• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

51

ANALISIS SISTEM BERJALAN

3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

CV. Sumber Abadi merupakan perusahaan yang bergerak dibidang penjualan barang material bangunan dan alat listrik. CV. Sumber Abadi sudah beroperasi sejak tahun 1987, pertama beroperasi Sumber Abadi hanyalah perusahaan yang hanya menjual barang bangunan yang tidak mencakup alat listrik, pada waktu itu perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan yang menjual alat bangunan di wilayah kelurahan kunciran indah. Namun berjalannya waktu, perusahaan ini terus berkembang mengikuit perkembangan perumahan dan ruko sekitar yang membutuhkan jasa barang bangunan, hingga saat ini CV. Sumber Abadi telah terdaftar dalam badan pelayanan penanaman modal dan perizinan terpadu (Pemerintah Kota Tangerang). Dengan tanda daftar perusahaan perorangan berdasarkan undang-undang nomor 3 tahun 1982 mengenai TDP (Tanda Daftar Perusahaan) dengan nomor 30.06.5.47.07494, NPWP 07.000.618.4.416.000, SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) dengan nomor 1126/PK/VIII/BPPMPT/2012, mendapat pengesahan dari kepala camat pinang dengan tanggal berlaku sampai dengan tanggal 6 Agustus 2017. CV. Sumber Abadi memiliki penanggung jawab atau pemilik Bpk. Suryanto, dengan alamat Jl.KH. Mas Mansyur No.03 Kel. Kunciran Indah Kecamatan Pinang Kota Tangerang.

Berkat perkembangan usaha dan kebutuhan pelanggan yang semakin meningkat, perusahaan ini sekarang memiliki asset bergerak dan tetap dengan memiliki hubungan baik dengan para pemasok sebanyak 7 pemasok tetap, selain itu perusahaan ini sekarang menyajikan pelayanan dalam jasa pembangunan perumahan yang menambah laba dan perkembangan perusahaan dalam mengantasi persaingan usaha. CV. Sumber Abadi mengutamakan pelayanan dengan mengedepankan pelanggan dan kualitas barang, selain itu mengutamakan hubungan dengan para pemasok.

(2)

3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan Visi

CV. SUMBER ABADI memiliki visi perusahaan diantaranya :

a. Memberikan barang yang berkualitas untuk kebutuhan pelanggan. b. Memberikan pelayanan secara professional.

c. Meningkatkan kerja sama dengan pemasok secara berkelanjutan. Misi

a. Memberikan barang dengan mutu, kualitas, harga terjangkau, tepat waktu, dan selalu tersedia.

b. Memberikan pelayanan sebaik mungkin dengan mengutamakan pelanggan, memberikan garansi untuk setiap barang, dan menjaga hubungan baik dengan pelanggan.

c. Menjalin komunikasi, dan komitmen, serta membayar utang tepat waktu dan jangan menunda pembayaran.

3.2 Business Modeling

3.2.1 Struktur Organisasi

Struktur organisasi sangat penting dala suatu perusahaan, struktur organisasi merupkan susunan jabatan atau bagian yang ada dalam perusahaan. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola dan memiliki hubungan-hubungan di anara fungsi-fungsi,

bagian-bagian, atau posisi-posisi maupun orang-orang yang

menunjukan tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing bagian. Dalam struktur organisasi ditampilkan secara jelas bagaimana jabatan-jabatan dalam organisasi terpisah antara satu dan yang lainnya sesuai dengan tugas dan wewenangnya masing-masing.

Dibawah ini merupakan gambaran struktur organisasi CV. SUMBER ABADI pada gambar 3.1 seperti berikut :

(3)

Gambar 3.1 Struktur Organisasi CV. SUMBER ABADI (Sumber: CV. Sumber Abadi)

3.2.2 Tugas dan Wewenang Organisasi 1. Pemilik

a. Memastikan kelangsungan hidup perusahaan secara keseluruhan.

b. Melakukan pengawasan atas jalannya usaha perusahaan. c. Membuat peraturan dalam perusahaan.

d. Menentukan kebijakan visi, misi perusahaan untuk mencapai tujuan.

e. Memberikan persetujuan atas negosisasi awal dan perjanjian dengan pemasok.

f. Memberikan otorisasi dan mengisi atau menerbitkan giro untuk pembayaran utang.

g. Bertanggung jawab atas masalah-masalah kepegawaian.

h. Menjaga disiplin kerja, dengan cara menilai prestasi kerja bawahannya secara berkala.

i. Menentukan kebijakan perusahaan secara keseluruhan baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek.

(4)

2. Kepala Penjualan

a. Melayani pelanggan dengan memberikan informasi yang dibutuhkan pelanggan.

b. Memberikan informasi yang baik kepada pelanggan.

c. Melaksanakan kegiatan penjualan yang perusahaan lakukan. d. Memberikan otorisasi atas faktur penjualan.

e. Melayani pesanan dan transaksi pelanggan.

f. Memberikan informasi dan berkoordinasi dengan kepala gudang atas barang yang dipesan oleh pelanggan, apakah barang tersedia atau tidak.

3. Bagian Piutang

a. Mengelola piutang perusahaan dengan pelanggan.

b. Menagih utang pelanggan dengan cara follow up pembayaran tagihan kepada pelanggan melalui telepon.

c. Mencatat penerimaan uang atas piutang yang tertagih. d. Melakukan otorisasi atas persetujuan kredit.

e. Mengawasi piutang perusahaan. 4. Kepala Pembelian

a. Mengawasi dan memantau persediaan yang ada di dalam gudang.

b. Melakukan pembelian untuk barang yang telah habis di dalam gudang.

c. Bertanggung jawab terhadap dalam kegiatan pembelian, dari awal proses pembelian sampai dengan tibanya produk digudang.

d. Mengotorisasi dokumen-dokumen yang berkaitan dengan proses pembelian barang ke pemasok.

e. Membuat kwitansi / tanda terima atas pembelian barang ke pemasok.

f. Menyimpan dokumen-dokumen sebagai bukti pembelian dari internal perusahaan maupun eksternal perusahaan.

g. Melakukan proses pertukaran antara dokumen yang berkaitan dengan pembelian barang dengan pemasok.

