BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Pendidikan selalu menjadi isu yang menarik dibicarakan dari kalangan rumah tangga sampai dengan dunia internasional. Sebagaian penduduk dunia masih berfikiran atau paling tidak berharap, bahwa pendidikan mampu membawa manusia menuju ke nasib yang lebih baik. Pendidikan masih dipandang mampu mengentaskan manusia dari kemiskinan, ketimpangan dan keterbelakangan.1 Betapa tidak, pada masa awal tahun pelajaran para orang tua sibuk mencarikan lembaga pendidikan yang mampu mempersiapkan anak didiknya menjadi manusia yang kelak lulus mendapat pekerjaan yang layak. Di lain pihak para praktisi pendidikan sibuk mempromosikan lembaga pendidikannya sebagai lembaga pendidikan yang paling unggul dengan janji-janji bahwa lulusan lembaga tersebut akan menyediakan lapangan pekerjaan bagi anak didiknya.
Pendidikan sebagai proses humanisasi manusia yang berupaya mengembangkan potensi manusia, ternyata jauh dari hakekat yang diharapkan.Tujuan pendidikan yang suci ternyata sudah ternodai dengan berbagai kepentingan yang dalam hal ini hanya menguntungkan kaum tertentu. Berbagai permasalahan pendidikan muncul seiring dengan perjalanan kehidupan manusia dan dengan berbagai faktor yang menyebabkannya. Di Indonesia secara umum dapat dikatakan bahwa kualitas pendidikan masih sangat rendah dengan gambaran masih rendahnya sumber daya manusia yang kita miliki. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor yang saling mempengaruhi, yang tidak dapat dipisah-pisahkan dalam upaya mencari penyelesaian. Sehingga tidak ada kesan saling menuding siapa yang salah antara berbagai aspek dalam pendidikan. Upaya penyelesaian bersama lebih penting. Ketidakseriusan pemerintah
1Eko Prasetyo, Islam Kiri Melawan Kapitalisme Modal Dari Wacana Menuju
dalam menangani pendidikan terlihat kecilnya anggaran dalam sektor pendidikan. Anggapan pendidikan sebagai komoditas yang bisa diperjualbelikan, sehingga berbagai kepentingan bisa masuk baik pemodal, politisi maupun militer.Semangat pembangunan yang dikembangkan pemerintah yang identik dengan pertumbuhan ekonomi memaksa pendidikan berganti oreintasi kepada pemenuhan kebutuhan pasar baik pasar tenaga kerja, pasar industri maupun pasar ekspor. Sehingga pendidikan mempunyai orientasi ganda antara pengabdian dan di sisi lain meraih keuntungan. Kurikulum yang dibuatpun disesuaikan dengan kebutuhan ekonomi kapitalistik.2 Kurikulum diformat sedemikian rupa untuk memberi ketrampilan kepada siswa yang nantinya biayanya biasanya dibebankan pada siswa dalam hal ini orang tua siswa yang bertanggungjawab. Format kurikulum yang demikian akan berpengaruh dalam proses pembelajaran yang diberlakukan. Kemampuan siswa dianggap sama dan memposisikan siswa sebagai botol kosong yang siap diisi dengan sesuatu yang sama tanpa memperhatikan inovasi dan kreatifitas siswa.
Seperti yang dipaparkan Abdul Munir Mulkhan dalam bukunya: Pendidikan seharusnya menjadi wahana manusia untuk
belajar menyelesaikan problem kehidupan yang sedang dan akan dihadapi. Sayangnya, pendidikan lebih sebagai sebuah paket peniruan gaya hidup versi penguasa, birokrat pendidikan dan “orang dewasa” Karena itulah pendidikan sering terperangkap senagai praktek kekunoan dari gaya hidup generasi terdahulu yang ketinggalan zaman. Bahkan pendidikan juga mudah terperangkap sebagai praktek sebuah sistem penindasan dan ketidakadilan.3
Akumulasi permasalahan yang muncul dengan faktor yang melingkupi tersebut merupakan kesalahan sistematis. Diakui atau tidak
2 Ibid., hlm. 261
3 Abdul Munir Mulkhan, Nalar Spiritual Pendidikan : Solusi Problem Filosofis Pendidikan Islam, (Yogyakarta :Tiara Wacana, 2002), hlm. 163-164
sistem pendidikan di Indonesia masih berkaca dari sistem pendidikan kolonial. Dimana pendidikan hanya sekedar memenuhi kebutuhan pemerintah jajahan baik secara administratif maupun ekonomis. Secara administratif pendidikan baik dalam taraf maupun mutu disesuaikan menurut kesempatan administratif yang terbuka untuk kaum pribumi. Dan secara ekonomis, pemerintah kolonial memberikan pendidikan hanya agar bangsa Indonesia mampu memproduksi bahan mentah guna kelangsungan industrinya. Untuk kelangsungan kekuasaannya, pemerintah kolonial tidak memberikan kesempatan secara merata kepada semua kaum pribumi.analogi dari hal tersebut terlihat dalam negara Indonesia maupun negara-negara berkembang lainnya. Dalam kenyataannya, realisasi sistem pendidikan di Indonesia yang sekarang pun pada dasarnya masih menguntungkan kelompok tertentu. Segala kebijakan yang berkenaan dengan pendidikan diatur untuk memenuhi kebutuhan kelompok kapitalis.
