• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK ATAS ASET TETAP TERHADAP EFISIENSI BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PDAM TIRTA PAKUAN BOGOR. Fatia Rahmasari.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK ATAS ASET TETAP TERHADAP EFISIENSI BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PDAM TIRTA PAKUAN BOGOR. Fatia Rahmasari."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK ATAS ASET TETAP TERHADAP EFISIENSI BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA

PDAM TIRTA PAKUAN BOGOR

Fatia Rahmasari

Abstrak

FATIA RAHMASARI. 022112017. Akuntansi. Akuntansi Perpajakan. Penerapan Perencanaan Pajak Atas Aset Tetap Terhadap Efisiensi Beban Pajak Penghasilan Badan Pada PDAM Tirta Pakuan Bogor. Dibawah bimbingan Hendro Sasongko dan Patar Simamora. 2017.

Aset tetap merupakan bagian investasi yang cukup besar dalam jumlah keseluruhan aset. Hubungan penyusutan aset tetap terhadap pajak penghasilan badan akan sangat mempengaruhi jumlah pajak yang akan dibayar, karena penyusutan aset tetap akan menjadi unsur biaya pengurang penghasilan bruto sebagai untuk mengefesiensikakan beban pajak penghasilan badan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan meminimalkan beban pajak dalam batas yang tidak melanggar aturan, karena pajak merupakan salah satu fakor pengurangan laba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan pajak metode aset tetap pada PDAM Tirta Pakuan Bogor. Untuk mengetahui tingkat efisiensi beban Pajak Penghasilan Badan pada PDAM Tirta Pakuan Bogor. Untuk mengetahui pengaruh penerapan perencanaan pajak atas aset tetap terhadap efisiensi Beban Pajak Penghasilan Badan pada PDAM Tirta Pakuan Bogor.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif (non statistik). Objek dalam penelitian ini adalah penerapan perencanaan pajak atas penyusutan aset tetap terhadap efisiensi beban pajak penghasilan badan pada PDAM Tirta Pakuan Bogor. Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah organization. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Metode penarikan sampel, penulis tidak menggunakan metode penarikan sampel. Metode pengumpulan data adalah data primer.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa beban pajak yang dilakukan oleh PDAM Tirta Pakuan Bogor belum efisien. Diketahui bahwa penyusutan aset tetapnya PDAM Tirta Pakuan Bogor masih menggunakan metode garis lurus. Apabila menggunakan metode saldo menurun, maka beban pajak dapat dihemat yaitu : pada tahun 2011 sebesar Rp17.738.570.289,91. Pada tahun 2012 sebesar Rp14.740.772.751,21. Pada tahun 2013 sebesar Rp19.116.745.566,70.

(2)

2

Sebaiknya PDAM Tirta Pakuan Bogor melakukan perencanaan pajak terhadap aset tetapnya, antara lain dengan cara memilih metode penyusutan yang tepat dalam perhitungan penyusutan aset tetapnya. Sehingga dapat memperkecil beban Pajak Penghasilan badan.

Kata Kunci : Perencanaan Pajak, Penyusutan Aset Tetap, Pajak Penghasilan Badan PENDAHULUAN

Perusahaan adalah sebuah badan usaha yang didirikan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dari aktivitas yang dilakukannya. Sebuah perusahaan, baik perusahaan swasta maupun perusahaan segara harus memenuhi prinsip Going Concern yaitu keberlangsungan perusahaan harus tetap ada atau tetap berjalan. Untuk hal ini perusahaan harus berusaha memaksimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan dan meminimalkan seluruh beban yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung operasi berjalan dengan baik.

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat maksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakanuntuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Membayar pajak bukan hanya merupakan kewajiban, tetapi merupakan hak dari setiap warga negara untuk ikut berpartisipasi dalam bentuk peran serta terhadap pembiayaan kenegaraan di bidang perpajakan berada pada anggota masyarakat sendiri untuk memenuhi kewajiban tersebut.

Aset tetap merupakan bagian investasi yang cukup besar dalam jumlah keseluruhan aset. Besarnya investasi yang ditanamkan dalam aset tetap menjadikan aset tetap itu perlu mendapatkan perhatian yang serius. Tidak hanya pada penggunaan dan operasinya saja tetapi juga dalam akuntansinya yang biasanya mencakup perolehan aset tetap, penghentian atau pelepasan aset tetap, serta penyajian dan pengungkapannya dalam laporan keuangan.

