• Tidak ada hasil yang ditemukan

POTENSI SUMBERDAYA GUNUNGAPI PAPANDAYAN KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "POTENSI SUMBERDAYA GUNUNGAPI PAPANDAYAN KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

POTENSI SUMBERDAYA GUNUNGAPI PAPANDAYAN

KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT

D. WAHYUDIN1 DAN P. SITINJAK2

1

Penyelidik Bumi Madya pada Bidang Evaluasi Potensi Bencana, PVMBG 2

Staf pada Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, PVMBG

Sari

Secara geografi Gunungapi Papandayan terletak di Kabupaten Garut dan Bandung, Jawa Barat. Puncak gunungapi ini (2665 m dpl) terletak pada 7o 19’ Lintang Selatan dan 107o 44’ Bujur Timur.

Proses geologi dan kegiatan vulkanik Gunungapi Papandayan dalam periode yang lama telah menghasilkan sumberdaya gunungapi yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat antara lain potensi wisata gunungapi, potensi air gunungapi dan bahan galian gunungapi. Obyek wisata Gunungapi Papandayan erat kaitannya dengan aktivitas kegunungapian dan pembentukan struktur geologi seperti kawah, curug, gawir sesar, mata air panas dan perlapisan batuan vulkanik.

Potensi air di daerah ini cukup melimpah meliputi mata air panas, mata air dingin serta aliran sungai. Berdasarkan kandungan unsur kimia dalam air sungai dan mata air dingin dapat dimanfaatkan untuk keperluan bahan baku air minum, MCK, irigasi, dan perikanan. Sedangkan mata air panas dapat dimanfaatkan untuk keperluan rekreasi (pemandian umum) dan kesehatan (penyembuhan penyakit kulit dan rematik).

Bahan galian merupakan hasil proses aktifitas kegunungapian dalam periode yang lama dapat dimanfaatkan untuk keperluan masyarakat di sekitarnya seperti andesit sebagai batu belah, sirtu (pasir dan batu), lempung untuk pembuatan batu bata, belerang (sulfur) dan kaolin.

Abstract

Geographically Papandayan volcano is situated at Garut and Bandung Regencies, West Java. The summit of the volcano (2665 m asl) is located at 7o 19 ‘ South Latitude and 107o 44’ East Longitude.

A long volcanic activity and geological processes of Papandayan Volcano had produced volcanic resources to improve the level of people prosperity that are volcanotourism, water resources, and volcanic rocks & minerals.Volcanotourism objects in this area was genetically formed by geological structures and volcanic activities such as craters, fault scarps, water falls, hot springs and volcanic rock deposits.

Water resources in this area are quite abundant including springs, hot springs and rivers. Based on chemical composition of water from springs and rivers, could be used for drinking water, bathing, washings, irrigation, and fishery. While the water from hot springs can be used for recreation such as swimming pool, bathing spots and health (treatment of skin and rheumatism)

Volcanic rocks and minerals which have economically benefit for people in the volcanic area that are andesite, clay, sand and gravel, sulphure and kaolinite.

(2)

Pendahuluan

Secara geografi Gunungapi Papandayan termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Garut dan Bandung, Jawa Barat dan terletak pada koordinat 7o 19’ LS dan 107o 44” BT, dengan puncak tertinggi 2665 m dpl atau 1950 m di atas dataran Garut (Gambar 1).

Gunungapi Papandayan merupakan gunungapi aktif berbentuk strato dibangun oleh persilangan aliran lava dan endapan piroklastik. Erupsinya sering berpindah pusat dari satu kawah ke kawah lainnya. Beberapa bekas pusat erupsi atau kawah yang terdapat di puncak Gunungapi Papandayan adalah Kawah Tegal Alun-alun, Kawah Manuk, Kawah Nangklak, Kawah Baru dan Kawah Mas. Setiap pusat erupsi menghasilkan produk erupsi yang diendapkan di sekitar puncak G. Papandayan dan sekitarnya berupa endapan aliran lava, jatuhan piroklastika, lahar dan guguran puing gunungapi.

Dalam catatan sejarah kegiatan Gunungapi Papandayan setelah tahun 1600 terjadi beberapa kali letusan/kegiatan vulkanik. Letusan terakhir terjadi pada bulan Nopember 2002 berupa letusan yang menghasilkan abu dan bom vulkanik. Sedangkan letusan besar yang diikuti oleh terjadinya guguran puing (debris avalanche) ke arah lereng dan kaki timur laut terjadi pada 11-12 Agustus 1772 yang menimbulkan korban jiwa lebih kurang 2951 orang dan menghancurkan lebih kurang 40 buah perkampungan.

