• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI PENGGUNAAN METODE DEMPSTER SHAFER MENGANALISA PENYAKIT PADA SISTEM REPRODUKSI WANITA DENGAN SOLUSI PENANGANAN OBAT HERBAL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI PENGGUNAAN METODE DEMPSTER SHAFER MENGANALISA PENYAKIT PADA SISTEM REPRODUKSI WANITA DENGAN SOLUSI PENANGANAN OBAT HERBAL."

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN METODE DEM

MENGANALISA PENYAKIT PADA SISTEM REPRODUKSI

WANITA DENGAN SOLUSI PENANGANAN OBAT HERBAL

Nama

NIM

Program Studi

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

SKRIPSI

PENGGUNAAN METODE DEMPSTER SHAFER UNTUK

MENGANALISA PENYAKIT PADA SISTEM REPRODUKSI

WANITA DENGAN SOLUSI PENANGANAN OBAT HERBAL

Disusun Oleh :

: Ahmad Ali Saefuddin

: A11.2010. 05560

Program Studi

: Teknik Informatika

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

SEMARANG

2015

STER SHAFER UNTUK

MENGANALISA PENYAKIT PADA SISTEM REPRODUKSI

WANITA DENGAN SOLUSI PENANGANAN OBAT HERBAL

(2)

PERSETUJUAN LAPORAN TUGAS AKHIR

Nama Pelaksana : Ahmad Ali Saefuddin NIM : A11.2010. 05560 Program Studi : Teknik Informatika Fakultas : Ilmu Komputer

Judul Tugas Akhir : Penggunaan Metode Dempster Shafer Untuk Menganalisa Penyakit Pada Sistem Reproduksi Wanita dengan Solusi Penanganan Obat Herbal

Tugas Akhir ini telah diperiksa dan disetujui, Semarang, 4 November 2015

Menyetujui: Mengetahui:

Pembimbing Dekan Fakultas Ilmu Komputer

Setia Astuti S.Si, M.Kom Dr. Abdul Syukur

(3)

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI

Nama Pelaksana : Ahmad Ali Saefuddin NIM : A11.2010. 05560 Program Studi : Teknik Informatika Fakultas : Ilmu Komputer

Judul Tugas Akhir :Penggunaan Metode Dempster Shafer Untuk Menganalisa Penyakit Pada Sistem Reproduksi Wanita dengan Solusi Penanganan Obat Herbal

Tugas Akhir ini telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji pada Sidang tugas akhir tanggal 4 November 2015. Menurut pandangan kami, tugas

akhirini memadai dari segi kualitas maupun kuantitas untuk penganugrahan gelar Sarjana Komputer (S.Kom.)

Semarang,4 November 2015 Dewan Penguji:

Anggota 1 Anggota 2

T. Sutojo, S.Si, M.Kom Wijanarto, M.Kom

NPP.0686.11.1996.094 NPP.0686.11.2009.354

Ketua Penguji

Erna Zuni Astuti, M.Kom NPP.0686.11.1997.132

(4)

PERNYATAAN

KEASLIAN TUGAS AKHIR

Sebagai Mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Ahmad Ali Saefuddin NIM : A11.2010. 05560

Menyatakan karya ilmiah saya yang berjudul:

Penggunaan Metode Dempster Shafer Untuk Menganalisa Penyakit Pada Sistem Reproduksi Wanita dengan Solusi Penanganan Obat Herbal

Merupakan karya asli saya (kecuali cuplikan dan ringkasan yang masing-masing telah saya jelasakan sumbernya dan perangkat pendukung seperti webcam dll). Apabila di kemudian hari, karya saya disinyalir bukan merupakan karya asli saya, yang disertai dengan bukti-bukti yang cukup, maka saya bersedia untuk dibatalkan gelar saya beserta hak dan kewajiban yang melekat pada gelar tersebut. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Semarang

Pada tanggal: 4 November 2015 Yang Menyatakan

(Ahmad Ali Saefuddin)

(5)

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Ahmad Ali Saefuddin NIM : A11.2010. 05560

Demi mengembangkan Ilmu Pengetahuan, menyetujui untuk memberikan Universitas Dian Nuswantoro Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-exclusive

Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

Penggunaan Metode Dempster Shafer Untuk Menganalisa Penyakit Pada Sistem Reproduksi Wanita dengan Solusi Penanganan Obat Herbal

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini Universitas Dian Nuswantoro berhak untuk menyimpan, mengcopy ulang (memperbanyak), menggunakan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya dan menampilkan/mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.

Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak Universitas Dian Nuswantoro, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Semarang

Pada tanggal: 4 November 2015 Yang Menyatakan

(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis sehingga laporan tugas akhir dengan judul “Penggunaan Metode Dempster Shafer Untuk Menganalisa Penyakit Pada Sistem Reproduksi Wanita dengan Solusi Penanganan Obat Herbal” dapat penulis selesaikan sesuai dengan rencana karena dukungan dari berbagai pihak yang tidak ternilai besarnya. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dr.Ir. Edi Noersasongko, M.Kom, selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

2. Dr. Abdul Syukur selaku Dekan Fasilkom.

3. Heru Agus Santoso, Ph.D, selaku Ka Progdi Teknik Informatika.

4. Setia Astuti S.Si, M.Kom, selaku pembimbing tugas akhir yang memberikan informasi referensi yang penulis butuhkan dan bimbingan yang berkaitan dengan penelitian penulis.

5. DosendosenpengampudiFakultasIlmuKomputerTeknikInformatikaUniversitas DianNuswantoroSemarangyang

telahmemberikanIlmudanpengalamannyamasing-masing,sehinggailmunyabermanfaat.

6. AyahdanIbundayangakusayangisertaadikkakaktercinta,untuksegalado’adandu kungannya yang begitubesarbuatpenulis.

7. AryaniPujiHaryatidanSeluruhtemanyangtelahmemberikanmasukandanseman gatuntukdapatmenyelesaikantugasakhirdengantepatwaktu.

8. Dan semuapihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Semoga Allah Subhanahuwata’alamemberikan balasan yang lebih besar kepada beliau-beliau, dan pada akhirnya penulis berharap bahwa penulisan laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat dan berguna sebagaimana fungsinya.

Semarang, 4 November 2015

(7)

ABSTRAK

Seorang wanita mempunyai kodrat yang tidak dimiliki pria yaitu hamil dan melahirkan, jadi organ reproduksi pada wanita merupakan salah satu bagian terpenting pada tubuh wanita, sehingga kesehatan pada organ reproduksi wanita harus diperhatikan. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gejala-gejala penyakit pada organ reproduksi wanita menyebabkan keterlambatan penanganan yang membuat penyakit yang diderita menjadi lebih sulit untuk diobati dan dapat menjadi penyakit berbahaya yang dapat mengancam kehidupannya. Metodologi yang dipakai untuk penelitian yaitu metode pengembangan waterfall (air terjun). Sistem pakar ini menggunakan aturan metode dempster shafer dalam menentukan hasil akhir. Pembuatan perangkat lunak sistem pakar berbasis android ini menggunakan software eclipe, MySQL sebagai penyimpanan database dan menggunakan bahasa pemograman Java Android. Penelitian ini menghasilkan Penggunaan Metode Dempster Shafer Untuk Menganalisa Penyakit Pada Sistem Reproduksi Wanita dengan Solusi Penanganan Obat Herbal sehingga dapat membantu orang awam yaitu wanita dan pakar kesehatan organ reproduksi wanita untuk mendiagnosa penyakit pada organ reproduksi wanita yang disertai dengan persentase kenyakinan terjangkitnya penyakit pada organ reproduksi wanita dengan menggunakan metode dempster shafer dan sistem pakar dapat memberikan informasi tentang penyakit seputar organ reproduksi wanita.

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Sampul Dalam ... i

Halaman Persetujuan ... ii

Halaman Pengesahan ... iii

Halaman Pernyataan Keaslian Tugas Akhir ... iv

Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi ... v

Halaman Ucapan Terimakasih ... vi

Halaman Abstrak ... vii

Halaman Daftar Isi ... viii

Halaman Daftar Gambar ... xii

Halaman Daftar Tabel ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Pembatasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan Penelitian ... 3

1.5 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terkait ... 5

2.2 Pengertian Sistem pakar ... 7

2.2.1 Tujuan Sistem Pakar ... 8

2.2.2 Manfaat Sistem Pakar ... 8

2.3 Metode Dempster Shafer... 9

2.3.1 Definisi Dempster Shafer ... 9

2.3.2 Contoh Perhitungan Demspter Shafer ... 10

(9)