(5)

5. Bagian Utang

a. Mengelola utang perusahaan dengan baik. b. Menerima tagihan dari penagih.

c. Melakukan perbandingan dan memeriksa faktur dari pemasok dengan dokumen internal perusahaan.

d. Membayarkan utang jatuh tempo kepada pemasok. e. Memastikan utang perusahaan telah terbayarkan.

f. Bertanggung jawab dalam menerima tagihan dan pembayaran utang.

g. Menerima giro sebagai pembayaran utang dari pemilik.

h. Meminta otorisasi dari pemilik untuk membayarkan utang perusahaan dengan mengeluarkan giro

i. Membantu pemilik dalam memberi pertimbangan dalam membayar utang.

j. Memberikan informasi dan status utang perusahaan kepada pemilik.

k. Menyimpan bukti pembayaran utang, baik dokumen internal maupun dokumen eksternal dari perusahaan dan pemasok. l. Mencatat pertambahan dan pengurangan saldo utang ke dalam

catatan utang. 6. Kepala Gudang

a. Bertanggung jawab terhadap keluar masuknya barang.

b. Bertanggung jawab dalam menjaga kualitas dan kuantitas barang di dalam gudang.

c. Mengawasi bagian penerimaan dan pengiriman barang agar melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya.

d. Memeriksa ketersediaan barang atas perintah bagian penjualan. e. Memiliki otoritas dalam memasukan dan mengeluarkan barang

dari gudang.

f. Mencatat dan menyimpan barang serta dokumen penerimaan barang.

7. Bagian Pengiriman Barang

(6)

b. Memastikan barang sampai tepat waktu. c. Mengirim barang pesanan pelanggan.

d. Memastikan barang sampai dengan tepat dan sesuai tujuan barang sampai ke pelanggan.

8. Bagian Penerimaan Barang

a. Bertanggung jawab dalam menerima barang dari pemasok. b. Bertanggung jawab dalam memeriksa barang yang diterima dari

pemasok.

c. Membuat dokumen atau catatan manual penerimaan barang. d. Bertanggung jawab dalam memelihara dokumen internal dan

eksternal perusahaan.

e. Memastikan bahwa pemasok membawa surat jalan dan faktur sesuai dengan barang yang diterima.

f. Melaporkan barang yang diterima kepada bagian gudang beserta catatan manual penerimaan barang.

g. Memberikan otorisasi atas barang yang diterima maupun dalam penandatanganan dokumen kurir pemasok.

h. Bertanggung jawab dalam memastikan barang yang rusak dan mengembalikan barang yang rusak.

i. Menyaksikan dan mengawasi dalam perbaikan atas barang yang rusak yang tercatat di surat jalan maupun di dalam faktur yang dilakukan oleh kurir pemasok.

j. Memastikan barang yang dikembalikan akibat rusak sesuai dengan kodisi fisiknya.

9. Bagian Operasional

a. Memastikan semua proses bisnis yang dilakukan oleh semua bagian telah sesuai dengan tujuan perusahaan.

b. Membantu semua bagian apabila terdapat kesulitan dalam melaksanakan tugas operasional perusahaan.

c. Membantu mengawasi asset perusahaan baik dokumen perusahaan, persediaan barang dagang, dan asset diam maupun bergerak dalam perusahaan.

(7)

3.2.3 Bagian yang Terkait dengan Proses Bisnis Berjalan Untuk Siklus Pembelian, dan Persediaan pada CV. Sumber Abadi.

Bagian yang terkait dengan sistem informasi akuntansi pembelian dan persediaan pada CV. Sumber Abadi yang berjalan saat ini adalah:

1. Kepala pembelian, merupakan bagian yang bertanggung jawab dalam mengelola pembelian dan mengatur kegiatan pembelian perusahaan.

2. Kepala gudang, merupakan bagian yang bertanggung jawab dalam mengelola persediaan barang perusahaan, memastikan kelancaran barang yang masuk dan keluar dari gudang, selain itu pada bagian ini bertanggung jawab dalam menyimpan produk dan menyiapkan produk yang dipesan oleh pelanggan, dan memastikan kuantitas dan kualitas persediaan barang dagang.

3. Bagian penerimaan, merupakan bagian yang bertanggung jawab dalam memastikan barang yang dipesan perusahaan sesuai dengan pesanan dan memeriksa kondisi barang yang dikirim pemasok, dan memastikan proses retur barang telah sesuai dengan prosedur yang ada.

4. Bagian utang, merupakan bagian yang bertanggung jawab dalam mengelola utang, membayarkan utang kepada pemasok, menyimpan dokumen internal dan eksternal perusahaan terkait dengan utang dengan pemasok.

3.3 Dokumen-dokumen yang digunakan a. Faktur penjualan.

b. Kwitansi / tanda terima. c. Faktur

d. Surat jalan

e. Catatan penerimaan barang f. Giro

(8)

3.4 Identifikasi Events Bisnis

3.4.1 Prosedur Penjualan Produk ke Pelanggan

Bagian penjualan akan menerima order dari pelanggan baik secara langsung atau melalui telepon, kemudian bagian penjualan akan mengkonfirmasikan ke bagian gudang akan status barang yang diminta pelanggan. Maka setelah status barang didapat dari bagian gudang yang menyatakan tersedia oleh bagian gudang dan mengeluarkan barang sesuai dengan permintaan, bagian penjualan akan membuatkan faktur penjualan sebanyak 2 rangkap yaitu :

1. Faktur penjualan rangkap ke-1 diberikan kepada pelanggan.

2. Faktur penjualan rangkap ke-2 didokumentasikan berdasarkan nomor urut.

3.4.2 Prosedur Permintaan Pembelian ke Bagian Pembelian

Bagian gudang akan mendapat laporan secara lisan dari bagian penjualan untuk segera memeriksa barang digudang, terdapat 2 kondisi yaitu :

1. Jika barang tersedia maka bagian gudang akan mengeluarkan barang sesuai dengan jumlah yang diminta oleh bagian penjualan. 2. Jika barang tidak tersedia maka bagian gudang akan

memberitahukan ke bagian pembelian untuk dilakukan pembelian secara lisan.

3.4.3 Prosedur Pembelian Produk ke Pemasok

Pembelian dilakukan oleh bagian pembelian yang mendapat laporan secara lisan dari bagian gudang untuk melakukan pembelian berdasarkan permintaan dari bagian penjualan, kemudian bagian pembelian akan melakukan pembelian secara telepon. Setelah menelpon maka akan membuatkan kwitansi / tanda terima untuk digunakan sebagai bukti bahwa perusahaan telah melakuakan pembelian sesuai dengan pesanan sebanyak 2 rangkap, selanjutnya ke dua kwitansi / tanda terima tersebut dikirim ke bagian penerimaan barang untuk dilakukan proses selanjutnya sebagai bukti pembelian.

