PERAN DOKTER DAN
PERAN DOKTER DAN
PARAMEDIS
PARAMEDIS
PERUSAHAAN
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Setiap tenaga kerja selain menanggung beban kerja fisik
Setiap tenaga kerja selain menanggung beban kerja fisik dan mental jugadan mental juga berhadapan dengan berbagai potensi bahaya (
berhadapan dengan berbagai potensi bahaya ( potensial hazar potensial hazard d ) di tempat kerja.) di tempat kerja. Berbagai potensi bahaya tersebut sering disebut sebagai faktor bahaya lingkungan Berbagai potensi bahaya tersebut sering disebut sebagai faktor bahaya lingkungan kerja fisika, kimia,
kerja fisika, kimia, biologis, fisiologis/ergonomi dan psikologis yang bersumber daribiologis, fisiologis/ergonomi dan psikologis yang bersumber dari berbagai peralatan, bahan
berbagai peralatan, bahan, proses kerja , proses kerja dan kondisi lingkungan kerja.dan kondisi lingkungan kerja. Beban kerja semakin berat apabila tenaga kerja juga
Beban kerja semakin berat apabila tenaga kerja juga dituntut untuk bekerja dengandituntut untuk bekerja dengan ritme pekerjaan yang lebih cepat dan
ritme pekerjaan yang lebih cepat dan target produksi yang lebih tinggi.target produksi yang lebih tinggi.
Berat ringannya dampak potensi bahaya tergantung dari jenis, besar potensi bahaya Berat ringannya dampak potensi bahaya tergantung dari jenis, besar potensi bahaya dan tingkat risikonya.
dan tingkat risikonya.
Dampak yang dapat ditimbulkan akibat adanya beban kerja
Dampak yang dapat ditimbulkan akibat adanya beban kerja dan potensi bahayadan potensi bahaya yang dihadapi tenaga kerja antara lain berupa kecelakaan kerja, penyakit
yang dihadapi tenaga kerja antara lain berupa kecelakaan kerja, penyakit akibatakibat kerja dan gangguan kesehatan lainnya
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Setiap tenaga kerja selain menanggung beban kerja fisik
Setiap tenaga kerja selain menanggung beban kerja fisik dan mental jugadan mental juga berhadapan dengan berbagai potensi bahaya (
berhadapan dengan berbagai potensi bahaya ( potensial hazar potensial hazard d ) di tempat kerja.) di tempat kerja. Berbagai potensi bahaya tersebut sering disebut sebagai faktor bahaya lingkungan Berbagai potensi bahaya tersebut sering disebut sebagai faktor bahaya lingkungan kerja fisika, kimia,
kerja fisika, kimia, biologis, fisiologis/ergonomi dan psikologis yang bersumber daribiologis, fisiologis/ergonomi dan psikologis yang bersumber dari berbagai peralatan, bahan
berbagai peralatan, bahan, proses kerja , proses kerja dan kondisi lingkungan kerja.dan kondisi lingkungan kerja. Beban kerja semakin berat apabila tenaga kerja juga
Beban kerja semakin berat apabila tenaga kerja juga dituntut untuk bekerja dengandituntut untuk bekerja dengan ritme pekerjaan yang lebih cepat dan
ritme pekerjaan yang lebih cepat dan target produksi yang lebih tinggi.target produksi yang lebih tinggi.
Berat ringannya dampak potensi bahaya tergantung dari jenis, besar potensi bahaya Berat ringannya dampak potensi bahaya tergantung dari jenis, besar potensi bahaya dan tingkat risikonya.
dan tingkat risikonya.