Hubungan penyusutan aset tetap terhadap pajak penghasilan badan akan sangat mempengaruhi jumlah pajak yang akan dibayar, karena penyusutan aset tetap akan menjadi unsur biaya pengurang penghasilan bruto sebagai untuk mengefesiensikakan beban pajak penghasilan badan.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan meminimalkan beban pajak dalam batas yang tidak melanggar aturan, karena pajak merupakan salah satu fakor pengurangan laba. Besarnya pajak, tergantung pada besarnya penghasilan. Semakin besar penghasilan, semakin besar pula pajaknya yang terutang. Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan perencanaan pajak yang tepat agar

(3)

2 perusahaan membayar pajak dengan efisien.

Beban pajak merupakan salah satu unsur penting dalam aktivitas operasional perusahaan karena hampir semua transaksi yang dilakukan perusahaan tidak lepas dari aktivitas perpajakan. Dalam praktik bisnis,

umumnya perusahaan

mengidentifikasi pembayaran pajak sebagai beban yang mengurangi pendapatan dan laba yang akan dibagikan kepada pemilik. Untuk dapat meningkatkkan pendapatan dan daya saing, maka perusahaan berusaha menekan beban atau biaya seminimal mungkin termasuk kewajiban perpajaknnya. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan pajak agar beban pajak penghasilan badan dapat ditekan seefisien mungkin.

Salah satu beban yang wajib dibayar oleh perusahaan setiap tahunnya adalah beban pajak. Pajak adalah beban perusahaan menurut undang-undang yang harus dibebankan pada perusahaan yang memperoleh penghasilan kena pajak. Dalam hal membayar pajak biasanya perusahaan berupaya untuk meminimalkan beban pajak perusahaan. Minimalisasi beban pajak perusahaan tersebut dapat dilakukan melalui perencanaan pajak. Perencanaan pajak adalah perencanaan pemenuhan kewajiban perpajakan secaa lengkap, benar dan tepat waktu sehingga dapat menghindari pemborosan sumber daya. Pada umumnya perencanaan pajak merujuk pada merekayasa usaha dan transaksi

wajib pajak supaya hutang pajak berada dalam jumlah yang minimal tetapi masih dalam koridor peraturan perpajakan.

Suatu perencanaan akan membawa manfaat yang besar bila dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Oleh karena itu, perencanaan perpajakan dalam pelaksanaannya membutuhkan personil yang berkualitas, perangkat kerja yang memadai dan prosedur kerja yang tepat waktu, tepat jumlah dan tepat informasi.

Perencanaan pajak dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya : menghitung penyusutan aktiva tetap perusahaan dengan metode tertentu, bersamaan dengan berlalunya waktu, nilai ekonomis suatu aset tetap tersebut harus dapat dibebankan secara tepat dan salah satu caranya dengan menentukan metode penyusutan. Untuk itu perlu dipilih metode penyusutan yang diterapkan perusahaan dengan memperhatikan peraturan perpajakan sehingga perusahan dapat meningkatkan efisiensi beban pajak.

Penyusutan dapat didefinisikan sebagai proses akuntansi dalam mengalokasikan jumlah tersusutkan ke beban dengan cara sistematis. Dan rasional selama periode yang diharapkan mendapat manfaat dari penggunaan aset tersebut. Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan atau jumlah tersusutkan dari suatu aset selama umur manfaat.

(4)

3 Penentuan metode penyusutan secara tepat penting untuk dilakukan dalam perencanaan pajak, terutama untuk perusahaan-perusahaan yang padat modal. Berdasarkan pasal 11 Undang-Undang Pajak Penghasilan metode penyusutan yang dapat digunakan untuk melakukan penyusutan terhadap aset tetap bukan bangunan adalah metode garis lurus atau saldo menurun.

PDAM Tirta Pakuan Bogor adalah perusahaan BUMD milik pemerintah daerah, yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat umum. PDAM terdapat di setiap provinsi, kabupaten, dan kotamadya diseluruh indonesia. PDAM merupakan perusahaan daerah sebagai sarana penyedia air bersih yang diawasi dan dimonitor oleh aparat-aparat eksekutif maupun legislatif daerah. PDAM memiliki aset tetap yang cukup besar. Oleh karena itu memungkinkan untuk mempertimbangkan metode penyusutan lainnya yang dapat digunakan sesuai dengan ketentuan perpajakan dalam rangka efisiensi Beban Pajak.

Kebijakan PDAM Tirta Pakuan Bogor dalam menghitung penyusutan aset tetap masih menggunakan metode garis lurus. Sebaiknya PDAM Tirta Pakuan Bogor perlu mencari alternatif dan mempertimbangkan metode penyusutan lain sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku dalam rangka untuk menghasilkan pembayaran Beban Pajak Penghasilan Badan seefesien mungkin. Berikut

beberapa macam aset tetap diantaranya tanah, sumber air, instalasi perpompaan, instalasi pengolahan air, instalasi transmisi & distribusi, bangunan dan gedung, instalasi non pabrik air, kendaraan, inventaris kantor yang diperoleh dari tahun 2011-2013 yang dimiliki oleh PDAM Tirta Pakuan Bogor.