Meskipun Gunungapi Papandayan ini merupakan gunungapi aktif tipe A yang bisa menjadi berbahaya pada saat meletus atau meningkat kegiatan vulkaniknya, namun Gunungapi Papandayan dan sekitarnya mempunyai potensi sumberdaya gunungapi yang tidak boleh diabaikan keberadaannya dan dapat dimanfaatkan bagi kepentingan dan kesejahteraan masyarakat. Beberapa potensi sumberdaya gunungapi Papandayan, antara lain: Potensi Wisata Gunungapi, Sumberdaya Air dan Bahan Galian Gunungapi

Gambar 1. Peta lokasi dan potret Gunungapi Papandayan

Geologi Gunungapi

Secara umum batuan yang menyusun Gunungapi Papandayan terdiri dari 5 macam batuan gunungapi yaitu aliran lava, jatuhan piroklastika, aliran piroklastika, lahar dan guguran puing gunungapi. Batuan ini dihasilkan dari beberapa sumber erupsi yaitu berturut turut

(3)

dari tua ke muda : endapan G. Papandayan Tua, Kawah Tegal Alun-alun, Kawah Nangklak, Kawah Manuk dan Kawah Mas serta endapan sekunder seperti guguran puing gunungapi dan lahar (Asmoro dkk, 1989 ; Gambar 2 ).

Struktur geologi di daerah G. Papandayan terdiri dari struktur sesar dan kawah. Arah umum struktur sesar yaitu timur laut-barat daya dan barat laut-tenggara. Struktur sesar tersebut terdapat didaerah puncak yang menghubungkan pusat erupsi di daerah ini seperti Gunung Nangklak, Tegal Alun-alun, Kawah Mas dan Gunung Walirang. Sesar lainnya terdapat di lereng Gunung Papandayan bagian barat laut dan tenggara. Struktur kawah terdapat di daerah puncak Gunungapi Papandayan. Paling sedikit terdapat 6 struktur kawah yaitu Kawah Brungbrung, Kawah Tegal Alun-alun, Kawah Nangklak, Kawah Mas, Kawah Manuk dan Kawah Baru.

Gambar 2. Peta Geologi G. Papandayan (Asmoro, dkk, 1989)

Potensi Wisata Gunungapi

Berdasarkan hasil inventarisasi potensi wisata di daerah G. Papandayan dapat dikelompokan menjadi : obyek wisata alam gunungapi dan obyek wisata penunjang antara lain berupa wisata agro (lingkungan) dan wisata budaya (Setiawan dkk, 1994, Gambar 3 ).

Kawasan puncak

Daya tarik di kawasan puncak (kawah) antara lain menampilkan panorama yang menakjubkan dengan beraneka jenis dan warna batuan, struktur kawah, asap putih dari tembusan solfatara dan fumarola, air panas serta terdapatnya belerang pada titik tembusan solfatara (Gambar 4). Obyek wisata puncak gunungapi ini terdiri dari :

• Kawah aktif (meliputi Kawah Nangklak, Kawah Manuk, Kawah Mas dan Kawah Baru) :

Sebagian dinding kawah terdiri dari batuan yang telah terubah (teralterasi), begitu juga di bagian dasarnya terdapat batuan berwarna keputih-putihan yang sebagian besar tersusun mineral kaolin yang disebabkan oleh proses hidrotermal. Di beberapa tempat tembusan-tembusan fumarola dan gas belerang keluar dari lubang solfatara yang menghasilkan endapan belerang dari hasil proses sublimasi.

• Kawah Tegal Alun-alun

Merupakan kawah lama yang tidak aktif lagi, terletak di sebelah baratdaya kawah

(4)

aktif. Di daerah ini terdapat pula sumber air panas yang keluar melalui retakan dan celah.

Curug Orok

Curug Orok terletak di Desa Cikandang, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut. Daerah ini tersusun oleh batuan endapan aliran piroklastika dan aliran lava andesit. Curug orok terbentuk oleh sesar normal berarah barat laut – tenggara dan merupakan sesar normal. Pada saat sekarang pengelolaan obyek wisata Curug ini dilakukan oleh perusahaan perkebunan teh setempat.

