusia yang lebih baik

dan lebih luas lagi khususnya pengaruh motivasi dan lingkungan kerja

terhadap kinerja karyawan.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan refrensi untuk penelitian

lebih lanjut tentang manajemen sumber daya manusia khususnya terhadap

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Motivasi

2.1.1 Pengertian Motivasi

Sutrisno (2013:109) mengemukakan motivasi adalah “faktor yang

mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, motivasi sering

kali diartikan pula sebagai faktor pendorong perilaku seseorang”. Mangkunegara

(2012:61) juga mengemukakan motivasi adalah “kondisi atau energi yang

menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan

organisasi perusahaan”.

Motivasi (Hasibuan, 2011:141) berasal dari kata Latin movere yang berarti

dorongan atau menggerakkan. Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya

ditujukan pada sumber daya manusia umumnya dan bawahan khususnya.

Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi

bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan

mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Motivasi adalah “hal yang

menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya mau

bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal”.

2.1.2 Jenis-Jenis Motivasi

Ranupandojo dan Husnan (2002:146) membagi motivasi menjadi dua

jenis, yaitu:

(25)

1. Motivasi Positif

Motivasi positif mempengaruhi karyawan agar menjalankan pekerjaan

sesuai dengan keinginan perusahaan dengn cara memberikan reward atau

penghargaan atas kinerjanya.

2. Motivasi Negatif.

Motivasi negatif mempengaruhi karyawan agar mau menjalankan

pekerjaan yang sesuai keinginan perusahaan tetapi dengan menggunakan

ancaman atau sistem punishment untuk memaksa karyawan melakukan

sesuatu pekerjaan atau mengurangi gaji yang diterimanya.

2.1.3 Teori Motivasi

Terdapat beberapa teori yang mengemukakan tentang motivasi dalam

Sutrisno (2013:121). Beberapa teori tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Teori Kepuasan

Teori ini mendasarkan pendekatannya atas faktor-faktor kebutuhan dan

kepuasan individu yang menyebabkannya bertindak dan berperilaku

dengan cara tertentu. Beberapa teori kepuasan antara lain sebagai berikut:

1) Teori Motivasi Konvensional

Teori ini dipelopori oleh F. W. Taylor yang memfokuskan pada

anggapan bahwa keinginan untuk pemenuhan kebutuhannya merupakan

penyebab orang mau bekerja keras. Seseorang akan mau berbuat atau

tidak berbuat didorong oleh ada atau tidak adanya imbalan yang akan

(26)

2) Teori Hierarki

Teori ini dipelopori oleh Maslow yang mengemukakan bahwa

kebutuhan manusia dapat diklasifikasikan ke dalam lima hierarki

kebutuhan sebagai berikut:

a. Kebutuhan fisiologis (physiological) merupakan kebutuhan

berupa makan, minum, perumahan, dan pakaian.

b. Kebutuhan rasa aman (safety) merupakan kebutuhan akan rasa

aman dan keselamatan.

c. Kebutuhan hubungan sosial (affiliation) merupakan kebutuhan

untuk bersosialisasi dengan orang lain.

d. Kebutuhan pengakuan (esteem) merupakan kebutuhan akan

penghargaan prestise diri.

e. Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization) merupakan

kebutuhan puncak yang menyebabkan seseorang bertindak

bukan atas dorongan orang lain, tetapi karena kesadaran dan

keinginan diri sendiri.

3) Teori Motivasi Prestasi

Teori ini dipelopori oleh David McClelland, yaitu:

a. Need for achievement adalah kebutuhan untuk mencapai sukses,

yang diukur berdasarkan standar kesempurnaan dalam diri

seseorang.

b. Need for affiliation adalah kebutuhan akan kehangatan dan

(27)

c. Need for power adalah kebutuhan untuk menguasai dan

memengaruhi terhadap orang lain.

4) Teori Model dan Faktor

Teori dua faktor yang mempengaruhi kondisi pekerjaan seseorang,

yaitu:

a. Faktor pemeliharaan (maintenance factor) berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan untuk memelihara keberadaan karyawan

sebagai manusia, pemeliharaan ketentraman, dan kesehatan.

b. Faktor motivasi (motivation factor) merupakan pendorong

seseorang untuk berprestasi yang bersumber dari dalam diri

(intrinsik) antara lain kepuasan kerja, prestasi yang diraih,

peluang untuk maju, pengakuan orang lain, kemungkinan

pengembangan karier, dan tanggung jawab.

5) Teori ERG

Teori ini dipelopori oleh Clayton P. Alderfer dengan nama teori ERG

(Existence, Relatedness, Growth). Terdapat tiga macam kebutuhan

dalam teori ini, yaitu:

a. Existence (Keberadaan) merupakan kebutuhan untuk terpenuhi

atau terpeliharanya keberadaan seseorang di tengah masyarakat

atau perusahaan yang meliputi kebutuhan psikologi dan rasa

aman.

(28)

c. Growth (Pertumbuhan) merupakan kebutuhan yang berkaitan

dengan pengembangan potensi diri seseorang, seperti

pertumbuhan kreativitas dan pribadi.

6) Teori X dan Y

Teori X didasarkan pada pola pikir konvensional yang ortodoks, dan

menyorot sosok negatif perilaku manusia, yaitu:

a. Malas dan tidak suka bekerja.

b. Kurang bisa bekerja keras, menghindar dari tanggung jawab.

c. Mementingkan diri sendiri, dan tidak mau peduli pada orang lain, karena itu bekerja lebih suka dituntun dan diawasi.

d. Kurang suka menerima perubahan, dan ingin tetap seperti yang dahulu.