Dapat diketahui PDAM Tirta Pakuan Bogor untuk memperoleh nilai aset tetap tiap tahunnya semakin meningkat. Dari besarnya nilai realisasi aset tersebut, pada selanjutnya akan mempengaruhi tingkat beban penyusutan nantinya akan berpengaruh terhadap besarnya pembayarn pajak penghasilan badan yang harus dibayarkan PDAM Tirta Pakuan Bogor.

Metode penyusutan yang diperbolehkan dalam ketentuan perpajakan yaitu metode gari lurus (straightline method), dan metode saldo menurun (declining balance method). Pada dasarnya penggunaan kedua metode ini pada akhirnya akan memiliki akumulasi penyusutan yang sama pada saat umur ekonomis itu habis. Perbedaannya disini adalah besarnya pembayaran beban penyusutan pada tiap tahunnya. Beban penyusutan yang dihasilkan dari kedua metode tersebut akan sangat berbeda, jika melihat pada “time value of money” masa manfaatnya aset tersebut akan berbeda. Karena berhubungan erat dengan bunga, hasil investasi dimasa mendatang dan nilai tunai hasil investasi.

(5)

4 Oleh sebab itu, PDAM Tirta Pakuan Bogor melakukan perencanaan pajak atas penyusutan aset tetap dengan memilih metode manakah yang tepat dari segi tingkat keekonomisan perusahaan, sehingga Beban Pajak penghasilan PDAM Tirta Pakuan Bogor lebih efisien.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Perencanaan atas Aset Tetap Terhadap Efisiensi Beban Pajak Penghasilan Badan Pada PDAM Tirta Pakuan Bogor”.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui perencanaan pajak metode aset tetap pada PDAM Tirta Pakuan Bogor.

2. Untuk mengetahui tingkat efisiensi beban Pajak Penghasilan Badan pada PDAM Tirta Pakuan Bogor. 3. Untuk mengetahui pengaruh

penerapan perencanaan pajak atas aset tetap terhadap efisiensi Beban Pajak Penghasilan Badan pada PDAM Tirta Pakuan Bogor.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif (non statistik). Dalam penelitian ini tujuannya adalah menemukan penjelasan atau mencari pengaruh dari suatu variabel terhadap

variabel lainnya. Sehingga dalam penelitian ini menjelaskan mengenai penerapan perencanaan pajak metode penyusutan aset tetap terhadap efisiensi beban pajak pada PDAM Tirta Pakuan Bogor.

Objek, Unit Analisis, dan Lokasi Penelitian

1. Objek dalam penelitian ini adalah penerapan perencanaan pajak atas penyusutan aset tetap terhadap efisiensi beban pajak penghasilan badan pada PDAM Tirta Pakuan Bogor.

2. Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah organization, yaitu sumber data yang unit analisisnya merupakan respon dari divisi organisasi perusahaan.

3. Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan, maka penulis melakukan penelitian pada PDAM Tirta Pakuan Bogor yang berlokasi di Jl. Siliwangi 1 No. 121 Bogor. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian ini sejak tanggal 29 April 2016.

Jenis dan Sumber Data Penelitian Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data kualitatif adalah data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, atau berupa uraian/penjelasan mengenai variabel yang telah diteliti.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer yang diperoleh

(6)

5 melalui studi kasus terhadap suatu unit analisis. Sumber data penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari unit analisis yang diteliti, yang bersumber dari Kepala Sub Bagian Litbang Investasi PDAM Tirta Pakuan Bogor. Berikut adalah data yang diperoleh dari PDAM Tirta Pakuan Bogor :

1. Laporan keuangan (tahun 2011-2013)

2. Daftar aset tetap (tahun 2011-2013)

3. SPT tahunan (tahun 2011-2013) Metode Pengumpulan Data

Dalam melakukan sebuah penelitian diperlukan adanya data untuk diteliti. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah metode pengumpulan data primer. Adapun metode yang digunakan adalah metode survei. Dimana metode survei dilakukan dengan melakukan wawancara dengan sebuah organisasi atau perseorangan agar mendapatkan data yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian. Pada wawancara kali ini penulis melakukan wawancara dengan Kepala Bagian Keuangan PDAM Tirta Pakuan Bogor. Metode Pengolahan/Analisis Data

Metode analisis yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah deskriptif (non statistik) yang mampu memberikan gambaran yang lebih jelas dan lengkap serta menyajikan bagaimana Penerapan Perencanaan Pajak atas Aset Tetap Terhadap

Efisiensi Beban Pajak Penghasilan Badan pada PDAM Tirta Pakuan Bogor.

