• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST AMPUTASI ABOVE KNEE ET CAUSA BUERGER DISEASE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST AMPUTASI ABOVE KNEE ET CAUSA BUERGER DISEASE"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS

POST AMPUTASI ABOVE KNEE ET

CAUSA BUERGER DISEASE

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh : REVO HARTONO J

J 100 100 070

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

(2)
(3)

PENATALAKSANAAN FIEIOTERAPI PADA KASUS POST ABOVE KNEE SINISTRA

ABSTRAK

(Revo hartono j, J 100 100 070,2013)

LATAR BELAKANG :Bueger disease merupakan suatu peradangan pada

pembuluh darah arteri dan vena serta saraf pada tungkai yang menyebabkan gangguan aliran darah. Jika tidak diobati dapat menyebabkan gangren pada daerah yang dipengaruhinya. Penyakit Buerger dikenal juga sebagai tromboangitis obliteran.

Amputasi berarti suatu keadaan ketiadaan sebagian atau seluruh anggota gerak atau menunjukkan atau menunjukkan suatu prosedur bedah. Karena itu amputasi dikelompokkan atas dua kelompok yaitu amputasi kongenital dan amputasi bedah. Pada amputasi kongenital ketiadaan anggota gerak disebabakan gangguan oleh pembentukan organ yang dibawa sejak lahir, sedang amputasi bedah adalah prosedur pemotongan yang memeotong tulang.

TUJUAN :metodologi yang dipakai untuk penelitian ini mengacu pada status

klinis antara lain pemeriksaan nyeri dengan VDS dan oedema dengan atropometri dan kekuatan otot dengan MMT

HASIL :dari penelitian yang telah dilakukan maka terbukti dengan menggunakan

metode terapi latihan dapat terjadi peningkatan kekuatan,berkurangnya nyeri serta penurunan oedema

Kata kunci :buerger disease,amputasi, verbal discritive scale dan manual muscle testing

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Buerger diseas ditemukan di seluruh dunia, tetapi insiden tertinggi buerger disease terjadi paling banyak di wilayah timur tengah. Prevalensi penyakit pada populasi umum di Jepang diperkirakan 5/100, 000 orang pada tahun 1985. Prevalensi penyakit di antara semua pasien dengan penyakit arteri perifer berkisar dari nilai serendah 0,5-5,6% di Eropa Barat dengan nilai-nilai setinggi 45-63% di India, 16-66% di Korea dan Jepang, dan 80% di antara Yahudi Ashkenazi keturunan yang tinggal di Israel. Bagian dari variasi ini prevalensi penyakit mungkin karena variabilitas dalam kriteria diagnostik.

Timbulnya penyakit Buerger terjadi antara 40 dan 45tahun, dan laki-laki yang paling sering terkena . Ini dimulai dengan iskemia pembuluh distal kecil dari lengan, kaki, tangan dan kaki. Meskipun penyakit Buergerpaling sering mempengaruhi arterikecildan menengah dan vena di lengan, tangan, kaki dan kaki, telah dilaporkan di banya ktempat tidur vascular lainnya. Ada laporan kasus keterlibatan arteri serebral dan koroner, aorta, pembuluh usus, dan bahkan keterlibatan organ ganda.

Berdasarkan uraian tersebut diatas penulis mempunyai keinginan untuk memperoleh gambaran mengenai manfaat breathing exercise dan terapi latihan dalam mengatasi kekakuan sendi Hip , dengan mengangkat judul KTI ’’Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus post AMPUTASI ABOVE KNEE SINISTRA et causa BUERGER DISEASE”.

(5)

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada karya tulis ilmiah ini adalah apakah penggunaanbreathing exercise dan terapi latihan dapat mengurangi nyeri, meningkatkan LGS kekuatan otot dan aktifitas fungsional pada penderita post amputasi above knee sinistra .