Dampak yang dapat ditimbulkan akibat adanya beban kerja
Dampak yang dapat ditimbulkan akibat adanya beban kerja dan potensi bahayadan potensi bahaya yang dihadapi tenaga kerja antara lain berupa kecelakaan kerja, penyakit
yang dihadapi tenaga kerja antara lain berupa kecelakaan kerja, penyakit akibatakibat kerja dan gangguan kesehatan lainnya
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
ILO mengestimasi bahwa penyakit yang berkaitan dengan stres dan
ILO mengestimasi bahwa penyakit yang berkaitan dengan stres dan absenteismeabsenteisme menghabiskan biaya ekonomi yang setara 10% dari
menghabiskan biaya ekonomi yang setara 10% dari Gross National Product Gross National Product (GNP)(GNP) Inggris
Inggris
Total 550 juta jam kerja yang hilang per-tahun di industri-industri AmerikaStudi akibat Total 550 juta jam kerja yang hilang per-tahun di industri-industri AmerikaStudi akibat stress
stress
Penelitian Febriyanthi (1995) pada divisi fabrikasi PT I
Penelitian Febriyanthi (1995) pada divisi fabrikasi PT I PTN Bandung :PTN Bandung :
278 responden yang diteliti, sekitar 69, 278 responden yang diteliti, sekitar 69, 4% mengalami stres kerja tingkat sedang, 19,4%4% mengalami stres kerja tingkat sedang, 19,4%
mengalami stres kerja tingkat berat, dan selebihnya mengalami stress kerja tingkat
mengalami stres kerja tingkat berat, dan selebihnya mengalami stress kerja tingkat ringan.ringan. Penelitian Urianti (2000) terhadap 58 responden pada pekerja di salah satu
Penelitian Urianti (2000) terhadap 58 responden pada pekerja di salah satu pabrikpabrik tabung Elpiji
tabung Elpiji Pertamina bagian produksi menunjukkan:Pertamina bagian produksi menunjukkan:
62,1% mengalami stres kerja tingkat ringan dan 37,9% mengalami stres kerja tingkat 62,1% mengalami stres kerja tingkat ringan dan 37,9% mengalami stres kerja tingkat sedang.sedang.
Data PT Jamsostek, tahun 2010 sekitar 0,7% dari 8,9 juta pekerja Indonesia Data PT Jamsostek, tahun 2010 sekitar 0,7% dari 8,9 juta pekerja Indonesia
mengalami kecelakaan kerja, mengakibatkan kerugian nasional mencapai 50 triliun mengalami kecelakaan kerja, mengakibatkan kerugian nasional mencapai 50 triliun
LANDASAN
LANDASAN
Peraturan Menteri
Peraturan Menteri T
Tenaga Kerja Nomor
enaga Kerja Nomor Per. 03/Men/1982 tentang
Per. 03/Men/1982 tentang
Pelayanan Kesehatan Kerja.
Pelayanan Kesehatan Kerja.
Setiap perusahaan diwajibkan memberikan pelayanan kesehatan kerja kepada semuaSetiap perusahaan diwajibkan memberikan pelayanan kesehatan kerja kepada semua
tenaga kerjanya tenaga kerjanya
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja harus dilaksanakan secara menyeluruh danPenyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja harus dilaksanakan secara menyeluruh dan
terpadu (komprehensif):preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif yang hasilnya
terpadu (komprehensif):preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif yang hasilnya dilaporkandilaporkan kepada instansi yang membidangi, dibawah tanggung jawab dokter yang dibenarkan dan kepada instansi yang membidangi, dibawah tanggung jawab dokter yang dibenarkan dan atau disetujui oleh Direktur dalam bentuk Surat Keputusan Penunjukan (SKP) sebagai atau disetujui oleh Direktur dalam bentuk Surat Keputusan Penunjukan (SKP) sebagai dokter pemeriksa kesehatantenaga kerja
dokter pemeriksa kesehatantenaga kerja
Perusahaan dapat menyelenggarakan sendiri pelayanan kesehatan kerjanya dalam bentukPerusahaan dapat menyelenggarakan sendiri pelayanan kesehatan kerjanya dalam bentuk
klinik atau rumah sakit, perusahaan juga dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan klinik atau rumah sakit, perusahaan juga dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan kerjanya dengan cara bekerjasama dengan pihak di luar
LANDASAN
Undang- Undang No. 25 Tahun 1997 tentang Ketenagakerjaan mengatur
antara lain tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3), pada pasal 108
yang
mengatakan bahwa setiap pekerja mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan
atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan
yang
LANDASAN
Joint committee ILO -WHO
tahun 1995 :
“
Promosi dan pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang
setinggi-tingginya bagi pekerja pada semua pekerjaan; pencegahan
gangguan kesehatan pada pekerja yang disebabkan oleh kondisi kerjanya,
perlindungan pekerja dari risiko akibat faktor-faktor yang mengganggu
kesehatan, penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan
kerja yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikologisnya, dan sebagai
kesimpulan adalah penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan
TUJUAN KESEHATAN KERJA
Fokus utama dalam kesehatan kerja dikelompokan dalam 3 tujuan yaitu :
1. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan pekerja dan kapasitas kerjanya;
2. Peningkatan lingkungan dan kondisi kerja untuk menciptakan situasi keselamatan dan kesehatan kerja yang kondusif; dan
3. Pengembangan organisasi dan budaya kerja yang mendukung keselamatan dan kesehatan kerja, peningkatan situasi sosial yang positif, kelancaran proses kerja dan peningkatan produktivitas.
