PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP
KENYAMANAN RUANG RITEL
DI RS PREMIER BINTARO
PENELITI
Fachry Muhammad Rachmad (41211010010)
PEMBIMBING
Dr. Ir. Budi Susetyo, MT.
S E M I N A R A R S I T E K T U R
Latar Belakang
Rumah sakit mengalami perkembangan
Menambahkan fasilitas komersil seperti ruang ritel di dalamnya Memberikan kenyamanan kepada pengunjung dan pasien rumah sakit Pernyataan Masalah
Bagaimana persepsi pengunjung terhadap kenyamanan ruang ritel di rumah sakit? Tujuan
Mengetahui persepsi pengunjung terhadap kenyamanan ruang ritel di rumah sakit.
Lingkup pembahasan: difokuskan pada kenyamanan yang bersumber atau timbul dari ruang ritel yang ada di RS Premier Bintaro. Contoh
Tujuan
Manfaat
Memberikan gambaran tentang persepsi pengunjung yang berkaitan dengan kenyamanan terhadap rumah sakit yang menambahkan ruang ritel di dalamnya.
S E M I N A R A R S I T E K T U R
Kerangka Tinjauan Pustaka
PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP KENYAMANAN RUANG RITEL DI RS PREMIER BINTARO RUANG RITEL KENYAMANAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI: SIRKULASI KEBISINGAN AROMA KEAMANAN KEBERSIHAN BENTUK KEINDAHAN PENERANGAN JENIS-JENIS RITEL Menurut
Hakim (2006) Menurut Utami (2006)
IV (variabel bebas) adalah ruang ritel. DV (variabel terikat) adalah kenyamanan.
Utami, Christina W. 2006. Manajemen Ritel, Strategi dan Implementasi Ritel Modern. Jakarta: Salemba Empat. Hakim, Rustam. 2006. Rancangan Visual Lansekap Jalan. Jakarta: Bumi Aksara.
S E M I N A R A R S I T E K T U R PERSEPSI PENGERTIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Makro dan Mikro
Lokasi: Jl. M.H. Thamrin No.1, Sektor 7 Bintaro Jaya, Banten. Dengan luas 12.000 m².
Dibangun pada 12 Oktober 1998 dengan nama RS Internasional Bintaro dan terhitung mulai 12 Agustus 2010 RS Internasional Bintaro mengubah nama menjadi RS PREMIER BINTARO.
Ruang ritel di RS Premier Bintaro berada di lantai 1. Ruang ritel yang ada diantaranya Starbucks Coffee, Value Retailing, Guardian, Restoran MM Juice.
S E M I N A R A R S I T E K T U R Zona 1 Zona 2
Teknik Pengumpulan Data
Studi literatur Observasi jumlah sampel (responden) Menentukan populasi dan
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non-probability samplingkarena populasi pengunjung tidak homogen. Azwar, Saifuddin. 2004. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiyono, L. 2009. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Kuesioner
Instrumen Pengumpulan Data Kuesioner:
kuesioner yang dimaksud adalah kuesioner dalam skala likert. Skala likert adalah
metode penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respon sebagai dasar penentuan nilai skalanya dengan menggunakan respon yang dikategorikan ke dalam empat macam kategori jawaban, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS) (Azwar, 2004). S E M I N A R A R S I T E K T U R
Instrumen Pengumpulan Data
Urutan definisi dari atas: 1. Jenis-jenis ritel (Utami, Christina W. 2006. Ibid), 2. Sirkulasi (Neufert, Ernst. 1993. Data Arsitek Edisi kedua Jilid 1. Jakarta: Erlangga), 3. Kebisingan (ILO).
Definisi operasional variabel:
1. Menurut Utami (2006) ritel dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu supermarket tradisional, big-box retailer, convenience store, dan general
merchandise retail. Dalam penelitian ini indikator yang digunakan adalah jenis ritel gerai khusus (speciality store) dan value retailing yang berasal dari kelompok
general merchandise retail.
2. Neuvert (1993) menjelaskan jika perbandingan antara proporsi dan dimensi antara pengguna dan sirkulasi sangat besar atau kecil akan menimbulkan kesan ketidaknyamanan. Indikator yang digunakan adalah jarak lebar sirkulasi.
3. ILO atau International Labour Organization (1996) mengemukakan metode sederhana untuk menganalisis kebisingan seperti dengan berdiri pada jarak selebar bahu dari pekerja, kemudian jika berbicara dengan nada normal tidak dapat terdengar atau mengharuskan berteriak, berarti tingkat kebisingan sudah terlalu tinggi atau harus dikurangi. Dengan penjabaran di atas, indikator yang digunakan adalah kontak dengan individu lain.
S E M I N A R A R S I T E K T U R
Instrumen Pengumpulan Data
Urutan definisi dari atas: 1. Aroma (Hakim, Rustam. 2006. Ibid), 2. Keamanan (Hakim, Rustam. 2006. Ibid), 3. Kebersihan (Hakim, Rustam. 2006. Ibid), 4. Bentuk (Ching, Francis D.K. 1996. Architecture: Form, Space, and Order Second Edition. New York: Van Nostrand Reinhold).
Definisi operasional variabel:
1. Menurut Hakim (2006) jika ruang kerja dekat dengan tempat pembuangan sampah maka bau yang tidak sedap akan tercium oleh orang yang melaluinya. Indikator yang digunakan adalah aroma dari yang dirasakan.
2. Menurut Hakim (2006) keamanan bukan saja berarti dari segi kejahatan
(kriminal), tapi juga termasuk bentuk ruang. Indikator yang digunakan adalah keamanan dari bentuk ruang,
3. Menurut Hakim ( 2006) Bersih selain menambah daya tarik lokasi, juga
menambah rasa nyaman karena bebas dari kotoran sampah ataupun bau-bauan yang tidak sedap. Indikator yang digunakan adalah kebersihan dari kotoran
sampah.
4. D.K. Ching (1996) menjabarkan bentuk memiliki sifat-sifat tertentu yang
menentukan pola komposisi unsur-unsurnya, yaitu posisi dan orientasi. Indikator yang digunakan adalah posisi dan orientasi.
S E M I N A R A R S I T E K T U R
Instrumen Pengumpulan Data
Urutan definisi dari atas: 1. Keindahan (Simonds, J. O. 1983. Landscape Architecture. New York: Mc. Graw-Hill Book Co), 2. Penerangan (Hakim, Rustam. 2006. Ibid).
Definisi operasional variabel:
1. Simonds (1983) estetika adalah sesuatu yang dirasakan oleh manusia sebagai hasil hubungan yang harmonis dari semua elemen, baik itu elemen pada suatu objek, ruang maupun kegiatan. Indikator yang digunakan adalah keindahan dari elemen ruang dan aktifitas pengguna.
2. Menurut Hakim (2006) Untuk mendapatkan penerangan yang baik dalam ruang perlu memperhatikan beberapa hal seperti kuat penerangan. Indikator yang
digunakan adalah kuat penerangan.
S E M I N A R A R S I T E K T U R
Instrumen Pengumpulan Data
Setiap butir pertanyaan di atas adalah hasil dari indikator yang telah dibahas definisi operasional variabel yang telah di sebutkan sebelumnya
S E M I N A R A R S I T E K T U R
Teknik Analisa data
Uji validitas menggunakan software SPSS (korelasi Corrected Item-Total Correlation). Uji reliabilitas menggunakan software SPSS (pendekatan Cronbach’s Alpha). Azwar, Saifuddin. 1999. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sekaran, Uma. 1992. Research Methods for Business, A Skill Building Approach, 2nd Edition. New York: John Wiley n Sons. Priyatno, Duwi. 2013. Mandiri Belajar Analisa Data
Dengan SPSS. Jakarta: PT. Buku Seru.
1. Uji Validitas. Keputusan untuk uji validitas sebagai berikut:
2. Uji Reliabilitas. Pengambilan keputusan untuk uji reliabilitas sebagai berikut:
3. Metode Analisis Data: Menurut Azwar (1999) Menurut Uma (2003) Menurut Priyatno (2013) S E M I N A R A R S I T E K T U R
S E M I N A R A R S I T E K T U R Uji Validitas
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai r hitung (pada kolom “Corrected Item-Total Correlation”) berada di atas r tabel (0.27). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh p (pertanyaan) valid atau sesuai dengan kebutuhan penelitian.
S E M I N A R A R S I T E K T U R Uji Reliabilitas
Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa nilai Cronbach’s Alpha dari seluruh ritel baik karena berada di tingkat 0.6 - 0.79 (reliabilitas diterima) dan 0.8 (reliabilitas baik).
Uji Nilai Rata-rata (Mean) Faktor Kenyamanan Starbucks Coffee:
1. Starbucks Coffee memiliki nilai mean 3.00 yang artinya faktor-faktor kenyamanan mengarah ke arah positif karena rata-rata nilai mean di atas 2.5.
2. Faktor yang paling baik adalah kebisingan yang berasal dari Starbucks Coffee dengan nilai
mean 3.16.
3. Faktor yang paling kurang baik adalah penerangan di Starbucks Coffee dengan nilai mean
2.90.
Zona 1: Starbucks Coffee
S E M I N A R A R S I T E K T U R
Uji Nilai Rata-rata (Mean) Faktor Kenyamanan Value Retailing:
1. Value Retailing memiliki nilai mean 2.88 yang artinya faktor-faktor kenyamanan mengarah ke arah positif karena rata-rata nilai mean di atas 2.5.
2. Faktor yang paling baik adalah posisi dan orientasi dari Value Retailing dengan nilai mean
2.98.
3. Faktor yang paling kurang baik adalah sirkulasi di sekitar Value Retailing dengan nilai mean
2.74.
