• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sk Direktur k3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sk Direktur k3"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD dr. ADJIDARMO KAB. LEBAK KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD dr. ADJIDARMO KAB. LEBAK

NOMOR : NOMOR :

TENTANG TENTANG

PEMBENTUKAN PANITIA KESELAMATAN KERJA, KESEHATAN KERJA DAN PEMBENTUKAN PANITIA KESELAMATAN KERJA, KESEHATAN KERJA DAN

KEWASPADAAN BENCANA (K3) KEWASPADAAN BENCANA (K3)

RSUD dr. ADJIDARMO RSUD dr. ADJIDARMO

DIREKTUR

DIREKTUR RSUD dr. RSUD dr. ADJIDARMO KABUPATEN ADJIDARMO KABUPATEN LEBAKLEBAK

Menimbang Menimbang Mengingat Mengingat :: :: a.

a. Bahwa dalam rangka meningkatkan produktifitas dan efektifitas kerja,Bahwa dalam rangka meningkatkan produktifitas dan efektifitas kerja, Kesehatan Kerja dan Kewaspadaan Bencana Kebakaran RSUD dr. Kesehatan Kerja dan Kewaspadaan Bencana Kebakaran RSUD dr. Adjidarmo, maka

Adjidarmo, maka Tim Kesehatan Tim Kesehatan dan Keselamatan dan Keselamatan Kerja RSUD Kerja RSUD dr.dr. Adjidarmo yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Direktur Adjidarmo yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Direktur  No...

 No...  b.

 b. Bahwa sehubungan dengan butir ” a ” tersebut diatas, maka perluBahwa sehubungan dengan butir ” a ” tersebut diatas, maka perlu ditetapkan Panitia Keselamatan Kerja, Kesehatan Kerja dan ditetapkan Panitia Keselamatan Kerja, Kesehatan Kerja dan kewaspadaan Bencana Kebakaran RSUD dr. Adjidarmo dengan Surat kewaspadaan Bencana Kebakaran RSUD dr. Adjidarmo dengan Surat Keputusan Direktur.

Keputusan Direktur.

1.

1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan KerjaUndang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja 2.

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 986/MENKES/PER/IX/1992Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 986/MENKES/PER/IX/1992 tentang

tentang Persyaratan Persyaratan Kesehatan Kesehatan Lingkungan Lingkungan Rumah Rumah Sakit.Sakit. 3.

3. Undang-undang No 36 Tahun 2009 tentang KesehatanUndang-undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 4.

4. Undang-undang No 44 Tahun 2010 tentang Rumah SakitUndang-undang No 44 Tahun 2010 tentang Rumah Sakit 5.

5. Keputusan Keputusan Menteri Menteri Pekerjaan Pekerjaan Umum Umum Nomor Nomor 02/KPTS/1985 02/KPTS/1985 tentangtentang Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran pada Gedung. Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran pada Gedung. 6.

6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 986/Menkes/Per/IX/1992Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 986/Menkes/Per/IX/1992 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit

(2)

Menetapkan PERTAMA KEDUA KETIGA KEEMPAT : : : : : M E M U T U S K A N

KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD dr. ADJIDARMO TENTANG

PEMBENTUKAN PANITIA KESELAMATAN KERJA,

KESEHATAN KERJA, KEWASPADAAN BENCANA RSU KABUPATEN TANGERANG

Mencabut Keputusan Direktur RSUD dr. ADJIDARMO Nomor : …………  tentang Pembentukan Tim Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pegawai RSUD dr. ADJIDARMO

Dengan ini menetapkan pembentukan Panitia Keselamatan Kerja, Kesehatan Kerja dan Kewaspadaan Bencana (K3) RSUD dr. ADJIDARMO dengan susunan personalia, uraian tugas dan program kerja sebagaimanan tertera dalam lampiran Surat Keputusan ini.

Panitia bertanggung jawab kepada Direktur RSUD dr. ADJIDARMO

Untuk memperlancar pelaksanaan tugasnya, maka atas izin Direktur  panitia dapat melakukan koordinasi dengan instansi terkait seperti Polres Tangerang, Kodim... KAB. LEBAK, Pemda Kabupaten Lebak, Dinas Kebakaran, Dinas Kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Teknik Penyehatan serta Kantor Depnaker.

Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkannya dengan ketentuan akan diadakan perubahan dan perbaikan kembali sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan didalam surat keputusan ini.

Ditetapkan di : Pada tanggal :

---( Plt ) Direktur RSUD dr. Adjidarmo

(3)

Lampiran : Surat Keputusan Direktur RSUD dr. Adjidarmo  Nomor :

Tanggal :

PEMBENTUKAN PANITIA KESELAMATAN KERJA, KESEHATAN KERJA DAN KEWASPADAAN BENCANA (K3) RSUD dr. ADJODARMO

Pembina :

-Penanggungjawab :

-Ketua :

-Wakil Ketua :

-Sekretaris :

-1. Tim Keselamatan Kerja :

Ketua : Kepala seksi SDM Bidang keperawatan

Anggota :

-2. Tim Kesehatan Kerja :

Ketua : Koordinator instalasi...

Anggota :

3. Tim Kesehatan lingkungan :

Ketua : Kepala Instalasi ……….. Anggota

4. Tim Kewaspadaan Bencana /Kebakaran :

Ketua : Kepala Instalasi ...

Anggota :

5. Tim Pengawasan dan Pengendalian Kecelakaan Kerja di Rumah Sakit :

Ketua :

Anggota :

(4)

URAIAN TUGAS PANITIA KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA

RUMAH SAKIT

1 Keselamatan Kerja

a. Mengawasi pemakaian alat pelindung diri yang harus dikenakan oleh tenaga kesehatan//kerja  b. Melakukan pembinaan bagi tenaga yang tidak memakai alat pelindung diri

c. Koordinasi dengan panitia K3RS yang lain untuk mengusulkan pelatihan dan penyuluhan tentang kesehatan dan keselamatan kerja

d. Mengusulkan kebutuhan sarana alat pelindung diri bagi tenaga kesehatan melalui bidang terkait

2. Kesehatan pekerja

a. Mengusulkan pemeriksaan awal, berkala dan khusus bagi tenaga kerja

 b. Memberi masukkan tentang penempatan kerja bagi tenaga kerja yang sembuh dari sakit sesuai dengan kondisinya.

c. Koordinasi dengan panitia K3RS yang lain untuk mengusulkan pelatihan dan penyuluhan tentang kesehatan dan keselamatan kerja

3. Kewaspadaan bencana kebakaran

a. Mengusulkan dan mengawasi pelatihan penanggulangan bahaya kebakaran melalui seksi Diklat dan Litbang rumah sakit

 b. Mengusulkan kebutuhan sarana pemadam kebakaran melalui bidang penunjang non medik c. Mengusulkan dan mengawasi sertifikasi dan perawatan alat2 yang risiko tinggi menyebbabkan

kebakaran

d. Membuat peta alat 2 yang rawan dan mudah terbakar

e. Koordinasi dengan panitia K3RS yang lain untuk mengusulkan pelatihan dan penyuluhan tentang kesehatan dan keselamatan kerja

4. Kesehatan lingkungan

a. Mengusulkan dan mengawasi kegiatan kebersihan dan penyehatan lingkungan rumah sakit khususnya yang rawan bahaya (pencahayaan, kebisingan, ventilasi)

 b. Mengusulkan dan mengawasi pengamanan radiasi, limbah radio aktif

c. Mengusulkan dan mengawasi upaya penyehatan makanan minuman, penyediaan air bersih,  pengendalian limbah dan pengendalian serangga

(5)

e. Koordinasi dengan panitia K3RS yang lain untuk mengusulkan pelatihan dan penyuluhan tentang kesehatan dan keselamatan kerja

