• Tidak ada hasil yang ditemukan

Intan Permata Sari*), Rina Febriana**), Ainil Mardiyah **)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Intan Permata Sari*), Rina Febriana**), Ainil Mardiyah **)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE GROUP

TO GROUP DENGAN TIPE PEER LESSON PADA SISWA KELAS VIII

SMPN 6 SAWAHLUNTO

Intan Permata Sari*), Rina Febriana**), Ainil Mardiyah **) *)Mahasiwa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR,

**)Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR

ABSTRACT

The background of the research is the low of student’s mathematical concept understanding. It is caused by the students are not quite active in learning. To improve the student’s mathematical concept understanding, an active learning strategy of Group To Group type with the Peer Lesson type is applied. The research aims to find out the differences of mathematical concept understanding of student’s using Group To Group type with the Peer Lesson type on the VIII class of SMPN 6 Sawahlunto. The type of the research is experiment with the research design, i.e. Ramdomized Post Test Only Comparison Group Design. The population was all of the students of the class VIII SMPN 6 Sawahlunto. The sampling technique used was random sampling and it was selected that VIII1 as the experiment class I and VIII 2 as the experiment class II. The instrument used was the learning result test of mathematical concept understanding in the form of essay with the test reliability, i.e. 0,8351. The hypothesis test using both sides t-test with MINITAB Software is P-Values 0,045. It can be concluded that there are differences of mathematical concept understanding of student’s using

Group To Group type with the Peer Lesson type on the VIII class of SMPN 6 Sawahlunto. Keywords : Concept Understanding, Group To Group, Peer Lesson

PENDAHULUAN

Matematika selain sebagai salah satu bidang ilmu dalam dunia pendidikan juga merupakan bidang studi yang sangat penting, baik bagi peserta didik maupun bagi pengembangan bidang keilmuan yang lain. Pemahaman konsep matematis begitu penting bagi siswa maka diperlukan usaha dari berbagai pihak terkait, salah satunya adalah usaha guru. Guru dituntut untuk kreatif dalam memberikan materi kepada

siswa dan mampu memillih metode yang tepat sehingga siswa menjadi aktif dan termotivasi dalam pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di SMPN 6 Sawahlunto pada tanggal 2-3 September 2014 diperoleh gambaran bahwa pembelajaran masih terpusat pada guru. Hal ini dapat dilihat pada saat proses pembelajaran, dimana guru mendominasi kegiatan pembelajaran di

(2)

kelas sehingga mengakibatkan kurang maksimal kemampuan berfikir siswa. Mengatasi permasalahan yang terjadi maka model pembelajaran yang dapat digunakan adalah pembelajaran aktif tipe Group To

Group dan tipe Peer Lesson. Pembelajaran

atif tipe Group To Group adalah pemberian tugas yang berbeda berupa materi, kemudian masing-masing kelompok yang mendapat materi berbeda mengajarkan kepada kelompok lain. Prosedur strategi

Group To Group menurut Silberman

(2009:166) adalah:

a) Pilihlah sebuah topik yang mencakup perbedaan ide, kejadian, posisi, konsep dan pendekatan untuk ditugaskan. Topik haruslah mengembangkan sebuah pertukaran pandangan atau informasi. b) Bagilah kelas ke dalam kelompok sesuai

dengan jumlah tugas. Dua sampai empat kelompok cocok untuk aktivitas ini. Berikan cukup waktu untuk mempersiapkan topik yang telah mereka kerjakan.

c) Ketika fase persiapan selesai, mintaklah kelompok memilih seorang juru bicara. Undanglah setiap juru bicara untuk menyampaikan kepada kelompok lain. d) Setelah presentasi singkat, doronglah

peserta didik bertanya pada pada presenter atau tawarkan pandangan mereka sendiri. Biarkan anggota juru bicara kelompok merespon.

e) Lanjutkan sisa presentasi agar setiap kelompok memberikan informasi dan merespon pertanyaan serta komentar peserta. Bandingkan dan bedakan pandangan peserta serta informasi yang saling ditukar. Pembelajaran Peer Lesson adalah strategi yang menempatkan seluruh tanggung jawab kepada siswa untuk mengajar anggota kelas sebagai para peserta didik. Prosedur Pelaksanaan belajar aktif tipe Peer Lesson menurut Silberman (2009:185) adalah:

1) Siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang disesuaikan dengan sub bab yang akan diajarkan.

2) Setiap kelompok diberi informasi, konsep atau keterampilan yang akan disajikan.

Topik yang anda berikan kepada peserta harus saling berhubungan.

3) Setiap kelompok disuruh menyusun cara menyajikan materi untuk menghindari cara belajar sistem ceramah atau membaca laporan. Doronglah mereka agar membuat pengalaman belajar untuk peserta didik seefektif mungkin.

4) Cobalah beberapa saran sebagai berikut: a) Sediakan alat-alat visual

b) Kembangkan demonstrasi singkat c) Gunakan contoh atau analogi untuk

membuat poin mengajar

d) Libatkan peserta didik dalam diskusi, kuis. Menulis tugas, bermain peran, khayalan, mental, atau study kasus,

(3)

e) Boleh bertanya

f) Sebagai contoh: seorang pengajar menugaskan mata pelajaran sosiologi untuk dikembangkan pada presentasi empat isu pokok tentang pengawetan. Empat sub-grup dibentuk dan memilih butir-butir untuk mengajar pada pembelajaran teman sebaya (peer teaching)

g) Proses pengawetan: permainan kuis betul/salah tentang pengawetan

h) Aspek fisik pengawetan: tugas tertulis yang dikerjakan oleh peserta didik tentang presepsi masyarakat

i) Kehilangan kebebasan: satu latihan bermain peran yang melibatkan anak kecil mendiskusikan isu-isu transisi demi orang tua

5) Berikan waktu untuk merencanakan dan mempersiapkan (bisa di kelas atau diluar kelas) kemudian setiap kelompok mempersiapkan pelajaran mereka mereka. Hargai usaha mereka.

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang telah dilakukan oleh Eldarni (2011), yang berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Metode Belajar Aktif Tipe

Group To Group Exchange dengan tipe Peer Lesson siswa kelas VIII SMPN 2 Koto

Baru Kabupaten Dhamasraya Tahun Pelajaran 2010 – 2011”. Penelitian yang dilakukan Eldarni(2011) menunjukan terdapatnya perbedaan hasil belajar siswa

menggunakan strategi aktif tipe Group To

Group dan tipe Peer Lesson.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian ini adalah eksperimen dengan rancangan Randomized

Posttest-Only Comparison Group Design. Populasi

penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 6 Sawahlunto. Sampel diambil secara acak, kelas VIII1 sebagai kelas eksperimen I dan kelas VIII2 sebagai kelas eksperimen II.

Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes akhir yang mengandung indikator pemahaman konsep yang berbentuk esai. Sebelum dilakukan tes akhir terlebih dahulu dilakukan uji coba tes di SMPN 4 Sawahlunto. Hasil uji coba dianalisis untuk mengetahui tingkat kesukaran dan daya pembeda yang berpedoman pada Depdiknas (2001: 26-28) serta reliabilitas tes yang berpedoman pada Arikunto (2008: 112).

Hasil reliabilitas diperoleh 𝑟𝑟11 = 0,8513

dan 𝑟𝑟𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 = 0,404. Menurut kriteria yang

diungkapkan oleh Arikunto (2008: 112), maka soal tes akhir reliabel atau dapat dipercaya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah proses penelitian dilaksanakan pada kedua kelas, maka untuk melihat kemampuan pemahaman konsep dilakukan tes akhir. Tes akhir diperoleh dari data hasil belajar siswa pada tipe Group To Group dan Peer Lesson. Skor tes hasil belajar kedua kelas sampel dilakukan perhitungan

(4)

rata-rata (𝑋𝑋�), simpangan baku (S), skor tertinggi (𝑋𝑋𝑚𝑚𝑡𝑡𝑚𝑚𝑚𝑚) dan skor terendah (𝑋𝑋𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚). Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Tes Pemahaman konsep Matematis Siswa Kelas Sampel

Kelas Sampel 𝐗𝐗� S Xmaks Xmi n Eksperimen I 48,6 19,4 79 11 Eksperimen II 60,6 17,4 86 27

Tabel 1 memperlihatkan terdapat perbedaan skor rata-rata pemahaman konsep siswa kelas Eksperimen I dan kelas Eksperimen II.

Berdasarkan Uji t dua pihak yang dilakukan diperoleh P-Value = 0,045, maka terima hipotesis berpedoman kepada Syafriandi (2001: 4).

Proses pembelajaran kelas eksperimen I menggunakan strategi pembelajaran Group

To Group. Proses pembelajaran dimulai

dengan guru mengecek kehadiran siswa, memeriksa kesiapan siswa dalam memulai pelajaran, menciptakan suasana kondusif, memberikan motivasi dan mennyampaikan tujuan pembelajaran. Guru membagi siswa menjadi empat kelompok secara heterogen dimana dua kelompok akan mendapatkan pembahasan materi yang sama dan dua kelompok lagi mendapat materi yang berbeda.

Sebelum diskusi kelompok dimulai guru meminta siswa untuk memahami materi pada buku siswa sesuai dengan materi yang sudah ditentukan untuk setiap kelompok,

dan guru mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan dari apa yang telah dibaca. Setiap kelompok mulai berdiskusi di dalam kelompoknya untuk mendiskusikan materi yang mereka dapatkan, dan membuat kesimpulan dari apa yang telah mereka diskusikanSetelah setiap kelompok selesai berdiskusi dua dari 4 kelompok akan mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan kedua kelompok itu memiliki materi yang berbeda, pemilihan kelompok yang akan tampil dipilih secara acak dengan sistem loting. Setiap kelompok yang menyimak dan merespon terhadap apa yang disampaikan oleh setiap kelompok, setiap kelompok menyimpulkan dengan menggabungkan informasi yang dimiliki dengan informasi yang didapat setelah persentasi kelompok lain. Guru memberikan soal latihan guna melihat pemahaman konsep siswa terhadap materi yang diberikan.

Pada kelas eksperimen II dilaksanakan sesuai dengan strategi pembelajaran aktif tipe Peer Lesson. Proses pembelajaran dimulai dengan guru mengecek kehadiran siswa, memeriksa dalam memulai pelajaran, menciptakan suasana kondusif, memberikan kesiapan siswa motivasi dan mennyampaikan tujuan pembelajaran. Guru membagi siswa menjadi empat kelompok secara heterogen dimana dua kelompok akan mendapatkan pembahasan materi yang sama dan dua kelompok lagi mendapat

(5)

materi yang berbeda, pembagian materi pada kelas eksperimen II dengan strategi pembelajaran aktif tipe Peer Lesson ini sama dengan pembagian materi pada kelas eksperimen I.

Sebelum siswa berdiskusi di dalam kelompoknya terlebih dahulu guru siswa meminta siswa memahami buku siswa sesuai dengan materi yang didapatkan secara individu. Setelah siswa memahami materi guru mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan dari apa yang telah dipahaminya sehingga terjadi tanya jawab antar guru dan siswa dan kemudian dilanjutkan dengan diskusi kelompok.

Setelah setiap kelompok selesai mendiskusikan materi dalam kelompknya dilanjutkan dengan menyusun cara dalam penyampaian materi. Presentasi dilakukan tidak dengan cara ceramah atau hanya membaca laporan namun disini disetiap kelompok dituntut untuk mendemons-trasikan materinya. Penyampaian materi dilakukan oleh dua kelompok yang mendapatkan materi yang sama dan pemilihan yang akan tampil dilakukan secara acak dengan sistem loting. Setiap

kelompok secara bergantian mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dengan kelompok dan kelompok lain diberikan kesempatan untuk bertanya dan menanggapi kepada kelompok dan guru memberikan penguatan untuk penampilan kelompok dan jawaban siswa.

Guru memberikan latiahan kelompok guna melihat pemahaman konsep materi yang telah di bahas.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pemahaman konsep matematis siswa menggunakan strategi pembelajran aktif tipe Group To Group berbeda dengan tipe

Peer Lesson pada siswa kelas VIII SMPN 6

Sawahluntlo.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. (2008). Dasar-Dasar

Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Eldarni. (2011). “Perbedaan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Metode Belajar Aktif Tipe Group To Group

Exchange dengan tipe Peer Lesson

siswa kelas VIII SMPN 2 Koto Baru Kabupaten Dhamasraya Tahun Pelajaran 2010 – 2011”. Skripsi Tidak Diterbitkan. STKIP PGRI Sumatera Barat.

Silberman, Mel. (2009). Active Learning

101 Strategi Pembelajaran Aktif.

Yokyakarta: Insan Madani.

Syafriandi. (2001). Analisis Statistik

Inferensial Dengan Menggunakan Minitab. Padang: UNP

Referensi

Dokumen terkait

9 Sekitar 518 pekerja terampil (umumnya laki-laki) yang berasal dari beragam organisasi, seperti Oxfam, Mercy Corps, dan sebagainya, di Banda Aceh dan Meulaboh menjalani pelatihan

Hasil pengujian didasarkan pada hasil uji dengan menggunakan Crosstabs (tabel silang) serta melihat hasil uji Pearson Chi- Square yang dibandingkan dengan nilai

pembuangan dan itu mengakibatkan dampak bagi lingkungan di sekitar tetapi sekarang banyak ditemukan cara atau solusi untuk menangani dampak-dampak yang dihasilkan oleh limbah,

[r]

Pak Menteri dan jajarannya. Saya berterima kasih sekali sama Pak Menteri karena reaksi cepat sekali menanggapi segala sesuatu yang ada di lingkungan terutama

Menurut responden daya tarik rasa takut dan daya tarik berita merupakan daya tarik yang paling efektif dalam mencegah konsumsi makanan tidak sehat dibandingkan dengan daya

(6) Apabila pagu jalur Perpindahan Tugas Orang tua tidak memenuhi ketentuan, maka sisa pagu jalur Perpindahan Tugas Orang tua akan digunakan bagi anak Guru yang

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 16 ayat (1) Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 tahun 2010 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pencalonan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan