• Tidak ada hasil yang ditemukan

96161692-Makalah-Pengapuran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "96161692-Makalah-Pengapuran"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH MAKALAH

‘’PENGASAMAN DAN PENGAPURAN PADA TANAH” ‘’PENGASAMAN DAN PENGAPURAN PADA TANAH”

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan tugas Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan tugas

mata kuliah Kesuburan Tanah mata kuliah Kesuburan Tanah

Semester 2 Semester 2 Dosen

Dosen Pembimbing : Pembimbing : Ir. H. Azwar Ir. H. Azwar Saihani, M.PSaihani, M.P

Oleh: Oleh:  Nama : JOKO

 Nama : JOKO EKO EKO SAPUTROSAPUTRO  NPM : ( 2016.02.01

 NPM : ( 2016.02.0130 )30 )

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN AMUNTAI SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN AMUNTAI

JURUSAN AGRIBISNIS KELAS B JURUSAN AGRIBISNIS KELAS B YAYASAN BAKTI MUSLIMIN AMUNTAI YAYASAN BAKTI MUSLIMIN AMUNTAI

2017 2017

(2)

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini di hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini di  buat

 buat untuk untuk membantu membantu memahami memahami materi materi Mata Mata Kuliah Kuliah Kesuburan Kesuburan khususnyakhususnya tentang “Pengasaman dan Pengapuran Pada Tanah”

tentang “Pengasaman dan Pengapuran Pada Tanah”..

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat di perlukan demi itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat di perlukan demi kesempurnaan makalah ini.

kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, saya sebagai penulis mohon maaf apabila dalam makalah ini Akhir kata, saya sebagai penulis mohon maaf apabila dalam makalah ini masih banyak kesalahan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi saya sendiri dan masih banyak kesalahan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi saya sendiri dan  bagi

 bagi pembaca, pembaca, serta serta menjadi menjadi pintu pintu gerbang gerbang ilmu ilmu pengetahuan pengetahuan khususnya khususnya MataMata Kulih Kesuburan Tanah.

Kulih Kesuburan Tanah.

Tanjung, 08 Juni 2017 Tanjung, 08 Juni 2017

Penulis, Penulis,

JOKO EKO SAPUTRO JOKO EKO SAPUTRO

(3)

Daftar Isi Daftar Isi

Kata

Kata Pengantar...Pengantar...ii Daftar

Daftar Isi...Isi...ii...ii

BAB

BAB I I PENDAHULUANPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang ... . 11 1.2 Tujuan Penulisan 1.2 Tujuan Penulisan ... ... 33 BAB II PEMBAHASAN BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian

2.1 Pengertian Kapur ...Kapur ... ... 44 2.2 Pengertian

2.2 Pengertian Keasaman Keasaman Tanah Tanah ... ... 44 2.3

2.3 Jenis-jenis Jenis-jenis Kapur Kapur ... ... 55 2.4 Yang Menunjukan Reaksi

2.4 Yang Menunjukan Reaksi Sifat KeasSifat Keasaman Tanah aman Tanah ... ... 55 2.5 Percobaan Meneliti Pada Umbi Tentang

2.5 Percobaan Meneliti Pada Umbi Tentang Pengasaman dan Pengapuran Pengasaman dan Pengapuran .. .. 77

BAB IVPENUTUP BAB IVPENUTUP 3.1 3.1 Kesimpulan Kesimpulan ... 13... 13 3.2 3.2 Kesimpulan Kesimpulan ... 13... 13 Daftar Pustaka Daftar Pustaka

(4)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

1.1

1.1 Latar BelakangLatar Belakang

Kata “asam” dan “basa” untuk tanah sangat erat kaitannya dengan reaksi Kata “asam” dan “basa” untuk tanah sangat erat kaitannya dengan reaksi tanah, yang dilambangkan dengan satuan pH (potential of hydrogen), yaitu derajat tanah, yang dilambangkan dengan satuan pH (potential of hydrogen), yaitu derajat keasaman tanah. Reaksi ini perlu dijelaskan karena kesuksesan budidaya tanaman keasaman tanah. Reaksi ini perlu dijelaskan karena kesuksesan budidaya tanaman sangat dipengaruhi oleh derajat keasaman tanah itu sendiri.

sangat dipengaruhi oleh derajat keasaman tanah itu sendiri.

Tanah bisa diibaratkan sebagai makanan, kelezatannya sangat tergantung Tanah bisa diibaratkan sebagai makanan, kelezatannya sangat tergantung  pada garam,

 pada garam, walaupun makanan walaupun makanan itu beritu bergizi tigizi tinggi bila nggi bila kekurangan atau kekurangan atau kelebihankelebihan garam tentunya membuat selera makan menurun, karena rasanya kurang lezat. garam tentunya membuat selera makan menurun, karena rasanya kurang lezat. Demikian juga dengan tanah, walaupun mungkin telah diberikan pupuk yang Demikian juga dengan tanah, walaupun mungkin telah diberikan pupuk yang cukup tapi kalau tanahnya terlalu asam atau terlalu basa maka pupukpun tidak cukup tapi kalau tanahnya terlalu asam atau terlalu basa maka pupukpun tidak terserap dengan baik oleh tanaman, namun karena tanah di Indonesia kebanyakan terserap dengan baik oleh tanaman, namun karena tanah di Indonesia kebanyakan mendekati netral maka hal ini kurang diperhatikan.

mendekati netral maka hal ini kurang diperhatikan.

Sebelum melakukan pengapuran sebaiknya kita lakukan terlebih dahulu Sebelum melakukan pengapuran sebaiknya kita lakukan terlebih dahulu  pengukuran terhadap keasaman

 pengukuran terhadap keasaman tanah yang kita tanah yang kita budidayakan, pengukuran ini bisabudidayakan, pengukuran ini bisa dilakukan dengan kertas lakmus, soil tester, ataupun pH tester, namun alat yang dilakukan dengan kertas lakmus, soil tester, ataupun pH tester, namun alat yang terahir ini adalah alat yang paling sering digunakan, karena alat ini termasuk alat terahir ini adalah alat yang paling sering digunakan, karena alat ini termasuk alat yang sederhana dan cukup murah harganya, hanya beberapa puluh ribu saja. yang sederhana dan cukup murah harganya, hanya beberapa puluh ribu saja. Lahan di Indonesia mempunyai spesifikasi yang beraneka ragam. Secara prinsip Lahan di Indonesia mempunyai spesifikasi yang beraneka ragam. Secara prinsip tanaman ubi kayu sangat mudah hidup dan beradaptasi. Akan tetapi kondisi lahan tanaman ubi kayu sangat mudah hidup dan beradaptasi. Akan tetapi kondisi lahan  juga

 juga sangat sangat mempengaruhi mempengaruhi tingkat tingkat pertumbuhan pertumbuhan tanaman tanaman sengon sengon itu itu sendiri,sendiri, khususnya pada lahan dengan pH masam atau sangat rendah. Agar pertumbuhan khususnya pada lahan dengan pH masam atau sangat rendah. Agar pertumbuhan tanaman ubi kayu atau albasia bisa tumbuh dengan optimal maka pH tanah harus tanaman ubi kayu atau albasia bisa tumbuh dengan optimal maka pH tanah harus dinetralkan terlebih dahulu.

dinetralkan terlebih dahulu.

