• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) PT. BPR YEKTI INSAN SEMBADA TAHUN 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) PT. BPR YEKTI INSAN SEMBADA TAHUN 2018"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

|

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) PT. BPR YIS 2018

1

TATA KELOLA – GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG)

PT. BPR YEKTI INSAN SEMBADA

TAHUN 2018

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) ini dibuat untuk memenuhi kewajiban Bank dalam hal

melaksanakan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan POJK No. 4/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola bagi

Bank Perkreditan Rakyat. Laporan ini berisi tentang pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) pada PT. BPR

Yekti Insan Sembada (PT. BPR YIS) yang tercermin dari governance system yang mencakup Governance Structure,

Governance Process dan Governance Output pada 9 (sembilan) faktor yang dipersyaratkan Otoritas Jasa Keuangan

(OJK).

Bank melalui jajaran Dewan Komisaris, Direksi dan seluruh karyawan berkomitmen untuk melaksanakan

prinsip-prinsip tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance) yang baik dan prinsip-prinsip kehati-hatian dalam kegiatan

bisnis sehari-hari sesuai nilai-nilai pokok yang tertuang dalam GCG.

Penilaian GCG dilakukan dengan metode self-assessment berdasarkan laporan-laporan dan bukti dokumen

pendukung lainnya. Penilaian tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari penilaian Tingkat Kesehatan

Bank dengan menggunakan pendekatan risiko (Risk Based Bank Rating/RBBR).

Selain itu, laporan ini diharapkan dapat digunakan untuk kepentingan stakeholder guna mengetahui kinerja Bank,

tingkat kepatuhan (compliance) terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan nilai-nilai etika yang

berlaku secara umum pada industri perbankan serta pelaksanaan prinsip dasar GCG yaitu keterbukaan

(transparancy), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency) dan

kewajaran (fairness). Prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik merupakan faktor yang sangat penting bagi Bank

terutama BPR dalam menjalankan aktivitas operasionalnya di tengah persaingan bisnis.

Pelaksanaan dan penerapan prinsip-prinsip GCG selama tahun 2018 dapat dijelaskan sebagai berikut:

Aspek-aspek Cakupan Tata Kelola Perusahaan (GCG)

1. Komitmen Tata Kelola (Governance Commitment)

Komitmen pelaksanaan tata kelola yang baik telah dicanangkan dan dilaksanakan oleh seluruh jajaran

manajemen Bank. Komitmen tersebut diwujudkan dalam bentuk pengelolaan yang baik terhadap aktivitas kerja,

kualitas sumber daya manusia dan pelaksanaan code of conduct (komitmen integritas) serta kepatuhan

terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

2. Struktur Tata Kelola (Governance Structure)

PT. BPR Yekti Insan Sembada telah memiliki Struktur Tata Kelola yang sangat memadai untuk melaksanakan

tata kelola yang baik. Jumlah, komposisi, kompetensi Dewan Komisaris dan Direksi dengan persyaratan dan

kompleksitas usaha PT. BPR Yekti Insan Sembada. Penunjukannya telah sesuai dengan ketentuan dan melalui

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Struktur Tata Kelola juga diperkuat dengan pengangkatan beberapa Pejabat Eksekutif (PE) yang

pengangkatannya telah sesuai dengan aturan yang berlaku dan didukung kompetensi yang sesuai dengan

tugas dan tanggungjawabnya serta memiliki pedoman kerja tertulis sebagai landasan kerja. Terdapat pemisahan

fungsi yang jelas antara satuan-satuan kerja tersebut dengan unit kerja operasional dan unit kerja bisnis

sehingga dapat melaksanakan fungsinya secara independen.

(2)

|

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) PT. BPR YIS 2018

2

Agar tata kelola dapat berjalan dengan baik, PT. BPR Yekti Insan Sembada telah membuat kebijakan dan

prosedur yang lengkap dan selalu dilakukan proses pengkinian serta disesuaikan dengan peraturan OJK dan

peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku. Kebijakan dan prosedur tersebut disampaikan secara

transparan kepada seluruh pegawai baik secara langsung melalui sosialisasi maupun dengan cara

mempublikasikan dalam media yang mudah untuk diakses oleh seluruh pegawai. Seluruh unit kerja telah

memiliki tugas pokok dan fungsi yang jelas dengan memiliki job description dan pedoman kerja sesuai dengan

struktur organisasi.

Selain kelengkapan kebijakan dan prosedur, aktivitas bisnis bank juga didukung dengan sistem informasi

manajemen yang memadai yang memudahkan semua pegawai mendapatkan data akurat, tepat waktu untuk

pengambilan keputusan dan pelaporan kepada pihak yang ditentukan sesuai peraturan Bank Indonesia,

peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan instansi lainnya yang terkait dengan aktivitas Bank.

3. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Rapat Umum

Pemegang Saham Perseroan merupakan organ tertinggi dan memiliki hak veto diantara organ-organ Perseroan

lainnya. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdiri dari RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa.

RUPS Tahunan PT. BPR Yekti Insan Sembada di tahun 2018 dilaksanakan pada tanggal 22 Januari 2018

dengan agenda sebagai berikut:

1) Laporan Pertanggungjawaban Pengurus (Direksi dan Dewan Komisaris) kepada Pemegang Saham

mengenai Hasil Kepengurusan Perusahaan tahun 2017.

2) Pengesahan Laporan Keuangan PT. BPR YIS (Audited) per posisi 31 Desember 2017.

3) Penetapan Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk Audit Laporan Keuangan PT. BPR YIS Tahun Buku 2018

dan 2019.

4) Penyesuaian Gaji Pengurus PT. BPR YIS tahun 2018.

RUPS Luar Biasa PT. BPR Yekti Insan Sembada di tahun 2018 dilaksanakan pada tanggal 20 Agustus 2018

dengan agenda sebagai berikut:

1) Penetapan dan Pengangkatan Direksi PT. BPR Yekti Insan Sembada.

2) Penetapan Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk Audit Laporan Keuangan PT. BPR YIS.

4. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

Dewan Komisaris mempunyai kewajiban untuk menjalankan pengawasan serta memberikan saran atas hal-hal

yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas dan fungsi Direksi. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya

Dewan Komisaris bersikap dan bertindak secara independen.

PT. BPR Yekti Insan Sembada telah menerapkan ketentuan mengenai GCG pada pelaksanaan tugas dan

tanggung jawab Dewan Komisaris :

1) BPR yang memiliki modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,- (lima puluh miliar rupiah) wajib memiliki

paling sedikit 2 (dua) orang anggota Dewan Komisaris dan paling banyak sama dengan jumlah anggota

Direksi. PT. BPR Yekti Insan Sembada saat ini memiliki 2 (dua) orang anggota Dewan Komisaris:

Dewan Komisaris

No.

Jabatan

Nama

1

Komisaris Utama

Dr. H. Muki Reksoprodjo, SpOG

2

Komisaris

Richard Thobias Daniel, SE

2) Penugasan anggota Dewan Komisaris telah melalui proses Penilaian Kemampuan dan Kepatuhan (Fit and

Proper Test) sesuai dengan ketentuan.

3) Dewan Komisaris Perseroan tidak memiliki hubungan keluarga, hubungan keuangan, hubungan

kepengurusan, maupun hubungan kepemilikan saham dengan anggota Dewan Komisaris lain termasuk

(3)

|

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) PT. BPR YIS 2018

3

dalam ketentuan OJK.

4) Kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang mencapai 5% (lima persen) atau lebih dari

modal disetor pada perusahaan lain adalah sebagai berikut:

Pemegang Saham PT. BPR Yekti Insan Sembada

No.