5. Kejadian kesakitan dan kewaspadaan bencana terhadap tenaga kerja rumah sakit

a. Mengawasi kesehatan tenaga kerja dengan menginventarisasi jenis penyakit yang terbanyak  b.  penyuluhan kesehatan penyakit akibat kerja sesuai dengan data penyakit yang ada atau

terbanyak

c. Penyuluhan dan cara penggulangan bahan2 berbahaya, risiko bahan berbahaya

d. Koordinasi dengan panitia K3RS yang lain untuk mengusulkan pelatihan dan penyuluhan tentang kesehatan dan keselamatan kerja

Fungsi Panitia Keselamatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit

1. Merumuskan kebijakan, peraturan, pedoman, petunjuk, pelaksanaan dan prosedur

2. Mengawasi pelaksanaan program K-3RS menghimpun dan mengolah data untuk evaluasi  program K-3

3. Memberikan penyuluhan dan pelatihan

4. Memberikan saran dan pertimbangan berkaitan dengan tindakan korektif

Program Panitia Keselamatan Kerja RSUD dr. Adjidarmo, meliputi : 1. Upaya pengamanan pasien

2. Upaya kesehatan karyawan

3. Pencegahan dan pengendalian kebakaran

4. Peningkatan kesehatan lingkungan rumah sakit dan lingkungan sekitar rumah sakit 5. Pengelolaan limbah padat, cair dan gas

6. Pemeliharaan alat2 yang berpotensi berbahaya bagi tenaga kerja dan lingkungan rumah sakit 7. Penyuluhan , pendidikan dan latihan kesehatan dan kesaelamatan kerja

(6)

BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kesehatan kerja merupakan upaya kelima dari 15 upaya kesehatan yang tercantum dalam UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan; selanjutnya dalam pasal 23 dinyatakan bahwa kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja yang optimal, agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya, agar diperoleh  produktivitas kerja yang optimal, sejalan dengan program perlindungan tenaga kerja.

Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal, pada akhirnya akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Untuk dapat mencapai peningkatan kualitas hidup yang optimal, manusia harus berupaya dalam bentuk bekerja, berkarya. Dalam melaksanakan kegiatan, agar kinerjanya optimal diperlukan suatu upaya lain bagi pemeliharaan kesehatan jasmani dan rohani.

Upaya lain ini adalah upaya kesehatan dan keselamatan kerja, upaya yang merupakan kebutuhan  pokok bagi para pekerja, dan juga masyarakat disekitar atau yang dapat terkena dampaknya.

Pada tahun 1995 WHO membuat estimasi beberapa permasalahan kesehatan kerja di dunia, antara lain dinegara maju pelayanan Kesehatan Kerja yang memadai baru 20%-50%, sementara itu dinegara  berkembang hanya 5%-10%, 40%-50% penduduk dunia mempunyai risikoterhadap  penyakit/kecelakaan sehubungan dengan pekerjaannya. Beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa masalah Kesehatan Kerja telah ada seperti, didapatkan prevalensi bisinosis pada pekerja tekstil sebesar 15% - 20%, prevalensi ptyrigium pada nelayan sebesar 48% - 88%, nyeri persendian 57,5%, sedangkan di sektor kesehatan di dapatkan

Tujuan Umum :

Terwujudnya prilaku kerja yang sehat bagi petugas, pengunjung, masyarakat sekitar, Rawat Jalan sehingga terhindar dari resiko penularan penyakit/gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja.

Tujuan Khusus :

1. Mampu merencanakan pengembangan dan pembinaan upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

2. Mampu melaksanakan pengembangan dan pembinaan upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja

3. Terlaksananya jaringan pelayanan dan informasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja 4. Adanya data pelaksanaan Kesahatan dan Keselamatan Kerja

(7)

.

Sasaran dan Ruang Lingkup : 1. Sasaran

a. Sasaran langsung : Seluruh petugas kesehatan di Rumah Sakit

 b. Sasaran tidak langsung : petugas pihak ke tiga yang bekerja di Rumah Sakit

2. Ruang Lingkup

K3 di sektor kesehatan/sarana kesehatan, berupa pengamanan dan penyehatan lingkungan kerja, sarana kerja, pekerja beserta cara kerjanya di semua unit kesehatan.

