8
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tujuan Metodologi Penelitian adalah untuk menjabarkan mengenai tahapan penelitian yang akan dilakukan. Tujuan dari metodologi penelitian merupakan supaya dapat memberikan kerangka penelitian yang sistematis serta dapat memberikan gambaran mengenai alur penelitian serta didapatkan titik temu terhadap tujuan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya.
3.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode deskriptif analisa yakni selain sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki juga merupakan jenis penelitian yang mendefinisikan variabel penelitian apa adanya tanpa melakukan rekayasa terhadap obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak dan sebagaimana adanya. Data yang terkumpul kemudian disusun dan diklasifikasikan sesuai dengan variabelnya untuk selanjutnya dilakukan penafsiran atau analisa data berdasarkan teori-teori terkait penelitian sehingga penulis mampu menarik sebuah kesimpulan dan mendapatkan jawaban atas permasalahan yang diteliti. Bentuk tahapan dalam proses penelitian diantaranya akan digambarkan satu persatu dibawah ini dengan menggunakan model
9
Gambar 3.1 Flowchart penelitian
Mulai
Selesai
Survei Perusahaan
Identifikasi Masalah
Studi Pustaka
Lingkungan internal (IFE)
Faktor kondisi keuangan
Faktor SDM
Faktor pemasaran
Faktor produksi
Faktor penelitian dan penegmbangnya
Lingkungan eksternal (EFE)
Faktor ekonomi
Faktor pemerintah
Faktor sosial
Faktor teknologi
Analisa matriks SWOT
Pengolahan data analisa dan pembahasan perencanaan
strategi pemasaran
Kesimpulan dan Saran
Pengumpulan Data
Data volume penjualan perusahaan
Data volume penjualan pesaing
Posisi pangsa pasar
Tingkat pertumbuhan pasar
10 3.2 Penjelasan dari flowchart
3.2.1 Survei perusahaan
Dalam tahap survei pendahuluan yang sedang dilakukan penulis, bertujuan untuk mengumpulkan bahan awal dengan cara melakukan observasi lingkungan perusahaan. Pengamatan pendahuluan ini sangat berguna untuk mengetahui kondisi perusahaan, sehingga penulis memiliki gambaran awal perusahaan. Survei pendahuluan ini dilakukan pada bisnis PT Sumber Jaya Furniture pada unit usaha perbaikan furniture yang beralamat Jl.Ki Hajar Dewantara, Kampung Sawah Ciputat Raya Tangerang Selatan
3.2.2 Identifikasi masalah
Pada tahap identifikasi masalah merupakan kelanjutan dari hasil survei pada perusahaan untuk mengembangkan masalah yang ada dan melakukan penyesuaian dari strategi pemasaran yang telah berlaku pada perusahaan, sehingga mendapatkan masalah yang dihadapi oleh perusahaan.
Proses dalam identifikasi permasalahan disini akan dilakukan dengan cara mendiskusikan permasalahan dengan mempertimbangkan faktor - faktor permasalahan yang sedang terjadi dengan pihak - pihak terkait, sehingga dapat menentukan sumber dari permasalahan yang sedang dihadapi oleh perusahaan. Dari hasil identifikasi yang telah dilakukan diperlukan sebuah analisa strategi untuk menghasilkan daya saing kompetitif perusahaan, sehingga mampu untuk membawa perusahaan memenangkan persaingan. Cara mengidentifikasinya dengan menggunakan kuisioner dan wawancara dengan orang dibidang pemasaran.
11 3.2.3 Studi pustaka
Pada tahap ini berisi tentang teori yang berkaitan dengan permasalahan dari penelitian yang akan dibahas. Serta merupakan tahap dimana penulis mencari referensi guna memeperkuat landasan teori yang berdasarkan dari beberapa jurnal, buku, dan penelitian sebelumnya. Studi pustaka ini melingkupi tentang perencanaan strategi pemasaran dengan SWOT dan BCG.
