• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PAKAR PENYAKIT DENGAN GEJALA DEMAM MENGGUNAKAN PERANGKAT MOBILE BERBASIS ANDROID

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM PAKAR PENYAKIT DENGAN GEJALA DEMAM MENGGUNAKAN PERANGKAT MOBILE BERBASIS ANDROID"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

41

SISTEM PAKAR PENYAKIT DENGAN GEJALA DEMAM MENGGUNAKAN

PERANGKAT MOBILE BERBASIS ANDROID

Harun Sujadi1, Eni Suhaeni2

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Majalengka Jl. K.H.Abdul halim No. 103 Majalengka 45418

Telp. (0233) 8187177 & 081221223282 E-mail : harunsujadi@gmail.com

ABSTRACT

Expert system will act as an expert. System will provide a list of the symptoms until it can identify an object base on answers received. So, the expert system is to analyze a problem with expert system will help people to diagnose the disease whit symptoms of fever in humans by looking at the characteristics and symptoms experienced by the patient. And it will be able to explain and diagnose whether the patient is exposed whit symptoms such as any fever can be experienced by the patient can lead to undiagnosed disease or diarrhea, typhoid fever (typhoid), measles and scarlet fever. Expert system application research aims to diagnose diseases caused symptoms of fever on the mobile device is intended to implement an expert system application that can present the diagnosis of disease caused by fever fast and easy to use on mobile devices base on Android.

Keyword : Expert System. A Disease with Symptoms of Fever, Android.

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia medis saat ini banyak yang menggunakan komputer untuk membantu diagnosis maupun pencegahan dan penanganan suatu penyakit. Selain itu sebagian besar dari masyarakat tidak terlatih secara medis, sehingga apabila mengalami gejala penyakit yang diderita belum tentu dapat memahami cara-cara penanggulangannya. Dalam masyarakat, demam dikenal sebagai sebuah penyakit yang cukup umum terjadi. Hanya sedikit orang yang tahu bahwa demam sebenarnya sebuah gejala dari berbagai kemungkinan penyakit.

Situasi tersebut dapat dihindari jika masyarakat memiliki sedikit pengetahuan tentang kesehatan. Pengetahuan dapat diperoleh dari buku-buku atau situs-situs internet yang membahas tentang kesehatan. Sistem pakar akan bertindak layaknya seperti seorang pakar. Sistem akan memberikan daftar gejala-gejala sampai bisa mengidentifikasi suatu objek berdasarkan jawaban yang diterimanya. Jadi kerja sistem pakar adalah menganalisis suatu masalah. Dengan adanya sistem pakar ini diharapkan nantinya bisa membantu masyarakat untuk mendiagnosa penyakit dengan gejala demam pada manusia dengan melihat ciri-ciri dan gejala-gejala yang dialami pasien dan nantinya sistem pakar ini dapat menjelaskan dan mengdiagnosa apakah pasien tersebut terkena penyakit dengan gejala demam yang seperti apa, bisa jadi gejala demam yang di alami pasien dapat menyebabkan atau terdiagnosa penyakit Diare, Demam Thypoid (tipes), Campak dan Demam Berdarah.

Kemajuan teknologi khususnya pada bidang

mobile banyak sekali memberikan keuntungan dan

kemudahan dalam penghematan waktu dan penghematan tenaga kerja. Android merupakan sistem operasi untuk smartphone atau tablet PC yang di kembangkan oleh Google. Android bersifat

open source. Sehingga banyak developer android

mengembangkan aplikasi seperti game,

multimedia, file explorer, GPS, dan lain-lain. Maka dari itu peneliti akan membuat aplikasi sistem pakar bertujuan untuk diagnosis penyakit yang diakibatkan gejala demam pada perangkat

mobile ini bertujuan untuk menerapkan aplikasi

sistem pakar yang dapat menyajikan hasil diagnosis penyakit yang disebabkan oleh gejala demam yang cepat dan mudah untuk digunakan pada perangkat mobile dengan berbasis android. II. LANDASAN TEORI

