• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONFLIK TERBESAR PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KONFLIK TERBESAR PENDAHULUAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KONFLIK TERBESAR

PENDAHULUAN

Satu tujuan terpenting dari Pengajaran Firman dengan Pendalaman Alkitab adalah, supaya yang mendengar, menerima dan menyelidiki firman-Nya beroleh hati yang takut akan Tuhan, karena hal itu erat dengan Pengenalan akan Allah (Ams.2:1-5; Yes.11:2).

Ul.4:10 “yakni hari itu ketika engkau berdiri di hadapan TUHAN, Allahmu, di Horeb, waktu TUHAN berfirman

kepadaku: Suruhlah bangsa itu berkumpul kepada-Ku, maka Aku akan memberi mereka mendengar segala perkataan-Ku, sehingga mereka takut kepada-Ku selama mereka hidup di muka bumi dan mengajarkan demikian kepada anak-anak mereka.”

Maz.34:12 “Marilah anak-anak, dengarkanlah aku, takut akan TUHAN akan kuajarkan kepadamu!”

Maz.86:11 “Tunjukkanlah (Teach = Ajarkanlah) kepadaku jalan-Mu, ya TUHAN, supaya aku hidup menurut

kebenaran-Mu; bulatkanlah hatiku untuk takut akan nama-Mu.”

Mengapa setiap orang percaya harus takut akan Tuhan? Sebab “Permulaan hikmat adalah takut

akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian” (Ams.9:10). Dengan takut akan

Tuhan, maka mulailah orang percaya hidup dengan hikmat Tuhan. Selain itu, dengan takut akan Tuhan

kita dapat belajar taat, yang membuat kita mengenal dengan benar Allah Yang Mahakudus!

Hikmat adalah kecerdasaan untuk memilih mana yang baik, benar dan berkenan kepada Allah. Dengan hikmat, maka orang dapat menjauh dari yang tidak baik, tidak benar dan yang menjadi kebencian Tuhan. Hikmat mutlak diperlukan, karena kita adalah makhluk yang mempunyai kebebasan pribadi.

Kegagalan manusia pertama disebabkan karena tidak taat, sehingga memilih untuk makan buah pengetahuan baik dan jahat. Dengan makan buah tsb, manusia ingin menjadi penentu mana yang baik dan jahat, mana yang benar dan mana yang salah! Di sinilah manusia dijerumuskan oleh Iblis, supaya menentukan kebenarannya sendiri, yang sekarang populer dengan sebutan “Hak Asasi Manusia!”

Itulah sebabnya, Allah Yang Mahatahu telah menubuatkan apa yang akan terjadi di masa mendatang, seperti dinyatakan firman nubuat ini: “Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan

datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka

akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!” (2Tim.3:1-5).

Bukankah kita telah melihat setiap ucapan Tuhan di atas telah menjadi kenyataan? Awal dari semuanya itu berpangkal kepada sifat “mencintai dirinya sendiri…… lebih menuruti hawa nafsu dari

pada menuruti Allah.” Cinta kepada Tuhan ditunjukkan dengan mentaati firman-Nya, karena percaya Dia

adalah Pencipta, yang mengatur dan menentukan hidup manusia. Pemberontakan atau kepatuhan semuanya bermuara dalam hati, hati yang mengasihi Tuhan atau hati yang sombong!

Sebab itu, konflik sebenarnya dimulai dari dalam hati kita masing-masing! Pada awal sejarah manusia, Allah memberikan hati nurani sebagai penimbang benar atau salah (Inilah hukum kebebasan pribadi, sebab masing-masing pribadi menentukan kebenaran!). Namun karena manusia mengabaikan hati nuraninya sendiri, maka Allah menambahkan hukum Torat, supaya nyata mana yang benar (boleh) dan mana yang salah (tidak boleh dilakukan). Tetapi manusia tidak mampu menjalankan hukum Torat ini, karena nafsu “ingin” nya (hukum Torat kesepuluh!), sehingga mereka melanggar hukum-hukum-Nya juga. Sebab itu, Allah memberikan jalan kelepasan melalui hukum Anugerah, dengan membebaskan

(2)

manusia dari kutuk hukum Torat (diampuni) dan memberikan hati baru (dibenarkan – Ibr.8:10), sehingga manusia baru ini dapat mematuhi hukum-hukum-Nya. Haleluyah!