PELAYANAN KESEHATAN
KERJA
Pelayanan kesehatan kerja adalah usaha kesehatan yang dilaksanakan
dengan tujuan :
Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam penyesuaian diri baik fisik maupun mental,
terutama dalam penyesuaian pekerjaan dengan tenaga kerja;
Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan
atau lingkungan kerja;
Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani) dan kemampuan fisik tenaga kerja; Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi tenaga kerja yang menderita
PENYELENGGARAAN
PELAYANAN KESEHATAN KERJA
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja adalah semua proses
pemberian pelayanan kesehatan kerja mulai dari pembentukan sampai
dengan mekanisme Teknis Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja
UPAYA KESEHATAN KERJA
Upaya kesehatan kerja adalah berbagai program dan kegiatan kesehatan di
tempat kerja yang terdiri dari 4 (empat) upaya kesehatan yaitu :
pencegahan ( preventif ) peningkatan ( promotif ) pengobatan (kuratif ) pemulihan (rehabilitatif )
PENANGGUNG JAWAB
PELAYANAN KESEHATAN KERJA
Penanggung jawab pelayanan kesehatan kerja adalah dokter sebagai
penanggung jawab dalam menjalankan pelayanan kesehatan kerja yang
ditunjuk oleh pengusaha atau kepala instansi/lembaga yang
PERSONIL PELAYANAN
KESEHATAN KERJA
Personil pelayanan kesehatan kerja adalah setiap tenaga kesehatan kerja
yang memberikan pelayanan kesehatan dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan kerja.
DOKTER DAN PARAMEDIS
PERUSAHAAN
Dokter perusahaan adalah setiap dokter yang ditunjuk atau bekerja di
perusahaan yang bertugas dan bertanggung jawab atas hygiene
perusahaan, kesehatan dan keselamatan kerja.
Paramedis perusahaan adalah tenaga paramedis yang ditunjuk atau
ditugaskan untuk melaksanakan atau membantu penyelenggaraan tugas
–tugas hygiene perusahaan, kesehatan dan keselamatan kerja di perusahaan
atas petunjuk dan bimbingan dokter perusahaan.
Dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja adalah dokter yang ditunjuk oleh
pengusaha atau kepala instansi/lembaga dan disahkan oleh Direktur setelah
memenuhi syarat sesuai peraturan perUndang-Undangan yang berlaku
SYARAT-SYARAT
PENYELENGGARAAN
PELAYANAN KESEHATAN KERJA
1. Syarat Lembaga Pelayanan Kesehatan Kerja
2. Syarat Personil Pelayanan Kesehatan Kerja
3. Syarat Sarana Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja
4. Rujukan Pelayanan Kesehatan Kerja
1. Syarat Lembaga Pelayanan
Kesehatan Kerja
Memiliki personil kesehatan kerja yang yang meliputi :
Dokter penanggung jawab pelayanan kesehatan kerja,
Tenaga pelaksanan kesehatan kerja berupa dokter perusahaan dan atau paramedis perusahaan,
Petugas administrasi atau pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan kerja. Memiliki sarana dan prasarana pelayanan kesehatan kerja
Pelayanan kesehatan kerja yang ada di perusahaan mendapat pengesahan dari instansi di bidang ketenagakerjaan sesuai wilayah kewenangannya
Pelayanan kesehatan kerja yang dilaksanakan oleh pihak di luar perusahaan wajib dilengkapi dengan Nota Kesepahaman (MoU) penyelenggaraan pelayanan
kesehatan kerja antara pengusaha dengan kepala unit pelayanan kesehatan yang bersangkutan dan dilaporkan ke instansi di bidang ketenagakerjaan sesuai wilayah kewenangannya.