3.2.4 Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini didapatkan dengan menggunakan metode interview serta metode kuisioner. Metode tersebut dberguna untuk teknik pengumpulan data primer. Sedangkan teknik pengumpulan data sekunder diperoleh dari studi pustaka, literatur-literatur terkait, data-data atau informasi dari perusahaan, internet, serta jurnal. Data yang diambil adalah data yang berkaitan dengan faktor eksternal perusahaan seperti keadaaan ekonomi, sosial, pemerintah, teknologi dan pesaing serta juga data yang berkaitan dengan faktor internal perusahaan seperti manajemen, pemasaran, keuangan, produksi dan litbang.
a. Metode interview, yakni melakukan wawancara dengan beberapa pemilik perusahaan, pegawai di tiap bagian seperti bagian pemasaran, produksi, dan keuangan.
b. Metode kuisioner, yakni bertujuan untuk memperoleh informasi terhadap kondisi perusahaan yang berhubungan dengan pengaruh lingkungan baik lingkungan internal maupun eksternal perusahaan yang dapat berpengaruh pada penentuan strategi.
3.2.5 Analisa IFE dan EFE
a. Matriks IFE ( Internal factor evaluation)
Menurut David, (2010) mengatakan matriks evaluasi faktor internal (Interal
Factor Evaluation) adalah cara perumusan strategi yang meringkas dan evaluasi
kekuatan serta kelemahan utama dalam area-area fungsional. Bobot
mengindikasikan signifikansi relatif dari suatu faktor terhadap keberhasilan perusahaan. Peringkat guna menunjukkan seberapa efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor tersebut.
12
Matriks Evaluasi Faktor Internal dapat dikembangkan dalam lima langkah :
1. Membuat faktor internal. Masukkan beberapa faktor internal, yang meliputi kekuatan maupun kelemahan perusahaan. Daftar terlebih dulu kekuatannya, kemudian kelemahannya. Buat sespesifik mungkin dengan menggunakan persentase, rasio, dan angka-angka perbandingan.
2. Memberikan pada setiap faktor tersebut bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak peting) sampai 1 (sangat penting). Faktor yang dianggap memilki pengaruh paling besar terhadap kinerja harus diberi bobot tinggi. Jumlah total seluruh bobot yang diberikan pada faktor itu harus sama dengan 1.
3. Memberikan peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor untuk mengindikasikan kuat ( peringkat = 3), sangat kuat ( peringkat = 4 ).
4. Menghitung dengan mengkalikan bobot setiap faktor dengan peringkat untuk menentukan skor bobot.
5. Menjumlahkan skor bobot masing-masing dari variabel untuk memperoleh total bobot.
Tabel 3.1 Matriks IFE Faktor-Faktor Internal
Kunci Bobot Peringkat Nilai yang dibobot Kekuatan - Kekuatan 1 - Kekuatan 2 - Dst. Kelemahan - Kelemahan 1 - Kelemahan 2 - Dst. Jumlah 1,0 Min. 1,00 Max. 3,00
13
b. Matriks EFE ( Eksternal factor evaluation )
Menurut David, (2010) mengatakan matriks evaluasi faktor eksteral (Exteral Factor Evaluation) Memungkinkan para penyusun strategi untuk meringkas dan mengevaluasi informasi ekonomi sosial, budaya, demografis, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi, dan kompetitif.
Matriks Evaluasi Faktor Eksternal dapat dikembangkan dalam lima langkah:
1. Membuat faktor eksternal . Masukkan beberapa faktor, yang meliputi peluang serta ancaman, yang berpengaruh pada perusahaan. Daftar terlebih dulu peluangnya, kemudian ancamannya. Buat sespesifik mungkin dengan menggunakan presentase, rasio, dan perbandingan jika dimungkinkan.