(9)

3.4.4 Prosedur Penerimaan Barang dari Pemasok

Penerimaan barang dilakukan oleh bagian penerimaan pada saat pemasok datang mengirimkan barang, bagian penerimaan menerima dokumen dari 2 sumber yaitu :

1. Bagian pembelian berupa kwitansi / tanda terima 2 rangkap. 2. Dari pemasok berupa faktur 2 rangkap dan surat jalan.

Bagian penerimaan akan menerima kwitansi / tanda terima sebanyak 2 rangkap sebagai bukti pembelian, setelah barang diterima oleh bagian penerimaan, pemasok akan memberikan surat jalan dan faktur 2 rangkap ke bagian penerimaan. Pada saat barang datang beserta dengan faktur dan surat jalan maka bagian penerimaan akan mencocokkan barang yang dikirim antara kwitansi / tanda terima dengan faktur dan surat jalan yang diberikan pemasok menurut jenis barang, kualitas, kuantitas, dan harga barangnya apakah sesuai. Pada saat pemeriksaan barang yang diterima terdapat kondisi barang yang diterima yaitu baik atau rusak, apabila kondisi barang tersebut baik / sesuai dengan pesanan, atau kodisi barang tersebut rusak atau tidak sesuai dengan pesanan.

3.4.5 Prosedur Menyerahkan Barang yang diterima dan Dokumen ke Bagian Gudang dan Bagian Pembelian

Apabila kondisi barang tersebut baik atau sesuai dengan pesanan dan sesuai antara kwitansi / tanda terima dari perusahaan dan faktur, maka bagian penerimaan akan membuat catatan manual penerimaan barang (untuk diberikan ke bagian gudang), kwitansi / tanda terima rangkap ke-1, surat jalan dan faktur rangkap ke-2(untuk diberikan ke bagian pembelian), kwitansi / tanda terima rangkap ke-2 diberikan ke pemasok sebagai slip penerimaan barang, dan faktur rangkap ke-1 dipegang kembali oleh pemasok untuk digunakan pada saat melakukan penukaran kwitansi / tanda terima rangkap ke-1. Bagian penerimaan akan menyerahkan barang beserta catatan manual penerimaan barang kepada bagian gudang untuk disimpan.

(10)

3.4.6 Prosedur Retur Pembelian dan Pemotongan Utang Produk ke Pemasok

Apabila kondisi barang tersebut ternyata rusak atau tidak sesuai maka bagian penerimaan akan mengembalikan barang yang rusak tersebut ke pemasok. Adapun dokumen yang ikut dikembalikan yaitu faktur 2 rangkap dan surat jalan dari kurir pemasok yang sebelumnya diterima, dan kurir pemasok akan mengubah atau memberikan catatan di dokumen tersebut sesuai dengan barang yang rusak untuk dikembalikan atau tidak sesuai. Setelah dokumen tersebut diubah maka dokumen-dokumen tersebut diambil kembali oleh pemasok untuk melakukan pergantian barang.

3.4.7 Prosedur Menerima dan Mencatat Barang dari Bagian Penerimaan Barang

Bagian gudang akan menerima barang dari bagian penerimaan beserta catatan manual penerimaan barang untuk disimpan berdasarkan tanggal digunakan untuk mencatat barang masuk kedalam persediaan dan mencocokkan antara barang yang dipesan dengan barang yang masuk.

3.4.8 Prosedur Menerima Faktur Tagihan dari Penagih

Bagian pembelian akan menerima sejumlah dokumen dari bagian penerimaan barang yaitu surat jalan, kwitansi / tanda terima rangkap ke-1 melakukan penyimpanan atas dokumen-dokumen tersebut diantaranya surat jalan disimpan berdasarkan tanggal, kwitansi / tanda terima rangkap ke-1 dan faktur rangkap berdasarkan abjad disimpan sementara sampai pemasok melakukan penukaran antara faktur rangkap ke-1 dengan kwitansi / tanda terima rangkap ke-1. Pada saatnya sesuai dengan perjanjian antara 2 sampai 3 hari, penagih akan kembali membawa faktur asli kurang dari 4 hari untuk melakukan penukaran, bagian pembelian akan memeriksa faktur rangkap ke-1 dengan faktur rangkap yang dipegang oleh bagian pembelian, apabila cocok maka menukar kwitansi / tanda terima rangkap ke-1 dengan faktur rangkap ke-1, kwitansi diberikan ke pemasok, faktur rangkap ke-1 disimpan berdasarkan nomor sedangkan faktur rangkap ke-2 diteruskan ke bagian utang untuk dilakukan proses selanjutnya

(11)

3.4.9 Prosedur Pembayaran Utang ke Pemasok

Pembayaran utang dilakukan oleh bagian utang, bagian utang akan menerima dokumen dari 2 sumber yaitu :

1. Bagian pembelian berupa faktur rangkap ke-2.

2. Dari penagih berupa kwitansi / tanda terima rangkap ke-1.

Setelah dokumen-dokumen tersebut diterima oleh bagian utang, kemudian bagian utang akan membandingkan faktur rangkap ke-2 dengan kwitansi / tanda terima rangkap ke-1, jika cocok maka bagian utang akan mengirim faktur rangkap ke-2 kepada pemilik untuk memeriksa faktur sekaligus mengetahui adanya utang yang harus dibayarkan, kemudian pemilik akan menerbitkan / membuat giro sesuai dengan jumlah pembayaran yang tertera didalam faktur beserta tanggal jatuh tempo pencarian giro, setelah membuatkan giro pemilik akan memberikan giro tersebut kepada bagian utang untuk segera diserahkan ke penagih. Setelah bagian utang menerima giro dari pemilik selanjutnya bagian utang membayarkan atau menyerahkan giro atas utang yang telah jatuh tempo, selajutnya bagian utang akan meminta kwitansi / tanda terima rangkap ke-1 dilakukan agar pemasok untuk kedepannya tidak menagih kembali dengan kwitansi / tanda terima yang sama. Kemudian kwitansi / tanda terima rangkap ke-1 dan faktur rangkap ke-2 disimpan berdasarkan tanggal, dan giro yang telah diisi diberikan kepada penagih untuk membayar utang.