2.1 DefinisiSistem Pakar

Sistem pakar atau Expert System biasa disebut juga dengan knowledge based system yaitu suatu aplikasi komputer yang ditujukan untuk membantu pengambilan keputusan atau pemecahan persoalan dalam bidang yang spesifik. Sistem ini bekerja dengan menggunakan pengetahuan (knowledge) dan metode analisis yang telah didefinisikan terlebih dahulu oleh pakar yang sesuai dengan bidang keahliannya. Sistem ini disebut sistem pakar karena fungsi dan perannya sama seperti seorang ahli yang harus memiliki pengetahuan, pengalaman dalam memecahkan suatu persoalan. Sistem biasanya berfungsi sebagai kunci penting yang akan membantu suatu sistem pendukung keputusan atau sistem pendukung eksekutif. Sistem pakar terdiri dari dua komponen utama

(2)

42 yaitu : basis pengetahuan (knowledge base) dan alat pengambilan kesimpulan (inference engine). Biasa pengetahuan didapat dari akumulasi pengetahuan pakar pada bidang tertentu.

Pengetahuan disini didefinisikan sebagai kumpulan data dan himpunan aturan untuk memanipulasi atau mengolah data untuk menjadi pengetahuan baru. Basis pengetahuan merupakan komponen penting dari suatu sistem pakar, besar kecilnya kemampuan sistem pakar biasanya ditentukan oleh kapasitas dari basis pengetahuannya, sedangkan mesin pengambil keputusan adalah aplikasi yang membantu dan memandu pengguna sistem pakar dalam memanipulasi data dan memilih pengetahuan yang sesuai untuk mendapatkan kesimpulan. Menurut Prof. Dr. Ir. Marimin, M.Sc., (2005 :19) yang dikutip dari Feigenbaum (1985), menyatakan bahwa ‘Sistem pakar adalah perangkat lunak komputer cerdas yang menggunakan pengetahuan dan prosedur inferensi untuk memecahkan masalah yang cukup rumit atau memerlukan kemampuan seorang pakar untuk memecahkannya’. Sistem pakar berbeda dengan program konvensional, karena program yang terakhir hanya dapat dimengerti oleh pembuat program (programmer). Sistem pakar bersifat interaktif dan mempunyai kemampuan untuk menjelaskan apa yang ditanyakan pengguna (user friendly).

2.2 Struktur Sistem Pakar

Sistem pakar terdiri dari dua bagian utama, yaitu bagian pengembangan dan konsultasi. Bagian pengembangan sistem pakar digunakan oleh penyusunnya untuk memasukkan pengetahuan dasar ke dalam lingkungan sistem informasi. Dalam hal ini operasionalisasi sistem pakar dibagi atas empat modul, yaitu : Pengelolaan dialog (pengertian bahasa alamiah, konteks, dan lain - lain).

1) Pemecahan masalah (alasan, meta-logika, dan lain - lain).

2) Pengelolaan pengetahuan (penempatan fakta, aturan dan akses program secara algoritma klasik).

3) Struktur komunikasi antar tiga modul sebelumnya (butir 1-3).

Pada prinsipnya, sistem pakar tersusun dari beberapa komponen yang mencakup :

1) Fasilitas akuisisi pengetahuan,

2) Sistem berbasis pengetahuan (Knowledge

based system),

3) Mesin Inferensi (Inference engine),

4) Fasilitas untuk penjelasan dan justifikasi, dan 5) Penghubung antara pengguna dan sistem pakar

(User Interface).

Menurut Turban (1995) struktur skematis sebuah sistem pakar sebagai berikut :

Gambar 2.1 Struktur Skematis Sebuah Sistem Pakar (Arhami, 2005:14)

2.3 Definisi Analisis Berorientasi Objek

Analisis berorientasi objek (OOA - Object

Oriented Analysis) adalah tahapan perangkat lunak

dalam menentukan spesifikasi sistem (SRS /

System Requirement Specification) dan

mengidentifikasi kelas - kelas serta hubungannya satu terhadap yang lain.