Empat asumsi positif yang disebut sebagai teori Y, yaitu:

a. Rajin, aktif, dan mau mencapai prestasi bila kondisi konduktif.

b. Dapat bekerja produktif, perlu diberi motivasi.

c. Selalu ingin perubahan dan merasa jemu pada hal-hal yang monoton.

d. Dapat berkembang bila diberi kesempatan yang lebih besar.

2. Teori Motivasi Proses

Teori-teori proses memusatkan perhatiannya pada bagaimana motivasi

terjadi (Sutrisno, 2013:140), dan terdapat tiga teori motivasi proses yang

dikenal, yaitu:

1) Teori Harapan (Expectary Theory)

Teori harapan mengandung tiga hal, yaitu:

a. Teori ini menekankan imbalan.

(29)

tentang nilai apa yang diberikan oleh karyawan pada imbalan yang diterima.

c. Teori ini menyangkut harapan karyawan mengenai prestasi kerja, imbalan dan hasil pemuasan tujuan individu.

2) Teori Keadilan (Equity Theory)

Teori ini menekankan bahwa ego manusia selalu mendambakan

keadilan dalam pemberian hadiah maupun hukuman terhadap setiap

perilaku yang relatif sama. Bagaimana perilaku bawahan dinilai oleh

atasan akan mempengaruhi semangat kerja mereka. Keadilan

merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang.

Penilaian dan pengakuan mengenai perilaku bawahan harus dilakukan

secara objektif, bukan atas dasar suka atau tidak suka.

3) Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory)

Teori pengukuhan didasarkan atas hubungan sebab akibat perilaku

dengan pemberian kompensasi. Promosi bergantung pada prestasi yang

selalu dapat dipertahankan. Bonus kelompok bergantung pada tingkat

produksi kelompok itu. Sifat ketergantungan tersebut bertautan dengan

hubungan antara perilaku dan kejadian yang mengikuti perilaku itu.

2.1.4 Proses Motivasi

Proses motivasi yang dikemukakan oleh Hasibuan (2011:150) adalah

sebagai berikut:

1. Tujuan

(30)

2. Mengetahui Kepentingan

Hal yang penting dalam proses motivasi adalah mengetahui keinginan

karyawan dan tidak hanya melihat dari sudut kepentingan pimpinan atau

perusahaan saja.

3. Komunikasi Efektif

Dalam proses motivasi harus dilakukan komunikasi yang baik dengan

bawahan. Bawahan harus mengetahui apa yang akan diperolehnya dan

syarat apa saja yang dipenuhinya supaya insentif diperolehnya.

4. Integrasi Tujuan

Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan organisasi dan tujuan

kepentingan karyawan. Tujuan organisasi adalah needscomplex yaitu untuk

memperoleh laba serta perluasan perusahaan, sedangkan tujuan individu

karyawan ialah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan. Jadi, tujuan organisasi

dan tujuan karyawan harus disarukan dan untuk itu penting adanya

penyesuaian motivasi.

5. Fasilitas

Manajer penting untuk memberikan bantuan fasilitas kepada organisasi dan

individu karyawan yang akan mendukung kelancaran pelaksanaan

pekerjaan, seperti memberikan bantuan kendaraan kepada salesman.

6. Team Work

Manajer harus membentuk team work yang terkoordinasi baik yang bisa

mencapai tujuan perusahaan. Team work penting karena dalam suatu

(31)

2.1.5 Faktor-Faktor Motivasi

Menurut Sutrisno (2013:116) ada dua faktor yang mempengaruhi

motivasi, yaitu:

1. Faktor Intern

Faktor-faktor intern antara lain:

1) Keinginan untuk dapat hidup.

Keinginan untuk dapat hidup merupakan kebutuhan setiap manusia

yang hidup di muka bumi ini. Keinginan untuk dapat hidup meliputi

kebutuhan untuk:

a. Memperoleh kompensasi yang memadai;

b. Pekerjaan yang tetap walaupun penghasilan tidak begitu

memadai;

c. Kondisi kerja yang aman dan nyaman.

2) Keinginan untuk dapat memiliki.

Keinginan untuk dapat memiliki benda dapat mendorong seseorang

untuk mau melakukan pekerjaan. Hal ini banyak dialami dalam

kehidupan sehari-hari, bahwa keinginan yang keras untuk dapat

memiliki itu dapat mendorong orang untuk mau bekerja.

3) Keinginan untuk memperoleh penghargaan.

Seseorang mau bekerja disebabkan adanya keinginan untuk diakui,

dihormati oleh orang lain. Untuk memperoleh status sosial yang lebih

(32)

4) Keinginan untuk memperoleh pengakuan.

Keinginan untuk memperoleh pengakuan dapat meliputi hal-hal:

a. Adanya penghargaan terhadap prestasi.

b. Adanya hubungan kerja yang harmonis dan kompak.

c. Pimpinan yang adil dan bijaksana.

d. Perusahaan tempat bekerjadihargai oleh masyarakat.

5) Keinginan untuk berkuasa.

Keinginan untuk berkuasa akan mendorong seseorang untuk bekerja.

