• Tidak ada hasil yang ditemukan

P E N A N A M A N N I L A I K A R A K T E R R E L I G I U S D I S D MUHAMMADIYAH BOROBUDUR DAN SD IT LABORATORIUM BHUMI MENOREH TUGAS AKHIR SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "P E N A N A M A N N I L A I K A R A K T E R R E L I G I U S D I S D MUHAMMADIYAH BOROBUDUR DAN SD IT LABORATORIUM BHUMI MENOREH TUGAS AKHIR SKRIPSI"

Copied!
325
0
0

Teks penuh

(1)PENANAMAN NILAI KARAKTER RELIGIUS DI SD MUHAMMADIYAH BOROBUDUR DAN SD IT LABORATORIUM BHUMI MENOREH. TUGAS AKHIR SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Oleh: Hasna Oktavia Muslihah NIM 13108244056. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2017. i.

(2) PENANAMAN NILAI KARAKTER RELIGIUS DI SD MUHAMMADIYAH BOROBUDUR DAN SD IT LABORATORIUM BHUMI MENOREH Oleh : Hasna Oktavia Muslihah NIM 13108244056 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan penanaman nilai karakter religius di SD Muhammadiyah Borobudur dan SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh, (2) Mendeskripsikan persamaan dan perbedaan penanaman nilai karakter religius di SD Muhammadiyah Borobudur dan SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh. Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi kualitatif. Subjek dalam peneltian ini adalah Kepala Sekolah, guru, dan siswa dari setiap sekolah di SD Muhammadiyah Borobudur dan SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan teknik reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi teknik dan sumber. Hasil di SD Muhammadiyah Borobudur dan SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh menunjukan bahwa:1) program pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan rutin, kegiatan spontan, keteladanan, dan pengkondisian. 2) pengintegrasian dalam mata pelajaran yaitu tercantum nilai religius di dalam silabus dan RPP, serta terlaksana dalam kegiatan pembelajaran dan evaluasi. 3) budaya sekolah dilakukan dalam tiga aspek yaitu kelas mengucapkan salam dan kalimat tahmid di dalam kelas. Sekolah memakai busana muslim, dan menjaga kebersihan. Luar sekolah mengikuti perlombaan MAPSI. 4) Persamaan dan perbedaan penanaman nilai karakter religius. Persamaan terdapat pada kegiatan yang dilakukan di sekolah. Perbedaan SD Muhammadiyah Borobudur tidak memberlakukan adanya jadwal untuk pelaksanaan sholat di sekolah, hafalan dilakukan setiap hari, dan guru melaksanakan sholat diwaktu yang berbeda dengan siswa. SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh memiliki jadwal tetap kegiatan keagamaan seperti sholat dhuha, sholat dhuhur, kegiatan hafalan dan murojaah. Kata kunci: penanaman nilai, karakter religius.. ii.

(3) CULTIVATION OF RELIGIOUS CHARACTER VALUES IN SD MUHAMMADIYAH BOROBUDUR AND SD IT LABORATORIUM BHUMI MENOREH By: Hasna Okavia Muslihah NIM 13108244056. This research aims to (1) describe the cultivation of religious character values in SD Muhammadiyah Borobudur and SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh, (2) describe the similarities and differences of values of religious characters in SD Muhammadiyah Borobudur and SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh. This research is a qualitative description research. Subjects in this study are principal, teachers, and students from each school in SD Muhammadiyah Borobudur and SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh. Data collection techniques used were interviews, observation, and documentation. Data analysis is done by data reduction, data display, and conclusion or verification. Test the validity of data using technique triangulation and source. The results of SD Muhammadiyah Borobudur and SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh showed that: 1) Self-development program is done through routine activities, spontaneous activities, exemplary, and conditioning 2) integration in the subjects of religious values listed in syllabus and lesson plans, and implemented in learning and evaluation activities. 3) the school culture is done in three aspects saying greetings and tahmid sentences in the classroom. Schools wear Muslim dress, and keep clean. Outside the school following the MAPSI race. 4) The similarities and differences in the value of religious characters. The similarities are found in activities undertaken in schools. Differences SD Muhammadiyah Borobudur does not impose a schedule for the implementation of prayer in schools, memorization is done every day, and teachers perform prayers at different times with students. SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh has a fixed schedule of religious activities such as dhuha prayer, dhuhur prayer, rote and murojaah activities. Keywords: value cultivation, religious character. iii.

(4) iv.

(5) v.

(6) vi.

(7) MOTTO Ilmu pengetahuan tanpa agama adalah pincang (Albert Einstein). vii.

(8) PERSEMBAHAN Skripsi ini adalah sebuah karya yang merupakan ungkapan pengabdian cinta yang penuh kasih teruntuk: 1. Allah SWT, Pemilik segala ilmu. 2. Orang tua tercinta yaitu Bapak Grahana Sumaryanta dan Ibu Emy Yuniwati yang selalu mendukung, memotivasi, serta mendoakan saya selalu. 3. Almamater Universitas Negeri Yogyakarta.. viii.

(9) KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya, Tugas Akhir Skripsi dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan dengan judul Penanaman Nilai Karakter Religius di SD Muhammadiyah Borobudur dan SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh dapat disusun sesuai dengan harapan. Tugas Akhir Skripsi ini dapat diselesaikan tidak lepas dari bantuan dan kerjasama dengan pihak lain. Berkenaan dengan hal tersebut, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat: 1.. Bapak Drs. Suparlan, M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing TAS yang telah banyak memberikan semangat, dorongan, dan bimbingan selama penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini.. 2.. Bapak Drs. Suparlan, M.Pd. I, Fathurrohman, M.Pd, Bapak Prof. Dr. A. Dardiri, M.Hum,. selaku Ketua Penguji, Sekertaris, dan Penguji yang. memberikan koreksi perbaikan secara komperhensif terhadap TAS ini 3.. Bapak Drs. Suparlan, M.Pd.I selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar beserta dosen dan staf yang telah memberikan bantuan dan fasilitas selama proses penyusunan pra proposal sampai dengan selesainya TAS ini.. 4.. Bapak Dr. Haryanto, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang memberikan persetujuan pelaksanaan Tugas Akhir Skripsi.. 5.. Bapak Budi Setianto,S.Pd.I selaku kepala sekolah SD Muhammadiyah Borobudur yang telah memberi izin dan bantuan dalam pelaksanaan penelitian Tugas Akhir Skripsi ini.. ix.

(10) x.

(11)  .

(12)      ..................................................................................   ..................................................................................................... RACT.....................................................................................................     ...............................................................................    ...........................................................................

(13)     

(14) ........................................................................

(15)    !! ....................................................................................

(16)    

(17)  ....................................................................      ................................................................................... " #  $$.................................................................................................. " #   .......................................................................................... " #   $ .................................................................................. " #    .....................................................................................             .   $ "

(18)   .  % & ' ( )*  +. ............................................................................ . $,')%-( +  +. .................................................................................. C. Fokus Masalah........................................................................................... D. Rumusan Masalah ..................................................................................... E. Tujuan Penelitian....................................................................................... F. Manfaat Penelitian...................................................................................... 1 6 7 7 7 8. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori .......................................................................................... 1. Pengertian Penanaman Karakter........................................................... 2. Niali-Nilai dalam Pendidikan Karakter ................................................ 3. Nilai Religius ........................................................................................ 4. Strategi Penanaman Nilai Karakter Religius ........................................ 5. Peran Sekolah Dalam Penanaman Nilai Karakter Religius ................. 6. Tahapan Penanaman Nilai Religius ..................................................... 7. Karakteristik Religius Anak SD ........................................................... B. Penelitian yang Relevan ............................................................................ C. Pertanyaan Penelitian ................................................................................. 9 9 12 15 19 23 25 26 27 29. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ............................................................................... 30 B. Jenis Penelitian .......................................................................................... 30 .

(19) C. Tempat Penelitian ..................................................................................... D. Subjek dan Objek Penelitian ..................................................................... E. Sumber Data Penelitian ............................................................................. F. Metode Pengumpilan Data ........................................................................ 1. Observasi ............................................................................................. 2. Wawancara ......................................................................................... 3. Dokumentasi ....................................................................................... G. Instrumen Penelitian.................................................................................. 1. Lembar Observasi ............................................................................... 2. Pedoman Wawancara .......................................................................... H. Teknik Analisis Data ................................................................................. 1. Reduksi Data ....................................................................................... 2. Penyajian Data atau Display Data ....................................................... 3. Penarikan kesimpulan atau Verifikasi ................................................. I. Keabsahan Data .......................................................................................... 31 31 32 33 33 34 35 35 36 36 37 38 38 38 39. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian.......................................................................................... 1. Deskripsi Lokasi Penelitian................................................................. 2. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................... 3. Persamaan dan Perbedaan Hasil Penelitian......................................... B. Pembahasa ................................................................................................. C. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 41 41 43 89 92 103. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan................................................................................................ 104 B. Saran .......................................................................................................... 105 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 106 LAMPIRAN................................................................................................... 108. xii.