Metode ini dilakukan dengan cara membandingkan beban penyusutan yang di hasilkan dengan metode penyusutan garis lurus berdasarkan yang digunakan oleh perusahaan, dengan metode penyusutan saldo menurun, berdasarkan yang diperbolehkan oleh peraturan perpajakan. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengolahan data adalah sebagai berikut:

1. Membandingkan besaran beban penyusutan dengan metode garis lurus dan saldo menurun.

Rumus yang digunakan yaitu : a. Metode Penyusutan Garis

Lurus

Beban penyusutan garis lurus = harga perolehan x tarif penyusutan berdasarkan kelompok aset.

b. Metode Penyusutan Saldo Menurun

Beban penyusutan saldo menurun = nilai buku x tarif penyusutan berdasarkan kelompok aset.

Setelah perhitungan diatas dan diketahui beban pajak pada periode tersebut, kemudian dibandingkan dengan beban pajak yang ditanggung PDAM Tirta Pakuan Bogor. Hasil yang diperoleh dari perbandingan tersebut untuk mengetahui besaran penghematan beban pajak yang dapat di lakukan PDAM Tirta Pakuan Bogor.

(7)

6 Beban penyusutan yang diperoleh dari kedua metode tersebut selanjutnya akan dikalikan dengan tarif pajak sebesar 25 % sehingga akan dihasilkan beban pajak penghasilan pada periode tersebut. Lalu, akan diukur guna mengetahui beban pajak penghasilan yang paling efektif dari kedua metode penyusutan tersebut. HASIL PENELITIAN

Penyusutan Aset Tetap Dengan Menggunakan Metode Garis Lurus Dan Saldo Menurun

Berikut merupakan penjabaran penghitungan beban penyusutan PDAM Tirta Pakuan Bogor dengan menggunakan metode yang dianut perusahaan saat ini yaitu metode garis lurus untuk tahun 2011 sampai dengan 2013:

Tabel 10

PDAM Tirta Pakuan Bogor Biaya Penyusutan Aset Tetap Dengan Menggunakan Metode Garis Lurus

Tahun 2011 (dalam Rupiah) N o Jenis Aset Tarif Penyu sutan Beban Penyusutan 1 Kelompok I 25% 21.114.983.0 14,56 2 Kelompok II 12,5% 967.376.053, 25 3 Kelompok III 6,25% 9.749.063.26 3,78 4 Kelompok IV 5% 337.586.852, 84 Jumlah Beban Penyusutan 32.169.009.1 84,43 Sumber : Data Diolah Penulis, 2017

Tabel 11

PDAM Tirta Pakuan Bogor Biaya Penyusutan Aset Tetap Dengan Menggunakan Metode Garis Lurus

Tahun 2012 (dalam Rupiah) N o Jenis Aset Tarif Penyu sutan Beban Penyusutan 1 Kelompok I 25% 20.184.254.0 66,44 2 Kelompok II 12,5% 1.156.704.17 1,87 3 Kelompok III 6,25% 11.618.966.3 76,78 4 Kelompok IV 5% 337.586.852, 84 Jumlah beban penyusutan 33.297.511.4 67,93 Sumber : Data Diolah Penulis, 2017

Tabel 12

PDAM Tirta Pakuan Bogor Biaya Penyusutan Aset Tetap Dengan Menggunakan Metode Garis Lurus

Tahun 2013 (dalam Rupiah) N o Jenis Aset Tarif Penyu sutan Beban Penyusutan 1 Kelompok I 25% 34.453.068.3 85,22 2 Kelompok II 12,5% 1.574.249.25 1,12 3 Kelompok III 6,25% 12.857.061.9 47,65 4 Kelompok IV 5% 382.080.158, 08 Jumlah Beban Penyusutan 49.266.459.7 42,07 Sumber : Data Diolah Penulis, 2017

Berdasarkan tabel 1 sampai dengan 3 dapat dilihat beban penyusutan aset tetap PDAM Tirta Pakuan Bogor pada tahun 2011 jika menggunakan metode penyusutan

(8)

7 Rp840.141.993.653. Pada tahun 2012 sebesar Rp844.746.685.654. Pada

tahun 2013 sebesar

Rp846.461.129.581. Jumlah-jumlah ini didapatkan dari perhitungan harga perolehan aset tetap dikalikan dengan tarif penyusutan metode garis lurus sehingga didapatkan jumlah penyusutan terebut untuk masing-masing aset tetapnya.

Perhitungan penyusutan aset tetap apabila perusahaan menggunakan metode alternatif selain digunakan saat ini yaitu metode penyusutan saldo menurun sebagai berikut :

Tabel 13

PDAM Tirta Pakuan Bogor Biaya Penyusutan Aset Tetap Dengan Menggunakan Metode Saldo Menurun

Tahun 2011 (dalam Rupiah) N o Jenis Aset Tarif Penyus utan Beban Penyusuta n 1 Kelompok I 50% 44.211.215 .427,71 2 Kelompok II 25% 1.237.740. 742,81 3 Kelompok III 12,5% 24.830.151 .283,33 4 Kelompok IV 10% 675.173.70 5,82 Jumlah beban penyusutan 70.954.281 .159,67 Sumber : Data Diolah Penulis, 2017

Tabel 14

PDAM Tirta Pakuan Bogor Biaya Penyusutan Aset Tetap Dengan Menggunakan Metode Saldo Menurun

Tahun 2012 (dalam Rupiah) N o Jenis Aset Tarif Penyusut an Beban Penyusutan 1 Kelomp ok I 50% 37.236.860.07 4,12 2 Kelomp ok II 25% 1.382.241.235, 42 3 Kelomp ok III 12,5% 19.669.673.18 3,59 4 Kelomp ok IV 10% 674.316.511,7 3 Jumlah Beban Penyusutan 58.963.091.00 4,86 Sumber : Data Diolah Penulis, 2017

Tabel 15

PDAM Tirta Pakuan Bogor Biaya Penyusutan Aset Tetap Dengan Menggunakan Metode Saldo Menurun

Tahun 2013 (dalam Rupiah) N o Jenis Aset Tarif Penyus utan Beban Penyusutan 1 Kelompok I 50% 52.011.963.6 76,97 2 Kelompok II 25% 2.172.823.59 2,84 3 Kelompok III 12,5% 21.526.648.3 59,18 4 Kelompok IV 10% 755.546.637, 83 Jumlah beban penyusutan 76.466.982.2 66,82 Sumber : Data Diolah Penulis, 2017

Berdasarkan tabel 1 sampai dengan 3 dapat dilihat beban penyusutan aset tetap PDAM Tirta Pakuan Bogor pada tahun 2011 jika menggunakan metode penyusutan

saldo menurun sebesar

Rp63.983.929.100. Pada tahun 2012 sebesar Rp48.924.313.511. Pada tahun 2013 sebesar Rp60.340.854.194. Jumlah-jumlah ini didapatkan dari perhitungan nilai buku aset tetap

(9)

8 dikalikan dengan tarif penyusutan metode saldo menurun. sehingga didapatkan jumlah penyusutan terebut untuk masing-masing aset tetapnya. Pengaruh Kebijakan Penyusutan Aset Tetap Terhadap Efisiensi Beban Pajak Penghasilan Pada Pdam Tirta Pakuan Bogor

Pemilihan metode penyusutan aset tetap berwujud berpengaruh terhadap efisiensi beban Pajak Penghasilan pada PDAM Tirta Pakuan Bogor, karena penyusutan merupakan beban sebagai pengurang penghasilan bruto sehingga akan menentukan besar kecilnya laba kena pajak. Setiap akhir periode akuntansi, perusahaan akan menghitung penghasilan yang diterima dan biaya yang dikeluarkan untuk menentukan besarnya pajak penghasilan yang harus dibayar.

Pada dasarnya penghematan pajak merupakan salah satu bagian dari manajemen pajak. Setiap penghasilan yang diperoleh perusahaan akan dikenakan pajak sedangkan setiap beban yang ditanggung oleh perusahaan akan dikenakan kompensesi pajak oleh pemerintah. Oleh karena itu, perusahaan dapat memanfaatkan kompensensi pajak yang diberikan oleh pemerintah untuk mendapatkan penghematan atas pajak yang akan ditanggung perusahaan.

Untuk mengetahui penghematan pajak yang dihasilkan dari tiap-tiap metode penyusutan maka perlu dibandingkan kedua beban penyusutan tersebut. Tiap metode penyusutan

tersebut akan diperoleh tingkat penghematan yang berbeda-beda, semakin beban yang ditanggung dari satu metode penyusutan dibanding dengan metode penyusutan lain maka akan memperoleh penghematan pajak, sehingga bila beban penyusutan yang ditanggung suatu metode lebih kecil dibanding metode penyusutan lainnya maka tidak akan memperoleh penghematan pajak melainkan akan menanggung beban pajak.

Tabel 16

PDAM Tirta Pakuan Bogor Perbandingan Besarnya Beban Penyusutan Dengan Menggunakan Metode Garis Lurus dan Metode Saldo

Menurun Tahun 2011 – 2013 (Dalam Rupiah) Tahun Daftar Aset Beban Penyusutan 2011 Garis Lurus 32.169.009.184,43 Saldo Menurun 70.954.281.159,67 Selisih Beban Penyusutan 38.785.271.975,00 2012 Garis Lurus 33.297.511.467,93 Saldo Menurun 58.963.091.004,86 Selisih Beban Penyusutan 25.665.579.537,00 2013 Garis Lurus 49.266.459.742,07 Saldo Menurun 76.466.982.266,82 Selisih Beban Penyusutan 27.200.522.525,00 Sumber : Diolah Oleh Penulis, 2017

Berdasarkan tabel 16 diatas dapat diketahui bahwa pada tahun

(10)

9 2011 sampai dengan 2013 dengan nilai nominal metode penyusutan saldo menurun akan menghasilkan beban penyusutan lebih besar dibandingkan dengan beban penyusutan garis lurus. Berikut ini adalah dampak penghematan pajak PDAM Tirta Pakuan Bogor karena perbedaan metode garis lurus dan metode saldo menurun. Jika dilihat dari tingkat suku bunga bank indonesia untuk tahun 2011 sampai dengan 2013 adalah sebagai berikut :

Tabel 17

PDAM Tirta Pakuan Bogor Penghematan Pph Karena Perbedaan

Metode Penyusutan

Tarif pajak 25% (Tahun 2011 – 2013) (Dalam Rupiah) Tahun Met ode Peny usut an Beban Penyusu tan Pengurang Beban Pph 2011 Gari s lurus 32.169. 009.184 ,43 8.042.252. 296,10 Sald o men urun 70.954. 281.159 ,67 17.738.57 0.289,91 Penghematan Pajak 9.696.317. 993,81 2012 Gari s lurus 33.297. 511.467 ,93 8.324.377. 866,98 Sald o men urun 58.963. 091.004 ,86 14.740.77 2.751,21 Penghematan Pajak 6.416.394. 884,23 2013 Garis Lurus 49.266 .459.7 42,07 12.316.61 4.935,50 Saldo Menu run 76.466 .982.2 66,82 19.116.74 5.566,70 Penghematan Pajak 6.800.130. 631,20 Sumber : Diolah Oleh Penulis, 2017

Dari tabel 17 pada tahun 2011 besarnya pengurang beban PPh untuk metode garis lurus sebesar Rp8.042.252.296,10. Dan metode

saldo menurun sebesar

Rp17.738.570.289,91. Artinya, dengan menggunakan metode garis lurus beban pajak yang dikeluarkan akan lebih besar bila dibandingkan dengan metode saldo menurun yang memiliki beban penyusutan lebih besar dan akan menghasilkan beban pajak lebih kecil. Karena dengan menggunakan garis lurus, beban pajak yang dikeluarkan akan lebih besar bila dibandingkan dengan saldo menurun yang memiliki beban penyusutan lebih besar.

Pada tahun 2012 besarnya pengurang beban PPh untuk metode

garis lurus sebesar

Rp8.324.377.866,98. Dan metode

saldo menurun sebesar

Rp14.740.772.751,21. Artinya, dengan menggunakan metode garis lurus beban pajak yang dikeluarkan akan lebih besar bila dibandingkan dengan metode saldo menurun yang memiliki beban penyusutan lebih besar dan akan menghasilkan beban pajak lebih kecil. Karena dengan menggunakan garis lurus, beban pajak yang dikeluarkan akan lebih besar bila dibandingkan

(11)

10 dengan saldo menurun yang memiliki beban penyusutan lebih besar.

Pada tahun 2013 besarnya pengurang beban PPh untuk metode

garis lurus sebesar

Rp12.316.614.935,50. Dan metode

saldo menurun sebesar

Rp19.116.745.566,70. Artinya, dengan menggunakan metode garis lurus beban pajak yang dikeluarkan akan lebih besar bila dibandingkan dengan metode saldo menurun yang memiliki beban penyusutan lebih besar dan akan menghasilkan beban pajak lebih kecil. Karena dengan menggunakan garis lurus, beban pajak yang dikeluarkan akan lebih besar bila dibandingkan dengan saldo menurun yang memiliki beban penyusutan lebih besar.

Pembahasan

Berdasarkan pengujian diatas, maka dibawah ini penulis menyimpulkan hasil penelitian kebijakan penyusutan aset tetap PDAM Tirta Pakuan Bogor telah sesuai dengan peraturan perpajakan khususnya mengenai metode penyusutan aset tetap yaitu sesuai dengan pasal 11 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang No 36 tahun 2008. Dalam kebijakan aset tetap PDAM Tirta Pakuan Bogor menerapkan metode garis lurus untuk semua jenis aset tetap dan diterapkannya secara konsisten begitu pula dengan pengelompokkan aset tetap telah sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/MPK.03/2009 tentang jenis-jenis harta yang termasuk dalam kelompok harta berwujud bukan bangunan untuk

keperluan penyusutan. Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat metode penyusutan aset tetap yang lebih efektif untuk mengefisiensikan beban Pajak Penghasilan PDAM Tirta Pakuan Bogor yaitu metode saldo menurun.

SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Aset tetap merupakan bagian yang sangat penting bagi perusahaan, dimana kebijakan akuntansi perusahaan akan pelakuan akuntansi terhadap aset tetap ini akan sangat mempengaruhi posisi keuangan dan penetatapan jumlah laba. Dengan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis dapat menyimpulkan bahwa kebijakan akuntansi aset tetap yang dimiliki perusahaan pada dasarnya belum maksimal karena dari hasil analisis perencanaan pajak atas aset tetap sangat berpengaruh terhadap kewajaran nilai dan beban aset tetap dalam laporan keuangan.

1. Berdasarkan hasil penelitian mengenai perencanaan atas aset tetap yang diterapkan PDAM Tirta Pakuan Bogor, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Telah melakukan perencanaan formal cukup baik dilihat dari kepatuhan dalam bayar pajak, seperti melaporkan beban pajak ke Direktorat Jenderal Pajak setiap tahunnya, dan berusaha

(12)

11 membayar pajak tepat pada waktunya.

b. Perencanaan pajak atas penyusutan belum maksimal, sebagaimana diketahui bahwa, penerapan metode penyusutan aset tetap PDAM Tirta Pakuan Bogor menggunakan metode garis lurus diketahui beban penyusutan tahun 2011 berdasarkan metode lurus sebesar

Rp32.169.009.184,43.

Apabila berdasarkan metode saldo menurun, makan beban penyusutannya sebesar Rp70.954.281.159,67.

Sehingga terdapat selisih sebesar

Rp38.785.271.975,00. Tahun 2012 berdasarkan metode

lurus sebesar

Rp33.297.511.467,93.

Apabila berdasarkan metode saldo menurun, maka beban penyusutannya sebesar Rp58.963.091.004,86.

Sehingga terdapat selisih sebesar

Rp25.665.579.537,00. Tahun 2013 berdasarkan metode

lurus sebesar

Rp49.266.459.742,07.

Apabila berdasarkan metode saldo menurun, makan beban penyusutannya sebesar Rp76.466.982.266,82.

Sehingga terdapat selisih sebesar

Rp27.200.522.525,00. Dari selisih perbandingan kedua

metode tersebut, maka dapat disimpulkan metode saldo menurun dapat menghasilkan beban penyusutan yang lebih besar, seperti diketahui bahwa beban penyusutan merupakan salah satu pengurangan penghasilan bruto, sehingga beban pajak penghasilan yang dibayarkan berkurang dan menjadikan lebih efisien.

2. Berdasarkan pajak yang dibayarkan PDAM Tirta Pakuan Bogor pada tahun 2011 dengan menggunakan metode garis lurus sebesar Rp8.042.252.296,10. Sedangkan dengan metode saldo

menurun sebesar

Rp17.738.570.289,91. Tahun 2012 dengan menggunakan metode garis lurus sebesar Rp8.324.377.866,98. Sedangkan dengan metode saldo menurun sebesar Rp14.740.772.751,21. Tahun 2013 dengan menggunakan metode garis lurus sebesar Rp12.316.614.935,50. Sedangkan dengan metode saldo menurun sebesar Rp19.116.745.566,70. 3. Penerapan perencanaan pajak

metode aset tetap terhadap efisiensi beban pajak pada PDAM Tirta Pakuan Bogor belum diterapkan sehingga beban pajak penghasilan belum efisien. Hal ini dapat dilihat pada simpulan 1 dan 2.

(13)

12 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dibahas sebelumnya maka penulis mencoba untuk memberikan saran atau masukan sebagai bahan pertimbangan :

1. Bagi Perusahaan

Agar PDAM Tirta Pakuan Bogor melakukan perencanaan pajak terhadap aset tetapnya, antara lain dengan cara memilih metode penyusutan yang tepat dalam perhitungan penyusutan aset tetapnya sehingga dapat memperkecil beban Pajak Penghasilan.

2. Bagi peneliti Selanjutnya

Penelitian ini hanya melakukan penelitian pada metode penyusutan dalam efisiensi beban Pajak Penghasilan, bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai perencanaan pajak, disarankan melakukan analisis faktor-faktor perencanaan pajak lainnya yang dapat diterapkan pada PDAM Tirta Pakuan Bogor. DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman. 2010. Panduan Pelaksanaan Administrasi Pajak Untuk Karyawan, Pelaku Bisnis dan Perusahaan, Salemba Empat, Jakarta. Agus Maulana. 2009. Aspek Perilaku

Dalam Akuntansi

Pertanggungjawaban, Artikel, Bandung.

Anastasia Diana & Lilis Setiawati. 2014. Perpajakan. Cv Andi Offset, Yogyakarta.

Anthony, Robert N,. Vijay Govindarajan. 2005. Sistem Pengendalian Manajemen, Salemba Empat, Edisi Sebelas, Jakarta.

Direktorat jenderal pajak. 2008. Undang-undang no. 36 tahun 2008 tentang perubahan keempat atas undang-undang no.7 tahun 1983 tentang pajak penghasilan.

Erly Suandy. 2011. Perencanaak Pajak. Edisi 5. Salemba Empat, Jakarta.

Ersa Tri Wahyuni. 2009. Panduan Praktis Standar Akuntansi Keuangan, Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta.

Gunandi. 2009. Akuntansi Pajak. Edisi revisi 2009. PT Gramedia, Jakarta.

Harnanto. 2013. Akuntansi Keuangan Menengah. Bumi Aksara, Yogyakarta.

Hery. 2014. Akuntansi Perpajakan. PT. Grasindo, Jakarta.

Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Edisi Revisi 2011. BPFE, Yogyakarta.

Purba, Marisi P. 2013. Akuntansi keuangan. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Mohammad Zain. 2011. Manajemen Perpajakan. Edisi 4, Salemba Empat, Jakarta.

(14)

13 Muda Markus. 2005. Pajak

Penghasilan. Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi. 2016. Sistem Akuntani. Salemba Empat, Jakarta. Nur Hidayat. 2013. Pemeriksaan

Pajak. PT Elex Media

Komputinda Kompas

Gramedia, Jakarta.

Pohan, Chairil Anwar. 2015. Manajemen Perpajakan. Edisi Revisi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Rahman Pura. 2013. Pengantar Akuntansi 1. Erlanga, Jakarta. Siti resmi. 2011. Perpajakan Teori

dan Kasus. Edisi 6. Salemba 4, Jakarta.

Thomas Sumarsan. 2013. Tax Review dan Strategi Perencanaan Pajak. Edisi 2, PT. Indeks, jakarta.

Undang-undang RI No. 36 Tahun 2008 tentang pajak penghasilan.

Waluyo. 2013. Perpajakan Indonesia. Edisi 11. Salemba Empat, Jakarta.

Wirawan B Ilyas & Diaz Priantara. 2015. Akuntansi Perpajakan, Mitra Wacana Media. Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan pemberian kompos TKKS tanpa pengayaan maupun yang diperkaya dengan 100 l/ha LCPKS + 0,2 kg/ha trichoderma serta penambahan 0,5

tidak dapat diperoleh penyelesaian, serta mereka tidak bermaksud untuk menyerahkan perselisihan mereka untuk diselesaikan dengan arbitrage oleh juru/dewan pemisah, seperti

Mutagen kimia terdiri dari agen alkilasi yang merupakan bahan kimia yang sangat kuat dan banyak digunakan dalam pemuliaan dengan cara mutasi, serta ada bahan lain seperti

Pengelolaan energi dikembangkan dengan cara pembangunan energi alternatif dan ketenagalistrikan yang diarahkan pada penyediaan energi dan tenaga listrik yang dapat

Dari segi transparansi yang ada diKelurahan Menteng sudah baik, masyarakat sudah mendapatkan setiap informasi yang mereka butuhkan walaupun masih belum memuaskan, dan

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pda tanggal 03-05 Maret 2014 di Panti Werdha Mojopahit Mojokerto dengan menggunakan kuesioner terhadap 10 lansia diperoleh

Penyusunan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota

Kurikulum Program Studi Diploma- III Teknik Kesehatan Gigi saat ini sesuai SK Rektor No.2426/H3/KR/2011 mengacu pada Standar Profesi teknisi Gigi sesuai dengan keputusan