Pendidikan Islam dalam pengertian luas tidak jauh beda dari pendidikan secara umum. Menurut Hasan Langgulung pengertian pendidikan dapat ditinjau dari dua segi. Yang pertama dari segi masyarakat bahwa pendidikan merupakan proses pewarisan kebudayaan atau nilai-nilai budaya baik berupa intelektual, ketrampilan, keahlian dari generasi tua kepada generasi muda untuk memelihara kelangsungan hidup. Yang kedua, dari segi individu berarti upaya pengembangan potensi-potensi yang dimiliki individu agar dapat teraktualisasi secara kongkrit. Sedangkan pendidikan Islam lebih merupakan pewarisan nilai-nilai keislaman yang mengarah pada keseimbangan dan keserasian perkembangan hidup manusia baik jasmani maupun rohani menuju terbentuknya kepribadian yang kamil.4
4 Abdul Khaliq, Pemikiran Pendidikan Islam:Kajian Tokoh Klasik dan Kontemporer, Yogyakarta : Fakultas Tarbiyah-Pustaka pelajar, 1999), hlm. 38
Melihat realita yang terjadi sekarang ; kemiskinan, pembodohan, penindasan, kekerasan, dan ketidakadilan di berbagai aspek, tentunya kita mengharapkan adanya perubahan ke arah perbaikan diantaranya meningkatnya kesejahteraan manusia, meningkatnya intelektualitas, menwujudkan keadilan di segala bidang. Ada beberapa hal yang bisa mempengaruhi perubahan diantaranya (1) Faktor fisik dan biologis, misal perubahan kondsi geografis, jumlah penduduk dan sebagainya, (2) Faktor Teknologi,(3) Faktor budaya. Di mana posisi pendidikan? Menurut Eisentadt intitusionalisasi merupakan prosen penting untuk membantu berlangsungnya perubahan.5 Pendidikan merupakan institusi yang menjembatani yang menjembatani dan memelihara budaya suatu masyarakat. Pendidikan dengan pengertian di atas tentunya berperan penting dalam proses perubahan yang ada. Apakah pendidikan Islam yang ada berperan dam melanggengkan ketidakadilan yang ada ? Ataukah seharusnya pendidikan Islam berperan kritis pada struktur sosial yang ada. Pertanyaan ini yang perlu kita temukan jawabnya.
Banyak pemikir pendidikan Islam yang berkiprah dalam dunia pendidikan di Indonesia, dengan hasil pemikiran yang dijadikan referensi dalam pelaksanaan pendidikan di sekitar kita. Tidak seperti pemikir pendidikan yang lain, tokoh pembaharu pendidikan Islam yang tidak akrab di telinga kita, apalagi dijadikan referensi.
Syaikh Ahmad Syurkati sebagai pemikir pendidikan Islam yang bukan orang pribumi melakukan perjalanan intelektual dengan mengabdikan diri berjuang di negeri orang yaitu Indonesia demi cita-cita mulia patut kita pelajari pemikirannya untuk minimal sebagai referensi kita dalam upaya memperbaiki dan mengembangkan pendidikan Islam agar tidak terjebak pada kepentingan sesaat yang sangat pragmatis.