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

a. Untuk mendapatkan gambaran peranfisioterapi dalam memberikan breathing exercise dan terapi latihan dapat mengurangi nyeri, meningkatkan LGS kekuatan otot dan aktifitas fungsional pada penderita post amputasi above knee sinistra.

b. Untuk memenuhi persyaratan kelulusan program fisioterapi Diploma III.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui manfaat breathing exercise dapat menjaga kapasitas paru-parupada kasus post amputasi above knee.

b. Untuk mengetahui manfaat terapi latihan apakah mampu meningkatkan lingkup gerak sendi dan meningkatkan kekuatan otot Hip sinistra .

(6)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Kasus

1. Definisi

a. Bueger disease

Penyakit Buerger merupakan suatu peradangan pada pembuluh darah arteri dan vena serta saraf pada tungkai yang menyebabkan gangguan aliran darah. Jika tidak diobati dapat menyebabkan gangren pada daerah yang dipengaruhinya. Penyakit Buerger dikenal juga sebagai tromboangitis obliteran.

b. Amputasi

Amputasi berarti suatu keadaan ketiadaan sebagian atau seluruh anggota gerak atau menunjukkan atau menunjukkan suatu prosedur bedah. Pada amputasi kongenital ketiadaan anggota gerak disebabakan gangguan oleh pembentukan organ yang dibawa sejak lahir, sedang amputasi bedah adalah prosedur pemotongan yang memeotong tulang. c. Pasca Operasi

Pasca berarti sesudah (Ramali, 1997). Sedangkan operasi berarti tindakan pembedahan (Dorland. 2002). Sehingga dapat diartikan sebagai suatu keadaan sesudah dilakukan tindakan pembedahan. d. Kekakuan sendi

Kaku sendi merupakan rasa seperti di ikat, pasien merasa sukar menggerakkan sendi (worn off nasution, 1990). Kekakuan sendi disebabkan karena rusaknya permukaan sendi di akibatkan kurangnya imobilisasi sendi yang menimbilkan jaringan ikat dan akan terjadi

(7)

suatu perlengketan, serta adanya pemendekan otot-otot dan ligamentum.

2. Etiologi

Etiologi adalah ilmu pengetahuan atau teori tentang faktor penyebab suatu penyakit atau asal mula penyakit (Dorland, 2002). Dalam kasus ini terdapat amputasi diatas knee kondisi yang terbatas untuk waktu yang relative lama akan menyebabkan kekakuan atau keterbatasan gerak sendi siku.

3. Patologi

Perubahan patologi merupakan pendorong dilakukan amputasi. Ada beberapa indikasi antara lain:

- Akibat adanya trauma ulang seperti fraktur yang di ikuti jaringan nekrosis dan menimbulkan pembusukan.

- lnfeksi tulang

- Kanker / Tumor tulang

- Gangren sirkulasi darah seperti: Burge disease dan gangrene

- Genital Ampitatum atau perbaikan fungsi tubuh agar dapat berguna untuk ambulansi dan beraktifitas.

(8)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pasien bernama TN samian, Umur : 148tahun, Jenis Kelamin : laki – laki, Agama : Islam, Pekerjaan : Petani, Alamat : tegal srimulyo rt 23 rw 11 tulung klaten, Nomor Registrasi : 12417516 dengan diagnosis medis :post amputasi above knee. Pasien mengeluh yaitu bengkak di atas dan di bawah lutut kiri, nyeri sekitar luka operasi. Dari pemeriksaan palpasi dapat diketahui adanya nyeri tekan pada daerah sekitar luka operasi, suhu local pada tungkai atas kiri lebih tinggi dari pada tungkai kanan, non pitting oedem pada tungkai atas dan bawah kiri, adnya spasme otot quadriceps dan hamstring kiri. Edukasi yang diberikan berupa (1) pasien diharapkan melakukan latihan – latihan yang telah di ajarkan terapis pada waktu luangnya, (2) pasien diharapkan mengganjal/meninggikan/mengelevasikan tungkai bawah kirinya untuk mengurangi oedem, (3) pada pasien, apabila berdiri maupun berjalan hendaknya tidak menggunakan tungkai kirinya untuk menumpu berat badan selama 3-4 minggu. Parameter pengukuran meliputi: skala VDS, goneometer, MMT, dan “Skala Jette“ yang berhubungan dengan aktifitas berdiri dari posisi duduk, berjalan 15 meter dan naik turun tangga 3 trap.