2.5 Metode Pengembangan Sistem ... 13

2.6 UML (Unified Modelling Language) ... 14

2.6.1 Definisi UML ... 14

2.6.2 Langkah Langkah Penggunaan UML ... 15

2.6.2.1 Class Diagram ... 17

2.6.2.2 Use Case Diagram ... 19

2.6.2.3 Activity Diagram ... 20

2.7 Alat Bantu Pemrograman ... 20

2.7.1 Eclipse ... 20

2.7.2 Android SDK ... 21

2.7.3 ADT ... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 23

3.2 Jenis Dan Sumber Data ... 23

3.2.1 Jenis Data ... 23

3.2.2 Sumber Data ... 23

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 24

3.3.1 Studi Pustaka ... 24

3.3.2 Wawancara ... 24

3.4 Metode Pengembangan Sistem ... 25

3.5 Kerangka Pikir ... 28

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Tahap Identifikasi... 29

4.2 Tahap Analisis ... 30

4.2.1Identifikasi Perangkat Keras (Hardware) ... 30

4.2.2Identikasi Perangkat Lunak (software) ... 31

4.2.3 Identikasi Brainware ... 32

(10)

4.3.1 Pemodelan Dengan Identifikasi Aktor... 33

4.3.2Pemodelan Dengan Use Case Diagram ... 33

4.3.3Class Diagram ... 35

4.3.4Activity Diagram ... 36

4.3.5Sequence Diagram ... 39

4.3.6Struktur Database... 40

4.4Tahap Implementasi ... 41

4.4.1Form Menu Awal ... 41

4.4.2Form Login Pakar ... 42

4.4.3 Form Menu Pakar...43

4.4.4 Form Input Penyakit...44

4.4.5 Form Hapus Penyakit...45

4.4.6 Form Daftar Penyakit...46

4.4.7 Form Input Gejala...47

4.4.8 Form Hapus Gejala...48

4.4.9 Form Daftar Gejala...49

4.4.10 Form Input Aturan...50

4.4.11 Form Hapus Aturan...51

4.4.12 Form Daftar Aturan...52

4.4.13 Form Petunjuk Pemakaian...53

4.4.14 Form Konsultasi...54

4.4.15 Form Hasil konsultasi...55

4.5Tahap Pengujian...56

4.5.1 Pengujian Black Box...56

4.5.2 Pengujian Htung Dempster Shafer...57

4.6 Tahap Evaluasi...59

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ...60

5.2 Saran...60

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Waterfall ... 13

Gambar 3.1Metode Pengembangan Sistem ... 25

Gambar 3.2 Kerangka Pikir ... 28

Gambar 4.1Identifikasi Aktor ... 33

Gambar 4.2 Use Case Pakar ... 34

Gambar 4.3 Use Case Pengguna ... 35

Gambar 4.4Class Diagram ... 35

Gambar 4.5Actifity Diagram ... 37

Gambar 4.6Actifity Diagram Pengguna ... 38

Gambar 4.7 Sequence Diagram Pakar ... 39

Gambar 4.8 Sequence Diagram Pengguna ... 40

Gambar 4.9 Form Menu Awal ... 41

Gambar 4.10 Form Login Pakar ... 42

Gambar 4.11 Form Menu Pakar ... 43

Gambar 4.12 Form Input Penyakit ... 44

Gambar 4.13 Form Hapus Penyakit ... 45

Gambar 4.14Form Daftar Penyakit ... 46

Gambar 4.15Form Input Gejala ... 47

Gambar 4.16Form Hapus Gejala... 49

Gambar 4.17Form Daftar Gejala... 49

Gambar 4.18Form Input Aturan ... 50

(12)

Gambar 4.20Form Daftar Aturan ... 52

Gambar 4.21Form Petunjuk Pemakaian ... 53

Gambar 4.22Form Konsultasi ... 54

Gambar 4.23Form Hasil Konsultasi ... 55

Gambar 4.24 Letak file APK ... 59

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Contoh Gejala Pasien ... 10

Tabel 2.2 Notasi pada Class Diagram ... 17

Tabel 2.3 Notasi Use Case Diagram ... 19

Tabel 2.4 Notasi Activity Diagram ... 20

Tabel 4.1 Tabel Identifikasi Hardware ... 30

Tabel 4.2 Tabel Identifikasi Software ... 31

Tabel 4.3 Tabel Identifikasi Brainware...32

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sistem Pakar (Expert System) adalah program berbasis pengetahuan yang menyediakan solusi-solusi dengan kualitas pakar untuk problema-problema dalam suatu domain yang spesifik (Muhammad Dahria, 2013). Implementasi sistem pakar banyak digunakan dalam bidang kesehatan karena sistem pakar dipandang sebagai cara penyimpanan pengetahuan pakar pada bidang tertentu dalam program komputer sehingga keputusan dapat diberikan dalam melakukan penalaran secara cerdas. Salah satu implementasi yang diterapkan sistem pakar dalam bidang kesehatan yaitu sistem pakar untuk melakukan diagnosa penyakit.

Kesehatan sangat penting untuk dapat melakukan aktifitas sehari-hari, jika sakit tentu tidak bisa bekerja, dan terganggu aktifitasnya. Salah satu bagian tubuh yaitu sistem reproduksi pada manusia. Untuk

berkembang biak manusia menggunakan alat reproduksi. Alat reproduksi pada manusia terdiri dari beberapa bagian yang disebut sistem reproduksi. Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak.Sistem reproduksi pada manusia rentan sekali mengalami berbagai macam penyakit, kelainan, dan juga gangguan yang disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor yang mempengaruhi sistem reproduksi meliputi virus, bakteri, tumor atau memang karena disfungsi organ reproduksi yang disebabkan oleh zat-zat kimia yang masuk dalam tubuh. Penyakit yang bisa menyerang sistem reproduksi wanita bisa berupa gangguan menstruasi, Kista, Kanker Serviks, Mioma Uteri, Herpes Genetalis dan juga Endometriosis.

Wanita memang rentan terhadap penyakit yang menyerang organ reproduksinya. Kebanyakan wanita, sangat malu dan tertutup untuk berkonsultasi secara langsung mengenai kesehatan pribadinya. Faktor lain pun dikarenakan biaya untuk pemeriksaan ke dokter spesialis cenderung mahal. Ada juga yang tidak mempedulikan gejala yang muncul, dan ketika kondisi sudah memburuk dan memerlukan penanganan yang ekstra, dokter spesialis menjadi tujuan akhir. Menjaga kesehatan organ reproduksi

(15)

bahkan lebih baik dilakukan dari usia dini. Sehingga kesehatan reproduksi sangatlah dijaga.

Salah satu penyakit yang ada di organ reproduksi seperti Kanker Rahim. Kanker rahim merupakan tumor ganas yang terdapat pada

endorium(lapisan terdalam rahim, tempat menempelnya ovum yang telah dibuahi). Kanker jenis ini dapat mempengaruhi kemampuan reproduksi wanita, karena itu kanker rahum merupakan salah satu penyakit yang ditakuti kaum wanita karena bisa mengakibatkan kematian.

Guna mengatasi masalah tersebut dapat di berkeinginan membuat sistem pakar penyakit pada sistem reproduksi wanita yang menggunakan metode dempster shafer berbasis android. Kelebihan Metode dempster-shafer memiliki algoritma proses perhitungan sehingga saat menganalisa terhadap penyakit tersebut akan dihasilkan persentasi keakuratan dari penyakit tersebut. Setelah mengetahui sebuah penyakit tentu ingin

melakukan pengobatan untuk menyembuhkan penyakit tersebut. Salah satu penanganan menggunakan tanaman istilah lainnya obat herbal. Obat herbal adalah obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, obat herbal memiliki khasiat yang sama dengan obat kimia, obat herbal sering digunakan karena tidak memerlukan biaya. Dari latar belakang tersebut penulis memberi judul penelitian menggunakan “Penggunaan Metode Dempster Shafer Untuk Menganalisa Penyakit Pada Sistem Reproduksi Wanita dengan Solusi Penanganan Obat Herbal”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang ada maka dirumuskan pokok permasalahannya adalah bagaimana menggunakan Metode Dempster Shaferr untuk mendiagnosa penyakit pada Pada Sistem Reproduksi Wanita menggunakan obat herbal

1.3 Pembatasan Masalah

Dengan memperhatikan keterbatasan waktu, tenaga serta banyaknya masalah yang dihadapi, maka dalam pembuatan penelitan ini penulis akan membatasi permasalahan pada:

1. Penelitian ini hanya membahas penyakit pada Sistem Reproduksi Wanita

2. Sistem ini menggunakan metode dempster shafer

(16)

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penulisan dalam membuat penelitian ini membuat sistem yang menggunakan Metode Dempster Shaferr untuk mendiagnosa penyakit pada Pada Sistem Reproduksi Wanita dengan penanganan menggunakan obat herbal

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

Dengan menyusun laporan penelitian ini penulis mendapat banyak ilmu bertambah wawasan dan pengalaman mengenai sistem pakar dengan mempraktekkan ilmu pengetahuan yang diperoleh.