B. BATASAN ISTILAH
Untuk memperjelas variabel yang diteliti, maka perlu pembatasan istilah sebagai berikut :
a. Pemikiran
Pemikiran merupakan kata benda dari “pikir” yang mendapat awalan pe- dan akhiran –an yang berarti proses, cara, perbuatan memikir6
b. Pendidikan Islam
Pendidikan Islam terbentuk dari dua kata yaitu pendidikan dan Islam. Secara terminologi pendidikan atau dalam bahasa Inggris
education berarti dalam kamus Besar Bahasa Indonesia pendidikan
berasal dari kata dasar “didik”, mendapat awalan pe- dan akhiran –an, yang berarti 1. proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. 2. proses, cara, perbuatan, perbuatan mendidik.7 Secara umum pendidikan Islam merupakan pendidikan yang bersumber dari sumber ajaran agama Islam yaitu Al-Qur’an dan Hadits. Sedang pendidikan Islam menurut Hasan Langgulung merupakan proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat.
c. Syaikh Ahmad Syurkati
Syaikh Ahmad Syurkati dengan nama lengkap Ahmad Bin Muhammad Surkati Al-Kharraj al-Anshari adalah orang asli dari negara Sudan yang mengabdikan dirinya di Indonesia. Awalnya beliau didatangkan oleh Jam’iyatul Khair sebuah organisasi sosial keagamaan
6 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Dep. Pendidikan dan Kebudayaan, (Jakarta : 2001), Cet. I, hlm. 873
sebagai guru untuk meningkatkan kualitas pendidikan pada lembaga tersebut. Namun keberadaannya dalam Jam’iyatul Khair hanya bertahan selama dua tahun, karena perbedaan cara pandang terutama pada persoalan derajat sosial manusia. Syurkati yang banyak dipengaruhi oleh pemikiran Muhammad Abduh berpendapat bahwa semua manusia adalah sama, tidak peduli orang Arab atau tidak, Sayid atau tidak adalah sama, yang membedakan hanyalah ketakwaannya. Dan akhirnya beliau mendirikan organisasi dengan nama al-Ishlah wal Irsyad atau kemudian dikenal dengan al-Irsyad pada tanggal 17 Juli 1914.8 Dengan demikian pembahasan tentang Syaikh Ahmad Syurkati tak terpisahkan dari al-Irsyad.9
d. Transformasi Sosial
Trasformasi Sosial berasal dari dua kata, “transformasi” dan “sosial”. Tranformasi atau dalam bahasa Inggris transformation terbentuk dari dua kata yaitu “trans” dan “formasi” yang berarti perubahan bentuk.10
Secara bahasa, sosial berasal dari bahasa Inggris social yang berarti “kemasyarakatan” dan secara istilah ada beberapa batasan sebagai berikut :
Social 1. (of certain species of insect and animal species, including humankind) living together in organized colonies or group. 2. pertaining 3. doncerned with responsible for the mutual relations and welfareoh individuals (for example, sosial worker)11
8Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 1996), Ed. 1, Cer. I, hlm. 132
9 Bisri Affandi, Syaikh Ahmad Syurkati (1874-1943) : Pembaharu dan Pemurni Islam di
Indonesia, (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 1999), hlm. 10
10 John M. Echol dan Hassan Shadili, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta : Penerbit Gramedia, 1997), Cet. XXIV, hlm. 601
11 Harpercollins Dictionary of Sosiologi, (New York : HarpernerCollins Publisher, 1991), hlm. 444
Dengan demikian transformasi sosial dapat dikatakan sebagai perubahan sosial. Abdulsyani dalam bukunya yang berjudul Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan mendefinisikan perubahan sebagai perubahan fungsi kebudayaan dan perilaku manusia dalam masyarakat dari keadaan tertentu ke keadaan yang lain. 12
Namun demikian Hanif Dhakiri membedakan antara perubahan sosial dengan transformasi sosial. Transformasi sosial lebih menekankan pada perubahan menuju kualitas hidup yang lebih baik atau perubahan menuju masyarakat yang Islami, adil, demokratis, dan egaliter.13
C. RUMUSAN PERMASALAHAN
1. Bagaimana Pemikiran Pendidikan Islam Syaikh Ahmad Syurkati 2. Bagaimana transformasi sosial yang diharapkan
3. Bagaimana Pemikiran Pendidikan Islam Syaikh Ahmad Syurkati mampu mempengaruhi proses Transformasi Sosial
D. TUJUAN PENULISAN SKRIPSI
1. Untuk mengetahui Pemikiran Pendidikan Islam Syaikh Ahmad Syurkati
2. Untuk mengetahui transformasi sosial yang diharapkan
3. Untuk mengetahui peran Pemikiran Pendidikan Islam Syaikh Ahmad Syurkati dalam proses transformasi sosial
E. TELAAH PUSTAKA
Syaikh Ahmad Syurkati merupakan bagian dari sekian banyak pemikir-pemikir Islam di Indonesia. Tapi tidak banyak kalangan yang membahas dan mengkaji pemikiran beliau, dan seakan lenyap dari permukaan peta pemikiran Islam di Indonesia. Maksimal Jam’iyatul
12 Abdulsyani, Sosiologi : Skematika, Teori, dan Terapan, (Jakarta : Bumi Aksara, 1994), Cet. I, hlm. 163
13 Muh. Hanif Dhakiri, Paulo Friere, Islam dan Pembebasan, (Jakarta : Djambatan, 2000), hlm. 119
Khairat dan al-Irsyad yang menggunakan pemikirannya sebagai referensi, baik dalam berkata maupun dalam bertindak. Walupum pada akhirnya Jam’iyatul Khairat pun membuangnya, karena tidak sepaham dan menganggap pemikiran beliau bertentangan dengan keyakinan organisasi tersebut.
