• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Penerimaan Negara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Penerimaan Negara"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah

Penerimaan Negara

Disusun Oleh: Opissen Yudisyus Muhammad Nur Syamsi

Desyana Enra Sari

ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(2)

DAFTAR ISI

Halaman BAB I Latar Belakang

Rumusan Masalah Tujuan

1 1 1 BAB II Penerimaan Negara

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Sumber-sumber Penerimaan Negara Jenis-jenis Penerimaan Negara

2 3 5 10 BAB III Kesimpulan

Daftar pustaka

(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penerimaan negara merupakan pemasukan yang diperoleh negara untuk membiayai dan menjalankan setiap program-program pemerintahan, sedangkan Sumber-sumber penerimaan Negara berasal dari berbagai sektor, dimana semua hasil penerimaan tersebut akan digunakan untuk membiayai pembangunan dan meningkatkan kesejahtraan seluruh rakyat Indonesia. Sumber-sumber penerimaan Negara antara lain pajak, retribusi, pinjaman,keuntungan BUMN/BUMD, dll,,dan penerimaan negara yang paling potensial adalah dari peneriman pajak. Dapat dikatakan setiap tahunnya penerimaan negara dari sektor pajak mengalami kenaikan. Pada dasarnya penerimaan negara didapat dari masyarakat dan semestinya digunakan lagi bagi kepentingan masyarakat pada umumnya.Pada awalnya masyarakat awam hanya mengetahui penerimaan negara hanya pada sektor pajak saja, dan dalam hal ini kita akan menjelaskan mengenai sumber-sumber ataupun jenis-jenis penerimaan negara dari beberapa sektor.

B. Rumusan Masalah

 Bagaimana peran penerimaan negara bagi kesejahteraan masyarakat?

 Bagaiman peran penerimaan negara untuk kemajuan perekonomian?

C. Tujuan

 Untuk mengetahui apa saja sumber-sumber dari penerimaan negara.

 Mengetahui tentang struktur perekonomian suatu Negara.

 Agar dapat mengetahui keadaan perekonomian suatu negara.

 Dapat membantu merumuskan kebijakan pemerintah.

(4)

BAB II PEMBAHASAN

A. Penerimaan Negara

Penerimaan pemerintah dapat diartikan sebagai penerimaan pemerintah dalam arti yang seluas-luasnya yaitu meliputi penerimaan pajak, penerimaan yang diperoleh dari hasil penjualan barang dan jasa yang dimiliki dan dihasilkan oleh pemerintah, pinjaman pemerintah, mencetak uang, dan sebagainya.

Pendapatan Negara dan Hibah, 2006-2011

(triliun rupiah) Uraian 2006 Real. 2007 Real. 2008 Real. 2009 Real. 2010 Real. 2011 APBN-P

1.Penerimaan Dalam Negeri a.Penerimaan Perpajakan b.PNBP 2.Hibah 636.2 409.2 227.0 1.8 706.1 491.0 215.1 1.7 979.3 658.7 320.6 2.3 847.1 619.9 227.2 1.7 992.3 723.3 268.9 3.0 1.165.3 878.7 286.6 4.7 Jumlah 638.0 707.8 981.6 848.8 995.3 1.169.9

Penerimaan dalam negeri meningkat rata-rata sebesar 11.8 % dalam periode tahun 2006-2010. penerimaan perpajakan memberikan kontribusi sebesar 69.4 % terhadap penerimaan dalam negeri, sedangkan PNBP sebesar 30.6 % .

(5)

B. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ( APBN )

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran.

Belanja Negara terbagi menjadi dua bagian yaitu :

 Belanja Pemerintah Pusat, adalah belanja yang digunakan untuk membiayai kegiatan pembangunan Pemerintah, baik yang dilaksanakan di pusat maupun di daerah (dekonsentrasi dan tugas pembantuan). Belanja Pemerintah Pusat dapat dikelompokkan menjadi: Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal, Pembiayaan Bunga Utang, Subsidi BBM dan Subsidi Non-BBM, Belanja Hibah, Belanja Sosial (termasuk Penanggulangan Bencana), dan Belanja Lainnya.