(9)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Penurunan Derajat Nyeri

GRAFIK 1

PENURUNAN INTENSITAS NYERI (VDS)

Grafik 1 Evaluasi nyeri sendi hip sinistra dengan VDS

2. Peningkatan LGS GRAFIK 2

PENINGKATAN LGS

Grafik 2.1 Evaluasi lingkup gerak sendi hipsinistra pasif

0 1 2 3 4 5

Nyeri diam Nyeri gerak Nyeri tekan

T1 T2 T3 T4 T5 T6 0 10 20 30 40 50 60 70 80 T1 T2 T3 T4 T5 T6 Series 1 Series 2

(10)

3. Evaluasi Oedema GRAFIK 3

EVALUASI OEDEMA

Grafik 3.1 Evaluasi oedema diukur dari SIAS ke pangkal amputasi

B. Pembahasan

Pada penderita kekakuan sendi hipsinistra masalah yang sering timbul antara lain : adanya rasa nyeri, adanya bengkak, adanya spasme otot, adanya keterbatasan lingkup gerak sendi. Untuk mengatasi masalah-masalah diatas maka fisioterapis menggunakan modalitasnya yaitu terapi latihan.

1. Penurunan Derajat nyeri

Modalitas sinar static contraksi digunakan untuk tujuan mengurangi nyeri, mengurangi bengkak, mengurangi nyeri karena sirkulasi darah lancar. Static contraksi merupakan salaah satu cara yang efektif untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri. Rasa nyeri dapat timbul karena adanya akumulasi sisa-sisa hasil metabolismo yang disebut zat”P ” yang menumpuk dijaringan dan peredaran darah sehingga pemberian nutrisi dan

0 5 10 15 20 25 30 35 40 T1 T2 T3 T4 T5 T6 Nilai Tindakan terapi SIAS SIAS

(11)

kebutuhan jaringan akan O2 terpenuhi dengan baik dan pembuangan zat “P” akan lancar sehingga rasa nyeri berkurang atau hilang. Rasa nyeri juga bisa timbul karena adanya pembengka kan. Pergerakan dan sedikit terjadinya kontraksi otot dapat mengurangi pembengkakan juga akan mengurangi rasa nyeri. Jika nyeri dan bengkak berkurang maka otot -otot relaks dan spasme otot berkurang.

Terapi latihan diberikan berupa gerakan aktif dimana pelaksanaannya disesuaikan dengan Tujuan yang akan dicapai. Adapun tujuan hendak dicapai pada kondisi ini ádalah mengurangi nyeri, mengurangi bengkak, mengurangi spasme, meningkatkan kekuatan biceps sehingga lingkup gerak sendi meningkat.

2. Peningkatan LGS

Untuk mengurangi nyeri, mengurangi bengkak, dan meningkatkan lingkup gerak sendi, terapis menggunakan modalitas terapi latihan. Dimana latihan yang diberikan adalah aktif karena latihan ini dapat meningkatkan proses metabolismo didalam tubuh. Karena selama tera pi latihan berlangsung, maka dinding kapiler yang terletak pada otot melebar, sehingga permeabilitas dinding kapiler akan naik, dengan demikian kapasitas darah bertambah, juga pertukaran cairan dalam jaringan dan pembuangan zat-zat yang tidak berguna menjadi lebih lancar. Hal ini akan berpengaruh terhadap relaksasi otot, pengurangan nyeri, penurunan bengkak, pengurangan spasme otot, serta perbaikan sirkulasi darah.

(12)

4. Evaluasi Oedema

Terapi yang dilakukan untuk pengurangan oedema pada sekitar incisi dilakukan terapi latihan yang dimana semua pergerakan menjadi suatu langkah agar penumpukan zat atau jaringan yang menyebabkan oedema bisa menurun karena sirkulasi darah dan nutrisi dapat segera terpenuhi

Dalam hal meningkatkan lingkup gerak sendi terapis memberikan terapi latihan secara aktif berupa free active, active resisted. Dengan adanya gerakan yang teratur dan terkoordinir yang merupakan perpaduan antara kekuatan otot penderita sendiri dan bantuan kekuatan dari luar sampai batas ROM dan dapat menambah ROM yang terbatas.

(13)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa upaya fisioterapi dalam mengurangi nyeri,oedema serta meningkatkan kekuatan otot dapat teratasi dengan penggunaan modalitas fisioterapi berupa breathing exercise dan terapi latihan yaitu, static contraksi, active movement dapat mengurangi nyeri serta menurunkan oedema , pasif movementdapat membantu mengurangi permasalahan yang timbul akibat kekakuan sendi hip post amputasi above knee sinistra terbukti dari T1 sampai T6 untuk nyeri kekuatan otot oedema ada peningkatan yang mengarah baik. Dan pasien dapat menyerap apa yang fisioterapi ajarkan bagaimana menggunakan alat bantu kruk untuk aktivitas sehari-hari.Penanganan kekakuan sendi akan lebih berhasil jika disertai kemauan dan semangat untuk sembuh. Dimana motivasi sangat berperan dalam proses penyembuhan, karena tanpa adanya kemauan dan keinginan untuk cepat sembuh, maka proses penyembuhan akan memakan waktu yang sangat lama. Apabila kemauan dan keinginan untuk sembuh ada ditambah penanganan dan terapi yang benar-benar tepat, maka hasil yang didapat akan maksimal.

(14)

B. Saran

Dalam hal ini keberhasilan ditentukan oleh tim medis dan penderita sendiri. Untuk mendukung lancarnya pelaksanaan program fisioterapi yang telah ditetapkan maka latihan di rumah sesuai dengan yang dianjurkan terapis seperti gerakan menekuk sendi hip, gerakan aktifitas seperti menyisir rambut, makan, menggosok gigi, mandi, berpakaian.

1. Kepada pasien

Kesungguhan pasien dalam melakukan latihan harus ada karena tanpa adanya kesungguhan dan semangat untuk melakukan latihan secara rutin dan menjalankan home program yang diberikan oleh terapis maka keberhasilan sulit dicapai. Home program yang bisa dilakukan antara lain dengan melakukan latihan gerakan pada sendi siku, pasien disarankan agar lebih berhati-hati dalam beraktifitas khususnya yang banyak menggunakan sendi hip seperti mengangkat berat, mendorong ataupun menarik benda berat. Dapat juga memberikan kompres air hangat pada bagian yang sakit untuk menurunkan bengkak dan nyeri. Tidak ada pengobatan atau pembedahan yang efektif untuk kelainan ini. Penderita harus ber henti merokok untuk mengurangi gejala-gejala yang dikeluhkan.

2. Kepada fisioterapi

Dalam melakukan pelayanan hendaknya sesuai prosedur yang ada sebelum melakukan tindakan terapi. Fisioterapi mengadakan pemeriksaan yang teliti dan sistematis sehingga dapat memecahkan permasalahan pasien secara rinci dan untuk itu perluasan dan penambahan ilmu

(15)

pengetahuan yang sesuai dengan kondisi pasien atau suatu masalah diperlukan dengan memanfaatkan kemajuan IPTEK. Fisioterapi dapat memilih teknologi intervensi yang paling sesuai dengan hasil yang memuaskan bagi pasien dan terapis sendiri.