Curug Sang Hyang Taraje

Obyek wisata ini terdapat di daerah Pakenjeng Kabupaten Garut sebelah barat daya

G. Papandayan dengan ketinggian jeram berkisar antara 4 - 50 m. Curug ini bentuknya bertangga dan menyusun ke bawah sehingga menyerupai tangga. Curug ini berasal dari aliran sungai Cikondang yang berhimpitan dengan S. Cibutarua. Secara geologi, terbentuknya air terjun ini disebabkan adanya struktur sesar normal yang berarah barat daya – timurlaut. Air terjun ini terdapat pada batuan andesit hasil letusan G. Papandayan. Untuk mencapai Curug Sang Hyang Taraje masih sulit, karena harus melalui jalan setapak yang terdapat pada pematang bukit yang memisahkan S. Cibutarua dan S. Cikondang.

(5)

Gambar 4. Kawasan puncak dan kawah aktif Gunungapi Papandayan

Air panas Cibodas

Air panas ini terdapat di aliran S. Cibodas, Desa Toblong, Kabupaten Garut di lereng utara G. Papandayan yang berbatasan dengan Kawah Darajat. Temperatur air panas ini berkisar 47-52o C, pH = 6, air panas berwarna putih susu. Di lokasi tersebut terdapat kolam air panas berukuran 4 x 5 m dan telah dibuat beberapa buah aliran air mancur.

Wisata Agro

Kawasan Wisata Agro meliputi: perkebunan teh dan panorama di sekitarnya serta gua-gua peninggalan jaman Jepang. Kawasan ini terletak di daerah perkebunan teh Arjuna sampai Wanagiri, namun sarana jalan yang terdapat di kawasan ini masih belum baik (berlubang) dan tidak terurus. Di pinggir jalan tersebut terdapat lubang gua-gua besar berdiameter sekitar 3-4 m, yang dikenal sebagai Gua Sibujang, sedangkan kedalamannya belum diketahui karena tertutup semak-semak. Gua-gua ini terdapat pada batuan endapan aliran

piroklastika yang dihasilkan oleh Kawah Tegal Alun-alun.

Wisata Budaya

Temuan situs terletak di Desa Ciburuy - Bayongbong, merupakan salah satu obyek wisata budaya yang dapat dikembangkan namun masih belum dikenal masyarakat. Di situs tersebut terdapat barang-barang kuno seperti keris, batu-abu atau semacam batu ali, dan barang kuno lainnya. Benda-benda tersebut diduga merupakan peninggalan keturunan Prabu Siliwangi. Hal ini masih perlu adanya penelitian yang lebih lanjut.

Sumberdaya Air

Potensi sumberdaya air di G. Papandayan dan sekitarnya adalah air permukaan yang terdapat cukup melimpah meliputi mata air dingin, mata air panas dan sungai. Berdasarkan hasil penelitian dan penyelidikan terhadap sumberdaya air di daerah gunungapi Papandayan (Sitinjak, 2002 dan Prasetya dkk, 2002, Gambar 5) menunjukan bahwa hampir semua mata air dingin yang mengalir di gunungapi ini mempunyai kenampakan yang jernih, pH netral (6 - 7 , Tabel 1 ). Ion terlarut dan unsur-unsur kimia yang terdapat dalam air di sekitar G. Papandayan masih cukup rendah sehingga masih dapat dipakai untuk keperluan air minum, MCK, irigasi, perikanan serta budidaya tumbuhan. Berdasarkan S.K.

(6)

Permenkes No. 416 tahun 1990 tentang persyaratan air minum dan air bersih, menunjukan bahwa ion terlarut dan komposisi kimia dari air tersebut masih di bawah batas ambang yang aman dikonsumsi. Disamping itu mata air Cibulakan, Cimanglid dan Cidadap, dapat direkomandasikan untuk dikelola pihak PDAM setempat. Sedangkan mata air Ciparugpug, memiliki pH = 3, kadar sulfat dan besi yang tinggi, sehingga tidak dapat dikonsumsi oleh manusia, tumbuhan dan hewan. Akan tetapi bila air tersebut telah bercampur dengan air netral dari daerah sekitarnya, sehingga memiliki pH dan komposisi kimia dalam batas ambang yang aman, maka air dari aliran sungai Ciparugpug ini dapat dimanfaatkan untuk keperluan pada bidang kesehatan seperti spa, sauna, pengobatan penyakit kulit dan pemandian air panas.