Perbaikan pH tanah bisa diakatakan menyelesaikan 50% masalah Perbaikan pH tanah bisa diakatakan menyelesaikan 50% masalah kesuburan tanah. Salah satu cara meningkatkan pH tanah dengan pengapuran kesuburan tanah. Salah satu cara meningkatkan pH tanah dengan pengapuran menggunakan kapur pertanian (kaptan) atau dolomit.

menggunakan kapur pertanian (kaptan) atau dolomit.

Selain alih fungsi, lahan sawah yang selama ini sudah terlanjur dianggap sebagai Selain alih fungsi, lahan sawah yang selama ini sudah terlanjur dianggap sebagai tulang punggung pertanian dan penghasil pangan nasional, nampaknya sudah tulang punggung pertanian dan penghasil pangan nasional, nampaknya sudah

(5)

mulai sakit-sakitan karena jenuh oleh masukan pupuk buatan/kimia yang berlebih mulai sakit-sakitan karena jenuh oleh masukan pupuk buatan/kimia yang berlebih dalam rangka memacu pemenuhan produksi beras.

dalam rangka memacu pemenuhan produksi beras.

Penggunaan pupuk buatan/kimia yang ber konsentrasi tinggi dan tidak Penggunaan pupuk buatan/kimia yang ber konsentrasi tinggi dan tidak  proporsional pada

 proporsional pada lahan lahan kering kering berdampak pada berdampak pada penimpangan statpenimpangan status us hara hara dalamdalam tanah. Dampak lain adalah menyusutnya kandungan bahan organik tanah karena tanah. Dampak lain adalah menyusutnya kandungan bahan organik tanah karena  berkurangnya pengg

 berkurangnya penggunaan pupuk organik.unaan pupuk organik.

Reaksi tanah yang masam menjadi masalah di Indonesia. Kemasaman Reaksi tanah yang masam menjadi masalah di Indonesia. Kemasaman tanah dibagi atas keasaman aktif dan keasaman potensial. Kemasaman aktif tanah dibagi atas keasaman aktif dan keasaman potensial. Kemasaman aktif disebabkan oleh ion H larutan tanah, sedangkan kemasaman potensial olehion Al disebabkan oleh ion H larutan tanah, sedangkan kemasaman potensial olehion Al dan H pada kompleks jerapan. Nilai kemasaman aktif dapat ditetapkan dengan dan H pada kompleks jerapan. Nilai kemasaman aktif dapat ditetapkan dengan larutan H2O

larutan H2O dan dan kemasaman kemasaman potensial potensial dendengan gan larutan larutan 1N KCl.1N KCl. Berdasarkan berbagai masalah tanah masam yang telah dikemukakan dalam bab Berdasarkan berbagai masalah tanah masam yang telah dikemukakan dalam bab sebelumnya, maka prinsip utama pengelolaan tanah masam adalah menaikkan pH sebelumnya, maka prinsip utama pengelolaan tanah masam adalah menaikkan pH tanah dan mengurangi kejenuhan Al yang meracun, serta meningkatkan tanah dan mengurangi kejenuhan Al yang meracun, serta meningkatkan ketersediaan hara tanaman, terutama unsur hara P sehingga sesuai dengan ketersediaan hara tanaman, terutama unsur hara P sehingga sesuai dengan  pertumbuhan tanaman yang

 pertumbuhan tanaman yang optimal.optimal.

Dari berbagai hasil peneletian tentang pemanfaatan tanah masam di dunia, Dari berbagai hasil peneletian tentang pemanfaatan tanah masam di dunia, termasuk indonesia, dapat dinyatakan bahwa tekhnologi yang paling tepat untuk termasuk indonesia, dapat dinyatakan bahwa tekhnologi yang paling tepat untuk mengendalikan masalah tanah masam adalah teknologi pengapuran. mengendalikan masalah tanah masam adalah teknologi pengapuran. Pengapuran di nyatakan sebagai teknologi yang paling tapat dalam pemanfaatan Pengapuran di nyatakan sebagai teknologi yang paling tapat dalam pemanfaatan tanah masam di dasarkan atas beberapa pertimbangan. pertama, rekasi kapur tanah masam di dasarkan atas beberapa pertimbangan. pertama, rekasi kapur sangat cepat dalam menaikkan pH tanah dan menurunkan kelarutan Al yang sangat cepat dalam menaikkan pH tanah dan menurunkan kelarutan Al yang meracun. Kedua, respons tanaman sangat tinggi terhadap pemberian kapur pada meracun. Kedua, respons tanaman sangat tinggi terhadap pemberian kapur pada tanah masam. Ketiga, efek sisa kapur atau manfaat kapur dapat dinikmati selama tanah masam. Ketiga, efek sisa kapur atau manfaat kapur dapat dinikmati selama 3 sampai 4 tahun berikutnya. Keempat, bahan kapur cukup tersedia dan relatif 3 sampai 4 tahun berikutnya. Keempat, bahan kapur cukup tersedia dan relatif murah, termasuk di indonesia.

murah, termasuk di indonesia.

Kemasaman tanah disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: bahan Kemasaman tanah disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: bahan induk tanah yang bereaksi masam, tingkat pelapukan, curah hujan, dan intensitas induk tanah yang bereaksi masam, tingkat pelapukan, curah hujan, dan intensitas  pengunaan l

 pengunaan lahan. ahan. Makin Makin tinggi tinggi tingkat tingkat pelapukan, pelapukan, makin makin tinggi tinggi curah curah hujan hujan dandan makin intensif penggunaan lahan pertanian, maka makin besar kemungkinan makin intensif penggunaan lahan pertanian, maka makin besar kemungkinan  berkembangnya tanah-tanah masam.

 berkembangnya tanah-tanah masam.