1) Definisi Perancangan Beorientasi Objek Perancangan berorientasi objek (OOD -Object

Oriented Design) adalah tahapan merancang

kelas-kelas yang teridentifikasi selama tahapan alisis dan antarmuka pengguna (user interface). Selama tahap ini, kita mengidentifikasi dan mungkin menambahkan beberapa objek dan kelas yang mendukung implementasi dari spesifikasi kebutuhan.

2) RUP (Rational Unified Process)

RUP (Rational Unified Process) adalah pendekatan pengembangan perangkat lunak yang dilakukan secara berulang-ulang (iterative), focus pada arsitektur

(architectur-centric), lebih diarahkan berdasarkan

penggunaan kasus (use case driven). RUP merupakan proses rekayasa perangkat lunak dengan pendefinisian yang baik (well defined) dan penstrukturan yang baik (well structured). RUP menyediakan pendefinisian struktur yang baik untuk alur hidup dan perangkat lunak. RUP adalah sebuah produk proses perangkat lunak yang dikembangkan oleh Rational Software yang diakuisisioleh IBM di bulan Februari 2003.

(3)

43 Gambar 2. 2 Ilustrasi Model RUP

(A.S. Rosa, 2001 : 105)

2.4 Pengenalan Unified Modeling Language (UML)

Pada perkembangan teknik pemrograman berorientasi objek, muncul lah sebuah standarisasi bahasa pemodelan untuk pembangunan perangkat lunak yang dibangun dengan menggunakan teknik pemrograman berorientasi objek, yaitu Unified

Modeling Language (UML). UML muncul karena

adanya kebutuhan pemodelan visual untuk menspesifikasikan, menggambarkan, membangun, dan dokumentasi dari sistem perangkat lunak. UML merupakan bahasa visual untuk pemodelan dan komunikasi mengenai sebuah sistem dengan menggunakan diagram dan teks-teks pendukung.

UML hanya berfungsi untuk melakukan pemodelan. Jadi penggunaan UML tidak terbatas pada metodologi tertentu, meskipun pada kenyataan UML paling banyak digunakan pada metodologi berorientasi objek. Seperti yang kita ketahui bahwa banyak hal di dunia sistem informasi yang tidak dapat dibakukan, semua tergantung kebutuhan, lingkungan dan konteksnya. Begitu juga dengan perkembangan penggunaan UML bergantung level abstraksi penggunaannya. Jadi belum tentu pandangan yang berbeda dalam penggunaan UML adalah suatu yang salah, tapi perlu ditelaah dimakah UML digunakan dan hal apa yang ingin divisualkan. Secara analogi jika dengan bahasa yang kita gunakan sehari-hari, belum tentu penyampaian bahasa dengan puisi adalah hal yang salah. Sistem informasi bukanlah ilmu pasti, maka jika ada banyak perbedaan dan interpretasi di dalam bidang sistem informasi merupakan hal yang sangat wajar.[Rosa, M. Shalahuddin, 2013:137].

2.5 Diagram Unified Modeling Language

(UML)

Pada UML 2.3 terdiri dari 13 macam diagram yang dikelompokkan dalam 3 kategori. Pembagian kategori dan macam-macam diagram tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah.

