KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD dr. ADJIDARMO KAB. LEBAK KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD dr. ADJIDARMO KAB. LEBAK
NOMOR : NOMOR :
TENTANG TENTANG
PEMBENTUKAN PANITIA KESELAMATAN KERJA, KESEHATAN KERJA DAN PEMBENTUKAN PANITIA KESELAMATAN KERJA, KESEHATAN KERJA DAN
KEWASPADAAN BENCANA (K3) KEWASPADAAN BENCANA (K3)
RSUD dr. ADJIDARMO RSUD dr. ADJIDARMO
DIREKTUR
DIREKTUR RSUD dr. RSUD dr. ADJIDARMO KABUPATEN ADJIDARMO KABUPATEN LEBAKLEBAK
Menimbang Menimbang Mengingat Mengingat :: :: a.
a. Bahwa dalam rangka meningkatkan produktifitas dan efektifitas kerja,Bahwa dalam rangka meningkatkan produktifitas dan efektifitas kerja, Kesehatan Kerja dan Kewaspadaan Bencana Kebakaran RSUD dr. Kesehatan Kerja dan Kewaspadaan Bencana Kebakaran RSUD dr. Adjidarmo, maka
Adjidarmo, maka Tim Kesehatan Tim Kesehatan dan Keselamatan dan Keselamatan Kerja RSUD Kerja RSUD dr.dr. Adjidarmo yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Direktur Adjidarmo yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Direktur No...
No... b.
b. Bahwa sehubungan dengan butir ” a ” tersebut diatas, maka perluBahwa sehubungan dengan butir ” a ” tersebut diatas, maka perlu ditetapkan Panitia Keselamatan Kerja, Kesehatan Kerja dan ditetapkan Panitia Keselamatan Kerja, Kesehatan Kerja dan kewaspadaan Bencana Kebakaran RSUD dr. Adjidarmo dengan Surat kewaspadaan Bencana Kebakaran RSUD dr. Adjidarmo dengan Surat Keputusan Direktur.
Keputusan Direktur.
1.
1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan KerjaUndang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja 2.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 986/MENKES/PER/IX/1992Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 986/MENKES/PER/IX/1992 tentang
tentang Persyaratan Persyaratan Kesehatan Kesehatan Lingkungan Lingkungan Rumah Rumah Sakit.Sakit. 3.
3. Undang-undang No 36 Tahun 2009 tentang KesehatanUndang-undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 4.
4. Undang-undang No 44 Tahun 2010 tentang Rumah SakitUndang-undang No 44 Tahun 2010 tentang Rumah Sakit 5.
5. Keputusan Keputusan Menteri Menteri Pekerjaan Pekerjaan Umum Umum Nomor Nomor 02/KPTS/1985 02/KPTS/1985 tentangtentang Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran pada Gedung. Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran pada Gedung. 6.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 986/Menkes/Per/IX/1992Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 986/Menkes/Per/IX/1992 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
Menetapkan PERTAMA KEDUA KETIGA KEEMPAT : : : : : M E M U T U S K A N
KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD dr. ADJIDARMO TENTANG
PEMBENTUKAN PANITIA KESELAMATAN KERJA,
KESEHATAN KERJA, KEWASPADAAN BENCANA RSU KABUPATEN TANGERANG
Mencabut Keputusan Direktur RSUD dr. ADJIDARMO Nomor : ………… tentang Pembentukan Tim Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pegawai RSUD dr. ADJIDARMO
Dengan ini menetapkan pembentukan Panitia Keselamatan Kerja, Kesehatan Kerja dan Kewaspadaan Bencana (K3) RSUD dr. ADJIDARMO dengan susunan personalia, uraian tugas dan program kerja sebagaimanan tertera dalam lampiran Surat Keputusan ini.
Panitia bertanggung jawab kepada Direktur RSUD dr. ADJIDARMO
Untuk memperlancar pelaksanaan tugasnya, maka atas izin Direktur panitia dapat melakukan koordinasi dengan instansi terkait seperti Polres Tangerang, Kodim... KAB. LEBAK, Pemda Kabupaten Lebak, Dinas Kebakaran, Dinas Kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Teknik Penyehatan serta Kantor Depnaker.
Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkannya dengan ketentuan akan diadakan perubahan dan perbaikan kembali sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan didalam surat keputusan ini.