Hati yang baru adalah hati yang berhikmat, dapat memilih mana yang benar dan mana yang salah; itulah hati yang takut akan Tuhan, yang mempercayai Firman-Nya pasti terjadi (Maz.33:8-9), bahwa akan terjadi Konflik Terbesar!

Sebagai Allah Yang Mahatahu, Ia dapat memberitahukan apa yang akan terjadi di kemudian hari dengan tepat. Memang manusia dapat meramal/memprediksi peristiwa-peristiwa y.a.d., namun karena sifatnya ramalan, belum tentu akan terjadi. Tetapi Firman Allah adalah nubuat yang pasti akan terjadi, sebab selain Mahatahu, Dia juga Allah Yang Mahakuasa, yang akan melaksanakan seperti yang dikatakan-Nya!

Yes.46:9-11 “Ingatlah hal-hal yang dahulu dari sejak purbakala, bahwasanya Akulah Allah dan tidak ada yang lain,

Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku, yang memberitahukan dari mulanya hal yang kemudian dan dari zaman purbakala apa yang belum terlaksana, yang berkata: Keputusan-Ku akan sampai, dan segala kehendak-Ku akan Kulaksanakan, yang memanggil burung buas dari timur, dan orang yang melaksanakan putusan-Ku dari negeri yang jauh. Aku telah mengatakannya, maka Aku hendak melangsungkannya, Aku

telah merencanakannya, maka Aku hendak melaksanakannya.”

Pencipta, yang menciptakan para malaikat dan manusia, tahu dengan tepat bahwa ciptaan-Nya, yang memberontak terhadap diri-Nya, kelak akan menyatu dalam satu kesatuan untuk melakukan perlawanan bersama menentang Allah. Para malaikat yang memberontak terhadap Allah dipimpin oleh Lucifer, mereka semua disebut iblis. Dan semua manusia yang memberontak, kelak akan bersatu menentang Tuhan dipimpin oleh seorang Antikris, yang disertai seorang Nabi Palsu, yang mengadakan rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang

dapat menyelamatkan mereka (2Tes.2:9-10).

Sebelum dunia dijadikan, Allah sudah merencanakan Gereja. Gereja adalah kumpulan orang percaya, yang mau taat kepada Yesus, Anak Allah, yang diutus untuk menyelamatkan manusia berdosa dengan cara ditebus dengan darah-Nya, dan kemudian dididik dalam Kebenaran, sehingga mampu meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi supaya hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia ini, sambil menantikan pengharapan diubahkan dalam tubuh kemuliaan (Tit.2:11-13).

Sewaktu Yesus berumur delapan hari dan dibawa ke Yerusalem untuk disunat menurut aturan Torat, maka Ia disambut dan ditatang oleh Simeon, seorang benar dan saleh, yang bernubuat demikian:

“Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan – dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri –, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang."

Pokok persoalan yang menimbulkan perbantahan seluruh manusia pada akhir zaman adalah masalah Kebenaran yang ditetapkan Allah, yakni Tuhan Yesus sebagai Juruselamat dan Firman-Nya! Kebenaran yang menyatakan, bahwa manusia telah berdosa dan perlu penebusan, dan hanya dapat dilakukan oleh Allah sendiri melalui pengorbanan Yesus, pribadi Allah kedua yang menjadi manusia!

Konflik terbesar akan terjadi, sebab manusia akan terpolarisasi dalam dua aliran yang bertentangan; yang percaya pernyataan Allah tsb dan yang tidak percaya, yang rohani dan yang duniawi, yang kudus dan yang najis, seperti dinyatakan dalam firman nubuat ini: “Barangsiapa yang berbuat

jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!"

Puncak konflik kelak terjadi tatkala Iblis, yang menyesatkan bangsa-bangsa pada keempat penjuru bumi, berperang melawan orang-orang kudus milik Tuhan, pada akhir dari Kerajaan 1000 tahun damai. Saat itu Iblis dan semua pengikutnya dilemparkan Tuhan ke neraka yang kekal (Wah.20:7-10). Haleluyah!

(3)

I. SEJARAH KONFLIK

Menurut firman Tuhan, konflik dimulai dari perasaan iri hati dan mementingkan diri sendiri, seperti dinyatakan dalam surat Yak.3:14-16 “Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu

mementingkan diri sendiri, janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan

kebenaran! Itu bukanlah hikmat yang datang dari atas, tetapi dari dunia, dari nafsu manusia, dari setan-setan. Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala

macam perbuatan jahat.”