UML 2.3 Behavior Diagrams Structure Diagrams Intraction Diagrams Class diagram Object diagram Component diagram Composite diagram Package diagram Deployment diagram Activity diagram Use Case diagram Structure Diagrams Sequence diagram Communication diagram Timing diagram Interaction overview diagram

Gambar 2.3 Diagram UML (A.S. Rosa, 2001)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Kerangka Berpikir

Kerangka berfikir merupakan serangkaian bagin-bagn yang menggambarkan alur dari proses penelitian dalam pembuatan sistem pakar terlebih dahulu menjabarkan kerangka berfikir sebagai berikut : Mulai Selesai - Pengumpulan data: 1. Interview 2. Observasi - Klasifikasi data : 1. Pakar 2. Fakta Pengujian - Perancangan antarmuka - Knowledge base - Coding Pengamatan Lapangan Tinjauan Pustaka Identifikasi Masalah Akuisisi pengetahuan Representasi pengetahuan Desain Implementasi

Gambar 3.1 Kerangka berpikir

Dari ilustrasi kerangka berfikir diatas, dapat dijelaskan bahwa :

1) Pengamatan Lapangan

Pengamatan lapangan adalah tahap yang dilakukan sebelum tahap indentifikasi masalah. Pengamatan lapangan dilakukan untuk

(4)

44 mengetahui secara langsung penyakit apa saja yang disebabkan oleh gejala demam

.

2) Identifikasi masalah

Identifikasi masalah merupakan tahap yang dilakukan setelah melakukan pengamatan langsung ke lapangan. Pada tahap ini dilakukan perumusan mengenai penyakit apa saja yang disebabkan oleh gejala demam yang didukung dengan ilmu-ilmu dari sumber lain seperti buku, majalah, ataupun jurnal.

3) Akuisisi pengetahuan

Dalam tahap ini dilakukan pemindahan atau input data penyakit yang disebabkan oleh gejala demam yang sudah dikumpulkan baik dari pakar dan fakta dilapangan dan dilengkapi dengan pengetahuan dari buku-buku terkait ke dalam sistem komputer.

a) Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan interview dengan dokter, mantri ataupun perawat terkait dan di tambah dengan studi pustaka.

b) Klasifikasi Data

Klasifikasi data merupakan tahap untuk menyusun data secara sistematis atau menurut beberapa aturan atau kaidah yang telah ditetapkan.

4) Representasi pengetahuan

Didalam tahap ini dilakukan representasi pengetahuan yang merupakan tahapan representasi yang dapat dilakukan setelah akusisi data.

a) Mekanisme Inferensi

Mekanisme inferensi adalah bagian dari sistem pakar yang melakukan inferensi dengan penalaran yang menggunakan isi daftar aturan berdasarkan urutan dan pola tertentu. Secara umum komponen yang ada dalam mekanisme inferensi adalah teknik penalaran dan teknik penelusuran.

b) Pohon Keputusan

Teknik representasi pengetahuan pada aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit apa saja yang disebabkan oleh gejala demam ini menggunakan metode pohon (tree). Pohon (tree) merupakan struktur penggambaran pohon secara hirarkis yang terdiri dari beberapa node-node yang menunjukkan objek dan hubungan antar objek.

5) Desain

Setelah representasi pengetahuan selesai maka akan dimulailah tahap pembuatan desain. Dalam tahap ini pembuatan desain terdiri dari: a) Perancangan Antar Muka Pemakai (User

Interface)

User interface merupakan bagian dari

sistem pakar yang digunakan sebagai media

atau alat komunikasi antar user dan sistem. Sistem yang akan dibuat adalah penetuan jenis penyakit yang disebabkan oleh demam dengan menggunakan program berbasis

android. Ada cara yang dapat digunakan

oleh user untuk melihat gejala-gejala dan penyakit itu sendiri yaitu dengan Konsultasi, konsultasi ini berfungsi sebagai tempat untuk berkonsultasi mengenai penyakit dengan memilih gejala dan menjawab pertanyaan yang telah disediakan. Setelah menjawab maka akan muncul layar diagnosa, apabila tidak muncul berarti penyakit tersebut belum terdiagnosa.

b) Perancangan Knowledge Base

Pada perancangan Knowledge base aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit yang disebabkan oleh demam ini menggunakan program berbasis android. 6) Pengujian

Dalam tahap ini pengujian dilakukan untuk menghilangkan bug dan eror. Di dalam program tersebut. Jika tidak terjadi bug dan

eror maka program tersebut bisa dijalankan

dan dipakai untuk semua user yang memerlukannya.