2. Bagi Masyarakat

Sebagai masukan dan bahan untuk mengobati penyakit yang diderita Pada Sistem Reproduksi Wanita menggunakan obat herbal. 3. Bagi Akademik

Dapat digunakan sebagai bahan informasi, referensi, artikel dan arsip dan sebagai tolak ukur keberhasilan dalam membimbing mahasiswa

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terkait

Merujuk dari penelitian Elyza Gustri Wahyuni (2013) yang berjudul “Prototype Sistem Pakar untuk Mendeteksi Tingkat Resiko Penyakit Jantung Koroner dengan Metode Dempster-Shafer (Studi Kasus: RS. PKU Muhammadiyah Yogyakarta)” yang menghasilkan penelitian sebagai berikut Sistem pakar dapat berfungsi sebagai konsultan yang memberi saran kepada pengguna sekaligus sebagai asisten bagi pakar. Salah satu cara untuk mengatasi dan membantu mendeteksi tingkat resiko Penyakit Jantung Koroner seseorang, yaitu dengan membuat sebuah sistem pakar sebagai media konsultasi dan monitoring terhadap seseorang sehingga dapat meminimalkan terjadinya serangan jantung yang mengakibatkan kematian. Metode Dempster-Shafer merupakan metode penalaran non monotonis yang digunakan untuk mencari ketidakkonsistenan akibat adanya penambahan maupun pengurangan fakta baru yang akan merubah aturan yang ada, sehingga metode Dempster-Shafer memungkinkan seseorang aman dalam melakukan pekerjaan seorang pakar. Penelitian ini bertujuan menerapkan metode ketidakpastian Dempster-Shafer pada sistem pakar untuk mendiagnosa tingkat resiko Penyakit Jantung Koroner seseorang berdasarkan faktor serta gejala Penyakit Jantung Koroner. Manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui keakuratan mesin inferensi

Dempster-Shafer. Hasil diagnosa Penyakit Jantung Koroner yang dihasilkan

oleh sistem pakar sama dengan hasil perhitungan secara manual dengan menggunakan teori mesin inferensi Dempster-Shafer. Sehingga dapat

(18)

disimpulkan bahwa sistem pakar yang telah dibangun dapat digunakan untuk mendiagnosa Penyakit Jantung Koroner.

Merujuk dari penelitian Aprilia Sulistyohati (2008) yang berjudul “Aplikasi Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Ginjal Dengan Metode Dempster Shafer” yang menghasilkan penelitian sebagai berikut Tujuan penelitian ini adalah Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan tehnik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tertentu. Sistem pakar memberikan nilai tambah pada teknologi untuk membantu dalam menangani era informasi yang semakin canggih. Aplikasi Sistem Pakar ini menghasilkan keluaran berupa

kemungkinan penyakit ginjal yang diderita berdasarkan gejala yang dirasakan oleh user. Sistem ini juga manampilkan besarnya kepercayaan gejala tersebut terhadap kemungkinan penyakit ginjal yang diderita oleh user. Besarnya nilai kepercayaan tersebut merupakan hasil perhitungan dengan menggunakan metode

Dempster-Shafer.

Merujuk dari penelitian Muhammad Dahria (2013) yang berjudul “Sistem Pakar Metode Dempster Shafer Untuk Menentukan Jenis Gangguan Perkembangan Pada Anak” yang menghasilkan penelitian sebagai berikut sistem pakar (expert

system) adalah sistem yang menggunakan pengetahuan manusia, dimana

pengetahuan tersebut dimasukkan ke dalam sebuah komputer, dan kemudian digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang biasanya membutuhkan kepakaran atau keahlian manusia. Dalam kasus ini, sistem pakar digunakan untuk menentukan jenis gangguan perkembangan pada anak, dimana ada beberapa jenis gangguan yang bisa dialami oleh anak usia antara 1-10 tahun, karna itu dalam kasus ini, sistem pakar digunakan untuk membantu pihak-pihak yang ingin mengetahui jenis gangguan pada anak, dimana dalam kasus ini ada empat jenis gangguan yang dibahas, yaitu gangguan pemusatan perhatian, gangguan belajar, autisme dan gangguan bicara. Didalam penerapan sistem pakar ini dibantu dengan menggunakan metode Dempster Shafer. Dempster Shafer adalah suatu teori

matematika untuk pembuktian berdasarkan belief functions and plausible reasoning (fungsi kepercayaan dan pemikiran yang masuk akal), yang digunakan untuk mengkombinasikan potongan informasi yang terpisah (bukti) untuk mengkalkulasi kemungkinan dari suatu peristiwa.

2.2 Pengertian Sistem Pakar

Sistem Pakar (Expert System) adalah usaha untuk menirukan seorang pakar. Biasanya Sistem Pakar berupa perangkat lunak pengambil keputusan

(19)

yang mampu mencapai tingkat performa yang sebanding seorang pakar dalam bidang problem yang khusus dan sempit. Ide dasarnya adalah: kepakaran ditransfer dari seorang pakar (atau sumber kepakaran yang lain) ke komputer, pengetahuan yang ada disimpan dalam komputer, dan

pengguna dapat berkonsultasi pada komputer itu untuk suatu nasehat, lalu komputer dapat mengambil inferensi (menyimpulkan, mendeduksi, dll.) seperti layaknya seorang pakar, kemudian menjelaskannya ke pengguna tersebut, bila perlu dengan alasan-alasannya. Sistem Pakar malahan terkadang lebih baik unjuk kerjanya daripada seorang pakar manusia.

Kepakaran (expertise) adalah pengetahuan yang ekstensif (meluas) dan spesifik yang diperoleh melalui rangkaian pelatihan, membaca, dan

pengalaman. Pengetahuan membuat pakar dapat mengambil keputusan secara lebih baik dan lebih cepat daripada non-pakar dalam memecahkan problem yang kompleks. Kepakaran mempunyai sifat berjenjang, pakar top memiliki pengetahuan lebih banyak daripada pakar yunior.

Tujuan Sistem Pakar adalah untuk mentransfer kepakaran dari seorang pakar ke komputer, kemudian ke orang lain (yang bukan pakar). Proses ini tercakup dalam rekayasa pengetahuan (knowledge engineering) yang akan dibahas kemudian.

2.2.1 Tujuan Sistem Pakar

Tujuan dari sistem pakar adalah untuk memindahkan

kemampuan (transferring expertise) dari seorang ahli atau sumber keahlian yang lain ke dalam komputer dan kemudian

memindahkannya dari komputer kepada pemakai yang tidak ahli (bukan pakar). Proses ini meliputi empat aktivitas yaitu: Akuisi pengetahuan (knowledge acquisition) yaitu kegiatan mencari dan mengumpulkan pengetahuan dari para ahli atau sumber keahlian yang lain, Representasi pengetahuan (knowledge representation) adalah kegiatan menyimpan dan mengatur penyimpanan

pengetahuan yang diperoleh dalam komputer. Pengetahuan berupa fakta dan aturan disimpan dalam komputer sebagai sebuah

komponen yang disebut basis pengetahuan., Inferensi pengetahuan (knowledge inferencing) adalah kegiatan melakukan inferensi berdasarkan pengetahuan yang telah disimpan didalam komputer, Pemindahan pengetahuan (knowledge transfer) adalah kegiatan pemindahan pengetahuan dari komputer ke pemakai yang tidak ahli.

(20)

2.2.2 Manfaat Sistem Pakar

1. Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar

2 Mampu mengambil dan melestarikan keahlian para pakar (terutama yang termasuk keahlian langka)

3 Memiliki kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap dan mengandung ketidakpastian. Pengguna bisa

merespon dengan jawaban ’tidak tahu’ atau ’tidak yakin’ pada satu atau lebih pertanyaan selama konsultasi dan sistem pakar tetap akan memberikan jawaban.

4 Menghemat waktu dalam pengambilan keputusan

5 Meningkatkan kualitas dan produktivitas karena dapat memberi nasehat yang konsisten dan mengurangi kesalahan

2.3 Metode Dempster – Shafer 2.3.1 Definisi Dempster – Shafer

Ada berbagai macam penalaran dengan model yang lengkap dan sangat konsisten, tetapi pada kenyataannya banyak permasalahan yang tidak dapat terselesaikan secara lengkap dan konsisten. Ketidakkonsistenan yang tersebut adalah akibat adanya penambahan fakta baru. Penalaran yang seperti itu disebut dengan penalaran non monotonis. Untuk mengatasi ke tidak konsisten tersebut maka dapat menggunakan penalaran dengan teori

Dempster-Shafer. Secara umum teori Dempster-Shafer ditulis dalam suatu

interval.

Penulisan umum : [Belief, Plausibility]

1. Belief (Bel) adalah ukuran kekuatan evidence dalam mendukung suatu himpunan evidence dalam mendukung suatu himpunan proposisi. Jika bernilai 0 maka mengindikasikan bahwa tidak ada evidence, dan jika bernilai 1 menunjukkan adanya kepastian. Dimana nilai bel itu yaitu (0-0,9)

2. Plausibility (P1) dinotasikan sebagai :

Plausibility juga bernilai 0 sampai 1. Jika yakin akan ⌐s, maka dapat dikatakan bahwa Bel(⌐s) = 1, dan PI(⌐s) = 0.