3.5 Diagram Alir (Flowchart) Dokumen Proses Bisnis Berjalan

Berdasarkan Identifikasi events bisnis dilakukan untuk mendeskripsikan kegiatan user dan alur kerja dari proses bisnis yang berjalan, yang dilengkapi dengan informasi tambahan berupa dokumen dari transaksi yang dihasilkan dari proses bisnis yang berjalan. Permodelan menggunakan flowchart. Diagram alir atau yang biasa dikenal sebagai flowchart merupakan aliran dokumen dari masing-masing bagian dalam perusahaan yang berkaitan dengan suatu proses bisnis pada CV. Sumber Abadi. Gambaran flowchart berikut ini menunjukkan sebuah flowchart untuk menjelaskan proses bisnis berjalan pada CV. Sumber Abadi, diantaranya:

(12)

3.5.1 Flowchart Prosedur Penjualan Produk ke Pelanggan

Prosedur Penjualan Produk ke Pelanggan

Bagian Penjualan Mulai Menerima order dari pelanggan Membuat Faktur penjualan 2 Faktur Penjualan 1 N Diberikan ke pelanggan Mengkonfirmasikan ke Bagian gudang 1 2 Bagian Gudang 1 Memeriksa barang Mengeluarkan barang 2

(13)

3.5.2 Flowchart Prosedur Permintaan Pembelian ke Bagian Pembelian

(14)

3.5.3 Flowchart Prosedur Pembelian Produk ke Pemasok

(15)

3.5.4 Flowchart Prosedur Penerimaan Barang dari Pemasok

(16)

3.5.5 Flowchart Prosedur Menyerahkan Barang yang diterima dan

Dokumen ke Bagian Gudang dan Bagian Pembelian

Gambar 3.6 Flowchart Prosedur Menyerahkan Barang yang diterima dan Dokumen ke Bagian Gudang dan Bagian Pembelian

(17)

3.5.6 Flowchart Prosedur Retur Pembelian dan Pemotongan Utang

Produk ke Pemasok

(18)

3.5.7 Flowchart Prosedur Menerima dan Mencatat Barang dari Bagian

Penerimaan Barang

Gambar 3.8 Flowchart Prosedur Menerima dan Mencatat Barang dari Bagian Penerimaan Barang

(19)

3.5.8 Flowchart Prosedur Menerima Faktur Tagihan dari Penagih

(20)

3.5.9 Flowchart Prosedur Pembayaran Utang ke Pemasok

(21)

3.6 Identifikasi Masalah dan Dampak Proses Bisnis yang lama

Berikut ini adalah masalah-masalah yang dihadapi oleh CV. Sumber Abadi, diantaranya:

1. Bagian gudang sering sekali mengalami kehilangan barang atau pembelian tidak berdasarkan kondisi fisik didalam gudang. Dikarenakan bagian pembelian belum disertai oleh sistem database yang belum terintegrasi dengan baik antara data bagian gudang dengan bagian pembelian. Tidak adanya sistem yang terintegrasi akan mempersulit bagian gudang dan bagian pembelian memeriksa kesesuiaan data barang yang akan dibeli dengan kondisi fisik didalam gudang, serta akan sulit memeriksa arus keluar masuk barang didalam gudang.

2. Pada saat pemesanan seharusnya perusahaan memesan barang dengan menyertakan surat order pembelian dan surat order pembelian sebagai dasar bukti pemesanan kepada pemasok, bukan hanya kwitansi / tanda terima. Kondisi perusahaan sekarang hanya mengandalkan kwitansi / tanda terima yang sangat rentan terjadinya duplikasi atau kesalahan dalam penulisan. Dibutuhkan dokumen yang akurat, dapat dilacak sebab dokumen tersebut dibuat, dan otorisasi atas dokumen. Oleh karena itu dibutuhkan surat order pembelian, surat order pembelian ini sebagai dasar yang digunakan pada bagian penerimaan barang hingga pelunasan utang sebagai perbandingan atau pencocokan antara barang yang diterima dengan surat jalan, faktur dan dokumen eksternal dengan surat order pembelian yang diterbitkan oleh bagian pembelian.

3. Bagian pembelian mengalami kesulitan untuk melakukan penilaian terhadap pemasok dari segi harga, kualitas barang, dan ketepatan waktu dalam pengiriman barang. Harusnya bagian pembelian melakukan pencatatan history dengan menggunakan dokumen berupa surat permintaan penawaran harga yang dikirim ke masing-masing pemasok. Yang kemudian diterima kembali dari pemasok berupa surat penawaran harga sebagai perbandingan harga dari masing-masing pemilihan pemasok yang mempertimbangkan kriteria lain seperti: ketepatan waktu pengiriman, ketepatan jumlah, dan jumlah keseringan barang retur. Hal ini akan mengakibatkan sulitnya dalam menilai pemasok baru, dan perusahaan tidak

(22)

optimal dalam mendapatkan pemasok yang sesuai karena akan berdampak kepada kebutuhan perusahaan dalam memenuhi pesanan pelanggan serta dalam efisiensi biaya pembelian barang.

4. Terkait masalah penerimaan dari pemasok, selama ini belum ada proses pencatatan dokumen atau bukti penerimaan barang dari pemasok, pencatatan masih dilakukan secara tradisional dan sederhana yaitu masih menggunakan buku. Hal ini mengakibatkan bagian penerimaan hanya mencatat tidak sesuai dengan prosedur pencatatan persediaan maupun penerimaan karena tidak dibuat rangkapnya, sehingga sering kali terjadi kesalah pahaman dan telat dalam memberikan laporan ke bagian gudang. Disamping itu juga dapat mengakibatkan ada resiko hilangnya data, dan sulit dilakukan penelusuran atas penerimaan fisik barang yang telah terjadi. 5. Terkait masalah persediaan, belum adanya kebijakan mengenai jumlah

persediaan minimum yang ditetapkan sebagai dasar untuk proses pemesanan kembali. Proses pembelian hanya dilakukan berdasarkan permintaan dari bagian penjualan, sehingga sering sekali pelanggan tidak mendapatkan barang yang di inginkan atau out of stock. Dampak akibat dari tidak adanya kebijakan persediaan minimum akan mempersulit perusahaan dalam memprediksi dan mempersiapkan persediaan barang dan akan menurunkan laba perusahaan karena banyak permintaan dari pelanggan yang tidak terpenuhi.

6. Terkait masalah pengelolaan utang usaha, sulit mengetahui tanggal jatuh tempo utang secara cepat agar bisa mengatur arus kas yang mendukung kelancaran pemenuhan pembayaran kepada pemasok. Seharusnya perusahaan dapat memperoleh informasi secara aktual mengenai tanggal jatuh tempo utang dengan mudah sehingga dapat melakukan perencanaan arus kas yang baik untuk menunjang kelancaran pemenuhan pembayaran utang ke pemasok. Selama ini pemasok yang melakukan penagihan secara langsung bukan perusahaan yang membayar berdasarkan jatuh tempo, hal ini mengakibatkan pada saat para pemasok datang pada hari yang sama untuk menagih utang maka akan mengakibatkan belum siapnya dana yang tersedia untuk pemenuhan pelunasan utang dan hubungan terhadap pemasok kurang baik.