7) Implementasi

Tahap implementasi dapat dilakukan setelah desain jadi, lalu bebas dari bug dan eror di dalam program tersebut.

3.2 Tabel Keputusan

Berikut ini merupakan tabel keputusan diagnosa penyakit yang disebabkan oleh gejala demam.

Tabel 1.1 Tabel Keputusan No

.

Penyakit Gejala

DBD Campak Types Diare

1 Demam Ya Ya Ya Ya

2 Berak cair Tidak Tidak Tidak Ya 3 Mata cekung Tidak Tidak Tidak Ya 4 Dehidrasi Tidak Tidak Tidak Ya 5 Perut mules Tidak Tidak Tidak Ya 6 Elastisitas

kulit menurun

Tidak Tidak Tidak Ya 7 Bibir

pecah-pecah

Tidak Tidak Ya Tidak 8 Nafsu makan menurun Ya Ya Ya Tidak 9 Lesu, lemah, letih Tidak Ya Ya Tidak 10 Widalnya positif

Tidak Tidak Ya Tidak 11 Warna Kulit kemerahan Tidak Ya Tidak Tidak 12 Bintik merah

pada kulit

Ya Tidak Tidak Tidak

13 Mual, muntah, susah tidur

(5)

45 3.3 Pohon Keputusan

Berikut ini merupakan pohon keputusan diagnosa penyakit yang disebabkan oleh gejala demam. P1 P2 P3 P4 G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7 G8 G9 G10 G11 G12 G13

Gambar 3.2 Pohon KeputusanPenyakit dengan Gejala Demam

Keterangan :

Kode Nama Penyakit

P1 Penyakit Diare P2 Penyakit Types P3 Penyakit Campak

P4 Penyakit DBD

G1 Gejala demam

G2 Gejala berak cair G3 Gejala mata cekung G4 Gejala dehidrasi G5 Gejala perut mules

G6 Gejala elastisitas kulit menurun G7 Gejala bibir pecah-pecah G8 Gejala nafsu makan menurun G9 Gejala lesu, lemah, letih G10 Gejala widal positif

G11 Gejala warna Kulit kemerahan G12 Gejala bintik merah pada kulit G13 Gejala mual, muntah, susah tidur 3.4 Use Case Diagram

Use case diagram merupakan diagram yang

menggambarkan semua kasus (case) yang akan ditangani oleh perangkat lunak beserta aktor atau pelakunya. Pakar User Mencari Solusi Memberikan Solusi <<include>> Sistem Pakar Penyakit dengan Gejala Demam

Menggunakan Perangkat Mobile Berbasis Adnnroid

Gambar 3.3 Use Case Diagram

3.5 Struktur Skematis Sistem Pakar Analisis Kesehatan dengan Gejala Demam

Berikut ini struktur skematis sistem pakar analisis kesehatan dengan gejala demam.

Antarmuka Aksi yang direkomendasi BlackBoard Rencana Agenda Solusi Desciption Fasilitas Penjelasan Motor - Interpeter Inferensi - Scheduler - Consistency enforcer Basis pengetahuan Fakta : apa yang di ketahui tentang area

domain Aturan :logical referensi

Penyaring Pengetahuan User Rekayasa Pengetahuan Pengetahuan Ahli Penambahan Pengetahuan

Gambar 3.4 Struktur Skematis Sistem Pakar Struktur dasar dari sistem pakar dapat dibagi menjadi dua area utama, yakni area konsultasi dan area pengembangan.