Belanja Pemerintah Pusat, 2006-2011

(triliun rupiah)

Uraian

2006

LKPP

.

2007

LKPP.

2008

LKPP.

2009

LKPP.

2010

LKPP.

2011

APBN-P

1.

Belanja Pegawai

2.

Belanja Barang

3.

Belanja Modal

4.

Pembiayaan Bunga Utang

5.

Subsidi

6.

Belanja Hibah

7.

Bantuan Sosial\

8.

Belanja Lain-lain

73.3

47.2

55.0

79.1

107.4

-40.7

37.4

90.4

54.5

64.3

79.8

150.2

-49.8

15.6

112.8

56.0

72.8

88.4

275.3

-57.7

30.3

127.7

80.7

75.9

93.8

138.1

-73.8

38.9

148.1

97.6

80.3

88.4

192.7

0,7

68.6

21.7

182.9

142.8

141.0

106.6

237.2

0.4

81.8

15.6

Total

440.0

504.6

693.4

628.8

697.4

908.2

(6)

Dalam kurun waktu 2006-2010, realisasi belanja pegawai secara nominal mengalami peningkatan sebesar 20,1 % per tahun, sementara belanja barang mengalami peningkatan sebesar 24,8 % per tahun, dan realisasi belanja modal mengalami peningkatan sebesar 20,7 %, sedangkan pembayaran bunga utang secara nominal mengalami peningkatan sebesar 6,2 % per tahun namun porsinya cenderung menurun, sementara subsidi berfluktuasi, secara nominal mengalami peningkatan sebesar 17,2 % per tahun. Dalam kurun waktu 2006-2008 pemerintah tidak mengalokasikan anggaran belanja hibah, tahun 2009 di anggarkan 31,6 miliar namun tidak terserap seluruhnya karena proses penerbitan dokumen pencairan tidak terealisasikan. Pada tahun 2010 terealisasi 70,0 miliar atau 28,8 % . Sementara bantuan sosial mengalami peningkatan sebesar 15,0 %. Sedangkan belanja lain-lain pada tahun 2006 terealisasi sebesar 8,5 % dan turun1,7 % pada tahun 2011.

 Belanja Daerah, adalah belanja yang dibagi-bagi ke Pemerintah Daerah, untuk kemudian masuk dalam pendapatan APBD daerah yang bersangkutan. Belanja Daerah meliputi:

 Dana Bagi Hasil  Dana Alokasi Umum  Dana Alokasi Khusus  Dana Otonomi Khusus.

Transfer ke daerah, 2006-2011 (miliar rupiah) Uraian 2006 LKPP. 2007 LKPP. 2008 LKPP. 2009 LKPP. 2010 LKPP. 2011 APBN-P 1.Dana Perimbangan a. Dana bagi hasil b. Dana Alokasi Umum c. Dana Alokasi Khusus

222.130,6 64.900,3 145.664,2 11.566,1 243.967,2 62.942,0 164.787,4 16.237,8 278.714,7 78.420,2 179.507,1 20.787,3 287.251,5 76.129,9 186.414,1 24.707,4 316.771,3 92.183,5 203,571,5 20.956,3 347.538,6 96.772,1 225.533,7 25.232,8 2. Dana Otsus dan penyesuaian

a. Dana Otonomi khusus b. Dana Penyesuian 4.049,4 3.488,3 561,1 9.296,0 4.045,7 5.250,3 13.718,8 7.510,3 6.208,5 21.333,8 9.526,6 11.807,2 28.016,3 9.099,6 18.916,7 64.969,3 10.421,3 54.548,0 Jumlah 226.180,0 253.263,0 292.433,5 308.585,3 344.727,6 412.507,9

(7)

Secara keseluruhan realisasi Dana Bagi Hasil (DBH) menunjukkan kenaikan rata-rata sebesar 11,5 % pertahun. Dan secara keseluruhan dana otonomi khusus dan penyesuaian mengalami peningkatan.

Fungsi APBN :

 Fungsi alokasi, yaitu penerimaan yang berasal dari pajak dapat dialokasikan untuk pengeluaran yang bersifat umum, seperti pembangunan jembatan, jalan, dan taman umum.  Fungsi distribusi, yaitu pendapatan yang masuk bukan hanya digunakan untuk

kepentingan umum,tetapi juga dapat dipindahkan untuk subsidi dan dana pensiun.

 Fungsi stabilisasi, yaitu APBN berfungsi sebagai pedoman agar pendapatan dan pengeluaran keuangan negara teratur. Jika pendapatan dipakai sesuai dengan yang di terapkan, APBN berfungsi sebagai stabilisator

C. Sumber-sumber Penerimaan Negara  Penerimaan Dalam Negeri

a. Pajak

Pajak merupakan pungutan yang dilakukan oleh pemerintah (pusat/daerah) terhadap wajib pajak tertentu berdasarkan undang-undang (pemungutannya dapat dipaksakan) tanpa ada imbalan langsung bagi pembayarnya.

Jenis pajak di Indonesia:  Pajak Pusat:

 Pajak Penghasilan (PPh)‏

 Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa (PPN)‏

 Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPn-BM)‏

 Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)‏

(8)

Penerimaan Dalam Negeri, 2006-2010

(triliun rupiah)

Uraian

2006

Real.

2007

Real.

2008

Real.

2009

Real.

2010

Real.

2011

APBN-P

1.Penerimaan Perpajakan

a. Pajak Dalam Negeri

i.Pajak Penghasilan

a) Migas

b)Nonmigas

ii.Pajak Pertambahan Nilai

iii.Pajak Bumi dan Bangunan

iv.BPHTB

v. Cukai

vi. Pajak Lainnya

b. Pajak Perdagangan Internasional

i.Bea Masuk

ii. Bea Keluar

409.2

396.0

208.8

43.2

165.6

123.0

20.9

3.2

37.8

2.3

13.2

12.1

1.1

491.0

470.1

238.4

44.0

194.4

154.5

23.7

6.0

44.7

2.7

20.9

16.7

4.2

658.7

622.4

327.5

77.0

250.5

209.6

25.4

5.6

51.3

3.0

36.3

22.8

13.6

619.9

601.3

317.6

50.0

267.6

193.1

24.3

6.5

56.7

3.1

18.7

18.1

0.6

723.3

694.4

357.0

58.9

298.2

230.6

28.6

8.0

66.2

4.0

28.9

20.0

8.9

878.7

831.7

432.0

65.2

366.7

298.4

29.1

0.0

68.1

4.2

46.9

21.5

25.4

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak

a.Penerimaan SDA

i.Migas\

ii.Nonmigas

b.Bagian Laba BUMN

c.PNBP Lainnya

d.Pendapatan Badan Layanan

Umum

227.0

167.5

158.1

9.4

21.5

38.0

0.0

215.1

132.9

124.8

8.1

23.2

56.9

2.1

320.6

224.5

211.6

12.8

29.1

63.3

3.7

227.2

139.0

125.8

13.2

26.0

53.8

8.4

268.9

168.8

152.7

16.1

30.1

59.4

10.6

286.6

192.0

173.2

18.8

28.8

50.3

15.4

Total

636.2

706.1

979.3

847.1

992.2

1.165.3

Dalam periode 2006-2010, Pph merupakan komponen terbesar dalam penerimaan pajak dalam negeri sebesar 52,1 %. Sementara, PPN dan PPnBM sebagai penyumbang terbesar kedua sebesar 32,6 %. Sedangkan pajak perdagangan internasional sebesar 4,0 % terhdapa total

(9)

penerimaan perpajakan dengan kontribusi bea masuk sebesar 3,1 % dan bea keluar sebesar 0,9 %.

 Pajak Daerah:

 Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)‏

 Pajak Hotel dan Restoran (PHR)‏

 Pajak Reklame

 Pajak Hiburan

 Pajak Bahan Bakar

b. Retribusi

Retribusi merupakan pungutan yang dilakukan oleh daerah berdasarkan peraturan daerah (pemungutannya dapat dipaksakan) di mana pemerintah memberikan imbalan langsung bagi pembayarnya. Contoh, pelayanan medis di rumah sakit milik pemerintah, pelayanaan perpakiran oleh pemerintah, pembayaran uang sekolah, dll

Retribusi daerah dapat dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) golongan, yaitu retribusi jasa umum,retribusi jasa usaha, dan retribusi perizinan tertentu.

1. Retribusi Jasa Umum adalah pungutan atas pelayanan yang disediakan atau diberikan pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

2. Retribusi Jasa Usaha adalah pungutan atas pelayanan yang disediakan oleh pemerintah daerah dengan menganut prinsip komersial yang meliputi:

a. Pelayanan dengan menggunakan/memanfaatkan kekayaan daerah yang belum dimanfaatkan secara optimal; dan/atau

b. Pelayanan oleh Pemerintah Daerah sepanjang belum dapat disediakan secara memadai oleh pihak swasta.

(10)

3. Retribusi Perizinan Tertentu adalah pungutan atas pelayanan perizinan tertentu oleh Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau Badan yang dimaksudkan untuk pengaturan dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.

c. Keuntungan BUMN/BUMD

Sebagai pemilik BUMN, pemerintah pusat berhak memperoleh bagian laba yang diperoleh BUMN. Demikian pula dengan BUMD, pemerintah daerah sebagai pemilik BUMD berhak memperoleh bagian laba BUMD.

d. Denda dan Sita

Pemerintah berhak memungut denda atau menyita asset milik masyarakat, apabila masyarakat (individu/kelompok/organisasi) diketahui telah melanggar peraturan pemerintah. Misalnya: denda pelanggaran lalulintas, denda ketentuan peraturan perpajakan, penyitaan barang-barang illegal, penyitaan jaminan atas hutang yang tidak tertagih, dll

e. Pencetakan Uang

Pencetakan uang umumnya dilakukan pemerintah dalam rangka menutup defisit anggaran, apabila tidak ada alternatif lain yang dapat ditempuh pemerintah. Penentuan besarnya jumlah uang yang dicetak harus dilakukan dengan cermat, agar pencetakan uang tidak menimbulkan inflasi

f. Pinjaman

Pinjaman pemerintah merupakan sumber penerimaan negara, yang dilakukan apabila terjadi defisit anggaran. Pinjaman pemerintah dikemudian hari akan menjadi beban pemerintah, karena pinjaman tersebut harus dibayar kembali, berikut dengan bunganya. Pinjaman dapat diperoleh dari dalam maupun luar negeri. Sumber pinjaman bisa berasal dari pemerintah, institusi perbankan, institusi non bank, maupun individu

(11)

g. Sumbangan, Hadiah, Dan Hibah

Sumbangan, hadiah, dan hibah dapat diperoleh pemerintah dari individu, institusi, atau pemerintah. Sumbangan, hadiah, dan hibah dapat diperoleh dari dalam maupun luar negeri. Dan tidak ada kewajiban pemerintah untuk mengembalikan sumbangan, hadiah, atau hibah. Sumbangan, hadiah, dan hibah bukan penerimaan pemerintah yang dapat dipastikan perolehannya. Tergantung kerelaan dari pihak yang memberi sumbangan, hadiah, atau hibah.

h. Penyelenggaraan Undian Berhadiah

Pemerintah dapat menyelenggarakan undian berhadiah dengan menunjuk suatu institusi tertentu sebagai penyelenggara. Jumlah yang diterima pemerintah adalah selisih dari penerimaan uang undian dikurangi dengan biaya operasi dan besarnya hadiah yang dibagikan. Banyak negara menyelenggarakan undian berhadiah, seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia, Jepang, Jerman, Indonesia (pernah).

 Penerimaan Luar Negeri a. Pinjaman program

Pinjaman Program, yang seluruhnya merupakan pinjaman luar negeri yang segera dapat dicairkan.

b.Pinjaman proyek

Pinjaman Proyek, yang sebagian besar berasal dari reaksi komitmen pinjaman proyek tahun-tahun sebelumnya.

(12)

Penerimaan Luar Negeri, 2006 – 2011

(Miliar Rupiah)

Uraian

2006

LKPP.

2007

LKPP.

2008

LKPP.

2009

LKPP.

2010

LKPP.

2011

APBN-P

1.Pinjaman Program

2.Pinjaman Proyek

13.579,6

16.093,0

19.607,5

14.462,6

30.100,4

20.118,3

28.937,7

29.724,3

28.974,6

25.820,2

19.201,8

36.981,1

Total

29.672,6

34.070,1

50.218,7

58.662,0

54.794,8

56.182,9

Secara rinci realisasi penarikan pinjaman proyek secara rata-rata hanya mencapai 70,9 persen dari target, dan penarikan program secara rata-rata mencapai 102,6 persen. Secara nominal realisasi pinjaman proyek cenderung meningkat. selama periode 2006-2010 realisasi pinjaman program relatif sesuai dengan target yang ditetapkan. Dalam periode tahun 2007-2008, penarikan pinjaman program mengalami peningkatanyang terutama disebabkan oleh adanya kebutuhan dalam mengantisipasi keterbatasanpenerbitan SBN akibat krisis global. Meskipun demikian, pada periode tahun 2009–2011 terdapat kecenderungan menurun seiring dengan kebijakan pengadaan pinjaman yang diarahkan kepada pinjaman proyek.

D. Jenis-jenis Penerimaan Negara

Berdasarkan institusi yang menanganinya, penerimaan negara dibedakan menjadi: 1) Penerimaan Pemerintah Pusat

a) Penerimaan Pembiayaan

 Pinjaman sektor Perbankan

 Pinjaman luar negeri

 Penjualan Obligasi Pemerintah

 Privatisasi BUMN

 Penjualan aset pemerintah

b) Penerimaan Negara dan Hibah  Penerimaan Dalam Negeri

(13)

 Penerimaan perpajakan

 Penerimaan Negara bukan pajak (PNBP)‏

 Bagian laba BUMN

 Lain-lain penerimaan yang sah

 Penerimaan Luar Negeri

 Pinjaman Program, yang seluruhnya merupakan pinjaman luar negeri yang segera dapat dicairkan.

 Pinjaman Proyek, yang sebagian besar berasal dari reaksi komitmen pinjaman proyek tahun-tahun sebelumnya.

2) Penerimaan Pemerintah Daerah Propinsi

 Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang terdiri dari:

 Pajak Daerah

 Retribusi Daerah

 Bagian laba BUMD

 PAD lainnya yang sah, yang terdiri dari pendapatan hibah, pendapatan dana darurat, dan lain-lain pendapatan.

 Pendapatan dari Dana Perimbangan, terdiri dari:

 Bagian daerah dari PBB dan BPHTB ( Bea perolehan hak atas tanah & bangunan)

 Bagian daerah dari Pajak Penghasilan Wajib Pajak Perseorangan/Pribadi

 Bagian daerah dari Sumber daya alam

 Bagian daerah dari Dana Alokasi Umum

 Bagian daerah dari Dana Alokasi Khusus

 Penerimaan Pembiayaan, terdiri dari:

 Pinjaman dari Pemerintah Pusat

(14)

 Pinjaman dari BUMN/BUMD

 Pinjaman dari Bank/Lembaga non Bank

 Pinjaman dari Luar Negeri

 Penjualan Aset Daerah

 Penerbitan Obligasi Daerah

3) Penerimaan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota  Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang terdiri dari:

 Pajak Daerah

 Retribusi Daerah

 Bagian laba BUMD

 PAD lainnya yang sah, yang terdiri dari pendapatan hibah, pendapatan dana darurat, dan lain-lain pendapatan.