(23)

7. Terkait masalah pembayaran utang, perusahaan masih rentan akan kecurangan dari pihak penagih hal ini terjadi karana proses penagihan yang belum baik, proses penagihan dilakukan dengan cara tukar menukar dokumen antara kwitansi / tanda terima 2 rangkap dari perusahaan, dan faktur 2 rangkap dari pemasok. Dan pada saat penagihan, pihak penagih datang dengan membawa kwitansi / tanda terima asli yang asalnya dari perusahaan untuk dilakukannya penagihan utang. Hal ini berdasarkan wawancara dengan perusahaan mengatakan bahwa pihak penagih sering melakukan penipuan dan duplikasi faktur. Perusahaan belum mampu mengelola cash flow dengan baik dikarenakan belum adanya dokumen bukti kas keluar atas pembayaran utang. Permasalahan yang timbul dikarenakan prosedur penagihan utang yang masih belum baik, belum adanya laporan yang mampu mengelola cash flow perusahaan, dan dikarenakan pegawai yang tidak teliti dalam memeriksa faktur dan kurangnya dokumentasi atas pencatatan transaksi perusahaan yang belum baik.

8. Pada saat retur barang, pihak perusaahan hanya menyerahkan kurir pemasok untuk melakukan hal tersebut dan tidak meminta persetujuan dari bagian pembelian atas barang yang akan di kembalikan, pada saat barang tidak sesuai atau dengan kata lain ketika barang rusak tidak ada pergantian barang dan barang dikembalikan ke pemasok untuk diganti dengan barang baru belum adanya dokumen yang diterbitkan dari perusahaan untuk mengurangi utang perusahaan terhadap pemasok dan pada saat penukaran barang tidak ada dokumen yang diterbitkan oleh perusahaan. Perusahaan hanya mengandalkan dokumen dari pihak pemasok dengan mencoret atau mengubah dokumen faktur secara langsung. Kurangnya dokumen dari perusahaan yang akan memicu kesalahan dalam penukaran barang dan perhitungan nilai utang atas barang tidak sesuai untuk dikembaikan ke pemasok dan tidak ada bukti dokumen yang di keluarkan pihak perusahaan yang menyatakan bahwa utang perusahaan pada pemasok berkurang akibat barang yang tidak sesuai untuk dikembalikan.

3.7 Usulan Perbaikan Untuk Masalah yang Dihadapi

Dari identifikasi masalah yang timbul, berikut ini usulan perbaikan dari masalah yang dihadapi oleh CV. Sumber Abadi, diantaranya:

(24)

1. Untuk menyelesaikan masalah terkait sering terjadinya kehilangan dan pembelian tidak berdasarkan kondisi fisik didalam gudang maka dibutuhkan sistem database yang terintergrasi dengan baik yang membantu dalam hal pengecekan kesesuaian barang antara data barang didalam database dengan fisik barang yang dilakukan oleh bagian gudang dan bagian pembelian dapat memperoleh informasi mengenai data barang secara akurat, cepat, dan tepat.

2. Untuk menyelesaikan masalah terkait pembelian kepada pemasok yang masih menggunakan kwitansi / tanda terima, maka dibutuhkan prosedur yang sesuai dengan proses pembelian yaitu dengan menerbitkan dokumen surat order pembelian yang berisikan data barang, data pemasok, dan kuantitas order. Bagian pembelian yang memiliki otorisasi atas terbitnya surat order pembelian, surat order pembelian tersebut digunakan untuk melakukan pembelian kepada pemasok, dokumen tersebut terdiri dari rangkap 7, berikut keterangannya:

a. Rangkap 1-3 diberikan kepada bagian penerimaan barang dimana rangkap 1 untuk disimpan oleh bagian penerimaan barang, dan rangkap 2 dan 3 untuk proses selanjutnya diserahkan kepada pemasok sebagai tanda terima barang, selain itu dokumen surat order pembelian juga digunakan sebagai pembanding dengan surat jalan yang nantinya diterima pada saat barang diterima oleh bagian penerimaan barang.

b. Rangkap ke-4 diberikan kepada bagian utang untuk membandingkan faktur dari pemasok yang diikuti dengan dokumen bukti penerimaan barang.

c. Rangkap ke-5 diberikan kepada bagian gudang dengan tujuan agar bagian gudang turut menerima bukti bahwa bagian pembelian telah melakukan pembelian berdasarkan permintaan dari bagian gudang atas dokumen surat permintaan pembelian, dan dokumen SOP disimpan berdasarkan nomor.

d. Rangkap 6 dan 7 disimpan sebagai bukti pemesanan dan pembelian barang kepada pemasok yang masing-masing disimpan berdasarkan tanggal dan nama pemasok, dan tujuan surat order pembelian

(25)

disimpan adalah sebagai bukti pemesanan dan untuk menelusuri proses pembelian ke pemasok.

3. Untuk menyelesaikan masalah pada bagian pembelian mengenai pemilihan pemasok yang terbaik dibutuhkan sistem pencatatan semua informasi mengenai harga yang ditawarkan oleh pemasok selama ini. Dengan adanya sistem pencatatan yang teratur, informasi perbandingan harga yang terbaru dapat langsung dimanfaatkan sebagai pendoman dalam memilih pemasok. Dari pemilihan pemasok yang terbaik selanjutnya bagian pembelian membuat surat permintaan penawaran harga (SPPH) yang dikirim ke setiap pemasok yang masuk dalam kriteria perusahaan yang nantinya pemasok akan merespon balik dengan mengirimkan surat penawaran harga (SPH) berdasarkan kriteria dan hasil negosiasi, dan setelah hasil diterima dari pemasok berupa SPH maka bagian pembelian akan meminta keputusan atas SPH tersebut ke pemilik, dan kemudian pemilik akan memilih dan memutuskan dari beberapa SPH pemasok dengan beberapa kondisi, apabila tidak ada yang disetujui maka pemilik akan menyuruh bagian pembelian untuk mencari pemasok lain dan melakukan proses pembuatan awal SPPH yang disebarkan kepara pemasok yang telah di tentukan, dan apabila disetujui maka bagian pembelian akan meneruskan proses pembelian dengan pemasok pilihan dengan menerbitkan SOP dan menelpon pemasok yang dituju. Manfaat dengan adanya surat penawaran harga maka akan meningkatkan kemampuan perusahaan dalam melakukan negosiasi harga terbaik untuk perusahaan dalam memilih pemasok.