1) Pada area konsultasi, seorang user yang bukan ahli dapat berinteraksi/berkonsultasi dengan sistem pakar melalui antarmuka program sistem pakar. Melalui antarmuka ini sistem pakar mencoba untuk mengumpulkan informasi tentang masalah dari user, biasanya melalui mekanisme tanya jawab. Berbeda dengan area konsultasi, pada area pengembangan dikususkan untuk para ahli yang mengembangkan sistem pakar yang bersangkutan. Disini para ahli tersebut dapat menambahkan informasi kepakaran dari seorang pakar kedalam knowledge

base-nya(basis pengetahuan) maupun

mengembangkan komponen-komponen motor inferensi-nya.

2) Input dari user melalui antarmuka diteruskan ke motor inferensi untuk dilakukan pemrosesan lebih lanjut. Motor inferensi sendiri merukan kumpulan metodelogi yang digunakan untuk melakukan penalaran terhadap informasi di dalam knowledge base dan blackboard. Dengan penalaran tersebut diharapkan user

(6)

46 mendapatkan solusi yang sesuai dengan masalahnya.

3.6 Diagram Sequence 1) User (Pencarian Solusi)

a) Cek data masalah gejala

Masalah masalahCtrl mosMasalah

1: new masalahCtrl()

2: chek masalah()

2: loadObjectList() 1: new mosMasalah()

Gambar 3.5 Diagram Sequence Cek data masalah gejala

b) Pilih data masalah

Masalah masalahCtrl mosMasalah

1: new masalahCtrl()

2: select masalah()

2: loadObjectList() 1: new mosMasalah()

Gambar 3.6 Diagram Sequence Pilih data masalah gejala

2) Pakar (Penyampaian Solusi) a) Catat data solusi

Solusi solusiCtrl mosSolusi

1: new solusiCtrl() 2: editSolusi() 2: check() 1: new mosMasalah() 3: saveSolusi() 2: store()

Gambar 3.7 Diagram Sequence Catat data solusi penyakit

b) Tampilkan data solusi

Solusi solusiCtrl mosSolusi

1: new solusiCtrl()

2: show()

2: loadObjectList() 1: new mosSolusi()

Gambar 3.8 Diagram Sequence Tampilkan data solusi penyakit

3) Diagram Deployment

Diagram deployment menggambarkan

arsitektur fisik dari sistem, seperti hardware.

Software Aplikasi Eclipse Java Android Perangkat Lunak Pengembang Perangkat Lunak Sistem Pakar

Gambar 3.9 Diagram Deployment 4) Diagram Package

Dalam perkembangannya perangkat lunak sistem pakar ini memiliki banyak kelas, sehingga pengelompokkan kelas-kelas tersebut menjadi sangat membantu pencarian sebuah kelas baik dari level yang lebih tinggi maupun menuju level yang lebih detail.

(7)

47 Gambar 3.10 Diagram Package

5) Diagram Komponen

Diagram komponen menggambarkan paket fisik dari modul pengkodean dan menunujukkan

interface yang digunakan untuk berkomunikasi

antar komponen.

Gambar 3.11 Diagram Komponen 3.7 Tampilan Layar Program

1) Tampilan Menu Andorid

Gambar 3.12 Tampilan Menu Awal Android 2) Tampilan Menu Aplikasi

Gambar 3.13 Tampilan Menu Aplikasi 3) Tampilan Informasi

Gambar 3.14 Tampilan Informasi 4) Tampilan About

Gambar 3.15 Tampilan About 5) Tampilan Galeri

Gambar 3.16 Tampilan Galery 6) Tampilan Gejala

Gambar 3. 17 Tampilan Gejala 7) Tampilan Hasil

Perangkat Lunak

Sistem Pakar Eclipse, Java, Android

Software Bahasa Pemrgoraman 1. User Interface 2. Proses 3. Data User Pakar

(8)