Tercucinya kation-kation basa dari kompleks jerapan menyebabkan Tercucinya kation-kation basa dari kompleks jerapan menyebabkan

(6)

kation-kation H+ dan Al3+ menjadi dominan, sehingga tanah menjadi masam. kation-kation H+ dan Al3+ menjadi dominan, sehingga tanah menjadi masam. Dahulu orang beranggapan bahwa keamsaman tanah semata-mata disebabkan Dahulu orang beranggapan bahwa keamsaman tanah semata-mata disebabkan oleh ion H+, kemudian terbukti selain ion H+ tersebut, kemasaman tanah oleh ion H+, kemudian terbukti selain ion H+ tersebut, kemasaman tanah disebabkan oleh oleh aktivitas ion Al3+. Pemberian kapur yang dilokalisir di disebabkan oleh oleh aktivitas ion Al3+. Pemberian kapur yang dilokalisir di daerah perakaran tanaman yang difungsikan sebagai pupuk Ca, dosis kapur yang daerah perakaran tanaman yang difungsikan sebagai pupuk Ca, dosis kapur yang diperlukan akan jauh lebih rendah daro pada yang ditunjukkan untuk merubah ph diperlukan akan jauh lebih rendah daro pada yang ditunjukkan untuk merubah ph tanah seluruh lahan.

tanah seluruh lahan.

1.2

1.2 TujuanTujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai panduan untuk : Tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai panduan untuk :

 Mengetahui Pengasaman TanahMengetahui Pengasaman Tanah 

 Mengetahui jenisMengetahui jenis –  –  jenis kapur jenis kapur

 Mengetahui pengertia kapurMengetahui pengertia kapur

 Mengetahui hubungan kapur dan keasaman tanahMengetahui hubungan kapur dan keasaman tanah

 Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui pengaruh pH masam danTujuan makalah ini adalah untuk mengetahui pengaruh pH masam dan

 pengapuran

 pengapuran pada pada tanaman tanaman ubi ubi kayu kayu yang yang ditanam ditanam di di lahan lahan kering, kering, dandan efektifitas pengapuran terhadap serapan hara.

(7)

BAB II BAB II PEMBAHASAN PEMBAHASAN

2.1

2.1 PengertiaPengertian n KapurKapur

Di zaman dahulu, batu kapur digunakan sbg bahan bangunan. Bahkan Di zaman dahulu, batu kapur digunakan sbg bahan bangunan. Bahkan  piramid

 piramid Giza Giza terbuat terbuat seluruhnya seluruhnya dr dr batu batu kapur. kapur. Sekarang Sekarang ini, ini, CaCOCaCO33-lah yg-lah yg

diambil dr batu kapur utk berbagai keperluan industri dan konsumen. Produk diambil dr batu kapur utk berbagai keperluan industri dan konsumen. Produk CaCO

CaCO33  secara garis besar dpt dibagi menjadi dua bagian yaitu Ground CaCO  secara garis besar dpt dibagi menjadi dua bagian yaitu Ground CaCO33

(GCC) dan Precipitated CaCO

(GCC) dan Precipitated CaCO33 (PCC). (PCC).

Batu kapur adalah batuan sediment yg sebagian besarnya merupakan Batu kapur adalah batuan sediment yg sebagian besarnya merupakan CaCO

CaCO33  dlm berbagai bentuk kristalnya spt calcite dan aragonite. Calcite adalah  dlm berbagai bentuk kristalnya spt calcite dan aragonite. Calcite adalah

mineral karbonat dgn bentuk kristal yg paling stabil dr CaCO

mineral karbonat dgn bentuk kristal yg paling stabil dr CaCO33. Sementara. Sementara

aragonite adalah bentuk kristal lainnya dr CaCO

aragonite adalah bentuk kristal lainnya dr CaCO33 dan memiliki kecenderungan utk dan memiliki kecenderungan utk

 berubah ke calcite dlm hitungan jutaan tahun.  berubah ke calcite dlm hitungan jutaan tahun.

Kapur pertanian adalah kapur yang berasal dari batuan kapur, yang banyak Kapur pertanian adalah kapur yang berasal dari batuan kapur, yang banyak dijumpai di Indonesia . Batuan kapur ini banyak mengandung kalsium dan dijumpai di Indonesia . Batuan kapur ini banyak mengandung kalsium dan magnesium yang sifatnya mampu menetralkan aluminium.

magnesium yang sifatnya mampu menetralkan aluminium.

2.2

2.2 Pengertian Keasaman TanahPengertian Keasaman Tanah

Keasaman tanah dientukan dengan kepekatan ion hidrogen yan berada Keasaman tanah dientukan dengan kepekatan ion hidrogen yan berada dalam tanah tersebut. Bila kepekatan ion hidrogen dalam tanah tinggi, maka tanah dalam tanah tersebut. Bila kepekatan ion hidrogen dalam tanah tinggi, maka tanah

(8)

tersebut disebut asam, bila kepekatan ion hidrogen terlalu rendah maka tanah tersebut disebut asam, bila kepekatan ion hidrogen terlalu rendah maka tanah tersebut dalam kondisi basa. Dalam kondisi ini ion OH- lebih tinggi daripada H+. tersebut dalam kondisi basa. Dalam kondisi ini ion OH- lebih tinggi daripada H+. Sebenarnya kau di bahas lebih dalam rasanya tak cukup tempat untuk Sebenarnya kau di bahas lebih dalam rasanya tak cukup tempat untuk menjelaskannya, namun secara sederhana angka pH berkisar antara 1 sampai menjelaskannya, namun secara sederhana angka pH berkisar antara 1 sampai 14.untuk angka 1 tanah pada, tanah pada kepekatan ini sangat asam, sementara 14.untuk angka 1 tanah pada, tanah pada kepekatan ini sangat asam, sementara untuk angka 14 menandakan kalau tanah dalam keadaan sangt basa. Diantara untuk angka 14 menandakan kalau tanah dalam keadaan sangt basa. Diantara kisaran1 samapi 14 tersebut ada reaksi yang bersifat netral atau normal, nilai pH kisaran1 samapi 14 tersebut ada reaksi yang bersifat netral atau normal, nilai pH tersebut adalah 7. Oleh

tersebut adalah 7. Oleh karena angka 7 karena angka 7 ini disebut netral, maka semakin kini disebut netral, maka semakin kurangurang dari 7 semakin asam, dan semakin lebih dari 7 dikategorikan semakin basa.

dari 7 semakin asam, dan semakin lebih dari 7 dikategorikan semakin basa.

Dalam budi daya tanaman, reaksi tanah yang disukai adalah netral, namun Dalam budi daya tanaman, reaksi tanah yang disukai adalah netral, namun dalam prakteknya tanah yang ditanami tidak harus netral atau ber-pH 7, Ini dalam prakteknya tanah yang ditanami tidak harus netral atau ber-pH 7, Ini disebabkan setiap jenis tanaman tidak selalu membutuh kan netral, ada yang suka disebabkan setiap jenis tanaman tidak selalu membutuh kan netral, ada yang suka agak asam, ada juga yang suka agak basa.

agak asam, ada juga yang suka agak basa.