4. Untuk menyelesaikan masalah terkait dengan pencatatan barang dari pemasok yang dibutuhkan pencatatan barang berupa bukti penerimaan barang sebanyak 2 rangkap yang dibuat oleh bagian penerimaan barang yang nantinya akan dikirim ke bagian gudang untuk dilakukan pencatatan atas penerimaan barang yang telah terjadi, pencatatan ini dilakukan agar bagian gudang mengetahui bahwa barang yang dipesan telah sampai dan diterima oleh bagian penerimaan barang. Bukti penerimaan barang tersebut juga harus diberikan kepada bagian pembelian untuk dilakukan pencatatan tanggal penerimaan pada surat order pembelian rangkap ke-6 dan ke-7 untuk dokumentasi. Kemudian dibutuhkan pencatatan kedalam sistem dam mencatak dalam bentuk dokumen bukti penerimaan barang agar

(26)

memudahkan penyimpanan dan pencarian kembali informasi mengenai penerimaan barang. Bukti penerimaan barang ini juga digunakan sebagai dasar pencocokan pada saat pembayaran utang.

5. Untuk menyelesaikan masalah terkait dengan masalah persediaan minimum, dibutuhkan suatu sistem yang mampu menyediakan sistem pengendalian internal atas ROP berdasarkan kebijakan persediaan minimal sehingga diharapkan persediaan dapat selalu tersedia sesuai dengan jumlah kebutuhan pemakainya dan jumlah kapasitas persediaan digudang. Dimana sistem informasi yang dirancang dapat memberikan informasi mengenai ketersediaan barang digudang. Bentuk informasi yang dihasilkan berupa laporan persediaan apabila persediaan telah mencapai batas ROP yang telah ditentukan untuk setiap barang, sehingga bagian pembelian dapat melakukan pemesanan secara langsung, proses pembelian tidak hanya dilakukan atas dasar permintaan dari bagian penjualan saja tetapi terdapat sistem yang mampu menghadirkan informasi yang memberikan informasi untuk melakukan pemesanan kembali dalam bentuk laporan persediaan. 6. Untuk menyelesaikan masalah yang terkait dengan pengelolaan utang,

perlu dirancang suatu sistem yang dapat merekapitulasi terkait dengan nilai utang sehingga memudahkan bagian utang untuk dapat mengetahui jumlah utang yang seharusnya dibayar dan tanggal jatuh tempo utang yang akan datang, sistem tersebut mampu memberikan informasi yang dibutuhkan bagian utang dalam mengelola utang dan terdapat informasi terkait status utang terhadap faktur yang jatuh tempo maupun yang telah terbayarkan. Sehingga pada saat utang jatuh tempo perusahaan sudah mengetahui dan siap dalam memenuhi dana yang akan dikeluarkan untuk pembayaran utang.

7. Untuk menyelesaikan masalah pembayaran utang yang rentan akan kecurangan dari pihak penagih, yang banyak disebabkan karena proses penagihan yang belum baik, serta proses penagihan yang melakukan tukar menukar dokumen yang dapat memicu timbulnya kecurangan yang dilakukan oleh penagih. Maka dari itu seharusnya perusahaan tidak melakukan tukar menukar dokumen internal perusahaan dengan penagih, seharusnya perusahaan hanya akan menerima faktur dari penagih atas utang yang akan ditagih. Yang pada dasarnya faktur tersebut menjadi

(27)

dokumen yang hanya digunakan pada saat penagihan, faktur tersebut harus diterima oleh bagian pembelian untuk memeriksa keabsahan dari faktur yang diberikan oleh penagih. Setelah dinilai sah maka faktur tersebut diberikan kepada bagian utang untuk dilakukan perbandingan dengan dokumen-dokumen internal perusahaan yang diantaranya surat order pembelian dan bukti penerimaan barang yang dimiliki perusahaan untuk memeriksa kesesuaian faktur tersebut dengan dokumen yang dimiliki perusahaan, merancang sistem yang mampu memberikan transaction history untuk menghindari kecurangan yang dilakukan pihak pemasok dalam menagih utang dalam hal duplikasi faktur atau penagihan kembali atas faktur palsu atau duplikasi. Selain itu untuk mengatasi pengelolaan cash flow yang dikarenakan belum adanya bukti kas keluar, perusahaan seharusnya membuat dokumen bukti kas keluar yang dikeluarkan oleh bagian utang sebanyak 3 rangkap, dimana 3 rangkap tesebut disimpan sementara bersamaan dengan faktur, dengan adanya sistem pengingat jatuh tempo sehingga bagian utang dapat mengetahui tanggal jatuh tempo utang yang akan datang dan memudahkan pemilik dalam mempersiapkan dana untuk membayar utang, setelah sistem memberikan informasi mengenai tanggal jatuh tempo faktur beserta bukti kas keluar diberikan kepada pemilik untuk dilakukan pemeriksaan atas faktur dan setelah sah maka pemilik selaku otorisasi akan menerbitkan giro yang kemudian diberikan kepada bagian utang, kemudian bagian utang membayarkan utang yang telah jatuh tempo. Dimana giro dan bukti kas keluar rangkap ke-1 dikirim ke pemasok bersamaan dengan itu bagian utang membuat rekapitulasi register giro, bukti kas keluar rangkap ke-2 dibuatkan rekapitulasi register bukti kas, bukti kas keluar rangkap ke-3 disimpan berdasarkan nomor, dan faktur yang telah terbayarkan diberikan ke bagian pembelian untuk disimpan berdasarkan nama pemasok. Hal ini akan mencegah terjadinya kecurangan, penipuan, dan duplikasi faktur dari pihak penagih, maupun pegawai perusahaan.

8. Untuk menagatasi masalah kurangnya dokumentasi pada saat barang tidak sesuai dan dikembalikan ke pemasok atau tidak ada pergantian barang serta pada saat penukaran barang akibat barang rusak ke pemasok, belum adanya dokumen yang diterbitkan dari perusahaan untuk mengurangi utang

(28)

perusahaan terhadap pemasok dan pada saat penukaran barang tidak ada dokumen yang diterbitkan oleh perusahaan. Dibutuhkan prosedur retur barang yang baik, yaitu dengan cara apabila terdapat barang yang rusak bagian penerimaan barang mengkonfirmasikan hal tersebut kepada bagian gudang bersamaan dengan surat jalan, setelah bagian gudang menerima barang yang rusak beserta surat jalan, bagian gudang memeriksa kondisi fisik barang untuk memastikan kemudian setelah menemukan kerusakan bagian gudang menginformasikan hal tersebut kepada bagian pembelian untuk melakukan retur atau membuat memo debit sebagai pemotongan utang apabila barang dikembalikan karena tidak sesuai dengan pesanan atau tidak ada pergantian barang dan ketika barang ditukar ke pemasok, setelah bagian pembelian menerima informasi dari bagian gudang selanjutnya membuat memo debit 2 rangkap yang digunakan sebagai pemotongan utang apabila barang dikembalikan karena tidak sesuai dengan pesanan atau barang ditukar ke pemasok. Bagian pembelian melakukan koreksi surat jalan dan faktur atas barang yang rusak dengan cara memberikan notes atau memperbaiki jumlah barang yang seharusnya diterima oleh perusahaan. Setelah proses itu selesai maka barang beserta memo debit rangkap ke-1, surat jalan dan faktur yang telah dikoreksi dikembalikan melalui kurir pemasok. Proses selanjutnya adalah memberikan memo debit rangkap ke-2 tersebut kepada bagian utang untuk dilakukannya rekonsiliasi antara bukti kas keluar dengan memo debit, memo debit yang diarsipkan sebagai pengurang utang atas barang rusak yang tidak bisa dikembalikan dan pada saat penukaran barang baru ke pemasok, diarsipkan bersamaan dengan bukti kas keluar atas nama debitur yang belum dibayar, dengan itu kesalahan dalam proses retur barang dapat dihindari dan untuk dapat mempermudah menetukan nilai utang secara akurat.

