Rp Rp ASET
Aset Lancar
Kas dan setara kas 2d,2g,3,24,32 23.193.268.706 19.087.367.853
Piutang usaha 2h,2i,4
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2e,31 61.148.950 66.311.430
Pihak ketiga 332.468.647 1.639.820.437
Piutang lain-lain 2h,2i,5,26
Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp.1.473.754.848
periode 2009 dan Rp 1.985.245.848 periode 2008 1.242.664.280 1.686.742.835
Persediaan 2j,6 23.922.423.329 36.985.563.387
Pajak dibayar dimuka 2s,7 2.891.366.650 2.032.902.708
Uang muka dan biaya dibayar dimuka 2l,8 7.529.712.729 8.468.015.712
Jumlah Aset Lancar 59.173.053.291 69.966.724.362
Aset Tidak Lancar
Sewa dibayar dimuka 2l,9 11.891.821.505 13.290.004.794
Aset pajak tangguhan 2s,29 3.298.037.707 5.298.388.359
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 61.653.856.567,-periode 2009 dan
Rp.58.589.006.119.,-periode 2008. 2m,2p,11,14,18,19,26 20.663.686.017 21.223.907.624
Biaya tangguhan hak atas tanah - setelah dikurangi akumulasi amortisasi sebesar Rp.136.323.533 periode 2009 dan
Rp.125.615.415 periode 2008 2o,12 191.699.808 202.407.926
Aktiva lain-lain 13 7.264.271.330 5.573.304.571
Jumlah Aset Tidak Lancar 43.309.516.367 45.588.013.274
JUMLAH ASET 102.482.569.658 115.554.737.636
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
-Catatan 30-Sep-09 30-Sep-08
Rp Rp
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Kewajiban Lancar Hutang bank 11,14,27,31 3.361.334.738 3.610.432.903 Hutang usaha Pihak ketiga 2d,15,32 56.432.641.382 66.454.685.049 Hutang pajak 2s,16,29 1.286.419.583 4.131.461.891 Hutang lain-lain 1.223.181.771 4.528.567.720
Biaya yang masih harus dibayar 2e,17,18,31 6.535.185.300 4.017.163.184
Hutang dividen 378.605.491 378.605.491
Sewa pembiayaan 2n,11,19,27 107.629.538
-Jumlah Kewajiban Lancar 69.324.997.803 83.120.916.238
Kewajiban Tidak Lancar
Surat hutang jangka menengah 2e,11,17,18,27,31 15.000.000.000 15.000.000.000
Sewa pembiayaan 1.170.968.283
-Cadangan imbalan pasti pasca-kerja 2r,28 11.246.291.021 9.978.920.725
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 27.417.259.304 24.978.920.725
Hak Minoritas atas Aktiva Bersih Anak
Perusahaan 22 37.888.640 112.223.150
Ekuitas
Modal saham - nilai nominal Rp 500 per saham Modal dasar - 104.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor - 52.000.000
saham 20 26.000.000.000 26.000.000.000
Tambahan Modal Disetor 21 4.000.000.000 4.000.000.000
Defisit (24.297.576.089) (22.657.322.477)
Jumlah Ekuitas 5.702.423.911 7.342.677.523
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 102.482.569.658 115.554.737.636
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
-Rp Rp
PENDAPATAN USAHA
Penjualan bersih 2q,23 1.020.335.342.524 926.316.366.204
Beban pokok penjualan 2q,24 956.261.745.595 864.562.144.611
Laba kotor 64.073.596.929 61.754.221.593
Pendapatan usaha bersama 2q,25,33 9.727.128.639 11.765.438.062
Jumlah Pendapatan Usaha 73.800.725.568 73.519.659.655
BEBAN USAHA 2q,26
Penjualan 50.975.174.984 48.749.192.820
Umum dan administrasi 19.728.708.100 17.088.882.185
Jumlah Beban Usaha 70.703.883.084 65.838.075.005
LABA USAHA 3.096.842.484 7.681.584.650
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Pendapatan sewa 180.669.750,0 185.404.500
Keuntungan penjualan aktiva tetap 2m,11 146.700.000 (461.879.821)
Pendapatan bunga 689.546.994 197.834.647
Keuntungan (rugi) kurs mata uang asing - bersih 2d 133.340.348 7.811.845
Beban bunga dan keuangan lainnya 2e,14,18,19,27,31 (1.841.203.534) (1.689.182.570)
Lain-lain - bersih 273.439.855 317.924.901
Beban Lain-lain - Bersih (417.506.587) (1.442.086.498)
LABA SEBELUM PAJAK 2.679.335.897 6.239.498.152
BEBAN PAJAK 2q,29 874.369.832 1.936.622.880 LABA SETELAH PAJAK SEBELUM
HAK MINORITAS ATAS RUGI (LABA)
ANAK PERUSAHAAN 1.804.966.065 4.302.875.272
HAK MINORITAS ATAS RUGI BERSIH
ANAK PERUSAHAAN 22 26.332.781 14.781.051
LABA BERSIH 1.831.298.846 4.317.656.323
LABA BERSIH PER SAHAM DASAR 2t,30 35 83
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
-Rp Rp Rp Rp Konsolidasi
Saldo 1 Januari 2009 26.000.000.000 4.000.000.000 (26.128.874.935) 3.871.125.065
Laba Januari s.d September 2009 - - 1.831.298.846 1.831.298.846 Saldo 30 September 2009 26.000.000.000 4.000.000.000 (24.297.576.089) 5.702.423.911
Modal Tambahan Jumlah
Disetor Modal Disetor Defisit Ekuitas
Rp Rp Rp Rp
Konsolidasi
Saldo 1 Januari 2008 26.000.000.000 4.000.000.000 (26.974.978.800) 3.025.021.200
Laba Januari s.d September 2008 - - 4.317.656.323 4.317.656.323 Saldo 30 September 2008 26.000.000.000 4.000.000.000 (22.657.322.477) 7.342.677.523
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
-30-Sep-09 30-Sep-08
Rp Rp
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan dan lainnya 1.030.993.177.456 937.901.146.515
Pembayaran kas kepada pemasok, karyawan dll. (1.023.568.711.008) (934.536.596.417)
Kas dihasilkan dari operasi 7.424.466.448 3.364.550.098
Pembayaran bunga dan beban keuangan lainnya (1.841.203.534) (1.689.182.570)
Pembayaran pajak penghasilan (3.823.565.666) (3.227.427.958)
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi 1.759.697.248 (1.552.060.430) ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Penerimaan bunga 689.546.994 197.834.647
Hasil penjualan aktiva tetap 146.700.000 206.684.321
Perolehan aktiva tetap (1.512.269.232) (1.631.484.266)
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (676.022.238) (1.226.965.298)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penambahan hutang bank 13.915.990.748 6.399.213.959
Pembayaran hutang bank (12.651.125.687) (3.673.303.717)
Pembayaran kewajiban sewa guna usaha (272.756.379) (64.880.336)
Kas Bersih Diperoleh Dari aktivitas pendanaan 992.108.682 2.661.029.906
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS 2.075.783.692 (117.995.822)
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 21.117.485.014 10.036.736.105
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 23.193.268.706 9.918.740.283
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
-1. Umum
a. Pendirian dan Informasi Umum
PT Toko Gunung Agung Tbk (“Perusahaan” atau “Induk Perusahaan”) didirikan dengan nama CV Ayumas Jakarta pada tahun 1973 dan diubah menjadi perseroan terbatas (PT) berdasarkan akta No. 30 tanggal 6 Juni 1980 dari Darsono Purnomosidi, S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. Y.A.5/83/20 tanggal 30 Januari 1981 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 47 tanggal 6 Juni 1980, Tambahan No. 2092. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 19 tanggal 13 Agustus 2008 dari Sjaaf De Carya Siregar, S.H., notaris di Jakarta, mengenai penyesuaian Anggaran Dasar Perusahaan terhadap Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU-87047.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 18 November 2008. Sampai dengan saat ini, pengumumann dalam Berita Negara Republik Indonesia masih dalam proses.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama bergerak dalam bidang perdagangan eceran buku-buku, alat tulis dan alat kantor serta usaha sejenis lainnya.
Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Juni 1980. Perusahaan berdomisili di Jakarta dan mempunyai 30 cabang yang tersebar di 8 kota di Indonesia. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Jalan Kwitang 6, Jakarta.
b. Penawaran Umum Efek Perusahaan
Pada tanggal 6 Januari 1992, Perusahaan memperoleh surat pernyataan efektif No.S-16/PM/1992 dari Ketua Bapepam (sekarang Bapepam dan LK) untuk melakukan penawaran umum atas 1.000.000 saham dengan nilai nominal Rp.5.000 dan pencatatan 25.000.000 saham Perusahaan di Bursa Efek Jakarta (sekarang menjadi Bursa Efek Indonesia setelah Bursa Efek Surabaya resmi bergabung di bulan Desember 2007).
Sesuai dengan Akta No.27 tanggal 15 September 1997 dari P.S.A. Tampubolon, S.H.,notaris di Jakarta, Perusahaan mengubah nilai nominal saham Perusahaan dari Rp.1.000 menjadi Rp.500 per saham, sehingga meningkatkan jumlah saham dari 26.000.000 menjadi 52.000.000 saham.
Pada tanggal 30 September 2009, seluruh saham Perusahaan atau sejumlah 52.000.000 saham telah tercatat di Bursa Efek Indonesia.
c. Anak Perusahaan yang Dikonsolidasikan
Perusahaan mempunyai bagian kepemilikan lebih dari 50% pada anak perusahaan berikut ini : Tahun
Operasi
Anak Perusahaan Domisili Bidang Usaha Komersial 2009 2008 2009 2008
% % Rp Rp
PT Ayu Masagung Jakarta Perdagangan valuta asing 1976 99,99 99,99 8.471.846.405 4.805.783.900 PT Perdana Makmur Perdagangan buku dan
Agung Jakarta peralatan 2004 90,00 90,00 6.465.444.908 8.234.341.016 PT Timpani Agung Jakarta Percetakan dan Penerbitan 2006 99,00 99,00 602.955.897 411.171.409
Kepemilikan
Persentase Total Aktiva (Sebelum Eliminasi)
1. Umum (Lanjutan)
d. Karyawan, Direktur dan Komisaris
Pada tanggal 30 September 2009 dan 2008, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana didokumentasikan dalam Akta No. 10 tanggal 13 Juni 2008 dan No.24 tanggal 25 Mei 2007 dari Sjaaf De Carya Siregar, S.H., notaris di Jakarta, adalah sebagai berikut:
Presiden Komisaris : Putra Masagung
Komisaris : Angela M. Basiroen
Komisaris Independen : Winarto
Direktur Utama : Ryan Pascal Masagung
Direktur : Franky Montung Setjoadinata
Sebagai perusahaan publik, Perusahaan telah memiliki Komisaris Independen dan Komite Audit yang diwajibkan oleh Bapepam dan LK. Susunan Komite Audit Perusahaan adalah sebagai berikut:
Ketua : Winarto
Anggota : Benyamin Irwansyah Sadikin
: Jhon Henry Gultom
Jumlah rata-rata karyawan Perusahaan dan anak perusahaan (tidak diaudit) adalah 1.886 karyawan tahun 2009 dan 1.803 karyawan tahun 2008 (Induk Perusahaan: 1.825 karyawan tahun 2009 dan 1.749 karyawan tahun 2008).
Jumlah gaji dan tunjangan yang dibayar atau diakru kepada komisaris dan direksi masing-masing sebesar Rp 1.307.815.773 tahun 2009 dan Rp 1.371.334.720 tahun 2008.
Dewan Direksi telah menyelesaikan laporan keuangan konsolidasi PT Toko Gunung Agung Tbk dan anak perusahaan pada tanggal 27 September 2009, serta bertanggung jawab atas laporan keuangan konsolidasi tersebut.
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting
a. Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yakni Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal ( Bapepam dan LK).
Dasar pengukuran laporan keuangan konsolidasi ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain, sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut, antara lain persediaan yang dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower cost and net realizable value). Laporan keuangan konsolidasi ini disusun dengan metode akrual, kecuali laporan arus kas.
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan)
a. Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan Konsolidasi (Lanjutan)
Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah (Rp).
b. Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Revisi PSAK Revisi yang Berlaku Efektif Tahun 2008
Perusahaan dan anak perusahaan telah menerapkan PSAK revisi berikut mulai 1 Januari 2008.
1. PSAK No. 16 (Revisi 2007) “Aset Tetap”, yang mengatur perlakuan akuntansi atas asset tetap. Starndar ini mengatur antara lain mengenai pengakuan aset tetap, penentuan jumlah tercatat, penyusutan dan penurunan nilai. Selain itu, standar ini mewajibkan untuk menghitung dan memasukkan biaya pembongkaran dan pemindahan atau restorasi lokasi aset sebagai bagian dari biaya perolehan, serta mewajibkan entitas untuk memilih diantara model biaya atau model revaluasi sebagai kebijakan akuntansi atas aset tetapnya.
Perusahaan dan anak perusahaan memilih model biaya untuk akuntansi atas aset tetapnya. Standar ini diterapkan secara retrospektif.
2. PSAK No. 30 (revisi 2007) “Sewa”, yang mengatur kebijakan akuntansi dan pengungkapan transksi sewa baik dari sisi lessor maupun lessee. Standar ini mengatur klasifikasi sewa berdasarkan sejauh mana risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewaan berada pada lessor atau lessee, serta berdasarkan substansi transaksi dan bukan pada bentuk kontraknya. Standar ini diterapkan secara prospektif.
Penerapan kedua PSAK revisi diatas tidak berdampak material terhadap laporan konsolidasi Perusahaan dan anak perusahaan.
3. PSAK No. 13 (revisi 2007) “Properti Investasi”, yang mengatur mengenai pengakuan, pengukuran dan pengungkapan atas properti investasi. Selain itu, standar ini diterapkan untuk pengukuran hak atas properti investasi yang dipeoleh melalui sewa pembiayaan didalam laporan keuangan konsolidasi lessee. Standar ini mengizinkan Perusahaan untuk memilih diantara model biaya dan model nilai wajar untuk seluruh properti investasinya.
Penerapan PSAK revisi diatas tidak berdampak terhadap laporan konsolidasi Perusahaan dan anak perusahaan.
PSAK Revisi yang Berlaku Efektif Setelah Tahun 2008
Perusahaan dan anak perusahaan akan menerapkan PSAK revisi berikut pada saat telah berlaku efektif:
1. PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, mengatur ketentuan mengenai penyajian instrument keuangan serta pengungkapan yang
wajib dilakukan. Ketentuan penyajian mencakup klasifikasi instrument keuangan tersebut dari sudut pandang penerbit, yakni aset keuangan, kewajiban keuangan dan
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan)
b. Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Revisi (Lanjutan)
instrument ekuitas ; pengklasifikasian bunga, deviden, kerugian dan keuntungan yang terkait dengan instrument keuangan; dan keadaan tertentu yang memungkinkan saling
hapus (offset) antara aset dan kewajiban keuangan. Standar ini mewajibkan pengungkapan antara lain informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah, saat dan kepastian arus kas masa depan dari suatu entitas terkait dengan instrument keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan atas instrument tersebut.PSAK No. 50 (Revisi 2006) menggantikan PSAK No. 50 “Akuntansi Investasi Efek Tertentu”, dan diterapkan secara prospektif mulai 1 Januari 2010.
2. PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, mengatur prinsip-prinsip pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan, dan kontrak tertentu untuk membeli atau menjual item non-keuangan. Standar ini mengatur antara lain mengenai definisi dan karakteristik instrument derivative, kategori, pengakuan dan pengukuran instrument keuangan, akuntansi lindung nilai dan penentuan hubungan lindung nilai. PSAK No. 55 (Revisi 2006) menggantikan PSAK No.55 “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Lindung Nilai”, dan diterapkan secara prospektif mulai 1 Januari 2010.
Kedua standar tersebut seharusnya berlaku efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2009. Namun, pada tanggal 30 Desember 2008 Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) mengumumkan penundaan berlakunya kedua standar tersebut selama 1 tahun melalui Surat No.1705/DSAK/IAI/XII/2008, sehingga kedua standar tersebut berlaku efektif mulai 1 Januari 2010.
3. PSAK No.14 (Revisi 2008) “Persediaan”, mengatur ketentuan mengenai perhitungan biaya awal persediaan dan perolehan persediaan selanjutnya diukur berdasarkan nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Standar ini mengurangi alternatif pengukuran biaya persediaan, karena standar ini tidak memperkenankan penggunaan metode masuk terakhir keluar pertama (LIFO) untuk mengukur biaya persediaan dan mengharuskan Perusahaan dan anak perusahaan untuk menggunakan metode biaya yang sama terhadap semua persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang sama. PSAK No.14 (2008) menggantikan PSAK No.14 (1994) “Persediaan”, berlaku efektif mulai 1 Januari 2009 dan diterapkan secara retrospektif.
Perusahaan dan anak perusahaan masih mengevaluasi dampak penerapan PSAk revisi diatas dan dampak terhadap laporan keuangan konsolidasi dari penerapan PSAK revisi tersebut belum dapat ditentukan.
c. Prinsip Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan anak perusahaan yang dikendalikannya, dimana Perusahaan memiliki lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung, hak suara di anak perusahaan dan dapat menentukan kebijakan keuangan dan operasi dari anak perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari aktivitas anak perusahaan tersebut. Sebuah anak perusahaan tidak dikonsolidasikan apabila sifat pengendaliannya adalah sementara karena anak perusahaan tersebut diperoleh dengan tujuan akan dijual kembali dalam waktu dekat, atau jika ada pembatasan jangka panjang yang mempengaruhi kemampuan anak perusahaan untuk memindahkan dananya ke Perusahaan.
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) c. Prinsip Konsolidasi (Lanjutan)
Dalam hal pengendalian terhadap anak perusahaan dimulai atau diakhiri suatu periode tertentu, maka hasil usaha anak perusahaan yang diperhitungkan ke dalam laporan keuangan konsolidasi hanya sebatas hasil pada saat pengendalian tersebut mulai diperoleh hingga saat pengendalian atas anak perusahaan itu berakhir.
Saldo dan transaksi termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi atas transaksi antar perusahaan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan anak perusahaan sebagai satu kesatuan usaha.
Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk peristiwa dan transaksi sejenis dalam kondisi yang sama. Apabila anak perusahaan menggunakan kebijakan akuntansi yang berbeda dari kebijakan akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi, maka dilakukan penyesuaian yang diperlukan terhadap laporan keuangan anak perusahaan tersebut.
Hak minoritas atas laba bersih dan ekuitas anak perusahaan dinyatakan sebesar proporsi pemegang saham minoritas atas laba bersih dan ekuitas anak perusahaan tersebut sesuai dengan persentase kepemilikan pemegang saham minoritas pada anak perusahaan tersebut.
Kerugian yang menjadi bagian dari pemegang saham minoritas pada suatu anak perusahaan dapat melebihi bagiannya dalam modal disetor. Kelebihan tersebut dan kerugian lebih lanjut yang menjadi bagian pemegang saham minoritas, harus dibebankan kepada pemegang saham mayoritas, kecuali terdapat kewajiban yang mengikat pemegang saham minoritas untuk menutupi kerugian tersebut dan pemegang saham minoritas mampu memenuhi kewajibannya. Apabila pada periode selanjutnya, anak perusahaan melaporkan laba, maka laba tersebut harus terlebih dahulu dialokasikan kepada pemegang saham mayoritas sampai seluruh bagian kerugian pemegang saham minoritas yang dibebankan pada pemegang saham mayoritas dapat ditutup.
d. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah.Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan.
e. Transaksi Hubungan Istimewa
Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah :
1. Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada dibawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk holding companies, subsidiaries, dan fellow subsidiaries) ;
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) e. Transaksi Hubungan Istimewa (Lanjutan)
3. Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh seacra signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor) ;
4. Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, dan mengendalikan kegiatan Perusahaan yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota dekat orang-orang tersebut ; dan
5. Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) dan (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan.
Semua transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan, persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasi.
f. Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aktiva dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasi serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.
g. Kas dan Setara Kas
Kas terdiri dari kas dan bank, termasuk kas yang merupakan persediaan mata uang asing, yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi pencairannya. Setara kas adalah semua investasi yang bersifat jangka pendek dan sangat likuidyang dapat segera dikonversikan menjadi kas dengan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi pencairannya.
h. Piutang
Piutang dinyatakan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan setelah dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu. Piutang yang tidak dapat ditagih dihapuskan.
i. Penyisihan Piutang Ragu-ragu
Penyisihan piutang ragu-ragu dibentuk berdasarkan penelaahan manajemen terhadap keadaan masing-masing akun piutang pada akhir tahun.
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) j. Persediaan
Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah (the lower of cost and net realizable value). Biaya perolehan ditentukan dengan metode eceran (retail method) melalui pendekatan metode rata-rata, yang disesuaikan dengan penurunan nilai di bawah harga jual normal (marked down), potongan dan retur pembelian serta barang hilang.
Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya penjualan.
k. Investasi dalam bentuk saham
Investasi dalam bentuk saham dimana Perusahaan mempunyai kepemilikan saham minimal 20% dan tidak lebih dari 50% dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, dimana biaya perolehan dari penyertaan ditambah atau dikurangi dengan bagian Perusahaan atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi sejak tanggal perolehan sebesar persentase pemilikan serta dikurangi dengan pendapatan deviden. Bagian Perusahaan atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi disesuaikan dengan goodwill yang diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama jangka waktu 5 tahun.
Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut yang ditentukan untuk setiap investasi secara individu dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan.
l. Biaya Dibayar Dimuka
Biaya dibayar dimuka dan sewa jangka panjang diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
m. Aset Tetap
Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, tetapi tidak termasuk biaya perawatan sehari-hari, dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Tanah tidak disusutkan dan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada.
Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan.
Beban-beban yang timbul setelah aset tetap digunakan, seperti beban perbaikan dan pemeliharaan, dibebankan ke laba rugi tahun berjalan pada saat terjadinya. Apabila beban-beban tersebut menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis di masa dating dari penggunaan aset tetap tersebut yang dapat melebihi kinerja normalnya, maka beban-beban tersebut dikapitalisasi sebagai tambahan biaya perolehan aktiva tetap.
2. Ikhtisar kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) m. Aset Tetap (Lanjutan)
Penyusutan dihitung berdasarkan metode garis lurus (straight-line method) selama masa manfaat aset tetap sebagai berikut:
Tahun
Bangunan dan prasarana 20
Perlengkapan toko dan kantor 4 - 5
Perbaikan bangunan sewa 5
Kendaraan 4 - 8
Instalasi listrik 5
Nilai tercatat aset tetap ditelaah kembali dan dilakukan penurunan nilai apabila terdapat peristiwa atau perubahan kondisi tertentu yang mengindikasikan nilai tercatat tersebut tidak dapat dipulihkan sepenuhnya.
Dalam setiap inspeksi yang signifikan, biaya inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai suatu penggantian apabila memenuhi kriteria pengakuan. Biaya inspeksi signifikan yang dikapitalisasi tersebut diamortisasi selama periode sampai dengan saat inspeksi signifikan berikutnya.
Aset tetap yang dijual atau dilepaskan, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutan dan amortisasi serta akumulasi penurunan nilai yang terkait dengan aset tetap tersebut.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya (derecognized) pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan jumlah tercatat dari aset tetap tersebut.
Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan dan amortisai ditelaah setiap akhir tahun dan dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan serta terdiri dari biaya konstruksi dan biaya langsung lainnya yang tidak disusutkan sampai dengan dipindahkan ke masing-masing aset tetap pada saat selesai dan siap digunakan.
n. Sewa
Sewa dimana Perusahaan atau anak perusahaan sebagai lessor tetap mempertahankan secara substansial seluruh resiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Biaya langsung awal yang dikeluarkan sehubungan dengan negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke nilai tercatat aset sewaan dan
diakui ke laba rugi konsolidasi tahun berjalan selama masa sewa sesuai dengan dasar pengakuan pendapatan sewa.
Sewa pembiayaan, yang mengalihkan secara substansial seluruh resiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset kepada Perusahaan atau anak perusahaan, dikapitalisasi pada awal sewa sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan
2. Ikhtisar kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) n. Sewa (Lanjutan)
pelunasan kewajiban sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodeik yang konstan atas saldo kewajiban. Beban keuangan dibebankan ke laba rugi konsolidasi tahun berjalan.
Aset sewaan disusutkan secara penuh selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode masa sewa dan umur manfaatnya, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Perusahaan atau anak perusahaan akan mendapatkan hak keoemilikan pada akhir masa sewa. Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi konsolidasi dengan dasar garia lurus (straight-line basis) selama masa sewa.
Sebelum 1 Januari 2008, transaksi sewa dikelompokkan sebagai sewa pembiayaan(capital lease) apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Penyewa memiliki hak opsi untuk membeli aset sewaan pada akhir masa sewa dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa.
2. Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh lesse ditambah dengan nilai sisa dapat menutup pengembalian biaya perolehan aset sewaan beserta bunganya sebagai keuntungan bagi lessor.
3. Masa sewa minimum dua tahun.
Transaksi sewa yang tidak memenuhi kriteria tersebut diatas dikelompokkan sebagai transaksi sewa operasi (operating lease).
Transaksi sewa pembiayaan diperlakukan dan dicatat sebagai aset sewaan dan kewajiban sewa pada awal masa sewa sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa ditambah nilai sisa (harga opsi) yang harus dibayar pada akhir masa sewa. Selama masa sewa setiap pembayaran sewa dialokasikan dan dicatat sebagai angsuran pokok kewajiban sewa dan beban bunga berdasarkan tingkat bunga yang diperhitungkan terhadap sisa kewajiban sewa.