2. Syarat Personil Pelayanan
Kesehatan Kerja
Syarat dokter penanggung jawab pelayanan kesehatan kerja :
Ditunjuk oleh pimpinan perusahaan atau kepala unit/instansi yang bersangkutan dan dilaporkan
ke instansi ketenagakerjaan sesuai wilayah kewenangannya;
Telah mendapatkan Surat Keputusan Penunjukan (SKP) sebagai dokter pemeriksa kesehatan
tenaga kerja dari Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
Syarat tenaga pelaksana pelayanan kesehatan kerja (dokter perusahaan dan atau paramedis perusahaan) :
Memiliki sertifikat pelatihan hiperkes dan keselamatan kerja (atau sertifikat lainnya) sesuai
peraturan perundangan yang berlaku;
Mematuhi etika profesi dokter dan tenaga kesehatan lainnya sesuai kode etik profesi dan
peraturan perundangan yang berlaku; Syarat dokter perusahaan :
Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dokter, atau sejenisnya sesuai peraturan perundangan
yang berlaku;
3. Syarat Sarana Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Kerja
Jumlah dan jenis sarana dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja
dapat disesuaikan dengan jumlah tenaga kerja dan tingkat risiko yang ada di
perusahaan.
Jenis sarana pelayanan kesehatan kerja minimal terdiri dari sarana dasar
dan dapat dilengkapi dengan sarana penunjang sesuai kebutuhan.
4. Rujukan Pelayanan
Kesehatan Kerja
Rujukan pelayanan kesehatan kerja dilakukan dengan tujuan agar tenaga
kerja yang membutuhkan pelayanan kesehatan tetapi tidak dapat diberikan
sepenuhnya di tingkat pelayanan kesehatan kerja awal, dapat memperoleh
pelayanan kesehatan yang lebih lengkap.
Rujukan yang dilakukan antara lain meliputi :
Pemeriksaan kesehatan, pengobatan dan perawatan yang lebih lengkap;
Konsultasi kepada dokter spesialis terkait, untuk keperluan penentuan diagnosis dan
penilaian tingkat kecacatan akibat kecelakaan dan penyakit akibat kerja;
Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya; Tindakan operatif, rehabilitatif dan lain-lain.
TATA CARA PENYELENGGARAAN
PELAYANAN KESEHATAN KERJA
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja dilaksanakan sendiri oleh
perusahaan :
Dilaksanakan bagi perusahaan dengan :
a. Jumlah tenaga kerja 1000 orang atau lebih
b. Jumlah tenaga kerja 500 orang sd 1000 orang tetapi memiliki tingkat risiko tinggi (penentuan tingkat risiko suatu perusahaan/tempat kerja mengacu pada standar atau peraturan perundangan yang berlaku).
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja dilaksanakan melalui pihak di
luar perusahaan :
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja melalui kerja sama dengan pihak di luar
perusahaan dapat dilaksanakan untuk perusahaan yang memiliki tenaga kerja kurang dari 1000 orang;
JPK (Jaminan Pelayanan Kesehatan Kerja) Jams ostek (KURATIF), Dokter praktek swasta (KURATIF), Puskesmas, Poliklinik swasta, Rumah
