• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PEMBAHASAN. digunakan untuk membentuk fungsi tujuan dari masalah pemrograman nonlinear

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PEMBAHASAN. digunakan untuk membentuk fungsi tujuan dari masalah pemrograman nonlinear"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

44 BAB III PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan tentang konsep dasar metode kuadrat terkecil yang

digunakan untuk membentuk fungsi tujuan dari masalah pemrograman nonlinear

dan langkah- langkah penyelesaiannya menggunakan pemrograman kuadratik

metode wolfe dan metode fungsi penalti eksterior (metode penalty). Selanjutnya

akan dipaparkan penerapan model nonlinear pada rata-rata produksi tanaman

pangan di kota Magelang beserta penyelesaiannya dengan kedua metode tersebut.

A. Pembentukan Fungsi Tujuan denga n Metode Kuadrat Terkecil

Masalah yang dibahas dalam tugas akhir ini adalah masalah pemrograman

nonlinear, sehingga fungsi tujuan yang akan dibentuk berupa fungsi nonlinear

yang dalam hal ini berupa fungsi kuadrat, yaitu fungsi dengan pangkat tertinggi

dari variabelnya adalah dua. Fungsi kuadrat memiliki satu nilai titik ekstrim yaitu

maksimum atau minimum, sedangkan fungsi kubik memiliki sebuah titik belok,

yaitu titik peralihan bentuk kurva dari cekung menjadi cembung atau sebaliknya

dan mungkin pula memiliki satu atau dua titik ekstrim. Karena fungsi kubik

belum tentu memiliki titik ekstrim, maka dipilihlah fungsi kuadrat yang sudah

pasti memiliki satu titik ekstrim.

Metode kuadrat terkecil merupakan metode penaksiran parameter yang

meminimalkan jumlah kuadrat sisa (galat). Penaksiran pada metode ini memiliki

sifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) (Asti, 2015 : 6). Oleh karena itu

(2)

45

Model yang diselesaikan dengan metode k uadrat terkecil adalah sebagai

berikut

(3.1a)

Dimana adalah parameter dan adalah sisa (galat). Menurut Setijo Bismo (2008), fungsi kuadrat atau fungsi parabola mempunyai bentuk umum yang dapat

dituliskan sebagai berikut :

(3.1b)

Dari Persamaan (3.1a) dan (3.1b) diperoleh model fungsi kuadrat yang akan

diselesaikan dengan metode kuadrat terkecil, yaitu

(3.1c)

Metode kuadrat terkecil disini digunakan untuk mencari nilai- nilai tetapan , dan berdasarkan set data yang diberikan, (dimisalkan banyaknya data = ) , yaitu dengan meminimumkan jumlah kuadrat sisa ( dari Persamaan (3.1) berikut

Selanjutnya diturunkan terhadap , dan dengan syarat optimumnya adalah

Jika diturunkan terhadap , maka diperoleh

(3)

46 (3.2a)

Jika diturunkan terhadap , maka diperoleh (3.2b)

Jika diturunkan terhadap , maka diperoleh

(4)

47 (3.2c)

Persamaan (3.2) disebut persamaan normal. Apabila ditulis kedalam bentuk

matriks Persamaan (3.2) akan menjadi

Selanjutnya nilai , dan dapat ditaksir dengan menggunakan rumus

B. Penyelesaian Masalah Nonlinear

1. Pemrograman Kuadratik dengan Metode Wolfe

Pemrograman Kuadratik menyelesaikan masalah pemrograman nonlinear

dengan mentransformasikannya menjadi masalah pemrograman linear

(5)

48

Kuhn Tucker dicari solusi optimalnya dengan simpleks metode wolfe. Adapun

langkah-langkah penyelesaiannya adalah sebagai berikut (Yuni, 2015)

a. Membentuk kondisi Kuhn Tucker dari syarat Kuhn Tucker yang

diperoleh.

b. Mengidentifikasi complementary slackness sesuai Sifat 2.1.

c. Menambahkan variabel buatan untuk setiap kondisi Kuhn Tucker

yang tidak memiliki variabel basis.

d. Membuat fungsi tujuan baru yang linear yaitu fungsi tujuan untuk

meminimalkan jumlah nilai variabel buatan .

e. Melakukan proses iterasi simpleks dengan menggunakan metode

wolfe.

Untuk menjamin bahwa solusi akhir (variabel buatan bernilai nol) memenuhi kondisi complementary slackness, metode wolfe memiliki

modifikasi untuk pilihan variabel simpleks yang masuk menjadi

basis, yaitu

1) dari kondisi Kuhn Tucker dan variabel keputusan tidak bisa menjadi variabel basis secara bersamaan.