3.8 Manfaat Sistem Baru Untuk Mengatasi Masalah yang lama.

1. Setelah adanya sistem database yang baik, memudahkan bagian pembelian untuk memantau secara langsung data persediaan ke dalam database persediaan. Atas dasar pengecekan ke dalam database tersebut apabila kondisi persediaan habis atau hampir menyentuh ROP maka bagian pembelian dapat melakukan pembelian secara langsung berdasarkan status

(29)

atau kondisi persediaan di dalam database. Selain itu adanya sistem database yang terintergrasi dengan baik antar bagian gudang dan pembelian, dapat membantu dalam hal pengecekan kesesuaian barang antara data barang didalam database dengan fisik barang yang dilakukan oleh bagian gudang dan bagian pembelian dapat memperoleh informasi mengenai data barang secara akurat, cepat, dan tepat.

2. Dengan adanya dokumen surat order pembelian pada saat perusahaan memesan barang kepada pemasok, akan mengurangi terjadinya salah paham antara bagian pembelian dan pemasok pada saat proses pembelian, adanya otorisasi dan tanggung jawab terhadap dokumen, menghindari terjadinya kecurangan, dan dapat dilakukan pelacakan terhadap dokumen terkait pada saat penerimaan barang maupun pada saat pembayaran utang. 3. Dengan adanya dokumen surat penawaran harga maka akan meningkatkan

kemampuan perusahaan dalam melakukan negosiasi harga terbaik untuk perusahaan dalam memilih pemasok, sehingga perusahaan dapat mengevaluasi mengenai kinerja pemasok mengenai ketepatan waktu pengiriman, ketepatan jumalah pengiriman pesanan, informasi atas perubahan harga maupun informasi lain terkait dengan perubahan barang mampu menghadirkan informasi secara cepat, kualitas yang dinilai dari bagaimana tingkat retur yang terjadi, dari kriteria diatas maka dapat dijadikan indikator dalam perhitungan atau penilaian pada saat evaluasi pemasok.

4. Dengan adanya dokumen bukti penerimaan barang, perusahaan dapat memonitor arus barang yang masuk ke dalam gudang, bukti penerimaan barang juga digunakan sebagai bukti fisik atas barang yang diterima dimana bukti penerimaan barang tersebut harus diketahui oleh bagian gudang, penerimaan barang, maupun bagian pembelian bukti penerimaan barang tersebut dicocokkan dengan dokumen-dokumen terkait serta barang yang diterima tujuaannya agar tidak terjadi kecurangan yang dilakukan oleh karyawan maupun pemasok.

5. Dengan adanya sistem yang mampu menghadirkan informasi mengenai ketersediaan barang digudang dengan informasi yang menghasilkan laporan persediaan apabila persediaan telah mencapai batas ROP yang telah ditentukan untuk setiap barang, yang diikuti dengan kebijakan

(30)

persediaan minimal, sehingga diharapkan persediaan dapat selalu tersedia sesuai dengan jumlah kebutuhan pemakainya dan jumlah kapasitas persediaan digudang, serta menjaga persediaan dari out of stock dan over stock. Dengan adanya sistem pemesanan kembali akan mempermudah bagian gudang dan pembelian dalam melakukan proses pembelian, selain itu dengan adanya sistem tersebut menjaga agar persediaan pada posisi tersedia sehingga pada saat pelanggan memesan barang yang diinginkan maka barang tersebut tersedia, dengan itu laba perusahaan dan kepercayaan pelanggan akan meningkat.

6. Dengan adanya sistem pengelolaan utang yang baik maka akan membantu pemilik, terkait dalam melakukan perencanaan arus kas perusahaan dimasa depan dengan lebih baik. Selain itu juga perusahaan akan mendapatkan manfaat apabila dapat membayar utang dengan tepat waktu untuk mendukung perusahaan dalam menjaga nama baik perusahaan dengan membayar utang secara tepat waktu. Dengan adanya sistem yang mampu memberikan informasi atas utang jatuh tempo sehingga pemilik dapat mempersiapkan dana dan menentukan waktu pembayaran yang tepat dengan mempertimbangkan cash flow perusahaan, oleh karena pengelolaan hutang yang baik maka dapat meningkatkan hubungan kepercayaan dengan para pemasok.

7. Dengan memperbaiki proses penagihan yang sesuai dengan prosedur yang baik, dan merancang sistem yang mampu memberikan transaction history untuk menghindari kecurangan yang dilakukan pihak pemasok dalam menagih utang dalam hal duplikasi faktur atau penagihan kembali atas faktur palsu atau duplikasiakan menghindari terjadinya kecurangan, penipuan, dan duplikasi faktur dari pihak penagih, maupun pegawai perusahaan. Dan dengan adanya pencatatan transaksi atas bukti kas keluar perusahaan dapat mengelola dengan baik cash flow perusahaan sehingga perusahaan dapat mengurangi resiko kecurangan pemasok dalam melakukan penagihan kembali atas faktur yang telah terbayarkan dengan adanya dokumen dan prosedur yang diusulkan maka dapat dilakukan pelacakan bukti pengeluaran kas atas faktur.

8. Dengan prosedur retur yang baik menerbitkan memo debit, perusahaan memiliki bukti atas barang yang rusak untuk ditukar dan barang rusak tidak

(31)

bisa dikembalikan ke pemasok atau barang dikembalikan karena tidak sesuai dengan pesanan. Dengan prosedur yang baik membuat antar bagian mengetahui barang yang diretur dan dilakukannya pengurang utang untuk mencegah terjadinya kerja sama antara pegawai penerimaan barang dengan kurir pemasok, serta perusahaan akan mudah dalam menentukan nilai utang secara akurat untuk menghindari kesalahan dan manupulasi pemasok, bagian yang terlibat dalam mengawasi proses retur dan pemotongan utang atau barang tidak sesuai adalah bagian gudang yang bertindak dalam memeriksa dan memastikan barang tersebut rusak, bagian pembelian yang menerbitkan memo debit dan mengawasi proses pengembalian barang atau pemotongan utang serta mengawasi dalam pengubahan dokumen surat jalan yang dilakukan oleh kurir pemasok, dengan adanya sistem mempermudah perusahaan dalam melakukan perhitungan akhir bukti kas keluar atas nama debitur yang belum dibayar dengan memo debit, selain itu untuk mengurangi resiko kecurangan dan kekeliruan pemasok dalam menetapkan nilai utang pada saat penagihan atau pada saat penerbitan faktur yang akan diberikan ke perusahaan.

3.9 Analisa ROP.

Dalam perhitungan ROP ada beberapa informasi yang dibutuhkan dalam menghitung reorder point, yaitu : permintaan perhari x waktu tunggu untuk pesanan baru dalam hari (lead time) + safety stock. Dari informasi yang didapatkan perusahaan menetapkan safety stock 100% dari permintaan perhari, fungsi safety stock adalah untuk menjaga persediaan agar tetap pada posisi tersedia disaat waktu pemesanan (lead time).

Perhitungan ROP dilakukan sampling pada barang yang perputaran perharinya tinggi dan barang yang perputaran perharinya rendah, karena banyaknya persediaan yang terdapat didalam perusahaan CV.. Sumber Abadi maka dilakukan sampling terhadap persediaan. Sebelum melakukan perhitungan, berikut ini adalah data tentang persediaan CV. Sumber Abadi yang dilakukan sampling pada tahun 2012 :

(32)

Tabel 3.1 Penjualan CV. Sumber Abadi tahun 2012

Sumber : Catatan penjualan CV. Sumber Abadi tahun 2012 Tabel 3.2 Bahan baku dan pemasok CV. Sumber Abadi tahun 2012

Nama Produk Nama Bahan Baku Nama Pemasok Lead Time Supplier

Tiga Roda Semen Tiga Roda

(50kg)

PT. Indocement 1 hari

Batumer Batu Bata Merah CV. Nagamakmur 2 hari

TOTO Closet Duduk TOTO PT. Intimegah 2 hari

Sumber : Catatan penjualan CV. Sumber Abadi tahun 2012

Dalam proses analisis, perhitungan akan dilakukan pada beberapa produk atau sampling yang dimiliki perusahaan, semua perhitungan akan memiliki alur yang sama.

3.10 Perhitungan ROP a) Semen

Safety Stock = 100% x (permintaan perhari x lead time)

= 100% x (200 x 1)

= 200 Zak

Perhitungan per tahun

ROP = permintaan tahun / 320 (hari) x lead time + Safety Stock

= 64.000 / 320 = 200 x 1 hari = 200 + 200(SS) = 400 Zak Perhitungan per hari

Nama Produk Jumlah Pesanan (Per tahun)

Jumlah Pesanan (Per hari)

Semen Tiga Roda (50kg) 64.000 200

Batu Bata 3.200.000 10.000

(33)

ROP = permintaan tahun / 320 (hari) x lead time + Safety Stock

= 200 x 1 + 200 = 400 Zak b) Batu Bata Merah

Safety Stock = 100% x (permintaan perhari x lead time) = 100% x (10.000 x 2)

= 20.000 Buah Perhitungan per tahun

ROP = permintaan tahun / 320 (hari) x lead time + Safety

Stock

= 3.200.000/ 320 = 10.000 x 2 hari = 20.000 + 20.000 (SS) = 40.000 Buah

Perhitungan per hari

ROP = permintaan tahun /320 (hari) x lead time + Safety Stock

= 10.000 x 2 + 20.000 = 40.000 Buah c) Closet Duduk TOTO

Safety Stock = 100% x (permintaan perhari x lead time) = 100% x (10 x 2)

= 20 Unit Perhitungan per tahun

ROP = permintaan tahun / 320 (hari) x lead time + Safety Stock

= 3200 / 320 = 10 x 2 hari = 20 + 20 (SS) = 40 Unit Perhitungan per hari

ROP = permintaan tahun /320 (hari) x lead time + Safety Stock

(34)

= 10 x 2 + 20 = 40 Unit

Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan untuk sampling yang diambil : Tabel 3.3 Hasil perhitungan Safety Stock, dan ROP

Nama Produk Jumlah Total Produk (per tahun) Permintaan Rata Rata Harian (per hari) Lead Time (hari) Safety Stock ROP A B = A / 320 hari C D = 150% x (B x C) E = B x C + D Semen Tiga Roda (50kg)

64.000 200 1 hari 200 Zak 400 Zak

Batu Bata Merah 3.200.000 10.000 2 hari 20.000 Buah 40.000 Buah Closet Duduk TOTO

Gambar

Gambar 3.1 Struktur Organisasi CV. SUMBER ABADI  (Sumber: CV. Sumber Abadi)
Gambar 3.2 Flowchart Prosedur Penjualan Produk ke Pelanggan
Gambar 3.4 Flowchart Prosedur Pembelian Produk ke Pemasok
Gambar 3.5 Flowchart Prosedur Penerimaan Barang dari Pemasok
+7

Referensi

Dokumen terkait

 Dari hasil penelitian dan pengujian yang sudah dilakukan oleh peneliti diperoleh hasil bahwa tingkat ketebalan tertinggi didapat pada campuran Varnish Galaxy HS 2800

Bakteri ini dapat membentuk asam dari glukosa, etil dan propil alkohol, tidak membentuk senyawa busuk yang beracun dari hasil peruraian protein (indol) dan mempunyai kemampuan

Pengurangan risiko bencana sangat berkaitan dengan Pendidikan sesuai dengan yang diusulkan dalam Sendai Framework for Disaster Risk Reduction 2015-2030, yang menjelaskan

Hartini (2001) dalam penelitiannya pada anak- anak panti asuhan menemukan bahwa anak-anak panti asuhan cenderung menunjukkan kesulitan dalam penyesuaian sosialnya yang

Perbandingan gula dengan sorbitol memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kekuatan selai lembaran yang dihasilkan seperti pada Tabel 2..

Tujuan yang hendak dicapai melalui kegiatan PPM dalam bentuk pelatihan usaha souvenir khas wisata Merapi adalah 1) para remaja putri mampu membuat aksesoris dan merchandiser

Robert Alexander Jaffray adalah seorang misionari the Christian and Missionary Alliance (CMA) dari Kanada yang melayani di bagian selatan Tiongkok selama 32 tahun.  Setelah

Karena-Nya, penyusun dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kajian Pengaruh Tinggi Bukaan Pintu Air Tegak Terhadap Kondisi Aliran Di Bagian Hilir Saluran