• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II Desferal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II Desferal"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II BAB II PEMBAHASAN PEMBAHASAN  A.

 A. PengertiaPengertian Terapi Dn Terapi Desferalesferal

Terapi desferal merupakan salah satu penatalaksanaan dari penyakit Terapi desferal merupakan salah satu penatalaksanaan dari penyakit thelesemia. Penyakit thelesemia sendiri adalah

thelesemia. Penyakit thelesemia sendiri adalah penyakit kelainan darah yangpenyakit kelainan darah yang diakibatkan oleh faktor genetika dan menyebabkan protein yang ada di dalam sel darah diakibatkan oleh faktor genetika dan menyebabkan protein yang ada di dalam sel darah merah (hemoglobin) tidak berfungsi secara normal. Zat besi yang diperoleh tubuh dari merah (hemoglobin) tidak berfungsi secara normal. Zat besi yang diperoleh tubuh dari makanan digunakan oleh sumsum tulang untuk menghasilkan hemoglobin. Penderita makanan digunakan oleh sumsum tulang untuk menghasilkan hemoglobin. Penderita thalasemia memiliki kadar hemoglobin yang rendah, oleh karena itu tingkat oksigen thalasemia memiliki kadar hemoglobin yang rendah, oleh karena itu tingkat oksigen dalam tubuh penderita thalasemia juga lebih rendah.

dalam tubuh penderita thalasemia juga lebih rendah. Satu hal yang penting untukSatu hal yang penting untuk diperhatikan pada orang dengan thalasemia adalah adanya risiko penumpukan zat besi diperhatikan pada orang dengan thalasemia adalah adanya risiko penumpukan zat besi dalam tubuh. Penumpukan zat besi yang signifikan dapat terjadi akibat transfusi darah dalam tubuh. Penumpukan zat besi yang signifikan dapat terjadi akibat transfusi darah ..

Terapi desferal merupakan pemberian obat untuk kondisi kelebihan zat besi. Terapi desferal merupakan pemberian obat untuk kondisi kelebihan zat besi. Pada saat ini yang paling sering digunakan yaitu desferrioxamine, yang umumnya Pada saat ini yang paling sering digunakan yaitu desferrioxamine, yang umumnya digunakan untuk menangani kelebihan kada

digunakan untuk menangani kelebihan kada r r zat zat besibesi pada darah, yang dapatpada darah, yang dapat disebabkan oleh transfusi darah berulang, kelainan darah seperti thalassemia, atau disebabkan oleh transfusi darah berulang, kelainan darah seperti thalassemia, atau keracunan zat besi

keracunan zat besi

Deferoxamine termasuk golongan obat

Deferoxamine termasuk golongan obat iron chelatorsiron chelators. Deferoxamine adalah obat. Deferoxamine adalah obat

yang bekerja dengan mengikat zat besi berlebih pada tubuh dan membantu ginjal dan yang bekerja dengan mengikat zat besi berlebih pada tubuh dan membantu ginjal dan kandung empedu membuang kelebihan zat besi. Obat ini tidak dianjurkan pada kandung empedu membuang kelebihan zat besi. Obat ini tidak dianjurkan pada anak-anak dibawah 3 tahun. Obat ini juga dapat digunakan untuk mengatasi kadar aluminum anak dibawah 3 tahun. Obat ini juga dapat digunakan untuk mengatasi kadar aluminum yang tinggi pada pasien dialisis dan pasien dengan keracunan aluminum.

yang tinggi pada pasien dialisis dan pasien dengan keracunan aluminum.

Desferoxamine merupakan produk Streptomyces pilosis, mempunyai berat Desferoxamine merupakan produk Streptomyces pilosis, mempunyai berat molekul yang rendah dan mengandung asam hidroksamik yang berikatan dengan molekul yang rendah dan mengandung asam hidroksamik yang berikatan dengan besi untuk menghasilkan ikatan yang lebih kuat dan stabil dibandingkan dengan ikatan besi untuk menghasilkan ikatan yang lebih kuat dan stabil dibandingkan dengan ikatan antara besi dan transferrin. Akibatnya akan dibentuk feroxamine yang selanjutnya antara besi dan transferrin. Akibatnya akan dibentuk feroxamine yang selanjutnya diekskresikan ke urin dan empedu.

diekskresikan ke urin dan empedu.

Desferoxamin merupakan kelator besi yang telah banyak diteliti dan terbukti Desferoxamin merupakan kelator besi yang telah banyak diteliti dan terbukti menunjukkan efek yang dramatis dalam menurunkan morbiditas dan mortalitas pasien menunjukkan efek yang dramatis dalam menurunkan morbiditas dan mortalitas pasien thalassemia. Bioavailabilitas oralnya buruk sehingga harus diberikan secara subkutan, thalassemia. Bioavailabilitas oralnya buruk sehingga harus diberikan secara subkutan, intravena, atau terkadang intramuskular. DFO juga memiliki waktu paruh yang pendek intravena, atau terkadang intramuskular. DFO juga memiliki waktu paruh yang pendek (30 menit) sehingga diberikan dalam durasi 8-12 jam per hari, 5-7 kali per minggu.

(2)

B. Tujuan diberikannya terapi desferal

Tujuan diberikannya terapi ini adalah untuk detoksifikasi kelebihan besi yaitu mengikat besi yang tidak terikat transferin di plasma dan mengeluarkan besi dari tubuh serta menurunkan/mencegah penumpukan Fe dalam tubuh baik itu hemochromatosis (penumpukan Fe di bawah kulit) atau pun hemosiderosis (penumpukan Fe dalam organ).

C. Cara pemberian terapi desferal

Kelebihan besi dapat menimbulkan komplikasi jangka panjang di berbagai sistem organ. Pemberian terapi kelasi besi dapat mencegah komplikasi kelebihan besi dan menurunkan angka kematian pada pasien thalassemia. Indikasi kelasi besi. Kelasi dimulai setelah timbunan besi dalam tubuh pasien signifikan, yang dapat dinilai dari beberapa parameter seperti jumlah darah yang telah ditransfusikan, kadar feritin serum, saturasi transferin, dan kadar besi hati/ liver iron concentration  – LIC (biopsi, MRI, atau feritometer).

Desferal (deferoxamine) merupakan obat cair yang pemberiannya dilakukan dengan suntikan ke otot, vena, atau di bawah kulit dengan cara sub cutan yang diberikan melalui alat infus pump/portable pump dalam waktu 8-12 jam. Pemberian kelasi besi dimulai bila kadar feritin serum darah sudah mencapai 1000 ng/mL, atau saturasi transferin >70%, atau apabila transfusi sudah diberikan sebanyak 10-20 kali

(3)

atau sekitar 3-5 liter. (Level of evidence IIIa) Kelasi besi kombinasi diberikan jika kadar feritin serum >2500 ng/mL yang menetap minimal 3 bulan, apabila sudah terjadi kardiomiopati, atau telah terjadi hemosiderosis jantung pada pemeriksaan MRI T2* (<20 ms). (Level of evidence IIa)

Desferoksamin diberikan dengan dosis 30 –60 mg/kg per kali, dengan kecepatan maksimal 15 mg/kg/jam dan total dosis per hari tidak melebihi 4-6 gram. Jarum dipasang di paha atau perut hingga mencapai dermis dan dihubungkan dengan syringe pump. Jika pump tidak tersedia maka DFO dapat diberikan secara drip intravena, dalam NaCl 0,9% 500 mL. Asam askorbat (vitamin C) dapat meningkatkan ekskresi besi jika diberikan bersamaan dengan desferoksamin, sehingga vitamin C dikonsumsi per oral dengan dosis 2-4 mg/kg/hari (100-250 mg) segera setelah infus desferoksamin dimulai.

Desferoksamin tidak disarankan pada pasien anak di bawah usia 2 tahun karena risiko toksisitas yang lebih tinggi pada usia lebih muda dan pada pasien dengan timbunan besi minimal. Desferoksamin dengan dosis lebih tinggi yaitu 60-100 mg/kg berat badan per hari, 24 jam per hari, 7 hari per minggu, secara intravena, diindikasikan pada pasien dengan hemosiderosis berat dan disfungsi organ vital misalnya kardiomiopati atau gagal jantung

Pemberian terapi desferal pada anak:

1. Dosis DFO yang diberikan pada anak ≤ 3   tahun 20-30 mg/kg bb/hari dengan monitoring ketat (ES : Gangguan pertumbuhan)

2. Anak > 3 tahun mendapat dosis 40-60 mg/kg bb/hari dan bila mengalami gangguan  jantung mendapatkan dosis 100 mg/kg bb/hari.

3. Rute pemberian injeksi subkutan menggunakan syringe pump selama 8-12 jam/1 x hari sebanyak 5-7 kali pemberian/minggu.

4. Jika mendapat dosis 60-100 mg/kg bb/hari maka diberikan via infus selama 24 jam berturut-turut setiap hari (1 VIAL = 500 mg dilarutkan dengan 250 ml NaCl 0.9 %) selama 8-12 jam/1 x hari .