(20) ./01/2 1/345 Hal Tabel 1.. Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa .................................................................................... 12. Tabel 2.. Kisi-kisi Lembar observasi..................................................... 36. Tabel 3.. Kisi-kisi Lembar Wawancara ................................................. 37. Tabel 4.. Penanaman Nilai Karakter Religius di SD Muhammadiyah Borobudur .............................................................................. 45. Tabel 5.. Penanaman. Nilai. Karakter. Religius. di. SD. IT. Laboratorium Bhumi Menoreh............................................... 69 Tabel 6.. Persamaan dan Perbedaan Penanaman Nilai Karakter Religius .................................................................................. 90. xiii.

(21) 67897: ;7<=>:7? hal Lampiran 1.. Reduksi, Display, dan Kesimpulan Hasil Observasi Strategi Penanaman melalui Kegiatan Pengembangan Diri di SD Muhammadiyah Borobudur ......................................... 109. Lampiran 2.. Reduksi, Display, dan Kesimpulan Hasil Observasi Strategi Penanaman melalui Pengintegrasian dalam Mata Pelajaran di SD Muhammadiyah Borobudur ......................... 129. Lampiran 3.. Reduksi, Display, dan Kesimpulan Hasil Observasi Strategi Penanaman melalui Budaya Sekolah di SD Muhammadiyah Borobudur.................................................... 136. Lampiran 4.. Reduksi, Display, dan Kesimpulan Hasil Observasi Strategi Penanaman melalui Kegiatan Pengembangan Diri di SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh................................149. Lampiran 5.. Reduksi, Display, dan Kesimpulan Hasil Observasi Strategi Penanaman melalui Pengintegrasian dalam Mata Pelajaran di SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh ................171. Lampiran 6.. Reduksi, Display, dan Kesimpulan Hasil Observasi Strategi Penanaman melalui Budaya Sekolah di SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh...............................................177. Lampiran 7. Reduksi, Display, dan Kesimpulan Hasil Wawancarai dengan Kepala Sekolah dan Guru di SD Muhammadiyah Borobudur............................................................................... 195 Lampiran 8. Reduksi, Display, dan Kesimpulan Hasil Wawancarai dengan Kepala Sekolah dan Guru di SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh......................................................................206 Lampiran 9. Reduksi, Display, dan Kesimpulan Hasil Wawancarai dengan Siswa SD Muhammadiyah Borobudur ......................220 Lampiran 10. Reduksi, Display, dan Kesimpulan Hasil Wawancarai dengan Siswa SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh.............229 xiv.

(22) Lampiran 11.Triangulasi Sumber dan Triangulasi Teknik Data Hasil Penelitian SD Muhammadiyah Borobudur ............................242 Lampiran 12.Triangulasi Sumber dan Triangulasi Teknik Data Hasil Penelitian SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh ...................257 Lampiran 13. Dokumentasi Foto SD Muhammadiyah BoroBudur ...............271 Lampiran 14. Dokumentasi Foto SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh ......273 Lampiran 15. Silabus SD Muhammadiyah Borobudur..................................275 Lampiran 16. RPP SD Muhammadiyah Borobudur ......................................276 Lampiran 17. Silabus SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh ........................289 Lampiran 18. RPP SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh.............................290 Lampiran 19. Surat-surat Penelitian...............................................................301. xv.

(23) @ABCAD EAFGAD hal Gambar 1.. Kegiatan Pesantren Ramadan ................................................. 271. Gambar 2.. Pembagian Zakat Fitrah oleh Siswa ...................................... 271. Gambar 3.. Kegiatan Pengajian Ramadan................................................ 271. Gambar 4.. Ruang Mushola....................................................................... 271. Gambar 5.. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah .............................................. 271. Gambar 6.. Siswa Mengenakan Busana Muslim....................................... 271. Gambar 7.. Papan Bersifat Religius .......................................................... 272. Gambar 8.. Target Sekolah........................................................................ 272. Gambar 9.. Guru dan Siswa Persiapan Baksos ......................................... 272. Gambar 10. Kegiatan KhatamanJuz 30...................................................... 273 Gambar 11. Sholat Isya dan Tarawih ......................................................... 273 Gambar 12. Sholat Dhuha .......................................................................... 273 Gambar 13. Suasana saat Pembelajaran ..................................................... 273 Gambar 14. Tulisan Bersifat Religius ........................................................ 273 Gambar 15. Doa Sebelum dan Sesudah Belajar......................................... 273 Gambar 16. Papan Tujuan Sekolah ............................................................ 274 Gambar 17. Papan Bersifat Religius .......................................................... 274 Gambar 18. Apel Mabib (Kegiatan Ramadhan)......................................... 274 Gambar 19. Idhul Adha (siswa Berlatih Berqurban).................................. 274 Gambar 20. Daftar Prestasi Siswa.............................................................. 274 Gambar 21. Jadwal Sholat Dhuha dan Hafalan.......................................... 274. xvi.

(24) BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah HIJKIL-HIJKIL MN 20 OKPQI 2003 ORISKIL TUVSRW XRIJUJUYKI MKVUNIKZ [KJK XKVKZ 3, \KIL WRI\R]QSYKI ]KP^K XRIJUJUYKI IKVUNIKZ ]R_`QILVU WRILRW]KILYKI YRWKW[QKI JKI WRW]RISQY YK_KYSR_ VR_SK [R_KJK]KI ]KILVK \KIL ]R_WK_SK]KS JKZKW _KILYK WRIaR_JKVYKI YRPUJQ[KI ]KILVK . Karakter itu sendiri merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Pendidikan karakter dapat diterapkan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta didik sehari-hari di masyarakat. Dewasa ini masyarakat menuntut peningkatan intensitas dan kualitas pelaksanaan pendidikan karakter pada lembaga pendidikan formal. Tuntutan tersebut didasarkan pada fenomena sosial yang berkembang, yakni meningkatnya kenakalan remaja dalam masyarakat, seperti perkelahian massal dan berbagai kasus dekadensi moral lainnya. Bahkan di kota-kota besar tertentu, gejala tersebut telah sampai pada taraf yang sangat meresahkan. Oleh karena itu, lembaga. 1.

(25) bcdefefghd ijklhm ncohphf qhehr kcnlf bclofdhhd pcdckhnf lseh efrhkhbghd ehbht lcdfdpghtghd bckhdhdduh ehmhl bclocdtsghd gcbkfohefhd bcnckth efefg lcmhmsf bcdfdpghthd fdtcdnfthn ehd gshmfthn bcdefefghd ghkhgtck grsnsnduh ghkhgtck kcmfpfsn. vckcohgduh fns-fns ljkhm ef ghmhdphd kclhwh ncbcktf bcdppsdhhd dhkgjtfgh hths joht-johthd tckmhkhdp, thqskhd bcmhwhk, bjkdjpkhif, bckgjnhhdx lcksnhg lfmfg jkhdp. mhfdx. bckhlbhnhdx. bcdfbshdx. bcdppspskhd. ghdesdphdx. bckwsefhdx. bcdphdfhuhhdx bclosdsrhdx ehd mhfd-mhfdx nsehr lcdwhef lhnhmhr njnfhm uhdp nhlbhf nhht fdf ocmsl ehbht efhthnf ncyhkh tsdthnz {jdefnf fdf nhdpht lclbkfrhtfdghd lhnuhkhght grsnsnduh bhkh jkhdp tsh ehd bhkh psks (bcdefefg), ncoho bcmhgs-bcmhgs ocnckth gjkohdduh hehmhr ghsl kclhwh, tcksthlh bhkh bcmhwhk ehd lhrhnfnqh. |hm ncdheh wsph efgclsghghd jmcr }rjlhn ~fygjdh (vsnmfyrx 2011 35) lcdpsdpghbghd ohrqh heh ncbsmsr thdeh-thdeh €hlhd uhdp rhksn efqhnbhehf, ghkcdh wfgh thdeh tckncost nsehr heh lhgh nshts ohdpnh ncehdp lcdsws wskhdp gcrhdyskhdz }hdeh-thdeh uhdp eflhgnse hehmhr (1) lcdfdpghtghduh gcgckhnhd ef ghmhdphd kclhwh, (2) bcdppsdhhd ohrhnh ehd ghth-ghth uhdp lclosksgx (3) bcdphksr ‚‚ƒ„ ƒ†‡ uhdp gsht ehmhl tfdehghd gcgckhnhdx (4) lcdfdpghtduh bckfmhgs lcksnhg efkf, ncbcktf bcdppsdhhd dhkgjoh, hmgjrjm ehd ncgn ocohnx (5) nclhgfd ghoskduh bcejlhd ljkhm ohfg ehd osksgx (6) lcdsksdduh ctjn gckwh, (7) semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru, (8) rendahnya rasa tangungjawab individu dan warga negara, (9) membudayanya ketidakjujuran, dan (10) adanya rasa saling curiga dan kebencian di antara sesama. Untuk mengatasi penyakit masyarakat dan berbagai persoalan yang terjadi belakangan ini serta meningkatnya kualitas pendidikan seperti yang telah disebutkan di atas, ternyata pendidikan karakter diharapkan mampu menjadi. 2.