2.3

2.3 JenisJenis –  –  Jenis Kapur Jenis Kapur

Dipasaran dapat dijumpai 3 macam jenis kapur. Dipasaran dapat dijumpai 3 macam jenis kapur. 1.

1. Kapur Tohor yaitu jenis kapur yang pembuatannya melui proses pembakaran.Kapur Tohor yaitu jenis kapur yang pembuatannya melui proses pembakaran. Kapur ini sering disebut dengan kapur prtanian. Secara ilmiah kapur ini disebut Kapur ini sering disebut dengan kapur prtanian. Secara ilmiah kapur ini disebut calsium oksida(CaO)

calsium oksida(CaO) 2.

2. Kapur tembok. Merupakan jenis kapur hasil pembakaran pada kapur tohor,Kapur tembok. Merupakan jenis kapur hasil pembakaran pada kapur tohor, yang kemudian ditambahkan dengan air yang dalam bahasa kimianya disebut yang kemudian ditambahkan dengan air yang dalam bahasa kimianya disebut calsium hidroksida.

calsium hidroksida. 3.

3. Kapur karbonat. Kapur karbonat. merupakan kapur ymerupakan kapur yang bukan melaui pang bukan melaui proses pembakaranroses pembakaran tetapi digiling langsung, kapur karbonat ini ada dua macam, yaitu kalsit dan tetapi digiling langsung, kapur karbonat ini ada dua macam, yaitu kalsit dan dolomit. Untuk kapur kalsit mengandung kalsium oksida 47%, dan kalsium dolomit. Untuk kapur kalsit mengandung kalsium oksida 47%, dan kalsium karbonatnya 85%. Sementara untuk dolomit mengandung kalsium oksida dan karbonatnya 85%. Sementara untuk dolomit mengandung kalsium oksida dan magnesium oksida 47% serta kalsium karbonat dan magnesium magnesium oksida 47% serta kalsium karbonat dan magnesium karbonatnya85%.

karbonatnya85%.

2.4 Yang Menunjukan Reaksi Sifat

2.4 Yang Menunjukan Reaksi Sifat KeasamKeasaman Tanahan Tanah

Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion

(9)

hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ didalam tanah, semakin hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ didalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Di dalam tanah selain H+ dan ion-ion lain ditemukan pula masam tanah tersebut. Di dalam tanah selain H+ dan ion-ion lain ditemukan pula ion OH-, yang jumlahnya berbanding terbalik dengan banyaknya H+. pada ion OH-, yang jumlahnya berbanding terbalik dengan banyaknya H+. pada tanah-tanah masam jumlah ion H+ lebih tinggi daripada OH-, sedang pada tanah-tanah alkalis tanah masam jumlah ion H+ lebih tinggi daripada OH-, sedang pada tanah alkalis kandungan OH- lebih banyak daripada H+.

kandungan OH- lebih banyak daripada H+.

Bila kandungan H+ sama dengan OH- , maka tanah bereaksi netral yaitu Bila kandungan H+ sama dengan OH- , maka tanah bereaksi netral yaitu mempunyai pH = 7 (Hutasoid, 1997). Nilai pH berkisar dari 0-14 dengan pH 7 mempunyai pH = 7 (Hutasoid, 1997). Nilai pH berkisar dari 0-14 dengan pH 7 disebut netral sedangkan pH kurang dari 7 disebut masam dan pH lebih dari 7 disebut netral sedangkan pH kurang dari 7 disebut masam dan pH lebih dari 7 disebut alkalis. Walaupun dcmikian pH tanah umumnya berkisar dari 3,0-9,0. Di disebut alkalis. Walaupun dcmikian pH tanah umumnya berkisar dari 3,0-9,0. Di Indonesia unumnya tanahnya bereaksi masam dengan 4,0

Indonesia unumnya tanahnya bereaksi masam dengan 4,0  –  –   5,5 sehingga tanah  5,5 sehingga tanah dengan pH 6,0

dengan pH 6,0  –  –   6,5 sering telah dikatakan cukup netral `meskipun sebenarnya  6,5 sering telah dikatakan cukup netral `meskipun sebenarnya masih agak masam. Di daerah rawa-rawa sering ditemukan tanah-tanah sangat masih agak masam. Di daerah rawa-rawa sering ditemukan tanah-tanah sangat masam dengan pH kurang dari 3,0 yang disebut tanah sangat masam karena masam dengan pH kurang dari 3,0 yang disebut tanah sangat masam karena  banyak

 banyak mengandung mengandung asam asam sulfat. sulfat. Di Di daerah daerah yang yang sangat sangat kering kering kadang-kadangkadang-kadang  pH tanah

 pH tanah sangat sangat tinggi (pH tinggi (pH lebih dari lebih dari 9,0) karena 9,0) karena banyak mengandung garam banyak mengandung garam NaNa (Hutasoid, 1997).

(Hutasoid, 1997).

Hasil pengukuran pH H2O tanah menunjukkan terdapat beda nyata antar Hasil pengukuran pH H2O tanah menunjukkan terdapat beda nyata antar  perlakuan. Tanah yang tidak diperlakukan dengan budidaya organik menunjukkan  perlakuan. Tanah yang tidak diperlakukan dengan budidaya organik menunjukkan kecenderungan pH lebih rendah. Lebih rendahnya pH pada pertanian non organik kecenderungan pH lebih rendah. Lebih rendahnya pH pada pertanian non organik disebabkan pemakaian pupuk pabrik terutama urea yang makin lama akan disebabkan pemakaian pupuk pabrik terutama urea yang makin lama akan memasamkan tanah. Bahan organik mempunyai daya sangga (buffer capacity) memasamkan tanah. Bahan organik mempunyai daya sangga (buffer capacity) yang besar sehingga apabila tanah cukup mengandung komponen ini, maka pH yang besar sehingga apabila tanah cukup mengandung komponen ini, maka pH tanah relatif stabil (Utami dan Handayani, 2003).

tanah relatif stabil (Utami dan Handayani, 2003).

Pengapuran meningkatkan ketersediaan unsur hara fosfor, molidenium, Pengapuran meningkatkan ketersediaan unsur hara fosfor, molidenium, kalsium dan magnesium untuk diserap oleh tanaman, bersamaan dengan itu kalsium dan magnesium untuk diserap oleh tanaman, bersamaan dengan itu konsentrasi besi, aluminum dan mangan sangat dikurangi. Ketiga, kapur konsentrasi besi, aluminum dan mangan sangat dikurangi. Ketiga, kapur menstimulasi aktivitas mikroorganisme tanah heterotrofik, sehingga mempunyai menstimulasi aktivitas mikroorganisme tanah heterotrofik, sehingga mempunyai efek biologis yang besar bagi proses biokimia tanah. Proses dekomposisi dan efek biologis yang besar bagi proses biokimia tanah. Proses dekomposisi dan  penyediaan

 penyediaan unsur unsur nitrogen nitrogen meningkat. meningkat. Stimulasi Stimulasi enzimatis enzimatis meningkatkanmeningkatkan  pembentukan humus

 pembentukan humus yang beryang berperan peran penting penting dalam dalam meningkatkan kapasitmeningkatkan kapasitas as tukartukar kation tanah. Bakteri simbiotik akan meningkat aktivitasnya berkenaan dengan kation tanah. Bakteri simbiotik akan meningkat aktivitasnya berkenaan dengan adanya kenaikan Ph.