Jika terdapat transaksi sewa pembiayaan yang berasal dari penjualan dan penyewaan kembali (sale and lease back), selisih antara hasil penjualan dan nilai buku aset sewaan tidak langsung diakui sebagai pendapatan, melainkan ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang masa sewa.
o. Biaya Tangguhan Hak Atas Tanah
Biaya yang terjadi sehubungan dengan pengurusan legal hak atas tanah ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus sepanjang umur hukum hak atas tanah karena umur hokum hak atas tanah lebih pendek dari umur ekonomisnya
Manajemen menelaah ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aset pada tanggal neraca dan kemungkinan penyesuaian ke nilai wajar apabila terdapat keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai aset tersebut tidak dapat diperoleh kembali.
Kerugian penurunan nilai diakui jika nilai tercatat aset melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali. Nilai aset yang dapat diperoleh kembali dihitung berdasarkan nilai pakai atau harga
2. Ikhtisar kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) p. Penurunan Nilai Aset (Lanjutan)
jual neto, mana yang lebih tinggi. Dilain pihak, pemulihan penurunan nilai diakui apabila terdapat indikasi bahwa penurunan nilai tersebut tidak lagi terjadi.
Penurunan (pemulihan) nilai aset diakui sebagai beban (pendapatan) pada laba rugi konsolidasi tahun berjalan.
q. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan diakui pada saat penyerahan barang dan jasa kepada pelanggan. Pendapatan sewa ruangan diakui selama masa sewa berdasarkan metode garis lurus. Pendapatan bunga diakui pada saat diperoleh berdasarkan jangka waktu, pokok dan tingkat bunga yang berlaku.
Beban diakui sesuai manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (accrual basis)
r. Imbalan Kerja
Imbalan Kerja jangka pendek
Imbalan kerja jangka pendek merupakan upah, gaji, dan iuran jaminan social. Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah yang tak-terdiskonto, sebagai kewajiban pada neraca konsolidasi setelah dikurangi dengan jumlah yang telah dibayar, dan sebagai beban pada laba rugi konsolidasi tahun berjalan.
Imbalan pasca-kerja
Imbalan pasca-kerja merupakan manfaat pasti yang dibentuk tanpa pendanaan khusus dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan saat pensiun. Metode penilaian aktuarial yang digunakan untuk menentukan nilai kini cadangan imbalan pasti, beban jasa kini yang terkait dan beban jasa lalu adalah metode Projected Unit Credit. Beban jasa kini, beban bunga dan beban jasa lalu yang telah menjadi hak karyawan diakui pada laba rugi konsolidasi tahun berjalan. Keuntungan atau kerugian aktuarial bagi karyawan yang masih aktif bekerja diamortisasikan selama jangka waktu rata-rata sisa masa kerja karyawan.
s. Pajak Penghasilan
1. Pajak Penghasilan Final
Sesuai dengan peraturan perundangan perpajakan, pendapatan yang telah dikenakan pajak penghasilan final tidak lagi dilaporkan sebagai pendapatan kena pajak, dan semua beban
sehubungan dengan pendapatan yang telah dikenakan pajak penghasilan final tidak boleh dikurangkan. Dilain pihak, baik pendapatan maupun beban tersebut dipakai dalam perhitungan laba rugi menurut akuntansi. Oleh karena itu, tidak terdapat perbedaan temporer sehingga tidak diakui adanya aset atau kewajiban pajak tangguhan.
Apabila nilai tercatat aset atau kewajiban yang berhubungan dengan pajak penghasilan final berbeda dari dasar pengenaan pajaknya, maka perbedaan tersebut tidak diakui sebagai aset atau kewajiban pajak tangguhan.
2. Ikhtisar kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) s. Pajak Penghasilan (Lanjutan)
1. Pajak Penghasilan Final (Lanjutan)
Beban pajak atas pendapatan yang dikenakan pajak penghasilan final diakui secara proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada tahun berjalan.
Selisih antara jumlah pajak penghasilan final terhutang dengan jumlah yang dibebankan sebagai pajak kini pada perhitungan laba rugi konsolidasi diakui sebagai pajak dibayar dimuka atau pajak yang masih harus dibayar.
2. Pajak Penghasilan Tidak Final
Beban pajak kini ditebtukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tariff pajak yang berlaku.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan rugi fiscal yang belum dikompensasikan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa dating.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tariff pajak yang berlaku atau secara subctansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini, kecuali aset dan kewajiban pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda.
Tambahan kewajiban pajak diakui pada saat hasil pemeriksaan diterima, atau jika Perusahaan melakukan keberatan, ketika hasil banding tersebut telah diterapkan.
t. Laba (rugi) per Saham
Laba (rugi) per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan
2009 2008
Rp Rp
Kas
Rupiah 3.849.173.468 3.250.483.623
Valuta asing
Dolar Amerika Serikat 1.466.594.052 2.048.164.578
Riyal Saudi Arabia 697.856.821 331.029.989
Dolar Australia 154.729.487 73.465.564
Dolar New Zealand 239.815.409
-Baht Thailand 144.766.189 41.993.840 Dolar Singapura 123.182.303 33.621.162 Yuan Chinese 118.960.902 44.723.119 Peso Filipina 59.491.294 -Dollar Brunei 50.388.153 35.981.698 Euro Eropa 48.492.710 48.819.242 Franc Swiss 46.826.997 -Dollar Canada - 50.734.980 Yen Jepang - 92.954.736 Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 40 juta) 76.106.987 108.022.088 Jumlah 3.227.211.304 2.909.510.996 Jumlah 7.076.384.772 6.159.994.619 Bank Rupiah PT Bank Mega Tbk 1.585.003.181 1.402.426.828
PT Bank Central Asia Tbk 1.806.215.218 830.772.591
PT Bank Permata Tbk 312.229.948 32.919.157
PT Bank CIMB Niaga 156.122.743 220.974.748
PT Bank Danamon Indonesia Tbk 1.854.814 139.447.425
PT Bank Mandiri Tbk 586.521.195 561.135.882
PT Bank OCBC NISP Tbk 388.465.770 533.108.898
Lain-lain (masing-masing
dibawah Rp.50 juta) 1.025.737 25.692.612
Jumlah 4.837.438.606 3.746.478.141
Mata uang asing Dolar Amerika Serikat
PT Bank CIMB Niaga Tbk 9.931.157 10.183.758 The HSBC Ltd.,cabang Jakarta - -Bank UOB Indonesia -
-Jumlah 9.931.157 10.183.758
Dolar Singapura
The HSBC Ltd.,cabang Jakarta - 2.083.765
Jumlah - 2.083.765
Jumlah 4.847.369.763 3.758.745.664
Time Deposit Rupiah
PT Bank Rabobank Internasional
Indonesia 7.411.159.084 6.083.677.991
PT Bank OCBC NISP Tbk 2.795.063.640 2.573.856.588
PT Bank CIMB Niaga Tbk 1.063.291.447 511.092.991
Jumlah 11.269.514.171 9.168.627.570
Jumlah 23.193.268.706 19.087.367.853
Pada tahun 2009, tingkat suku bunga deposito berjangka per tahun berkisar antara 7% - 9,50%.
Kas dalam mata uang asing masing-masing sebesar Rp 3.237.142.461 tahun 2009 dan Rp 2.921.778.519. tahun 2008 (Catatan 32), termasuk persediaan mata uang asing milik anak perusahaan, PT Ayu Masagung sebesar Rp.3.237.142.461 tahun 2009 dan Rp.2.919.694.753 tahun 2008 (Catatan 24).
Per 30 September 2009 dan 2008, kas dan bank serta kas dalam perjalanan diasuransikan kepada PT Asuransi Asoka Mas, pihak ketiga, terhadap risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 20.8 miliar dan Rp 13,7 miliar. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
4. Piutang Usaha
Rincian dari piutang usaha adalah sebagai berikut :
2009 2008
Rp Rp
a. Berdasarkan Pelanggan
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa ( Catatan 31 )
Hotel Nikko 50.472.120 58.510.410
PT Wisma Nusantara Indonesia 10.676.830 7.801.020
Jumlah 61.148.950 66.311.430
Pihak ketiga
Kartu kredit 233.504.892 914.476.019
PT Asuransi Asoka Mas 48.553.440
Save The Children 43.814.750
-Lain-lain 6.595.565 725.344.418
Jumlah 332.468.647 1.639.820.437
Jumlah 393.617.597 1.706.131.867
b. Berdasarkan Umur (hari)
Rincian umur piutang usaha dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut :
< 1 bulan 313.592.347 1.486.461.975
1-3 bulan 80.025.250 204.064.497
3-6 bulan - 15.605.395
6 - 12 bulan -
-Jumlah 393.617.597 1.706.131.867
Manajemen tidak membentuk penyisihan piutang ragu-ragu karena berdasarkan penelaahan masing-masing akun piutang, manajemen berpendapat seluruh piutang dapat tertagih.
Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko terkonsentrasi secara signifikan atas piutang dari pihak ketiga.
5. Piutang Lain-lain
2009 2008
Rp Rp
Pihak ketiga 2.716.419.128 3.671.988.683
Jumlah 2.716.419.128 3.671.988.683
Dikurangi penyisihan piutang
ragu-ragu (1.473.754.848) (1.985.245.848)
Jumlah - Bersih 1.242.664.280 1.686.742.835
Piutang lain-lain- pihak ketiga timbul dari transaksi antara lain kelebihan pembayaran atas majalah kepada Sihite Agency, piutang biaya pemeliharaan, piutang sewa ruangan usaha dari PT Biru Fast Food (restoran A&W).
Mutasi penyisihan piutang Induk Perusahaan adalah sebagai berikut:
2009 2008
Rp Rp
Saldo awal tahun 1.473.754.848 1.985.245.848 Penghapusan - -Penambahan -
-Saldo 1.473.754.848 1.985.245.848
Berdasarkan evaluasi manajemen terhadap kolektibilitas saldo masing-masing piutang dari pihak ketiga pada tanggal 30 September 2009, manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu tersebut memadai untuk menutup kemungkinan kerugian dari tidak tertagihnya piutang usaha tersebut.
Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilaksanakan dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana bila dilaksanakan dengan pihak ketiga.
6. Persediaan Akun ini terdiri dari:
2009 2008
Rp Rp
Peralatan 14.688.487.091 18.615.303.840
Buku 9.233.936.238 18.370.259.547
Saldo 23.922.423.329 36.985.563.387
Per 30 September 2009 dan 2008, persediaan Perusahaan telah diasuransikan pada PT Asuransi Asoka Mas dan PT Asuransi Purna Artanugraha, pihak ketiga, terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 29.99 miliar dan Rp. 27.05 miliar. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aktiva yang dipertanggungkan. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai tercatat persediaan karena manajemen berpendapat bahwa seluruh persediaan tersebut dapat terjual dengan harga yang wajar.
7. Pajak Dibayar Dimuka Akun ini terdiri dari:
2009 2008 Rp Rp Pajak Penghasilan Pasal 22 213.250.536 106.773.522 Pasal 23 3.287.095 530.893.785 Pasal 25 148.113.761 116.888.880 Pasal 28A 102.502.400
-Fiskal Luar Negeri 1.000.000 12.000.000
Pajak Pertambahan Nilai - Net 2.423.212.858 1.266.346.521
Jumlah 2.891.366.650 2.032.902.708
8. Uang Muka dan Biaya Dibayar Dimuka Akun ini terdiri dari:
2009 2008
Rp Rp
Biaya dibayar dimuka
Sewa 2.569.979.459 3.010.110.055
Lain-lain 539.107.237 1.733.030.156
Uang Muka 4.420.626.033 3.724.875.501
Jumlah 7.529.712.729 8.468.015.712
9. Biaya Sewa Dibayar Dimuka
Akun ini merupakan pembayaran sewa yang belum diamortisasi atas ruang pertokoan untuk cabang Perusahaan dan berada di kota-kota sebagai berikut:
2009 2008 Rp Rp Jakarta 6.088.238.348 7.587.816.974 Bogor 1.566.183.833 1.565.281.778 Bandung 2.156.658.104 2.168.578.545 Surabaya 1.313.434.417 1.570.557.417 Banten 554.083.888 181.467.339 Denpasar 213.222.915 216.302.741 Jumlah 11.891.821.505 13.290.004.794
10. Investasi Pada Perusahaan Asosiasi
Investasi dalam saham pada perusahaan asosiasi dengan metode ekuitas secara konsolidasi adalah sebagai berikut:
Penambahan
Persentase (Pengurangan) Bagian Laba Penerimaan
Kepemilikan 1 Januari 2009 Penyertaan (rugi) Bersih Dividen 30 September 2009
Rp Rp Rp Rp Rp
PT Pantja Indohitech Komputer 49,0% 304.625.955 - - - 304.625.955 PT Komputa Agung 42,5% 118.979.068 - - - 118.979.068
Jumlah 423.605.023 - - - 423.605.023
Penyisihan penurunan nilai (423.605.023) (423.605.023)
Jumlah-Bersih -
-Perusahaan Asosiasi
Perubahan selama tahun 2009 dan 2008
Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Pantja Indohitech Komputer (PIK) tanggal 15 Juni 2006, para pemegang saham menyetujui untuk menon-aktifkan (membekukan) segala kegiatan usaha PIK, sejak tanggal tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, Perusahaan membentuk penyisihan penurunan nilai atas investasi pada perusahaan asosiasi tersebut sebesar nilai tercatatnya.
Berdasarkan keputusan Rapat Umum pemegang Saham Luar Biasa PT Komputa Agung (KA) tanggal 7 Januari 2002, para pemegang saham menyetujui untuk menon-aktifkan (membekukan) segala kegiatan usaha KA, sejak tanggal tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, Perusahaan membentuk penyisihan penurunan nilai atas investasi pada perusahaan asosiasi tesebut sebesar nilai tercatatnya sejak tahun 2002.
Investasi dalam saham Induk Perusahaan pada anak perusahaan dan perusahaan asosiasi yang dihitung dengan metode ekuitas adalah sebagai berikut :
Penambahan
Persentase (Pengurangan) Bagian Laba
Kepemilikan 1 Januari 2009 Penyertaan (rugi) Bersih 30-Sep-09
Rp Rp Rp Rp
PT Pantja Indohitech Komputer 49,00% 304.625.955 - - 304.625.955 PT Komputa Agung 42,50% 118.979.068 - - 118.979.068 PT Ayu Masagung 99,99% 5.105.508.637 - 1.900.135.481 7.005.644.118 PT Timpani Agung 99,00% (463.139.500) - (198.094.256) (661.233.756) PT Perdana Makmur Agung 90,00% 620.096.384 - (218.986.464) 401.109.920 Jumlah 5.686.070.544 - 1.483.054.761 7.169.125.305 Penyisihan penurunan nilai (423.605.023) (423.605.023) Jumlah-Bersih 5.262.465.521 6.745.520.282
Perusahaan Asosiasi
Perubahan selama tahun 2009
10. Investasi Pada Perusahaan Asosiasi (Lanjutan)
Penambahan
Persentase (Pengurangan) Bagian Laba
Kepemilikan 1 Januari 2008 Penyertaan (rugi) Bersih 30-Sep-08 PT Pantja Indohitech Komputer49,00% 304.625.955 - - 304.625.955 PT Komputa Agung 42,50% 118.979.068 - - 118.979.068 PT Ayu Masagung 99,99% 3.546.486.113 - 642.742.281 4.189.228.394 PT Timpni Agung 99,00% (211.107.230) - (203.244.364) (414.351.594) PT Perdana Makmur Agung 90,00% 1.162.229.370 - (114.552.700) 1.047.676.670 Jumlah 4.921.213.276 - 324.945.217 5.246.158.493 Penyisihan penurunan nilai (423.605.023) (423.605.023)
Jumlah-Bersih 4.497.608.253 4.822.553.470
Perusahaan Asosiasi
Perubahan selama tahun 2008
11. Aset Tetap Konsolidasi
1 Januari 2009 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 30 Sep 2009
Rp Rp Rp Rp
Biaya perolehan: Pemilikan langsung
Tanah 9.768.482.721 - - - 9.768.482.721
Bangunan dan prasarana 10.184.720.048 - - - 10.184.720.048 Perlengkapan toko dan kantor 30.751.303.926 775.375.570 (386.706.542) (93.819.338) 31.046.153.616 Perbaikan bangunan disewa 14.661.368.367 167.059.440 (19.452.500) 630.505.176 15.439.480.483 Kendaraan 6.190.986.867 - (471.575.500) - 5.719.411.367 Instalasi listrik 7.745.264.268 163.908.135 (53.756.500) 50.732.925 7.906.148.828 Aktiva dalam penyelesaian 304.056.133 461.508.151 - (587.418.763) 178.145.521 Aktiva sewa guna usaha