TUGAS POKOK PELAYANAN KESEHATAN
KERJA
PERMENAKERTRANS NO. PER. 03 /MEN/1982
1. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
2. Pembinaan & pengawasan Penyesuaian pekerjaan thd tenaga kerja 3. Pembinaan & pengawasan Lingkungan Kerja
4. Pembinaan & pengawasan sanitair
5. Pembinaan & pengawasan perlengkapan utk kes. tenaga kerja 6. Pencegahan dan pengobatan thd penyakit umum & PAK
7. P3K
8. Latihan Petugas P3K
9. Perencanaan tmp kerja, APD, gizi, & penyelenggaraan makanan di tmp kerja 10. Rehabilitasi akibat Kec atau PAK
11. Pembinaan thd tenaga kerja yg punya kelainan. 12. Laporan berkala.
TUGAS DOKTER
PERUSAHAAN
1. Melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan kesehatan sebelum penempatan, pemeriksaan kesehatan berkala, dan pemeriksaan kesehatan khusus dan menafsirkan serta menggunakan hasil pemeriksaan tsb.;
2. Melakukan pembinaan dan pengawasan atas penyesuaian pekerjaan terhadap tenaga kerja serta memberikan nasehat tentang pembinaan dan pengawasan dimaksud kepada pihak terkait khususnya di perusahaan yang bersangkutan;
3. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja serta memberikan nasehat tentang pembinaan dan pengawasan dimaksud kepada pihak terkait khususnya di perusahaan yang bersangkutan;
TUGAS DOKTER
PERUSAHAAN
5. Melakukan pembinaan dan pengawasan perlengkapan kesehatan kerja serta memberikan nasehat tentang pembinaan dan pengawasan dimaksud kepada pihak terkait khususnya di perusahaan yang bersangkutan;
6. Melakukan pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum dan penyakit akibat kerja baik terhadap tenaga kerja individual maupun komunitas tenaga kerja dan juga masyarakat yang ada kaitannya dengan perusahaan yang bersangkutan;
7. Melakukan atau memberikan nasehat kepada atau meminta pihak terkait untuk melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan(PPPK) dan penyakit umum serta penyakit akibat kerja;
8. Melakukan pendidikan kesehatan untuk tenaga kerja serta komunitas tenaga kerja dan latihan untuk petugas PPPK dan petugas kesehatan lainnya khususnya di perusahaan yang bersangkutan;
TUGAS DOKTER
PERUSAHAAN
9. Memberi nasehat aspek medis dan kesehatan mengenai perencanaan dan
pembuatan tempat kerja, pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan makanan di tempat kerja;
10. Membantu dari segi medis usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau penyakit
akibat kerja;
11. Melakukan dan atau memberi nasehat kepada dan atau meminta kepada pihak
yang bersangkutan untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap tenaga kerja yang mempunyai kelainan tertentu dalam kesehatannya;
12. Melakukan dan menafsirkan audit program atau sistem manajemen kesehatan/
kedokteran kerja di perusahaan;
TUGAS DOKTER
PERUSAHAAN
,KHUSUS
1. Membuat diagnosis penyakit akibat kerja (penyakit yang timbul karena hubungan kerja) dan atau penyakit lain yang berkaitan dengan pekerjaan serta mengobati dan atau melakukan tindakan-tindakan lain dalam keselamatan dan kesehatan kerja(K3) yang pelaksanaannya mungkin dilakukan bekerja sama dengan spesialis lain dan atau pihak lain;
2. Membuat diagnosis dan menilai kecacatan akibat kecelakaan kerja dan atau
penyakit akibat kerja yang pelaksanaannya mungkin dilakukan bekerja sama dengan spesialis dan atau pihak lain
3. Menilai dan menetapkan ada tidak adanya efek pekerjaan atau lingkungan kerja terhadap kesehatan tenaga kerja yang bersangkutan
4. Menilai dan menetapkan batas sehat pemaparan kerja terhadap faktor dalam pekerjaan atau lingkungan kerja bagi tenaga kerja yang bersangkutan;
TUGAS PERAWAT
PERUSAHAAN
1. Membantu dokter perusahaan dalam menyusun rencana kerja pelayanan kesehatan kerja di perusahaan
2. Melaksanakan program kerja yang telah digariskan dan ditugaskan kepadanya,termasuk administrasi pelayanan kesehatan kerja
3. Memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan perawatan/pengobatan di perusahaan 4. Memelihara peralatan untuk perawatan, obat-obatan, dan fasilitas pelayanan kesehatan
perusahaan
5. Membantu dokter dalam pemeriksaan kesehatan tenaga kerja sesuai dengan cara-cara yang disetujui dokter
6. Ikut membantu menentukan kasus-kasus penderita penyakit akibat kerja serta melakukan upaya tindak lanjutnya sesuai dengan wewenang yang ada padanya 7. Ikut menilai keadaan kesehatan tenaga kerja dihubungkan dengan pekerjaan dan
lingkungan kerja serta melaporkan kepada dokter perusahaan atau yang berwenang di perusahaan
TUGAS PERAWAT
PERUSAHAAN
8. Ikut membantu upaya perbaikan kesehatan lingkungan kerja dan lingkungan di dalam dan sekitar perusahaan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
9. Ikut mengambil peranan dalam upaya kemasyarakatan lainnya antara lain upaya kesehatan sekolah
10. Membantu merencanakan dan atau melaksanakan sendiri kunjungan rumah sebagai salah satu segi kegiatannya
11. Menyelenggarakan pendidikan hiperkes kepada tenaga kerja dan Masyarakat yang dilayani kesehatannya
12. Turut ambil bagian dalam upaya keselamatan kerja
13. Turut dalam penyuluhan dan memberikan pelayanan keluarga berencna 14. Mengumpulkan data dan membuat laporan untuk statistik dan evaluasi
15. Turut membantu penelitian kondisi lingkungan kerja Ikut memelihara hubungan kemasyarakatan yang harmonis di perusahaan
PUSTAKA
DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I, DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor Kep. 22/Djppk/V/2008
DEPKES, 2009. Pedoman Klinik di Tempat Kerja Perusahaan.
DR.dr. Suma’mur PK., MSc.,SpOk. Tugas & Fungsi DOKTER & PARAMEDIS HIPERKES