Pemberian terapi desferal:

1. Dilakukan pada klien dengan thalasemia yang mendapatkan transfusi darah secara rutin (berulang)

2. Kadar Fe ³ 1000 mg/ml

(4)

4. Tidak dilakukan pada klien dengan gagal ginjal

D. Efek samping dari terapi desferal

Deferoxamine adalah obat yang dapat menyebabkan efek samping. Efek samping umumnya meliputi nyeri dan pembengkakan pada area yang disuntik atau pandangan yang kabur, gatal-gatal, kesulitan bernapas, pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.

Hentikan penggunaan Deferoxamine dan segera hubungi dokter jika Anda mengalami efek samping serius seperti:

1. Batuk, napas tersengal atau permasalahan pernapasan lainnya 2. Jarang buang air kecil atau tidak sama sekali

3. Mengantuk, pusing, perubahan mood, meningkatnya rasa haus, kehilangan napsu makan, mual dan muntah

4. Pembengkakan, naiknya berat badan, sesak napas

5. Mual, sakit pada lambung atas, gatal-gatal, kehilangan napsu makan, urin keruh, tinja berwarna pekat, sakit kuning

6. Masalah pendengaran

7. Pandangan kabur, sakit mata, atau melihat lingkaran pada cahaya 8. Kejang (convulsions)

9. Jantung berdetak cepat

10. Bibir, kulit, kuku yang kebiruan

11. Diare parah, berair dan berdarah disertai kram

12. Hidung tersumbat, demam, kemerahan atau pembengkakan di sekitar hidung dan mata, koreng pada bagian dalam hidung

(5)

13. Nyeri pada lambung atau punggung, batuk darah 14. Mudah memar atau perdarahan, kelemahan

15. Kram kaki, masalah pada tulang atau perubahan pertumbuhan (pada anak)

Efek samping yang tidak terlalu serius dapat meliputi pemakaian deferoxamine adalah: 1. Pusing

2. Flushing (hangat, kemerahan dan perasaan geli pada wajah) 3. Gatal atau ruam pada kulit

4. Mati rasa atau perih pada tubuh 5. Diare ringan, mual atau sakit perut 6. Urin kemerahan

7.  Adanya nyeri, perih, bengkak, kemerahan, iritasi atau benjolan keras di area suntikan.

(6)

BAB III PENUTUP

 A. Kesimpulan

Thalassemia merupakan penyakit kronik yang memerlukan tatalaksana komperhensif seperti terapi desferal. Pemasangan Desferal dilakukan pada anak yang, dimana kadar feritinnya >1000 mg/dl, sehingga pemasangan desferal ini dimaksudkan untuk menurunkan kadar besi yang menumpuk pada pasien Thalasemia baik pada kulit maupun organ, dengan menghambat absorpsi Fe. Pemasangan ini diberikan sebanyak 5-7 kali per minggu pasca transfuse darah.

B. Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggungjawabankan.

Referensi

Dokumen terkait

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi untuk eritropoesis tidak cukup, yang ditandai dengan gambaran

Kekurangan (defisiensi) zat besi dapat terjadi karena makanan yang dikonsumsi tidak cukup mengandung zat besi, adanya gangguan pencernaan yang tidak dapat mengabsorpsi zat-zat

Atas dasar hal tersebut diatas, maka kebutuhan zat besi pada trimester II dan III akan jauh lebih besar dari jumlah zat besi yang didapat dari makanan, walaupun makanan

Oleh karena itu, pada trimester kedua dan ketiga wanita hamil harus mendapatkan tambahan zat besi berupa suplementasi zat besi walaupun makanan yang

Vitamin C ini sangat penting untuk menyerap zat besi dari dalam makanan, karena vitamin C tidak bisa disimpan dalam tubuh manusia, sehingga disarankan kepada anak

Zat besi adalah zat yang mengikat oksigen dalam darah sehingga apabila zat besi ini berkurang akan membuat darah kita tidak menyebar dengan baik atau disebut juga

Anemia defisiensi besi terjadi pada orang yang sedang melakukan diet dengan zat besi rendah, atau orang yang kehilangan sel darah merah (serta zat besi yang

Menurut parakkasi , besi dibutuhkan untuk produksi Hb sehingga anemia zat besi akan menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang lebih kecil dan kandungan Hb