LANDASAN HUKUM

1. Undang-undang No. 14 tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok Tenaga Kerja 2. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

3. Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan

4. Permenkes RI No. 986/1992 dan Keputusan Dirjen. P2M-PLP No. HK. 11.06.6.44 dan  No. HK. 00.06.6.598 mengenai beberapa aspek Persyaratan Kesehatan Lingkungan

Rumah Sakit.

5. SK. Menkes No. 43 Tahun 1988 tentang Cara pembuatan Obat yang baik (CPOB), yang mencakup aspek pencegahan paparan bahan obat dan perlindungan kesehatan  para pekerja.

6. Beberapa Keputusan Bersama antara Depkes dan Depnaker yang berkaitan dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

a. SKB No. 168/KPTS/1971  –   No. 207/Kab/B.Ch/1971 tentang Kerjasama diantara Depkes dan Depnaker dalam bidang Hygiene perusahaan dan kesehatan kerja.  b. SKB No. KEP 109/MENAKER/90  –   No. 81/MENKES/SKB/II/1990 tentang

Penyelenggaraan Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Tenaga Kerja. c. SKB No. 203/MEN/1994 –  No. 540/MENKES/SKB/VII/1994 tentang Susunan

Badan Kerjasama Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK).

7. Memperhatikan rekomendasi ILO/WHO

Konvensi No. 155/1981 ILO menetapkan kewajiban setiap negara untuk merumuskan, melaksanakan dan mengevaluasi kebijaksanaan nasionalnya di bidang kesehatan dan keselamatan kerja serta lingkungan kerja.

(8)

BAB II

PENGERTIAN DAN PRINSIP DASAR UPAYA KESEHATAN KERJA A. PENGERTIAN

Upaya Kesehatan Kerja adalah upaya penyerasian kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diirinya, maupun masyarakat sekelilingnya, agar dipeoleh produktivitas kerja yang optimal.

Definisi Kesehatan Kerja sesuai komisi bersama WHO dan ILO tahun 1995 adalah cabang  pelayanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan pekerja semua tingkatan dengan

mengutamakan upaya dengan tujuan:

1. Pemeliharaan dan promosi kesehatan pekerja 2. Perbaikan dan pemeliharaan lingkungan kerja

3. Pengembangan organisasi Kesehatan Kerja dan Budaya Kerja kearah terciptanya Kesehatan dan Keselamatan Kerja

B. PRINSIP DASAR KESEHATAN KERJA

Para pekerja dalam melakukan pekerjaannya seringkali dihadapkan dengan pejanan yang bisa membahayakan kesehatan, sehingga perlu mendapatkan upaya kesehatan dengan pertimbangan adanya bahaya potensial dari tempat kerjanya. Untuk pencegahan dan pengendalikan bahaya  potensial tsb maka digunakan prinsip dasar kesehatan yang meliputi 3 hal utama yaitu:

1. Upaya Kesehatan Kerja

Meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja dan pemenuhan  persyaratan kesehatan kerja.

2. Status Kesehatan Pekerja

Adalah kondisi kesehatan pekerja pada suatu saat tertentu.status kesehatan pekerja dipengaruhi oleh 4 faktor penentu, yaitu lingkungan kerja, perilaku kerja, pelayanan kesehatan kerja, dan faktor genetik

(9)

3. Pengkajian bahaya potensial di lingkungan kerja

Gangguan kesehatan dan kecelakaan sering disebabkan oleh bahaya potensial ditempat kerja. Agar dapat di antisipasi kemungkinan bahaya bahay yang akan timbul , maka dilakukan langkah langkah sebagai berikut:

a. Pengenalan bahaya potnsial di tempat kerja  b. Evaluasi bahaya potensial di tempat kerja

c. Pengendalian bahaya potensial

 Pengendalian lingkungan kerja ( disain dan tata letak )

Penghilangan /pengurangan bahan berbahaya pada sumbernya,dengan cara: 1. Penghentian proses 2. Substitusi 3. Isolasi 4. Ventilasi 5.. Metode basah

 Pengendalian perorangan, dengan peningkatan pengetahuan,

(10)

BAB III

PROGRAM K3 RUMAH SAKIT

Program K3 yang telah dilakukan di RSUD dr. Adjidarmo, diantaranya:

1. Pasien Safety, mengadaan dan pengunakan alat pelindung, operan pasien,

pengadaan cairan hand rub dan penggunaan hand rub, monitoring, evaluasi & setiap ruangan pelayanan (laporan terlampir)

2. Kewaspadaan upaya pencegahan dan pengendalian bencana : pembuatan draft  juknis pencegahan dan rencana pengendalian evakuasi serta pembuatan alur

evakuasi terhadap Bencana Alam,Kebakaran serta rencana pencegahan dan pelayanan KLB Penyakit. (terlampir)

3. Kesehatan kerja pegawai  pemeriksaan pegawai sesuai dengan prediksi ancaman gangguan kesehatan. (laporan terlampir )

4. Peningkatan kesehatan lingkungan, sanitasi rumah sakit ( termasuk IPAL ) 5. Pengumpulan, dokumentasi, evaluasi dan pelaporan

1. Pasien Safety—Pengamanan petugas 2. Identifikasi kejadian

3. Penatalaksanaan 4. Pembinaan

5. Laporan

Kejadian yang dilaporkan

1. Tertusuk jarum  I. Laporan ke Kepala ruangan

II. Segera cek lab ( ada kemungkinan terkontaminasi penyakit menular via darah / cairan tubuh

Cek darah |(bila ada kemungkinan terkontaminasi penyakit menular)

Observasi Terapi  pencegahan Membuat kronologis kejadian Terinfeksi

(11)

2. Gempa

Kewaspadaan: - Mapping ruangan dan alur evakuasi

3. BOM

Karyawan yang mendapat/ mengetahui ancaman segera lapor ke Satpam dan catat data-data :

- Lokasi bom, identifikasi penelpon, jenis bom - Informasi akan diledakkan

Satpam lapor ke Management/Direktur ↓ Lapor Gegana Membuat kronologis Pembimbingan: - Aspek psikologi - Penggunaan APD Alur Informasi Masing-masing ka ruang menenangkan pasien dan mengatur petugas

Lapor ke satpam jaga

Jauhi aliran listrik (diharapkan pusat listrik  padam)

Informasi pusat rumah sakit

Komandokan berlindung ke tempat terbuka, Hindari barang yang mudah jatuh/rubuh

Pimpin Perawat lain untuk mengevakuasi pasien ke tempat terbuka. Bila ada penunggu pasien instruksikan agar ikuti alur evakuasi

Setelah tiba ditempat yang aman dan terbuka, dan Gempa sudah selesai tetap bertahan ditempat sambil

(12)

Bila terjadi ledakan

Kesehatan kerja karyawan :

1. Pemeriksaan kesehatan berkala

2. Faktor-faktor mempengaruhi kesehatan pegawai : a. Kronologis -- jamur, bakteri, virus.

b. Kimia   kecerobohan penyimpanan. dan penggunaan bahan berbahaya

c . Fisika   kebisingan, getaran, pencahayaan,kelembaban udara, radiasi.

d.psikososiall -stres akibat beban kerja

e. Kecelakaan kerja, tergantung resiko bahaya ditempat kerja dan kecacatan yg terjadi

ad. Keselamatan kerja dan sanitasi ( IPAL ) - tersendiri

ad. Laporkan-- ditindak lanjuti penanggulangannya setiap kali kejadian, didokumentasikan, evaluasi.

(13)

BAB IV

Laporan kegiatan

1. Laporan pasien safety a. Kecelakaan kerja

b. Pengadaan dan Penggunaan alat pelindung c. Penyuluhan pasien safety,

dilakukan 2 kali di tahun 2009 yaitu :

1. pada tgl19 Februari 2009 dengan nara sumber dari bidang pelayanan keperawatan dan peserta kepala ruangan & beberapa perawat

pelaksana

2. pada tgl dengan nara sumber dari PT. Braun tentang ”cuci tangan” dan peserta 18 Agustus 2009 dan dilanjutkan dengan simulasi, peserta kepala ruangan, wakil kepala ruangan dan masing2 membawa 2 orang perawat pelaksana.

d. Simulasi pasien safety

e. Pendidikaan dan pelatihan pasien safety Pendidikan dan latihan tentang:

  ...

 pencegahan & pengendalian infeksi ...

a. Perencanaan sistem evakuasi, setiap ruangan perawatan dan poliklinik telah membuat rencana tindakan apa yg akan dilakukan saat terjadi bencana ( laporan terlampir) b. Pengadaan pemasangan petunjuk alur evakuasi . pengadaan arah evakuasi

sebanyak 200 buah dan telah dilakukan pemasangan tanda jalur evakuasi di rawat inap, rawat jalan, akan diikuti di pelayanan penunjang (Laboratorium, Radiologi dan pusat diagnostik, Farmasi)

c. Pelaksanaan persiapan evakuasi saat ada bencana kebakaran ( 16 Desember 2009 ) Setiap kepala ruangan /pimpinan shift menenangkan pasien & keluarganya dan mepersiapkan pasien2 untuk meninggalkan ruangan bila api menjalar dan mengancam ruangannya serta sudah tahu tempat aman yg dituju.Setelah lebih kurang 1 jam ternyata api tidak menjalar ke ruangannya dan akhirnya padam ,maka dengan komando masing2 pasien di kembalikan lagi keruangan semula.

(14)

Kendala pada pelaksaanaan pemeriksaan berkala :

1. Jadwal Periode pemeriksaan masih dilanjutkan sampai Februari 2010

2. Pelaksanaan terhadap 584 karyawan belum semua dilakukan oleh karena bersamaan dengan puasa Ramadhan , Idul Fitri serta adanya pemeriksaan kesehatan Calon

Pegawai Negeri Sipil sehingga pelaksanaan tertunda karena keterbatasan tenaga pelaksana.

3. karyawan yang bersangkutan tidak berkenan untuk di periksa oleh satu dan lain hal (takut ?)

4. Bila hasil pemeriksaan harus ditindak lanjuti, kadang yg bersangkutan melakukannya tidak sesuai prosedur sehingga tidak terevaluasi.

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 6 menjelaskan kondisi para karyawan yang sangat setuju bahwa mereka memiliki kesadaran akan hakikat diri, mampu menyelaraskan visi pribadi dengan visi organisasi, mempunyai

Tiga sub variabel ekonomi mendapatkan persepsi tertinggi pada kondisi buruk bahwa 58% petani menganggap kebutuhan hidup tidak dapat dipenuhi dari usaha tani, 43%

mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkain perbuatan guru dan siswa atas hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi pembelajaran untuk

Dalam kegiatan terapi okupasi yang dilakukan di panti werdha damai ranomuut manado selama 4 kali dalam 2 minggu memberikan kesempatan kepada para lansia untuk

Dengan mengetahui kelompok geometri huruf tersebut, kita dapat mengira- ngira bentuk-bentuk yang cocok diterapkan pada sebuah huruf.. 

SETIAP SOAL HARUS MENGGUNAKAN BAHASA YANG SESUAI DENGAN KAIDAH BAHASA

(1) Perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 ayat (2) huruf b merupakan acuan bagi pejabat yang berwenang dalam pemberian izin pemanfaatan ruang berdasarkan

Komoditi yang diekspor melalui pelabuhan di provinsi lain pada bulan Maret 2016 adalah kelompok buah dan biji/kacang yang diolah dan diawetkan (HS 08) berupa