(26) ˆ‰Š‹Œ Š‹‹Ž ‘’ ˆ“”‹‘‹• ˆ‹‹Œ‹–— ˜“Œ‹• ˆ“”‹‘‹• ™“Žˆ‹‹Œ‹–‹ Š‹Œ‹ˆ ˆ‹š‹Ž‹’‹‘ ™“Š•Š•’‹ ’‹Ž‹’‘“Ž ‹”‹‘ Š•™“ŽŒ’‹ “›‹”‹• ›“’‹Œ ›‹”• ”““Ž‹• ˆŠ‹ š‹” ’“Œ‹’ ‹’‹ ˆ“œ‹Š• ™“ˆ•ˆ™•— “Š•Š•’‹ ’‹Ž‹’‘“Ž ›“Ž‹–‹ ˆ“‹‹ˆ’‹ ›“Ž›‹”‹• ’“›•‹‹-’“›•‹‹‹ ›‹•’ ’“™‹Š‹ •ž‹ ‹”‹Ž ›“Ž•’‹™ Š‹ ›“Ž‘•Š‹’ “‹• Š“”‹ •Œ‹•-•Œ‹• ›Š‹š‹ Š‹ ’‹Ž‹’‘“Ž ›‹”‹. Ÿ“ŽŠ‹™‹‘ 1  •Œ‹• ’‹Ž‹’‘“Ž š‹” Š•’“ˆ›‹”’‹ Š‹Œ‹ˆ ™“Š•Š•’‹ ’‹Ž‹’‘“Ž š‹” ‘“ŽŠ•Ž• Š‹Ž• Ž“Œ•”•¡ ‘‰Œ“Ž‹•, œœŽ, Š••™Œ•¡ ’“Žœ‹ ’“Ž‹¡ ’Ž“‹‘•¢, ˆ‹Š•Ž•, Š“ˆ‰’Ž‹‘•¡ Ž‹‹ •”• ‘‹–¡ “ˆ‹”‹‘ ’“›‹”‹‹‘, £•‘‹ ‘‹‹– ‹•Ž, ˆ“”–‹Ž”‹• ™Ž“‘‹•, ›“Ž‹–‹›‹‘ ‹‘‹ ’‰ˆ•’‹‘•¢, £•‘‹ Š‹ˆ‹•, ”“ˆ‹Ž ˆ“ˆ›‹£‹, ™“ŠŒ• Œ•”’”‹¡ ™“ŠŒ• ‰•‹Œ, Š‹ ‘‹””” œ‹ž‹›— ¤•ˆ‹•”-ˆ‹•” ’‹Ž‹’‘“Ž “‘•‹™ “’‰Œ‹– ›“›‹ ‘’ ˆ“”“ˆ›‹”’‹ ’‹Ž‹’‘“Ž ‘“Ž“›‘ “‹• Š“”‹ ™Ž•‰Ž•‘‹ “‘•‹™ “’‰Œ‹– (¥“ˆ“Š•’‹¡ ¦§¨¨©  ). ª“Œ•”• ˆ“Ž™‹’‹ ‹Œ‹– ‹‘ •Œ‹• ’‹Ž‹’‘“Ž š‹” ‹Š‹ Š‹Œ‹ˆ ™“Š•Š•’‹ ’‹Ž‹’‘“Ž. «•Œ‹• Ž“Œ•”• ›“Ž–›”‹ Š“”‹ Ÿ–‹ ¬‹” ­‹–‹ ®‹. ¯°°“‘ (2011© 17-18) berpendapat bahwa nilai religius merupakan nilai yang mendasari pendidikan karakter karena pada dasarnya Indonesia merupakan negara beragama. Nilai religus yang universal sebenernya dimiliki oleh masing-masing agama sehingga tidak akan terjadi hegemoni agama yang dipeluk mayoritas kepada orang-orang yang memeluk agama minoritas. Siswa dibangun karakter berdasarkan nilai-nilai universalnya agama yang dipeluk masing-masing siswa sehingga keimanan dan ketaqwaan yang dimiliki baik sekaligus memiliki akhlak mulia.. 3.

(27) ±²³´µ´¶ ·¸¸²¶ (2011, ¹¹) ³º»´³ ¼ºµº¼¶²µ ½º³¾ »²³¿²µ»À³¼º³ Á²Âº¾ºÀ »º³´ÁÀº ½º³¾ ²µº¾º»º ¶Àú¼ Á²ÄºÄ´ ¶²µÂ²³¶´¼ úĺ» ÃÀµÀ Á²¶ÀºÅ Ƶº³¾ Ǻĺ´Å´³ ÃÀµÀ³½º »²»Å´³½ºÀ º¾º»º. ±²³½²ÃÀȼº³ ºÅºÂÀĺ Á²Á²Æµº³¾ Ⱥ³½º Á²Âº¶ºÁ Ų³¾º¼´º³ ÁºÉº º¶ºÁ º¾º»º³½º, ³º»´³ Á²¿ºµº ŵº¼¶²¼ ú³ ¼²ÈÀôź³ Á²ÈºµÀ-ȺµÀ ¶Àú¼ Á²Á´ºÀ ò³¾º³ º¾º»º ½º³¾ ÃÀº³´¶³½º. ʺ¼ºµ¶º, ˲ŴÂÄÀ¼º.¿ÆÌÀÃ. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (Kemendikbud) akan melatih 1.500 guru dan kepala sekolah jenjang SD dan SMP untuk memahami program penguasaan pendidikan karakter (PPK). Program PPK akan menguatkan lima nilai utama karakter pelajar, yakni religius, nasionalis, mandiri, gotong royong dan integritas. PPK akan dilakukan melalui tiga kegiatan inti sekolah, yakni intrakulikuler, kokurikuler dan ekstrakulikuler. Jakarta, Republika.co.id. Kementerian Agama menjelaskan bahwa. pendidikan agama jaga keberagaman bangsa. Pendidikan karakter bangsa harus bisa menjadi perhatian semua, pendidikan juga terkait jati diri ke-Indonesiaan yang memang dikenal sebagai masyarakat yang religius yang sangat agamis namun juga memperhatikan keragaman, kemajemukan, dan kebinekaan. Berdasarkan berita-berita di atas menunjukkan bahwa nilai religius sangat dibutuhkan dan penting bagi bangsa Indonesia ini. Oleh karena itu penanaman nilai religius perlu diajarkan kepada siswa sejak dini karena ajaran agama sangatlah penting untuk pedoman hidup manusia. Berbekal agama yang cukup akan memberikan dasar yang kuat ketika akan bertindak, dalam nilai religius berisi tentang aturan-aturan kehidupan dan pengendalian diri dari perbuatan yang tidak sesuai dengan syariat agama.. 4.

(28) Zuchdi (2009: 46-48) bangsa Indonesia harus menjungjung tinggi nilai-nilai inti yang bisa diterima semua agama dan semua lapisan bangsa. Inilah yang disebut nilai spriritual atau nilai religius. Nilai-nilai religius harus ditanamkan untuk membentuk karakter bangsa khususnya bagi siswa. Pembentukan karakter harus dimulai dari hal yang terkecil terlebih dahulu yaitu diri sendiri kemudian ditanamkan pada lingkungan keluarga dan akhirnya menyebar ke masyarakat luas. Umumnya pelaksanaan nilai religius di sekolah masih identik dengan pelajaran agama saja dan yang bertanggung jawab hanya guru agama saja. Menurut Zubaedi (2013, 274-276) pelajaran agama memiliki tujuan untuk pengembangan moral dan kepribabdian siswa serta membentuk siswa yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, berakhlak yang mulia dan memiliki pengetahuan yang baik tentang agama islam. Pendidikan akhlak (budi pekerti) adalah jiwa pendidikan agama. Pendidikan agama di sekolah dapat memberikan warna bagi lulusan pendidikan. Kurangnya kesadaran pihak sekolah untuk menanamkan nilai religius ini menunjukkan bahwa kesadaran sekolah masih rendah dalam menanamamkan nilai religius. Nilai religius yang kuat merupakan landasan bagi siswa untuk kelak menjadi orang yang dapat mengendalikan diri tehadap hal-hal yang tidak semestinya. Karakter religius ini sangat dibutuhkan oleh siswa dalam menghadapi perubahan zaman dan degradasi moral. Siswa diharapakan mampu membedakan baik dan buruk yang didasari pada ketetapan dan ketentuan agama. Oleh karena itu siswa harus dikembangkan karakternya agar benar-benar berkeyakinan, bersikap, berkata-kata, dan berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang. 5.

(29) ÍÎÏÐÑÒÐÓÏ. ÔÕÖÏ×ØÏÐÏÏÐ ÐÎÖÏÎ ÙÕÖÎÚÎÑØ ÍÏÖÏÛ ÜÕÐÍÎÍÎ×ÏÐ ×ÏÙÏ×ÒÕÙ ÓÏÐÚ ÍÎÖÏ×Ñ×ÏÐ ÍÎ ØÕ×ÝÖÏÞ ÓÏÎÒÑ ÛÕÖÏ×Ñ×ÏÐ ×ÕÚÎÏÒÏÐ-×ÕÚÎÏÒÏÐ ×ÕÏÚÏÛÏÏÐ ÓÏÐÚ ÍÎÖÏ×Ñ×ÏÐ ØÕßÏÙÏ ÙÑÒÎÐ ÓÏÐÚ ÍÎàÏÍÎ×ÏÐ áÑÍÏÓÏ ØÕ×ÝÖÏÞ ØÕÞÎÐÚÚÏ ØÎØâÏ ÒÕÙáÎÏØÏ ÛÕÖÏ×Ñ×ÏÐ ÍÏÐ ÛÕÐÕÙÏÜ×ÏÐ ÒÎÍÏ× ÞÏÐÓÏ ÍÎ ØÕ×ÝÖÏÞ ÐÏÛÑÐ àÑÚÏ ÍÎ ÙÑÛÏÞã. äÏÖ ÎÐÎÖÏÞ ÓÏÐÚ. ÛÕÖÏÒÏÙáÕÖÏ×ÏÐÚÎ ÜÕÐÕÖÎÒÎ ÑÐÒÑ× ÛÕÖÏ×Ñ×ÏÐ ÝáØÕÙåÏØÎ ÍÎ æç èÑÞÏÛÛÏÍÎÓÏÞ éÝÙÝáÑÍÑÙ ÍÏÐ æç êë ìÏáÝÙÏÒÝÙÎÑÛ éÞÑÛÎ èÕÐÝÙÕÞã íáØÕÙåÏØÎ ÓÏÐÚ ÍÎÖÏ×Ñ×ÏÐ ÜÕÐÕÖÎÒÎ ÍÎ æç èÑÞÏÛÛÏÍÎÓÏÞ éÝÙÝáÑÍÑÙ ÛÕÐÑÐàÑ××ÏÐ áÏÞâÏ ÒÕÙÍÏÜÏÒ ØÎØâÏ ÓÏÐÚ ØÕÍÏÐÚ ÛÕÐÚÞÏîÏÖ×ÏÐ ØÑÙÏÒ-ØÑÙÏÒ ÜÕÐÍÕ×. æÕÒÎÏÜ ÞÏÙÎ ØÎØâÏ ÛÕÖÏÜÝÙ×ÏÐ ÞÏØÎÖ ÍÏÙÎ ÞÏîÏÖÏÐÐÓÏ ×ÕÜÏÍÏ ÚÑÙÑã æÕÖÏÎÐ ÎÒÑï ÏÍÏÐÓÏ ×ÕÚÎÏÒÏÐ ÍÝÏ áÕÙØÏÛÏ ÍÎ ÜÏÚÎ ÞÏÙÎ àÑÚÏ ÙÑÒÎÐ ÍÎÖÏ×Ñ×ÏÐ ÍÎ ØÕ×ÝÖÏÞ áÏÎ× ÝÖÕÞ ÚÑÙÑ ÛÏÑÜÑÐ ØÎØâÏ. íáØÕÙåÏØÎ ÍÎ æç êë ìÏáÝÙÏÒÝÙÎÑÛ éÞÑÛÎ èÕÐÝÙÕÞ ÛÕÐÑÐàÑ××ÏÐ áÏÞâÏ ÒÕÙÍÏÜÏÒ ØÎØâÏ ÓÏÐÚ ØÕÍÏÐÚ áÕÖÏàÏÙ ÒÏîØÎÙ ðÖ-Qur an yang diikuti oleh seluruh siswa. Kegiatan sholat berjamaah di sekolah dilakukan secara rutin setiap hari. Selain itu, ada kegiatan penghafalan Al-Qur an Jus 30 bagi setiap siswa. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukan di atas perlu dilakukan penelitian penanaman nilai karakter di lingkungan sekolah yang difokuskan pada penanaman nilai karakter religius di SD Muhammadiyah Borobudur dan SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Mulai lunturnya karakter religius yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia.. 6.

(30) 2. Munculnya isu-isu moral di kalangan pelajar. 3. Nilai religius di sekolah diidentikan hanya pada mata pelajaran agama. 4. Belum diketahui persamaan dan perbedaan penanaman nilai religius yang dilakukan di SD Muhammadiyah Borobudur dan SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh. 5. Belum diketahui penanaman nilai religius yang dilakukan SD Muhammadiyah Borobudur dan SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh. C. Fokus Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam penanaman nilai karakter religius di SD Muhammadiyah Borobudur dan SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut. 1.. Bagaimana penanaman nilai karakter religius di SD Muhammadiyah Borobudur dan SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh?. 2.. Bagaimana persamaan dan perbedaan penanaman nilai karakter religius di SD Muhammadiyah Borobudur dan SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh?. E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagi berikut.. 7.

(31) 1.. òóôõóö÷øùúöù÷ûô úóôûôûüûô ôùýûù ÷ûøû÷þóø øóýùÿù ö õù  ò ûüüûõùû ø õ ø õûô   ûøûþøù ü  üù òóôøó.. 2.. òóôõóö÷øùúöù÷ûô úóøöûüûûô õûô úóøóõûûô úóôûôûüûô ôùýûù ÷ûøû÷þóø øóýùÿù ö õù  ò ûüüûõùû ø õ ø õûô   ûøûþøù ü  üù òóôøó.. F. Manfaat Penelitian óôóýùþùûô ùôù õùûøûú÷ûô üóüú ôûù üûô

(32) ûûþ öóûÿûù óøù÷ þ. 1.. ó ûøû þóøùþùö òóüóøù÷ûô ö üûôÿûô úóüù÷ùøûô þóôþûôÿ úóôûôûüûô ôùýûù øóýùÿù ö õù öó÷ýû. 2.. ó ûøû úûø÷þùö. û.. ûÿù ÷óúûýû öó÷ýû óûÿûù úûôõ ûô õûýûü úóôûôûüûô ôùýûù øóýùÿù ö ûôÿ õùùôþóÿûøöù÷ûô õóôÿûô ÷óùû÷ûô õûô úøÿøûü ÷óÿùûþûô öó÷ýû. . ûÿù ÿ ø óûÿûù úûôõ ûô õûýûü úóôûôûüûô ôùýûù øóýùÿù ö ûôÿ õùôùþóÿøûöù÷ûô õóôÿûô ÷óÿùûþûô úóüóýûûøûô. ñ.

(33)   KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1.. Pengertian Penanaman Nilai       !"#$ (%&' ()) "*. +#, +, " - . /"0 $  1"2 (%3' )) "*.  +0 4$  + 40 "$4$$ 0$. $"$ 40 $ -$$   +" +$$, +, $$ + +$*. /"0  5 #  (6&&&' 3%) + $*$ "*  $", +$*  +#   $+ +-4 40 " "* 0 *$0+ $ +-4 "$ #0 $"  0 $"$  $",  0$  40 +  $" + "$2.  $*$  "$$2 "$ +"$"$ . 7"$ (6&%&' 8)  "* 9, $,  *,  +$"$ #0 40  "$ $* $*$$ 0$ 2$ (:;<=>?@) 40 "$4$$ " "$0 0$ *"  - +"0, +$$, $+, " $". A 724 (6&%&' 8)  "* -$$   40 "$$*$$ #*  "  $"$B$". C$$    *$ " 0 +" +$"$ 40 "##0 0$ #0 $", $+, -+, " 00+$ . /$#  $*$+ (A*$- , 6&%%' D&)  + +*  $*$ 40 2 +"  $, 40 "$ +$$, $+, " +$* 40 "$+$*. /"0  AE$ (6&%%' FD%),  $"$. .

(34) IJKLMK MNOPMNQ RMPMS TJUVTJNWXY XVPMS, NMUMNWJU MWMZ MNOPMN SZPXM SJUZTMNMK [ZMO MyKL IXOMVXPNMK IMUX TU\VJV TJKJUMTMK Vy MUXMO (X [MIMO IMK SZMSMPMO) MyKL IXPMKIMVX \PJO T\KIMVX M]XIMO ^MKL N\N\OQ _JPMK`ZWK^M SJKZUZW aZVPXbO (cHGGd ef) NMUMNWJU SJUZTMNMK SXPMX-KXPMX TJUXPMNZ SMKZVXM ^MKL [JUOZ[ZKLMK IJKLMK gZOMK hMKL aMOM iVM, IXUX VJKIXUX, VJVMSM SMKZVXM, PXKLNZKLMKj IMK NJ[MKLVMMK ^MKL WJUkZ`ZI IMPMS TXNXUMK, VXNMTj TJUMVMMKj TJUNMWMMKj IMK TJU[ZMWMK [JUIMVMUNMK K\USM-K\USM MLMSM, OZNZS, WMWM NUMSM, [ZIM^M, IMK MIMW XVWXMIMW. aJKZUZW lX^MKX (cHGmd cn) SJK`JPMVNMK [MOkM NMUMNWJU MIMPMO NZMPXWMV MWMZ NJNZMWMK SJKWMP MWMZ S\UMP, MNMOPMN MWMZ [ZIX TJNJUWX XKIXoXIZ ^MKL SJUZTMNMK NJTUX[MIXMK NOZVZVj ^MKL SJK`MIX TJKI\U\KL IMK TJKLLJUMNj VJUWM SJS[JIMNMKK^M IJKLMK XKIXoXIZ PMXKQ RMUX TJKIMTMW TMUM MOPX IX MWMV IMTMW IXVXSTZPNK [MOkM NMUMNWJU MIMPMO VJVZMWZ ^MKL SJPJNMW IMPMS IXUX VJVJ\UMKL ^MKL [JUZTM VXNMTj TXNXUMKj WXKIMNMK ^MKL SJUZTMNMK bXUX NOMV NJTUX[MIXMK ^MKL SJS[JIMNMK IJKLMK XKIXoXIZ ^MKL PMXKQ _JSJKWMUM XWZj SJKZUZW pJSJKIXNKMV (cHGHd n) TJKIXIXNMK MIMPMO TU\VJV TJkMUXVMK [ZIM^M IMK NMUMNWJU [MKLVM [MLX LJKJUMVX SZIM IMK `ZLM TU\VJV TJKLJS[MKLMK [ZIM^M IMK NMUMNWJU [MKLVM ZKWZN TJKXKLNMWMK NZMPXWMV NJOXIZTMK SMV^MUMNMW IMK [MKLVM IX SMVM SJKIMWMKL. aJKZUZW qKIMKL-qKIMKL K\S\U cH gMOZK cHHm WJKWMKL _XVWJS rJKIXIXNMK sMVX\KMP SJK`JPMVNMK TJKIXIXNMK VJ[LMX [JUXNZW. rJKIXIXNMK MIMPMO ZVMOM VMIMU IMK WJUJKbMKM ZKWZN SJkZ`ZINMK VZMVMKM [JPM`MU IMK TU\VJV TJS[JPM`MUMK MLMU TJVJUWM IXIXN VJbMUM MNWXY SJKLJS[MKLNMK T\WJKVX IXUXK^M VJOXKLLM SJSXPXNX NJNZMWMK VTUXWZMP NJMLMSMMK, TJKLJKIMPXMK IXUX, NJTUX[MIXMKj NJbJUIMVMKj MNOPMN SZPXM, VJUWM NJWJUMSTXPMK ^MKL IXTJUPZNMK \PJO IXUXK^M, SMV^MUMNMW, [MKLVM IMK KJLMUM.. GH.

(35) uvwx yzw zy(. {|}~xv€ ‚‚ƒ„ ‚) z ~x†~x‡ ˆzx†‰†‰Š~x ‹zŒ~‡~‰ ‹zŒ|~w. zŠvx‹|Š‹‰ ~~| zv‡~x‰‹~‹‰ ˆzx‡~Ž~ ~x ~‡~ ŽzŒ‰w Œz~‰, ‹zw‰x‡‡~ ˆzx‡~Ž~ ~x z‹zŒ| †~ˆ~ zx‡~~wŠ~x ˆzx‡~Ž~ ~x ~yx‡ ~Š~x †‰†~ˆ~ Œz‰Š|xy ~. y~‰ ˆzx†~ˆ~ ˆ~~ ~wŽ‰ †‰ ~~‹ †~ˆ~ †‰‹‰ ˆ|ŽŠx Œ~w}~ ˆzx†‰†‰Š~x ~†~Ž~w |‹~w~ ‹~†~ †~x zzx~x~ |x|Š zw ||†Š~x ‹|~‹~x~ ŒzŽ~~ †~x ˆv‹z‹ ˆz ŒzŽ~~~x ~‡~ ŽzŒ‰w Œz~‰, ‹zw‰x‡‡~ ˆzx‡~Ž~ ~x z‹zŒ| †~ˆ~ zx‡~~wŠ~x ˆzx‡~Ž~ ~x ~yx‡ ~Š~x †‰†~ˆ~ Œz‰Š|xy ~. {zŽ~x|xy ~ ‘|‹Ž‰w (‚tt„ ’“) zxzŽ~‹Š~x ˆzx†‰†‰Š~x Š~~Šz ~†~Ž~w ‹‰‹z ˆzxzx~ ~x x‰Ž~‰-x‰Ž~‰ Š~~Šz Šzˆ~†~ ~w‡~ ‹zŠvŽ~w ~yx‡ zŽ‰ˆ|‰ Šv ˆvxzx ˆzx‡z~w|~x€ Šz‹~†~~x ~~| Šz ~|~x€ †~x ‰x†~Š~x |x|Š zŽ~Š‹~x~Š~x x‰Ž~‰-x‰Ž~‰ z‹zŒ| †~Ž~ Šzw‰†|ˆ~x Œ~‰Š zw~†~ˆ ”|w~x€ †‰‰ ~ ‹zw‰x‡‡~ zŒzx|Š ~x|‹‰~ ~yx‡ ‹zx†‰‰, ‹z‹~ ~, Ž‰x‡Š|x‡~x€ ~|ˆ|x Œ~x‡‹~xy ‰x‹~x Š~ ‰Ž. •|~Œz†‰ (‚t–„ t—) ˆzx†‰†‰Š~x Š~~Šz ‹zŒ~‡~‰ |‹~w~. ˆzx~x~ ~x. Šzz†~‹~x †~Ž~ Œzˆ‰Š‰, ˆzx‡w~˜~~x †~Ž~ Œzx|Š ‹‰Š~ˆ€ †~x ˆzx‡~Ž~ ~x †~Ž~ Œzx|Š Œzˆz‰Ž~Š| ˜~x‡ ‹z‹|~‰ †zx‡~x x‰Ž~‰-x‰Ž~‰ Ž|w| ‹zˆz‰ Šz||~x€ Šz ~x†‰‰~x€ ‹vˆ~x ‹~x|x€ Šz |Ž‰~~x ‹v‹‰~Ž, †~x ‹zŒ~‡~‰x˜~ ˜~x‡ zx~†‰ ~‰ †‰‰,Šz |†‰~x †‰}||†Š~x †~Ž~ ‰xz~Š‹‰ †zx‡~x ”|w~xx˜~, †‰‰ ‹zx†‰‰, ~x~ ‹z‹~ ~, †~x Ž‰x‡Š|x‡~xx˜~. ™z |†‰~x š››z (‚tt„ –œ) zx‡|x‡Š~ˆŠ~x ˆzx†‰†‰Š~x Š~~Šz z|ˆ~Š ‹‰‹z ˆzx~x~ ~x x‰Ž~‰ Š~~Šz ˜~x‡ Œ~‰Š Šzˆ~†~ ‹z |~ }~‡~ ‹zŠvŽ~w ‹zw‰x‡‡~ z ˆ|x˜~‰ ˆzx‡z~w|~x€ Šz‹~†~~x€ †~x ‰x†~Š~x †~Ž~ zŽ~Š‹~xŠ~x x‰Ž~‰-x‰Ž~‰ z‹zŒ|. y~‰ ˆzx†~ˆ~ ˆ~~ ~wŽ‰ †‰ ~~‹ †~ˆ~ †‰‹‰ ˆ|ŽŠ~x Œ~w}~ ˆzx†‰†‰Š~x Š~~Šz ~†~Ž~w |ˆ~˜~ ˆzx~x~ ~x x‰Ž~‰-x‰Ž~‰ Ž|w|. tt.

(36) Ÿ ¡¢£¢ ¤¥¤¦¢ ¢§¢¨ Ÿ ©¢Ÿ ª ¨« ¬ª­Ÿ Ÿ ¡¨¥«¢£¥¢¬ ¢y¬§ « ¨Ÿ¢¨¢Ÿª ¨ «¢¥Ÿ £¢¬ £¥ª­¬®­Ÿ¢¬ £¢©¢¯ Ÿ ¤ °¢¨¥¢¬¬y ¢ £¢©¢¯ « ¨¡ ¨¥©¢Ÿ­ «¢¥Ÿ ª ¨°¢£¢¡ ±­°¢¬² £¥¨¥ ¤ ¬£¥¨¥, ¤ ¤¢¯¢, £¢¬ ©¥¬§Ÿ­¬§¢¬³ ´ ¬ ©¥ª¥¢¬ ¥¬¥ £¥«¢ª¢¤¥ °¢¬y ¢ ¡¢£¢ ¡¨µ¤ ¤ ¡ ¬¢¬¢¯¢¬ ¬¥©¢¥ Ÿ¢¨¢Ÿª ¨ ¤¢®¢. 2.. Nilai-Nilai dalam Pendidikan Karakter ¶ ¯ ¬£¥Ÿ¬¢¤ (ž··¸ ¹-·) ¯ ¬§­¬§Ÿ¢¡Ÿ¢¬ «¢°¦¢ ¬¥©¢¥-¬¥©¢¥ º¢¬§. £¥Ÿ ¯«¢¬§Ÿ¢¬ £¢©¢¯ ¡ ¬£¥£¥Ÿ¢¬ «­£¢º¢ £¢¬ Ÿ¢¨¢Ÿª ¨ «¢¬§¤¢ £¥¥£ ¬ª¥»¥Ÿ¢¤¥Ÿ¢¬ £¢¨¥ ¤­¯« ¨-¤­¯« ¨ « ¨¥Ÿ­ª ¥¬¥, ¢§¢¯¢, ¡¢¬¼¢¤¥©¢, «­£¢º¢, ª­®­¢¬ ¡ ¬£¥£¥Ÿ¢¬ ¬¢¤¥µ¬¢©. ½§¢¯¢ ¯ ¬®¢£¥ ¤­¯« ¨ Ÿ¢¨ ¬¢ ¯¢¤º¢¨¢Ÿ¢ª ¥¬£µ¬ ¤¥¢ £¢©¢° ¯¢¤º¢¨¢Ÿ¢ª « ¨¢§¢¯¢, ¯¢Ÿ¢ ¬¥©¢¥-¬¥©¢¥ ¡ ¬£¥£¥Ÿ¢¬ «­£¢º¢ £¢¬ Ÿ¢¨¢Ÿª ¨ «¢¬§¤¢ °¢¨­¤ £¥£¢¤¢¨Ÿ¢¬ ¡¢£¢ ¬¥©¢¥-¬¥©¢¥ £¢¬ Ÿ¢¥£¢° º¢¬§ « ¨¢¤¢© £¢¨¥ ¢§¢¯¢. ´¢¬¼¢¤¥©¢ £¥®¢£¥Ÿ¢¬ ¤ «¢§¢¥ ¤­¯« ¨ Ÿ¢¨ ¬¢ ¡¢¬¼¢¤¥©¢ ¯ ¨­¡¢Ÿ¢¬ £¢¤¢¨ ¬ §¢¨¢. ¾¥©¢¥-¬¥©¢¥ º¢¬§ ª ¨Ÿ¢¬£­¬§ £¢©¢¯ ¡¢¬¼¢¤¥©¢ ¯ ¬®¢£¥ ¬¥©¢¥-¬¥©¢¥ º¢¬§ ¯ ¬§¢ª­¨ ¤ §¢©¢ ¢¤¡ Ÿ³ ¿­£¢º¢ ¯ ¬®¢£¥ ¤­¯«  Ÿ¢¨ ¬¢ ¬¥©¢¥-¬¥©¢¥ «­£¢º¢ £¥®¢£¥Ÿ¢¬ £¢¤¢¨ £¢©¢¯ ¡ ¯« ¨¥¢¬ ¯¢Ÿ¢¬¢ ª ¨°¢£¢¡ ¤­¢ª­ Ÿµ¬¤ ¡ £¢¬ ¢¨ª¥ « ¨¯¢¤º¢¨¢Ÿ¢ª. ±­®­¢¬ ¡ ¬£¥£¥Ÿ¢¬ ¬¢¤¥µ¬¢© £¥®¢£¥Ÿ¢¬ ¤­¯« ¨ Ÿ¢¨ ¬¢ ¯ ¯­¢ª « ¨«¢§¢¥ ¬¥©¢¥ Ÿ ¯¢¬­¤¥¢¢¬ º¢¬§ °¢¨­¤ £¥¯¥©¥Ÿ¥ ¦¢¨§¢ ¬ §¢¨¢ ¥¬£µ¬ ¤¥¢. ¿ ¨£¢¤¢¨Ÿ¢¬ Ÿ  ¯¡¢ª ¤­¯« ¨ ¬¥©¢¥ ¥ª­² ª ¨¥£ ¬ª¥»¥Ÿ¢¤¥ ¤ ®­¯©¢° ¬¥©¢¥ ­¬ª­Ÿ ¡ ¬£¥£¥Ÿ¢¬ «­£¢º¢ £¢¬ Ÿ¢¨¢Ÿª ¨ «¢¬§¤¢ ¤ «¢§¢¥ « ¨¥Ÿ­ª ¥¬¥. ±¢« © ³ ¾¥©¢¥ £¢¬ À ¤Ÿ¨¥¡¤¥ ¾¥©¢¥ ´ ¬£¥£¥Ÿ¢¬ ¿­£¢º¢ £¢¬ ¶¢¨¢Ÿª ¨ «¢¬§¤¢. ¾µ ¾¥©¢¥ À ¤Ÿ¨¥¡¤¥ ³ Á ©¥§¥­¤ Â¥Ÿ¢¡ £¢¬ ¡ ¨¥©¢Ÿ­ º¢¬§ ¡¢ª­° £¢©¢¯ ¯ ©¢Ÿ¤¢¬¢Ÿ¢¬ ¢®¢¨¢¬ ¢§¢¯¢ º¢¬§ £¥¢¬­ª¬º¢, ªµ© ¨¢¬ ª ¨°¢£¢¡ ¡ ©¢Ÿ¤¢¬¢¢¬ ¥«¢£¢° ¢§¢¯¢ ©¢¥¬² £¢¬ °¥£­¡ ¨­Ÿ­¬ £ ¬§¢¬ ¡ ¯ ©­Ÿ ¢§¢¯¢ ©¢¥¬³. ž.

(37) ÅÆ. ÇÈÉÈÊ. ÄÆ. ÜØÎÌÊÏÑÔÍ. ßÆ. àÍÔÍÕÎÍÑ. áÆ. âÌÊÉÏ âÌÊÏÔ. ãÆ. âÊÌÏÙÍä. æÆ. çÏÑÓÍÊÍ. éÆ. àÌÖØÐÊÏÙÍÔ. ìÆ. íÏÔÏ îÑÒÍÑ ÜÏÞÈ. ÃïÆ. ÝÌÖÏÑÒÏÙ âÌ×ÏÑÒÔÏÏÑ. ÃÃÆ. êÍÑÙÏ ÜÏÑÏÞ ðÍÊ. ÃÅÆ. çÌÑÒÞÏÊÒÏÍ ËÊÌÔÙÏÔÍ. ÃÄÆ. åÌÊÔÏÞÏ×ÏÙñâØÖÈÑÍÐÏÙÍä. ËÌÊÍÎÏÐÈ ÏyÑÒ ÓÍÓÏÔÏÊÐÏÑ ÕÏÓÏ ÈÕÏy Ï ÖÌÑÉÏÓÍÐÏÑ ÓÍÊÍÑy Ï ÔÌ×ÏÒÏÍ ØÊÏÑÒ ÏyÑÒ ÔÌÎÏÎÈ ÓÏÕÏÙ ÓÍÕÌÊÚÏy Ï ÓÏÎÏÖ ÕÌÊÐÏÙÏÏÑ, ÙÍÑÓÏÐÏÑÛ ÓÏÑ ÕÌÐÌÊÉÏÏÑÆ ÝÍÐÏÕ ÓÏÑ ÙÍÑÓÏÐÏÑ ÏyÑÒ ÖÌÑÒÞÏÊÒÏÍ ÕÌÊ×ÌÓÏÏÑ ÏÒÏÖÏ, ÔÈÐÈÛ ÌÙÑÍÔÛ ÕÌÑÓÏÕÏÙ, ÔÍÐÏÕÛ ÓÏÑ ÙÍÑÓÏÐÏÑ ØÊÏÑÒ ÎÏÍÑ ÏyÑÒ ×ÌÊ×ÌÓÏ ÓÏÊÍ ÓÍÊÍÑy Ï. ÜÍÑÓÏÐÏÑ ÏyÑÒ ÖÌÑÈÑÉÈÐÐÏÑ ÕÌÊÍÎÏÐÈ ÙÌÊÙÍ× ÓÏÑ ÕÏÙÈÞ ÕÏÓÏ ×ÌÊ×ÏÒÏÍ ÐÌÙÌÑÙÈÏÑ ÓÏÑ ÕÌÊÏÙÈÊÏÑÆ ËÌÊÍÎÏÐÈ ÏyÑÒ ÖÌÑÈÑÉÈÐÐÏÑ ÈÕÏy Ï ÔÈÑÒÒÈÞ-ÔÈÑÒÒÈÞ ÓÏÎÏÖ ÖÌÑÒÏÙÏÔÍ ×ÌÊ×ÏÒÏÍ ÞÏÖ×ÏÙÏÑ ×ÌÎÏÉÏÊ ÓÏÑ ÙÈÒÏÔÛ ÔÌÊÙÏ ÖÌÑy ÌÎÌÔÏÍÐÏÑ ÙÈÒÏÔ ÓÌÑÒÏÑ ÔÌ×ÏÍÐ ×ÏÍÐÑy Ï. åÌÊÕÍÐÍÊ ÓÏÑ ÖÌÎÏÐÈÐÏÑ ÔÌÔÈÏÙÈ ÈÑÙÈÐ ÖÌÑÒÞÏÔÍÎÐÏÑ ÚÏÊÏ ÏÙÏÈ ÞÏÔÍÎ ×ÏÊÈ ÓÏÊÍ ÔÌÔÈÏÙÈ ÏyÑÒ ÙÌÎÏÞ ÓÍÖÍÎÍÐÍ. ÝÍÐÏÕ ÓÏÑ ÕÌÊÍÎÏÐÈ èÏÑÒ ÙÍÓÏÐ ÖÈÓÏÞ ÙÌÊÒÏÑÙÈÑÒ ÕÏÓÏ ØÊÏÑÒ ÎÏÍÑ ÓÏÎÏÖ ÖÌÑèÌÎÌÔÏÍÐÏÑ ÙÈÒÏÔ-ÙÈÒÏÔÆ êÏÊÏ ×ÌÊÕÍÐÍÊ, ×ÌÊÔÍÐÏÕ, ÓÏÑ ×ÌÊÙÍÑÓÏÐ èÏÑÒ ÖÌÑÍÎÏÍ ÔÏÖÏ ÞÏÐ ÓÏÑ ÐÌëÏÉÍ×ÏÑ ÓÍÊÍÑèÏ ÓÏÑ ØÊÏÑÒ ÎÏÍÑÆ ÝÍÐÏÕ ÓÏÑ ÙÍÑÓÏÐÏÑ èÏÑÒ ÔÌÎÏÈ ×ÌÊÈÕÏèÏ ÈÑÙÈÐ ÖÌÑÒÌÙÞÏÈÍ ÎÌ×ÍÞ ÖÌÑÓÏÎÏÖ ÓÏÑ ÖÌÎÈÏÔ ÓÏÊÍ ÔÌÔÈÏÙÈ èÏÑÒ ÓÍÕÌÎÏÉÏÊÍÑèÏ, ÓÍÎÍÞÏÙ, ÓÏÑ ÓÍÓÌÑÒÏÊ. ÚÏÊÏ ×ÌÊÕÍÐÍÊ, ×ÌÊÙÍÑÓÏÐÛ ÓÏÑ ×ÌÊëÏëÏÔÏÑ èÏÑÒ ÖÌÑÌÖÕÏÙÐÏÑ ÐÌÕÌÑÙÍÑÒÏÑ ×ÏÑÒÔÏ ÓÏÑ ÑÌÒÏÊÏ ÓÍ ÏÙÏÔ ÐÌÕÌÑÙÍÑÒÏÑ ÓÍÊÍ ÓÏÑ ÐÌÎØÖÕØÐÑèÏ. êÏÊÏ ×ÌÊÕÍÐÍÊ, ×ÌÊÙÍÑÓÏÐÛ ÓÏÑ ×ÌÊ×ÈÏÙ èÏÑÒ ÖÌÑÈÑÉÈÐÐÏÑ ÐÌÔÌÙÍÏÏÑÛ ÐÌÕÌÓÈÎÍÏÑÛ ÓÏÑ ÕÌÑÒÞÏÊÒÏÏÑ èÏÑÒ ÙÍÑÒÒÍ ÙÌÊÞÏÓÏÕ ×ÏÞÏÔÏ, ÎÍÑÒÐÈÑÒÏÑ äÍÔÍÐ, ÔØÔÍÏÎ, ×ÈÓÏèÏ, ÌÐØÑØÖÍ, ÓÏÑ ÕØÎÍÙÍÐ ×ÏÑÒÔÏ. ÝÍÐÏÕ ÓÏÑ ÙÍÑÓÏÐÏÑ èÏÑÒ ÖÌÑÓØÊØÑÒ ÓÍÊÍÑèÏ ÈÑÙÈÐ ÖÌÑÒÞÏÔÍÎÐÏÑ ÔÌÔÈÏÙÈ èÏÑÒ ×ÌÊÒÈÑÏ ×ÏÒÍ ÖÏÔèÏÊÏÐÏÙ, ÓÏÑ ÖÌÑÒÏÐÈÍ, ÔÌÊÙÏ ÖÌÑÒÞØÊÖÏÙÍ ÐÌ×ÌÊÞÏÔÍÎÏÑ ØÊÏÑÒ ÎÏÍÑÆ ÜÍÑÓÏÐÏÑ èÏÑÒ ÖÌÖÕÌÊÎÍÞÏÙÐÏÑ ÊÏÔÏ ÔÌÑÏÑÒ ×ÌÊ×ÍÚÏÊÏ, ×ÌÊÒÏÈÎ, ÓÏÑ ×ÌÐÌÊÉÏ ÔÏÖÏ ÓÌÑÒÏÑ ØÊÏÑÒ ÎÏÍÑÆ ÃÄ.

(38) üöýùþÿ þ ýùøùù÷ÿ ù÷ øö÷ùýù÷ ù÷ û ÷ ùýù÷ ù÷ ùö÷ û ùù  ÷ù÷ ù÷ ùûù÷ ùøù ý ùöù÷ öö÷ù. ò ô ûù

(39) ûù ù  öùùù÷ û ÷ öùýù÷ ùýø ÷øý  ùùö ù ùù÷ ù÷ û ûù ù û û öýù÷ ý ùöýù÷ ùö öö÷ù. üöýùþ ù÷ øö÷ùýù÷ ù÷  ù  þùù òô  ö ö÷ý÷ù÷ û ÷ ù ý ùýù÷ þùù ö÷ý÷ù÷ ùùû ö  ýöøù÷ù, ù÷ û ÷ ûù÷ýù÷ û ûþ ùöýö þùù-þùù ÷øý ý ùýù÷ ùùû ù÷ ù ø ùö. üöýùþ ù÷ øö÷ùýù÷ ù÷  ù ö÷ö÷ òô  ö üöù û û ö ù÷øù÷ þùù ù÷ ùö÷ ù÷ ûùùùýùø ù÷ û ûø ýù÷ô  ô  ù÷  ÷  ù ù  üöýùþ ù÷ þ öùý   ù÷ ÷øý ò  û ùýù÷ùýù÷ øù ù÷ ý ùöù÷÷ù, ù÷  ù÷ù öù ùýýù÷ÿ ø  ùùþ öö  ÷öö, ûùùùýùø, ö÷ý÷ù÷ (ùùû, öù, ù÷ ùù), ÷ ùù ù÷  ù÷ ù÷

(40) ù ù ù. üû    û ÷öý÷ù (ò -ò) òóô. õö÷øù úùûùö. øö ÷öùö-÷öùö ö÷ö ý ûöù÷ öý ûþýýù÷ ùùû öûù ÷öùö øùûù ùöø. ÷öùö ýùùýø  ùùû ÷ù÷  ÷ù÷  ù÷ÿ öö  ÷öö,  ùûù, ö÷ý÷ù÷ ù÷ ý ù÷ùù÷ô öùö ýùùýø  ù÷ ÷ù÷÷ù  ÷ù÷  ù÷ ùùù ÷öùö  ööô öùö ýùùýø  ù÷ ÷ù÷÷ù  ÷ù÷ öö  ÷öö ùùù , ööþö÷ÿ ý ù ý ùÿ ý ùøö, ûù÷öö, ùù ö÷ö÷ øù ÿ  ûù û ûù ù, ù÷  øù÷÷ ùùô öùö ýùùýø  ù÷ ÷ù÷÷ù  ÷ù÷  ùûù ûù÷öù. ùùù ø ù÷ö,  ûýùøöÿ û ÷ ùùö þ øùö,  ù ùùø ùøù ýû÷öýùøö, þ ö öù, ù÷ ö÷øù ùûùö. öùö ýùùýø  ù÷ ÷ù÷÷ù  ÷ù÷ ö÷ý÷ù÷ ùùù þ ö ö÷ý÷ù÷ô öùö ýùùýø  ù÷ ÷ù÷÷ù  ÷ù÷. ý ù÷ùù÷ ùùù  ûù÷ùø ý ù÷ùù÷ô  ÷ öøöù÷ ö÷ö û ûýýù÷ ùù ùø ÷öùö ùö ò ÷öùö ù÷ ùù, ùöø. ÷öùö ýùùýø  ù÷ ÷ù÷÷ù  ÷ù÷ ø ù÷ ùöø ÷öùö  ööô öùö  öö. òó.