 Pendapatan dari Dana Perimbangan, terdiri dari:

 Bagian daerah dari PBB dan BPHTB

 Bagian daerah dari Pajak Penghasilan Wajib Pajak Perseorangan/Pribadi

 Bagian daerah dari Sumber daya alam

 Bagian daerah dari Dana Alokasi Umum

 Bagian daerah dari Dana Alokasi Khusus

 Penerimaan Pembiayaan, terdiri dari:

 Pinjaman dari Pemerintah Pusat

 Pinjaman dari Pemerintah Daerah Otonom Lainnya

 Pinjaman dari BUMN/BUMD

 Pinjaman dari Bank/Lembaga non Bank

 Pinjaman dari Luar Negeri

 Penjualan Aset Daerah

(15)

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

1. Penerimaan pemerintah dapat diartikan sebagai penerimaan pemerintah dalam arti yang seluas-luasnya yaitu meliputi penerimaan pajak, penerimaan yang diperoleh dari hasil penjualan barang dan jasa yang dimiliki dan dihasilkan pemerintah, pinjaman pemerintah, mencetak uang, dan sebagainya

2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

3. Belanja negara terbagi menjadi dua bagian yaitu pusat dan daerah

Belanja Pemerintah Pusat, adalah belanja yang digunakan untuk membiayai kegiatan pembangunan Pemerintah, baik yang dilaksanakan di pusat maupun di daerah

(dekonsentrasi dan tugas pembantuan).

Belanja Daerah, adalah belanja yang dibagi-bagi ke Pemerintah Daerah, untuk kemudian masuk dalam pendapatan APBD daerah yang bersangkutan

4. Sumber-sumber Penerimaan Negara

Penerimaan Dalam Negeri meliputi pajak, terbagi menjadi pajak pusat dan daerah, retribusi, Keuntungan BUMN/BUMD, Denda dan Sita, Pencetakan Uang, Pinjaman, Sumbangan, Hadiah, Dan Hibah, serta Penyelenggaraan Undian Berhadiah . sedangkan penerimaan dari luar negeri berupa pinjaman proyek dan pinjaman progam.

5. Jenis penerimaan negara terbagi menjadi tiga berdasarkan institusi yang menanganinya yaitu penerimaan pemerintah pusat, penerimaan pemerintah daerah propinsi, penerimaan pemerintah daerah kabupaten/kota.

(16)

Daftar Pustaka

Guritno,2009, Ekonomi Publik edisi ketiga, BPFE Yogyakarta Sukanto,2009, Ekonomika Publik edisi pertama, BPFE Yogyakarta http://www.depkeu.go.id/Ind/

http://www.fiskal.depkeu.go.id/2010/ http://www.pajak.go.id/

Referensi

Dokumen terkait

Keterbukaan Informasi Publik, jika tidak didukung oleh peraturan teknis lain yang. memiliki tujuan membentuk masyarakat informasi

penerapan teknik pembelajaran Round Table dalam meningkatkan keaktifan peserta didik kelas XI pada mata pelajaran Fiqih materi. jinayah (Hukuman) di MA Matholi’ul

Lebih lanjut lagi, Ghazali menyebutkan bahwa beberapa faktor produksi antara lain: pertama, tanah dengan segala potensinya, sebagai barang yang tidak akan pernah bisa

Menjadikan wawasan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang hadis Nabi agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam mengambil kesimpulan, dan dapat dijadikan sebagai upaya pemahaman

Pengembangan media dari tahap pendefinisian diketahui bahwa siswa SMK Kusuma Negara Kertosono kurang memahami dan memperhatikan pada saat proses pembelajaran dan

Pada akhir minggu yang lalu (hari sabtu dan minggu) seberapa sering melakukan olahraga (sepak bola, kejar-kejaran sesama teman, atau menari yang

awal musim untuk memperoleh buah yang dapat dipasarkan dengan harga tinggi dan 5) hasil panen sekaligus meningkat (Pantastico, 1993). Secara teoritis dari segi fisiologi

Berdasarkan analisis hasil penilaian, peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar diberi kegiatan pembelajaran pengayaan untuk perluasan pendalaman materi (kompetensi)