(21)

Pada teori Dempster-Shafer dikenal adanya frame of discrement yang dinotasikan dengan θ. Frame ini merupakan semesta pembicaraan dari sekumpulan hipotesis. Tujuannya adalah mengaitkan ukuran kepercayaan elemen-elemen θ. Tidak semua evidence secara langsung mendukung tiap-tiap elemen. Untuk itu perlu adanya probabilitas fungsi densitas (m). Nilai m tidak hanya mendefinisikan elemen-elemen θ saja, namun juga semua subsetnya. Sehingga jika θ berisi n elemen, maka subset θ adalah 2ⁿ. Jumlah semua m dalam subset θ sama dengan 1. Apabila tidak ada informasi apapun untuk memilih hipotesis, maka nilai : m{θ} = 1,0. Apabila diketahui X adalah subset dari θ, dengan m1 sebagai fungsi densitasnya, dan Y juga merupakan subset dari θ dengan m2 sebagai fungsi densitasnya, maka dapat dibentuk fungsi kombinasi m1 dan m2 sebagai m3, yaitu :

Keterangan :

m = nilai densitas (kepercayaan) XYZ = Himpunan evidence Ø = Himpunan Kosong

2.3.2 Contoh Perhitungan Dempster - Shafer

Pada Contoh dibawah ini, akan di cari persentase kemungkinan dari gangguan penyakit kepala primer dengan menggunakan perhitungan pada table dibawah ini :

Tabel 2.1 : Contoh Tabel Gejala Pasien

NO KODE GEJALA BOBOT

1 GP01 Keputihan yang tidak wajar 0,7

2 GP02 Ada Pendarahan Tidak Normal 0,6

Maka untuk menghitung nilai Dempster Shafer(DS) gangguan penyakit kanker serviks yang dipilih dengan menggunakan nilai believe yang telah ditentukan pada setiap gejala.

(22)

Dimana nilai bel (believe) merupakan nilai bobot yang diinput oleh pakar. maka untuk mencari nilai dari kedua gejala diatas, terlebih dahulu dicari nilai dari Ɵ, seperti yang dibawah ini.

Gejala 1 : Menstruasi Tidak Lancar (GP01) Maka : GP01 (bel) = 0.7

GP01(Ɵ) = 1- 0.7 = 0.3

Gejala 2 : Pendarahan Di Luar Menstruasi (GP02) Maka : GP02 (bel) = 0.6

GP02(Ɵ) = 1- 0.6 = 0.4

Maka untuk mencari nilai dari GPn, digunakan rumus :

Makan nilai GPn dari gejala diatas adalah: m3 = 0.7 * 0.6

1- (0.3*0.4) m3 = 0.42 / 1- 0.12 m3 = 0.42 / 0,88 m3 = 0,47

Maka nilai densitas dari kedua gejala tersebut adalah 0.47. Dengan nilai densitas 0.47 maka pasien memiliki eviden yang cukup kuat mengalami gangguan penyakit kanker serviks.

2.4 Penyakit Reproduksi Wanita

1. Kanker serviks: Gejala : 1. mudah lemas.

(23)

2. Saat buang air kecil terasa sakit 3. ada pendarahan tidak normal 4. Keputihan yang tidak wajar

Solusi: ekstrak daun sirsak,ekstrak kulit manggis,keladi tikus (di minum) 2. Gangguan menstruasi:

Gejala:

1. darah mens terlalu banyak dari biasanya

2. menstruasi terlau lama(selang lebih dari 45 hari) 3. menstruasi terlalu cepat (selang kurang dari 21 hari) 4. menstruasi tidak teratur

Solusi: rebusan air daun sirih buat mencuci vagina dan kulit delima,rumput

teki,sambiloto,kunyit di rebus untuk di minum.

3. Kista: Gejala:

1.nyeri ketika menjelang atau dalam masa haid. 2.menstruasi yg sangat bnyak ataupun malah sedikit 3.Sering meraasa ingin buang air kecil/besar. 4. Teraba benjolan di daerah perut

Solusi: ekstrak kulit manggis,benalu teh,mahkota dewa,kunyit putih semua di masak untuk di minum.

4. Endrometriosis: Gejala:

1.nyeri panggul 2.infertilitas

(24)

5. Mioma uteri:

Gejala:

1.penekanan rahim yng membesar

2.gangguan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan

Solusi: Rebusan air dari keladi tikus,kulit manggis,daun sirsak

6 Herpes genetalis: Gejala:

1 .tanda awal (1-2 mnggu) timbul rasa gatal di alat kelamin paha dan pantat.di ikuti dengan bintik merah yang membengkak seperti jerwat atau bisu

2. 2-3 minggu benjolan akan membesar dan jika pecah akan terasa perih dan sakit Solusi :di kompres dengan es batu untuk meredakan nyerinya,daun waru landak di cuci di keringkan dan di giling di oleskan dengan campuran tajin

Dan minum ekstrak kulit manggis.

2.5 Metode Pengembangan Sistem

Dalam Penelitian ini menggunakan metode pengembangan sistem waterfall seperti berikut :

Gambar 2.1: Waterfall Model Berikut langkah-langkah dari Waterfall Model, yaitu:

1. Requirements Analysis

Pada langkah ini berisi pengumpulan kebutuhan secara lengkap untuk memenuhi dalam menganalisis dan mengidentifikasi kebutuhan apa saja yang diperlukan dalam pembuatan sebuah program.

(25)

Desain perangkat lunak merupakan proses langkah-langkah yang dipusatkan pada 4 atribut program yang berbeda, yaitu struktur data, arsetiktur perangkat lunak, perincian procedure dan karateristik antar muka. Proses desain mengubah kebutuhan-kebutuhan menjadi bentuk karakteristik yang dimengerti perangkat lunak sebelum dimulai penulisan program.

3. Implementation

Tahap implementasi untuk menerjemahkan desain ke dalam bentuk intruksi-intruksi yang dapat dijalankan oleh mesin.

4. Integration and Testing

Proses uji coba dititikberatkan pada logika internal perangkat lunak, untuk menjamin bahwa semua perintah telah dicoba dan pada fungsi-fungsi eksternal, uji coba dilakukan untuk menemukan kesalahan (error) serta memastikan bahwa dengan input yang didefinisikan akan menghasilkan output sesuai dengan yang dibutuhkan user.

5. Operation and Maintence

Pada tahap terakhir perangkat lunak yang sudah dijalankan harus dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan ini termasuk dalam perbaikan kesalahan pada perangkat lunak yang tidak ditemukan pada tahap sebelumnya.

2.6 Unified Modelling Language (UML)

2.6.1 Definisi Unified Modelling Language

Berikut ini definisi Unified Modelling Language (UML) menurut para ahli :

1. “Unified Modelling Language (UML) merupakan standar modeling language yang terdiri dari kumpulan-kumpulan diagram, dikembangkan untuk membantu para pengambang sistem dan software agar bisa menyelesaikan tugas-tugas seperti : spesifikasi, visualisasi, desain arsitektur, konstruksi, simulasi, dan testing serta dokumentasi”.

2. “Unified Modelling Language (UML) adalah alat bantu analisis serta perancangan perangkat lunak berbasis objek”. 3. “Unified Modelling Language (UML) adalah bahasa yang

(26)

membangun dan mendokumentasikan artifak suatu sistem perangkat lunak”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa “Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah bahasa yang berdasarkan grafik/gambar untuk memvisualisasikan, menspesifikasikan, membangun dan pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan perangkat lunak berbasis OO (Objek Oriented)”.

2.6.2 Langkah-langkah Penggunaan Unified Modelling Language (UML)

“Langkah-langkah penggunaan Unified Modeling Language (UML) sebagai berikut :

1. Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan proses yang mungkin muncul.

2. Petakan use case untuk setiap business process untuk mendefinisikan dengan tepat fungsional yang harus disediakan oleh sistem, kemudian perhalus use case diagram dan lengkapi dengan

requirement, constraints dan catatan-catatan lain.

3. Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem.

4. Definisikan requirement lain non fungsional, security dan sebagainya yang juga harus disediakan oleh sistem.

5. Berdasarkan use case diagram, mulaialh membuat activity diagram. 6. Definisikan obyek-obyek level atas package atau domain dan

buatlah sequence dan/atau callaboration untuk tiap alir pekerjaan, jika sebuah use case memiliki kemungkinan alir normal dan eror, buat lagi satu diagram untuk masing-maisng alir.

7. Buatlah rancangan user interface model yang menyediakan antarmuka bagi pengguna untuk menjalankan skenario use case. 8. Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram.

Setiap package atau domain dipecah menjadi hirarki class lengkap dengan atribut dan metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap

(27)

class dibuat unit test untuk menguji fungsionalitas class dan

interaksi dengan class lain

9. Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan penglompokan class menjadi komponen-komponen karena itu buatlah komponen diagram pada tahap ini. Juga, didefinisikan test integrasi untuk setiap komponen meyakinkan ia beraksi dengan baik 10. Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detailkan kemampuan dan requirment peranti lunak sistem operasi, jaringan dan sebaginya. Petakan komponen kedalam node.

11. Mulailah membangun sistem. Ada 2 pendekatan yang tepat digunakan :

a. Pendekatan use case dengan mengassign setiap use case kepada tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unit kode yang lengkap dengan tes.

b. Pendekatan komponen yaitu mengassign setiap komponen kepada tim pengembang tertentu.

12. Dilakukan uji modul dan uji integrasi serta perbaiki model beserta kodenya. Model harus selalu sesuai dengan kode yang aktual. 13. Perangkat lunak siap dirilis.