48 Gambar 3.18 Tampilan Hasil Diagnosa

8) Tampilan Penyakit

Gambar 3.19 Tampilan Penyakit 9) Tampilan Notes

Gambar 3.20 Tampilan Notes IV. KESIMPULAN

1. Kesimpulan

Dari uraian yang terdapat pada laporan ini, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Dengan adanya sistem pakar ini user bisa mengetahui masalah penyakit yang di derita pasien dengan gejala demam. 2. Dengan sistem pakar ini user juga bisa

mendapatkan solusi untuk pemecahan masalahnya secara cepat dan akurat. 2. SARAN

Saran-saran yang dapat penulis berikan terhadap jalannya sistem pakar penyakit dengan gejala demam adalah:

1. Untuk menjalankan aplikasi ini perlu perangkat mobile yang berbasis android. 2. Untuk kedepannya sistem pakar ini dapat

dikembangkan, sehingga perlu dilakukan penambahan data pengetahuan (update

knowledge base) oleh pakar sehingga

cakupan data dan solusinya menjadi lebih kompleks.

V. DAFTAR PUSTAKA

Arhami, Muhammad. 2005. Konsep Dasar Sistem

Pakar. Yogyakarta : ANDI

A.S., Rosa, M. Shalahuddin. 2013. Rekayasa

Perangkat Lunak Terstruktur dan

Berorientasi Objek. Bandung :

INFORMATIKA

Hartati Sri, Sari Iswanti. 2008. Sistem Pakar &

Pengembangannya. Yogyakarta :

Graha Ilmu.

Kusrini,M.Kom.2008. Aplikasi Sistem Pakar. Yogyakarta : ANDI OFFSET.

Prof. Dr. Ir. Marimin, M.Sc. 2005. Teori dan

Aplikasi Sistem Pakar dalam Teknologi Manajerial. Bogor : IPB PRESS.

Pudjo Widodo, Prabowo, Herlawati. 2011.

Menggunakan UML. Bandung :

INFORMATIKA.

Safaat H., Nazruddin. 2012. Pemrograman

Aplikasi Mobile Smartphone dan

Tableet PC Berbasis Andorid. Bandung

: INFORMATIKA.

Safaat H., Nazruddin. 2013. Aplikasi Berbasis

Android. Bandung : INFORMATIKA.

Turban, Efraim. (1995). Decision Support and

Expert System: Management Support System. Forth Edition. Prentice Hall

Gambar

Gambar    2.1  Struktur  Skematis  Sebuah  Sistem  Pakar (Arhami, 2005:14)
Gambar 2.3 Diagram UML  (A.S. Rosa, 2001)
Tabel 1.1 Tabel Keputusan  No
Gambar  3.2  Pohon  KeputusanPenyakit  dengan  Gejala Demam
+3

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menentukan alokasi waktu penulis membuat konsep berupa jadwal harian dalam menghafal yang bisa digunakan oleh santri dan asâtîź dalam mengontrol hafalan

Hal ini harus sejalan dengan rancangan kebijakan yang diputuskan pada tingkat Organisasi Pemerintah yang telah dikoordinasikan oleh Unit-Unit Organisasinya (top

d) Guru memberikan motivasi kepada seluruh peserta didik agar semangat dan fokus dalam mengikuti pembelajaran daring (online). Religius Pantang

Dalam faktor – faktor tersebut telah ditentukan variabel – variabel yang telah dibakukan berdasarkan loading factor yaitu faktor pertama terdiri Harga, manfaat, kandungan,

basis data yang dibuat untuk dapat melayani pencarian dengan cepat, penarikan,.. permintaan khusus, dan kemudahan dalam

merubah ketentuan (untuk mendapat kemenangan) dari Allah ”.(QS.. Maka jelaslah bahwa dalam panggung sejarah manusia, bahwa bangsa manapun terdapat ketetapan Allah sebagai

(2) Tidak terdapat perbedaan yang nyata pada volumer jeruk ekspor Sumatera Utara dan harga jeruk ekspor sebelum dan sesudah CAFTA ( China ASEAN Free Trade Area).. Terdapat

percepatan ini harus diulangi sebanyak n perioda getar (sejumlah yang diperlukan) pada suatu rasio redaman  yang sama.. Plot Time History Percepatan