Kendaraan - 2.075.000.000 - - 2.075.000.000 Jumlah 79.606.182.330 3.642.851.296 (931.491.042) - 82.317.542.584
Akumulasi penyusutan: Pemilikan langsung
Bangunan dan prasarana 8.102.691.328 381.926.997 - - 8.484.618.325 Perlengkapan toko dan kantor 27.312.891.742 1.602.363.186 (394.427.646) (443.170.000) 28.077.657.282 Perbaikan bangunan disewa 11.322.925.757 955.868.055 (21.177.036) 443.170.000 12.700.786.776 Kendaraan 5.546.188.227 176.587.879 (471.575.500) - 5.251.200.606 Instalasi listrik 6.569.675.533 450.757.880 (53.756.500) - 6.966.676.913 Aktiva sewa guna usaha
Kendaraan - 172.916.665 - - 172.916.665 Jumlah 58.854.372.587 3.740.420.662 (940.936.682) - 61.653.856.567
Nilai Buku 20.751.809.743 20.663.686.017
Perubahan selama tahun 2009
01-Jan-08 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 30-Sep-08
Rp Rp Rp Rp Rp
Biaya perolehan: Pemilikan langsung
Tanah 9.768.482.721 - - - 9.768.482.721 Bangunan dan prasarana 10.184.720.048 - - - 10.184.720.048 Perlengkapan toko dan kantor 30.503.637.098 358.899.130 (549.144.577) (165.037.500) 30.148.354.151 Perbaikan bangunan disewa 15.589.891.623 191.023.892 (965.138.318) 713.384.430 15.529.161.627 Kendaraan 5.380.691.867 309.500.000 (272.605.000) 761.750.000 6.179.336.867 Instalasi listrik 8.305.560.860 69.900.704 (526.700.448) 24.058.500 7.872.819.616 Aktiva dalam penyelesaian 154.500.683 548.645.960 (702.500) (572.405.430) 130.038.713 Aktiva sewa guna usaha
Kendaraan 761.750.000 - - (761.750.000) -Nilai Buku 80.649.234.900 1.477.969.686 (2.314.290.843) - 79.812.913.743
Akumulasi penyusutan: Pemilikan langsung
Bangunan dan prasarana 7.593.455.360 381.926.969 - - 7.975.382.329 Perlengkapan toko dan kantor 25.374.144.579 1.984.621.022 (547.933.688) (443.170.000) 26.367.661.913 Perbaikan bangunan disewa 11.218.686.435 1.044.178.939 (536.682.841) 443.170.000 12.169.352.533 Kendaraan 5.116.082.218 151.317.289 (234.250.866) 444.354.156 5.477.502.797 Instalasi listrik 6.359.771.570 566.091.835 (326.756.858) - 6.599.106.547
Aktiva sewa guna usaha
-Kendaraan 403.229.985 41.124.171 - (444.354.156) -Jumlah 56.065.370.147 4.169.260.225 (1.645.624.253) - 58.589.006.119
Nilai Buku 24.583.864.753 21.223.907.624
Perubahan selama tahun 2008
Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut (Catatan 26):
2009 2008
Rp Rp
Beban penjualan 2.577.910.594 3.124.346.675
Beban umum dan administrasi 1.163.578.260 1.042.126.988
Jumlah 3.741.488.854 4.166.473.663
Aset dalam penyelesaian pada tanggal 30 September 2009 merupakan pekerjaan bangunan dan partisi yang diperkirakan selesai pada bulan Desember 2009.
Pengurangan aset tetap selama tahun 2009 dan 2008 merupakan penjualan aset tetap dengan perincian sebagai berikut :
2009 2008
Rp Rp
Harga Jual 146.700.000 206.684.321
Nilai Buku - 668.564.142
Keuntungan (kerugian) penjualan 146.700.000 (461.879.821)
Konsolidasi
Perusahaan memiliki beberapa bidang tanah yang terletak di Jalan Kwitang 6, Jalan Kwitang 38 dan Jalan Kramat Buntu 12 Jakarta dengan Hak Guna Bangunan berjangka waktu antara 20 sampai dengan 2013, 2027 dan 2014. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat masalah atas perpanjangan hak atas tanah tersebut karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan dokumen legal yang memadai.
Aset tetap tanah yang terletak di Jalan Kwitang 6 dan Jl. Kwitang 38, Jakarta, dengan HGB No. 487/Kwitang, No. 702/Kwitang, No. 853/Kwitang dan No. 935/Kwitang digunakan sebagai jaminan hutang bank (Catatan 14) dan surat hutang jangka menengah (Catatan 18) per 31 Maret 2008 . Aset sewa pembiayaan digunakan sebagai jaminan kewajiban sewa pembiayaan (Catatan 19).
Per tanggal 30 September 2009 dan 2008, aset tetap konsolidasi, kecuali tanah, telah diasuransikan pada PT Asuransi Asoka Mas, PT Asuransi Central Asia, PT Asuransi Astra Buana, PT Asuransi Mitra dan PT Asuransi Wahana Tata, pihak ketiga, terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 32.63 miliar dan Rp 23.68 miliar. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aktiva dipertanggungkan.
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai tercatat aktiva tetap pada tanggal 30 September 2009 dan 2008.
12. Biaya Tangguhan Hak atas Tanah
Merupakan biaya legal perolehan hak guna bangunan atas tanah dan bangunan Induk Perusahan yang berlokasi di Jl. Kwitang No.6 dan Jl. Kwitang No.38, Jakarta Pusat. Hak atas tanah di amortisasi selama 20 tahun.
2009 2008
Rp Rp
Biaya tangguhan hak atas tanah 328.023.341 328.023.341
Akumulasi amortisasi (136.323.533) (125.615.415)
Jumlah 191.699.808 202.407.926
Konsolidasi
Jumlah beban amortisasi masing-masing sebesar Rp.11.136.366 dan Rp.15.794.325 tahun 2009 dan 2008, dan dibukukan sebagai bagian dari “Beban usaha – umum dan administrasi” dalam laporan laba rugi konsolidasi (Catatan 26).
13. Aset Lain-lain Akun ini terdiri dari:
2009 2008 Rp Rp Uang Jaminan Sewa 2.981.775.128 2.611.063.869 Jasa pelayanan 1.623.391.510 1.397.693.300 Listrik 315.460.400 279.460.400 Telepon 202.293.200 181.793.200 Lainnya 52.074.096 101.524.546 Aset lainnya 2.089.276.996 1.001.769.256 0 0 Jumlah 7.264.271.330 5.573.304.571 Konsolidasi 14. Hutang Bank 2009 2008 Rp Rp
PT Bank Rabobank International Indonesia*) (Rabobank) Fasilitas I
Fasilitas II 3.361.334.738 3.610.432.903
Jumlah 3.361.334.738 3.610.432.903
*) Pada tahun 2007, merupakan fasilitas pinjaman PT Bank Hagakita. PT Bank Hagakita bergabung dengan PT Bank Haga dan PT Bank Rabobank International Indonesia pada tahun 2008
Pada tahun 2006, Induk Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman rekening Koran II dari Rabobank sejumlah maksimum Rp.6.000.000.000. Jangka waktu fasilitas pinjaman ini adalah sampai dengan 23 September 2008 dan kemudian diperpanjang sampai dengan 23 September 2009. Pinjaman ini dijamin dengan HGB No.487/Kwitang (Catatan 11). Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 15% per tahun.
Pada tahun 2005, Induk perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman rekening Koran I dari Rabobank sejumlah maksimum Rp 13.000.000.000. Jangka waktu fasilitas pinjaman ini adalah satu tahun dan jatuh tempo pada 23 September 2008, kemudian telah diperpanjang sampai dengan 23 September 2009. Pinjaman ini dijamin dengan deposito berjangka pada Rabobank yang sama sebesar Rp. 13.000.000.000 atas nama pengurus Perusahaan . Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 12% pertahun.