Ditetapkan di : Pada tanggal :
---( Plt ) Direktur RSUD dr. Adjidarmo
Lampiran : Surat Keputusan Direktur RSUD dr. Adjidarmo Nomor :
Tanggal :
PEMBENTUKAN PANITIA KESELAMATAN KERJA, KESEHATAN KERJA DAN KEWASPADAAN BENCANA (K3) RSUD dr. ADJODARMO
Pembina :
-Penanggungjawab :
-Ketua :
-Wakil Ketua :
-Sekretaris :
-1. Tim Keselamatan Kerja :
Ketua : Kepala seksi SDM Bidang keperawatan
Anggota :
-2. Tim Kesehatan Kerja :
Ketua : Koordinator instalasi...
Anggota :
3. Tim Kesehatan lingkungan :
Ketua : Kepala Instalasi ……….. Anggota
4. Tim Kewaspadaan Bencana /Kebakaran :
Ketua : Kepala Instalasi ...
Anggota :
5. Tim Pengawasan dan Pengendalian Kecelakaan Kerja di Rumah Sakit :
Ketua :
Anggota :
URAIAN TUGAS PANITIA KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA
RUMAH SAKIT
1 Keselamatan Kerja
a. Mengawasi pemakaian alat pelindung diri yang harus dikenakan oleh tenaga kesehatan//kerja b. Melakukan pembinaan bagi tenaga yang tidak memakai alat pelindung diri
c. Koordinasi dengan panitia K3RS yang lain untuk mengusulkan pelatihan dan penyuluhan tentang kesehatan dan keselamatan kerja
d. Mengusulkan kebutuhan sarana alat pelindung diri bagi tenaga kesehatan melalui bidang terkait
2. Kesehatan pekerja
a. Mengusulkan pemeriksaan awal, berkala dan khusus bagi tenaga kerja
b. Memberi masukkan tentang penempatan kerja bagi tenaga kerja yang sembuh dari sakit sesuai dengan kondisinya.
c. Koordinasi dengan panitia K3RS yang lain untuk mengusulkan pelatihan dan penyuluhan tentang kesehatan dan keselamatan kerja
3. Kewaspadaan bencana kebakaran
a. Mengusulkan dan mengawasi pelatihan penanggulangan bahaya kebakaran melalui seksi Diklat dan Litbang rumah sakit
b. Mengusulkan kebutuhan sarana pemadam kebakaran melalui bidang penunjang non medik c. Mengusulkan dan mengawasi sertifikasi dan perawatan alat2 yang risiko tinggi menyebbabkan
kebakaran
d. Membuat peta alat 2 yang rawan dan mudah terbakar
e. Koordinasi dengan panitia K3RS yang lain untuk mengusulkan pelatihan dan penyuluhan tentang kesehatan dan keselamatan kerja
4. Kesehatan lingkungan
a. Mengusulkan dan mengawasi kegiatan kebersihan dan penyehatan lingkungan rumah sakit khususnya yang rawan bahaya (pencahayaan, kebisingan, ventilasi)
b. Mengusulkan dan mengawasi pengamanan radiasi, limbah radio aktif
c. Mengusulkan dan mengawasi upaya penyehatan makanan minuman, penyediaan air bersih, pengendalian limbah dan pengendalian serangga
e. Koordinasi dengan panitia K3RS yang lain untuk mengusulkan pelatihan dan penyuluhan tentang kesehatan dan keselamatan kerja
5. Kejadian kesakitan dan kewaspadaan bencana terhadap tenaga kerja rumah sakit
a. Mengawasi kesehatan tenaga kerja dengan menginventarisasi jenis penyakit yang terbanyak b. penyuluhan kesehatan penyakit akibat kerja sesuai dengan data penyakit yang ada atau
terbanyak
c. Penyuluhan dan cara penggulangan bahan2 berbahaya, risiko bahan berbahaya
d. Koordinasi dengan panitia K3RS yang lain untuk mengusulkan pelatihan dan penyuluhan tentang kesehatan dan keselamatan kerja
Fungsi Panitia Keselamatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit
1. Merumuskan kebijakan, peraturan, pedoman, petunjuk, pelaksanaan dan prosedur
2. Mengawasi pelaksanaan program K-3RS menghimpun dan mengolah data untuk evaluasi program K-3
3. Memberikan penyuluhan dan pelatihan
4. Memberikan saran dan pertimbangan berkaitan dengan tindakan korektif
Program Panitia Keselamatan Kerja RSUD dr. Adjidarmo, meliputi : 1. Upaya pengamanan pasien
2. Upaya kesehatan karyawan
3. Pencegahan dan pengendalian kebakaran
4. Peningkatan kesehatan lingkungan rumah sakit dan lingkungan sekitar rumah sakit 5. Pengelolaan limbah padat, cair dan gas
6. Pemeliharaan alat2 yang berpotensi berbahaya bagi tenaga kerja dan lingkungan rumah sakit 7. Penyuluhan , pendidikan dan latihan kesehatan dan kesaelamatan kerja
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kesehatan kerja merupakan upaya kelima dari 15 upaya kesehatan yang tercantum dalam UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan; selanjutnya dalam pasal 23 dinyatakan bahwa kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja yang optimal, agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal, sejalan dengan program perlindungan tenaga kerja.
Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal, pada akhirnya akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Untuk dapat mencapai peningkatan kualitas hidup yang optimal, manusia harus berupaya dalam bentuk bekerja, berkarya. Dalam melaksanakan kegiatan, agar kinerjanya optimal diperlukan suatu upaya lain bagi pemeliharaan kesehatan jasmani dan rohani.
Upaya lain ini adalah upaya kesehatan dan keselamatan kerja, upaya yang merupakan kebutuhan pokok bagi para pekerja, dan juga masyarakat disekitar atau yang dapat terkena dampaknya.
Pada tahun 1995 WHO membuat estimasi beberapa permasalahan kesehatan kerja di dunia, antara lain dinegara maju pelayanan Kesehatan Kerja yang memadai baru 20%-50%, sementara itu dinegara berkembang hanya 5%-10%, 40%-50% penduduk dunia mempunyai risikoterhadap penyakit/kecelakaan sehubungan dengan pekerjaannya. Beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa masalah Kesehatan Kerja telah ada seperti, didapatkan prevalensi bisinosis pada pekerja tekstil sebesar 15% - 20%, prevalensi ptyrigium pada nelayan sebesar 48% - 88%, nyeri persendian 57,5%, sedangkan di sektor kesehatan di dapatkan
Tujuan Umum :
Terwujudnya prilaku kerja yang sehat bagi petugas, pengunjung, masyarakat sekitar, Rawat Jalan sehingga terhindar dari resiko penularan penyakit/gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja.
Tujuan Khusus :
1. Mampu merencanakan pengembangan dan pembinaan upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
2. Mampu melaksanakan pengembangan dan pembinaan upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja
3. Terlaksananya jaringan pelayanan dan informasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja 4. Adanya data pelaksanaan Kesahatan dan Keselamatan Kerja
.
Sasaran dan Ruang Lingkup : 1. Sasaran
a. Sasaran langsung : Seluruh petugas kesehatan di Rumah Sakit
b. Sasaran tidak langsung : petugas pihak ke tiga yang bekerja di Rumah Sakit
2. Ruang Lingkup
K3 di sektor kesehatan/sarana kesehatan, berupa pengamanan dan penyehatan lingkungan kerja, sarana kerja, pekerja beserta cara kerjanya di semua unit kesehatan.
LANDASAN HUKUM
1. Undang-undang No. 14 tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok Tenaga Kerja 2. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
3. Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
4. Permenkes RI No. 986/1992 dan Keputusan Dirjen. P2M-PLP No. HK. 11.06.6.44 dan No. HK. 00.06.6.598 mengenai beberapa aspek Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit.
5. SK. Menkes No. 43 Tahun 1988 tentang Cara pembuatan Obat yang baik (CPOB), yang mencakup aspek pencegahan paparan bahan obat dan perlindungan kesehatan para pekerja.
6. Beberapa Keputusan Bersama antara Depkes dan Depnaker yang berkaitan dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
a. SKB No. 168/KPTS/1971 – No. 207/Kab/B.Ch/1971 tentang Kerjasama diantara Depkes dan Depnaker dalam bidang Hygiene perusahaan dan kesehatan kerja. b. SKB No. KEP 109/MENAKER/90 – No. 81/MENKES/SKB/II/1990 tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Tenaga Kerja. c. SKB No. 203/MEN/1994 – No. 540/MENKES/SKB/VII/1994 tentang Susunan
Badan Kerjasama Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK).
7. Memperhatikan rekomendasi ILO/WHO
Konvensi No. 155/1981 ILO menetapkan kewajiban setiap negara untuk merumuskan, melaksanakan dan mengevaluasi kebijaksanaan nasionalnya di bidang kesehatan dan keselamatan kerja serta lingkungan kerja.