2) Variabel surplus atau variabel slack dari kendala ke- i dan

dari kondisi Kuhn Tucker tidak boleh kedua-duanya menjadi

variabel basis.

Syarat basis diatas bersesuaian dengan complementary slackness dari

pemrograman kuadratik. Jadi, apabila simpleks dikerjakan dengan

(6)

49

tabel optimal akan ada complementary slackness yang tidak

terpenuhi.

f. Mensubstitusikan hasil dari tabel optimum ke dalam fungsi tujuan

awal (nonlinear) untuk didapatkan solusi optimum.

Jika dalam tabel optimum terdapat variabel buatan maka dapat

disubstitusikan ke fungsi tujuan linear. Begitu pula untuk variabel

slack, surplus, buatan ataupun maka dapat disubstitusikan ke bentuk kanonik yang telah dibentuk di awal.

Untuk menambah pemahaman, maka diberikan ilustrasi penyelesaian

pemrograman kuadratik dengan metode wolfe melalui contoh berikut :

Contoh 3.1 : Memaksimumkan (3.3) dengan kendala (3.4a) (3,4b) (3.4c)

Langkah - langkah penyelesaian Persamaan (3.3) dan (3.4) dengan

pemrograman kuadratik metode wolfe adalah sebagai berikut :

a. Membentuk kondisi Kuhn Tucker dari fungsi tujuan dan fungsi

kendala yang telah dimiliki.

Berdasarkan Persamaan (3.3) dan (3.4) maka ditentukan bentuk

kanoniknya yaitu :

(7)

50

(3.5b)

(3.5c)

(3.5d)

b. Mengidentifikasi complementary slackness yang ada.

Diperhatikan bahwa Persamaan (3.5) merupakan kondisi

complementary slackness, sehingga mengakibatkan :

c. Menambahkan variabel buatan untuk setiap kondisi Kuhn Tucker

yang tidak memiliki variabel basis.

Berdasarkan Persamaan (3.5), hanya Persamaan (3.5c) dan (3.5d)

yang memiliki variabel basis. Pada Persamaan (3.5a) dan (3.5b)

perlu ditambah variabel buatan sehingga bentuk kanoniknya

menjadi :

(3.6a)

(3.6b)

(3.6c)

(3.6d)

d. Membuat fungsi tujuan baru yang linear yaitu fungsi tujuan untuk

meminimalkan jumlah nilai variabel buatan .

Bentuk fungsi tujuan baru yang linear untuk Contoh 3.1 adalah

Meminimumkan

(8)

51 dengan kendala (3.6a) (3.6b) (3.6c) (3.6d)

Semua variabel non negatif.

e. Melakukan proses iterasi simpleks dengan menggunakan metode

wolfe.

Pada proses iterasi, semua koefisien ongkos variabel non basis

diganti dengan 0. (Winston, 2003 : 687)

Tabel 3. 1 Tabel simpleks dengan metode wolfe 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 / 1 4 0 1 0 -1 0 1 0 0 0 1 1 0 2 0 1 0 -1 0 1 0 0 4 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 8 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 10 4 2 1 1 -1 -1 1 1 0 0 5 - 4 2 1 1 -1 -1 0 0 0 0

Semua koefisien dari setiap kendala kondisi Kuhn Tucker

dimasukkan ke dalam tabel. Nilai pada baris didapat dari jumlah

hasil perkalian antara koefisien tiap kolom dengan nilai yang

berada di baris yang sama. Untuk menentukan nilai- nilai maka

dipilih dari baris . Variabel dengan nilai terbesar (kasus minimisasi) menjadi pembagi dari yang selanjutnya diisikan kekolom .

(9)

52

Nilai pada adalah yang paling besar, maka semua nilai pada kolom dibagi dengan nilai pada kolom variabel sehingga didapatkan nilai seperti dijelaskan pada Tabel 3.2.

Tabel 3. 2 Iterasi pertama metode wolfe 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 / 1 4 0 1 0 -1 0 1 0 0 0 1 0,25 1 0 2 0 1 0 -1 0 1 0 0 4 - 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 8 8 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 10 - 4 2 1 1 -1 -1 1 1 0 0 5 - 4 2 1 1 -1 -1 0 0 0 0

Karena nilai terkecil adalah maka keluar dan masuk

menjadi variabel basis dengan koefisien ongkos 0. Selanjutnya

proses iterasi dilanjutkan hingga diperoleh tabel optimum seperti

Tabel 3.3.

Tabel 3. 3 Tabel optimum metode wolfe 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 / 0 1 0 0,25 0 -0,25 0 0,25 0 0 0 0,25 0 0 1 0 1 0 -1 0 1 0 0 2 0 0 0 -0,25 0 0,25 0 -0,25 0 1 0 7,75 0 0 0 0 -1 0 1 0 -1 0 1 8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - 0 0 0 0 0 0 -1 -1 0 0

Karena nilai maka iterasi berhenti, dan tabel dinyatakan optimum. Dari tabel optimum tersebut diperoleh nilai variabel dan . Selain itu juga didapatkan nilai variabel dan serta nilai minimum . Kemudian untuk

(10)

53

mengetahui nilai maksimum yang dicari maka nilai variabel- variabel

tersebut disubstitusikan kedalam fungsi tujuan awal yaitu

. Sehingga penyelesaian optimal dari Contoh 3.1 adalah 10,125.

Secara umum, penyelesaian pemrograman kuadratik metode Wolfe dapat

digambarkan dalam Gambar 3.1

2. Metode Fungsi Penalti Eksterior (Metode Penalty)

Metode fungsi penalti eksterior pada prinsipnya adalah

mentransformasikan masalah nonlinear berkendala menjadi masalah

tidak berkendala sedemikian sehingga penyelesaiannya dicari secara

numerik. Masalah berkendala diubah ke masalah tanpa kendala dengan

cara menambahkan fungsi penalti dan parameter penalti pada fungsi

tujuan. Proses pencarian solusi pada metode penalty dimulai dari luar

daerah layak, oleh karena itu disebut dengan metode fungsi penalti

eksterior. Kondisi Kuhn Tucker Fungsi Linear Simpleks Metode Wolfe Tabel Optimum Fungsi Tujuan Non Linear

Gambar 3. 1 Bagan Langkah Penyelesian Pemrograman Kuadratik Metode Wolfe

(11)

54

Berikut adalah langkah penyelesaian metode fungsi penalti

eksterior

a. Mengecek kekontinuan fungsi tujuan dan fungsi kendala

b. Membentuk fungsi tujuan untuk masalah optimasi tidak berkendala , dengan

1) adalah fungsi tujuan masalah berkendala 2) adalah parameter penalti

3) Fungsi penalti 4) adalah fungsi kendala pertidaksamaan

5) adalah fungsi kendala persamaan 6) adalah bilangan bulat positif

c. Menentukan penyelesaian dari masalah minimalkan , yakni . Menurut syarat perlu keoptimalan masalah nonlinear tanpa kendala,

titik optimal akan dicapai ketika turunannya sama dengan nol.

d. Menyelidiki apakah nilai optimal yang dicapai merupakan titik

minimum atau maksimum berdasarkan syarat cukup keoptimalan

masalah nonlinear tanpa kendala.

Secara umum, penyelesaian metode fungsi penalti eksterior dapat

digambarkan dalam Gambar 3.2

Solusi Optimal Fungsi Tujuan Nonlinear Tak Berkendala Fungsi Tujuan Non Linear Berkendala Metode Penalty

(12)

55

C. Penerapan Model Nonlinear pada Rata-Rata Produksi Tanaman Pangan di Kota Magelang

Pada subab ini akan dijelaskan langkah pembentukan model non linear

untuk rata-rata produksi tanaman pangan menggunakan metode kuadrat

terkecil yang perhitungannya diselesaikan dengan bantuan software matlab.

Kemudian model yang diperoleh akan diselesaikan dengan pemrograman

kuadratik metode wolfe dan metode fungsi penalti eksterior. Gambar 3.3

adalah alur penelitian dalam tugas akhir ini

Gambar 3. 3 Alur Pembentukan Model dan Penyelesaian Model Non Linear dibandingkan

Solusi Optimal dengan Metode Penalty Solusi Optimal dengan

Pemrograman Kuadratik

Pembentukan Model dengan Metode Kuadrat Terkecil Data Produksi Tanaman Pangan

diperoleh nilai optimal luas panen tanaman pangan

(13)

56 1. Pembentukan Model

Salah satu sektor penopang utama pertumbuhan ekonomi yang masih

sangat besar adalah sektor pertanian. Setiap tahun, permintaan terhadap

produksi pertanian selalu meningkat, khususnya kebutuhan bahan

pangan. Kebutuhan bahan pangan masyarakat bertumpu pada padi dan

palawija. Oleh karena itu produksi padi dan palawija menjadi pemasok

utama dalam pemenuhan kebutuhan pangan.

Di kota Magelang, jenis tanaman pangan yang diproduksi setiap

tahunnya selalu berubah ubah. Jenis-jenis tanaman yang diproduksi yaitu

padi, jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, dan kedelai.

Namun menurut data dari buku Magelang Dalam Angka, dari tahun 1994

hingga tahun 2014 jenis tanaman pangan yang paling banyak diproduksi

yaitu padi, ketela pohon, dan jagung maka dipilihlah ketiga jenis tanaman

tersebut.