2.6.2.1 Class Diagram

Class Diagram adalah sebuah spesifikasi yang jika

diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objekdan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut. Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan

object beserta hubungan satu sama lain seperti containment,

pewaris (inheritance), asosiasi, dan ain-lain. Sebuah class memiliki tiga area pokok :

(28)

2. Atribut, merupakan properti dari sebuah kelas, atribut melambangkan batas nilai yang mungkin ada pada objek dari class.

3. Operasi, adalah sesuatu yang bisa dilakukan oleh sebuah

class atau yang dapat dilakukan oleh class lain terhadap

sebuah class.

Berikut adalah notasi-notasi yang ada pada class diagram : Tabel 2.2: Notasi pada Class Diagram

Class Class adalah blok-blok pembanggun pada

pemprograman berorientasi objek. Sebuah class digambarkan sebagai sebuah kotak yang terbagi atas 3 bagian. Bagian nama dari class, bagian tengah mendefinisikan property Class dan bagian akhir mendefinisikan method-methot dari sebuah class.

Nama class Atribute class

Assosiation Sebuah asosiasi merupakan sebuah relationship paling umum antara 2 class dan diambangkan oleh sebuah garis yang menghubungkan antara 2 class. Garis ini bisa melambangkan tipe-tipe

relationship

Relationship Jika sebuah class tidak bisa berdiri sendiri dan harus merupakan bagian dari class lain, maka

class tersebut memiliki relasi composition

terhadap class tempat ia bergantung tersebut. Sebuah relationship composition digambarkan sebagai garis dengan ujung berbentuk jajaran genjang berisi/solid.

Dependency Kadang kala sebuah class mengunakan class yang lain. Hal ini disebut dependency dilambangkan sebagai sebuah panah bertitik-titik.

Aggregation Aggregation mengidikasikan keseuruhan bagian relationship dan biasanya disebut sebagai relasi

“mempunyai sebuah” atau ”bagian dari” sebuah

(29)

jajaran genjang tidak berisi/solid

Generalization Sebuah relasi generalization sepadan dengan sebuah relasi inheritance pada konsep berorientasi objek. Sebuah generalization dilambangkan dengan sebuah panah dengan kepala panah yang tidak solid yang mengarah pada kelas.

2.6.2.2 Use Case Diagram.

Komponen notasi dasar yang dipunyai oleh use case diagram adalah actor, use case, dan association. Berikut adalah notasi yang terdapat pada use case diagram

Tabel 2.3 : Notasi Use Case Diagram Actor Actor adalah pengguna system. Actor tidak terbatas

hanya manusia saja, jika sebuah system berkomunikasi dengan aplikasi lain dan membutuhkan input atau memberikan output, maka aplikasi tersebut juga bisa

dianggap sebagai actor. Use Case Use case digambarkan sebagai lingkaran elips dengan

nama use case dituliskan didalam elips tersebut.

Association Asosiasi digunakan untuk menghubungkan actor dengan use case. Asosiasi digambarkan dengan sebuah garis yang menghubungkan antara actor dengan use case

2.6.2.3 Activity Diagram

Activity Diagram digunakan untuk mendokumentasikan alur

kerja pada sebuat sistem yang dimulai dari sebuah pandangan business level hingga ke operational level. Pada dasarnya activity

diagram merupakan variasi dari statechart diagram. Activity

Usecase

(30)

diagram mempunyai peran seperti halnya flowchart, akan tetapi

perbedaannya dengan flowchart adalah activity diagram bisa mendukung perilaku parallel sedangkan flowchart tidak bisa. Berikut adalah notasi activity diagram :

Tabel 2.4 : Notasi Activity Diagram Simbol Keterangan

Titik awal Titik akhir Activity

Pilihan untuk mengambil keputusan

Fork, digunakan untuk menunjukkan kegiatan yang dilakukan secara pararel atau untuk menggabungkan dua kegiatan pararel menjadi satu Aliran akhir (Flow Final)

2.7 Alat Bantu Pemrograman

2.7.1 Eclipse

Eclipse adalah sebuah IDE (Integrated Development Environment) untuk mengembangkan perangkat lunakdan dapat dijalankan disemua platform (Platform Independent).

Berikut ini adalah sifat Eclipse:

a. Multi-platform: target sistem operasi Eclipse adalah Microsoft Windows, Linux, Solaris, AIX, HP-UX dan Mac OS X.

b. Multi-language : Eclipse dikembangkan dengan bahasa pemrograman Java, akan tetapi Eclipse mendukung pengembangan aplikasi berbasis bahasa pemrograman lainnya, seperti C/C++, Cobol, Python, Perl, PHP, dan lain sebagainya.

c. Multi-role : Selain sebagai IDE untuk pengembangan aplikasi, Eclipse pun bisa digunakan untuk aktivitas dalam siklus pengembangan perangkat lunak, seperti dokumentasi, test perangkat lunak, pengembangan web, dan lain sebagainya.

(31)

Eclipse pada saat ini merupakan salah satu IDE favorit dikarenakan gratis dan open source, yang berarti setiap orang boleh melihat kode pemrograman perangkat lunak ini. Selain itu, kelebihan dari Eclipse yang membuatnya populer adalah kemampuannya untuk dapat dikembangkan oleh pengguna dengan komponen yang dinamakan plug-in.

2.7.2 Android SDK (Software Development Kit)

Android-SDK merupakan tools bagi para programmer yang ingin mengembangkan aplikasi berbasis google android. Android SDK telah dirilis pada tanggal 12 November 2007. Dan pada tanggal 15 Juli 2008 tim Android

Developer Challenge sengaja mengirimkan email ke semua pendatang di Android Developer Challenge untuk mengumumkan bahwa rilis SDK

terbaru telah tersedia pada halaman download pribadi. Email tersebut juga ditujukan kepada pemenang Android Developer Challenge putaran pertama. Sebuah penyataan bahwa Google telah menyediakan rilis SDK terbaru untuk beberapa pengembang dan bukan untuk orang lain.

Pada tanggal 18 Agustus 2008, Android SDK 0.9 beta dirilis. Rilis ini menyediakan API yang diperbarui dan diperluas, perbaikan pada alat-alat pengembangan dan desain terbaru untuk layar awal. Petunjuk untuk meng-upgrade SDK sudah tersedia pada rilis sebelumnya. Pada tanggal 23

September 2008, Android 1.0 SDK telah dirilis. Pada tanggal 9 Maret 2009, Google merilis versi 1.1 untuk telepon seluler Android. Rilis terbaru tersebut termasuk dukungan untuk pencarian dengan suara, harga aplikasi, perbaikan jam alarm, perbaikan pengiriman gmail, perbaikan surat pemberitahuan dan peta.

Pada pertengahan Mei 2009, Google merilis versi 1.5 (Cupcake) pada sistem operasi Android dan SDK. Pembaruan ini termasuk banyak fitur baru seperti perekaman video, dukungan untuk bluetooth, sistem keyboard pada layar dan pengenalan suara. Rilis ini juga membuka App Widget framework kepada para pengembang yang memungkinkan orang untuk membuat widget sendiri pada halaman home. Pada September 2009 versi 1.6 (Donut) dirilis yang menampilkan hasil pencarian yang lebih baik dan penggunaan indikator baterai.

2.7.3 ADT (Android Development Tools)

Android Development Tools (ADT) adalah plugin untuk Eclipse yang

didesain untuk pengembangan aplikasi Android. ADT memungkinkan Eclipse untuk digunakan dalam membuat aplikasi Android baru, membuat

(32)

User Interface, menambahkan komponen berdasarkan framework API Android, debug aplikasi, dan pemaketan aplikasi Android.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Obyek Penelitian

Pada Penelitian ini menggunakan objek penelitian di PT. Hardlent Medika Husada alamat Ruko Mutiara ungaran square kav.8 Jln Gatot Subroto 13r Ungaran 133.

(33)

3.2 Jenis dan Sumber Data 3.2.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penyusunan Laporan Penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif.

a. Data Kualitatif

nama-nama penyakit pada sistem reproduksi wanita - Kanker Serviks - Gangguan Menstruasi - Kista - Endrometriosis - Mioma Uteri - Herpes Genetalis b. Data Kuantitatif

Rumus Perhitungan Demsther Shaferr

3.2.2 Sumber data

Sumber yang diperoleh dari : a. Data primer

Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber data tersebut yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Data primer yang diperoleh meliputi data penyakit pada sistem reproduksi wanita.

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari data penulis dalam bentuk yang sudah jadi yang bersifat informasi dan kutipan, baik dari internet maupun literatur, pustaka, jurnal yang berhubungan dengan skripsi yang dibuat. Data sekunder yang diperoleh meliputi jurnal sistem pakar dempster-shafer, buku tentang android.

(34)

3.3 Metode Pengumpulan Data

3.3.1 Studi Pustaka (Library Research Method)

Studi Pustaka merupakan pengumpulan data dengan cara mempelajari karangan ilmiah dan buku-buku yang ada hubungannya dengan masalah yang akan dibahas, baik dari media cetak maupun internet yang relevan dalam pembahasan ini dan buku-buku yang ada hubungannya dengan masalah yang akan dibahas. Hasil dari Studi Pustaka meliputi, materi tentang sistem pakar demsher shafer.