Nama

Jabatan

Komposisi Saham (%)

1

Dr. H. Muki Reksoprodjo, SpOG Komisaris Utama dan

Pemegang Saham Pengendali

45.30%

2

Lanny Hendrata

Pemegang Saham Pengendali

43.32%

3

Dra. Hj. Sri Djoearini Djoeadi

Tidak Menjabat

8.34%

Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik, yaitu melakukan

pengawasan atas kebijakan Direksi dalam menjalankan usaha Bank, mengevaluasi dan menyetujui rencana

kerja, anggaran tahunan, kebijakan manajemen risiko serta memutuskan permohonan atas usulan Direksi

yang berkaitan dengan transaksi atau kegiatan usaha yang melampaui kewenangan Direksi. Dewan

Komisaris juga melakukan upaya pembinaan dan pengembangan agar Rencana Bisnis Bank (RBB) dapat

berjalan dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian dan dilakukannya tata kelola perusahaan yang baik.

Rapat Dewan Komisaris

Rapat Dewan Komisaris telah diselenggarakan setiap 3 (tiga) bulan sekali sebagaimana ketentuan dalam

POJK No.4/POJK.03/2015 Pasal 35 tentang Penerapan Tata Kelola bagi BPR, sebagi berikut:

a. Rapat ke-1 tanggal 22 Januari 2018.

b. Rapat ke-2 tanggal 23 April 2018.

c. Rapat ke-3 tanggal 20 Agustus 2018.

d. Rapat ke-4 tanggal 14 Desember 2018.

Disamping rapat-rapat rutin diantara Dewan Komisaris, manajemen juga menyelenggarakan rapat-rapat

operasional diantara Dewan Komisaris dengan Dewan Direksi dan seluruh Pejabat Eksekutif untuk

mendengarkan penjelasan tingkat pencapaian dan kendala-kendala yang dihadapi oleh BPR selama tiap

bulan operasional.

Prosedur Penetapan Dan Besarnya Remunerasi Dewan Komisaris

Dewan Komisaris mengusulkan kepada Pemegang Saham, Kemudian Pemegang Saham melalui RUPS

menetapkan besarnya gaji/honorarium dan tunjangan bagi Anggota Dewan Komisaris.

1)

Prosedur Penetapan Remunerasi Anggota Dewan Komisaris.

Dewan Komisaris

Pemegang Saham (Sesuai wewenang

yang diberikan melalui RUPS)

(4)

|

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) PT. BPR YIS 2018

4

2)

Struktur Remunerasi Dewan Komisaris

Paket remunerasi Dewan Komisaris pada 31 Desember 2018 adalah sebagai berikut:

Jumlah yang diterima dalam 1 Tahun

Jumlah Remunerasi dan fasilitas lain

Dewan Komisaris

Orang

Jumlah (dalam ribuan)

Remunerasi (Gaji, Bonus, tunjangan rutin dan

fasilitas lainnya dalam bentuk Non Natura )

2

82.611

Fasilitas Lain dalam bentuk Natura seperti :

a. Perumahan dan Transportasi

b. Asuransi Kesehatan (BPJS)

-

-

-

-

5.

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi

Jumlah, Komposisi, dan Independensi Direksi

Direksi PT. BPR Yekti Insan Sembada berjumlah 2 (dua) orang, yang terdiri dari seorang Direktur Utama dan

Direktur YMF Kepatuhan, dengan susunan sebagai berikut:

Susunan Anggota Dewan Direksi

No.

Jabatan

Nama

1

Direktur Utama

Suprawesti

2

Direktur YMF Kepatuhan

Agus Rohadi

*) Menjabat sampai dengan tanggal 20 Agustus 2023 (sesuai RUPSLB)

Pada tahun 2018 Bank melakukan penetapan dan pengangkatan anggota Direksi untuk masa jabatan 5 (lima)

tahun lamanya terhitung sejak tanggal 20 Agustus 2018 dan akan berakhir pada tanggal 20 Agustus 2023.

Penetapan dan Pengangkatan anggota Direksi tersebut telah melalui RUPSLB yang diselenggarakan pada

tanggal 20 Agustus 2018 dan telah disahkan oleh Notaris Dian Tendra Damayanti, S.H.,M.Kn. berkedudukan di

Kota Administrasi Boyolali melalui Akta No.1 tanggal 28 Agustus 2018 mengenai Penetapan dan Pengangkatan

Direksi PT. BPR Yekti Insan Sembada.

Seluruh anggota Direksi telah membuat surat Pernyataan tidak memiliki hubungan keuangan, hubungan

kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris, Direksi

dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank.

Jumlah komposisi, integritas, dan kompetensi anggota Direksi sesuai dengan kegiatan usaha Bank, serta telah

memenuhi ketentuan Otoritas Jasa Keuangan, antara lain:

1) BPR yang memiliki modal inti kurang dari Rp.50.000.000.000,- (lima puluh miliar) wajib memiliki paling

sedikit 2 (dua) orang anggota Direksi.

2) Seluruh anggota Direksi bertempat tinggal di kota/kabupaten yang sama atau kota/kabupaten yang berbeda

pada propinsi yang sama atau kota/kabupaten di propinsi lain yang berbatasan langsung dengan

kota/kabupaten pada propinsi lokasi kantor pusat BPR.

3) Seluruh anggota Direksi tidak memiliki rangkap jabatan sebagai Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif

pada Bank, Perusahaan dan atau lembaga lain (partai politik atau organisasi kemasyarakatan).

4) Seluruh anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan, hubungan kepengurusan, kepemilikan saham

dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang Saham

Pengendali atau hubungan dengan Bank, baik dalam skala 2 (dua) tingkat vertikal maupun horisontal.

5) Tidak menggunakan penasehat perorangan dan/atau jasa profesional sebagai konsultan.

6) Seluruh anggota Direksi merupakan tenaga profesional yang memiliki pengalaman pada industri perbankan

dan telah lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatuhan (Fit and Proper Test) dan telah memperoleh surat

persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan.

(5)

|

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) PT. BPR YIS 2018

5

8) Direksi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen dan tidak terdapat kuasa umum

yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas dan wewenang tanpa batas.

9) Tidak ada anggota Direksi, baik secara sendiri ataupun bersama, memiliki saham melebihi dari 25% (dua

puluh lima persen) dari modal disetor pada PT. BPR Yekti Insan Sembada maupun pada suatu perusahaan

lainnya.

10) Telah memiliki pedoman dan tata tertib kerja termasuk etika kerja, waktu kerja dan rapat Direksi.

11) Memiliki integritas, kompetensi dan reputasi keuangan yang memadai.

12) Seluruh anggota Direksi memiliki pengalaman lebih dari 5 (lima) tahun di bidang operasional perbankan.

Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

Direksi telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai kewenangan yang diatur dalam Anggaran

Dasar BPR dan bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan Bank, antara lain:

1) Menetapkan tujuan dan strategi Bank untuk jangka panjang, menengah, maupun tahunan dan disampaikan

dalam bentuk Rencana Bisnis Bank (RBB) untuk dimintakan persetujuan Dewan Komisaris dan

disampaikan dalam RUPS sebelum diajukan ke OJK sebagaimana dalam ketentuan OJK.

2) Menetapkan kebijakan pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) dan mencanangkan komitmen

integritas serta memastikan pelaksanaan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan usaha Bank pada

seluruh tingkatan dan jenjang organisasi.

3) Membuat kebijakan remunerasi dan kebijakan lainnya secara transparan, dan meminta pertimbangan

Dewan Komisaris sebelum disahkan menjadi ketentuan.