Keinginan untuk berkuasa atau menjadi pimpinan itu dalam arti positif,

yaitu ingin dipilih menjadi ketua atau kepala, tentu sebelumnya si

pemilih telah melihat dan menyaksikan sendiri bahwa orang itu

benar-benar mau bekerja, sehingga ia pantas untuk dijadikan penguasa dalam

unit organisasi/kerja.

2. Faktor Ekstern

Faktor-faktor ekstern antara lain:

1) Kondisi lingkungan kerja.

Lingkungan kerja ini meliputi tempat kerja, fasilitas dan alat bantu

pekerjaan, kebersihan, pencahayaan, ketenangan termasuk juga

hubungan kerja antara orang-orang yang ada di tempat tersebut.

2) Kompensasi yang memadai.

Kompensasi merupakan sumber penghasilan utama bagi para karyawan

(33)

merupakan alat motivasi yang paling ampuh bagi perusahaan untuk

mendorong para karyawan bekerja dengan baik.

3) Supervisi yang baik.

Peran supervisi dalam suatu pekerjaan adalah memberikan pengarahan,

membimbing kerja para karyawan, agar dapat melaksanakan pekerjaan

dengan baik tanpa membuat kesalahan. Posisi supervisi sangat dekat

dengan para karyawan dan selalu menghadapi karyawan dalam

melaksanakan tugas. Peranan supervisor yang melakukan pekerjaan

supervisi sangat mempengaruhi motivasi kerja karyawan.

4) Adanya jaminan pekerjaan.

Setiap orang akan mau bekerja mati-matian mengorbankan apa yang

ada pada dirinya untuk perusahaan, apabila yang bersangkutan merasa

ada jaminan karier yang jelas dalam melakukan pekerjaan. Hal ini akan

dapat terwujud bila perusahaan dapat memberikan jaminan karier untuk

masa depan, baik jaminan akan adanya promosi jabatan, pangkat,

maupun jaminan pemberian kesempatan untuk mengembangkan potensi

diri.

5) Status dan tanggung jawab.

Status atau kedudukan dalam jabatan tertentu merupakan dambaan

setiap karyawan dalam bekerja. Dengan menduduki jabatan, seseorang

merasa dirinya akan dipercaya, diberi tanggung jawab, dan wewenang

(34)

6) Peraturan yang fleksibel.

Bagi perusahaan besar, biasanya sudah ditetapkan sistem dan prosedur

kerja yang harus dipatuhi oleh seluruh karyawan. Hal ini terlihat dari

banyak perusahaan besar yang memperlakukan sistem prestasi kerja

dalam memberikan kompensasi kepada karyawannya, yang penting

semua peraturan yang berlaku dalam perusahaan itu perlu

diinformasikan sejelas-jelasnya kepada para karyawan, sehingga tidak

lagi bertanya-tanya, atau merasa tidak mempunyai pegangan dalam

melakukan pekerjaan.

2.2 Lingkungan Kerja

2.2.1 Pengertian Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja menurut Sedarmayanti (2001:1) adalah “keseluruhan

alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang

bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan

maupun sebagai kelompok”.

Pengertian lain menurut Nitisemito (2000:183), lingkungan kerja adalah

“segala sesuatu yang ada di sekitar pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya

dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan”. Lingkungan kerja merupakan

segala sesuatu yang ada di sekitar pekerja, bukan berasal dari internal karyawan.

Tetapi lingkungan kerja mampu mempengaruhi karyawan dalam kinerjanya.

Lingkungan yang kotor, suhu udara yang terlalu lembab dan panas, ruang kerja

(35)

tempat kerja, mempengaruhi kenyamanan karyawan dalam bekerja dan akan

mempengaruhi konsentrasinya dalam bekerja.

2.2.2 Jenis-Jenis Lingkungan Kerja

Sedarmayanti (2001:21) mengemukakan bahwa secara garis besar

lingkungan kerja terbagi 2 (dua) yaitu:

1. Lingkungan Kerja Fisik

Lingkungan kerja fisik adalah “semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat

disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara

langsung maupun tidak langsung”. Lingkungan kerja fisik dapat dibagi ke

dalam 2 (dua) kategori, yaitu:

1) Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan, seperti

pusat kerja, kursi, meja dan sebagainya.

2) Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut

lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya;

temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan,

getaran mekanis, bau tidak sedap, warna dan lain-lain.

2. Lingkungan Kerja Non Fisik

Sedarmayanti (2001:31) mengemukakan bahwa lingkungan kerja non fisik

adalah “semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja,

baik hubungan dengan atasan atau hubungan dengan sesama rekan kerja,

ataupun hubungan dengan bawahan”. Lingkungan non fisik ini juga

(36)

2.2.3 Faktor-Faktor Lingkungan Kerja

Terdapat hal-hal disekitar para pekerja yang dianggap tidak berpengaruh

terhadap pelaksanaan pekerjaan, tetapi kenyataannya berpengaruh terhadap

kinerja karyawan. Menurut Sedarmayanti (2001:21) ada beberapa faktor yang

dapat mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja yang dikaitkan

dengan kemampuan karyawan, antara lain yaitu:

1. Penerangan atau Cahaya di Tempat Kerja

Cahaya atau penerangan besar manfaatnya terhadap keselamatan dan

kelancaran kerja. Diperlukan cahaya yang terang tetapi tidak menyilaukan.

Cahaya yang kurang atau terlalu menyilaukan akan menghambat pekerjaan

sehingga akan menjadi lamban, mengalami kesalahan dan tidak efisien

dalam pelaksanaan pekerjaan.

2. Temperatur di Tempat Kerja

Tubuh manusia mempertahankan keadaan normal, dengan suatu sistem

tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan

yang terjadi diluar tubuh. Tingkat temperatur yang berbeda akan

memberikan pengaruh yang berbeda. Kemampuan beradaptasi tiap

karyawan juga berbeda sehingga dimana daerah karyawan berada akan

mempengaruhi dirinya untuk dapat hidup dan beradaptasi.

3. Kelembaban di Tempat Kerja

Kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara, biasanya

digunakan dalam persentase. Kelembaban ini berhubungan atau dipengaruhi

(37)

kelembaban, kecepatan udara bergerak dan radiasi panas dari udara tersebut

akan mempengaruhi keadaan tubuh manusia pada saat menerima atau

melepaskan panas dari tubuhnya.

4. Sirkulasi Udara di Tempat Kerja

Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan setiap manusia untuk bernafas.

Apabila udara di sekitar tempat kerja kotor akan berpengaruh terhadap

kesehatan karyawan. Untuk itu diperlukan tanam-tanaman dan pepohonan

disekitar tempat kerja untuk membuat udara di sekitarnya menjadi bersih,

sejuk dan menjadi lebih segar. Di setiap ruangan juga diperlukan fentilasi

ruangan agar udara didalam ruangan dapat berputar dengan baik.

5. Kebisingan di Tempat Kerja

Kebisingan di tempat kerja dapat mengganggu konsentrasi karyawan dalam

bekerja, menimbulkan kesalahan dalam komunikasi serta merusak

pendengaran.

6. Getaran Mekanis di Tempat Kerja

Getaran mekanis artinya getaran yang ditimbulkan oleh alat mekanis, yang

sebagian dari getaran ini sampai ke tubuh karyawan dan dapat menimbulkan

akibat yang tidak diinginkan. Gangguan besar terhadap suatu alat dalam

tubuh terdapat apabila frekuensi alam ini beresonansi dengan frekuensi dari

(38)

7. Bau-Bauan di Tempat Kerja

Adanya bau-bauan yang tidak sedap di sekitar tempat kerja dianggap

sebagai pencemaran udara dan dapat mengganggu konsentrasi karyawan

dalam bekerja dan dapat mempengaruhi kepekaan penciuman karyawan.

8. Tata Warna di Tempat Kerja

Pemilihan warna perlu dipelajari dan direncanakan dengan sebaik-baiknya

karena warna dapat berpengaruh besar terhadap perasaan. Sifat dan

pengaruh warna terkadang menimbulkan rasa senang, sedih, dan perasaan

lainnya karena warna dapat merangsang perasaan manusia.

9. Dekorasi di Tempat Kerja

Dekorasi berhubungan dengan tata ruangan dan warna ruangan. Maka dari

itu dekorasi tidak hanya berkaitan dengan hasil ruangan saja, melainkan

juga berkaitan dengan cara mengatur tata letak, tata warna, perlengkapan,

dan lainnya untuk bekerja.

10. Musik di Tempat Kerja

Musik dapat berpengaruh terhadap rasa emosional manusia. Seseorang yang

sedih jika mendengarkan lagu yang sedih akan menjadi lebih sedih. Jika

seseorang yang sedang sedih jika mendengarkan lagu yang lebih

easy-listening atau lebih tenang akan mempengaruhi emosinya menjadi lebih

tenang. Untuk itu musik dapat mempengaruhi mood karyawan dalam

(39)

11. Keamanan di Tempat Kerja

Menurut Teori Motivasi Kebutuhan Maslow, manusia membutuhkan rasa

aman. Lingkungan kerja yang aman akan membuat karyawan merasa

nyaman dan tidak takut terhadap ancaman bahaya dari pencuri, penyusup,

dan lain sebagainya, Maka dari itu perusahaan dapat memanfaatkan tenaga

Security atau Satpam untuk menjaga keamanan tempat kerja dan memasang

cctv di setiap sudut-sudut penting di tempat kerja.

2.3 Kinerja

2.3.1 Pengertian Kinerja

Sutrisno (2013:151) mengungkapkan bahwa kinerja atau prestasi kerja

adalah “sebagai hasil kerja yang telah dicapai seseorang dari tingkah laku

kerjanya dalam melaksanakan aktivitas kerja”. Pengertian lain oleh

Mangkunegara (2012:9) yang mengungkapkan kinerja karyawan adalah “hasil

kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya”.

Menurut Wibowo (2007:4) kinerja merupakan implementasi dari rencana

yang telah disusun. Implementasi kinerja dilakukan oleh sumber daya manusia

yang memiliki kemampuan, kompetensi, motivasi dan kepentingan. Bagaimana

organisasi menghargai dan memperlakukan sumber daya manusianya akan

(40)

2.3.2 Penilaian Kinerja

Sutrisno (2013:153) mengungkapkan penilaian prestasi kerja atau kinerja

merupakan sebuah proses formal untuk melakukan peninjauan kembali dan

evaluasi prestasi kerja seseorang secara periodik.

Penilaian kinerja menurut Mangkunegara (2012:10) adalah “penilaian

yang dilakukan secara sistematis untuk mengetahui hasil pekerjaan karyawan dan

kinerja organisasi. Evaluasi kinerja atau penilaian kinerja merupakan saran untuk

memperbaiki mereka yang tidak melakukan tugasnya dengan baik di dalam

organisasi”. Penilaian prestasi kerja menurut Hasibuan (2011:87) adalah “menilai

risiko hasil kerja nyata dengan standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan

setiap karyawan”.