Dalam buku Kota Magelang Dalam Angka yang diterbitkan oleh

Badan Pusat Statistik Kota Magelang, tabel yang menyajikan informasi

mengenai luas tanam, luas panen, dan rata-rata produksi tanaman pangan

ada pada bab pertanian. Data luas tanam, luas panen, dan rata-rata

produksi padi, ketela pohon, serta jagung dari tahun 1994 sampai tahun

(14)

57

Tabel 3. 4 Data Luas Tanam, Luas Panen, dan Rata-rata Produksi Padi, Ketela

Pohon dan Jagung tahun 1994-2014

Tahun

Padi Sawah Ketela Pohon Jagung

LT (Ha) LP (Ha) RRP (kw) LT (Ha) LP (Ha) RRP (kw) LT (Ha) LP (Ha) RRP (kw) 1994 546 602 50,83 59 59 125,76 9 10 32 1995 626 600 51,68 12 16 121,88 6 11 20 1996 637 618 52,04 16 19 132,11 7 7 27,14 1997 604 621 51,8 2 7 132,86 18 14 22,86 1998 648 591 51,82 11 9 153,3 11 15 26,66 1999 600 569 52,81 21 17 172,47 5 7 25 2000 489 497 53,51 1 2 90 3 5 25 2001 525 474 53,35 7 7 168,57 3 4 25,05 2002 517 514 52,79 11 15 139,33 3 - - 2003 492 469 52,81 7 8 139,38 - 1 20 2004 490 471 52,4 5 7 140 - - - 2005 480 473 52,64 8 8 140 - 1 25 2006 495 491 52,62 5 6 140 - - - 2007 502 501 54,51 4 3 140 1 - - 2008 503 504 54,56 7 3 140 3 4 25 2009 513 512 54,67 9 10 140 3 2 63,5 2010 519 520 54,75 10 11 141 2 2 64 2011 550 551 56,98 7 9 70 2 3 16,25 2012 541 548 59,708 4 3 148,96 - - - 2013 544 548 58,5 1 3 73,33 - - - 2014 552 547 58,18 24 2 70 - - - Keterangan LT : Luas Tanam LP : Luas Panen RRP : Rata-Rata Produksi

Menurut BPS Provinsi Jawa Tengah (2013) luas panen adalah luas

tanaman yang dipungut hasilnya setelah tanaman tersebut cukup umur

termasuk tanaman yang gagal panen. Sedangkan rata-rata produksi atau hasil

per hektar merupakan produksi setiap jenis komoditas per luas panen dalam

satuan hektar. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Vina (2013),

(15)

58 a. Membentuk Fungsi Tujuan

Fungsi tujuan dari permasalaan ini dibentuk dari rata – rata produksi

yang diartikan sebagai hasil panen per hektar yang dihitung beratnya dalam

satuan kwintal. Sedangkan luas panen diasumsikan sebagai banyaknya

tanaman yang dipungut hasilnya setelah cukup umur termasuk yang gagal

panen. Karena tidak memungkinkan untuk menghitung tanaman satu persatu,

maka jumlah tanaman dianggap setara dengan luas tanaman yang dihitung

dalam satuan hektar.

Rata-rata produksi tanaman pangan total merupakan jumlahan dari

rata-rata produksi tanaman padi, ketela pohon, dan jagung. Sehingga fungsi tujuan

yang akan dibentuk dapat dinyatakan sebagai jumlahan dari rata-rata produksi

padi, ketela pohon, dan jagung.

(3.8) Adapun variabel yang digunakan adalah sebagai berikut

= data Luas Panen Padi ke - dalam satuan ha

= data Luas Panen Ketela Pohon ke - dalam satuan ha = data Luas Panen Jagung ke - dalam satuan ha

= data Rata – Rata Produksi ke - dalam satuan kw = 1,2,..., ; = banyaknya data

(16)

59

Berdasarkan Persamaan (3.8) maka dapat dibentuk fungsi rata-rata produksi

padi, ketela pohon, dan jagung adalah

(3.9)

Untuk menentukan parameter fungsi tujuan pada Persamaan (3.9), digunakan

metode kuadrat terkecil seperti pada Persamaan (3.2) yaitu dengan

menyelesaikan sistem persamaan linear berikut

(3.10) Dimana

Solusi dari Persamaan (3.10) diperoleh dengan

(3.11)

Berikut ini akan dicari fungsi tujuan dari masing- masing tanaman pangan

yaitu, padi, ketela pohon dan jagung menggunakan metode kuadrat terkecil

dengan bantuan software Matlab untuk selanjutnya dibentuk fungsi tujuan

(17)