Menurut ayat-ayat ini, sumber konflik berasal dari hikmat yang muncul dari dunia, nafsu manusia

dan setan-setan. Yang menjadi pertanyaan, hikmat mana yang mengawalinya? Nah, untuk mengetahui

hikmat siapa, kita mendapat keterangannya dari Alkitab pada waktu Tuhan bertanya kepada Ayub tentang keberadaannya saat dasar bumi diletakkan.

Ayub 38:4-7 “Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai

pengertian! Siapakah yang telah menetapkan ukurannya? Bukankah engkau mengetahuinya? -- Atau siapakah yang telah merentangkan tali pengukur padanya? Atas apakah sendi-sendinya dilantak, dan siapakah yang memasang batu penjurunya pada waktu bintang-bintang fajar bersorak-sorak bersama-sama, dan semua anak Allah bersorak-sorai?”

Dari pernyataan ini, maka kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa urutan penciptaan hal-hal yang dilakukan Allah adalah:

1. Bintang-bintang fajar – itulah planet-planet di angkasa. Mereka dikatakan “bersorak-sorak” atau “memuji Tuhan,” seperti dinyatakan juga dalam Maz.148:3.

2. Anak-anak Allah – itulah malaikat Ayub.1:6; 2:1. Termasuk Setan dan malaikat-malaikat jahat pengikutnya (sebelum kejatuhannya).

3. Bumi – menurut ayat di atas, bumi adalah planet yang diciptakan sesudah planet-planet lain dan

malaikat-malaikat, sebab mereka bersorak sorai saat dasar bumi diletakkan.

4. Manusia – setelah bumi, yang dirusak Iblis (Kej.1:2), direnovasi (Kej.2:4-7).

Bila demikian urutannya, maka “hikmat dari setan-setan” mendahului hikmat dari dunia dan

hikmat dari nafsu manusia; itulah awal dari semua konflik!

SETAN PEMULA KONFLIK

Saat Pencipta meletakkan dasar bumi (Yes.40:21; Yer.10:11, 12), tentunya Dia juga mengumumkan, bahwa bumi ini akan dihuni oleh ciptaan-Nya, yang dijadikan serupa dan segambar dengan Dia. Tentang kedudukan manusia di mata Tuhan, Maz.8:4-7 menerangkan demikian: “Jika aku

melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah (MKJV: lack a little from God = sedikit lebih rendah dari Allah), dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya.”

Mendengar pernyataan ini, Lucifer, yang saat itu sebagai “Pemimpin para malaikat pemuji,” tentu terkejut dan timbullah iri hatinya terhadap manusia, ciptaan yang dibentuk terkemudian, namun ditempatkan di atas semua buatan tangan-Nya, termasuk di atas para malaikat! Dia berpikir “Allah tidak

adil!” Karena itu, didorong kuat oleh perasaan iri hatinya, ia mengajak malaikat-malaikat memberontak,

dan bahkan ingin mengambil alih kekuasaan dari Sang Pencipta, tanpa berpikir bahwa dia hanyalah ciptaan saja! Dan inilah keterangan yang disampaikan nabi Yesaya tentang sikap Iblis.

Yes.14:12-14 “Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur (sebaiknya diterjemahkan: hai Bintang

bercahaya = O shining star – MKJV), putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang

mengalahkan bangsa-bangsa! Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku

hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi!”

(4)

Setan pada awalnya adalah “Bintang bercahaya, putera Fajar.” Sebutan “bintang” merupakan sosok cemerlang, seperti diharapkan Tuhan terhadap umat-Nya dalam ayat ini: “sehingga kamu

bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia” (Flp.2:15). Iri hati Setan muncul sebab ada

sosok lain yang lebih dihargai Allah Pencipta!

Sebab itu, Iblis yang tahu rencana Allah mencipta bumi sebagai kediaman manusia, memberontak dengan mempengaruhi 1/3 jajaran malaikat lain dan kemudian merusak bumi, sehingga kita membaca berita ini: “Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya” (Kej.1:2a).