15. Hutang Usaha
Merupakan hutang Perusahaan dan anak perusahaan untuk pembelian bahan baku dan bahan pembantu. Rincian hutang usaha adalah sebagai berikut:
a. Berdasarkan Pemasok :
2009 2008
Rp Rp
Gramedia Pustaka Utama 1.467.153.250 1.153.187.743
PT Prima Niaga 1.102.184.157 1.015.700.069
PT Asaba 1.470.358.401 1.585.797.896
PT Maharupa Gatra 971.812.160 1.280.614.262
Citra Sarana Kreasi 1.719.138.709 1.169.602.280
PT Freshindo Marketama 3.518.860.114 847.808.534
PT Dasary Jaya Karya 885.382.354 591.918.136
PT Samafitro 587.488.671 577.509.344
NV Bambi 373.235.576 448.302.809
PT Agromedia Pustaka 415.352.813 407.899.178
PT Erafone Artha Retailindo 596.368.067 745.930.707
PT Penerbit Erlangga Mahameru 303.203.080 281.048.781
Dalini Guna Usaha 338.488.556 294.675.764
Niaga Swadaya - 366.625.401
Perum PNRI 152.887.441 263.036.088
Etnobook - 193.497.616
PT Maxfos/Victor Indah Prima 182.950.382 739.802.071
UD Setia Kawan 76.364.245 116.905.707 Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 300 juta) 42.271.413.406 54.374.822.663 56.432.641.382 66.454.685.049 b. Berdasarkan Umur
Analisa umur hutang usaha dihitung dari tanggal faktur adalah sebagai berikut :
2009 2008 Rp Rp < 15 hari 5.644.364.689 5.527.483.029 15 - 30 hari 4.141.798.455 7.111.124.380 31 - 60 hari 5.729.828.323 9.563.719.318 61 - 90 hari 9.121.362.088 13.139.379.806 91 - 120 hari 5.689.772.391 7.694.023.707 121 - 150 hari 4.825.665.006 3.957.247.260 > 150 hari 21.279.850.430 19.461.707.549 Jumlah 56.432.641.382 66.454.685.049
16. Hutang Pajak Akun ini terdiri atas :
2009 2008 Rp Rp Pajak penghasilan Pasal 21 149.151.525 238.602.838 Pasal 23 214.766.531 293.221.988 Pasal 25 - -Pasal 29 183.789.985 1.651.252.061
Pajak Pertambahan Nilai - Bersih 738.711.542 1.948.385.004
Jumlah 1.286.419.583 4.131.461.891
Besarnya pajak yang terhutang ditetapkan berdasarkan perhitungan pajak yang dilakukan sendiri oleh Perusahaan dan anak perusahaan yang bersangkutan (self assessment). Berdasarkan Undang-Undang No.2008 Tahun 2007 mengenai Perubahan Ketiga atas Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Kantor Pajak dapat melakukan pemeriksaan atas perhitungan pajak dalam jangka waktu 5 tahun (dari sebelumnya 10 tahun) setelah terhutangnya pajak, dengan beberapa pengecualian, sedangkan untuk tahun pajak 2007 dan sebelumnya ketetapan tersebut berakhir paling lama pada akhir tahun pajak 2013.
17. Biaya yang Masih Harus Dibayar Akun ini terdiri atas :
2009 2008
Rp Rp
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 31)
Bunga atas surat hutang jangka menengah (Catatan 18) 481.320.204 481.003.216
Pihak ketiga Karyawan 2.885.996.150 1.035.893.406 Listrik 405.706.930 271.548.736 Jasa Profesional 203.350.000 -Sewa gedung 117.131.905 317.525.566 Telepon 183.213.203 162.457.884 Promosi 1.409.042.995 935.741.125 Insentif 153.876.268 110.087.946
Lain-lain (masing-masing dibawah
Rp.50 juta) 695.547.645 702.905.305
6.053.865.096 3.536.159.968
18. Surat Hutang Jangka Menengah Terdiri dari: 2009 2008 Rp Rp MTN I 10,000,000,000 10,000,000,000 MTN II 5,000,000,000 5,000,000,000 Jumlah 15,000,000,000 15,000,000,000
Penerbitan MTN sampai dengan sejumlah Rp 40.000.000.000 telah disetujui oleh RUPSLB tanggal 10 Juni 2005, yang didokumentasikan dengan Akta No. 11 dari Sjaaf De Carya Siregar,S.H., notaris di Jakarta.
Pada tahun 2005, Induk Perusahaan menerbitkan Surat Hutang Jangka Menengah/Medium Term Notes (MTN) sejumlah Rp. 15.000.000.000, yang dibagi dalam dua sertifikat masing-masing MTN I sebesar Rp. 10.000.000.000 dan MTN II sebesar Rp. 5.000.000.000, keduanya diterbitkan kepada salah satu pemegang saham.
Sesuai perjanjian, fasilitas MTN dengan Akta No. 52 dan No. 9 masing-masing bertanggal 22 Juni 2005 dan 6 September 2005 dari Veronica Sandra Irawaty Purnadi, S.H., notaris di Jakarta, dikenakan bunga sebesar 15% per tahun untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun yang berakhir masing-masing pada tanggal 22 Juni 2008 dan 6 September 2008. Sampai dengan saat ini, perpanjangan fasilitas MTN tersebut masih dalam proses.. Fasilitas tersebut dijamin dengan HGB No. 702/Kwitang, No. 853/Kwitang dan No. 935/Kwitang atas nama Perusahaan (Catatan 11).
19. Kewajiban Sewa Pembiayaan
Berikut adalah pembayaran sewa pembiayaan minimum masa yang akan datang (future minimum lease payment) berdasarkan perjanjian sewa pembiayaan antara Perusahaan dan anak perusahaan dengan perusahaan sewa pembiayaan :
2009 2008
Rp Rp
a. Berdasarkan Umur
Pembayaran yang jatuh tempo tahun:
2009 154.062.600
-2010 616.250.400
-2011 616.250.400
-2012 154.061.992
-Jumlah pembayaran sewa pembiayaan minimum 1.540.625.392
-Bunga (Catatan 27) (262.027.571)
-Nilai sekarang pembayaran sewa pembiayaan
minimum 1.278.597.821
-Bagian yang akan jatuh tempo dalam satu
tahun (107.629.538)
-Hutang sewa pembiayaan yang akan jatuh
tempo dalam waktu lebih dari satu tahun 1.170.968.283
-b. Berdasarkan perusahaan sewa pembiayaan
PT Bank Jasa Jakarta Leasing 1.278.597.821
-Jumlah 1.278.597.821
-Kewajiban sewa pembiayaan berjangka waktu antara 1 hingga 3 tahun dengan tingkat suku bunga tetap 8% per tahun dan dibayar pada jumlah tetap setiap bulan. Kewajiban sewa pembiayaan dijamin dengan aset yang disewa (Catatan 11).
20. Modal Saham
Susunan kepemilikan saham Perusahaan berdasarkan registrasi yang dibuat oleh PT Edi Indonesia, Biro Administrasi Efek Perusahaan dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia adalah sebagai berikut:
2009
Jumlah Persentase Jumlah
Saham Kepemilikan Modal Saham
Rp
Putra Masagung 10.901.000 20,96% 5.450.500.000
Deutsche BK 9.880.000 19,00% 4.940.000.000
GSI-Episode Holding INC 9.360.000 18,00% 4.680.000.000
PT Macro Target 8.602.000 16,54% 4.301.000.000
PT Ciptadana Sekuritas 4.678.000 9,00% 2.339.000.000
CB Hongkong S/A 4.600.000 8,85% 2.300.000.000
Masyarakat lainnya (Kepemilikan
masing-masing dibawah 5%) 3.979.000 7,65% 1.989.500.000
Jumlah 52.000.000 100,00% 26.000.000.000
Nama Pemegang Saham
2008
Jumlah Persentase Jumlah
Saham Kepemilikan Modal Saham
Rp Putra Masagung 10,901,000 20.96% 5,450,500,000 Deutsche BK 9,880,000 19.00% 4,940,000,000 GS LND SEG AC 9,360,000 18.00% 4,680,000,000 PT Macro Target 8,602,000 16.54% 4,301,000,000 PT Ciptadana Sekuritas 4,673,000 8.99% 2,336,500,000 CB Hongkong S/A 4,600,000 8.85% 2,300,000,000
Masyarakat lainnya (Kepemilikan
m a s i n g - m a s i n g d i b a w a h 5 % ) 3,984,000 7.66% 1,992,000,000
Jumlah 52,000,000 100.00% 26,000,000,000
Nama Pemegang Saham
21. Tambahan Modal Disetor
Merupakan selisih antara jumlah nilai nominal saham dengan hasil yang diterima sesuai harga pasar saham yang berlaku pada saat penawaran saham perdana kepada masyarakat.