Zona 2: Value Retailing
S E M I N A R A R S I T E K T U R
Uji Nilai Rata-rata (Mean) Faktor Kenyamanan Guardian:
1. Guardian memiliki nilai mean 3.25 yang artinya faktor-faktor kenyamanan mengarah ke arah positif karena rata-rata nilai mean di atas 2.5.
2. Faktor yang paling baik adalah ramainya aktifitas di Guardian dengan nilai mean 3.58. 3. Faktor yang paling kurang baik adalah kebisingan yang berasal dari Guardian dengan nilai
mean 2.80. Zona 2: Guardian S E M I N A R A R S I T E K T U R
Uji Nilai Rata-rata (Mean) Faktor Kenyamanan Restoran MM Juice:
1. Restoran MM Juice memiliki nilai mean2.65 yang artinya faktor-faktor kenyamanan mengarah ke arah positif karena rata-rata nilai mean di atas 2.5.
2. Jika dilihat per-faktor terdapat tiga faktor yaitu sirkulasi (2.34) , posisi (2.44), dan penerangan (2.38) yang kurang baik karena memiliki nilai mean di bawah 2.5.
3. Faktor yang paling baik adalah aktifitas dan aroma yang berasal dari Restoran MM Juice dengan nilai
mean 2.92.
4. Faktor yang paling kurang baik adalah sirkulasi di sekitar Restoran MM Juice dengan nilai mean 2.34.
Zona 2: Restoran MM Juice
S E M I N A R A R S I T E K T U R
Kesimpulan: per-Ritel
1. Berdasarkan persepsi pengunjung berkaitan dengan faktor kenyamanan dari
Starbucks Coffee secara nyata berpengaruh baik karena memiliki nilai mean 3.00 yang berada di atas nilai minimal dari nilai positif 2.5.
2. Berdasarkan persepsi pengunjung berkaitan dengan faktor kenyamanan dari
Value Retailing secara nyata berpengaruh baik karena memiliki nilai mean 2.88 yang berada di atas nilai minimal dari nilai positif 2.5.
3. Berdasarkan persepsi pengunjung berkaitan dengan faktor kenyamanan dari Guardian secara nyata berpengaruh baik karena memiliki nilai mean 3.25 yang berada di atas nilai minimal dari nilai positif 2.5.
4. Berdasarkan persepsi pengunjung berkaitan dengan faktor kenyamanan dari Restoran MM Juice secara nyata berpengaruh baik karena memiliki nilai mean
2.65 yang berada di atas nilai minimal dari skor positif 2.5. Namun, terdapat tiga faktor yaitu sirkulasi (2.34), posisi (2.44), dan penerangan (2.38) yang kurang baik karena memiliki nilai mean di bawah nilai minimal dari nilai positif 2.5.
S E M I N A R A R S I T E K T U R
Kesimpulan: Keseluruhan Ritel
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa:
1. Ruang-ruang ritel di RS Premier Bintaro secara nyata berpengaruh baik terhadap kenyamanan
pengunjung rumah sakit karena memiliki nilai mean dari keseluruhan ritel sebesar 2.94 yang artinya berada di atas nilai minimal dari nilai positif yaitu 2.5.
2. Nilai tertinggi ada pada ritel Guardian yang artinya berpengaruh paling baik terhadap kenyamanan pengunjung rumah sakit.
3. Nilai terendah ada pada ritel Restoran MM Juice yang artinya berpengaruh paling kurang baik terhadap kenyamanan pengunjung rumah sakit.
S E M I N A R A R S I T E K T U R
Rekomendasi
1. Restoran MM Juice perlu dilakukan perbaikan dari segi sirkulasi, posisi, dan penerangan karena tiga faktor kurang baik yang artinya telah membuat pengunjung rumah sakit kurang nyaman.
2. Diberlakukan pembatasan setiap ritel untuk meletakkan perabot atau hal-hal yang berpotensi mengganggu pengunjung rumah sakit agar ruang ritel terlihat teratur dan pengunjung rumah sakit merasa nyaman.
3. Diberikan sirkulasi yang jelas antara sirkulasi menuju ruang ritel dengan sirkulasi yang langsung ke tempat berobat atau kamar rawat inap agar tidak terjadi
kekacauan atau kebingungan pada sirkulasi di dalam rumah sakit.
4. Posisi ritel lebih baik di letakkan di belakang dan di pinggir saja agar lebih teratur dan tidak bercampur dengan fungsi utama dari rumah sakit itu sendiri.
5. Penerangan yang terdapat pada setiap ritel harus disesuaikan agar tidak
mengganggu pengunjung rumah sakit. Dan akan lebih baik lagi jika penerangan setiap ritel dikendalikan oleh pihak pengelola rumah sakit itu sendiri.
S E M I N A R A R S I T E K T U R
TERIMA KASIH KEPADA:
PEMBIMBING
Dr. Ir. Budi Susetyo, MT.
PENGUJI
Ir. Joni Hardi, MT.
Rahil M. Hasbi, ST., M.Arch
S E M I N A R A R S I T E K T U R