“Belum berbentuk” dari kata: tôhû, berarti terlantar, gersang. Perbuatan Iblis dan malaikat-malaikat jahat

pengikutnya membuat bumi rusak, diliputi es, dan terlantar sekian lama, sehingga zaman itu dikenal sebagai “Zaman Es.”

Namun kemudian, Allah bertindak merenovasi atau memulihkannya dalam kurun waktu enam hari, seperti dicatat dalam Kej.2:1-4a “Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya.

Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu. Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan.”

Fakta ini menunjukkan, bahwa Allah mampu memulihkan segala perkara akibat konflik yang dilakukan Setan dkk. Kesanggupan-Nya dibuktikan dengan tanda “Perhentian” setelah proses pemulihan, bahkan Diapun memberkati dan menguduskan.

KONFLIK MANUSIA DENGAN ALLAH

Konflik manusia dengan Allah dimulai saat tidak mematuhi perintah-Nya yang berkata: “Semua

pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati” (Kej.2:16b-17).

Sebagai Pencipta, Allah berhak menentukan peraturan-peraturan-Nya, agar umat ciptaan-Nya dapat hidup sesuai rencana-Nya, yakni hidup dalam damai sejahtera. Bandingkan dengan produk-produk yang dihasilkan pabrik; mereka memberikan peraturan yang harus diikuti konsumen, supaya barang produksi tsb dapat berfungsi menurut standardnya.

Memakan buah pengetahuan baik dan jahat berarti ingin menentukan sendiri standard “baik dan jahat.” Dan inilah bujukan Iblis, agar manusia menjadi seperti Allah: Tetapi ular itu berkata kepada

perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan

yang jahat" (Kej.3:4-5).

Ingatlah! Bahwa yang tahu dan dapat menentukan baik dan jahat hanyalah Allah, sebab Dia adalah Pencipta manusia. Itulah sebabnya, mengapa Iblis berusaha keras melalui orang-orang “pandai” untuk menolak ayat pertama dan utama tentang penciptaan: “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi” (Kej.1:1).

Bila ayat ini ditolak, maka gugurlah iman manusia, sebab iman berarti mempercayai firman-Nya, walaupun belum melihat, seperti dikatakan dalam surat Ibrani 11:3 ini: “Karena iman kita mengerti,

bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat.”

Firman Allah adalah Kebenaran, seperti dikatakan Tuhan Yesus dalam Yoh.17:17: “Kuduskanlah

mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.” Sedangkan “Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman/kemantapan untuk selama-lamanya” (Yes.32:17).

Konflik manusia dengan Allah terjadi karena manusia menolak kebenaran! Itulah sebabnya, manusia kehilangan Damai, Ketenangan dan Kemantapan hidup!

(5)

KONFLIK ANTAR MAKHLUK CIPTAAN TUHAN

Bagi orang percaya, ayat pembuka dalam Alkitab Kej.1:1, yang berbunyi: “Pada mulanya Allah

menciptakan langit dan bumi,” adalah suatu pernyataan terpenting yang menyatakan, bahwa mereka

mengakui adanya Sang Pencipta!

Dan bukan hanya Pencipta langit dan bumi, namun juga segala isinya, termasuk manusia dan

segala keperluan hidup jasmaniahnya, seperti firman-Nya ini:”Demikianlah diselesaikan langit dan

bumi dan segala isinya” (Kej.2:1). “Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi, tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia” (Kis.17:24). “Dan ia bersumpah demi Dia yang hidup sampai selama-lamanya, yang telah menciptakan langit dan segala isinya, dan bumi dan segala isinya, dan laut dan segala isinya, katanya: "Tidak akan ada penundaan lagi!” (Wah.10:6).

Langit, bumi serta laut semuanya diisi Pencipta dengan makhluk-makhluk hidup, yang memiliki hayat. Hayat adalah kehidupan yang diberikan Allah Pencipta kepada makhluk-makhluk dengan

sifatnya masing-masing; disebut dalam Alkitab “menurut jenisnya.”

Kej.1:12 “Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis

pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.

Kej.8:19 “Segala binatang liar, segala binatang melata dan segala burung, semuanya yang bergerak di bumi,

masing-masing menurut jenisnya, keluarlah juga dari bahtera itu.”

Kata “jenis” = mishpâchâh (Ibr), tercatat juga dalam Im.11:14, 15, 16, 19, 22, 29; Ul.14:13, 14,

15, 18, mempunyai arti “keluarga” atau “species,” dan bila dipakai bagi manusia, itulah “suku” atau

“bangsa.”