BAB II
PENGERTIAN DAN PRINSIP DASAR UPAYA KESEHATAN KERJA A. PENGERTIAN
Upaya Kesehatan Kerja adalah upaya penyerasian kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diirinya, maupun masyarakat sekelilingnya, agar dipeoleh produktivitas kerja yang optimal.
Definisi Kesehatan Kerja sesuai komisi bersama WHO dan ILO tahun 1995 adalah cabang pelayanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan pekerja semua tingkatan dengan
mengutamakan upaya dengan tujuan:
1. Pemeliharaan dan promosi kesehatan pekerja 2. Perbaikan dan pemeliharaan lingkungan kerja
3. Pengembangan organisasi Kesehatan Kerja dan Budaya Kerja kearah terciptanya Kesehatan dan Keselamatan Kerja
B. PRINSIP DASAR KESEHATAN KERJA
Para pekerja dalam melakukan pekerjaannya seringkali dihadapkan dengan pejanan yang bisa membahayakan kesehatan, sehingga perlu mendapatkan upaya kesehatan dengan pertimbangan adanya bahaya potensial dari tempat kerjanya. Untuk pencegahan dan pengendalikan bahaya potensial tsb maka digunakan prinsip dasar kesehatan yang meliputi 3 hal utama yaitu:
1. Upaya Kesehatan Kerja
Meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja dan pemenuhan persyaratan kesehatan kerja.
2. Status Kesehatan Pekerja
Adalah kondisi kesehatan pekerja pada suatu saat tertentu.status kesehatan pekerja dipengaruhi oleh 4 faktor penentu, yaitu lingkungan kerja, perilaku kerja, pelayanan kesehatan kerja, dan faktor genetik
3. Pengkajian bahaya potensial di lingkungan kerja
Gangguan kesehatan dan kecelakaan sering disebabkan oleh bahaya potensial ditempat kerja. Agar dapat di antisipasi kemungkinan bahaya bahay yang akan timbul , maka dilakukan langkah langkah sebagai berikut:
a. Pengenalan bahaya potnsial di tempat kerja b. Evaluasi bahaya potensial di tempat kerja
c. Pengendalian bahaya potensial
Pengendalian lingkungan kerja ( disain dan tata letak )
Penghilangan /pengurangan bahan berbahaya pada sumbernya,dengan cara: 1. Penghentian proses 2. Substitusi 3. Isolasi 4. Ventilasi 5.. Metode basah
Pengendalian perorangan, dengan peningkatan pengetahuan,
BAB III
PROGRAM K3 RUMAH SAKIT
Program K3 yang telah dilakukan di RSUD dr. Adjidarmo, diantaranya:
1. Pasien Safety, mengadaan dan pengunakan alat pelindung, operan pasien,
pengadaan cairan hand rub dan penggunaan hand rub, monitoring, evaluasi & setiap ruangan pelayanan (laporan terlampir)
2. Kewaspadaan upaya pencegahan dan pengendalian bencana : pembuatan draft juknis pencegahan dan rencana pengendalian evakuasi serta pembuatan alur
evakuasi terhadap Bencana Alam,Kebakaran serta rencana pencegahan dan pelayanan KLB Penyakit. (terlampir)
3. Kesehatan kerja pegawai pemeriksaan pegawai sesuai dengan prediksi ancaman gangguan kesehatan. (laporan terlampir )
4. Peningkatan kesehatan lingkungan, sanitasi rumah sakit ( termasuk IPAL ) 5. Pengumpulan, dokumentasi, evaluasi dan pelaporan
1. Pasien Safety—Pengamanan petugas 2. Identifikasi kejadian
3. Penatalaksanaan 4. Pembinaan
5. Laporan
Kejadian yang dilaporkan
1. Tertusuk jarum I. Laporan ke Kepala ruangan
II. Segera cek lab ( ada kemungkinan terkontaminasi penyakit menular via darah / cairan tubuh
Cek darah |(bila ada kemungkinan terkontaminasi penyakit menular)
Observasi Terapi pencegahan Membuat kronologis kejadian Terinfeksi
2. Gempa
Kewaspadaan: - Mapping ruangan dan alur evakuasi
3. BOM
Karyawan yang mendapat/ mengetahui ancaman segera lapor ke Satpam dan catat data-data :
- Lokasi bom, identifikasi penelpon, jenis bom - Informasi akan diledakkan
↓
Satpam lapor ke Management/Direktur ↓ Lapor Gegana Membuat kronologis Pembimbingan: - Aspek psikologi - Penggunaan APD Alur Informasi Masing-masing ka ruang menenangkan pasien dan mengatur petugas
Lapor ke satpam jaga
Jauhi aliran listrik (diharapkan pusat listrik padam)
Informasi pusat rumah sakit
Komandokan berlindung ke tempat terbuka, Hindari barang yang mudah jatuh/rubuh
Pimpin Perawat lain untuk mengevakuasi pasien ke tempat terbuka. Bila ada penunggu pasien instruksikan agar ikuti alur evakuasi
Setelah tiba ditempat yang aman dan terbuka, dan Gempa sudah selesai tetap bertahan ditempat sambil
Bila terjadi ledakan
Kesehatan kerja karyawan :