2.3.3 Tujuan Penilaian Kinerja

Tujuan evaluasi kinerja atau penilaian kinerja menurut Mangkunegara

(2012:10) adalah “untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja organisasi

melalui peningkatan kinerja dari SDM organisasi”. Tujuan evaluasi kinerja

sebagaimana dikemukakan Agus Sunyoto (dalam Mangkunegara, 2012:10) adalah

sebagai berikut:

1. Meningkatkan pengertian antara karyawan tentang persyaratan kinerja.

2. Mencatat dan mengakui hasil kerja seseorang karyawan, sehingga

membuat karyawan termotivasi untuk berbuat yang lebih baik.

3. Memberikan peluang kepada karyawan untuk mendiskusikan keinginan

(41)

4. Mendefinisikan kembali sasaran masa depan, sehingga karyawan

termotivasi untuk berprestasi sesuai dengan potensinya.

5. Memeriksa rencana pelaksanaan dan pengembangan yang sesuai dengan

kebutuhan pelatihan, khusus rencana diklat.

Menurut Hasibuan (2011:90) tujuan penilaian kinerja bagi para karyawan

adalah “agar menimbulkan perasaan puas dalam diri mereka. Dan bagi

perusahaan, untuk memberikan faedah bagi perusahaan karena dengan cara ini

dapat diwujudkan semboyan orang yang tepat pada jabatan yang tepat”.

2.3.4 Manfaat Penilaian Kinerja

Adapun yang menjadi manfaat penilaian kinerja menurut Rivai (2005:55)

adalah sebagai berikut:

1. Manfaat bagi karyawan. 1) Meningkatkan motivasi. 2) Meningkatkan kepuasan kerja.

3) Adanya kejelasan hasil yang diharapkan. 4) Adanya kesempatan berkomunikasi ke atas. 5) Peningkatkan pengertian tentang nilai pribadi. 2. Manfaat bagi penilai.

1) Meningkatkan kepuasan kerja.

2) Kesempatan untuk mengukur dan mengidentifikasikan.

3) Meningkatkan kepuasan kerja baik dari para manajer ataupun karyawan.

4) Sebagai sarana meningkatkan motivasi karyawan.

5) Bisa mengidentifikasikan kesempatan untuk rotasi karyawan. 3. Manfaat bagi perusahaan.

1) Perbaiki seluruh simpul unit-unit yang ada dalam perusahaan. 2) Meningkatkan kualitas komunikasi.

3) Meningkatkan motivasi karyawan secara keseluruhan.

4) Meningkatkan pandangan secara luas menyangkut tugas yang dilakukan untuk masing-masing karyawan.

2.3.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

(42)

organisasi atau institusi, yaitu prestasi kerja pada umumnya dikaitkan dengan

pencapaian hasil dari standar kerja yang telah ditetapkan. Pengukuran prestasi

kerja atau kinerja diarahkan pada enam aspek yang merupakan bidang prestasi

kunci bagi perusahaan, yaitu:

1. Hasil kerja, merupakan tingkat kuantitas maupun kualitas kerja yang telah

dihasilkan dan sejauh mana pengawasan dilakukan.

2. Pengetahuan pekerjaan, merupakan tingkat pengetahuan dan penguasaan

yang terkait dengan tugas pekerjaan.

3. Inisiatif, merupakan tingkat inisiatif atau kesediaan melaksanakan tugas

pekerjaan dan penanganan masalah-masalah yang timbul.

4. Kecekatan mental, merupakan ingkat kemampuan dan kecepatan dalam

menerima instruksi kerja dan menyesuaikan dengan metode kerja.

5. Sikap, meliputi tingkat semangat kerja dan sikap positif dalam

melaksanakan tugas pekerjaan.

6. Disiplin waktu dan absensi adalah ketepatan waktu dan tingkat kehadiran.

Sutrisno (2013:151) mengungkapkan bahwa faktor-faktor lingkungan juga

mempengaruhi prestasi kerja atau kinerja karyawan. Adapun faktor-faktor

lingkungan yang memengaruhi prestasi kerja atau kinerja karyawan adalah:

1. Kondisi Fisik. 2. Peralatan. 3. Waktu. 4. Material. 5. Pendidikan. 6. Supervisi.

7. Desain organisasi. 8. Pelatihan.

(43)

2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu signifikan t (Uji t)

(44)

2.5 Kerangka Konseptual

Untuk memperjelas pelaksanaan penelitian dan untuk mempermudah

dalam pemahaman, maka perlu dijelaskan suatu kerangka konseptual sebagai

landasan dalam pemahaman.

Menurut Sutrisno (2013:109) motivasi adalah “faktor yang mendorong

seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu”. Perusahaan memotivasi para

karyawannya dengan tujuan agar karyawan dapat bekerja maksimal dan

memberikan kinerja yang memuaskan. Motivasi yang tinggi dapat meningkatkan

dan menumbuhkan kegairahan dan antusias karyawan dalam bekerja dengan

demikian akan semakin mudah dalam pencapaian kinerja yang memuaskan.