22. Hak Minoritas
Hak Monoritas atas Aset Bersih Anak Perusahaan
Merupakan bagian kepemilikan minoritas atas aset bersih anak perusahaan dengan rincian sebagai berikut:
2009
PT Perdana PT Timpani
Makmur Agung Agung Jumlah
Rp Rp Rp
Modal saham 50.000.000 2.000.000 52.000.000 Saldo laba (defisit) (5.432.231) (8.679.129) (14.111.360)
Jumlah 44.567.769 (6.679.129) 37.888.640
2008
PT Perdana PT Timpani
Makmur Agung Agung Jumlah
Rp Rp Rp
Modal saham 50.000.000 2.000.000 52.000.000 Saldo laba (defisit) 66.408.519 (6.185.369) 60.223.150
Jumlah 116.408.519 (4.185.369) 112.223.150
Hak Minoritas atas Rugi Bersih Anak Perusahaan
Merupakan bagian kepemilikan minoritas atas rugi bersih anak perusahaan dengan rincian sebagai berikut :
2009 2008
Rp Rp
PT Perdana Makmur Agung 24.331.829 12.728.078
PT Timpani Agung 2.000.952 2.052.973
23. Penjualan Bersih
Rincian dari penjualan bersih Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut :
2009 2008
Rp Rp
Penjualan buku dan perlengkapan 180.582.707.576 178.097.726.710
Potongan penjualan (796.774.372) (1.368.691.430)
Jumlah - bersih 179.785.933.204 176.729.035.280
Penjualan mata uang asing 840.549.409.320 749.587.330.924
Penjualan - bersih 1.020.335.342.524 926.316.366.204
Pada tahun 2009 dan 2008, tidak terdapat penjualan kepada satu pelanggan yang melebihi 10% dari jumlah penjualan bersih.
24. Beban Pokok Penjualan
Rincian dari beban pokok penjualan Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut:
2009 2008
Rp Rp
Beban pokok penjualan buku dan perlengkapan
Persediaan awal 27.520.831.341 24.055.396.123
Pembelian 119.272.648.888 131.407.370.964
Persediaan tersedia untuk dijual 146.793.480.229 155.462.767.087
Persediaan akhir tahun (23.790.379.191) (36.985.563.387)
Jumlah 123.003.101.038 118.477.203.700
Beban pokok penjualan mata uang asing
Saldo awal mata uang asing 3.011.072.719 3.266.382.797 Pembelian mata uang asing 833.519.376.010 745.820.297.511 Saldo akhir mata uang asing (Catatan 3) (3.237.142.461) (2.919.694.753) Pemakaian sendiri (34.661.711) (82.044.644) Beban bank/pendapatan jasa giro - -Mutasi Bank US$ -
-Jumlah 833.258.644.557 746.084.940.911
Beban pokok penjualan buku, perlengkapan
Pada tahun 2009 dan 2008, tidak terdapat pembelian dari satu pemasok yang melebihi 10% dari jumlah pembelian.
25. Pendapatan Usa ha Bersama
Merupakan pendapatan komisi dari penjualan barang dagangan milik pihak ketiga sesuai kerjasama usaha (Joint business) dengan Perusahaan (Catatan 33). Rincian dari pendapatan usaha bersama adalah sebagai berikut:
2009 2008
Rp. Rp.
Alat dan buku 4.628.754.147 5.505.096.965
Perlengkapan komputer 1.305.877.006 1.959.093.410 Majalah 1.733.872.528 1.805.129.192 Peralatan kantor 223.547.049 450.684.240 Kalkulator 429.340.185 504.908.602 Kartu ucapan 225.285.111 221.557.628 Lainnya 1.180.452.613 1.318.968.025 Jumlah 9.727.128.639 11.765.438.062 26. Beban Usaha
Rincian dari beban usaha adalah sebagai berikut :
2009 2008
Rp Rp
a. Penjualan
Sewa 19.952.521.398 19.351.218.518
Gaji dan tunjangan karyawan 17.527.788.965 16.506.630.675
Penyusutan 2.577.910.594 3.124.346.675
Listrik, air dan telepon 3.149.156.711 3.400.110.880
Iklan dan promosi 1.688.885.021 1.540.596.012
Pengangkutan 1.613.948.436 1.513.013.328
Perbaikan dan pemeliharaan 56.549.544 75.461.796
Alat pembungkus 435.798.825 450.307.826 Alat kantor 388.457.321 395.518.191 Asuransi 227.614.050 132.785.050 Perjalanan dinas 40.748.495 58.392.708 Lain-lain 3.315.795.624 2.200.811.161 Jumlah 50.975.174.984 48.749.192.820
26. Beban Usaha (Lanjutan)
2009 2008
b. Umum dan administrasi
Gaji dan tunjangan karyawan 12.649.071.379 11.473.346.575
Penyusutan 1.163.578.260 1.042.126.988
Listrik, telepon dan faksimifi 787.408.955 770.589.306
Perjalanan 252.918.650 272.552.121
Perbaikan dan pemeliharaan 308.911.967 302.277.720
Iklan dan promosi - 251.461.677
Pengangkutan 440.772.046 639.841.302
Jasa profesional 2.423.824.500 234.678.008
Asuransi 150.674.437 133.695.617
Alat tulis 285.400.881 269.733.545
Representasi dan sumbangan 3.800.000 127.519.180
Lain-lain 1.262.347.025 1.571.060.146
Jumlah 19.728.708.100 17.088.882.185
Jumlah 70.703.883.084 65.838.075.005
27. Beban Bunga dan Keuangan Lainnya
2009 2008
Rp Rp
Bunga atas :
Surat hutang jangka menengah 1.687.500.000 1.687.500.000
Hutang bank 66.980.513 0
Hutang sewa guna usaha 86.723.021 1.682.570
Laba (Rugi) per saham dasar 1.841.203.534 1.689.182.570
28. Imbalan Pasca Kerja
Besarnya imbalan pasca-kerja dihitung berdasarkan peraturan yang berlaku, yakni KEP-150/MEN/2000 (KepMen 150) yang berlaku sejak tahun 2000 dan kemudian disesuaikan menjadi Undang-undang No.13 Tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003. Tidak terdapat pendanaan khusus yang disisihkan sehubungan dengan imbalan pasca-kerja tersebut
Perhitungan aktuaria terakhir atas cadangan imbalan pasti pasca-kerja dilakukan oleh PT Bestama Aktuaria, aktuaris independen, tertanggal 11 Maret 2009.
Jumlah karyawan yang berhak atas imbalan pasti pasca-kerja tersebut sebanyak 704 karyawan tahun 2009 (Induk Perusahaan : 655 karyawan).
29. Pajak Penghasilan
Beban pajak penghasilan sampai dengan periode sembilan bulan sebesar Rp.874.369.832.
30. Laba Per Saham
Perhitungan laba (rugi) bersih per saham dasar dari Perusahaan berdasarkan pada informasi berikut:
2009 2008
Rp Rp
Laba (rugi) bersih untuk perhitungan laba per
saham dasar 1.831.298.846 4.317.656.323
Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa untuk
perhitungan laba per saham dasar 52.000.000 52.000.000
Laba (Rugi) per saham dasar 35 83
31. Sifat dan Transaksi Hubungan Istimewa Sifat Hubungan Istimewa
a. Perusahaan yang sebagian pemegang saham dan pengurus atau manajemennya sama dengan Perusahaan, yaitu PT Wisma Nusantara Indonesia dan Hotel Nikko.
b. PT Pantja Indohitech Komputer dan PT Komputa Agung merupakan perusahaan asosiasi.
c. PT Ayu Masagung, PT Perdana Makmur Agung dan PT Timpani Agung merupakan anak perusahaan.
Transaksi Hubungan Istimewa
a. Pada tanggal 30 September 2009 dan 2008, rincian transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa Induk Perusahaan adalah sebagai berikut (Catatan 4,5,15,17 dan 18):
2009 2008
Rp Rp
Piutang lain-lain
PT Ayu Masagung 72.796.981 60.155.777
PT Timpani 1.108.722.557 763.979.891
PT Perdana Makmur Agung 3.637.163.252 180.434.544
Jumlah 4.818.682.790 1.004.570.212
Hutang usaha
PT Perdana Makmur Agung 969.488.240 746.484.039
PT Timpani 35.456.580
-1.004.944.820
746.484.039
b. Hutang bank jangka pendek Perusahaan dijamin dengan deposito berjangka atas nama Pengurus Perusahaan (Catatan 14).
31. Sifat dan Transaksi Hubungan Istimewa (Lanjutan) Transaksi Hubungan Istimewa (Lanjutan)
c. Induk Perusahaan menerbitkan MTN sebesar Rp 15.000.000.000 kepada salah satu pemegang saham Perusahaan (Catatan 18). Beban bunga atas hutang MTN pada tahun 2009 adalah sebesar Rp 1.125.000.000.
d. Perusahaan memberikan gaji dan tunjangan kepada komisaris dan direksi perusahaan sebesar Rp.1.307.815.773 tahun 2009 dan Rp.1.371.334.720 tahun 2008.
Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilakukan dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana bila dilaksanakan dengan pihak ketiga.
32. Aset dan Kewajiban Moneter dalam Mata Uang Asing
Pada tanggal 30 September 2009 dan 2008, Perusahaan dan anak perusahaan mempunyai aset moneter dalam mata uang asing sebagai berikut