Mata air panas di daerah Kawah Mas dan Kawah Nangklak secara kimiawi dan visual mempunyai pH rendah (2,3 – 2,7), keruh,

kadar sulfat (2067,61 mg/L), ion terlarut dan daya hantar listrik yang tinggi sehingga air panas tersebut tidak dapat dipergunakan untuk kebutuhan makhluk hidup. Tetapi bila sudah bercampur dengan air netral dari sekitarnya, maka dapat dipergunakan untuk kebutuhan rekreasi (spa, sauna, pemandian umum, pengobatan penyakit kulit).

Sungai-sungai yang ada di G. Papandayan dan sekitarnya memiliki debit air yang cukup besar antara 20 – 600 l/detik dengan pH : 6 - 7 (netral). Air yang terdapat pada umumnya jernih, namun pada beberapa sungai tampak agak keruh karena adanya campuran dari material tanah hasil erosi, sampah, limbah rumah tangga dan limbah dari peternakan. Ion dan unsur kimia yang terlarut dalam air sungai terdapat masih di bawah ambang yang dapat langsung digunakan untuk irigasi, pengairan, perikanan dan MCK. Sedangkan untuk kebutuhan air minum dapat dilakukan dengan penjernihan yang higienis terlebih dahulu.

(7)
(8)

Bahan Galian

Bahan galian Gunungapi Papandayan yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat antara lain batu andesit, pasir dan batu (sirtu), tanah lempung, belerang dan kaolin (Wahyudin dkk, 2002, Gambar 6). Andesit berasal dari aliran lava dan fragmen lahar dan guguran puing gunungapi (debris avalanche). Andesit ini dimanfaatkan sebagai batu belah untuk keperluan bahan bangunan (agregat) dan batu hias (ornamental stone). Beberapa daerah yang potensial mengandung batuan andesit ini antara lain : daerah Pakenjeng, Cileuleuy-Stanplat, Kampung Cicana, Desa Mekarjaya dan daerah lainnya.

Pasir dan Batu (sirtu) berasal dari endapan aliran piroklastika dan guguran puing (debris avalance), terdiri dari endapan pasir dan fragmen batuan beku andesit berukuran kerikil sampai kerakal. Endapan ini dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan batako. Daerah yang cukup potensial terdapat endapan ini antara lain daerah Kampung Cikati dan Kampung Pasir Talang, Desa Sirna Jaya, Kecamatan Cisurupan (Gambar 7).

Tanah Lempung (pelapukan batuan vulkanik) merupakan endapan piroklastika yang telah mengalami pelapukan kuat sehingga menjadi tanah lempung banyak dimanfaatkan untuk bahan baku bata merah. Endapan piroklastik ini merupakan produk letusan gunungapi

Papandayan dan tersebar cukup luas terutama di daerah lereng dan kaki. Di lereng timur Gunungapi Papandayan endapan tersebut terdapat di daerah Kampung Cipelak, Desa Tambak Bayu dan Kampung Andir, Desa Bale Wangi, Kecamatan Cisurupan. Sedangkan di lereng bagian timur laut, terdapat di Kampung Pangauban, Desa Pamulihan dan Kampung Talun, Desa Sukajaya, Kecamatan Cisurupan.

Endapan Belerang (sulfur) terdapat di daerah puncak G. Papandayan, terutama di kompleks Kawah Mas, merupakan kawah yang masih aktif. Sulfur ini terbentuk sebagai endapan hasil proses sublimasi dari gas vulkanik yang diemisikan. Kadar belerang di Komplek Gunungapi Papandayan terdapat antara 90-95%, sedangkan cadangan yang dihitung secara hipotetik lebih kurang 1.600 ton (Suhala dan Sudrajat, dalam Suhala dan Arifin, ed., 1997). Sulfur ini umumnya digunakan untuk bahan keperluan industri kimia, cat, karet, pupuk, gula dan kecantikan.

Endapan Kaolin cadangannya relatif kecil, keberadaannya terdapat di punggungan G. Walirang (dinding timur laut G. Papandayan) dan daerah sekitar Kawah Mas. Endapan kaolin di daerah ini terbentuk karena proses alterasi dan proses hidrotermal di zona lemah (zona struktur geologi). Kaolin umumnya dapat digunakan untuk keperluan industri karet, keramik dan pestisida.

