• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRAKTIKUM IV LIPID NAMA : TRI WAHYUNI PONGARRANG NIM : H HARI/TANGGAL : RABU, 2 DESEMBER 2015 ASISTEN : NURUL FEBRIANI PUTRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRAKTIKUM IV LIPID NAMA : TRI WAHYUNI PONGARRANG NIM : H HARI/TANGGAL : RABU, 2 DESEMBER 2015 ASISTEN : NURUL FEBRIANI PUTRI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

PRAKTIKUM IV LIPID

NAMA : TRI WAHYUNI PONGARRANG

NIM : H41114032

HARI/TANGGAL : RABU, 2 DESEMBER 2015

KELOMPOK : III (TIGA)

ASISTEN : NURUL FEBRIANI PUTRI

LABORATORIUM BIOKIMIA JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN

(2)
(3)

2015BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lipid merupakan suatu kelas molekul biologis berukuran besar yang tidak mencakup polimer sejati dan biasanya tidak cukup besar untuk dianggap sebagai makromolekul. Senyawa-senyawa yang disebut lipid dikelompokkan menjadi satu karena memiliki satu kesamaan ciri penting yakni bahwa lipid sulit tercampur dengan air, bahkan mungkin tidak bisa sama sekali. Peilaku hidrofobik lipid ini disebabkan oleh struktur molekulnya. Meskipun memiliki beberapa ikatan polar yang dapat berikatan dengan oksigen, sebagian besar wilayah pada lipid terdiri atas hidrokarbon (Campbell dkk., 2008).

Istilah lipid mencakup berbagai macam kelompok senyawa yang berbeda-beda strukturnya. Lipid dalam makanan manusia yang utama adalah trigliserol, sterol, dan membrane fosfolipid yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Proses metabolisme lipid membentuk dan mendegradasi simpanan lipid dan memproduksi karakteristik struktur dan fungsi lipid dalam jaringan tertentu.. Gliserolipid adalah lipid yang mengandung gliserol dengan gugus hidroksil yang terdistribusi. Gliserolipid merupakan lipid yang paling melimpah di dalam tubuh hewan (Ngili, 2009).

Melihat begitu besarnya kelimpahan gliserol di alam, diperlukan suatu pengkajian yang ilmiah dalam mengindentifikasi senyawa tersebut. Hal inilah yang melatarbelakangi dilakukannya percobaan ini sehingga setiap praktikan mampu mengidentifikasi kandungan gliserol dari berbagai sampel berdasarkan tes akrolein dan tes kolorimetri.

(4)

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan 1.2.1 Maksud Percobaan

Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami cara mengidentifikasi gliserol yang terdapat dalam suatu sampel dengan menggunakan metode tertentu.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui adanya gliserol pada beberapa sampel melalui tes acrolein 2. Mengetahui adanya gliserol pada beberapa sampel melalui tes kolorimetri.

1.3 Prinsip Percobaan 1.3.1 Tes Acrolein

Mengidentifikasi kandungan gliserol pada beberapa sampel dengan menambahkan KHSO4 dan dipanaskan hingga timbul bau yang khas yaitu bau tengik yang menandakan sampel mengandung gliserol.

1.3.2 Tes Kolorimetri

Mengidentifikasi kandungan gliserol pada beberapa sampel dengan menambahkan pereaksi tertentu dan dipanaskan hingga terbentuk warna hijau zamrud yang menandakan sampel mengandung gliserol.

1.4. Manfaat percobaan

Manfaat yang dapat diperoleh dari percobaan ini yaitu praktikan dapat mengetahui dan memahami cara dalam mengidentifikasi kandungan gliserol pada beberapa sampel melalui tes acrolein yang ditandai dengan adanya bau khas serta melalui tes kolorimetri yang ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi hijau zambrud.

(5)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kata lipid berasal dari bahasa Yunani “Lipos” yang berarti lemak. Secara umum, lipid merupakan senyawa organik yang tidak larut dalam air tetapi dapat di ekstraksi dengan pelarut non polar seperti klotoform, eter dan benzena. Pengertian ini didadasarkan dari salah satu kesepakatan Internasional Kimia Murni dan Terapan (International Congress and Applied Chemistry) karena sukarnya memberikan definisi yang jelas tentang lipid. Dalam hal ini, senyawa-senyawa lipid tidak mempunyai rumus struktur yang sama serta sifat kimia dan biologinya juga bervariasi. Oleh karena itu, kesepakatan tentang lipid didasarkan pada sifat fisika lemak (Toha, 2001).

Berdasarkan sifatnya, lipid dibedakan menjadi 2 golongan yakni kelompok lipid yang dapat disaponifikasi dan kelompok lipid yang tidak dapat disaponifikasi. Lipid yang dapat disaponifikasi adalah golongan lipid yang dapat dihidrolisis dengan alkali dan panas sehingga terbentuk garam asam lemak dan komponen molekul penyusun lainnya, misalnya lemak netral (triasilgliserol/trigliserida), fosfolipid, glikolipid, sulfolipid, serta senyawa dengan asam karboksilat rantai panjang. Adapun lipid yang tidak dapat disaponifikasi adalah golongan lipid yang disintesis dari unit isopren kolestrol dan lain-lain streol serta streoid, dolikil, ubiquinon serta vitamin A,D,E dan K (Iswari, 2011).

Selain berdasarkan sifatnya, lipid juga dapat digolongkan berdasarkan strukturnya yakni lipid sederhana, lipid majemuk dan kelompok lipid turunan. Lipid sederhana atau homolipid merupakan lipid bentuk ester yang mengandung C, H, dan O, misalnya lemak, ester lemak, gliserol dan lilin. Lipid majemuk

(6)

merupakan senyawa yang mengandung bahan-bahan lain selain alkohol dan asam lemak, misalnya fosfoasilgliserol yang terdiri atas gliserol, asam lemak, HPO42-dan kolin atau etanolamin. Adapun lipid turunan merupakan senyawa-senyawa lipid yang tidak dimasukkan dalam kelompok lipid sederhana dan lipid majemuk, misalnya steroid, karotenoid, dan vitamin larut dalam lipid (Toha, 2001).

Lemak merupakan kelompok lipid yang paling sederhana dan paling banyak mengandung asam lemak. Di dalam tubuh makhluk hidup (tumbuhan, hewan, dan manusia), lemak merupakan komponen utama dari lemak simpanan atau depot lemak dan tidak dijumpai pada membran sel. Fungsi utama depot lemak dalam tubuh hewan dan manusia adalah sebagai cadangan energi, dimana cadangan energi tersebut akan meningkat penggunaannya apabila tubuh dalam keadaan kelaparan atau menderita penyakit diabetes mellitus yang tidak terkontrol. Lemak cadangan ini tidak saja berasal dari lemak makanan, tetapi juga berasal dari kelebihan zat makanan bukan lemak yang dikonsumsi, misalnya glukosa dan beberapa macam asam amino yang termasuk dalam kelompok asam amino ketogenik (Iswari, 2011).

Hidrolisis lipid oleh lipase terjadi karena adanya garam asam empedu yang mengemulsi makanan berlemak sehingga terbentuklah emulsi partikel lipida yang sangat kecil. Meskipun enzim lipase tidak peka terhadap larutan lemak sempurna, melalui misel-misel garam empedu maka asam lemak bebas, monoasil gliserol, kolestrol dan vitamin akan membentuk sebuah kompleks yang akan menempel pada permukaan sel mukosal, sedangkan misel-misel garam empedu akan melepaskan diri dan meninggalkan permukaan sel mukosal (Martoharsono, 1990). Dalam sel mukosal, pembentukan triasilgliserol terjadi melalui pengabungan antara asam lemak bebas dan monoasilgliserol dengan albumin,

(7)

kolestrol dan lain-lain hingga membentuk siklomikron yang masuk ke dalam saluran limfatik. Siklomikron tersebut pada akhirnya masuk ke dalam darah dan kemudian sampai ke hati serta jaringan yang memerlukannya. Sebelum masuk dalam sel, maka triasilgliserol dipecah menjadi asam lemak bebas dan gliserol oleh lipoprotein lipase (Martoharsono, 1990).

Asil gliserol merupakan komponen utama lemak cadangan pada sel hewan, tumbuhan dan manusia. Golongan lipid ini terdiri atas monoasilgliserol (bila hanya berikatan dengan satu molekul asam lemak), diasilgliserol (bila berikatan dengan 2 molekul asam lemak) dan triasilgliserol (bila berikatan dengan 3 molekul asam lemak). Triasilgliserol atau triasilgliserida merupakan triester dari gliserol serta merupakan bentuk lipid yang paling banyak terdapat di alam. Adapun diasil dan monoasilgliserol merupakan intermediet yang sangat penting dalam sejumlah reaksi biosintesis triasilgliserol. Triasilgliserol berada dalam bentuk cair atau padat, bergantung pada asam lemak penyusunnya. Umumnya, triasilgliserol tumbuhan mempunyai titik leleh rendah dan berbentuk cair pada suhu kamar karena memiliki jumlah asam lemak tidak jenuh yang tinggi, misalnya asam oelat, linoleat atau asam linolenat. Sebaliknya, triasilgliserol hewan mempunyai leleh lebih tinggi dan berbentuk semipadat atau padat pada suhu kamar karena memiliki jumlah asam lemak jenuh yang tinggi, misalnya asam palmitat dan stearat (Iswari, 2011).

Triasilgliserida adalah bentuk lemak yang paling efisien untuk menyimpan kalor yang penting bagi proses-proses yang membutuhkan energi dalam tubuh. Beberapa triasilgliserida berada dalam bentuk butir-butir lipid yang kecil dalam jaringan non lemak seperti hati dan urat daging, dimana senyawa tersebut akan digunakan untuk metabolisme energi. Sebagai jaringan lemak, triasilgliserida

(8)

mempunyai fungsi fisik yaitu sebagai bantalan tulang-tulang dan vital serta melindungi organ-organ vital dari guncangan atau rusak (Linder, 2010).

Fosfolipid adalah lipid yang mengandung gugus ester fosfat. Golongan ini bersifat polar tinggi, sehingga sering disebut lipid polar. Fosfolipid berungsi terutama sebagai unsur struktur membrane, dimana fosfolipid utama pada membran adalah fosfogliserida. Dalam hal ini, senyawa induk fosfogliserida adalah asam fosfatida yang tidak memiliki kepala alcohol namun mempunyai gugus hidrofilik pada bagian kepala dan gugus hidrofobik pada bagian ekor yang bersifat nonpolar (Toha, 2001).

Penamaan fosfogliserida dilakukan menurut jenis alkohol pada bagian yang bersifat polar. Berdasarkan perbedaan tersebut, jenis-jenis fosfogliserida adalah fosfatidil etanolamin, fosfatidilkolin, fosfatidilinositol, dan fosfotidil serin. Keempat jenis fosfogliserida ini tersusun dari asam lemak, gliserol, asam fosfat, dan alkohol (Toha, 2001).

Asam lemak tersusun dari komponen hidrofobik yang berupa rantai hidrokarbon serta komponen hidrofilik yang berupa gugus karboksil. Molekul ini disebut juga molekul amphipatik karena mengandung kedua komponen tersebut. Di alam, molekul ini dapat membentuk misel dimana bagian hidrofobiknya berada di dalam struktur sedangkan bagian hidrofiliknya berinteraksi dengan lingkungan air (Toha, 2001).

Gliserol merupakan senyawa kimia yang banyak digunakan pada industri farmasi dan kosmetik. Pembuatan gliserol dapat dilakukan dengan beberapa metode diantaranya melalui reaksi transesterifikasi, saponifikasi dan hidrolisis minyak. Pembuatan gliserol dengan cara transesterifikasi dilakukan dengan mereaksikan minyak goreng bekas dan metanol menggunakan katalis KOH,

(9)

sehingga menghasilkan gliserol disini sebagai produk sampingnya. Bahan baku utama yang digunakan dalam pembuatan gliserol adalah minyak diantaranya minyak sawit, minyak biji kapuk dan minyak biji karet. Minyak goreng bekas (limbah industri makanan dan rumah tangga) juga dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan gliserol (Aziz, dkk., 2013).

Meningkatnya taraf hidup masyarakat di dunia menyebabkan kebutuhan akan sumber energi pun semakin meningkat, terutama bahan bakar minyak. Saat ini, bahan bakar minyak adalah sumber energi dengan konsumsi yang terbesar diseluruh dunia dibandingkan dengan sumber energi lainnya. Untuk itu dilakukan pengembangan dan penggunaan minyak nabati sebagai produk alternatif pengganti bahan bakar. Minyak nabati yang biasa digunakan berupa kelapa sawit yang dikenal dengan crude palm oil (CPO). Minyak nabati ini dikonversikan menjadi bentuk metil ester asam lemak yang disebut biodiesel (Hidayati, 2012).

Minyak kelapa sawit banyak mengandung gliserida-gliserida dan sebagian kecil komponen non gliserida. Untuk merubah minyak ke bentuk yang dapat digunakan, beberapa dari komponen non gliserida harus dikurangi bahkan dihilangkan hingga level tertentu. Ada dua jenis gliserida, yaitu yang larut dalam minyak dan tidak larut dalam minyak. Kotoran-kotoran yang tidak larut dalam minyak meliputi serat buah dan cangkang, sedangkan komponen non gliserida yang larut dalam minyak meliputi asam lemak bebas, fosfolipid, logam, karoten dan lain-lain (Hidayati, 2012).

(10)

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan Percobaan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah minyak kelapa, akuades, minyak sawit, wax (lilin), mentega, gliserol 10 %, KHSO4, HCl pekat, H2SO4 pekat, NaOCl dan α-naftol.

3.2 Alat Percobaan

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, pipet tetes, batang pengaduk, pipet skala 2 mL, rak tabung, gelas kimia 500 mL, kompor dan gegep.

3.3 Prosedur Percobaan 3.3.1 Tes Acrolein

Siapkan 6 buah tabung reaksi serta larutan sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Kedalam setiap tabung reaksi dimasukkan 1 mL larutan sampel yang berbed. Pada tabung pertama diisi dengan lilin cair (wax), tabung kedua diisi dengan mentega cair, tabung ketiga diisi dengan minyak sawit, tabung keempat diisi dengan minyak kelapa, tabung kelima diisi dengan gliserol, sedangkan tabung keenam diisi dengan aquades. Masing-masing tabung ditambahkan dengan ± 0,5 gram KHSO4 lalu panaskan dengan api kecil. Timbulnya bau tengik pada

suatu sampel mengindikasikan adanya kandungan gliserol pada sampel tersebut. 3.3.2 Tes Kolorimetri

Siapkan 6 buah tabung reaksi serta larutan sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Kedalam setiap tabung reaksi dimasukkan 1 mL larutan sampel yang

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Usaha impor film hanya dapat dilakukan oleh perusahaan impor film yang memiliki izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2), dengan memenuhi ketentuan peraturan

Literasi sains suatu pengetahuan dan pemahaman mengenai konsep dan proses sains yang akan memungkinkan seseorang untuk membuat suatu keputusan dengan pengetahuan

Sampel tuna segar merupakan ikan tuna jenis Thunnus albacares yang diperoleh dari industri pengolahan tuna dan dikirim dalam bentuk tuna steak segar dengan pengiriman

Tujuan dari penelitian ini adalah; 1) Untuk mengetahui pengaruh Debt To Equity Ratio terhadap Rentabilitas modal sendiri pada perusahaan manufaktur di BEI Tahun 2011-2013; 2)

Berdasarkan analisis terhadap hasil penelitian sebelumnya maka dapat dilihat bahwa permasalahan yang belum banyak diteliti adalah penghilangan noise dengan metode

Dan hal ini sesuai dengan hipotesis penelitian, dimana terapi kombinasi Metode Neuro Developmental Treatment dan Sensory Integration lebih baik daripada hanya

Misalnya desainer terlebih dahulu harus lebih mengenal dahulu semua tentang karakter yang akan muncul dari setiap ruang, mulai dari kebutuhan apa saja yang harus dipenuhi