Pencipta kita telah merencanakan baik-baik bagi setiap makhluk hayatnya masing-masing. Anjing mempunyai hayat dengan ciri menggonggong, kucing memeong, ikan-ikan hidup dalam air, sedangkan katak dapat hidup dalam air maupun daratan. Sedangkan hayat manusia sudah ditentukan untuk hidup

dalam alam jasmani dan rohani, seperti tertuang dalam Mat.4:4 Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis:

Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."

Hayat manusia selama berada di bumi ditentukan Sang Pencipta dari dua sumber kehidupan: Makanan jasmani dan Makanan Rohani: Firman Tuhan! “Makan Firman” diperlukan agar dapat mengalami hidup kekal. Itulah sebabnya, kita perlu membaca, merenungkan (mencerna) hingga firman-Nya menjadi daging!

Yoh.6:50-51 “Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup

yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."

Bagi mereka yang tidak mau makan Firman-Nya pasti akan mengalami kematian kekal. Mereka akan dijauhkan dari hadirat Tuhan selama-lamanya, dilemparkan ke dalam api siksaan kekal (2Tes.1:8-9). Makan Firman-Nya bagi Adam, manusia pertama, adalah dengan makan buah Pohon Kehidupan. Tetapi bila makan buah Pohon pengetahuan baik dan jahat justru ditentukan untuk mati, seperti yang telah diperingatkan Tuhan: “tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah

kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati” (Kej.2:17).

Dimulai dari kematian rohani sebab berdosa, oleh bujukan Iblis, Sang Pencetus Dosa, maka terjadilah konflik antara Adam dan Hawa; mereka saling melemparkan tanggung jawabnya (Bacalah Kej.3:12-13); bahkan firman-Nya menyatakan, bahwa konflik tsb terus meluas bukan hanya antar

manusia, tetapi juga antara manusia dengan Iblis, antara manusia dengan binatang, serta binatang dengan binatang, sampai puncaknya mencapai konflik terbesar, yakni Iblis dan segala pengikutnya akan

dibinasakan Tuhan!

Inilah nubuat yang disampaikan Tuhan kepada Iblis, makhluk ciptaan-Nya yang telah memberontak: Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: "Karena engkau berbuat demikian,

terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu. Aku akan mengadakan

permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya

(6)

“Permusuhan antara engkau dan perempuan ini” adalah nubuat tentang konflik antara Iblis, makhluk roh yang dikenal sebagai malaikat dan malaikat-malaikat pengikutnya, melawan orang beriman. Dan hal ini berlangsung terus sampai Tuhan Yesus, “keturunan perempuan ini,” meremukkan kepala Iblis!

LAMBANG KONFLIK TERBESAR

Iblis yang telah menjatuhkan Adam, terus menerus berambisi untuk menjatuhkan seluruh keturunannya. Itulah sebabnya dia mengilhami “orang pilihannya” untuk memobilisasi masa manusia melakukan pemberontakan terhadap Allah.

Mula-mula Iblis memilih aktor yang bernama Lamekh. Dia adalah manusia ketujuh dari Adam melalui Kain. Urutannya adalah Adam – Kain – Henokh – Irad – Mehuyael – Metusael – Lamekh, yang memulai hidup berpoligami (Kej.4:17-19). Bilamana Kain, setelah membunuh adiknya Habel timbul rasa takut dibalas dengan pembunuhan, tidaklah demikian dengan Lamekh; dia justru bangga telah melakukan pembunuhan!

Kej.4:23-24 Berkatalah Lamekh kepada kedua isterinya itu: "Ada dan Zila, dengarkanlah suaraku: hai isteri-isteri

Lamekh, pasanglah telingamu kepada perkataanku ini: Aku telah membunuh seorang laki-laki karena ia melukai aku, membunuh seorang muda karena ia memukul aku sampai bengkak; sebab jika Kain harus dibalaskan tujuh kali lipat, maka Lamekh tujuh puluh tujuh kali lipat."