(9)

Gambar 6. Peta lokasi bahan galian Gunungapi Papandayan (Wahyudin, 2002)

Gambar 7. Endapan sirtu (pasir dan batu) untuk bahan pembuatan batako Di Kampung Pasirtalang, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut.

Kesimpulan

Sumberdaya gunungapi yang terdapat di Gunungapi Papandayan dan sekitarnya berkaitan langsung dengan proses geologi dan aktivitasnya yang telah terjadi pada masa lalu maupun yang sedang berlangsung. Sumberdaya gunungapi tersebut terdiri atas ;

1. Wisata alam Gunungapi Papandayan terdiri atas struktur kawah, sesar, curug (air terjun), dan mata air panas.

2. Sumberdaya air yang terdapat di wilayah Gunungapi Papandayan cukup melimpah meliputi mata air panas, mata air dingin dan sungai. Mata air dingin dan air sungai mempunyai kandungan unsur kimia dan ion terlarut yang dapat digunakan untuk kebutuhan makhluk hidup. Sedangkan mata air panas dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan kolam pemandian, kesehatan dan kebutuhan rekreasi lainnya.

3. Bahan galian gunungapi yang dapat dimanfaatkan adalah batuan andesit untuk bahan bangunan dan sebagai bahan

(10)

ornamen bangunan, pasir dan batu (sirtu), lempung untuk bahan baku bata merah, belerang dan kaolin.

Daftar Pustaka

Asmoro, P., Wahyudin, D., dan Mulyadi, E., 1989. Peta Geologi Gunungapi Papandayan Garut, Jawa Barat, sekala 1 : 25.000. Direktorat Vulkanologi Bandung.

Prasetya, A., Suhadi, D., dan Sitinjak, P, 2002. Laporan Inventarisasi Sumberdaya Air Gunungapi Papandayan. DVMBG. Tidak diterbitkan

Setiawan, T, dkk, 1999. Laporan Inventarisasi Potensi Wisata Gunungapi Papandayan, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Direktorat Vulkanologi. Tidak diterbitkan.

Sitinjak, P, 2002. Geokimia air gunungapi Papandayan dan dampaknya terhadap lingkungan sekitar. Skripsi Sarjana Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Ahmad Yani Cimahi.

Suhala, S dan Sudrajat, A., 1997. Belerang. Dalam Suhala, S dan Arifin, A.(eds). Bahan Galian Industri. Pusat Penelitian danPengembangan Teknologi Mineral.

Wahyudin, D., Rukada, T., dan Kurnia, E., 2002. Laporan Inventarisasi Bahan Galian Gunungapi Papandayan dan sekitarnya, Kabupaten Garut, Jawa Barat. DVMBG. Tidak diterbitkan

Gambar

Gambar 1. Peta lokasi dan potret Gunungapi  Papandayan
Gambar 2. Peta Geologi G. Papandayan (Asmoro,  dkk, 1989)
Gambar 3. Peta lokasi wisata Gunungapi Papandayan
Gambar 4.  Kawasan puncak dan kawah aktif   Gunungapi Papandayan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahap akhir akan dilakukan eksperimen terbatas pada beberapa jurusan/prodi untuk: (1) menyediakan informasi akurat tentang keefektifan model intervensi yang

Imam al-Tirmidhi seperti memadukan sistem koleksi yang telah dikembangkan oleh kdua guru beliau, yakni Imam al-Bukhari dalam hal melengkapi kedelapan pokok

Waktu retensi masing-masing jenis asam lemak ini selanjutnya akan digunakan sebagai patokan untuk menentukan jenis dan komposisi asam lemak yang terdapat dalam

Hubungan ketergantungan antar package ini mengindikasikan efek suatu elemen terhadap elemen lain dalam sistem sehingga perancang sistem dapat melacak efek-efek dari

Hasil wawancara di atas, peneliti menyimpulkan bahwa Direktur Utama PT. Bukit Mustika Persada lebih dominan pada gaya kepemimpinan partisipatif. Karena dari hasil

Untuk itu, perlu dilakukan penelitian tentang “Pengaruh Job Enlargement dan Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan

Pada proyek akhir ini juga menggunakan sensor rotary encoder untuk menghitung jumlah perputaran poros roda motor yang nantinya output pada rotary encoder yang

Dalam penelitian ini, Zhixing Wang dan Xujing Wang dari Chinese Academy of Agricultural Sciences, mengevaluasi kemungkinan efek padi transgenik OsrHSA pada mikroba tanah