60

1) Fungsi Tujuan Tanaman Padi

Langkah- langkah untuk menentukan nilai parameter fungsi tujuan

menggunakan bantuan software Matlab adalah sebagai berikut

a) Masukkan data luas panen dan rata-rata produksi padi ke

software Matlab. Ketikkan pada script file kemudian simpan

dengan nama datax.dat

b) Ketikkan pada script- file pemrograman untuk mendapatkan

parameter fungsi tujuan, simpan dengan nama MKTX

c) Ketikkan MKTX pada command window, tekan enter

d) Muncul hasil pada command window seperti berikut

>> MKTX m = 21 n = 2 A = 1.0e+12 * 1.8008 0.0033 0.0000 0.0033 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 Y = 1.0e+08 * 3.2481 0.0061 0.0000 beta = -0.0002 0.2083 0.0100

Gambar 3. 4 Tampilan Output MKTX pada Command Window

Berdasarkan hasil pada Gambar 3.4 didapatkan fungsi tujuan

tanaman padi, yaitu

(18)

61

2) Fungsi Tujuan Tanaman Ketela Pohon

Langkah- langkah untuk menentukan nilai parameter fungsi tujuan

menggunakan bantuan software Matlab adalah sebagai berikut

a) Masukkan data luas panen dan rata-rata produksi ketela pohon

ke software Matlab. Ketikkan pada script file kemudian simpan

dengan nama datay.dat

b) Ketikkan pada script- file pemrograman untuk mendapatkan

parameter fungsi tujuan, simpan dengan nama MKTY

c) Ketikkan MKTY pada command window, tekan enter

d) Muncul hasil pada command window seperti berikut

>> MKTY m = 21 n = 2 A = 12502174 230804 5350 230804 5350 224 5350 224 2 Y = 1.0e+05 * 6.9672 0.2985 0.0272 beta = -0.2862 19.2570 -31.7838

Gambar 3. 5 Tampilan Output MKTY pada Command Window

Berdasarkan hasil pada Gambar 3.5 didapatkan fungsi tujuan

tanaman ketela pohon, yaitu

(19)

62

3) Fungsi Tujuan Tanaman Jagung

Langkah- langkah untuk menentukan nilai parameter fungsi tujuan

menggunakan bantuan software Matlab adalah sebagai berikut

a) Masukkan data luas panen dan rata-rata produksi ketela pohon

ke software Matlab. Ketikkan pada script file kemudian simpan

dengan nama dataz.dat

b) Ketikkan pada script- file pemrograman untuk mendapatkan

parameter fungsi tujuan, simpan dengan nama MKTZ

c) Ketikkan MKTZ pada command window, tekan enter

d) Muncul hasil pada command window seperti berikut

>> MKTZ m = 14 n = 2 A = 119736 9434 816 9434 816 86 816 86 2 Y = 1.0e+04 * 2.0781 0.2299 0.0417 beta = -0.6737 11.4282 -7.7962

Gambar 3. 6 Tampilan Output MKTZ pada Command Window

Berdasarkan hasil pada Gambar 3.6 didapatkan fungsi tujuan

tanaman jagung, yaitu

(20)

63

Fungsi tujuan pada masalah ini adalah mengoptimalkan rata-rata

produksi tanaman pangan yang terbentuk dari jumlahan rata-rata produksi

padi, ketela pohon, dan jagung, sehingga berdasarkan Persamaan (3.12),

(3.13) dan (3.14) diperoleh fungsi tujuan bersama yaitu memaksimumkan (3.15)

Sebelum Persamaan (3.15) diselesaikan, alangkah lebih baiknya apabila

diselidiki terlebih dahulu apakah fungsi tujuan tersebut valid atau tidak.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Vina (2013), untuk

membuktikan bahwa solusi nilai pada fungsi tujuan yang diperoleh dari metode kuadrat terkecil adalah yang terbaik ada dua cara, yaitu dengan

melihat nilai error dan conditional number-nya.

Cara yang pertama yaitu dengan melihat nilai errornya. Nilai variabel ,

dan pada Tabel 3.4 disubstitusikan ke Persamaan (3.15). Kemudian dihitung selisih nilai dari jumlahan rata-rata produksi padi, ketela pohon dan jagung yang ada pada Tabel 3.4 dengan hasil perhitungan. Tabel 3.5 merupakan hasil perhitungan selisih nilai beserta errornya.

(21)

64

Tabel 3. 5 Hasil Perhitungan Selisih Nilai dan Errornya Luas Panen Rata-Rata Produksi

Data Aktual

Hasil

Perhitungan Selisih Error Padi Ketela

Pohon Jagung Padi

Ketela Pohon Jagung 602 59 10 50,83 125,76 32 208,59 200,16 8,43 4% 600 16 11 51,68 121,88 20 193,56 292,45 98,89 51% 618 19 7 52,04 132,11 27,14 211,29 322,33 111,04 53% 621 7 14 51,8 132,86 22,86 207,52 161,38 46,14 22% 591 9 15 51,82 153,3 26,66 231,78 183,65 48,13 21% 569 17 7 52,81 172,47 25 250,28 305,84 55,56 22% 497 2 5 53,51 90 25 168,51 92,22 76,29 45% 474 7 4 53,35 168,57 25,05 246,97 169,94 77,03 31% 514 15 - 52,79 139,33 - 192,12 246,91 54,79 29% 469 8 1 52,81 139,38 20 212,19 160,62 51,57 24% 471 7 - 52,4 140 - 192,4 142,74 49,66 26% 473 8 1 52,64 140 25 217,64 160,70 56,94 26% 491 6 - 52,62 140 - 192,62 127,52 65,10 34% 501 3 - 54,51 140 - 194,51 77,58 116,93 60% 504 3 4 54,56 140 25 219,56 104,74 114,82 52% 512 10 2 54,67 140 63,5 258,17 198,76 59,41 23% 520 11 2 54,75 141 64 259,75 212,02 47,73 18% 551 9 3 56,98 70 16,25 143,23 192,84 49,61 35% 548 3 - 59,708 148,96 - 208,668 77,51 131,16 63% 548 3 - 58,5 73,33 - 131,83 77,51 54,32 41% 547 2 - 58,18 70 - 128,18 59,69 68,49 53% Rata-Rata Error 35%

Berdasarkan Tabel 3.5, rata-rata errornya cukup besar, yaitu 35%. Akan tetapi

masih ada cara kedua, yaitu dengan melihat conditional number-nya.

Conditional number dari invers matriks dengan melihat norm matriks didefinisikan sebagai berikut

Conditional number digunakan untuk mengukur kesalahan yang mungkin

(22)

65

tergantung dari nilai conditional number, sehingga conditional number tidak

boleh terlalu besar (Vina,2013). Jika nilai conditional number < 67108864 ,

maka nilai dinyatakan terbaik (Anderson dalam Vina, 2013). Berikut

adalah hasil perhitungan conditional number dengan bantuan software

Matlab, yaitu dengan perintah cond() (script terlampir).

Tabel 3. 6 Tabel Nilai Conditional Number Padi, Ketela Pohon, dan Jagung

Padi Ketela Pohon Jagung Jumlah Conditional Number 716,9105 16,9728 49,9719 783,8552

Berdasarkan Tabel 3.6, nilai conditional number < 67108864 , maka nilai

pada fungsi tujuan dinyatakan terbaik. Jadi Persamaan (3.15) merupakan

fungsi pendekatan yang terbaik.

b. Membentuk Fungsi Kendala

Pada permasalahan ini kendalanya yaitu luas panen tidak boleh lebih dari

luas tanam maksimum. Sehingga menurut data pada Tabel 3.4, fungsi kendala

pada masalah ini adalah

(3.16a)

(3.16b)

(3.16c)

(3.16d)

Jadi model matematika untuk rata-rata produksi tanaman pangan di kota

Magelang adalah model nonlinear dengan fungsi tujuannya Persamaan (3.15)

(23)

66

2. Penyelesaian dengan Pemrograman Kuadratik Metode Wolfe

Sebelum diselesaikan dengan pemrograman kuadratik metode wolfe,

Persamaan (3.15) dan (3.16) akan diidentifikasi ke dalam bentuk umum dari

masalah pemrograman kuadratik.

Berdasarkan Persamaan (2.38), maka Persamaan (3.15) dapat ditulis dengan , dan , Jadi diperoleh dengan kendalanya yaitu

Persamaan (3.15) dan (3.16) sudah sesuai dengan bentuk umum masalah

pemrograman kuadratik. Selanjutnya, akan dilihat apakah Persaman (3.15)

(24)

67

turunan parsialnya. Diperoleh turunan parsial kedua dari Persamaan (3.15)

adalah sebagai berikut

dan turunan pertama dari Persaman (3.16) adalah sebagai berikut

Karena

, maka berdasarkan Teorema 2.1 fungsi

merupakan fungsi konkaf. Sedangkan

, maka menurut

Definisi 2.2 dan Teorema 2.4 fungsi merupakan fungsi konveks. Karena fungsi konkaf dan konveks maka digunakan syarat Karush Kuhn Tucker sebagai syarat perlu dan cukup untuk mencapai nilai optimal. Oleh

(25)

68

kuadratik metode wolfe. Adapun langkah- langkah penyelesaiannya adalah

sebagai berikut

a. Membentuk Kondisi Kuhn-Tucker

Berdasarkan Teorema 2.7, maka pada Persamaan (3.15) dapat

ditentukan syarat Kuhn-Tuckernya yaitu

1) (3.17a) (3.17b) (3.17c) 2) (3.18a) (3.18b) (3.18c) 3) ( (3.19a) (3.19b) (3.19c) 4) (3.20) 5) (3.21)

Berdasarkan Persamaan (3.16a), (3.16b), dan (3.16c) maka

diperoleh

(3.22a)

(3.22b)

(3.22c)

Bentuk Persamaan (3.22) dapat dijadikan bentuk kanonik sehingga

(26)

69

(3.23a)

(3.23b)

(3.23c)

Setelah mengidentifikasi syarat Kuhn Tucker, maka kondisi Kuhn

Tucker untuk Persamaan (3.16) yaitu

(3.17a) (3.17b) (3.17c) (3.23a) (3.23b) (3.23c)

b. Mengidentifikasi complementary slackness

Berdasarkan Persamaan (3.18) dan (3.23), Persamaan (3.17) dan

(3.19) dan sifat complementary slackness pada pemrograman kuadratik,

maka kondisi complementary slackness untuk Persamaan (3.15) adalah

c. Menambah variabel buatan untuk setiap kondisi Kuhn-Tucker

yang tidak memiliki variabel basis

Persamaan (3.17) tidak memiliki variabel basis sehingga

ditambahkan variabel buatan sehingga bentuknya menjadi

(27)

70

(3.24b)

(3.24c)

d. Menentukan fungsi tujuan baru yang linear

Bentuk fungsi tujuan baru yang linear untuk masalah rata-rata

produksi padi, ketela pohon, dan jagung adalah

Meminimumkan (3.25) dengan kendala (3.24a) (3.24b) (3.24c) (3.23a) (3.23b) (3.23c)

Semua variabel non negatif

e. Melakukan proses iterasi simpleks dengan metode wolfe

Setelah didapatkan fungsi tujuan dan kendala baru, yaitu Persamaan

(3.23) – (3.25) dibuatlah tabel simpleks lalu dilakukan perhitungannya.

Perhitungan iterasi simplek menggunakan bantuan excel, berikut adalah

(28)

71

Gambar 3. 7 Tampilan tabel optimum simplek metode wolfe

Berdasarkan Gambar 3.13 diperoleh hasil , , , , , dan . Kemudian untuk mendapatkan nilai maksimum yang dicari maka nilai variabel ,

dan disubstitusikan ke Persamaan (3.15) yang merupakan fungsi tujuan

awal yaitu

2. Penyelesaian dengan Metode Fungsi Penalti Eksterior (Metode

Penalty)

Metode penalty digunakan untuk menyelesaikan masalah nonlinear tak

berkendala. Persamaan (3.15) merupakan masalah nonlinear dengan kendala

Persamaan (3.16). Oleh karena itu, Persamaan (3.15) dan (3.16) dapat

(29)

72

Adapun langkah- langkahnya adalah sebagai berikut

a. Mengecek kekontinuan fungsi tujuan dan fungsi kendala

Akan dibuktikan terlebih dahulu adalah fungsi yang kontinu. Berdasarkan Definisi 2.3 dan Definisi 2.4, suatu fungsi dikatakan kontinu di jika yang berarti untuk setiap yang diberikan terdapat sedemikian sehingga jika maka . Atau dengan kata lain fungsi tersebut memiliki turunan seperti yang tertera pada Teorema 2.2. Berikut

ini akan dicari turunan pertama dari fungsi .

Karena , , , ada, maka adalah fungsi yang kontinu.

b. Membentuk fungsi tujuan untuk masalah optimasi tidak berkendala

sesuai bentuk umum masalah fungsi penalti pada Persamaan (2.40).

Masalah optimisasi Persamaan (3.15) dan (3.16), diubah ke dalam

masalah optimisasi tanpa kendala menggunakan metode penalty dengan

membentuk fungsi dan memilih (karena 2 merupakan bilangan positif terkecil yang mengakibatkan fungsi penalti tetap termuat dalam fungsi tujuan baru setelah diturunkan), sehingga menjadi

(30)

73

Maka diperoleh masalah fungsi penalti eksterior yaitu

Meminimumkan

(3.26)

c. Menentukan penyelesaian dari masalah meminimalkan , yakni . Titik optimal akan dicapai jika , maka

(3.27a) (3.27b) (3.27c) Karena tujuan masalah fungsi penalti adalah meminimalkan maka

Persamaan (3.27) dapat ditulis

(3.28a) (3.28b) (3.28c)

Dari Persamaan (3.28) diperoleh

(31)

74

d. Menyelidiki apakah nilai dan merupakan nilai minimum atau maksimum berdasarkan syarat cukup keoptimalan masalah

nonlinear tanpa kendala.

Matriks Hessian dari Persamaan (3.26) adalah sebagai berikut

Akan diselidiki apakah definit positif, negatif, atau tidak definit.

Jika dinyatakan dalam bentuk kuadratik, maka

Berdasarkan Definisi 2.7, matriks definit negatif. Menurut syarat cukup keoptimalan masalah nonlinear tanpa berkendala jika

dan definit negatif, maka merupakan titik maksimum.

Jadi nilai maksimum dari

, untuk adalah .

(32)

75

3. Analisa Hasil Penyelesaian dengan Pe mrograman Kuadratik dan Metode Penalty

Tabel 3. 7 Penyelesaian optimal untuk rata-rata produksi padi, ketela

pohon dan jagung

metode penalty pemrograman kuadratik

Luas Panen Padi (ha)

Luas Panen Ketela Pohon (ha)

Luas Panen Jagung (ha)

Rata-rata Produksi Tanaman

Pangan (kw)

Menurut Tabel 3.7, pada kasus optimasi rata-rata produksi tanaman padi,

ketela pohon dan jagung, penyelesaian dengan pemrograman kuadratik dan

metode fungsi penalti eksterior (penalty) mendapatkan hasil yang sama. Oleh

karena itu kedua metode tersebut efektif untuk menyelesaikan masalah

optimasi rata-rata produksi tanaman pangan. Akan tetapi setiap metode

memiliki kelebihan dan kekurangannya masing- masing. Kekurangan

pemrograman kuadratik yaitu prosesnya yang panjang sehingga

membutuhkan waktu yang lama untuk memperoleh hasilnya. Adapun

kelebihannya adalah perhitungannya yang mudah karena menggunakan

simpleks dan dapat menggunakan bantuan software WinQSB.

Sedangkan metode penalty kekurangannya yaitu apabila penyelesaiannya

masih memuat parameter pinalti yaitu , maka membutuhkan metode

(33)

76

Kelebihannya yaitu proses memperoleh hasil optimal yang cepat apabila

parameter penalti sudah tidak ada seperti masalah pada tugas akhir ini.

Nilai optimal yang diperoleh sebesar 387,0586 kwintal. Kemudian apabila melihat Tabel 3.4, jumlahan dari rata-rata produksi tanaman padi,

ketela pohon dan jagung sejak tahun 1994 hingga 2014 belum pernah

mencapai hasil yang optimal. Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat

perlu meningkatkan luas panen tanaman pangan di kota Magelang, khususnya

Gambar

Tabel 3. 1 Tabel simpleks dengan metode wolfe
Tabel 3. 3 Tabel optimum metode wolfe
Gambar 3. 1 Bagan Langkah Penyelesian Pemrograman Kuadratik Metode  Wolfe
Gambar 3. 2 Bagan Langkah Penyelesaian Metode Penalty
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya teknologi informasi yang semakin berkembang dengan seiringnya perkembangan zaman seperti yang kita rasakan sekarang maka sistem komputerisasi yang

Kesalahpahaman sering terjadi karena faktor komunikasi Apabila pelayanan yang diberikan buruk, pasien akan memberikan respon negatif berupa ketidakpuasan sehingga pasien tersebut

Apakah dengan adanya program acara Gema Pagi tersebut memberikan informasi terbaru dan pengetahuan terkait berita seputar Kota Ponorogo pada

Pada pembibitan kelapa sawit sumber emisi Gas Rumah Kaca (GRK) terbesar berasal dari penggunaan bahan bakar solar, pupuk NPK, pestisida, dan fungisida. Second

Kegiatan pembelajaran remedial dengan pemanfaatan tutor sebayamelalui belajar kelompok untuk menjawab pertanyaan yang diberikan guru terkait materi kondisi geologi

Ekstrak biji pala (Myristica Fragans Houtt) dan ekstrak cabe jawa (Piper retrofractum Vahl) meningkatkan gairah seksual pada tikus da mencit, yang mana kekuatan

Kendali mutu (Quality Control) radiologi diharapkan akan dapat mengendalikan persoalan yang berkaitan dengan kualitas gambar dan eksposi yang diterima

Penelitian yang berkaitan dengan segmentasi pemilik hewan peliharaan dengan dimensi dari human-pet relationship sebagai variabel inti dan perilaku konsumsi yang dipengaruhi