2. Memberikan pada setiap faktor tersebut bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) sampai 1 (sangat penting). Bobot itu mengindikasikan signifikansi relatif dari suatu faktor terhadap keberhasilan perusahaan. Peluang sering kali mendapat bobot yang lebih tinggi daripada ancaman, tetapi ancaman bisa diberi bobot tinggi terutama jika mereka sangat parah atau mengancam. Jumlah total seluruh bobot yang diberikan pada faktor itu harus sama dengan 1,
3. Memberikan peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor untuk mengindikasikan apakah faktor tersebut sangat lemah ( peringkat = 1 ), lemah ( peringkat = 2), kuat ( peringkat = 3), sangat kuat ( peringkat = 4 ).
4. Menghitung dengan mengkalikan bobot setiap faktor dengan peringkat untuk menentukan skor bobot.
5. Menjumlahkan skor bobot masing-masing dari variabel untuk memperoleh total bobot.
14
Tabel 3.2 Matriks EFE
Menentukan bobot
Untuk menentukan bobot, Kinnear dan Taylor dalam Gusra, (2008) mengatakan “Penentuan bobot setiap variabel dilakukan dengan cara penilaian bobot faktor internal serta eksternal perusahaan kepada informan yang telah dipilih, yang mengetahui betul kondisi dan permasalahan pada suatu organisasi”. Penentuan bobot untuk matrik IFE serta matrik EFE dilakukan dengan menggunakan metode Paired Comparison Scales.
Bobot setiap variabel ddidapatkan dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus :
Dimana
A i = bobot variabel ke-i
N = jumlah variabel
I = 1, 2 , 3 .... n Xi = nilai variabel ke-i
Faktor-Faktor
Eksternal Kunci Bobot Peringkat Nilai yang dibobot Peluang - Peluang 1 1, 2, 3 atau 4 - Peluang 2 1, 2, 3 atau 4 - Dst. 1, 2, 3 atau 4 Ancaman - Ancaman 1 1, 2, 3 atau 4 - Ancaman 2 1, 2, 3 atau 4 - Dst. 1, 2, 3 atau 4 Jumlah 1,0 Min. 1,00 Max. 3,00
15
Total bobot yang diberikan harus sama dengan 1. Pembobot ini kemudian ditempatkan pada kolom kedua matrik IFE-EFE. Metode tersebut digunakan untuk memberikan penilaian setiap faktor penentu eksternal dan internal. Paired Comparison.
Penentuan bobot dilakukan dengan metode memberikan kuesioner faktor internal serta eksternal kepada pihak manajemen perusahaan dengan menggunakan metode paired
comparison atau tabel perbandingan berpasangan (Setyorini, dkk 2016). Tabel 3.3 Skala penilaian
Nilai 1 = Apabila indikator horizontal kurang penting, daripada indikator vertikal.
Nilai 2 = Apabila indikator horizontal sama penting, daripada indikator vertikal.
Nilai 3 = Apabila indikator horizontal lebih penting, daripada indikator vertikal.
(Sumber: Kinnear dan Taylor 1991, dalam Gusra, dkk 2008)
Menentukan rating
Fungsi ranting adalah memberikan penilaian atas faktor kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman, yang mana akan dihasilkan nilai skor bobot akhir yang dianggap paling memiliki pengaruh besar dalam kondisi perusahaan yang akan diisi pada matriks IFE dan EFE. Variabel yang bersifat positif (semua variable yang termasuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkan dengan rata - rata industri atau dengan pesaing utama sedangkan variable yang bersifat negatif, kebalikannya (Rangkuti Freddy 2003).. Dengan memberikan skala penilaian sebagai berikut :
Rating 1 = Utama Rating 2 = Diatas minor Rating 3 = Minor
16 3.2.6 Analisa data dengan metode SWOT
Tahap ini merupakan tahapan yang dilakukan peneliti dalam mengolah data atau informasi terkait penelitian menggunakan analisis kuantitatif dan disajikan dalam bentuk tabel, bagan serta uraian dari proses pengumpulan data sebelumnya dengan maksud untuk mengetahui posisi perusahaan guna menetapkan sebuah perencanaan strategi perusahaan. Alat yang dipilih adalah analisis SWOT karena cenderung mudah untuk dilaksanakan dan efektif dalam menentukan strategi.
Analisis SWOT pada tahapan ini difungsikan sebagai alat untuk merumuskan dan menentukan strategi pemasaran yang akan ditetapkan berdasarkan hasil akhir dari proses perhitungan antara analisis faktor lingkungan yang menggunakan matriks
Internal Factors Evaluation (IFE) dan matriks External Factors Evaluation (EFE).
Berdasarkan hasil perhitungan matrik IFE dan EFE ini perusahaan akan mengetahui posisi perusahaan pada saat ini yang terangkum dalam diagram matriks SWOT dan selanjutnya akan digunakan untuk merumuskan strategi yang tepat bagi perusahaan tersebut. Selanjutnya dilakukan langkah-langkah anlisis matriks SWOT
(Strengths-Weakness-Opportunities-Threats) yang akan dijelaskan dan kemudian membuat matriks
untuk mendapatkan gambaran secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya (Rangkuti,2003).
Tabel 3.4 Matriks SWOT
Internal
Eksternal
STRENGTHS (S)
Menentukan beberapa faktor kekuatan internal
WEAKNESS (W)
Menentukan beberapa faktor kelemahan internal
OPPORTUNITIES (O)
Menentukan beberapa faktor-faktor peluang eksternal
STRATEGI SO Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
STRATEGI WO
Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
THREATHS (T)
Menentukan beberapa factor ancaman eksternal
STRATEGI ST Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
STRATEGI WT
Menciptakan n strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman.
17 3.2.7 Analisa data dengan metode BCG
Matriks BCG merupakan alat analisa untuk meengetauhi posisi bersaing perusahaan. Metode ini dapat menentukan pangsa pasar yang dapat dikembangkan, dipertahankan untuk kepentingan bisnis perusahaan. Apabila sudah diketauhi posisinya, selanjutnya dapat menentukan strategi pemasaran apa yang dapat dilakukan perusahaan. Tahap analisa dilakukan dengan mengumpulkan data, yakni data penjualan tahunan produk perusahaan serta data penjualan tahunan produk perusahaan pesaing, yang berguna untuk mengetauhi tingkat pertumbuhan pasar serta tingkat pangsa pasar relatif. Cara perhitungan dapat dilihat sebagai berikut:
Perhitungan tingkat pertumbuhan pasar TPP (N) =𝑉𝑃 𝑁 −(𝑉𝑃 𝑁 −1 ) (𝑉𝑃 𝑁 −1 ) 𝑥 100 % Perhitungan pangsa pasar relatif
PRR (N) =𝑉𝑃 𝑁 𝑉𝑃𝑃 Keterangan :
TPP = Tingkat pertumbuhan pasar VP = Volume penjualan
VPP = Volume penjualan pesaing PRR = Pangsa pasar relatif
Langkah-langkah Matriks BCG ( Boston Consulting Group ) 1. Pilih unit yang akan di analisa
Matriks BCG dapat digunakan untuk menganalisa unit bisnis strategis, produk atau
perusahaan sebagai unit itu sendiri. Unit yang akan dipilih akan berpengaruh pada
keseluruhan analisa.
18
3. Hitunglah pangsa pasar relatif
Pangsa pasar relatif dapat dihitung dari segi pendapatan atau pangsa pasar.
Perhitungan ini dilakukan dengan membagi pangsa pasar unit sendiri dengan pangsa
pasar pesaing terbesar dalam industri yang sama.
4. Cari tahu tingkat pertumbuhan pasar
Tingkat pertumbuhan pasar/industri dapat diperoleh dalam laporan industri,. Tingkat
pertumbuhan juga dapat dihitung dengan melihat pertumbuhan pendapatan rata-rata
perusahaan industri terkemuka, yang diukur dalam persentase. Analisa dan
pembahasan perencanaan strategi pemasaran
Pada tahap ini dilakukan analisa terhadap hasil pengolahan data yang dipdapatkan
dari hasil penelitian. Berawal dari tahap identifikasi faktor pemasaran sampai proses pengambilan keputusan terhadap alternatif strategi pemasaran yang baik untuk perusahaan.