3. Kepada masyarakat

Apabila mengalami atau menjumpai kecelakaan dan kejadian yang mengakibatkan cidera tubuh terutama yang mengalami patah tulang supaya lebih memanfaatkan adanya institusi kesehatan yang ada dengan memeriksakan diri ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan / tindakan yang benar yang sesuai dengan permasalahan yang ada secara dini. Dalam untuk menolong sebaiknya jangan gegabah, karena mungkin saja kondisi korban akan lebih fatal, jadi mungkin kita bisa mencari orang yang lebih berpengalaman.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Appley G.A & Salomon L.(1995). Buku Ajar Orthopedi dan Fraktur Sistem Appley. Terjemahan edisi ketujuh. Jakarta : widya medika

Priatna H.(1985). Exercise Therapy. Surakarta : Akademi Fisioterapi

Depkes RI, (1992). Undang - Undang Republik Indonesia : 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan. Jakarta, hal 1

Kisner, C .and Colby, L..(1996). Therapeutic Exercise Foundations and Techniques (trird edition).Philadelpia : F.A Davis Company.

Wolf,A.N.de.(1994). Pemeriksaan Alat Penggerak Tubuh. Bohn StafleuVan Loghum Houten.

Dorland. 2002. Kamus Kedokteran Dorland: Edisi 29, Buku Kedokteran EGC.

R. Putz, R.Pabst .2000. Sobotta Atlas Anatomi Manusia ; jilid Kedua, Edisi 22, EGC Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.

Buerger L, Thromboangiitis obliterans: a study of the vascular lesions leading

to presenilegangrene. Am J Med Sci 1908.

Buerger L: The circulatory disturbance of the extremities: including gangrene, vasomotor and trophic disorders. Philadelphia, Saunders; 1924.

Olin JW, Young JR, Graor RA, Ruschhaupt WF, Bartholomew JR: The changing

clinical spectrum of thromboangiitis obliterans (Buerger's disease).

Circulation 1990.

Lie JT: Thromboangiitis obliterans (Buerger's disease) revisited. Pathol Annu 1988.

Shionoya S, Leu HJ, Lie JT: Buerger's disease (Thromboangiitis obliterans). In Vascular pathology. Edited by Stehbens WE, Lie JT. London: Chapman & Hall Medical; 1995.

Gambar

Grafik  1 Evaluasi nyeri sendi hip  sinistra dengan VDS
Grafik 3.1 Evaluasi oedema diukur dari SIAS ke pangkal amputasi

Referensi

Dokumen terkait

(1 point) Based on the diagram, what will happen if process in number 5 does

Latar belakang inilah yang dijadikan peneliti untuk mengkaji penerimaan e- commerce khususnya di Indonesia melalui judul tulisan, ”Kajian dalam Penerimaan Penggunaan

Hasil uji F diperoleh F hitung sebesar 63,887 dan nilai probabilitas 0,000 sehingga secara bersama-sama variabel mutu, fasilitas, dan harga berpengaruh signifikan

mucunoides Desv.. Arbuskular dalam Formula Coating terhadap Pertumbuhan Vegetatif dan Generatif Tanaman Leguminosa Pakan Calopogonium mucunoides Desv. Komisi

BAB III PERKEMBANGAN POTENSI DAERAH MELALUI PAMERAN PRODUK UNGGULAN DAERAH WONOGIRI DARI TAHUN 2014 A. Perkembangan Pameran Produk Produk Unggulan Tahun

Permasalahan yang muncul pada penderita close fraktur tibia fibula 1/3 proksimal sinistra yaitu Pada kapasitas fisik, adanya problematik pada saluran pernapasan (terjadi akibat

Prasetyo, D.N., 2012, Aktivitas Sitotoksik Fraksi Semipolar Ekstrak Etanol Biji Srikaya ( Annona squamosa L.) Terhadap Sel T47D, Skripsi , Fakultas

Gambar 12 Grafik akurasi masing-masing kelas SVM kernel polynomial dalam mengidentifikasi tumbuhan obat FLBP (8+2). Klasifikasi SVM kernel polynomial dengan menggunakan