(10)

Tanah Ultisol (Podsolik merah kuning) sangat potensial sebagai lahan Tanah Ultisol (Podsolik merah kuning) sangat potensial sebagai lahan untuk produksi ubi kayu, baik secara intensifasikasi maupun ekstensifikasi. Di untuk produksi ubi kayu, baik secara intensifasikasi maupun ekstensifikasi. Di lahan kering Ultisol dengan pH tanah di bawah 5,5 hara P, K, Ca, Mg, S banyak lahan kering Ultisol dengan pH tanah di bawah 5,5 hara P, K, Ca, Mg, S banyak terfiksasi atau tidak tersedia bagi tanaman, sedangkan kadar ion Fe dan Al selalu terfiksasi atau tidak tersedia bagi tanaman, sedangkan kadar ion Fe dan Al selalu  berharkat “sangat

 berharkat “sangat tinggi” atatinggi” atau berlebihan. u berlebihan. Kadar iKadar ion Fe on Fe dan Al dan Al dalam tanah dalam tanah yangyang sangat tinggi dapat meracun tanaman dan ion Fe yang terlalu banyak diserap sangat tinggi dapat meracun tanaman dan ion Fe yang terlalu banyak diserap tanaman dapat menghambat serapan hara-hara yang lain (Brady, 1992). Pada tanaman dapat menghambat serapan hara-hara yang lain (Brady, 1992). Pada tanaman ubi kayu, hara P sangat diperlukan dalam pembentukan dalam tanaman ubi kayu, hara P sangat diperlukan dalam pembentukan dalam  pembentukan dan perke

 pembentukan dan perkembangan akar ( S’upardi, 1983).mbangan akar ( S’upardi, 1983).

Bersama hara K penting dalam proses metabolisme, berperan Bersama hara K penting dalam proses metabolisme, berperan dalampeningkatan kandun

dalampeningkatan kandungan pati dalam umbi gan pati dalam umbi dan penurunan dan penurunan kadar HCN kadar HCN dalamdalam umbi peningkatan serapan hara PK oleh tanaman sangat diperlukan untuk umbi peningkatan serapan hara PK oleh tanaman sangat diperlukan untuk memperoleh hasil umbi yang optimal. Pengapuran merupakan salah satu cara memperoleh hasil umbi yang optimal. Pengapuran merupakan salah satu cara untuk meningkatak ketersediaan hara P dalam tanah . Namun demikian, untuk untuk meningkatak ketersediaan hara P dalam tanah . Namun demikian, untuk mengubah kondisi tanah dari masam mendekati netral diperlukan lebih dari 3 ton mengubah kondisi tanah dari masam mendekati netral diperlukan lebih dari 3 ton kapur per hektar per musim tanam (Supardi,1983)

kapur per hektar per musim tanam (Supardi,1983)

Hal tersebut terlalu sulit untuk dilaksanakan, pemberian kapur yang Hal tersebut terlalu sulit untuk dilaksanakan, pemberian kapur yang dilokalisir di daerah pengakaran tanaman yang difungsikan sebagai pupuk Ca , dilokalisir di daerah pengakaran tanaman yang difungsikan sebagai pupuk Ca , dosis kapur yang diperlukan akan jauh lebih rendah daripada yang ditujukkan dosis kapur yang diperlukan akan jauh lebih rendah daripada yang ditujukkan untuk merubah pH tanah seluruh lahan.ion Ca yang berasal dari kapur yang untuk merubah pH tanah seluruh lahan.ion Ca yang berasal dari kapur yang diberikan didaerah pengakaran tanaman dapat mendesak Fe dari senyawa diberikan didaerah pengakaran tanaman dapat mendesak Fe dari senyawa ferofosfat hingga terbentuk kalsium fosfat (Ca3PO4) yang lebih mudah tersedia ferofosfat hingga terbentuk kalsium fosfat (Ca3PO4) yang lebih mudah tersedia  bagi

 bagi tanaman. tanaman. Disamping Disamping itu, itu, hara hara Ca Ca juga juga merupakan merupakan salah salah satu satu hara hara tanamantanaman yang esensial bagi tanaman ubi kayu disamping hara NPKS (Howeler,1981).

yang esensial bagi tanaman ubi kayu disamping hara NPKS (Howeler,1981).

2.5 Percobaan Meneliliti Pada Umbi

2.5 Percobaan Meneliliti Pada Umbi Tentang PengasamaTentang Pengasaman Dan n Dan PengapuranPengapuran

Rata-rata hasil umbi percobaan di Metro, MT 2003 mampu mencapai di Rata-rata hasil umbi percobaan di Metro, MT 2003 mampu mencapai di atas 35 t/ha dan di Tulangbawang sekitar 30 t/ha, sedang percobaan MT 2004 atas 35 t/ha dan di Tulangbawang sekitar 30 t/ha, sedang percobaan MT 2004 hasilnya masih dibawah 20 t/ha, baik di Metro maupun di Tulangbawang (Tabel hasilnya masih dibawah 20 t/ha, baik di Metro maupun di Tulangbawang (Tabel 2). Padahal potensi ubikayu pada umumnya diatas 35 t/ha bahkan ada yang dapat 2). Padahal potensi ubikayu pada umumnya diatas 35 t/ha bahkan ada yang dapat mencapai 60

mencapai 60 t/ha (Nur Basukt/ha (Nur Basuki dan i dan Guritno, 1990Guritno, 1990). ). Hasil penelitian di Hasil penelitian di tanahtanah Inseptisol masam Pati Jawa Tengah, rata-rata hasil umbi mencapai lebih dari 45 Inseptisol masam Pati Jawa Tengah, rata-rata hasil umbi mencapai lebih dari 45