4) Mengangkat Pejabat Eksekutif Audit Internal, Pejabat Eksekutif Manajemen Risiko dan Kepatuhan.

5) Menindaklanjuti hasil temuan Audit Internal, Audit Ekstern, dan hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan

dan/atau hasil pengawasan otoritas lain.

6) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham

melalui RUPS.

7) Melakukan evaluasi dan pemantaun terhadap prinsip kehati-hatian dan kepatuhan Bank secara periodik/

terus menerus.

8) Membuat laporan tahunan untuk dokumentasi keuangan secara transparan, juga laporan penerapan Tata

Kelola pada Otoritas Jasa Keuangan dan Asosiasi BPR di Indonesia.

9) Direksi membudayakan pembelajaran secara berkelanjutan dalam rangka peningkatan pengetahuan

tentang perbankan dan perkembangan terkini terkait bidang keuangan/lainnya yang mendukung

pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Training

dan/atau seminar in-house yang diikuti oleh Direksi sebagai berikut:

Jabatan

Nama

Nama Pelatihan

Penyelenggara

Direktur Utama

Suprawesti

Refreshments Laporan – laporan BPR

Perbarindo

DPKom Solo

Raya

Direktur Utama

Direktur YMF

Kepatuhan

Suprawesti

Agus Rohadi

Workshop Komunikasi “Memadukan RASA

dan LOGIKA untuk menggapai ASA”

Perbarindo

DPKom Solo

Raya

Direktur Utama

Direktur YMF

Kepatuhan

Suprawesti

Agus Rohadi

Knowledge Sharing Pembahasan

Kelompok Kerja penyelesaian NPL 2018

Otoritas Jasa

Keuangan

Direktur Utama

Suprawesti

Sosialisasi Ketentuan

Otoritas Jasa

Keuangan

Direktur Utama

Suprawesti

Sosialisasi Peraturan Menteri Keuangan

(6)

|

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) PT. BPR YIS 2018

6

Teknis mengenai Akses Informasi

Keuangan untuk Kepentingan Perpajakan

Direktur Utama

Suprawesti

Pembahasan dan Diskusi lebih lanjut

mengenai Permasalahan Penyelesaian

NPL

Otoritas Jasa

Keuangan

Direktur Utama

Suprawesti

Sosialisasi Program Penjaminan LPS

Lembaga

Penjamin

Simpanan (LPS)

Direktur Utama

Suprawesti

Workshop Penyelesaian Kredit melalui

Jalur Hukum

Perbarindo

DPKOM Solo

Raya

Direktur Utama

Suprawesti

Sosialisasi Peran LPS dalam

Meningkatkan Gemar Menabung pada

Masyarakat Pedesaan

Lembaga

Penjamin

Simpanan (LPS)

Direktur Utama

Suprawesti

Sharing terkait tindak lanjut kegiatan

POKJA NPL, Kemitraan antara BPR dan

Bank Umum serta Program Pelaporan

BPR

Otoritas Jasa

Keuangan

Direktur Utama

Suprawesti

Knowledge Sharing terkait dengan produk

asuransi kredit

Otoritas Jasa

Keuangan

Direktur Utama

Suprawesti

Focus Group Discussion Pengembangan

Perusahaan Efek Daerah

Otoritas Jasa

Keuangan

Direktur Utama

Suprawesti

Kegiatan Capacity Building BPR :

1. Refreshment terkait penyusunan

Laporan Rencana Bisnis BPR dan Laporan

Berkala yang mencakup laporan Bulanan

dan Laporan BMPK serta Penilaian Tingkat

Kesehatan BPR.

2. Mekanisme Teknis Aplikasi LBBPR.

Otoritas Jasa

Keuangan

Direktur Utama

Suprawesti

Sosialisasi Implementasi Perjanjian

Kerjasama Layanan Penukaran

Bank Indonesia

Solo

Direktur Utama

Direktur YMF

Kepatuhan

Suprawesti

Agus Rohadi

1. Evaluasi Kinerja dan Capacity Building

BPR/BPRS tahun 2018.

2. Sharing dengan tema “Pengikatan

Agunan pada BPR/BPRS” oleh Ketua

Pengurus Daerah Ikatan Notaris Indonesia

Surakarta.

Otoritas Jasa

Keuangan

Rapat Direksi

Rapat Direksi diadakan rutin setiap bulan pada tahun 2018. Setiap rapat Direksi dihadiri oleh semua Direksi

dengan agenda pembahasan adalah terkait dengan Bisnis dan pengembangan usaha serta manajemen risiko

dan operasional PT. BPR Yekti Insan Sembada.

Prosedur Penetapan Dan Besarnya Remunerasi Direksi.

Direksi mengusulkan kepada Pemegang Saham, Kemudian Pemegang Saham melalui RUPS menetapkan

besarnya gaji/honorarium dan tunjangan bagi Anggota Direksi.

(7)

|

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) PT. BPR YIS 2018

7

Direksi mengusulkan remunerasi kepada RUPS, kemudian RUPS memutuskan gaji/honorarium dan

tunjangan Direksi.

2) Struktur Remunerasi Direksi

Paket remunerasi Direksi pada 31 Desember 2018, adalah sebagai berikut:

Jumlah yang diterima dalam 1 Tahun

Jumlah Remunerasi dan fasilitas lain

Direksi

Orang

Jumlah (dalam ribuan)

Remunerasi (Gaji, Bonus, tunjangan rutin

dan fasilitas lainnya dalam bentuk Non

Natura )

2

321.502

Fasilitas Lain dalam bentuk Natura seperti :

a. Perumahan dan Transportasi

b. Asuransi Kesehatan (BPJS)

2

-

16.107

-

*) Keterangan :

a) Direksi memperoleh tunjangan pajak (PPh pasal 21 dibayar oleh perusahaan) sebesar Rp18.912 ribu.

b) Direksi memperoleh baju seragam dari Perusahaan sebesar Rp1.388 ribu.

6.

Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi Komite

PT. BPR Yekti Insan Sembada termasuk BPR yang memiliki modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima

puluh milyar rupiah) dengan total aset kurang dari Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah), sehingga

belum memiliki Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko.

7.

Penanganan Benturan Kepentingan

PT. BPR Yekti Insan Sembada memiliki kebijakan, sistem dan prosedur penyelesaian mengenai benturan

kepentingan yang mengikat setiap pengurus dan pegawai BPR termasuk administrasi, dokumentasi dan

pengungkapan benturan kepentingan dimaksud dalam risalah rapat.

Dalam hal terjadi benturan kepentingan, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan Pejabat Eksekutif

dilarang mengambil tindakan yang dapat merugikan BPR atau mengurangi keuntungan BPR dan wajib

mengungkapkan benturan kepentingan dimaksud dalam setiap keputusan.

Direks

i

Pemegang Saham (Sesuai wewenang

yang diberikan melalui RUPS)

(8)

|

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) PT. BPR YIS 2018

8

Di tahun 2018, tidak terdapat transaksi benturan kepentingan yang dapat merugikan atau mengurangi

keuntungan Bank.

No Nama dan Jabatan Pihak

yang memiliki Benturan

Kepentingan

Nama dan Jabatan

Pengambil

Keputusan

Jenis

Transaksi

Nilai Transaksi

(Jutaan rupiah)

Keterangan

*)

1

-

-

-

-

-

*) - tidak sesuai sistem dan prosedur yang berlaku; dan

*) - menjelaskan keterkaitan antara nama dan jabatan pihak yang memiliki benturan kepentingan dengan

nama dan jabatan pengambil keputusan.

8.