Bilamana Iblis memilih Lamekh, maka Allah memilih Henokh, manusia ketujuh dari Adam melalui Set. Dan urutannya adalah: Adam – Set – Enos – Kenan – Mahalaleel – Yared – Henokh. Dua tokoh yang sangat bertolak belakang, keduanya adalah Manusia ketujuh! Aneh? Tidak, sebab ada arti rohani yang penting mengenai angka 7, yang berarti “kesempurnaan” – “perfection.” Hal ini menyatakan, bahwa perkembangan hal yang jahat dan baik semuanya akan mencapai

kesempurnaannya, seperti telah dinubuatkan Tuhan juga dalam Wah.22:11 “Barangsiapa yang berbuat

jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!”

Saat Henokh hidup, Iblis telah merusak keturunan manusia sehingga lahir raksasa-raksasa. Sebab itu Henokh, ketujuh dari Adam tsb. menubuatkan, bahwa Tuhan akan menghakimi semua orang dan menjatuhkan hukuman atas orang-orang fasik karena perbuatan fasik terhadap Tuhan (Yud.1:14-15); dan hal itu digenapi Tuhan dengan menurunkan air bah pada masa Nuh, yang membinasakan semua manusia di bumi, kecuali delapan orang saja yang diselamatkan, bahkan juga digenapkan secara lengkap saat

penghakiman terakhir.

Iblis tidak berhenti dalam usaha merusak rencana Tuhan. Setelah Nuh dan keluarganya diselamatkan dari air bah, maka ia “memilih Nimrod” cucu Ham, cicit Nuh. Ia menjadi manusia pertama yang mendirikan kerajaan duniawi! Kej.10:8-10 menuliskan demikian: Kush memperanakkan Nimrod;

dialah yang mula-mula sekali orang yang berkuasa di bumi; ia seorang pemburu yang gagah perkasa

di hadapan TUHAN, sebab itu dikatakan orang: "Seperti Nimrod, seorang pemburu yang gagah perkasa di hadapan TUHAN." Mula-mula kerajaannya terdiri dari Babel, Erekh, dan Akad, semuanya di tanah Sinear.

Nama “Nimrod” mempunyai arti “pemberontakan.” Dialah pribadi yang diilhami Iblis untuk melakukan pemberontakan secara sistematis, yang dimulai dengan membangun kerajaan Babel yang meliputi tiga kota – Babel, Erekh dan Akad – serta penyembahan kepada setan. Dengarkan pernyataan mereka ini: “Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai

ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi” (Kej.11:4). Dan di

puncak menara didirikannya sebuah kuil bagi penyembahan berhala!

Babel adalah produk pemberontakan Iblis melalui manusia, yang diilhami untuk mendirikan Satu Kerajaan Dunia, dengan Satu penyembahan – Penyembahan kepada Iblis! Perbuatan Nimrod adalah cikal bakal dari rencana yang sekarang sudah banyak didengungkan: “New World Order” atau “Tatanan Dunia Baru” dan istilah “One World Government” atau “Satu Pemerintahan Dunia.”

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kedudukannya sebagai pengelola barang, dan dihubungkan dengan amanat pasal 6 ayat (2) Undang-undang nomor 17 tahun 2003, Gubernur juga berwenang mengajukan usul untuk

Bagi Warga Jemaat yang mempunyai anak dan sudah memenuhi syarat diatas namun belum sidi, dihimbau untuk dapat mengikuti katekisasi dan segera melakukan pendaftaran.. Persekutuan

DALAM MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KARTU SELULER IM3 VERSI “IM3 SERU GRATIS GAK ABIS ABIS” (Studi Kasus Mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor). Di bawah bimbingan

Menurut Manuaba (2008; h.389) disebutkan perdarahan terjadi karena gangguan hormon, gangguan kehamilan, gangguan KB, penyakit kandungan dan keganasan genetalia. 55)

Atau jika anggota jemaat hanya mau berpartisipasi di komisi, namun tidak mau jika menjadi majelis, pertanyaan pun muncul, “Ada apa dengan majelis Gereja?” Asumsinya,

From the data analysis, the reseacher found the students’ problem and the cause of the problem in the process of learning listening of SMAN 15 Bandar Lampung

Saat ini kerap terjadi pelanggaran privasi di media sosial berbasis ojek online, timbulnya pelanggaran privasi pada ojek online ini karena aplikasi

Dalam studi manajemen, kehadiran konflik pendidikan tidak bisa terlepas dari permasalahan keseharian yang dirasakan oleh pengelola lembaga pendidikan. Konflik tersebut