(11)

t/ha (Ispandi, 2004). Rendahnya hasil umbi percobaan MT 2004 terutama t/ha (Ispandi, 2004). Rendahnya hasil umbi percobaan MT 2004 terutama disebabkan oleh berkurangnya curah hujan selama

disebabkan oleh berkurangnya curah hujan selama proses pembentukan umbi.proses pembentukan umbi. Percobaan MT 2004 yang ditanam pada bulan Februari 2004, empat - lima Percobaan MT 2004 yang ditanam pada bulan Februari 2004, empat - lima  bulan awal

 bulan awal pertumbuhan pertumbuhan mendapatkan curah mendapatkan curah hujan hujan yang cukup yang cukup sehingga sehingga mampumampu membentuk tinggi tanaman yang tidak jauh berbeda dengan tinggi tanaman membentuk tinggi tanaman yang tidak jauh berbeda dengan tinggi tanaman  percobaan

 percobaan MT MT 2003. 2003. Selanjutnya Selanjutnya pada pada bulan bulan ke ke enam enam sampai sampai ke ke delapandelapan mengalami kekeringan yang menyebabkan stagnasi pertumbuhan dan hampir ¾ mengalami kekeringan yang menyebabkan stagnasi pertumbuhan dan hampir ¾  bagian

 bagian daun daun berguguran. berguguran. Proses Proses pembesaran pembesaran umbi umbi hanya hanya berlangsung berlangsung sekitar sekitar 22  bulan

 bulan menjelang menjelang panen panen sehingga sehingga tidak tidak mampu mampu menunjang menunjang tanaman tanaman untukuntuk memproduksi umbi secara optimal. Panen dilakukan pada umur 10 bulan sehingga memproduksi umbi secara optimal. Panen dilakukan pada umur 10 bulan sehingga hal inilah yang menyebabkan hasil umbi percobaan MT 2004 sangat rendah bila hal inilah yang menyebabkan hasil umbi percobaan MT 2004 sangat rendah bila dibandingkan dengan percobaan MT 2003. Percobaan yang dilaksanakan pada dibandingkan dengan percobaan MT 2003. Percobaan yang dilaksanakan pada MT 2003 selama 6 bulan menjelang panen mendapatkan curah bujan yang cukup MT 2003 selama 6 bulan menjelang panen mendapatkan curah bujan yang cukup sehingga mampu memproduksi umbi secara optimal.

sehingga mampu memproduksi umbi secara optimal.

Pemberian kapur sampai dengan dosis 300 kg/ha dapat meningkatkan hasil Pemberian kapur sampai dengan dosis 300 kg/ha dapat meningkatkan hasil umbi secara nyata. Hal ini terlihat, baik di lokasi Metro maupun Tulangbawang, umbi secara nyata. Hal ini terlihat, baik di lokasi Metro maupun Tulangbawang,  pada MT 2003 maupun MT 2004 (Tabel

 pada MT 2003 maupun MT 2004 (Tabel 2). Pemberian kapur 300 kg/ha, di 2). Pemberian kapur 300 kg/ha, di lokasilokasi Metro, MT 2003, dapat meningkatkan hasil umbi sekitar 20%, di Tulangbawang Metro, MT 2003, dapat meningkatkan hasil umbi sekitar 20%, di Tulangbawang  peningkatannya

 peningkatannya sekitar sekitar 16% 16% sedangkan sedangkan pada pada MT MT 2004, 2004, di di lokasi lokasi Metro,Metro,  peningkatannya sekitar

 peningkatannya sekitar 16%, dan 16%, dan di Tulangbawang di Tulangbawang sekitar sekitar 15%. Bila 15%. Bila dosis kapurdosis kapur ditingkatkan menjadi 600 kg/ha sudah tidak dapat meningkatkan hasil umbi. ditingkatkan menjadi 600 kg/ha sudah tidak dapat meningkatkan hasil umbi. Tabel 2.

Tabel 2. MT 2003 MT 2003

Klon Ubi Kayu Hasil umbi (t/ha) di metro Klon Ubi Kayu Hasil umbi (t/ha) di metro

Dosis Kapur (kg/ha) Hasil umbi t/ha di Tulangbawang Dosis Kapur (kg/ha) Hasil umbi t/ha di Tulangbawang Dosis kapur (kg/ha)

Dosis kapur (kg/ha) 0 300 600 0 300 600 0 300 600 0 300 600 UJ-5 UJ-5 CMM 95014-13 CMM 95014-13 CMM 95042-3 CMM 95042-3 CMM 96037-275 CMM 96037-275 MLG-10152 31,37 MLG-10152 31,37

(12)

34,86 34,86 30,71 30,71 30,53 30,53 36,75 39,84 36,75 39,84 48,11 48,11 38,44 38,44 31,13 31,13 40,36 38,54 40,36 38,54 42,89 42,89 37,62 37,62 35,73 35,73 42,44 24,39 42,44 24,39 25,53 25,53 28,39 28,39 24,04 24,04 30,51 26,73 30,51 26,73 30,98 30,98 33,61 33,61 35,02 35,02 28,02 24,95 28,02 24,95 28,48 28,48 29,44 29,44 31,11 31,11 25,30 25,30 Rata-rata

Rata-rata 32,84b 39,56a 32,84b 39,56a 39,44a 26,59 39,44a 26,59 b 30,87a b 30,87a 27,85ab27,85ab MT 2004

MT 2004

Klon Ubi Kayu Hasil umbi (t/ha) di metro Dosis Kapur (kg/ha) Hasil umbi t/ha di Klon Ubi Kayu Hasil umbi (t/ha) di metro Dosis Kapur (kg/ha) Hasil umbi t/ha di Tulang bawang, Dosis kapur (kg/ha) 0 300 600 0

Tulang bawang, Dosis kapur (kg/ha) 0 300 600 0 300 600.300 600. UJ-4 UJ-4 CMM 95014-13 CMM 95014-13 CMM 95042-3 CMM 95042-3 CMM 96037-275 CMM 96037-275

(13)

BIC BIC 137 137 15,8715,87 16,30 16,30 18,30 18,30 14,47 14,47 11,70 16,63 11,70 16,63 19,77 19,77 19,27 19,27 18,90 18,90 13,83 16,30 13,83 16,30 15,73 15,73 20,47 20,47 18,43 18,43 14,50 16,13 14,50 16,13 14,77 14,77 17,87 17,87 15,37 15,37 12,70 19,53 12,70 19,53 15,80 15,80 17,73 17,73 18,37 18,37 16,63 16,57 16,63 16,57 19,76 19,76 18,13 18,13 18,37 18,37 13,17 13,17 Rata-rata

Rata-rata 15,21b 15,21b 17,68a 17,68a 17,08ab 17,08ab 15,36b 15,36b 17,61a 17,61a 17,20ab 17,20ab , , Klon Klon UbikayuUbikayu Metro

Metro 2003 2003 Tulangbawang Tulangbawang 2003 2003 Metro 20Metro 2004 04 Tulang Tulang bawang bawang 2004.2004. UJ-5 /UJ-4 UJ-5 /UJ-4 CMM 95014-13 CMM 95014-13 CMM 95042-3 CMM 95042-3 CMM 96037-275 CMM 96037-275 MLG-10152/