Penerapan Fungsi Kepatuhan, Audit Intern, dan Audit Ekstern

Direktur Kepatuhan

Dalam rangka penerapan fungsi kepatuhan, di tahun 2018 PT. BPR Yekti Insan Sembada sudah memiliki

Direktur Yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan yaitu Sdr. Agus Rohadi.

Pejabat Eksekutif Manajemen Risiko dan Kepatuhan

Sesuai dengan ketentuan POJK No.4/POJK.03/2015 tentang penerapan Tata Kelola bagi Bank Perkreditan

Rakyat, PT. BPR Yekti Insan Sembada telah menunjuk Pejabat Eksekutif yang independen terhadap

operasional BPR untuk melaksanakan Fungsi Kepatuhan berdasarkan SK Direksi No.015/SK.

DIR/BPR.YIS/VIII/2017 perihal pengangkatan jabatan, yang menunjuk Sdri. Jariyah sebagai Pejabat Eksekutif

Manajemen Risiko dan Kepatuhan PT. BPR Yekti Insan Sembada.

Pejabat Kepatuhan tersebut bertanggungjawab secara langsung kepada Direktur Yang Membawahkan Fungsi

Kepatuhan. Pejabat Kepatuhan yang menangani fungsi kepatuhan telah menyusun dan/atau mengkinikan

pedoman kerja, sistem dan prosedur kepatuhan.

Pejabat Eksekutif Audit Intern

PT. BPR Yekti Insan Sembada telah menunjuk 1 (satu) orang Pejabat Eksekutif yang bertanggungjawab

terhadap pelaksanaan audit intern yang independen terhadap fungsi operasional. Pejabat Eksekutif Audit Intern

adalah Sdri. Dinda Permata Arumningtyas berdasarkan SK Direksi No.014/SK. DIR/BPR.YIS/VIII/2017 perihal

pengangkatan jabatan.

Pejabat Eksekutif Audit Intern (PEAI) secara umum bertugas dan bertanggungjawab untuk memastikan bahwa:

1) Pengawasan operasional BPR baik dari tingkat kepatuhan maupun dari tingkat pelaksanaan operasional

yang mencakup perencanaan, pelaksanaan telah dijalankan sebagaimana mestinya.

2) Pengawasan dan sekaligus melakukan analisis dan penilaian di bidang keuangan, akuntansi, operasional

dan kegiatan lainnya paling sedikit dengan cara pemeriksaan langsung dan analisis dokumen.

3) Mengidentifikasi segala kemungkinan untuk memperbaiki dan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber

daya dan dana.

4) Melakukan audit investigasi atas beberapa temuan SKAI yang dianggap penting untuk ditindaklanjuti karena

dianggap dapat mempengaruhi lemahnya kebijakan Direksi dalam hal pengawasan BPR.

5) Memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang kegiatan yang diperiksa pada semua

tingkatan manajemen.

Pejabat Eksekutif Audit Intern (PEAI) bertanggungjawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern

bertanggungjawab langsung kepada Direktur Utama dan dalam menjalankan pekerjaaannya berkoordinasi

dengan Dewan Komisaris.

(9)

|

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) PT. BPR YIS 2018

9

sebagai berikut:

1) Menyediakan dan menambah sumber daya yang memadai untuk menyelesaiakan tugas secara efektif.

2) Menjalankan training pelaksanaan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme

(APU-PPT) kepada seluruh karyawan.

3) Menjalankan training pelaksanaan Program Pengaduan dan Penyelesaian Nasabah.

4) Memantau pelaksanaan proses pengkinian data nasabah.

5) Menerapkan dan melakukan pengkinian data dalam sistem informasi untuk mendukung pelaksanaan

Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme.

6) Memonitor pemenuhan komitmen kepada OJK dan pihak otoritas lainnya.

7) Optimalisasi sistem pengendalian intern dan berjalannya fungsi audit internal dalam setiap jenjang

organisasi.

8) Melaksanakan penyelesaian tindak lanjut temuan audit internal PT. BPR Yekti Insan Sembada sesuai

dengan kebijakan.

9) Tersedianya laporan kegiatan pelaksanaan fungsi audit internal PT. BPR Yekti Insan Sembada. Dalam

kaitannya dengan fungsi audit internal, PT. BPR Yekti Insan Sembada telah melaksanakan hal-hal sebagai

berikut:

a. Menunjuk Pejabat Eksekutif fungsi Audit Intern.

b. Kelembagaan Pejabat Eksekutif fungsi audit intern yang independen terhadap fungsi operasional.

c. Melakukan review secara berkala atas efektifitas pelaksanaan kerja Pejabat Eksekutif fungsi audit

intern dan kepatuhannya terhadap SOP, ketentuan POJK dan ketentuan lainnya.

d. Menyediakan sumber daya manusia di bidang audit dan pengawasan secara memadai seiring dengan

peningkatan bisnis PT. BPR Yekti Insan Sembada.

e. Memberlakukan pengungkapan tindakan pelanggaran atau pengungkapan perbuatan melawan hukum,

perbuatan tidak etis/tidak bermoral atau perbuatan lain yang dapat merugikan BPR, maupun pihak

yang mempunyai kepentingan terhadap BPR (pemangku kepentingan), yang dilakukan oleh karyawan,

atau pimpinan perusahaan, sehingga perlu diambil tindakan yang tegas atas pelanggaran tersebut.

10) Rasio gaji tertinggi dan gaji terendah

Rasio gaji Pegawai terendah dan tertinggi

33.56 : 66.44

Rasio gaji Direksi terendah dan tertinggi

41.93 : 58.07

Rasio gaji Komisaris terendah dan tertinggi

42.81 : 57.19

Rasio gaji Direksi tertinggi dan Pegawai terendah

10.56 : 89.44

11) Pada tahun 2018 tidak terjadi penyimpangan intern di BPR.

12) Jumlah permasalahan hukum dan upaya penyelesaian oleh BPR.

Dalam upaya penyelesaian kredit bermasalah, pada tanggal 17 April 2017 PT. BPR YIS mengajukan

permohonan eksekusi Hak Tanggungan kepada Pengadilan Negeri Boyolali atas permasalahan kredit

debitur atas nama Joko Agus Sutopo. Permohonan Sita Eksekusinya pada tanggal 23 November 2017.

9.

Penerapan Manajemen Risiko, termasuk Sistem Pengendalian Intern.

PT. BPR Yekti Insan Sembada telah menerapkan manajemen risiko secara efektif, yang disesuaikan dengan

tujuan, kebijakan usaha, ukuran, dan kompleksitas usaha serta kemampuan BPR dengan berpedoman pada

persyaratan dan tata cara sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan yang mengatur mengenai penerapan

manajemen risiko bagi BPR. Namun BPR belum menyusun laporan profil risiko dan profil risiko lain yang

dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai ketentuan OJK.

(10)

|

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) PT. BPR YIS 2018

10

10.

Batas Maksimum Pemberian Kredit

PT. BPR Yekti Insan Sembada telah menerapkan prinsip kehati-hatian dalam penyediaan dana dengan

berpedoman pada ketentuan yang mengatur mengenai batas maksimum pemberian kredit BPR. Kebijakan

BMPK PT. BPR Yekti Insan Sembada adalah mengacu ketentuan POJK No. 49/POJK.03/2017 tentang Batas

Maksimum Pemberian Kredit BPR. BPR tidak melanggar dan/atau melampaui BMPK sesuai ketentuan OJK.

11.

Rencana Bisnis PT. BPR Yekti Insan Sembada

PT. BPR Yekti Insan Sembada telah menyusun rencana bisnis yang mencakup rencana strategis jangka

panjang dan rencana bisnis tahunan dan menyampaikan rencana bisnis tersebut kepada Otoritas Jasa

Keuangan dengan berpedoman pada ketentuan yang mengatur mengenai rencana bisnis BPR. Beberapa poin

penting dalam penyusunan RKAT BPR adalah sebagai berikut:

1) Analisa makro ekonomi dan industri BPR dalam menentukan besaran rencana bisnis yang akan dijalankan

pada tahun mendatang.

2) Asumsi-asumsi keuangan yang digunakan antara lain tingkat pertumbuhan ekonomi nasional, inflasi, LPS,

besaran pasar, dan ketentuan serta kelemahan guna mengantisipasi berbagai ancaman serta meraih

beberapa peluang penting lainnya untuk rencana kerja tahun depan.

3) Rasio-rasio yang dikehendaki dalam ukuran BPR yang sehat dan kuat, seperti rasio Cash Ratio, CAR, LDR,

NPL, ROA, dan ROE.

Rencana bisnis BPR disusun dengan mempertimbangkan :

1) Faktor eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi kelangsungan usaha BPR.

2) Asas perbankan yang sehat dan prinsip kehati-hatian.

3) Penerapan manajemen risiko.

Dewan komisaris melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana Bisnis BPR.

12.

Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan

Dalam rangka pelaksanaan transparansi kondisi keuangan dan non keuangan PT. BPR Yekti Insan Sembada

menyusun dan menyajikan laporan dengan tata cara, jenis dan cakupan sebagaimana diatur dalam ketentuan

yang mengatur mengenai transparansi kondisi keuangan BPR.

PT. BPR Yekti Insan Sembada telah melaksanakan transparansi informasi mengenai produk dan/atau layanan

dan penggunaan data nasabah BPR dengan berpedoman pada persyaratan dan tata cara seperti telah diatur

dalam ketentuan Otoritas Jasa Keuangan yang mengatur mengenai transparansi informasi produk bank dan

penggunaan data pribadi nasabah.

Transparansi informasi mengenai produk dan/atau layanan dapat diakses di website resmi PT. BPR Yekti Insan

Sembada di alamat http://bpryis.com

Dalam rangka meningkatkan kualitas proses pengambilan keputusan oleh Direksi dan kualitas proses

pengawasan oleh Dewan Komisaris, BPR wajib memastikan ketersediaan dan kecukupan pelaporan intern yang

didukung oleh sistem informasi manajemen yang memadai.

Laporan tahunan dan laporan keuangan publikasi ditandatangani oleh Direksi dengan mencantumkan nama

secara jelas dan disampaikan secara lengkap juga tepat waktu kepada OJK. Laporan penanganan pengaduan

dan penyelesaian pengaduan, dan laporan pengaduan dan tindak lanjut pelayanan dan penyelesaian

pengaduan disampaikan tepat waktu sesuai ketentuan.

(11)

|

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) PT. BPR YIS 2018

11

a. Kegiatan Politik

PT. BPR Yekti Insan Sembada tidak pernah terlibat dalam kegiatan politik dan tidak pula memberikan

bantuan untuk kegiatan politik.

b. Kegiatan Sosial

Sejalan dengan visi dan misi untuk menjadi Bank Perkreditan Rakyat yang sehat, kuat, berkembang dan

dicintai masyarakat, PT. BPR Yekti Insan Sembada secara konsisten terus berupaya memberikan kontribusi

optimal pada kegiatan sosial dalam penerapan tanggungjawab sosial perusahaan. Untuk tahun buku 2018,

PT. BPR Yekti Insan Sembada mengalokasikan dana untuk kegiatan sosial antara lain sebagai berikut :

No.

Nama Kelompok/

Instansi/Perorangan

Kegiatan

Nama

Jumlah

1.

Kelompok Usaha Bersama

Karya Mandiri Boyolali

Penyandang Cacat

Zakat Infaq Idul Fitri 1439 H

100.000

2.

Perbarindo DPKom Solo

Raya

Solo Bersama Selamanya 2018

150.000

3.

Panitia Peringatan HUT

Kemerdekaan RI Ke-73

Dukuh Ngangkruk, Desa

Ngaru-aru, Kecamatan

Banyudono.

Kegiatan HUT RI Ke 73 - Ngangkruk RT

06/01

150.000

4.

Perbarindo DPKom Solo

Raya

Perbarindo Peduli Gempa NTB

250.000

5.

Kelompok Usaha Bersama

Karya Mandiri Boyolali

Penyandang Cacat

Bantuan untuk Usaha Karya Mandiri

Penyandang Cacat

100.000

6.

Perbarindo DPKom Solo

(12)

|

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) PT. BPR YIS 2018

12

13.

Penilaian Sendiri (Self Assessment) terhadap Penerapan Tata Kelola

Berdasarkan analisis terhadap seluruh kriteria/indikator penilaian, disimpulkan bahwa PT. BPR Yekti Insan

Sembada telah menetapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan dengan baik yang dilandasi oleh

ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh regulator.

Adapun beberapa hal yang akan ditingkatkan dan diperbaiki adalah sebagai berikut:

1) Penerapan fungsi kepatuhan, yaitu strategi penerapan budaya kepatuhan masih perlu ditingkatkan kepada

seluruh jajaran organisasi.

2) Penerapan fungsi manajemen risiko dan pengendalian intern, yaitu perlu dilakukan pengembangan

terhadap sistem teknologi informasi terkait penerapan manajemen risiko pada bank.

Berdasarkan hal tersebut, self assessment tata kelola (GCG) PT. BPR Yekti Insan Sembada mencerminkan

bahwa manajemen telah melakukan penerapan tata kelola (GCG) dengan baik dengan nilai self assessment

1,50 (satu koma lima puluh). Kelemahan dalam penerapan tata kelola tersebut akan dilakukan perbaikan

secara serius dan berkesinambungan sehingga kelemahan tersebut dapat diatasi dengan baik.

Boyolali, 12 April 2019

PT. BPR Yekti Insan Sembada

Dr. H. Muki Reksoprodjo, SpOG

Suprawesti

(13)

|

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) PT. BPR YIS 2018

13

Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment)

Penerapan Tata Kelola BPR

Sebelum Manajemen Risiko

Profil BPR

Nama BPR

PT. BPR Yekti Insan Sembada

Alamat BPR

Jl. Raya Boyolali-Solo KM 17 No. 03

Ngangkruk Ngaru-aru Banyudono

Boyolali

Posisi Laporan

Desember, 2018

Modal Inti BPR

Rp1,688,438,985

Total Aset BPR

Rp9,306,981,751

(14)

|

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) PT. BPR YIS 2018

14

SB B CB KB TB

1 2 3 4 5

1

1) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50M :

Jumlah anggota Direksi paling sedikit 3 (tiga) orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.

BPR dengan modal inti kurang dari Rp50 M :

Jumlah anggota Direksi paling sedikit 2 (dua) orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.

2) Seluruh anggota Direksi bertempat tinggal di kota/kabupaten yang sama, atau kota/kabupaten yang berbeda pada provinsi yang sama, atau kota/kabupaten di provinsi lain yang berbatasan langsung dengan kota/kabupaten pada provinsi lokasi Kantor Pusat BPR.

v

Seluruh Direksi bertempat tinggal / berdomisili di kota / kabupaten provinsi Jawa Tengah.

3) Anggota Direksi tidak merangkap jabatan pada Bank, Perusahaan Non Bank dan/atau lembaga lain (partai politik atau organisasi kemasyarakatan).

v

Anggota Direksi tidak ada yang merangkap jabatan pada bank, perusahasaan non bank maupun pada lembaga lain.

4) Mayoritas anggota Direksi tidak memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris.

v

Anggota Direksi tidak ada yang mempunyai hubungan keluarga atau semenda demgan sesama Direksi maupun Anggota Dewan Komisaris 5) Direksi tidak menggunakan penasihat

perorangan dan/atau penyedia jasa profesional sebagai konsultan kecuali memenuhi persyaratan yaitu untuk proyek yang bersifat khusus yang dari sisi karakteristik proyeknya membutuhkan adanya konsultan; telah didasari oleh kontrak yang jelas meliputi lingkup pekerjaan, tanggung jawab, produk yang dihasilkan, dan jangka waktu pekerjaan, serta biaya; dan perorangan dan/atau penyedia jasa profesional adalah pihak independen yang memiliki kualifikasi untuk proyek yang bersifat khusus dimaksud.

v

Direksi menggunakan jasa profesional (Pengacara, Notaris) tetapi telah dibuat MOU sesuai dengan ketentuan POJK.

6) Seluruh anggota Direksi telah lulus Uji Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS termasuk perpanjangan masa jabatan Direksi telah ditetapkan oleh RUPS sebelum berakhir masa jabatannya.

v

Seluruh anggota Direksi telah lulus Uji Kemampuan dan Kepatuhan dan telah dianggkat melalui RUPS termasuk masa perpanjangan jabatan Direksi yang tepat masa berakhir jabatannya. Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5

Hasil perkalian untuk masing-masing Skala

Penerapan 5 2 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 6

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 50%

No Kriteria/Indikator

7 1.17 0.58

Skala Penerapan Keterangan

Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)

v

Jumlah Direksi telah sesuai dengan POJK.

(15)

|

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) PT. BPR YIS 2018

15

1 2 3 4 5

1

7) Direksi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen dan tidak memberikan kuasa umum yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas dan wewenang tanpa batas.

v

Direksi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya cukup mandiri atas segala pengambilan keputusan (indenpenden) dengan tidak melanggar ketentuan ekternal dan dalam memberikan kuasa selalu terdapat batas yang jelas sesuai POJK.

8) Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Pejabat Eksekutif yang ditunjuk sebagai auditor intern, auditor ekstern, dan hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau hasil pengawasan otoritas lain.

v

Direksi selalu menindaklanjuti segara temuan Audit Intern, Audit Eksteran dan OJK atau otoritas lainnya.

9) Direksi menyediakan data dan informasi yang lengkap, akurat, terkini, dan tepat waktu kepada Dewan Komisaris.

v

Direksi selalu menyediakan data dan informasi lengkap, akurat, terkini dan tapat waktu kepada Dewan Komisaris 10) Pengambilan keputusan rapat Direksi yang

bersifat strategis dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat, suara terbanyak dalam hal tidak tercapai musyawarah mufakat, atau sesuai ketentuan yang berlaku dengan mencantumkan

dissenting opinion jika terdapat perbedaan

pendapat.

v

Pengambilan keputusan rapat Direksi bersifat strategis selalu berdasarkan mufakat diantara Direksi.

11) Direksi tidak menggunakan BPR untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS.

v

Direksi tidak menggunakan BPR untuk kepentingan pribadi, keluarga dan atau pihak lain yang dapat mengurangi keuntungan BPR selain remunerasi dan fasilitas yang telah ditetapkan RUPS.

12) Anggota Direksi membudayakan pembelajaran secara berkelanjutan dalam rangka peningkatan pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan terkini terkait bidang keuangan/lainnya yang mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi antara lain dengan peningkatan keikutsertaan pegawai BPR dalam pendidikan/pelatihan dalam rangka pengembangan kualitas individu.

v

Anggota Direksi cukup perhatian untuk mengikut sertakan karyawan pada unit kerja yang memerlukan peningkatan kompetensi dalam berbagai pendidikan / pelatihan.

13) Anggota Direksi mampu mengimplementasikan kompetensi yang dimilikinya dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, antara lain pemahaman atas ketentuan mengenai prinsip kehati-hatian.

v

Anggota Direksi cukup mampu mengimplemetasikan kompetensinya ke dalam pelaksaan tugas dan tanggung jawab sehingga bekerja cukup hati-hati. 14) Direksi memiliki dan melaksanakan pedoman

dan tata tertib kerja anggota Direksi yang paling sedikit mencantumkan etika kerja, waktu kerja, dan peraturan rapat.

v

Direksi telah memiliki pedoman dan tata tertib kerja ketentuan POJK walaupun belum sepenuhnya dilaksanakan.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala

Penerapan 2 12 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 8

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 40%

14 1.75 0.70

Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

(16)

|

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) PT. BPR YIS 2018

16

SB B CB KB TB

1 2 3 4 5

1

15) Direksi mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS.

v

Direksi telah mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya melalui RUPS 16) Direksi mengkomunikasikan kepada seluruh

pegawai mengenai kebijakan strategis BPR di

bidang kepegawaian. v

Direksi cukup mengkomunikasikan kepada keseluruh pagawai mengenai kebijakan srtategis terkait di bidang kepegawaian.

17) Hasil rapat Direksi dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik, termasuk pengungkapan secara jelas dissenting

opinions yang terjadi dalam rapat Direksi, serta

dibagikan kepada seluruh Direksi.

v

Hasil rapat Direksi selalu dituangkan ke dalam risalah rapat termasuk pengungkapan bila terjadi dissenting opinions.

18) Terdapat peningkatan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan anggota Direksi dan seluruh pegawai dalam pengelolaan BPR yang ditunjukkan antara lain dengan peningkatan kinerja BPR, penyelesaian permasalahan yang dihadapi BPR, dan pencapaian hasil sesuai ekspektasi stakeholders.

v

Terdapat cukup peningkatan pengetahuan, keahlian dan kemampuan anggota Direksi dan seluruh pegawai walaupun belum secara optimal mampu menyelesaikan permasalahan BPR atau harapan stakeholders.

19) Direksi menyampaikan laporan penerapan Tata Kelola pada Otoritas Jasa Keuangan, Asosiasi BPR di Indonesia, dan 1 (satu) kantor media atau majalah ekonomi dan keuangan sesuai ketentuan.

v

Direksi telah menyampaikan laporan penerapan tata kelola pada OJK sesuai batas waktu dan belum kepada asosiasi atau media masa sebelum ada hasil pemeriksaan dari OJK.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala

Penerapan 2 6 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 5

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 10%

Penjumlahan S + P + H

Total Penilaian Faktor 1 Dikalikan dengan bobot Faktor 1

Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

8 1.60 0.16 1.44 0.32 No Kriteria/Indikator

(17)

|

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) PT. BPR YIS 2018

17

1 2 3 4 5

2

1) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50 M :

Jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit 3 (tiga) orang.

BPR dengan modal inti kurang dari Rp50 M :

Jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit 2 (dua) orang.

2) Jumlah anggota Dewan Komisaris tidak melampaui jumlah anggota Direksi sesuai

ketentuan. v

Jumlah Dewan Komisaris tidak melampaui jumlah Direksi dengan Komposisi terdiri Ketua dan Anggota Dewan Komisaris.

3) Seluruh anggota Dewan Komisaris telah lulus Uji Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS. Dalam hal BPR memperpanjang masa jabatan anggota Dewan Komisaris, RUPS yang menetapkan perpanjangan masa jabatan anggota Dewan Komisaris dilakukan sebelum berakhirnya masa jabatan.

v

Seluruh anggota Dewan Komisaris telah lulus Uji Kemampuan dan Kepatuhan dan telah diangkat melalui RUPS termasuk masa perpanjangannya sebelum berakhir masa jabatan.