1. Pemeriksaan kesehatan berkala
2. Faktor-faktor mempengaruhi kesehatan pegawai : a. Kronologis -- jamur, bakteri, virus.
b. Kimia kecerobohan penyimpanan. dan penggunaan bahan berbahaya
c . Fisika kebisingan, getaran, pencahayaan,kelembaban udara, radiasi.
d.psikososiall -stres akibat beban kerja
e. Kecelakaan kerja, tergantung resiko bahaya ditempat kerja dan kecacatan yg terjadi
ad. Keselamatan kerja dan sanitasi ( IPAL ) - tersendiri
ad. Laporkan-- ditindak lanjuti penanggulangannya setiap kali kejadian, didokumentasikan, evaluasi.
BAB IV
Laporan kegiatan
1. Laporan pasien safety a. Kecelakaan kerja
b. Pengadaan dan Penggunaan alat pelindung c. Penyuluhan pasien safety,
dilakukan 2 kali di tahun 2009 yaitu :
1. pada tgl19 Februari 2009 dengan nara sumber dari bidang pelayanan keperawatan dan peserta kepala ruangan & beberapa perawat
pelaksana
2. pada tgl dengan nara sumber dari PT. Braun tentang ”cuci tangan” dan peserta 18 Agustus 2009 dan dilanjutkan dengan simulasi, peserta kepala ruangan, wakil kepala ruangan dan masing2 membawa 2 orang perawat pelaksana.
d. Simulasi pasien safety
e. Pendidikaan dan pelatihan pasien safety Pendidikan dan latihan tentang:
...
pencegahan & pengendalian infeksi ...
a. Perencanaan sistem evakuasi, setiap ruangan perawatan dan poliklinik telah membuat rencana tindakan apa yg akan dilakukan saat terjadi bencana ( laporan terlampir) b. Pengadaan pemasangan petunjuk alur evakuasi . pengadaan arah evakuasi
sebanyak 200 buah dan telah dilakukan pemasangan tanda jalur evakuasi di rawat inap, rawat jalan, akan diikuti di pelayanan penunjang (Laboratorium, Radiologi dan pusat diagnostik, Farmasi)
c. Pelaksanaan persiapan evakuasi saat ada bencana kebakaran ( 16 Desember 2009 ) Setiap kepala ruangan /pimpinan shift menenangkan pasien & keluarganya dan mepersiapkan pasien2 untuk meninggalkan ruangan bila api menjalar dan mengancam ruangannya serta sudah tahu tempat aman yg dituju.Setelah lebih kurang 1 jam ternyata api tidak menjalar ke ruangannya dan akhirnya padam ,maka dengan komando masing2 pasien di kembalikan lagi keruangan semula.
Kendala pada pelaksaanaan pemeriksaan berkala :
1. Jadwal Periode pemeriksaan masih dilanjutkan sampai Februari 2010
2. Pelaksanaan terhadap 584 karyawan belum semua dilakukan oleh karena bersamaan dengan puasa Ramadhan , Idul Fitri serta adanya pemeriksaan kesehatan Calon
Pegawai Negeri Sipil sehingga pelaksanaan tertunda karena keterbatasan tenaga pelaksana.
3. karyawan yang bersangkutan tidak berkenan untuk di periksa oleh satu dan lain hal (takut ?)
4. Bila hasil pemeriksaan harus ditindak lanjuti, kadang yg bersangkutan melakukannya tidak sesuai prosedur sehingga tidak terevaluasi.