3.3.2 Wawancara (Interview)

Merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan secara lisan kepada pihak-pihak yang bersangkutan. Proses wawancara dilakukan secara langsung, dengan jalan pewancara memberikan pertanyaan-pertanyaan seputar sistem kepada responden, dan responden kemudian memberikan jawaban dan data yang berkaitan dengan pertanyaan kepada pewancara. Yaitu kepada Dokter Anna Indriyati Sp.OG yang pertanyaannya meliputi penyakit di organ reproduksi dan solusi atas penyakit tersebut.

3.4 Metode Pengembangan Sistem

Dalam metode pengembangan sistem ini penulis mengacu pada siklus hidup perangkat lunak pada rekayasa perangkat lunak. Penulis menggunakan

Waterfall Model dengan alasan model ini sering digunakan dalam

(35)

Gambar 3.1: Waterfall Model Berikut langkah-langkah dari Waterfall Model, yaitu:

1. Requirements Analysis

Pada langkah ini berisi pengumpulan kebutuhan secara lengkap untuk memenuhi dalam menganalisis dan mengidentifikasi kebutuhan apa saja yang diperlukan dalam pembuatan sebuah program.

a. Perangkat Lunak

Perangkat lunak yang digunakan sebagai berikut: - Sistem Operasi

Sistem operasi yang digunakan penulis adalah Windows 7 Ultimate.

- Eclipse

Eclipse digunakan sebagai editor dalam pembangunan berbasis java android.

- Wamp

Wamp sebagai local host yang digunakan pada Personal Computer (PC) penulis dalam pengujian masuknya data ke dalam database.

(36)

Berikut perangkat keras yang digunakan dalam membuat sistem informasi untuk memprediksi umur jalan, yaitu:

1. Spesifikasi Personal Computer (PC) yang penulis gunakan sebagai berikut:

a. Processor: Intel ® Core ™ i3

b. Sistem Operasi: Windows 7 Ultimate c. RAM: 2 GB

d. System Type: 64 bit 2. Modem Internet

3. Mouse Dan Keyboard

2. Design

Desain perangkat lunak merupakan proses langkah-langkah yang dipusatkan pada 4 atribut program yang berbeda, yaitu struktur data, arsetiktur perangkat lunak, perincian procedure dan karateristik antar muka. Proses desain mengubah kebutuhan-kebutuhan menjadi bentuk karakteristik yang dimengerti perangkat lunak sebelum dimulai penulisan program.

Pada tahap desain nanti akan menggunakan diagram yaitu 1. Identifikasi Aktor

2. Use Case Diagram 3. Activity Diagram 4. Sequence Diagram

3. Implementation

Tahap implementasi untuk menerjemahkan desain ke dalam bentuk intruksi-intruksi yang dapat dijalankan oleh mesin. Disini program sudah jadi tampilan program sesuai dengan hasil programnya adalah penulisan coding java

(37)

Proses uji coba dititikberatkan pada logika internal perangkat lunak, untuk menjamin bahwa semua perintah telah dicoba dan pada fungsi-fungsi eksternal, uji coba dilakukan untuk menemukan kesalahan (error) serta memastikan bahwa dengan input yang didefinisikan akan menghasilkan output sesuai dengan yang dibutuhkan user. Dalam tahapan testing akan menggunakan pengujian black box dimana pengujiannya melalui user interface.

No Input Output Hasil

1. Tekan Tombol Login

Menampilkan Menu Utama

Ok

2 Tekan Form Input Penyakit

Menampilkan Form Input Penyakit

OK

3. Tekan Logout Keluar dari Menu utama dan kembali ke Menu Awal

Ok

5. Operation and Maintence

Pada tahap terakhir perangkat lunak yang sudah dijalankan harus dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan ini termasuk dalam perbaikan kesalahan pada perangkat lunak yang tidak ditemukan pada tahap sebelumnya.

(38)

3.5 Kerangka Pemikiran Masalah Metode Pengembangan Sistem Hasil Sulitnya Mendeteksi Penyakit Pada Sistem Reproduksi Wanita Dempster - Shafer

Penggunaan Metode Dempster Shafer Untuk Menganalisa Penyakit Pada Sistem Reproduksi wanita dengan Solusi Penanganan Obat Herbal

Waterfall Java

Penggunaan Metode Dempster Shafer Untuk

Menganalisa Penyakit Pada Sistem Reproduksi

wanita dengan Solusi Penanganan Obat Herbal

(39)

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Tahap Identifikasi

Wanita memang rentan terhadap penyakit yang menyerang organ reproduksinya. Kebanyakan wanita, sangat malu dan tertutup untuk berkonsultasi secara langsung mengenai kesehatan pribadinya. Faktor lain pun dikarenakan biaya untuk pemeriksaan ke dokter spesialis cenderung mahal. Ada juga yang tidak mempedulikan gejala yang muncul, dan ketika kondisi sudah memburuk dan memerlukan penanganan yang ekstra, dokter spesialis menjadi tujuan akhir. Menjaga kesehatan organ reproduksi

merupakan hal yang sangat penting yang harus dilakukan semua orang, bahkan lebih baik dilakukan dari usia dini. Sehingga kesehatan reproduksi sangatlah dijaga.

Guna mengatasi masalah tersebut dapat di berkeinginan membuat sistem pakar penyakit pada sistem reproduksi wanita yang menggunakan metode dempster shafer berbasis android. Kelebihan Metode dempster-shafer memiliki algoritma proses perhitungan sehingga saat menganalisa terhadap penyakit tersebut akan dihasilkan persentasi keakuratan dari penyakit tersebut. Setelah mengetahui sebuah penyakit tentu ingin

melakukan pengobatan untuk menyembuhkan penyakit tersebut. Salah satu penanganan menggunakan tanaman istilah lainnya obat herbal. Obat herbal adalah obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, obat herbal memiliki khasiat yang sama dengan obat kimia, obat herbal sering digunakan karena tidak memerlukan biaya.

4.2 Tahap Analysis

Analisis kebutuhan perangkat lunak merupakan proses pengumpulan kebutuhan yang dikhususkan pada perangkat lunak. Untuk memahami inti dari program yang akan dibangun, perancangan harus memahami ruang lingkup informasi untuk perangkat lunak tersebut sama seperti fungsi-fungsi yang

(40)

dibutuhkan, cara kerja dan antar muka. Berikut ini akan dijelaskan sekilas tentang gambaran tahapan analisis. Di sini menggambarkan identifikasi kebutuhannya 4.2.1 Identifikasi Perangkat Keras (Hardware)

Identifikasi Perangkat Keras dalam Penggunaan Metode Dempster Shafer Untuk Menganalisa Penyakit Pada Sistem Reproduksi Wanita dengan Solusi Penanganan Obat Herbal ini, dibutuhkan unit komputer yang digunakan untuk mengelola proses data. Adapun spesifikasi standar minimal hardware yang akan digunakan sebagai berikut :

Tabel 4.1 : Identifikasi Perangkat keras

No Perangkat Fungsi

1 CPU (Central Prosesing Unit) - Pentium Core I3 - Ram 2 G - Hardisk 500 G

Alat yang berfungsi untuk mengelola data sistem pendataan penyakit,. Ram untuk mempercepat proses. Hardisk untuk penyimpanan data.

2 Monitor

- Monitor LCD 14’

Untuk menampilkan gambar atau tulisan-tulisan saat melakukan pendataan pendataan penyakit.

3 Keyboard dan Mouse Alat untuk memasukan data penyakit ke sistem basis data (database).

4. Modem Alat untuk mengakses internet.

4.2.2 Identifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak (Software)

Selain perangkat keras / hardware juga memerlukan perangkat lunak / software, perangkat lunak adalah program atau aplikasi yang bertujuan untuk melengkapi kebutuhan manusia. Dan program aplikasi dapat berjalan dengan baik. Kebutuhan perangkat lunak tersebut antara lain :

(41)

Tabel 4.2 Identifikasi Perangkat Lunak No Nama Perangkat Lunak Tujuan

1. Operating Sistem

- Microsoft Windows Xp

Untuk dapat mengoperasikan sistem sistem pakar reproduksi wanita. Operating sistem kebutuhan mendasar sebuah sistem yang terkomputerisasi

2. Basis Data - Xampp - Mysql

Untuk membuat database / basis data

3. Java

- JDK - ADT - Eclipse

Untuk membuat aplikasi Java Android

(42)

Hardware dan Software tidak akan komplet tanpa brianware,

brainware adalah manusia yang mengoperasikan sistem. Dalam pembuatan sistem ini maka di butuhkan sumber daya manusia diantaranya :

Tabel 4.3 Identifikasi Sumber Daya Manusia

No Nama Tujuan / Tugas

1. Analis Sistem Tugasnya untuk menganalisa sistem yang sedang berjalan saat ini

2. Perancang Sistem Tugasnya mengubah hasil analisa untuk di buat ke dalam perancangan sistem. Alat bantu perancangan sistem UML meliputi use case diagram, Sequence Diagram, activity diagram. 3. Pemrogram Sistem Tugasnya merubah hasil perancangan

ke dalam bahasa pemrograman dalam hal ini menggunakan java android . 4. Operator Tugasnya menjalankan program yang

(43)

4.3 Tahap Design

Tahap pemodelan mengidentifikasikan seluruh data ke dalam UML. Seperti terlihat pada langkah berikut ini

4.3.1 Pemodelan Sistem Dengan Identifikasi Aktor

Aktor yang menggunakan aplikasi ini ada dua jenis, yaitu

pengguna (asumsi pengguna) sebagai pemakai aplikasi dan penerima informasi dan pakar yang bertugas mengatur informasi yang ada dalam aplikasi ini.

Gambar 4.1 : Identifikasi Aktor

4.3.2 Pemodelan Sistem Dengan Use Case Diagram

Dari pengumpulan informasi diatas, maka dapat disimpulkan use case yang akan dibuat adalah sebagai berikut :

1. Pakar: a. Login

uc Business Process Model

Actor

(44)

b. Input Gejala c. Hapus Gejala d. Daftar Gejala e. Input Penyakit f. Hapus Penyakit g. Daftar Penyakit h. Input Aturan i. Hapus Aturan j. Daftar Aturan k. Logout

Gambar 4.2 Use Case Pakar

uc Business Process Model

Pakar

Login

Input Gej ala

Input Penyakit

Input Aturan

Logout

Hapus Gej ala

Daftar Gej ala

Daftar Penyakit

Hapus Penyakit

Hapus Aturan

Daftar Aturan

Penggunaan Metode Dempster Shafer Untuk Menganalisa Penyakit Pada Sistem Reproduksi Wanita dengan Solusi Penanganan Obat Herbal

(45)

2. User Pengguna :

a. Lihat Petunjuk Pemakaian b. Konsultasi

c. Hasil Konsultasi d. Keluar

Gambar 4.3 : Diagram Use Case Pengguna

4.3.3 Class Diagram

Pada gambar 4.4 akan digambarkan mengenai rincian class yang mempunyai atrribut dan method yang dimiliki oleh tiap class. uc Business Process Model

Keluar

Penggunaan Metode Dempster Shafer Untuk Menganalisa Penyakit Pada Sistem Reproduksi Wanita dengan Solusi Penanganan Obat Herbal

Pengguna Lihat Petunj uk Input Konsultasi Hasil Konsultasi

(46)

Gambar 4.4 : Class Diagram

4.3.4 Activity Diagram

aliran skenario global bagaimana interaksi sistem dengan user pakar yang kemudian digambarkan dalam diagram 4.6, seperti berikut ini :

1. Pakar terlebih dahulu melakukan login dengan mengisi username dan password.

2. Sistem akan memvalidasi, jika terdaftar sebagai Pakar maka akan diarahkan ke halaman menu Pakar, jika tidak terdaftar atau masukan salah maka kembali ke menu login

3. Setelah itu, Pakar memilih menu Input Gejala maka akan menampilkan program form input gejala

4. Setelah itu, Pakar memilih menu Hapus Gejala. Maka akan menampilkan program form Hapus Gejala

5. Setelah itu, Pakar memilih menu Daftar Gejala. Maka akan menampilkan program Form Daftar Gejala

6. Setelah itu, Pakar memilih menu Input Penyakit maka akan menampilkan program form input penyakit

7. Setelah itu, Pakar memilih menu Hapus penyakit. Maka akan menampilkan program form Hapus penyakit

8. Setelah itu, Pakar memilih menu Daftar penyakit. Maka akan menampilkan program Form Daftar penyakit

9. Setelah itu, Pakar memilih menu Input Aturan maka akan menampilkan program form input Aturan

class Domain Model

Penyakit - idPenyakit: char = 5 - nmPenyakit: char = 100 - Solusi: char = 100 + daftar() : voi d + edit() : void + hapus() : void + input() : void Aturan - idAturan: int = 5 - idGejala: char = 5 - idPenyakit: char = 5 + daftar() : void + edit() : void + hapus() : void + input() : void Gej ala - bobot: char = 5 - IdGejala: char = 5 - nmGejala: char = 100 + daftar() : void + edit() : void + hapus() : void + input() : voi d idGejala idPenyaki t

(47)

10. Setelah itu, Pakar memilih menu Hapus Aturan. Maka akan menampilkan program form Hapus Aturan

11. Setelah itu, Pakar memilih menu Daftar Aturan. Maka akan menampilkan program Form Daftar Aturan

12. Pilih logout maka mengakhiri program.

Gambar 4.5 Aktivity Diagram Pakar

act Requirements Model

Penggunaan Metode Dempster Shafer Untuk Menganalisa Penyakit Pada Sistem Reproduksi

Wanita dengan Solusi Penanganan Obat Herbal

mulai

Pakar Login Verifikasi Login

Login Salah

Menu Pakar

Menu Utama

Input Gej ala Menampilkan Form Input Gej ala

Hapus Gej ala Menampilkan Form Hapus Gej ala

Daftar Gej ala Menampilkan Daftar Gej ala

Input Penyakit Menampilkan Input Penyakit

Hapus Penyakit Menampilkan Form Hapus Penyakit

Daftar Penyakit Menampilkan Form Daftar Penyakit

Input Aturan Menampilkan Form Input Aturan

Hapus Aturan Menampilkan Form Hapus Aturan

Daftar Aturan

Menampilkan Daftar Aturan

(48)

Sedangkan untuk Pengguna aktifity diagram seperti berikut ini :

1. Pengguna memilih Petunjuk Pemakaian maka akan menampilkan program form petunjuk pemakaian

2. Pengguna memilih menu konsultasi Maka akan menampilkan program Konsultasi

3. Setelah itu, Pengguna memilih menu hasil konsultasi Maka akan menampilkan program form Konsultasi

4. Pilih Keluar maka mengakhiri program.

Gambar 4.6 Activity Diagram Pengguna act Requirements Model

Penggunaan Metode Dempster Shafer Untuk Menganalisa Penyakit Pada Sistem Reproduksi

Wanita dengan Solusi Penanganan Obat Herbal

mulai Menu Pengguna

Menu Utama

Lihat Petunj uk Pemakaian Menampilkan Form Petunj uk Pemakaian

Konsultasi Menampilkan Form Konsultasi

Hasil Konsultasi MenampilkanForm Hasil Konsultasi

Selesai Keluar

(49)

4.3.5 Sequence Diagram

Realisasi Use Case atau Use Case Realization menggambarkan bagaimana realisasi dari setiap use case yang ada pada Use Case

Model. Untuk menggambarkan bagaimana relisasi dari suatu use case

dapat menggunakan beberapa diagram, diantaranya adalah Sequence

(50)

Gambar 4.7 Sequence Diagram Pakar

Gambar 4.8 Sequence Diagram Pengguna

4.3.6 Struktur Database

sd Use Case Model

Pakar Tampil an Program <View> Proses <Controli ng> Database <Model>

Menampilkan Form Login() Memasukan Data Login()

Submit Data Logi n()

Cari Data Logi n() Data Login OK() Login Sukses()

Menampilkan Menu Utama() Input Penyakit()

Submi t Data Penyakit()

Simpan Penyakit() Penyakit disimpan() Penyakit Tersimpan() Menampilkan Peringatan Penyakit Tersimpan() Input Gejala()

Submit Data Gej ala()

Simpan Gejala() Gejal a disimpan() GejalaTersimpan() Menampi lkan Peringatan Gej alaTersimpan() Input Aturan()

Submit Data Aturan()

Simpan Aturan() Aturan Disimpan() Aturan Tersimpan() Menampilkan Peringatan AturanTersi mpan() sd Pengguna T ampilan Program <View> Proses <Controling> Database <Model> Melihat Cara Pemakaian() Menampilkan Form Cara Pemakaian()

Input

Konsultasi() Submit Data

Konsultasi() Konsultasi() Konsultasi Ok() Konsultasi Sukses() Menampilkan Hasil Konsultasi()

(51)

a) Tabel Gejala

No Nama Field Type Width Key Keterangan

1. idGejala Integer 5 * Kode Gejala

2 NmGejala Character 100 Nama Gejala

3 Bobot Character 5 Bobot Gejala

b) Tabel Penyakit

No Nama Field Type Width Key Keterangan 1. idPenyakit Integer 5 * Kode Penyakit 2 NmPenyakit Character 100 Nama Penyakit

3 Solusi Character 100 Solusi penyakit

c) Tabel Aturan

No Nama Field Type Width Key Keterangan

1. idAturan Integer 5 * Kode Aturan

2. idPenyakit Integer 5 Kode Penyakit

3 idGejala Integer 5 Kode Gejala

4.4 Tahap Implementasi

Tahapan implementasi adalah mengubah hasil perancangan ke dalam bahasa pemrograman, pada pembuatan sistem ini menggunakan bahasa pemrograman java android.