Tingginya kualitas lingkungan kerja di suatu perusahaan akan mendorong

kinerja karyawan. Lingkungan kerja merupakan hal yang penting dalam

menciptakan kinerja karyawan. Setiap karyawan yang bekerja tidak terlepas dari

pengaruh lingkungan kerja. Sedarmayanti (2001:1) mengungkapkan lingkungan

kerja adalah “keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan

sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya

baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok”. Hubungan kerja di dalam

perusahaan baik hubungan karyawan dengan atasan, sesama rekan kerja maupun

bawahan merupakan suatu bentuk lingkungan kerja di dalam perusahaan. Dengan

demikian jika hubungan tersebut tidak berjalan baik akan berpengaruh langsung

terhadap karyawan dalam proses kerja dan pencapaian kinerja.

Sutrisno (2013:151) mengungkapkan bahwa kinerja atau prestasi kerja

(45)

kerjanya dalam melaksanakan aktivitas kerja”. Aktivitas kerja karyawan dapat

berjalan dengan baik seiring dengan motivasi yang dimiliki karyawan terhadap

pekerjaannya serta lingkungan kerja yang mendukung dalam melaksanakan

pekerjaan. Motivasi yang dimiliki karyawan maupun motivasi yang diberikan

perusahaan dan mendukung atau tidaknya lingkungan kerja di perusahaan akan

mempengaruhi tinggi atau rendahnya kinerja yang dihasilkan karyawan.

Adapun kerangka konseptual penelitian ini dapat digambarkan sebagai

berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.6 Hipotesis

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian”. (Sugiyono, 2012:93)

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual, maka hipotesis

dalam penelitian ini adalah: “Motivasi dan Lingkungan Kerja Memiliki Pengaruh

Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat, Motivasi ()

Lingkungan Kerja ()

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Eksplanasi (penjelasan) adalah penelitian yang menggunakan data yang

sama, dan menjelaskan hubungan kausal antara variabel melalui pengujian

hipotesis. Penelitian ini menggunakan penelitian eksplanasi untuk menjelaskan

hubungan kausal antara variabel independent yaitu Motivasi (X1) dan Lingkungan

Kerja (X2) terhadap variabel dependent yaitu Kinerja Karyawan (Y) melalui

pengujian hipotesis.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Pusat PT. Perkebunan Nusantara IV

Jalan Letjend Suprapto No.2 Medan. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan

November 2013 sampai Januari 2014.

3.3 Batasan Operasional

1. Variabel Independent (X), yaitu Motivasi (X1) dan Lingkungan kerja (X2).

2. Variabel Dependent (Y), yaitu Kinerja Karyawan (Y).

3.4 Definisi Operasional Variabel

Peneliti merumuskan mekanisme penganalisisan variabel pada Tabel 3.1

(47)

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel Variabel Definisi

Variabel Dimensi Indikator

Skala

4. Kondisi kerja yang aman.

1. Kondisi lingkungan kerja.

2. Kompensasi. 3. Supervisi yang

baik.

4. Jaminan pekerjaan. 5. Status pekerjaan. 6. Tanggung jawab.

1. Dekorasi tempat kerja.

2. Temperatur. 3. Kelembaban.

(48)

Kinerja

1. Kecepatan dalam menerima instruksi

(49)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan skala likert, yaitu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

sosial (Sugiyono, 2012:132). Dalam penelitian ini, peneliti memberikan lima

alternatif jawaban kepada responden dengan menggunakan skala 1 sampai dengan

5 yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.2

Skor Pendapat Responden

No Jawaban Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (ST) 4

3 Ragu-ragu/Netral (R) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber : Sugiyono ( 2012:134)

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian 3.6.1 Populasi

Kuncoro (2009:118) populasi adalah “kelompok elemen yang lengkap,

yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik

untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian”. Objek dalam penelitian ini

adalah seluruh karyawan pelaksana golongan IA sampai dengan golongan IID PT.

Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat Medan. Jumlah populasi dalam penelitian

ini adalah 357 karyawan.

Berikut peneliti menyajikan tabel jumlah karyawan pelaksana per bidang

(50)

Tabel 3.3

Jumlah Karyawan Pelaksana per Bidang

PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat Medan Tahun 2013

No. Bagian Jumlah

Karyawan

1. Bagian Sekretaris Perusahaan 22

2. Bagian Satuan Pengawasan Intern 13

3. Bagian Tanaman 25

12. Bagian Pengembangan Usaha 4

13. Bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan 10

14. Bagian Sumber Daya Manusia 23

15. Bagian Manajemen Sistem Informasi 8

16. Bagian Umum terdiri dari: a. Bagian Umum (Admi Urta) b. Bagian Umum (Pelayan) c. Bagian Umum (Transport) d. Bagian Umum (Puskopkar) e. Bagian Umum (Mess Prapat)

21 16 37 8 6

17. Bagian Manajemen Risiko dan GCG 1

18. Bagian Hukum dan Pertanahan 15

19. Bagian Pengadaan 10

20. Bagian Linmas Satpam 41

Jumlah Karyawan Pelaksana 357

Sumber: PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat, Medan (data diolah) 3.6.2 Sampel

Sampel adalah “suatu himpunan bagian dari unit populasi”. (Kuncoro,

2009:118) Jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin.

n =

� + � (�)�

Keterangan : n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

(51)

Dengan menggunakan rumus diatas, maka jumlah sampel penelitian dapat

dihitung dengan cara sebagai berikut:

n = 357 1+(357)(0,1)2

n = 357

4,57 = 78,11 (dibulatkan menjadi 80 orang)

Maka sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 80 orang

karyawan pelaksana pada PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat Medan.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportionate stratified

random sampling yaitu teknik pengambilan sampel anggota populasi yang

dilakukan dengan memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Rumus

proportionate stratified random sampling (Sugiyono, 2007:75) adalah sebagai

berikut:

Ni= �� × n

Keterangan : ni = Anggota sampel pada proporsi ke i

Ni = Populasi ke i

n = Sampel yang diambil dalam penelitian

N = Populasi total

Berikut ini adalah tabel penarikan sampel dengan proportionate stratified

(52)

Tabel 3.4

Tabel Penarikan Sampel Proportionate Stratified Random Sampling No

. Bagian

Jumlah

Karyawan Populasi Sampel

1. Bagian Sekretaris Perusahaan 22 22

357× 80 = 4.9 5

2. Bagian Satuan Pengawasan

Intern 13

12. Bagian Pengembangan Usaha 4 4

357× 80 = 0.8 1

13. Bagian Program Kemitraan dan

Bina Lingkungan 10

10

357× 80 = 2 2

14. Bagian Sumber Daya Manusia 23 23

357× 80 = 5 5

15. Bagian Manajemen Sistem

Informasi 8

8

357× 80 = 1 1

16.

Bagian Umum terdiri dari: a. Bagian Umum (Admi Urta) b. Bagian Umum (Pelayan) c. Bagian Umum (Transport) d. Bagian Umum (Puskopkar) e. Bagian Umum (Mess Prapat)

21

17. Bagian Manajemen Risiko dan

GCG 1

1

357× 80 = 0.22 1

18. Bagian Hukum dan Pertanahan 15 15

357× 80 = 3 3

(53)

3.7 Jenis Data

Peneliti menggunakan dua jenis data dalam melakukan penelitian ini yaitu:

1. Data Primer

Data primer (primary data) yaitu “data yang dikumpulkan sendiri oleh

perorangan/suatu organisasi secara langsung dari objek yang diteliti dan

untuk kepentingan studi yang bersangkutan yang dapat berupa interviu,

observasi”. (Situmorang dan Lufti, 2012:3)

2. Data Sekunder

Data sekunder (secondary data) yaitu “data yang diperoleh/dikumpulkan

dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh

berbagai instansi lain”. (Situmorang dan Lufti, 2012:3)

3.8 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa

teknik, yaitu:

1. Observasi

Penulis melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian dengan

mencatat terlebih dahulu apa saja yang diamati dari tingkah laku objek

penelitian.

2. Wawancara

Penulis melakukan wawancara langsung dengan karyawan untuk

(54)

3. Kuesioner

Kuesioner merupakan daftar pertanyaan mengenai variabel yang diteliti

dalam penelitian ini yang akan di isi oleh responden.

3.9 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

“Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur

apa yang ingin diukur. Suatu alat pengukur dikatakan valid apabila skala tersebut

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. (Situmorang dan Lufti,

2012:76)

Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut:

Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut valid.

Jika r hitung< r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid.

Reliabilitas adalah “indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan”. (Situmorang dan Lufti,

2012:79)

Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini dilakukan pada

30 orang karyawan pelaksana PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat Medan

diluar dari sampel dengan menggunakan program SPSS 17.0 for Windows.

3.10 Teknik Analisis 3.10.1 Analisis Deskriptif

Metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk

mengetahui nilai-nilai variabel, baik satu variabel ataupun lebih tanpa membuat

perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain dan untuk mengetahui

(55)

menginterprestasikannya sehingga diperoleh gambaran yang sebenarnya

mengenai kondisi perusahaan.

3.10.2 Uji Asumsi Klasik 3.10.2.1 Uji Normalitas

“Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah

data mengikuti atau mendekati distribusi normal”. (Situmorang dan Lufti,

2012:100)

Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

pendekatan histogram, grafik dan Kolmogorv-Smirnov dengan menggunakan

tingkat signifikan 10%.

3.10.2.2 Uji Heteroskedastisitas

“Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah grup

mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika varians sama,

dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan ada homoskedastisitas. Sedangkan

jika varians tidak sama dikatakan terjadi heteroskedastisitas”. (Situmorang dan

Lufti, 2012:108)

Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan pendekatan grafik dan statistik melalui uji glejser dengan

menggunakan tingkat signifikan 10%.

3.10.2.3 Uji Multikolinearitas

“Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya

(56)

Adanya multikolinearitas dapat dilihat dari Tolerance value atau nilai

Variance Inflation Factor (VIF). Batas Tolerance value adalah 0,1 dan batas VIF

adalah 5. Apabila Tolerance value < 0,1 atau VIF > 5 maka terjadi

multikolinieritas. Tetapi jika Tolerance value > 0,1 atau VIF < 5 maka tidak

terjadi multikolinearitas.

3.10.3 Analisis Regresi Linear Berganda

“Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel

dependent dapat diprediksi melalui variabel independent secara individual.

Analisis regresi linear berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linier

antara beberapa variabel bebas yang disebut �1, �2, �3, dan seterusnya dengan variabel terikat yang disebut Y”. (Situmorang dan Lufti, 2012:151)

Untuk memperoleh hasil analisis data, maka peneliti menggunakan

bantuan program SPSS. Model Persamaannya dapat digambarkan sebagai berikut:

Y = a + �11 + �2 2+ e Keterangan :

Y = Kinerja Karyawan

a = Konstanta

�1 = Motivasi

�2 = Lingkungan Kerja

b = Koefisien Regresi

(57)

3.10.3.1 Koefisien Determinan (��)

Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independent atau

predictor-nya. Semakin besar nilai koefisien determinasi, maka semakin baik

kemampuan variabel independent menerangkan varibel dependent.

Range nilai dari �2 adalah 0-1. 0≤ �2 ≤1. Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan sangat terbatas,

sebaliknya semakin mendekati satu maka model semakin baik. (Situmorang dan

Lufti, 2012:154)

3.10.3.2 Uji F (Uji secara Serempak/Simultan)

Uji F bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara serentak atau

bersama-sama variabel independent (Motivasi dan Lingkungan Kerja) terhadap variabel

dependent (Kinerja Karyawan).

Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

H0 diterima atau Ha ditolak jika Fhitung < Ftabel pada �=10%

H0 ditolak dan Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada �=10%

Jika tingkat signifikansi di bawah 0,1 maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Jika pada perhitungan Fhitung > Ftabel dan tingkat signifikansinya (0,000) < 0,1

maka menunjukkan bahwa pengaruh variabel independent secara serempak adalah

(58)

3.10.3.3 Uji- t (Uji Parsial)

Uji T bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing

variabel independent secara individu (parsial) terhadap variabel dependent.

Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

H0 diterima atau Ha ditolak jika thitung < ttabel pada �= 10%

H0 ditolak atau Ha diterima jika thitung > ttabel pada �= 10%

Jika tingkat signifikansi di bawah 0,1 maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Tingkat signifikansinya (0,000) < 0,1 berarti masing-masing variabel independent

(59)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero)

PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) disingkat PTPN IV didirikan

berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1996 tentang Peleburan

Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perkebunan VI, Perusahaan Perseroan

(Persero) PT. Perkebunan VII, dan Perusahaan Perseroan (Persero) PT.

Perkebunan VIII menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perkebunan

Nusantara IV.

Akta Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perkebunan Nusantara

IV No. 37 tanggal 11 Maret 1996 dibuat dihadapan Notaris Harun Kamil, SH dan

Anggaran Dasar telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik

Indonesia melalui Surat Keputusan Nomor : C2-332 HT.01.01.Th.96 tanggal 8

Agustus 1996 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.

81 tanggal 8 Oktober 1996 ; Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.

8675, Anggaran Dasar telah disesuaikan dengan UU No. 40 Tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas berdasarkan Akta Notaris Sri Ismiyati, SH No. 11 tanggal 04

Agustus 2008 dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM RI

melalui Surat Keputusan No. AHU-60615.AH.01.02. Tahun 2008 tanggal 10

(60)

No. 16 tanggal 8 Oktober 2012 yang dibuat dihadapan Notaris Ihdina Nida

Marbun SH.

PT. Perkebunan Nusantara IV adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

yang bergerak pada bidang usaha agroindustri. Mengusahakan perkebunan dan

pengolahan komoditas kelapa sawit dan teh yang mencakup pengolahan areal dan

tanaman, kebun bibit dan pemeliharaan tanaman menghasilkan, pengolahan

komoditas menjadi bahan baku berbagai industri, pemasaran komoditas yang

dihasilkan dan kegiatan pendukung lainnya.

4.1.2 Visi dan Misi PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) 1. Visi PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero)

PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) memilliki visi menjadi pusat

keunggulan pengelolaan perusahaan agroindustri kelapa sawit dengan tata kelola

perusahaan yang baik serta berawasan lingkungan.

2. Misi PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) 1) Menjamin keberlanjutan yang kompetitif.

2) Meningkatkan daya saing produk secara berkesinambungan dengan

sistem, cara dan lingkungan kerja yang mendorong munculna

kreativitas dan inovasi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi.

3) Meningkatkan laba secara berkesinambungan.

4) Mengelola usaha secara profesional untuk meningkatkan nilai

perusahaan yang mempedomani etika bisnis dan tata kelola perusahaan

yang baik (GCG).

Gambar

Tabel 1.1 Penilaian Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Nusantara IV
Tabel 1.3
Gambar 1.1 Daftar Hadir Karyawan Pelaksana Bulan September 2012 Sumber: PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat Medan
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
+7

Referensi

Dokumen terkait

Uji validitas dan reliabilitas yang dilakukan menunjukkan bahwa semua instrumen yang digunakan dalam penelitian ini valid dan reliabel dengan cronbach alpha untuk variabel

dikatakan model regresi yang dipilih layak digunakan untuk memprediksi besarnya tingkat kinerja karyawan berdasarkan masukan variabel kompetensi. Uji Regresi, Korelasi

Untuk lebih mudah memahaminya pengertian kompetensi secara umum adalah kemampuan yang harus dimiliki seorang karyawan agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai

Untuk itu saya membutuhkan sejumlah data yang hanya akan dapat saya peroleh dengan adanya bantuan dan kerjasama dari Bapak/Ibu dalam mengisi skala ini.. Skala ini terdiri

Dengan adanya lingkungan yang nyaman, aman, budaya kerja yang harmonis dan juga fasilitas dan alat bantu kerja yang baik di dalam organisasi, akan

Berdasarkan hasil penelitian uji-t menunujukkan bahwa variabel efikasi diri berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT Perkebunan Nusantara IV

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 63orang karyawan pada PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan diperoleh hasil bahwa kepemimpinan mempunyai

Motivasi X1 No Pernyataan SS S KS TS STS Daya Pendorong 1 Saya memiliki mental yang kuat dalam menghadapi setiap pekerjaan yang diberikan 2 Pimpinan selalu memberikan