Penulis berpendapat bahwa diantara pemikiran beliau yang sangat berani yang menyamakan derajat untuk semua orang, sangat berpengaruh terhadap lapisan masyarakat arab pada waktu itu. Disamping pemikiran pendidikan yang tidak kalah menarik untuk dikaji. Di sinilah letak hubungan pemikiran beliau dengan transfornasi soaial. Kita perlu banyak belajar dari pemikiran beliau untuk menciptakan iklim pendidikan yang bervisi kerakyatan, membebaskan, egaliter dan berkeadilan.
Bisri Affandi dalam bukunya yang berjudul Syaikh Ahmad Syurkati
: Pembaharu dan Pemurni Islam di Indonesia masih bersifat historis
ansih. Beliau belum memberikan analisa kritis terhadap pemikiran Syaikh Ahmad Syurkati. Pemaparan dan diskripsinya masih datar dan tidak mencoba memasukkan beberapa kritik dan masukan terhadap pemikiran-pemikiran pedidikan Islam ke depan.14
Buku yang berjudul Al-Irsyad Mengisi Sejarah Bangsa karangan Hussein Badjeri juga belum sempurna menempatkan pemikiran beliau dalam proses transformasi sosial. Karena pembahasan tentang Syaikh Ahmad Syurkati hanya terambil karena sebatas beliau adalah pendiri Al-Irsyad yang keduanya tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Tentang transformasi sosial, para pakar masih berkutat pada teori-teori yang sebenarnya tidak bisa kita tinggalkan, namun juga tidak semata-mata kita selalu membahasnya secara teoritik dan tidak mencoba berangkat dari realitas yang ada dan kebutuhan bersama kita sebagai manusia.
14 Selanjutnya baca buku karangan Bisri Affandi, Syaikh Ahmad Syurkati (1874-1943) :
H.A.R. Tilaar seorang tokoh pendidikan pernah juga membahas tentang pendidikan dan perubahan sosial, yaitu dalam bukunya yang berjudul Perubahan Sosial dan Pendidikan : Pengantar Pedagogik
Transformatif untuk Indonesia. Walaupum beliau sudah mencoba
menawarkan pendidikan transformatif sebagai alternatif menuju perubahan sosial, namun demikian masih ada satu yang menurut peneliti, perlu dan tak boleh terlupakan yaitu peran tokoh dalam hal ini melalui pemikiran dan tokoh sebagai seorang pribadi.15
Penulis yang lain yang pernah membahas terntang hubungan antara kemerdekaan berfikir sebagai awal dari perubahan sosial dalam hal ini dapat diawali dengan kemerdekaan berfikir dalam proses pendidikan yang sangat dipengaruhi oleh pemikiran seorang tokoh pendidikan kerakyatan Brazil yaitu Paulo Friere. Hanif Dhakiri dalam bukunya yang berjudul
Paulo Friere, Islam dan Pembebasan sudah mencoba menghubungkan
antara kekuatan seorang tokoh dalam menyampaikan ide-idenya dan kemudian menjadi kesepahaman bersama sehingga mampu mempengaruhi terjadinya proses perubahan sosial. Walaupun belum secara tegas menjelaskan tentang hubungan antara pemikiran tokoh dengan proses perubahan sosial.
Dari sinilah penulis menganggap penting pembahasan ini, yang mencoba memulai dari realitas sosial yang ada kemudian memunculkan pemikiran dari seorang tokoh dan mencoba pengaitkan keduanya. Penulis mengambil satu tokoh yang dianggap sangat berpengaruh dalam proses transformasi sosial tertentu, yang kemudian diharapkan akan muncul pemikir-pemikir pendidikan yang lain yang mampu membawa negeri ini pada transformasi sosial.
15 Selanjutnya baca buku karya H.A.R. Tilaar, Perubahan Sosial dan Pendidikan :
F. METODE PENELITIAN
Penelitian ini bersifat library reseach (penelitian kepustakaan).. Pengumpulan data dengan cara menulusuri/merecover bubu-buku/tulisan-tulisan yang sesuai dengan tema kajian, dengan metode sebagai berikut : 1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan intelektual biografi, yang membahas tentang pemikiran seorang tokoh yang kemudian dianalisis untuk membahas permasalahan yang dibahas dalam latar belakang masalah.
2. Metode Pengumpulan Data a. Metode Pengumpulan Data
Dalam penulisan skripsi diperlukan data yang akurat dan lengkap sebagai bahan yang menjadi bahan penelitian.
Proses pengumpulan data dilakukan dengan metode penulusuran terhadap buku-buku, jurnal-jurnal, majalah-majalah, naskah-naskah, dokumen-dokumen, baik yang sudak diterbitkan maupun yang belum, yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.
b. Sumber Data
Bahan penulisan skripsi ini diambil dari data-data yang biasa disebut dengan data. Ada dua jemis data sebagaimana berikut : 1) Data Primer
Sumber primer adalah sumber pokok yang menjadi acuan dan merupakan data otentik atau data langsung dari tangan pertama tentang masalah yang diungkapkan secara sederhana dan biasa disebut data asli.
Adapun sumber data primer yang menjadi referensi utama pada penulisan skripsi ini adalah tulisan-tulisan baik yang berupa buku, fatwa, maupun karya yang ditulis Syaikh Ahmad Syurkati diantaranya Al-Masail al-Tsalat (1925) yang berisi tentang pemurnian ajaran agama Islam yaitu tentang ijtihad dan
taqlid, sunnah dan bid’ah serta tentang ziyarat al-qubur dan wasilah. Selanjutnya Muhadharat Islamiyah (1937) yang
menjelaskan tentang penguasaan ilmu pengetahuan dan beberapa pendekatan dalam menafsirkan Al-Qur’an.
2) Data Skunder
Sumber Sekunder adalah sumber pendukung atau tambahan yang berasal dari buku-buku atau sumber lain baik berupa tulisan seperti artikel, opini, makalah, majalah, jurnal, hasil wawancara, hasil observasi, baik yang sudah di terbitkan maupun yang belum diterbitkan yang membahas tentang permasalahan ini. Diantaranya adalah buku karangan Bisri Affandi yang berjudul Syaikh Ahmad Syurkati (1874-1943)
Pembaharu dan Pemurni Islam di Indonesia, buku yang
berjudul Al-Irsyad Mengisi Sejarah Bangsa karangan Hussein Badjerei.
3. Metode Analisis Data
Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dan lain-lain, untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikan sebagai temuan bagi orang lain. Penulisan skripsi ini menggunakan metode analisis data sebagai berikut :
a. Deskriptif
Sanapiah Faisal memberi pengertian pada metode ini sebagai usaha menggambarkan dan menginterpretasikan apa yang ada, baik mengenai kondisi atau hubungan yang ada, pendekatan yang sedang tumbuh, proses yang ada sedang berlangsung yang telah berkembang.16
Dengan metode ini data akan dipaparkan dan kemudian diuji hubungkan antara variabel. Dalam skripsi ini yang akan
16 Sanapiah Faisal, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya : Usaha Nasional, tt.), hlm. 119
dihubungkan adalah korelasi antara pemikiran pendidikan Islam Syaikh Ahmad Syurkati dengan transformasi sosial.
b. Komparatif
Seperti yang dikutip Suharsimi Arikunto, Aswarni Sudjud menjelaskan bahwa dengan metode ini akan dapat menemukan persamaan, perbedaan tentang benda, tentang orang, prosedur, kerja, ide-ide, kritik terhadap orang. Dan kemudian dapat membandingkan pandangan dan perubahan-perubahan pandangan orang, grup atau negara, atau terhadap ide-ide.17
c. Deduktif-induktif
Metode deduktif diawali dengan penentuan konsep yang abstrak berupa teori yang masih umum sifatnya selanjutnya mengumpulkan bukti-bukti atau kenyataan khusus untuk pembuktian. Metode induktif berangkat dari kenyataan yang sifatnya khusus kemudian diabstraksikan dalam bentuk kesimpulan yang umum sifatnya.18 Karena pola pikir yang digunakan tidak hanya satu arah saja, maka kemudian penekiti menggunakan juga metode deduktif-induktif, yang dua-duanya bisa digunakan dalam proses berpikir.
4. Pendekatan
1) Pendekatan Historis
Pendekatan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah historis, yaitu dengan menelusuri sejarah pemikiran pendidikan Islam Syaikh Ahmad Syurkati dalam proses perubahan sosial, karena tanpa menelusuri sejarah pemikiran pendidikan Islam Syaikh Ahmad Syurkati tidak akan ditemukan pengaruh pemikiran pendidikan Islam beliau dalam proses transformasi
17 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1996), Edisi Revisi III, hlm. 245
18 Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif Dalam Pendidikan, (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 1996), hlm. 34
sosial. Karena penelitian historis merupakan usaha untuk mempelajari dan menggali fakta-fakta dan menyusun kesimpulan mengenai peritiwa-peristiwa masa lampau. Penelitian historis biasanya digunakan dalam penelitian sejarah dan purbakala. Tapi bisa juga meneliti perkembangan sistem pendidikan, kurikulum, penilaian dari periode ke periode sebagai bahan untuk menilai keadaan yang berlaku sekarang.19 Dengan pendekatan ini diharapkan akan ditemukan hasil analisis yang komprehensif dan lebih obyektif dalam melakukan analisis.
2) Pendekatan Phenomenologis
Dengan pendekatan ini tidak hanya terbatas pada empirik sensual, melainkan mencakup phenomena yang tidak lain dari persepsi, pemikiran, kemauan dan keyakinan subyek.20
G. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI
Untuk mempermudah pembahasan penulisan skripsi ini diperlukan sistematika sebagai berikut :
1. Bagian muka berisi halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar dan daftar isi.
2. Bagian isi (batang tubuh) yang memuat : Bab I : Pendahuluan
Pada bab ini berisi tentang Latar belakang masalah, batasan istilah, rumusan masalah, tujuan penulisan skripsi sumber datam metodologi penelitian dan sistematika penulisan skripsi. Bab II : Transformasi Sosial
19 Nana Sujana, Penelitian dan Penilaian, (Bandung : Sinar Baru Algesindo, 1989) Cet II, hlm. 81
20 Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Yogyakarta : Rake Sarasin, 1989), hlm.12
Bab ini akan membahas tentang definisi perubahan sosial, teori-teori perubahan sosial, faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial baik yang menunjang maupun yang menghambat, dan proses perubahan sosial
Bab III : Pemikiran pendidikan Islam Syaikh Ahmad Syurkati
Dalam bab ini akan dibahas tentang sejarah hidup Ahmad Syurkati, latar belakang pemikiran, ide dan pemikiran pembaharuan pendidikan Ahmad Syurkati
Bab IV : Analisis Pengaruh Pemikiran Pendidikan Islam Syaikh Ahmad Syurkati dakam proses Transformasi Sosial
Dalam Bab ini akan dicari posisi pendidikan Islam dalam transformasi sosial, korelasi pemikiran pendidikan Islam Ahmad Syurkati dengan transformasi sosial
Bab V : Penutup
Bab ini adalah bab terakhir yang memuat kesimpulan dari seluruh pembahasan, saran-saran dari peneliti, dan penutup
3. Bagian akhir
Pada bagian ini tercantum beberapa lampiran baik tentang daftar pustaka, daftar ralat dan beberapa lampiran yang menjadi prasyarat pembuatan skripsi serta daftar riwayat pendidikan peneliti.