(52)

Form menu awal yaitu tampilan form yang pertama kali tampil dimana ada 3 menu yaitu menu login pakar, menu petunjuk pemakaian, konsultasi dan menu exit. Tampilan menu awal seperti berikut :

Gambar 4.9 : Form menu awal

4.4.2 Form Login Pakar

Form Login Pakar berfungsi untuk memastikan Pakar tersebut benar-benar Pakar yang mempunyai hak akses dalam system karena pada login

(53)

harus memasukan kode Pakar dan password Pakar. Berikut tampilan form login Pakar.

(54)

4.4.3 Form Menu Pakar

Form menu Pakar yaitu tampilan yang akan muncul apabila Pakar benar memasukan data login Pakar. Menu Pakar ada 4 menu yaitu menu data gejala yang berfungsi untuk mendata gejala, menu data aturan, menu data penyakit, menu daftar pesan, menu logout. Tampilan menu Pakar seperti berikut :

(55)

4.4.4 Form Input Penyakit

Form input Penyakit terdapat 3 inputan dan 2 tombol, inputannya berupa string karakter kode penyakit, nama penyakit dan solusi, Sedangkan Tombolnya yaitu tombol input Penyakit dan tombol back.

(56)

4.4.5 Form Hapus Penyakit

Form hapus Penyakit terdapat 1 inputan dan 2 tombol, inputannya berupa string karakter kode Penyakit, Sedangkan Tombolnya yaitu tombol hapus Penyakit dan tombol back.

(57)

Gambar 4.13 : Form Hapus Penyakit

4.4.6 Form Daftar Penyakit

Form daftar penyakit adalah form yang memperlihatkan penyakit yang telah tersimpan di tabel penyakit dan tampilan daftar penyakit seperti terlihat dalam gambar berikut ini :

(58)

Gambar 4.14 : Form daftar penyakit

(59)

Form input gejala berfungsi untuk mendata gejala, terdapat 2 inputan dan 2 tombol, inputannya meliputi gejala, nama gejala. Sedangkan Tombolnya yaitu tombol input gejala dan tombol back.

(60)

4.4.8 Form Hapus Gejala

Form input Penyakit terdapat 1 inputan dan 2 tombol, inputannya meliputi kode gejala, Sedangkan Tombolnya yaitu tombol hapus Gejala dan tombol back.

(61)

4.4.9 Form Daftar Gejala

Form daftar gejala adalah form yang memperlihatkan gejala gejala yang telah tersimpan di tabel gejala dan tampilan daftar gejala seperti terlihat dalam gambar berikut ini :

(62)

Gambar 4.17 : Form daftar gejala

4.4.10 Form Input Aturan

Form input aturan terdapat 2 inputan dan 2 tombol, inputannya meliputi kode penyakit, dan kode gejala, Sedangkan Tombolnya yaitu tombol input Aturan dan tombol back.

(63)

Gambar 4.18 : Form Input Aturan

(64)

Form input Aturan terdapat 1 inputan dan 2 tombol, inputannya meliputi kode Aturan, Sedangkan Tombolnya yaitu tombol hapus Aturan dan tombol back.

(65)

4.4.12 Form Daftar Aturan

Form daftar aturan adalah form yang memperlihatkan aturan yang telah tersimpan di tabel aturan dan tampilan daftar aturan seperti terlihat dalam gambar berikut ini :

(66)

4.4.13 Form Petunjuk Pemakaian

Form petunjuk pemakaian adalah tampilan yang memberikan informasi petunjuk pemakaian kepada pengguna. Tampilan form petunjuk pemakaian seperti terlihat pada gambar berikut ini :

(67)

Gambar 4.21 : Form Petunjuk Pemakaian

(68)

Form konsultasi adalah form yang memperlihatkan daftar daftar penyakit yang dapat di pilih oleh pengguna untuk di cari gejala gejala dan solusi atas penyakit tersebut. Tampilan form konsultasi adalah seperti berikut :

(69)

4.4.15 Form Hasil Konsultasi

Form hasil konsultasi adalah form yang memperlihatkan gejala gejala dan solusi atas penyakit yang telah di pilih oleh pengguna sebelumnya. Tampilan form hasil konsultasi seperti terlihat pada gambar berikut ini :

(70)

4.5 Tahap Pengujian

4.5.1 Pengujian Black Box

Metode pengujian yang di gunakan adalah pengujian black box. pengujian blackbox dimana pengujian ini dilakukan untuk memastikan tanggapan/respons atas suatu inputan atau masukan akan menjelankan proses yang tepat dan menghasilkan keluaran/output sesuai dengan rancangan yang telah dibuat. Uji ini dilakukan pada menu utama dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.4 Pengujian black box

Input Output Hasil

Klik tombol Login Menampilkan Form Login Sesuai / OK

Klik tombol input gejala Menjalankan perintah menyimpan gejala Sesuai / OK Klik tombol Hapus gejala Menjalankan perintah Menghapus gejala Sesuai / OK Klik tombol daftar gejala Menampilkan Form Lihat gejala Sesuai / OK Klik tombol input penyakit Menjalankan perintah menyimpan

penyakit

Sesuai / OK

Klik tombol Hapus penyakit Menjalankan perintah Menghapus penyakit

Sesuai / OK

Klik tombol lihat penyakit Menampilkan Form Lihat penyakit Sesuai / OK Klik tombol input aturan Menjalankan perintah menyimpan

aturan

Sesuai / OK

(71)

Klik tombol lihat aturan Menampilkan Form Lihat aturan Sesuai / OK

Klik tombol Keluar Mengakhiri Program Sesuai / OK

4.5.2 Pengujian Hitung Dempster Shafer

Pada Contoh dibawah ini, akan di cari persentase kemungkinan dari gangguan penyakit reproduksi wanita dengan menggunakan perhitungan pada table dibawah ini :

NO GEJALA BOBOT

1 Keputihan yang tidak Wajar 0,8 2 Ada pendarahan tidak normal 0,7

Maka untuk menghitung nilai Dempster Shafer (DS) gangguan penyakit reproduksi wanita yang dipilih dengan menggunakan nilai believe yang telah ditentukan pada setiap gejala.

Pl(Ɵ) = 1 – Bel

Dimana nilai bel (believe) merupakan nilai bobot yang diinput oleh pakar. maka untuk mencari nilai dari kedua gejala diatas, terlebih dahulu dicari nilai dari Ɵ, seperti yang dibawah ini.

Gejala 1 : Keputihan yang tidak Wajar (GP01)

Maka : GP01 (bel) = 0.8 GP01(Ɵ) = 1-0,8 = 0.2

(72)

Gejala 2 : Ada pendarahan tidak normal (GP02)

Maka : GP02 (bel) = 0.7 GP02(Ɵ) = 1- 0,7 = 0,3

Maka untuk mencari nilai dari GPn, digunakan rumus :

Makan nilai GPn dari gejala diatas adalah: m3 = 0.8 * 0.7

1- (0.2*0.3) m3 = 0.56 / 1-0.06 m3 = 0.56 / 0,94 m3 = 0,59

Maka nilai densitas dari kedua gejala tersebut adalah 0,59. Dengan nilai densitas 0,59 maka pengguna memiliki eviden yang cukup kuat mengalami gangguan penyakit Kanker Serviks. Hasil program telah sesuai

Gambar

Gambar 2.1: Waterfall Model  Berikut langkah-langkah dari Waterfall Model, yaitu:
Tabel 2.3 : Notasi Use Case Diagram  Actor   Actor adalah pengguna system. Actor tidak terbatas
diagram mempunyai peran seperti halnya flowchart, akan tetapi  perbedaannya dengan flowchart adalah activity diagram bisa  mendukung perilaku parallel sedangkan flowchart tidak bisa
Gambar 3.1: Waterfall Model  Berikut langkah-langkah dari Waterfall Model, yaitu:
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Dari pengujian tersebut kemudian akan dianalisis sinyal SPWM yang dihasilkan, sinyal tegangan dan arus keluaran yang dihasilkan, serta nilai harmonisa yang timbul

a) Jalinan kemitraan dan kerja sama antar lembaga organisasi. DPC PPDI Kota Semarang sebagai organisasi payung penyandang disabilitas pertama di Indonesia yang sudah diakui

• Memulai pembelajaran dengan berdoa terlebih dahulu dan menyiapka alat tulis dan materi yang ingin di sampaikan kepada siswa, materi kali ini saya ajarkan berupa pecahan

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada sebaran jumlah subjek yg Sindrom Metabolik dengan tidak Sindrom Metabolik dilihat dari densitas energi maupun asupan energi dan

Sekolah THHK yang pertama kali terbentuk pada awal abad ke-20 dan kemudian banyak berdiri di berbagai wilayah di Jawa serta beberapa yang ada di Sumatera, Kalimantan,

Pada penelitian ini ekspresi TNF-α yang positif/over-expression lebih banyak pada kelompok penderita OMSK tipe bahaya dengan komplikasi, yaitu sebanyak 22 (78,6%) penderita

melakukan penelitian dengan mengambil judul “ PENGARUH RISIKO BISNIS, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP PROFITABILITAS SERTA NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR

terhadap tayangan film misteri ditinjau dari locus of control, maka dari. penelitian ini diharapkan orangtua mendampingi remaja dalam