(14)

40,95 a 40,95 a 35,59 bc 35,59 bc 32,46 c 32,46 c 39,85 39,85 ab ab 25,36 25,36 abab 28,33 a 28,33 a 30,48 a 30,48 a 30,06 a 30,06 a 18,94 18,94 b b 16,2716,27 17,27 17,27 19,35 19,35 17,22 17,22 13,34 17,41 13,34 17,41 16,37 16,37 17,91 17,91 17,37 17,37 14,17 14,17

Keterangan: MT 2003: Metro: KK =16,6% BNT 5%: Ca = 4,71 Klon = 4,72 Int. Keterangan: MT 2003: Metro: KK =16,6% BNT 5%: Ca = 4,71 Klon = 4,72 Int. Klon x Ca = t.n. T.bawang: KK= 14,0% BNT5%: Ca = 3,04 Klon = 7,2 Int.klon x Klon x Ca = t.n. T.bawang: KK= 14,0% BNT5%: Ca = 3,04 Klon = 7,2 Int.klon x Ca = t.n.

Ca = t.n.

MT 2004: Metro: KK = 14,5% BNT 5%: Ca = 2,36 Klon = t.n. Int. Klon x Ca = MT 2004: Metro: KK = 14,5% BNT 5%: Ca = 2,36 Klon = t.n. Int. Klon x Ca = t.n.

t.n.

T.bawang: KK= 14,3% BNT5%: Ca = 2,23 Klon = t.n. Int. Klon x Ca = t.n. T.bawang: KK= 14,3% BNT5%: Ca = 2,23 Klon = t.n. Int. Klon x Ca = t.n. Angka-angka yang bernotasi sama berarti tidak berbeda nyata pada taraf BNT Angka-angka yang bernotasi sama berarti tidak berbeda nyata pada taraf BNT 5%.

5%.

Dari kelima klon yang digunakan dalam percobaan ini, hanya hasil Dari kelima klon yang digunakan dalam percobaan ini, hanya hasil  percobaan MT

 percobaan MT 2003 yang menunjukkan perbedaan 2003 yang menunjukkan perbedaan nyata, sedang nyata, sedang percobaan 2004percobaan 2004 tidak menunjukkan perbedaan nyata satu sama lain (Tabel 2). Tabel 2 tidak menunjukkan perbedaan nyata satu sama lain (Tabel 2). Tabel 2 menunjukkan bahwa reaksinya terhadap lingkungan tumbuh satu sama lain tidak menunjukkan bahwa reaksinya terhadap lingkungan tumbuh satu sama lain tidak sama. Dari percobaan MT 2003, dengan pengapuran 300 kg/ha, di Metro hasil sama. Dari percobaan MT 2003, dengan pengapuran 300 kg/ha, di Metro hasil umbi tertinggi dicapai oleh klon CMM 95014 -13 yaitu 48,11 t/ha, tetapi di umbi tertinggi dicapai oleh klon CMM 95014 -13 yaitu 48,11 t/ha, tetapi di Tulangbawang klon tersebut hanya mampu menghasilkan 30,98 t/ha dan hasil Tulangbawang klon tersebut hanya mampu menghasilkan 30,98 t/ha dan hasil umbi tertinggi dicapai oleh klon CMM 96037-275 yaitu 35,02 t/ha. Dari umbi tertinggi dicapai oleh klon CMM 96037-275 yaitu 35,02 t/ha. Dari

(15)

 percobban MT

 percobban MT 2004, pengapuran 300 2004, pengapuran 300 kg/ha, di kg/ha, di lokasi Metrlokasi Metro, hasil o, hasil umbi tertinggiumbi tertinggi dicapai oleh klon CMM 95014-13 yaitu 19,77 t/ha, tetapi di lokasi Tulangbawang dicapai oleh klon CMM 95014-13 yaitu 19,77 t/ha, tetapi di lokasi Tulangbawang dicapai oleh klon UJ-4 yaitu 19,53t/ha (Tabel 2). Dengan demikian, dari hasil dicapai oleh klon UJ-4 yaitu 19,53t/ha (Tabel 2). Dengan demikian, dari hasil  percobaan

 percobaan MT MT 2003 2003 dan dan MT MT 3004, 3004, klon klon terbaik terbaik adalah adalah CMM CMM 95014-13 95014-13 dandan diikuti klon UJ-4 dan CMM 96037-275.

diikuti klon UJ-4 dan CMM 96037-275.

Panjang umbi masing-masing klon sebenarnya ada perbedaan nyata secara Panjang umbi masing-masing klon sebenarnya ada perbedaan nyata secara statistik. Namun demkian, parameter panjang umbi bukan merupakan tolok ukur statistik. Namun demkian, parameter panjang umbi bukan merupakan tolok ukur tingginya kualitas umbi dan yang menentukan tingginya kualitas umbi adalah tingginya kualitas umbi dan yang menentukan tingginya kualitas umbi adalah  besar umbi.

 besar umbi. Umbi Umbi yang panjangnya lyang panjangnya lebih dari ebih dari 40 cm 40 cm sudah dikatagorikan sudah dikatagorikan kurangkurang  baik.

 baik. Panjang Panjang umbi umbi yang yang dikehendaki dikehendaki petani petani produsen produsen atau atau pengguna pengguna hanyahanya sekitar 30 cm dan maksimum tidak lebih dari 40 cm. Oleh karena itu, klon yang sekitar 30 cm dan maksimum tidak lebih dari 40 cm. Oleh karena itu, klon yang mampu menghasilkan umbi dengan panjang umbi lebih dari 40 cm belum tentu mampu menghasilkan umbi dengan panjang umbi lebih dari 40 cm belum tentu dianggap lebih baik daripada klon yang hanya ma

dianggap lebih baik daripada klon yang hanya mampu menghasilkan umbi denganmpu menghasilkan umbi dengan  panjang sekitar 30 cm.

(16)

BAB 3 BAB 3 PENUTUP PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut : Dari hasil pembahasan tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1.

1. Pemberian kapur di tanah masam dapat meningkatkan ketersediaan hara dalamPemberian kapur di tanah masam dapat meningkatkan ketersediaan hara dalam tanah seperti P, K, Mg, S dan meningkatkan ketersediaan hara P dalam tanah. tanah seperti P, K, Mg, S dan meningkatkan ketersediaan hara P dalam tanah. 2.

2. Kadar pati dalam umbi dari tanaman yang tanpa kapur tidak jauh beda yangKadar pati dalam umbi dari tanaman yang tanpa kapur tidak jauh beda yang diberikan kapur 300 kg/ha maupun yang diberi kapur 600 kg/ha.

diberikan kapur 300 kg/ha maupun yang diberi kapur 600 kg/ha. 3.

3. Pengapuran dengan dosis 300kg/ha mampu meningkatkan jumlah umbiPengapuran dengan dosis 300kg/ha mampu meningkatkan jumlah umbi  pertanaman , diameter umbi dan hasil umbi daripada tanpa y

 pertanaman , diameter umbi dan hasil umbi daripada tanpa yang pengapuran.ang pengapuran. 4.

4. Faktor lingkungan tumbuh lebih menentukan tinggi rendahnya jumlah umbiFaktor lingkungan tumbuh lebih menentukan tinggi rendahnya jumlah umbi  per tanaman dari pada sifat genetiknya.

 per tanaman dari pada sifat genetiknya. 5.

5. Ketersediaan optimal untuk hara K pada pH tanah > 6 meskipun pada pH < 6Ketersediaan optimal untuk hara K pada pH tanah > 6 meskipun pada pH < 6 sampai 5,5

sampai 5,5 sudah dapat sudah dapat tersedia tersedia tetapi konsentrasinya sangat rentetapi konsentrasinya sangat rendah.dah.

3.1 Saran 3.1 Saran

Kapur yang diberikan difungsikan sebagai pupuk Ca dan untuk merubah Kapur yang diberikan difungsikan sebagai pupuk Ca dan untuk merubah kondisi lingkungan tumbuh di daerah perakaran, oleh karena itu pemberiannya kondisi lingkungan tumbuh di daerah perakaran, oleh karena itu pemberiannya dilakukan dengan cara dilokasisir didekat tanaman. Faktor lingkungan tumbuh dilakukan dengan cara dilokasisir didekat tanaman. Faktor lingkungan tumbuh lebih menentukan tinggi rendahnya jumlah umbi pertanaman dari pada lebih menentukan tinggi rendahnya jumlah umbi pertanaman dari pada genetiknya. Pengapuran harus sesuai ph yang kurang dari 6.

(17)

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

Brady, C.N. 1992. The nature and properties of soil. Mac Millan Pub. Co, Brady, C.N. 1992. The nature and properties of soil. Mac Millan Pub. Co,

 Newyork.621p.  Newyork.621p.

Howeler, R.H. 1981. Mineral nutrition and fertilization of Howeler, R.H. 1981. Mineral nutrition and fertilization of

cassava.CIAT.Columbia. 50p. cassava.CIAT.Columbia. 50p.

Hutasoit T.G.M. 1997. Tanah Pertanian di Indonesia.Edisi khusus Majalah Hutasoit T.G.M. 1997. Tanah Pertanian di Indonesia.Edisi khusus Majalah

Editor.Jakarta. Editor.Jakarta.

Supandi G.1983. Sifat dan ciri tanah. Institut Pertanian Bogor. 591h. Supandi G.1983. Sifat dan ciri tanah. Institut Pertanian Bogor. 591h. Utami dan Handayani.2003. pH dan pengapuran. Gajah Mada University Utami dan Handayani.2003. pH dan pengapuran. Gajah Mada University  press,Yogyakarta. 443h.

(18)

Bab III Penutup Bab III Penutup

Dengan adanya pemasalah

Dengan adanya pemasalah  –  –   permasalahan yang ada dalam pengolahan  permasalahan yang ada dalam pengolahan tanah, pengapuran diharapkan dapat meningkatkan kesuburan tanah. pengapuran tanah, pengapuran diharapkan dapat meningkatkan kesuburan tanah. pengapuran  juga

 juga diharapkan diharapkan dapat dapat membantu membantu mengoptimalkan mengoptimalkan produksififitas produksififitas tanah tanah secarasecara  berkelanjutan

 berkelanjutan guna guna untuk untuk menghasilkan menghasilkan produkproduk  –  –   produk unggul yang bernilai  produk unggul yang bernilai ekonomi tinggi.

ekonomi tinggi.

Demikian pembahasan makalah kami. Makalah ini hanya sebagai penjelas Demikian pembahasan makalah kami. Makalah ini hanya sebagai penjelas dari presentasi kami. Atas kekurangan dari makalah kami, kami ucapkan mohon dari presentasi kami. Atas kekurangan dari makalah kami, kami ucapkan mohon maaf dan terimakasih.

maaf dan terimakasih.

Daftar Pustaka Daftar Pustaka Razak, Abdul.2008.

(19)

 Notohadiprawiro,

 Notohadiprawiro, Tejowuyono. Tejowuyono. 2006.2006.  Ilmu  Ilmu TanahTanah. Universitas Gajah Mada.. Universitas Gajah Mada. Jogjakarta

Jogjakarta

Hairiah, Kurniatun. Surdjono, Mustofa Aung. Sabamurdin, Sambas. 2003.

Hairiah, Kurniatun. Surdjono, Mustofa Aung. Sabamurdin, Sambas. 2003.  Kapur Kapur  Pertanian

 Pertanian. World Agroforestri Center (ICRAF). Bogor. World Agroforestri Center (ICRAF). Bogor Hairiyah, Kurniatun. Sunaryo. Widianto. 2003.

Hairiyah, Kurniatun. Sunaryo. Widianto. 2003.  Pengapuran Pengapuran. World Agroforestri. World Agroforestri Center (ICRAF). Bogor

Referensi

Dokumen terkait

Intensitas penyakit pustul bakteri yang dijumpai di Kalimantan Selatan selama pengamatan yang dilakukan dari bulan Nopember 1989 sampai Desember 1990 beragam tergantung

• PNS yang meninggal dunia/ yang akan diberhentikan dengan hormat karena mencapai BUP/cacat karena dinas dan tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri dapat diberikan

Pengujian hipotesis yang dilakukan membuktikan bahwa ada pengaruh antara motivasi kerja dengan organizational citizenship behavior (OCB).Hal ini mendukung

SHOLIHIN WAHYU

Proses succession management menjadi efek- tif ketika upper manager mampu mengambil lima langkah berikut; (1) melakukan identifikasi terkait dengan posisi kunci yang relevan

Hasil kajian mendapati terdapat lima latihan yang diperlukan oleh sukarelawan bencana banjir iaitu latihan rawatan asas kecemasan, latihan psikologi, latihan fizikal,

Nilai adjusted R 2 pada persamaan regresi 4 sebesar 0,448 hal ini menunjukkan bahwa sebesar 44,80 % variasi dari Belanja Bansos dapat diterangkan oleh variabel Uleg (Ukuran

Hal ini sesuai dengan apa yang telah diungkapkan Zacharia (2007), Saepuzaman (2011) dan Smith (2010) bahwa pembelajaran dengan kombinasi real dan virtual lab memberikan hasil