(41) "#"$"% &"$"% &"'( )"*'+, -./0./#"$1"/ '.,%"#"- -.,1$"*( "y/0 #1$"*(*"/ &1&2". 3./.$1'1 1/01/ 4./#.&*,1-&1*"/ 5"0"14"/" -./"/"4"/ /1$"1 *","*'., ,.$101(& #1 #"$"4 $1/0*(/0"/ 67 8(%"44"#1"y% 9+,+5(#(, #"/ 67 :; <"5+,"'+,1(4 9%(41 8./+,.%=. 3.. Nilai Religius >1$"1 4.,(-"*"/ &.5("% *"'" "y/0 5.,&1)"' "5&'",*= 8./(,('. ?(*1"y'1. (@AABC !B) 4./"y'"*"/ 5"%2" /1 $"1 #"-"' #1*",'1*"/ &.5"0"1 &1)"' "'"( *("$1'"& "y/0 4.$.*"' -"#" &("'( +5D.*=. 6.#"/0*"/ /1$"1 4./(,(' E#1&(&1$+ (@A @C !F). 5.,"&"$ #",1 5"%"&" $"'1/ GHIJ re "y/0 ",'1/"y 5.,0(/", 4"4-( "*"/ 5.,#""y, 5.,$"*(K &.%1/00" /1$"1 #1",'1*"/ &.5"0"1 &.&("'( "y/0 #1-"/#"/0 5"1*K 5.,4"/)""' #"/ -"$1/0 5./", 4./(,(' *."y*1/"/ &.&.+,"/0 "'"( &.*.$+4-+* +,"/0. 6.4./'"," 4./(,(' L,"/*./" (M".$"/K @A AC BN) 5.,-./#"-"' 5"%w " /1$"1 ",'1/"y. *.5.,4"/)""'"/. (worth) atau kebaikan (goodness). Hal ini dapat. disimpulkan bahwa nilai merupakan hal yang bermanfaat dan mengandung kebaikan. Sedangkan Kaelan (2010: 88) berpendapat bahwa nilai mengandung cita-cita, harapan-harapan, dan keharusan. Menurut Djahiri (Zubaedi, 2013: 38) nilai adalah harga, makna, isi dan pesan, semangat, atau jiwa yang tersurat dan tersirat dalam fakta, konsep, dan teori sehingga bermakna secara fungsional. Nilai menjadi pengarah, pengendali, dan penentu perilaku seseorang. Sedangkan pengertian nilai menurut Copp (Zubaedi, 2013: 34) adalah standar yang dipegang oleh seseorang dan dijadikan dasar untuk menentukan pilihan dalam hidup. Dengan demikian nilai digunakan sebagai pedoman manusia dalam berperilaku. Hal ini selaras dengan pendapat Rukiyati (2008: 59) yang. !.

(42) QRSTyUTVTS WTXYT SZ[TZ WT\Z QTS]^ZT _Z`TVTZ _TS _Z`Ra[]VTS ^RWT\TZ [TS_T^TSb T[T^TSb _TS QcUZdT^Z _T[TQ ^R\T[T ^ZVT`b UZS\VTX [TV]b _TS `RaW]TUSSTy. eTaZ `RS_T`TU _ZTUT^ _T`TU _ZQ`][VTS WTXYT SZ[TZ QRa]`TVTS ^R^]TU] TyS\ Z_RT[ TyS\ URa[RUTV _Z ^]TU] cWfRV TyS\ QRSfT_Z [TS_T^TS QTS]^ZT _T[TQ WRa^ZVT` _TS WRa`RaZ[TV]g h[RX VTaRST ZU] SZ[TZ ^TS\TU `RSUZS\ _T[TQ VRXZ_]`TS QT^ayTVTU ]SU]V QRS\TU]a ^RQ]T UZS\VTX [TV] QT^TyaTVTU. iR[Z\Z]^ WRaT^T[ _TaZ VTUT _T^Ta WTXT^T jS\\aZ^ TyZU]. klmnonpq. Religion. WRaT^T[ _TaZ VTUT religere _TS religarR. rTUT religere QRS]a]U Cicero (Sudrajat,. 2008: 8) berarti to treat carefully (melakukan perbuatan dengan penuh kehatihatian). Perbuatan yang dimaksud dalam hal ini adalah usaha atau peribadatan yang dilakukan dalam rangka mengabdi pada Tuhan. Sedangkan kata religare berati mengikat. Ajaran-ajaran agama memang mempunyai sifat mengikat bagi manusia. Dalam agama selanjutnya terdapat ikatan antara manusia dengan Tuhan, dan agama lebih lanjut memang mengikat manusia dengan Tuhan (Nata, 2009: 10). Naim (2012: 124) mendefinisikan religius sebagai penghayatan dan implementasi ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga religius sangat berkaitan dengan perilaku seseorang terkait dengan agama yang diyakininya. Religius sebagai salah satu nilai dalam pendidikan karakter dijelaskan oleh Kemendiknas (2010: 27) merupakan sikap dan perilaku patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianut, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa religius merupakan perilaku, perasaan, sikap,. OP.

(43) uvw xyz{|{}vw ~y~y}vw€ uvvz zyv|~vwv|vw v‚v}vw v€vzv vyw€ u{vwƒ„wvy. yw€vw |v„v v{w }y{€{ƒ~ zyvz†vw€|vw †v€v{zvw ~y~y}vw€ zywy}vx|vw v‚v}vw v€vzv vyw€ u{vwƒ„wvy uvvz |y‡{uƒxvw ~y‡v}{. -‡v}{.. ˆƒ~„v}{ (‰Šs‹Œ s) †y}xywuvxv„ †v‡v w{v{ }y{€{ƒ~ zy}ƒxv|vw ~vv‡ ~v„ƒ w{v{ |v}v|„y} vyw€ †y}‡ƒ†ƒw€vw. uyw€vw Žƒ‡vw y~y}vw€ vyw€ }y{€{ƒ~. zywƒw‚ƒ||vw †v‡v x{|{}vw‘ xy}|v„vvw‘ uvw „{wuv|vw ~y~y}vw€ vyw€ u{ƒxvvy|vw ~yvƒ ~yv}v~ uyw€vw w{v{ -w{v{ ’y„ƒ‡vwvw uvw v‚v}vw-v‚v}vw v€vzvwvy.. Zuchdi. (2009: 46-48) bangsa Indonesia harus menjunjung tinggi nilai-nilai inti yang bisa diterima semua agama dan semua lapisan bangsa. Inilah yang disebut nilai spriritual atau nilai religius. Oleh karena itu, jelas bahwa nilai religius sangat penting untuk dimiliki setiap orang mengingat saat ini banyak masalah yang terjadi akibat kurangnya nilai religius seseorang. Nilai religius perlu ditanamkan pada seseorang supaya dapat mengendalikan perilakunya dan tidak menyimpang dari agamnya. Konsep religiusitas versi Stark dan Glock (Fauzan, 2013: 56) dimensi keyakinan agama dapat disejajarkan dengan akidah, ibadat (praktik agama) disejajarkan dengan syariat, konsekuensi (pengamalan) disejajarkan dengan akhlak. Hal senada juga dikemukakan Sudrajat (2008: 96) bagian pokok ajaran islam yaitu terdiri dari Akidah, Syari ah, dan Akhlak. a. Akidah Alim (2006: 124) mendefinisikan akidah sebagai urusan yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, menentramkan jiwa, dan menjadi keyakinan yang tidak bercampur dengan keraguan. Hal senada juga dikemukakan oleh Fauzan (2013:. st.

Referensi

Dokumen terkait

Melalui penerapan sistem data warehouse dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan, diantaranya proses analisis ataupun pengelolaan informasi berdasarkan data

Ketidakmampuan manusia dalam menjalankan kehidupan sehari- hari akan mendorong manusia untuk selalu mengadakan hubungan timbal balik dengan sesamanya serta bertujuan

Diantara pemikirannya adalah mengenai konsep falah, hayyah thayyibah, dan tantangan ekonomi umat Islam, kebijakan moneter, lembaga keuangan syariah yang lebih ditekankan kepada

Melalui temuan dan analisis data di atas dapat dilihat bahwa adanya pembongkaran representasi kulit hitam dalam aspek kepemimpinan dan heroisme. Namun pembongkaran itu

Seorang wanita, usia 50 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan kaki tidak dapat berjalan sejak 3 minggu yang lalu. Riwayat sebelumnya pasien sering keputihan berbau

Menurut Darminto (2010) kinerja keuangan juga merupakan keseluruhan hasil kerja manajemen dalam mengelola berbagai sumber daya yang dimiliki yang dapat.. Kinerja

Biaya Jasa Pengelolaan Sumber Daya Air yang selanjutnya disebut biaya jasa, adalah iuran pembiayaan eksploitasi dan pemeliharaan prasarana pengairan yang dipungut dari

Komisi VIII DPR RI mendesak BNPB segera melakukan koordinasi dengan instansi terkait dengan perencanaan percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempabumi di Provinsi