4) Paling sedikit 1 (satu) anggota Dewan Komisaris bertempat tinggal di provinsi yang sama atau di kota/kabupaten pada provinsi lain yang berbatasan langsung dengan provinsi lokasi Kantor Pusat BPR.

v

Salah satu Dewan Komisaris bertempat tinggal di provinsi yang sama di Jawa Tengah sedangkan yang lainnya pada provinsi lain yang tidak berbatasan langsung dengan provisi lokasi kantor Pusat BPR.

5) BPR memiliki Komisaris Independen:

a. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit

Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah) paling sedikit 50% (lima puluh persen)

dari jumlah anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris Independen.

b. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit

Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dan kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah), paling sedikit

satu anggota Dewan Komisaris merupakan Komisaris Independen.

v

Salah satu Dewan Komisaris merangkap sebagai pemilik dan yang lainnya yang datang dari luar BPR dengan tidak ada hubungan dengan Direksi, Komisaris lainnya, keuangan BPR mapun dengan pemilik.

6) Dewan Komisaris memiliki pedoman dan tata tertib kerja termasuk pengaturan etika kerja,

waktu kerja, dan rapat. v

Dewan Komisaris telah memiliki Pedoman dan Tata Tertib Kerja sesuai POJK, walaupun belum sepenuhnya dilaksanakan.

7) Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris pada lebih dari 2 (dua) BPR atau BPRS lainnya, atau sebagai Direksi atau pejabat eksekutif pada BPR, BPRS dan/atau Bank Umum.

v

Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan pada BPR lain sebagai Dewan Komisaris dan tidak lebih dari 2 (dua) BPR, atau sebagai Direksi atau Pejabat Eksekutif pada BPR.

8) Mayoritas anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Dewan Komisaris atau Direksi.

v

Seluruh Dewan Komisaris tidak terdapat hubungan keluarga atau semenda dengan Dewan Komisaris lain atau Direksi.

9) Seluruh Komisaris Independen tidak ada yang memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lain, Direksi dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.

v

Salah satu Dewan Komisaris termasuk Independen sedangkan yang lain Dewan Komisaris merangkap sebagai pemilik.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala

Penerapan 6 6 0 0 0

Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)

v

Jumlah Dewan Komisaris terdapat 2 Anggota Dewan Komisaris sesuai POJK

(18)

|

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) PT. BPR YIS 2018

18

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 9

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 50%

12 1.33 0.67

(19)

|

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) PT. BPR YIS 2018

19

1 2 3 4 5

2

10) Dewan Komisaris telah melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab serta memberikan nasihat kepada Direksi, antara lain pemberian rekomendasi atau nasihat tertulis terkait dengan pemenuhan ketentuan BPR termasuk prinsip kehati-hatian.

v

Dewan Komisaris telah melaksanakan pangawasan terhadap tugas dan tanggung jawab Direksi, serta pemberian nasehat agar dalam pengelolaan bank sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan selalu mengutamakan prinsip kehati-hatian dalam pemberian kredit.

11) Dalam rangka melakukan tugas pengawasan, Komisaris mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis BPR.

v

Dewan Komisaris selalu memberikan pengarahan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis BPR sesuai rencana kerja dan kebijakan.

12) Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional BPR, kecuali dalam hal penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai batas maksimum pemberian kredit BPR dan hal-hal lain yang ditetapkan dalam peraturan perundangan dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan.

v

Dewan Komisaris tidak terlibat dalam kegiatan pemutusan kredit kecuali penyediaan dana kepada pihak terkait.

13) Dewan Komisaris memastikan bahwa Direksi menindaklanjuti temuan audit intern, audit ekstern, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau hasil pengawasan otoritas lainnya antara lain dengan meminta Direksi untuk menyampaikan dokumen hasil tindak lanjut temuan.

v

Dewan Komisaris selalu menindaklanjuti melalui Direksi atas temuan Audit Intern, Audit Ekstern dan OJK atau otoritas lain. Walaupun ada hal yang belum dapat ditindaklanjuti Bank karena permasalahan dengan pihak eksternal.

14) Dewan Komisaris menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal dan menyelenggarakan Rapat Dewan Komisaris paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 bulan yang dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Komisaris.

v

Dewan Komisaris selalu menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab walaupun belum optimal tetapi tepat 3 bulan sekali selalu melakukan rapat Dewan Komisaris.

15) Pengambilan keputusan rapat Dewan Komisaris yang bersifat strategis telah dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat atau suara terbanyak dalam hal tidak tercapai musyawarah mufakat, atau sesuai ketentuan yang berlaku dengan mencantumkan dissenting opinion jika terdapat perbedaan pendapat.

v

Hasil keputusan rapat Dewan Komisaris yang bersifat strategis selalu berdasarkan musyawarah dan tidak pernah terjadi dissenting opinion walaupun isi rapat belum sepenuhnya sesuai isi dengan POJK 4/POJK 03/2015

16) Anggota Dewan Komisaris tidak memanfaatkan BPR untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS.

v

Anggota Dewan Komisaris tidak pernah memanfaatkan BPR untuk kepentingan pribadi, keluarga yang dapat mengurangi keuntungan BPR.

17) Anggota Dewan Komisaris melakukan pemantauan terhadap laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan yang memerlukan tindak lanjut Direksi.

v

Dewan Komisaris sudah melakukan pemantauan terhadap laporan tugas dan tanggungjawab direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan. Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5

Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan

3 10 0 0 0 Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 8

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 40%

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

13 1.63 0.65

(20)

|

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) PT. BPR YIS 2018

20

18) Hasil rapat Dewan Komisaris dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik dan jelas, termasuk dissenting opinions yang terjadi jika terdapat perbedaan pendapat, serta dibagikan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris.

v

Hasil rapat Dewan Komisaris selalu dituangkan ke dalam risalah rapat dan didomukentasikan termasuk bila ada dissenting opinion.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala

Penerapan 1 0 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 1

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 10%

Penjumlahan S + P + H

Total Penilaian Faktor 2 Dikalikan dengan bobot Faktor 2

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

1 1.00 0.10 1.42 0.24

(21)

|

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) PT. BPR YIS 2018

21

1 2 3 4 5

3

1) BPR telah memiliki Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko dengan anggota Komite sesuai ketentuan.

BPR tidak memiliki komite audit dan komite pemantau risiko.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala

Penerapan 0 0 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 1

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 50%

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

2) Komite Audit melakukan evaluasi terhadap penerapan fungsi audit intern.

BPR tidak membentuk komite audit. 3) Komite Pemantau Risiko melakukan evaluasi

terhadap penerapan fungsi manajemen risiko.

BPR tidak membentuk komite pemantau risiko.

4) Dewan Komisaris memastikan bahwa Komite yang dibentuk menjalankan tugasnya secara efektif antara lain telah sesuai dengan pedoman dan tata tertib kerja.

BPR tidak membentuk komite.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala

Penerapan 0 0 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 3

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 40%

5) Komite memberikan rekomendasi terkait penerapan audit intern dan fungsi manajemen risiko kepada Dewan Komisaris untuk tindak lanjut kepada Direksi BPR.

BPR tidak membentuk komite.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala

Penerapan 0 0 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 1

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 10%

Penjumlahan S + P + H

Total Penilaian Faktor 3 Dikalikan dengan bobot Faktor 3

Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)

0 0 0.00 0 0 0.00

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

0 0 0.00 0.00 0.00

(22)

|

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) PT. BPR YIS 2018

22

SB B CB KB TB

1 2 3 4 5

4

1) BPR memiliki kebijakan, sistem dan prosedur penyelesaian mengenai benturan kepentingan yang mengikat setiap pengurus dan pegawai BPR termasuk administrasi, dokumentasi dan pengungkapan benturan kepentingan dimaksud dalam Risalah Rapat.

v

BPR telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur penyelesaian benturan kepentingan.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala

Penerapan 0 2 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 1

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 50%

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

2) Dalam hal terjadi benturan kepentingan, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan Pejabat Eksekutif tidak mengambil tindakan yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, atau tidak mengeksekusi transaksi yang memiliki benturan kepentingan tersebut.

v

Anggota Dewan Komisaris dan Direksi tidak pernah mengambil tindakan yang mengurangi keuntungan BPR kecuali dalam mengeksekusi keputusan.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala

Penerapan 0 2 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 1

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 40%

3) Benturan kepentingan yang dapat merugikan BPR atau mengurangi keuntungan BPR diungkapkan dalam setiap keputusan dan telah terdokumentasi dengan baik.

v

Tidak pernah terjadi benturan kepentingan, tetapi bila ada benturan kepentingan selalu didokumentasikan. Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5

Hasil perkalian untuk masing-masing Skala

Penerapan 0 2 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 1

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 10%

Penjumlahan S + P + H

Total Penilaian Faktor 4 Dikalikan dengan bobot Faktor 4

No Kriteria/Indikator

Skala Penerapan Keterangan

Penanganan Benturan Kepentingan A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)

2 2.00 1.00 2 2.00 0.80

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

2 0.20 2.00 0.22 2

(23)

|

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) PT. BPR YIS 2018

23

1 2 3 4 5

5

1) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): Anggota Direksi yang membawahkan

fungsi kepatuhan memenuhi persyaratan paling sedikit untuk:

a. tidak merangkap sebagai Direktur Utama; b. tidak membawahkan bidang operasional penghimpunan dan penyaluran dana; dan c. mampu bekerja secara independen.

BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): Anggota Direksi yang membawahkan

fungsi kepatuhan tidak menangani penyaluran dana.

2) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan memahami peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan lain yang berkaitan dengan perbankan.

v

Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan sudah memahami POJK dan peraturan perundang-undangan lain walaupun belum sepenuhnya.

3) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):

Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan membentuk satuan kerja kepatuhan yang independen terhadap satuan kerja atau fungsi operasional.

BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):

Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan menunjuk Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan independen terhadap satuan kerja atau fungsi operasional.

v

BPR telah menunjuk Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan.

4) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan menyusun dan/atau mengkinikan pedoman kerja, sistem, dan prosedur kepatuhan.

v

Pejabat Eksekutif kepatuhan belum sepenuhnya mengkinikan pedoman kerja, sistem dan prosedur kepatuhan. 5) BPR memiliki ketentuan intern mengenai tugas,

wewenang, dan tanggung jawab bagi satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan.

v

BPR sudah memiliki ketentuan intern.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala

Penerapan 2 4 3 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 5

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 50%

Penerapan Fungsi Kepatuhan

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)

9 1.8 0.90 v

Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan tidak terlibat dalam penyaluran dana sesuai dengan kewenangannya.

(24)

|

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) PT. BPR YIS 2018

24

SB B CB KB TB

1 2 3 4 5

5

6) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan menetapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan BPR telah memenuhi seluruh peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan lain termasuk penyampaian laporan kepada Otoritas Jasa Keuangan dan otoritas lainnya.

v

Telah ditetapkan langkah-langkah untuk memastikan pemenuhan peraturan OJK dan paraturan perundang-undangan lainnya.

7) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan melakukan upaya untuk mendorong terciptanya budaya kepatuhan BPR antara lain melalui sosialisasi dan pelatihan ketentuan terkini.

v

Budaya kepatuhan terhadap peraturan eksternal cukup memadai.

8) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan memantau dan menjaga kepatuhan BPR terhadap seluruh komitmen yang dibuat oleh BPR kepada Otoritas Jasa Keuangan termasuk melakukan tindakan pencegahan apabila terdapat kebijakan dan/atau keputusan Direksi BPR yang menyimpang dari ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan.

v

BPR selalu komitmen kepada OJK untuk mematuhi berbagai peraturan terutama terkait dengan pengambilan keputusan oleh Direksi.

9) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan BPR telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan.

v

Kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur serta kegiatan usaha BPR telah sesuai dengan kententuan OJK.

10) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan melakukan reviu dan/atau merekomendasikan pengkinian dan penyempurnaan kebijakan, ketentuan, sistem maupun prosedur yang dimiliki oleh BPR agar sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan.

v

Kebijakan, ketentuan, sistem maupun prosedur terkadang dilakukan reviu untuk disesuaikan dengan POJK.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala

Penerapan 0 10 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 5

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 40%

11) BPR berhasil menurunkan tingkat pelanggaran

terhadap ketentuan. v

Tingkat pelanggaran terhadap ketentuan dan peraturan eksternal mengalami penurunan.

12) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab secara berkala kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada Dewan Komisaris. Dalam hal anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan adalah Direktur Utama, laporan disampaikan kepada Dewan Komisaris.

v

Direksi terkadang memberikan laporan kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris, walaupun hanya lisan.

13) Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan menyampaikan laporan khusus kepada Otoritas Jasa Keuangan apabila terdapat kebijakan atau keputusan Direksi yang menyimpang dari peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau peraturan perundang-undangan lain, sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

v

Belum adanya pelaporan khusus kepada OJK disebabkan belum terjadi penyimpangan kebijakan dan kepatuhan, tetapi setiap tahun menyampaikan laporan pokok-pokok pelaksanaan tugas anggota Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan.

No Kriteria/Indikator

Skala Penerapan Keterangan

Penerapan Fungsi Kepatuhan

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H) B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

10 2 0.80

(25)

|

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) PT. BPR YIS 2018

25

Penerapan 0 4 3 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 3

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 10%

Penjumlahan S + P + H

Total Penilaian Faktor 5 Dikalikan dengan bobot Faktor 5 7 2.33 0.23 1.93 0.21

Referensi

Dokumen terkait

Kako imam poveće iskustvo u skupljanju leksičke građe kajkavskih govora, posebice međimurskog dijalekta u kojem sam skupio oko 50000 riječi, prije nego što sam uzeo u

Dari hasil penelitian tersebut rata-rata skala nyeri sebelum dilakukan pelvic rocking dengan birthing ball adalah 5.07 yang berarti tingkat nyerinya sedang hal

Ukuran yang langsung dapat dipergunakan sebagai indikasi suatu wilayah layak untuk dikembangkan sebagai Kawasan Industri apabila dalam wilayah tersebut permintaan akan lahan

Melaksanakan pelajaran tematik dengan tema Bermain di Lingkungan Rumah dengan sub-tema Bermain di Rumah Teman pembelajaran ke-1. Praktik mengajar diawali dengan

Mempunyai beban akademik sekurang- kurangnya 12 sks per semester dalam dua tahun terakhir di perguruan tinggi di mana ia bekerja sebagai dosen tetap (Catatan: tugas tambahan

a. Memastikan terselenggaranya penerapan Tata Kelola pada setiap kegiatan usaha BPR di seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Melaksanakan pengawasan terhadap

Telah terjadi peristiwa setelah tahun buku 2018 yaitu pemberhentian Prisky Angeliawan sebagai anggota Direksi yang membawahi fungsi kepatuhan sekaligus pengangkatan

13) Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan menyampaikan laporan khusus kepada Otoritas Jasa Keuangan apabila terdapat kebijakan atau keputusan Direksi yang