Semarang, 25 Maret 2004
Nur Laily Mazkiyatul F NIM : 3199073
Mengetahui, Pembimbing
Wahyudi, M.Pd NIP : 150 274 611
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani, Sosiologi : Skematika, Teori, dan Terapan, (Jakarta : Bumu Aksara, 1994), Cet. I
Affandi, Bisri, Syaikh Ahmad Syurkati (1874-1943) : Pembaharu dan Pemurni
Islam di Indonesia, (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 1999)
Ali, H.B. Hamdani, Filsafat Pendidikan, (Yogyakarta : Kota Kembang, 1993), Cet. II
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1993), Edisi Revisi III
Dhakiri, Muh.Hanif, Paulo Freire, Islam dan Pembebasan, (Jakarta : Penerbit Pena, 2002
Friere, Paulo, dkk, Menggugat Pendidikan Fundamentalisme, Konserfatif,
Liberal, Anarkis, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1999), Cet. I
Friere, Paulo, Pendidikan Kaum Tertindas, (Jakarta : LP3ES, 1985)
Hajar, Ibnu, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif Dalam Pendidikan, (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 1996)
Harpercollins Dictionary of Sosiologi, (New York : HarpernerCollins Publisher,
1991), hlm. 444
Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 1996), Ed. 1, Cet. I
Illich, Ivan, Perayaan Kesadaran : Agama, Pendidikan, Kesejahteraan Sosial, (Yogyakarta : Ikon Teralitera, 2002)
Khaliq, Abdul, dkk, Pemikiran Pendidikan Islam ; kajian Tokoh Klasik dan
kontemporer, (Yogyakarta : Fakultas Tarbiyah-Pustaka Pelajar, 1999)
K.Sanderson, Stephen, Sosiologi Makro ; Sebuah pendekatan Terhadap Realitas
Sosial, (Jakarta : PT.Raja Grafindo, 1995), Edisi II
Mas’ud, Abdurrahman, dkk, Paradigma Pendidikan Islam, Ed. Isma’il, (Yogyakarta : Fakultas Tarbiyah-Pustaka Pelajar, 2001)
M. Echol, John dan Hassan Shadili, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta : Penerbit Gramedia, 1997), Cet. XXIV
Munir Mulkhan, Abdul, Dr, Nalar Spiritual Pendidikan : Solusi Problem Filosofis
Prasetyo, Eko, Islam Kiri Melawan Kapitalisme Modal-dari Wacana Menuju
Gerakan, (Yogyakarta : Insist Press, 2002)
Raharjo, M Dawam, Islam dan Transformasi Budaya, (Yogyakarta : Dana Bhakti Prima Yasa, 2002
Rahmat, Jalaluddin, Rekayasa Sosial ; Reformasi, Revolusi atau Manusia Besar, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2002), Edisi Kedua
Sardar, Ziaudin, The Future of Muslim Civilisation, Penerjemah : Rahmani Astuti, (Bandung : Mizan, 1993), Cet.IV
Simandjuntak, B, Perubahan dan Perencanaan Sosial, (Bandung : Tarsito, tt) Tilaar, H.A.R, Perubahan Sosial dan Pendidikan : Pengantar Pedagogik
PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM SYAIKH AHMAD SYURKATI DAN TRANSFORMASI SOSIAL
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang
B. Batasan Istilah
C. Rumusan Permasalahan D. Tujuan Penulisan Skripsi E. Telaah Pustaka
F. Sumber Data G. Metode Penelitian
H. Sistematika Penulisan Skripsi.
BAB II : PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM SYAIKH AHMAD SYURKATI
A. Sejarah Hidup Ahmad Syurkati
B. Latar Belakang Pemikiran Ahmad Syurkati
C. Pemikiran Pembaharuan Pendidikan Ahmad Syurkati
BAB III : TRANSFORMASI SOSIAL A. Definisi Perubahan Sosial
B. Teori-Teori Perubahan Sosial
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Sosial 1. Faktor yang mendukung
2. Faktor yang menghambat D. Proses Perubahan Sosial
BAB IV : PENGARUH PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM SYAIKH AHMAD SYURKATI DAKAM PROSES TRANSFORMASI SOSIAL
A. Posisi Pendidikan Islam dalam Transformasi Sosial
B. Korelasi antara Pemikiran Pendidikan Islam Ahmad Syurkati dengan Transformasi Sosial
C. Analisis terhadap Pemikiran Pendidikan Islam Syaikh Ahmad Syurkati dan Korelasinya dengan Transformasi Sosial
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan
B. Saran-saran C. Penutup
PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM SYAIKH AHMAD SYURKATI
Diajukan untuk Bahan Ujian Komprehenship
Oleh :
NUR LAILY MAZKIYATUL F NIM 3199073
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG