• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN STOMATITIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN STOMATITIS"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN STOMATITIS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN STOMATITIS

UNTUK MEMENUHI TUGAS SENSORI PERSEPSI UNTUK MEMENUHI TUGAS SENSORI PERSEPSI

DISUSUN OLEH:

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 8

KELOMPOK 8

Al Fauzan

Al Fauzan

Ika Dewi Muriyanti

Ika Dewi Muriyanti

Devi Zamila

Devi Zamila

Anselmus Ananius Lako

Anselmus Ananius Lako

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURABAYA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURABAYA

2014

2014

(2)

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT atas rahmat dan bimbingannya sehingga Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT atas rahmat dan bimbingannya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik.makalah ini merupakan panduan bagi para kami dapat menyusun makalah ini dengan baik.makalah ini merupakan panduan bagi para mahasiswa dan guru yang kami sajikan secara praktis dan sistematik.serta di rancang sedemikian mahasiswa dan guru yang kami sajikan secara praktis dan sistematik.serta di rancang sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan pembahasan yang baik.

rupa sehingga dapat menghasilkan pembahasan yang baik.

Makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan untuk itu,kami mohon kritik dan saran dari Makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan untuk itu,kami mohon kritik dan saran dari  pembaca.Atas saran dan bantuan dari semua pihak kami mengucapkan terima kasih.

 pembaca.Atas saran dan bantuan dari semua pihak kami mengucapkan terima kasih.

Surabaya,20 Mei 2014 Surabaya,20 Mei 2014

Penyusun Penyusun

(3)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1

1.1 Latar BelakangLatar Belakang

Sariawan merupakan bahasa awam untuk berbagai macam lesi / benjolan yang timbul di Sariawan merupakan bahasa awam untuk berbagai macam lesi / benjolan yang timbul di rongga mulut. Namun biasanya jenis sariawan yang sering timbul sehari-hari pada rongga rongga mulut. Namun biasanya jenis sariawan yang sering timbul sehari-hari pada rongga mulut kita disebut (dalam istilah kedokteran gigi) adalah Stomatitis Aftosa Rekuren.

mulut kita disebut (dalam istilah kedokteran gigi) adalah Stomatitis Aftosa Rekuren.

Sariawan atau stomatitis adalah radang yang terjadi pada mukosa mulut, biasanya berupa Sariawan atau stomatitis adalah radang yang terjadi pada mukosa mulut, biasanya berupa  bercak

 bercak putih putih kekuningan. kekuningan. Bercak Bercak itu itu dapat dapat berupa berupa bercak bercak tunggal tunggal maupun maupun berkelompok.berkelompok. Sariawan dapat menyerang selaput lendir pipi bagian dalam, bibir bagian dalam, lidah, gusi, Sariawan dapat menyerang selaput lendir pipi bagian dalam, bibir bagian dalam, lidah, gusi, serta langit-langit dalam rongga mulut.

serta langit-langit dalam rongga mulut.

Meskipun tidak tergolong berbahaya, namun sariawan sangat mengganggu. Ada pula Meskipun tidak tergolong berbahaya, namun sariawan sangat mengganggu. Ada pula yang mengatakan bahwa sariawan merupakan reaksi imunologik abnormal pada rongga yang mengatakan bahwa sariawan merupakan reaksi imunologik abnormal pada rongga mulut.

mulut.

1.2

1.2 Rumusan Rumusan MasalahMasalah

1.

1. Bagaimana konsep pada stomatitisBagaimana konsep pada stomatitis 2.

2.  bagaimana asuhan keperawatan pada stomatitis bagaimana asuhan keperawatan pada stomatitis

1.3 Tujuan 1.3 Tujuan

1.

1. Menjelaskan definisi stomatitisMenjelaskan definisi stomatitis 2.

2. Menjelaskan etiologi stomatitisMenjelaskan etiologi stomatitis 3.

3. Menjelaskan patofisiologi stomatitisMenjelaskan patofisiologi stomatitis 4.

4. Menjelaskan manifestasi klinis stomatitisMenjelaskan manifestasi klinis stomatitis 5.

5. Menjelaskan komplikasi stomatitisMenjelaskan komplikasi stomatitis 6.

6. Menjelskan penatalaksanaan medis stomatitisMenjelskan penatalaksanaan medis stomatitis 7.

7. Menjelaskan pemeriksaan stomatitisMenjelaskan pemeriksaan stomatitis 8.

8. Menjelaskan asuhan keperawatan stomatitisMenjelaskan asuhan keperawatan stomatitis 9.

(4)

BAB II BAB II

TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

2.1

2.1 Definisi Definisi StomatitisStomatitis

Stomatitis adalah kondisi peradangan pada mulut karena kontak dengan pengiritasi Stomatitis adalah kondisi peradangan pada mulut karena kontak dengan pengiritasi seperti tembakau;defisiensi vitamin; infeksi oleh bakteri, virus atau jamur;atau penggunaan obat seperti tembakau;defisiensi vitamin; infeksi oleh bakteri, virus atau jamur;atau penggunaan obat kemoterapi (Potter & Perry,2005).

kemoterapi (Potter & Perry,2005).

Stomatitis adalah imflamasi mukosa oral, yang dapat meliputi mukosa bukal (pipi) dan Stomatitis adalah imflamasi mukosa oral, yang dapat meliputi mukosa bukal (pipi) dan labial (bibir), lidah, gusi,l angit-langit dan dasar mulut. (Donna L.Wong dk

labial (bibir), lidah, gusi,l angit-langit dan dasar mulut. (Donna L.Wong dk k).k).

Stomatitis merupakan infeksi umum yang bisa meluas ke mukosa bukal, bibir dan Stomatitis merupakan infeksi umum yang bisa meluas ke mukosa bukal, bibir dan  palatum (William dan wilkins, 2008).

 palatum (William dan wilkins, 2008).

Stomatitis ialah istilah umum yang mengacu pada reaksi inflamasi dan lesi ulseratif Stomatitis ialah istilah umum yang mengacu pada reaksi inflamasi dan lesi ulseratif dangkal yang terjadi pada permukaan mukosa mulut atau orofaring 7 sampai 14 hari setelah dangkal yang terjadi pada permukaan mukosa mulut atau orofaring 7 sampai 14 hari setelah  pemberian

 pemberian agens agens kemoterapi kemoterapi tertentu tertentu dan dan setelah setelah terapi terapi radiasi radiasi pada pada kepala kepala dan dan leher leher (Otto,(Otto, 2003).

2003).

Stomatitis aftosa rekuren (SAR) adalah suatu peradangan yang terjadi pada mukosa Stomatitis aftosa rekuren (SAR) adalah suatu peradangan yang terjadi pada mukosa mulut, biasanya berupa ulser putih kekuningan. Ulser ini dapat berupa ulser tunggal maupun mulut, biasanya berupa ulser putih kekuningan. Ulser ini dapat berupa ulser tunggal maupun lebih dari satu. SAR dapat menyerang mukosa mulut yang tidak berkeratin yaitu mukosa bukal, lebih dari satu. SAR dapat menyerang mukosa mulut yang tidak berkeratin yaitu mukosa bukal, labial, lateral dan ventral lidah, dasar mulut, palatum lunak dan mukosa orofaring.

labial, lateral dan ventral lidah, dasar mulut, palatum lunak dan mukosa orofaring.

SAR merupakan ulser oval rekuren pada mukosa mulut tanpa tanda-tanda adanya SAR merupakan ulser oval rekuren pada mukosa mulut tanpa tanda-tanda adanya  penyakit

 penyakit lain lain dan dan salah salah satu satu kondisi kondisi ulseratif ulseratif mukosa mukosa mulut mulut yang yang paling paling menyakitkan menyakitkan terutamaterutama sewaktu makan, menelan dan berbicara. Penyakit ini ringan karena tidak bersifat membahayakan sewaktu makan, menelan dan berbicara. Penyakit ini ringan karena tidak bersifat membahayakan  jiwa

 jiwa dan dan tidak tidak menular. menular. Tetapi Tetapi bagi bagi orang orang -orang -orang yang yang menderita menderita SAR SAR dengan dengan frekuensi frekuensi yangyang sangat tinggi akan merasa sangat terganggu. Beberapa ahli menyatakan bahwa SAR bukan sangat tinggi akan merasa sangat terganggu. Beberapa ahli menyatakan bahwa SAR bukan merupakan penyakit yang berdiri sendiri, tetapi lebih merupakan gambaran beberapa keadaan merupakan penyakit yang berdiri sendiri, tetapi lebih merupakan gambaran beberapa keadaan

(5)

 patologis

 patologis dengan dengan gejala gejala klinis klinis yang yang sama. sama. SAR SAR dapat dapat membuat membuat frustasi frustasi pasien pasien dan dan perawatperawat dalam merawatnya, karena kadang-kadang sebelum ulser yang lama sembuh ulser baru dapat dalam merawatnya, karena kadang-kadang sebelum ulser yang lama sembuh ulser baru dapat timbul dalam jumlah yang lebih banyak.

timbul dalam jumlah yang lebih banyak.

Epidemiologi Stomatitis yaitu sebagai berikut: Epidemiologi Stomatitis yaitu sebagai berikut:

Prevalensi SAR bervariasi tergantung pada daerah populasi yang diteliti. Angka Prevalensi SAR bervariasi tergantung pada daerah populasi yang diteliti. Angka  prevalensi

 prevalensi SAR SAR berkisar berkisar 15-25% 15-25% dari dari populasi populasi penduduk penduduk di di seluruh seluruh dunia. dunia. Penelitian Penelitian telahtelah menemukan terjadinya SAR pada dewasa sekitar 2% di Swedia (1985), 1,9% di Spanyol (2002) menemukan terjadinya SAR pada dewasa sekitar 2% di Swedia (1985), 1,9% di Spanyol (2002) dan 0,5% di Malaysia (2000). SAR tampaknya jarang terjadi di Bedouins Kuwaiti yaitu sekitar dan 0,5% di Malaysia (2000). SAR tampaknya jarang terjadi di Bedouins Kuwaiti yaitu sekitar 5% dan ditemukan 0,1% pada masyarakat India di Malaysia. Namun, SAR sangat sering terjadi 5% dan ditemukan 0,1% pada masyarakat India di Malaysia. Namun, SAR sangat sering terjadi di Amerika Utara. Di Indonesia belum diketahui berapa prevalensi SAR di masyarakat, tetapi di Amerika Utara. Di Indonesia belum diketahui berapa prevalensi SAR di masyarakat, tetapi dari data klinik penyakit mulut di rumah sakit Ciptomangun Kusumo tahun 1988 sampai dengan dari data klinik penyakit mulut di rumah sakit Ciptomangun Kusumo tahun 1988 sampai dengan 1990 dijumpai kasus SAR sebanyak 26,6%, periode 2003-2004 didapatkan prevalensi SAR dari 1990 dijumpai kasus SAR sebanyak 26,6%, periode 2003-2004 didapatkan prevalensi SAR dari 101 pasien terdapat kasus SAR 17,3%.

101 pasien terdapat kasus SAR 17,3%.

SAR lebih sering dijumpai pada wanita daripada pria, pada orang dibawah 40 tahun, SAR lebih sering dijumpai pada wanita daripada pria, pada orang dibawah 40 tahun, orang kulit putih, tidak merokok, dan pada anak-anak.9 Menurut Smith dan Wray (1999), SAR orang kulit putih, tidak merokok, dan pada anak-anak.9 Menurut Smith dan Wray (1999), SAR dapat terjadi pada semua kelompok umur tetapi lebih sering ditemukan pada masa dewasa muda. dapat terjadi pada semua kelompok umur tetapi lebih sering ditemukan pada masa dewasa muda. SAR paling sering dimulai selama dekade kedua dari kehidupan seseorang. Pada sebagian besar SAR paling sering dimulai selama dekade kedua dari kehidupan seseorang. Pada sebagian besar keadaan, ulser akan makin jarang terjadi pada pasien yang memasuki dekade keempat dan tidak keadaan, ulser akan makin jarang terjadi pada pasien yang memasuki dekade keempat dan tidak  pernah terjadi pada pasien yang memasuki dekade kelima dan keenam.

 pernah terjadi pada pasien yang memasuki dekade kelima dan keenam.

Epidemiologi stomatitis aftosa rekuren terjadi hampir pada 2%-6% pada populasi orang Epidemiologi stomatitis aftosa rekuren terjadi hampir pada 2%-6% pada populasi orang dewasa yang terinfeksi HIV dan lebih sering terjadi pada anak-anak yang terinfeksi HIV, dewasa yang terinfeksi HIV dan lebih sering terjadi pada anak-anak yang terinfeksi HIV, khususnya disebabkan obat-obatan seperti didanosine (ddI) yang dapat menginduksi terjadinya khususnya disebabkan obat-obatan seperti didanosine (ddI) yang dapat menginduksi terjadinya lesi. (Sufiawati: 2009).

(6)

2.2 Klasifikasi Stomatitis 2.2 Klasifikasi Stomatitis

Ada beberapa klasifikasi stomatitis, yaitu: Ada beberapa klasifikasi stomatitis, yaitu:

a.

a. Mycotic Mycotic stomatitisstomatitis

Mycotic stomatitis adalah stomatitis yang disebabkan oleh adanya infeksi mulut atau Mycotic stomatitis adalah stomatitis yang disebabkan oleh adanya infeksi mulut atau rongga mulut oleh jamur Candida. Mycotic stomatitis, disebabkan oleh pertumbuhan Candida rongga mulut oleh jamur Candida. Mycotic stomatitis, disebabkan oleh pertumbuhan Candida albicans , yang merupakan penyebab stomatitis yang luar biasa pada anjing dan kucing. Hal ini albicans , yang merupakan penyebab stomatitis yang luar biasa pada anjing dan kucing. Hal ini ditandai dengan adanya bercak putih kekuningan pada lidah atau membran mukosa. Mycotic ditandai dengan adanya bercak putih kekuningan pada lidah atau membran mukosa. Mycotic stomatitis biasanya dihubungkan dengan penyakit mulut yang lain, penggunaan terapi antibiotik stomatitis biasanya dihubungkan dengan penyakit mulut yang lain, penggunaan terapi antibiotik yang lama, atau pemberian immunosuppression. Pada mycotic stomatitis sering kali pada yang lama, atau pemberian immunosuppression. Pada mycotic stomatitis sering kali pada  jaringan terjadi kemerahan dan timbul ulsor di bagian rongga mulut.

 jaringan terjadi kemerahan dan timbul ulsor di bagian rongga mulut.

 b.

 b. GingivostomatitisGingivostomatitis

Gingivostomatitis merupakan infeksi virus pada gusi dan bagian mulut lainnya, yang Gingivostomatitis merupakan infeksi virus pada gusi dan bagian mulut lainnya, yang menimbulkan nyeri. Gusi tampak berwarna merah terang dan terdapat banyak luka terbuka yang menimbulkan nyeri. Gusi tampak berwarna merah terang dan terdapat banyak luka terbuka yang  berwarna putih atau kuning di dalam mulut.

 berwarna putih atau kuning di dalam mulut.

c.

c. Denture Denture stomatitis stomatitis atau atau Chronic Chronic stomatitisstomatitis

Denture stomatitis adalah suatu istilah yang digunakan untuk menjelaskan Denture stomatitis adalah suatu istilah yang digunakan untuk menjelaskan perubahan- perubahan

 perubahan patologik patologik pada pada mukosa mukosa penyangga penyangga gigi gigi tiruan tiruan di di dalam dalam rongga rongga mulut. mulut. Perubahan- Perubahan- perubahan

 perubahan tersebut tersebut ditandai ditandai dengan dengan adanya adanya eritema eritema di di bawah bawah gigi gigi tiruan tiruan lengkap lengkap atau atau sebagiansebagian  baik

 baik di di rahang rahang atas atas maupun maupun di di rahang rahang bawah. bawah. Budtz-Jorgensenl Budtz-Jorgensenl mengemukakan mengemukakan bahwa bahwa denturedenture stomatitis dapat disebabkan oleh bermacam- macam faktor yaitu: trauma, infeksi, pemakaian gigi stomatitis dapat disebabkan oleh bermacam- macam faktor yaitu: trauma, infeksi, pemakaian gigi tiruan yang terus-menerus, oral hygiene jelek, alergi, dan gangguan faktor sistemik. Oleh karena tiruan yang terus-menerus, oral hygiene jelek, alergi, dan gangguan faktor sistemik. Oleh karena itu, gambaran klinis maupun gambaran histopatologis juga bervariasi, sehingga itu, gambaran klinis maupun gambaran histopatologis juga bervariasi, sehingga  perawatannyapun

 perawatannyapun perlu perlu dilakukan dilakukan dengan dengan berbagai berbagai cara cara sesuai sesuai dengan dengan kemungkinankemungkinan  penyebabnya.

 penyebabnya.

d.

d. Aphthous Aphthous stomatitisstomatitis

Apthous stomatitis (sariawan) adalah stomatitis yang paling umum sering terjadi. Apthous stomatitis (sariawan) adalah stomatitis yang paling umum sering terjadi. Sariawan ini adalah jenis ulkus yang sangat nyeri pada jaringan lunak mulut, bibir, lidah, pipi Sariawan ini adalah jenis ulkus yang sangat nyeri pada jaringan lunak mulut, bibir, lidah, pipi

(7)

 bagian dalam, pharing,

 bagian dalam, pharing, dan langit-langit mulut dan langit-langit mulut halus. Tipe sariawan ini halus. Tipe sariawan ini tidak menular. Stomatitistidak menular. Stomatitis aphtosa ini mempunyai 2 jenis tipe penyakit, diantaranya:

aphtosa ini mempunyai 2 jenis tipe penyakit, diantaranya:

1.

1. Sariawan akut bisa disebabkan oleh trauma sikat gigi, tergigit, dan sebagainya. PadaSariawan akut bisa disebabkan oleh trauma sikat gigi, tergigit, dan sebagainya. Pada sariawan akut ini bila dibiarkan saja akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa sariawan akut ini bila dibiarkan saja akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari.

hari. 2.

2. Sariawan kronis Sariawan kronis akan sulit akan sulit sembuh jika sembuh jika dibiarkan tanpa diberi dibiarkan tanpa diberi tindakan apatindakan apa-apa.-apa. Sariawan jenis ini disebabkan oleh xerostomia (mulut kering). Pada keadaan mulut Sariawan jenis ini disebabkan oleh xerostomia (mulut kering). Pada keadaan mulut kering, kuantitas saliva atau air ludah berkurang. Akibatnya kualitasnya pun juga kering, kuantitas saliva atau air ludah berkurang. Akibatnya kualitasnya pun juga akan berkurang. Penyebab dari xerostomia ini bisa disebabkan gangguan psikologis akan berkurang. Penyebab dari xerostomia ini bisa disebabkan gangguan psikologis (stress), perubahan hormonal, gangguan pencernaan, sensitif terhadap makanan (stress), perubahan hormonal, gangguan pencernaan, sensitif terhadap makanan tertantu dan terlalu banyak mengonsumsi antihistamin atau

tertantu dan terlalu banyak mengonsumsi antihistamin atau sedatif.sedatif.

Adapun secara klinis stomatitis aphtosa ini dapat dibagi menjadi 3

Adapun secara klinis stomatitis aphtosa ini dapat dibagi menjadi 3 subtipe, diantaranya:subtipe, diantaranya:

1.

1. Stomatitis Stomatitis aphtosa aphtosa minor minor (MiRAS)(MiRAS)

Sebagian besar pasien menderita stomatitis aphtosa bentuk minor ini. Yang ditandai oleh Sebagian besar pasien menderita stomatitis aphtosa bentuk minor ini. Yang ditandai oleh luka (ulser) bulat atau oval, dangkal, dengan diameter kurang dari 5mm, dan dikelilingi oleh luka (ulser) bulat atau oval, dangkal, dengan diameter kurang dari 5mm, dan dikelilingi oleh  pinggiran

 pinggiran yang yang eritematus. eritematus. Ulserasi Ulserasi pada pada MiRAS MiRAS cenderung cenderung mengenai mengenai daerah-daerah daerah-daerah non- non-keratin, seperti mukosa labial, mukosa bukal dan dasar mulut. Ulserasi bisa tunggal atau keratin, seperti mukosa labial, mukosa bukal dan dasar mulut. Ulserasi bisa tunggal atau merupakan kelompok yang terdiri atas empat atau lima dan akan sembuh dalam jangka waktu merupakan kelompok yang terdiri atas empat atau lima dan akan sembuh dalam jangka waktu 10-14 hari tanpa meninggal bekas.

10-14 hari tanpa meninggal bekas.

2.

2. Stomatitis Stomatitis aphtosa aphtosa major major (MaRAS)(MaRAS)

Hanya sebagian kecil dari pasien yang terjangkit stomatitis aphtosa jenis ini. Namun jenis Hanya sebagian kecil dari pasien yang terjangkit stomatitis aphtosa jenis ini. Namun jenis stomatitis aphtosa pada jenis ini lebih hebat daripada stomatitis jenis minor (MiRAS). Secara stomatitis aphtosa pada jenis ini lebih hebat daripada stomatitis jenis minor (MiRAS). Secara klasik, ulser ini berdiameter kira-kira 1-3 cm, dan berlangsung selama 4minggu atau lebih dan klasik, ulser ini berdiameter kira-kira 1-3 cm, dan berlangsung selama 4minggu atau lebih dan dapat terjadi pada bagian mana saja dari mukosa mulut, termasuk daerah-daerah berkeratin. dapat terjadi pada bagian mana saja dari mukosa mulut, termasuk daerah-daerah berkeratin. Stomatitis aphtosa major ini meninggalkan bekas, bekas pernah adanya ulser seringkali dapat Stomatitis aphtosa major ini meninggalkan bekas, bekas pernah adanya ulser seringkali dapat dilihat penderita MaRAS; jaringan parut terjadi karena keseriusan dan

(8)

3.

3. Ulserasi Ulserasi herpetiformis herpetiformis (HU)(HU)

Istilah

Istilah ’herpetiformis’ digunakan karena bentuk klinis dari HU (yang dapat terdiri atas’herpetiformis’ digunakan karena bentuk klinis dari HU (yang dapat terdiri atas 100 ulser kecil-kecil pada satu waktu) mirip dengan gingivostomatitis herpetik primer, tetapi 100 ulser kecil-kecil pada satu waktu) mirip dengan gingivostomatitis herpetik primer, tetapi virus-virus herpes initidak mempunyai peran etiologi pada HU atau dalam setiap bentuk ulserasi virus-virus herpes initidak mempunyai peran etiologi pada HU atau dalam setiap bentuk ulserasi aphtosa.

aphtosa.

2.3

2.3 Etiologi Etiologi StomatitisStomatitis Etiologi

Etiologi yang berasal dari yang berasal dari keadaan dalam mkeadaan dalam mulut seperti :ulut seperti :

a.

a. Kebersihan Kebersihan mulut mulut yang yang kurangkurang

Kebersihan mulut berhubungan dengan keadaan gigi pasien. Apabila higiene gigi pasien Kebersihan mulut berhubungan dengan keadaan gigi pasien. Apabila higiene gigi pasien  buruk, sering dapat menjadi penyebab timbulnya sariawan yang berulang.

 buruk, sering dapat menjadi penyebab timbulnya sariawan yang berulang.

 b.

 b. Makanan atau minuman yang panas dan pedasMakanan atau minuman yang panas dan pedas

Makanan atau minuman yang pedas atau panas dapat berpengaruh terhadap mukosa yang Makanan atau minuman yang pedas atau panas dapat berpengaruh terhadap mukosa yang ada didalam mulut yang berfungsi sebagai alat pertahanan dalam melawan infrksi. Selain itu, ada didalam mulut yang berfungsi sebagai alat pertahanan dalam melawan infrksi. Selain itu,  juga

 juga bserpengaruh bserpengaruh terhadap terhadap bermacam-bermacam-macam kuman yang merupakan bagian daripada “floramacam kuman yang merupakan bagian daripada “flora mulut” dan tidak menimbulkan gangguan apapun dan disebut apatogen. Daya tahan mulut dapat mulut” dan tidak menimbulkan gangguan apapun dan disebut apatogen. Daya tahan mulut dapat menurun karena termik. Jika daya tahan mulut atau tubuh menurun, maka kuman-kuman yang menurun karena termik. Jika daya tahan mulut atau tubuh menurun, maka kuman-kuman yang apatogen itu menjadi patogen dan menimbulkan gangguan atau menyebabkan berbagai apatogen itu menjadi patogen dan menimbulkan gangguan atau menyebabkan berbagai  penyakit/infeksi.

 penyakit/infeksi.

c.

c. Luka Luka pada pada bibir bibir akibat akibat tergigit/benturan.tergigit/benturan.

 bisa

 bisa terjadi terjadi karena karena bekas bekas dari dari tergigit tergigit itu itu bisa bisa menimbulkan menimbulkan ulsersehingga ulsersehingga dapatdapat mengakibatkan stomatitis aphtosa.

mengakibatkan stomatitis aphtosa.

d.

d. Infeksi Infeksi jamurjamur

namun biasanya hal ini dihubungkan dengan penurunan sistem pertahanan tubuh namun biasanya hal ini dihubungkan dengan penurunan sistem pertahanan tubuh (imuno). Berasal dari kadar imunoglobin abnormal.

(9)

e.

e. Infeksi Infeksi virusvirus

Stomatitis karena herpes simplex stomatitis (HSV) terjadi sebagai utama atau infeksi Stomatitis karena herpes simplex stomatitis (HSV) terjadi sebagai utama atau infeksi tambahan; infeksi tambahan ini adalah sering banyak terjadi. dua tipe HSV dapat tambahan; infeksi tambahan ini adalah sering banyak terjadi. dua tipe HSV dapat diidentifikasikan : HSV tipe 2 dengan penyebab lesi genital dan HSV tipe 1 dengan respon dari diidentifikasikan : HSV tipe 2 dengan penyebab lesi genital dan HSV tipe 1 dengan respon dari lesi nongenital. awal terjadinya virus merupakan hasil utama dari infeksi HSV biasa disebut lesi nongenital. awal terjadinya virus merupakan hasil utama dari infeksi HSV biasa disebut stomatitis Herpes Akut.

stomatitis Herpes Akut.

keseragaman ukuran gelembung frekuensinya lebih banyak terjadi dilidah, palatum dan keseragaman ukuran gelembung frekuensinya lebih banyak terjadi dilidah, palatum dan mukosa bucal dan labial. gelembung burut terjadi setelah nyeri luka meninggalkan areanya yang mukosa bucal dan labial. gelembung burut terjadi setelah nyeri luka meninggalkan areanya yang mengelilingi sekitar garis tepi erythematous. lesi ditingkat ini biasa terjadi di luka aphathous. mengelilingi sekitar garis tepi erythematous. lesi ditingkat ini biasa terjadi di luka aphathous. area yang terkena luka 10 sampai 14 hari.

area yang terkena luka 10 sampai 14 hari.

Gelembung mukosa umumnya disertai dengan inflamasi akut gingiva, saat dengan lesi Gelembung mukosa umumnya disertai dengan inflamasi akut gingiva, saat dengan lesi herpes. Karakteristik lidah dengan keputih-putihan dan klien mengatakan adanya bau busuk di herpes. Karakteristik lidah dengan keputih-putihan dan klien mengatakan adanya bau busuk di  pernafasannya.

 pernafasannya. infeksi infeksi HSV HSV utama utama dikarakteristikkan dikarakteristikkan dari dari gejala gejala yang yang timbul timbul dari dari infeksiinfeksi termasuk kelemasan, panas dan pembesaran dalam limpa.

termasuk kelemasan, panas dan pembesaran dalam limpa.

f.

f. Letak Letak susunan susunan gigi gigi atau atau kawat kawat gigigigi

Letak dan susunan gigi yang tidak teratur akan sanagt berpengaruh terhadap kebersihan Letak dan susunan gigi yang tidak teratur akan sanagt berpengaruh terhadap kebersihan gigi. Dimana terjadi kesulitan dalam proses membersihkan kotoran yang tersangkut atau melekat gigi. Dimana terjadi kesulitan dalam proses membersihkan kotoran yang tersangkut atau melekat  pada baian yang sulit dijangkau oleh sikat gigi.

 pada baian yang sulit dijangkau oleh sikat gigi.

Etiologi

Etiologi yang berasal yang berasal dari keadaan luar dari keadaan luar mulut seperti mulut seperti ::

a. Rokok a. Rokok

Asap rokok banyak mengandung zat-zat berbahaya yang dapat menyebabkan berbagai Asap rokok banyak mengandung zat-zat berbahaya yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit terutama pada stomatitis. Pada penyakit ini, asap rokok yang mengandung macam penyakit terutama pada stomatitis. Pada penyakit ini, asap rokok yang mengandung zat-zat yang berbahaya masuk ke dalam tubuh melalui mulut yang banyak terdapat mukosa sebagai zat yang berbahaya masuk ke dalam tubuh melalui mulut yang banyak terdapat mukosa sebagai alat perlindungan tubuh terhadap infeksi. Zat-zat adiktif tersebut yang berasal dari asap rokok alat perlindungan tubuh terhadap infeksi. Zat-zat adiktif tersebut yang berasal dari asap rokok menyebabkan kerusakan pada mukosa-mukosa didalam mulut. Sehingga terjadi penurunan imun menyebabkan kerusakan pada mukosa-mukosa didalam mulut. Sehingga terjadi penurunan imun terutama pada bagian mulut yang menyebabkan mulut rentan terhadap penyakit.

(10)

 b.

 b. Pada penggunaan obat kumurPada penggunaan obat kumur

Obat kumur yang mengandung bahan-bahan pengering (misalnya alkohol, Obat kumur yang mengandung bahan-bahan pengering (misalnya alkohol, lemon/gliserin) harus dihindari. Zat-zat seperti alkohol di atas dapat menyebabkan kerusakan lemon/gliserin) harus dihindari. Zat-zat seperti alkohol di atas dapat menyebabkan kerusakan yang pada sel-sel mukosa dalam mulut yang bertugas dalam menghasilkan sekret sebagai bentuk yang pada sel-sel mukosa dalam mulut yang bertugas dalam menghasilkan sekret sebagai bentuk  pertahanan tubuh.

 pertahanan tubuh.

c.

c. Reaksi Reaksi alergialergi

Sariawan timbul setelah makan jenis makanan tertentu. Jenis makanan ini berbeda untuk Sariawan timbul setelah makan jenis makanan tertentu. Jenis makanan ini berbeda untuk tiap-tiap penderita.

tiap-tiap penderita.

d. Alergi d. Alergi

 bisa terjadi karena kenaikan kadar IgE dan keterkaitan antara beberapa jenis makanan dan  bisa terjadi karena kenaikan kadar IgE dan keterkaitan antara beberapa jenis makanan dan timbulnya ulser. Gejala timbul biasanya segera setelah penderita mengkonsumsi makanan timbulnya ulser. Gejala timbul biasanya segera setelah penderita mengkonsumsi makanan tersebut

tersebut

e.

e. Faktor Faktor psikologis psikologis (stress)(stress)

Kortison merupakan salah satu hormon utama yang dikeluarkan oleh tubuh sebagai reaksi Kortison merupakan salah satu hormon utama yang dikeluarkan oleh tubuh sebagai reaksi terhadap stres. Hormon ini menigngkatkan tekanan darah dan mempersiapkan tubuh untuk terhadap stres. Hormon ini menigngkatkan tekanan darah dan mempersiapkan tubuh untuk respon melawan. Akan tetapi apabila stres berlebih akan menyebabkan hormon ini juga respon melawan. Akan tetapi apabila stres berlebih akan menyebabkan hormon ini juga dihasilkan berlebih sehingga respon tubuh dalam melawan bakteri berlebih (ada tidaknya bakteri dihasilkan berlebih sehingga respon tubuh dalam melawan bakteri berlebih (ada tidaknya bakteri akan bekerja sehingga akan merusak sel-sel yang sehat).

akan bekerja sehingga akan merusak sel-sel yang sehat).

f.

f. Gangguan Gangguan hormonal hormonal (seperti (seperti sebelum sebelum atau atau sesudah sesudah menstruasi).menstruasi).

Terbentuknya stomatitis aphtosa ini pada fase luteal dari siklus haid pada beberapa Terbentuknya stomatitis aphtosa ini pada fase luteal dari siklus haid pada beberapa  penderita wanita.

 penderita wanita.

g.

g. Kekurangan Kekurangan vitamin vitamin CC

mengakibatkan jaringan dimukosa mulut dan jaringan penghubung antara gusi dan gigi mengakibatkan jaringan dimukosa mulut dan jaringan penghubung antara gusi dan gigi mudah robek yang akhirnya mengakibatkan sariawan.

(11)

h.

h. Kekurangan viKekurangan vitamin tamin B B dan dan zat zat besi besi juga juga dapat menimbulkan dapat menimbulkan sariawan..sariawan..

i.

i. Kelainan Kelainan pencernaan pencernaan Gangguan Gangguan saluran saluran pencernaanpencernaan

Seperti Chorn disease, kolitis ulserativ, dan celiac disease sering disertai timbulnya Seperti Chorn disease, kolitis ulserativ, dan celiac disease sering disertai timbulnya stomatitis apthosa.

stomatitis apthosa.

Faktor Resiko Stomatitis adalah sebagai berikut: Faktor Resiko Stomatitis adalah sebagai berikut:

Hingga saat kini, penyebab dari stomatitis atau sariawan belum dapat dipastikan, tetapi Hingga saat kini, penyebab dari stomatitis atau sariawan belum dapat dipastikan, tetapi ada faktor-faktor yang diduga kuat menjadi pemicu atau pencetus terjadinya stomatitis. Beberapa ada faktor-faktor yang diduga kuat menjadi pemicu atau pencetus terjadinya stomatitis. Beberapa diantaranya adalah:

diantaranya adalah:

1. Trauma 1. Trauma

Ulser dapat terbentuk pada daerah bekas terjadinya luka penetrasi akibat trauma. Ulser dapat terbentuk pada daerah bekas terjadinya luka penetrasi akibat trauma. Pendapat ini didukung oleh hasil pemeriksaan klinis, bahwa sekelompok ulser terjadi setelah Pendapat ini didukung oleh hasil pemeriksaan klinis, bahwa sekelompok ulser terjadi setelah adanya trauma ringan pada mukosa mulut. Umumnya ulser terjadi karena tergigit saat berbicara, adanya trauma ringan pada mukosa mulut. Umumnya ulser terjadi karena tergigit saat berbicara, kebiasaan buruk, atau saat mengunyah, akibat perawatan gigi, makanan atau minuman terlalu kebiasaan buruk, atau saat mengunyah, akibat perawatan gigi, makanan atau minuman terlalu  panas,

 panas, dan dan sikat sikat gigi. gigi. Trauma Trauma bukan bukan merupakan merupakan faktor faktor yang yang berhubungan berhubungan dengandengan  berkembangnya

 berkembangnya SAR SAR pada pada semua semua penderita penderita tetapi tetapi trauma dapat trauma dapat dipertimbangkan dipertimbangkan sebagai sebagai faktorfaktor  pendukung.

 pendukung.

2.

2. Defesiensi Defesiensi NutrisiNutrisi

Wray (1975) meneliti pada 330 pasien SAR dengan hasil 47 pasien menderita defisiensi Wray (1975) meneliti pada 330 pasien SAR dengan hasil 47 pasien menderita defisiensi nutrisi yaitu terdiri dari 57% defisiensi zat besi, 15% defisiensi asam folat, 13% defisiensi nutrisi yaitu terdiri dari 57% defisiensi zat besi, 15% defisiensi asam folat, 13% defisiensi vitamin B12, 21% mengalami defisiensi kombinasi terutama asam folat dan zat besi dan 2% vitamin B12, 21% mengalami defisiensi kombinasi terutama asam folat dan zat besi dan 2% defisiensi ketiganya. Penderita SAR dengan defisiensi zat besi, vitamin B12 dan asam folat defisiensi ketiganya. Penderita SAR dengan defisiensi zat besi, vitamin B12 dan asam folat diberikan terapi subtitusi vitamin tersebut hasilnya 90% dari pasien tersebut mengalami diberikan terapi subtitusi vitamin tersebut hasilnya 90% dari pasien tersebut mengalami  perbaikan.

 perbaikan.

Faktor nutrisi lain yang berpengaruh pada timbulnya SAR adalah vitamin B1, B2 dan B6. Faktor nutrisi lain yang berpengaruh pada timbulnya SAR adalah vitamin B1, B2 dan B6. Dari 60 pasien SAR yang diteliti, ditemukan 28,2% mengalami penurunan kadar vitamin-vitamin Dari 60 pasien SAR yang diteliti, ditemukan 28,2% mengalami penurunan kadar vitamin-vitamin tersebut. Penurunan vitamin B1 terdapat 8,3%, B2 6,7%, B6 10% dan 33% kombinasi tersebut. Penurunan vitamin B1 terdapat 8,3%, B2 6,7%, B6 10% dan 33% kombinasi

(12)

ketiganya.Terapi dengan pemberian vitamin tersebut selama 3 bulan memberikan hasil yang ketiganya.Terapi dengan pemberian vitamin tersebut selama 3 bulan memberikan hasil yang cukup baik, yaitu ulserasi sembuh dan rekuren berkurang.

cukup baik, yaitu ulserasi sembuh dan rekuren berkurang.

Dilaporkan adanya defisiensi Zink pada penderita SAR, pasien tersebut diterapi dengan Dilaporkan adanya defisiensi Zink pada penderita SAR, pasien tersebut diterapi dengan 50 mg Zink Sulfat peroral tiga kali sehari selama tiga bulan. Lesi SAR yang persisten sembuh 50 mg Zink Sulfat peroral tiga kali sehari selama tiga bulan. Lesi SAR yang persisten sembuh dan tidak pernah kambuh dalam waktu satu tahun. Beberapa peneliti lain juga mengatakan dan tidak pernah kambuh dalam waktu satu tahun. Beberapa peneliti lain juga mengatakan adanya kemungkinan defisiensi Zink pada pasien SAR karena pemberian preparat Zink pada adanya kemungkinan defisiensi Zink pada pasien SAR karena pemberian preparat Zink pada  pasien SAR me

 pasien SAR menunjukkan adanya pnunjukkan adanya perbaikan, walaupun erbaikan, walaupun kadar serum Zink kadar serum Zink pada pasien Spada pasien SAR padaAR pada umumnya normal.

umumnya normal.

3.

3. Alergi Alergi dan dan SensifitasSensifitas

Alergi adalah suatu respon imun spesifik yang tidak diinginkan (hipersensitifitas) Alergi adalah suatu respon imun spesifik yang tidak diinginkan (hipersensitifitas) terhadap alergen tertentu. Alergi merupakan suatu reaksi antigen dan antibodi. Antigen ini terhadap alergen tertentu. Alergi merupakan suatu reaksi antigen dan antibodi. Antigen ini dinamakan alergen, merupakan substansi protein yang dapat bereaksi dengan antibodi, tetapi dinamakan alergen, merupakan substansi protein yang dapat bereaksi dengan antibodi, tetapi tidak dapat membentuk antibodinya sendiri.

tidak dapat membentuk antibodinya sendiri.

SAR dapat terjadi karena sensitifitas jaringan mulut terhadap beberapa bahan pokok yang SAR dapat terjadi karena sensitifitas jaringan mulut terhadap beberapa bahan pokok yang ada dalam pasta gigi, obat kumur, lipstik atau permen karet dan bahan gigi palsu atau bahan ada dalam pasta gigi, obat kumur, lipstik atau permen karet dan bahan gigi palsu atau bahan tambalan serta bahan makanan.29,30 Setelah berkontak dengan beberapa bahan yang sensitif, tambalan serta bahan makanan.29,30 Setelah berkontak dengan beberapa bahan yang sensitif, mukosa akan meradang dan edematous. Gejala ini disertai rasa panas, kadang-kadang timbul mukosa akan meradang dan edematous. Gejala ini disertai rasa panas, kadang-kadang timbul gatal-gatal, dapat juga berbentuk vesikel kecil, tetapi sifatnya sementara dan akan pecah gatal-gatal, dapat juga berbentuk vesikel kecil, tetapi sifatnya sementara dan akan pecah membentuk daerah erosi kecil dan ulser yang kemudian berkembang menjadi SAR.

membentuk daerah erosi kecil dan ulser yang kemudian berkembang menjadi SAR.

4. Obat-obatan 4. Obat-obatan

Penggunaan obat nonsteroidal anti-inflamatori (NSAID), beta blockers, agen kemoterapi Penggunaan obat nonsteroidal anti-inflamatori (NSAID), beta blockers, agen kemoterapi dan nicorandil telah dinyatakan berkemungkinan menempatkan seseorang pada resiko yang lebih dan nicorandil telah dinyatakan berkemungkinan menempatkan seseorang pada resiko yang lebih  besar untuk terjadinya SAR.

 besar untuk terjadinya SAR.

5.

5. Penyakit Penyakit SistemikSistemik

Beberapa kondisi medis yang berbeda dapat dikaitkan dengan kehadiran SAR. Bagi Beberapa kondisi medis yang berbeda dapat dikaitkan dengan kehadiran SAR. Bagi  pasien

 pasien yang yang sering sering mengalami mengalami kesulitan kesulitan terus-menerus terus-menerus dengan dengan SAR SAR harus harus dipertimbangkandipertimbangkan adanya penyakit sistemik yang diderita dan perlu dilakukan evaluasi serta pengujian oleh adanya penyakit sistemik yang diderita dan perlu dilakukan evaluasi serta pengujian oleh

(13)

dokter.Beberapa kondisi medis yang dikaitkan dengan keberadaan ulser di rongga mulut adalah dokter.Beberapa kondisi medis yang dikaitkan dengan keberadaan ulser di rongga mulut adalah  penyakit

 penyakit Behcet’s, Behcet’s, penyakit penyakit disfungsi disfungsi neutrofil, neutrofil, penyapenyakit gastrointestinal, HIV-AIDS, dankit gastrointestinal, HIV-AIDS, dan sindroma Sweet’s.

sindroma Sweet’s.

6. Merokok 6. Merokok

Adanya hubungan terbalik antara perkembangan SAR dengan merokok. Pasien yang Adanya hubungan terbalik antara perkembangan SAR dengan merokok. Pasien yang menderita SAR biasanya adalah bukan perokok, dan terdapat prevalensi dan keparahan yang menderita SAR biasanya adalah bukan perokok, dan terdapat prevalensi dan keparahan yang lebih rendah dari SAR diantara perokok berat berlawanan dengan yang bukan perokok. Beberapa lebih rendah dari SAR diantara perokok berat berlawanan dengan yang bukan perokok. Beberapa  pasien

 pasien melaporkan melaporkan mengalami mengalami SAR SAR setelah setelah berhenti berhenti merokok. merokok. Kekurangan Kekurangan nutrisi, nutrisi, terutamaterutama vitamin B12, asam folat dan zat besi. Sariawan juga identik dengan kekurangan vitamin C. vitamin B12, asam folat dan zat besi. Sariawan juga identik dengan kekurangan vitamin C. Kekurangan vitamin itu memang mengakibatkan jaringan di dalam rongga mulut dan jaringan Kekurangan vitamin itu memang mengakibatkan jaringan di dalam rongga mulut dan jaringan  penghubung

 penghubung antara antara gusi gusi dan dan gigi gigi mudah mudah robek robek yang yang akhirnya akhirnya menyebabkan menyebabkan sariawan. sariawan. Namun,Namun, kondisi tersebut dapat diatasi jika kita sering mengonsumsi buah dan

kondisi tersebut dapat diatasi jika kita sering mengonsumsi buah dan sayuran.sayuran.

7. Stress 7. Stress

Stres merupakan respon tubuh dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan Stres merupakan respon tubuh dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan yang terjadi terus menerus yang berpengaruh terhadap fisik dan emosi. Stres dinyatakan yang terjadi terus menerus yang berpengaruh terhadap fisik dan emosi. Stres dinyatakan merupakan salah satu faktor yang berperan secara tidak langsung terhadap ulser stomatitis merupakan salah satu faktor yang berperan secara tidak langsung terhadap ulser stomatitis rekuren ini.11 Faktor stres ini akan dibahas dengan lebih rinci pada subbab selanjutnya.

rekuren ini.11 Faktor stres ini akan dibahas dengan lebih rinci pada subbab selanjutnya.

8.

8. Gangguan Gangguan HormonalHormonal

Pada wanita, sering terjadinya SAR di masa pra menstruasi bahkan banyak yang Pada wanita, sering terjadinya SAR di masa pra menstruasi bahkan banyak yang mengalaminya berulang kali. Keadaan ini diduga berhubungan dengan faktor hormonal. Hormon mengalaminya berulang kali. Keadaan ini diduga berhubungan dengan faktor hormonal. Hormon yang dianggap berperan penting adalah estrogen dan progesteron.

yang dianggap berperan penting adalah estrogen dan progesteron.

Dua hari sebelum menstruasi akan terjadi penurunan estrogen dan progesteron secara Dua hari sebelum menstruasi akan terjadi penurunan estrogen dan progesteron secara mendadak. Penurunan estrogen mengakibatkan terjadinya penurunan aliran darah sehingga mendadak. Penurunan estrogen mengakibatkan terjadinya penurunan aliran darah sehingga suplai darah utama ke perifer menurun dan terjadinya gangguan keseimbangan sel-sel termasuk suplai darah utama ke perifer menurun dan terjadinya gangguan keseimbangan sel-sel termasuk rongga mulut, memperlambat proses keratinisasi sehingga menimbulkan reaksi yang berlebihan rongga mulut, memperlambat proses keratinisasi sehingga menimbulkan reaksi yang berlebihan terhadap jaringan mulut dan rentan terhadap iritasi lokal sehingga mudah terjadi SAR. terhadap jaringan mulut dan rentan terhadap iritasi lokal sehingga mudah terjadi SAR. Progesteron dianggap berperan dalam mengatur pergantian epitel mukosa mulut

(14)

9.

9. Gangguan Gangguan ImunologiImunologi

Tidak ada teori yang seragam tentang adanya imunopatogenesis dari SAR, adanya Tidak ada teori yang seragam tentang adanya imunopatogenesis dari SAR, adanya disregulasi imun dapat memegang peranan terjadinya SAR. Salah satu penelitian disregulasi imun dapat memegang peranan terjadinya SAR. Salah satu penelitian mungungkapkan bahwa adanya respon imun yang berlebihan pada pasien SAR sehingga mungungkapkan bahwa adanya respon imun yang berlebihan pada pasien SAR sehingga menyebabkan ulserasi lokal pada mukosa. Respon imun itu berupa aksi sitotoksin dari limfosit menyebabkan ulserasi lokal pada mukosa. Respon imun itu berupa aksi sitotoksin dari limfosit dan monosit pada mukosa mulut dimana pemicunya tidak diketahui.16 Menurut Bazrafshani dan monosit pada mukosa mulut dimana pemicunya tidak diketahui.16 Menurut Bazrafshani dkk, terdapat pengaruh dari IL-1B dan IL-6 terhadap resiko terjadinya SAR. Menurut Martinez dkk, terdapat pengaruh dari IL-1B dan IL-6 terhadap resiko terjadinya SAR. Menurut Martinez dkk, pada SAR terdapat adanya hubungan dengan pengeluaran IgA, total protein, dan aliran dkk, pada SAR terdapat adanya hubungan dengan pengeluaran IgA, total protein, dan aliran saliva. Sedangkan menurut Albanidou-Farmaki dkk, terdapat karakteristik sel T tipe 1 dan tipe 2 saliva. Sedangkan menurut Albanidou-Farmaki dkk, terdapat karakteristik sel T tipe 1 dan tipe 2  pada penderita SAR.

 pada penderita SAR.

10.

10. Penggunaan gigi Penggunaan gigi tiruan yang tiruan yang tidak pas tidak pas atau ada bagian atau ada bagian dari gigi dari gigi tiruan yang tiruan yang mengiritasimengiritasi  jaringan lunak.

 jaringan lunak.

11. Genetik 11. Genetik

Faktor ini dianggap mempunyai peranan yang sangat besar pada pasien yang menderita Faktor ini dianggap mempunyai peranan yang sangat besar pada pasien yang menderita SAR. Faktor genetik SAR diduga berhubungan dengan peningkatan SAR. Faktor genetik SAR diduga berhubungan dengan peningkatan  jumlah

 jumlah humanhuman leucocyteleucocyte antigen antigen (HLA), namun beberapa ahli masih menolak hal tersebut.(HLA), namun beberapa ahli masih menolak hal tersebut.

HLA menyerang sel-sel melalui mekanisme sitotoksik dengan jalan mengaktifkan sel HLA menyerang sel-sel melalui mekanisme sitotoksik dengan jalan mengaktifkan sel mononukleus ke epitelium.9,16,26 Sicrus (1957) berpendapat bahwa bila kedua orangtua mononukleus ke epitelium.9,16,26 Sicrus (1957) berpendapat bahwa bila kedua orangtua menderita SAR maka besar kemungkinan timbul SAR pada anak-anaknya. Pasien dengan menderita SAR maka besar kemungkinan timbul SAR pada anak-anaknya. Pasien dengan riwayat keluarga SAR akan menderita SAR sejak usia muda dan lebih berat dibandingkan pasien riwayat keluarga SAR akan menderita SAR sejak usia muda dan lebih berat dibandingkan pasien tanpa riwayat keluarga SAR.

tanpa riwayat keluarga SAR.

2.4 Patofisiologi 2.4 Patofisiologi

Tubuh manusia memiliki pertahanan tubuh alamiah yaitu sistem laktoperoksidase Tubuh manusia memiliki pertahanan tubuh alamiah yaitu sistem laktoperoksidase (LP-system) yang mampu mempertahankan tubuh terhadap serangan infeksi mikroorganisme. Sistem system) yang mampu mempertahankan tubuh terhadap serangan infeksi mikroorganisme. Sistem laktoperoksidase (LP-system) terdapat pada saliva atau ludah manusia. LP system laktoperoksidase (LP-system) terdapat pada saliva atau ludah manusia. LP system mempertahankan tubuh dengan cara berfungsi sebagai bakteriostatis terhadap bakteri mulut dan mempertahankan tubuh dengan cara berfungsi sebagai bakteriostatis terhadap bakteri mulut dan  bakteriosid terhadap bakteri (Rensburg:1995).

(15)

Bakteri di dalam mulut dapat berkembang biak tidak terkontrol karena sistem Bakteri di dalam mulut dapat berkembang biak tidak terkontrol karena sistem laktoperoksidase yang merupakan pertahanan alami dalam saliva umumnya rusak. Hal ini laktoperoksidase yang merupakan pertahanan alami dalam saliva umumnya rusak. Hal ini dikarenakan seringnya mengonsumsi makanan yang mengandung zat-zat kimia (perasa, dikarenakan seringnya mengonsumsi makanan yang mengandung zat-zat kimia (perasa,  pewarna,

 pewarna, pengawet) pengawet) bahkan bahkan yang yang memakai memakai zat zat pembasmi pembasmi hama/antiseptik hama/antiseptik dan dan makanan makanan panaspanas atau pedas. Pemakaian antiseptik pada obat kumur atau pasta gigi juga dapat merusakkan LP atau pedas. Pemakaian antiseptik pada obat kumur atau pasta gigi juga dapat merusakkan LP system, sebab antiseptik ini bersifat bakteriosid sehingga dapat membunuh semua bakteri yang system, sebab antiseptik ini bersifat bakteriosid sehingga dapat membunuh semua bakteri yang  berada

 berada di di dalam dalam rongga rongga mulut, mulut, yang yang dapat dapat mengakibatkan mengakibatkan sekitar sekitar mukosa mukosa mulut mulut menjadimenjadi rusak kemudian menghasilkan ulserasi local.

rusak kemudian menghasilkan ulserasi local.

Mulut merupakan pintu gerbang masuknya kuman-kuman atau rangsangan-rangsangan Mulut merupakan pintu gerbang masuknya kuman-kuman atau rangsangan-rangsangan yang bersifat merusak. Dilain pihak mulut tidak dapat melepaskan diri dari masuknya berbagai yang bersifat merusak. Dilain pihak mulut tidak dapat melepaskan diri dari masuknya berbagai  jenis

 jenis kuman kuman ataupun ataupun berbagai berbagai pengaruh pengaruh rangsangan rangsangan antigenik antigenik yang yang bersifat bersifat merusak.merusak. Rangsangan perusak yang masuk dalam mulut akan ditanggapi oleh tubuh baik secara lokal atau Rangsangan perusak yang masuk dalam mulut akan ditanggapi oleh tubuh baik secara lokal atau sistemik. Kemudian secara normal dapat dieleminasi melalui aksi fagositosis. Reaksi tubuh sistemik. Kemudian secara normal dapat dieleminasi melalui aksi fagositosis. Reaksi tubuh terhadap rangsangan yang merusak itu bertujuan untuk mengurangi atau meniadakan peradangan terhadap rangsangan yang merusak itu bertujuan untuk mengurangi atau meniadakan peradangan tersebut. Tetapi kadang-kadang reaksi jaringan amat berlebih, melebihi porsi stimulusnya sendiri tersebut. Tetapi kadang-kadang reaksi jaringan amat berlebih, melebihi porsi stimulusnya sendiri sehingga reaksi pertahanan yang tadinya dimaksudkan untuk melindungi struktur dan fungsi sehingga reaksi pertahanan yang tadinya dimaksudkan untuk melindungi struktur dan fungsi  jaringan justru berakhir dengan kerusakan jaringan sendiri terutama pada mukosa mulut.

 jaringan justru berakhir dengan kerusakan jaringan sendiri terutama pada mukosa mulut.

Dalam keadaan psikologis yang terganngu (trauma/stres) terjadi ketidak seimbangan Dalam keadaan psikologis yang terganngu (trauma/stres) terjadi ketidak seimbangan immunologik yang melahirkan fenomena alergi dan defisiensi immunologi dengan efek immunologik yang melahirkan fenomena alergi dan defisiensi immunologi dengan efek kerusakan-kerusakan yang menyangkut komponen vaskuler, seluler dan matriks daripada kerusakan-kerusakan yang menyangkut komponen vaskuler, seluler dan matriks daripada  jaringan.

 jaringan. Dalam Dalam hal hal ini ini sistem sistem imun imun (pelepasan (pelepasan mediator mediator aktif aktif dari dari aksi-aksi aksi-aksi komplemen,komplemen, makrofag, sel plasma, sel limposit dan leukosit, histamin, serta prostaglandin )yang telah makrofag, sel plasma, sel limposit dan leukosit, histamin, serta prostaglandin )yang telah dibangkitkan untuk melawan benda asing oleh porsi reaksi yang tidak seimbang akhirnya ikut dibangkitkan untuk melawan benda asing oleh porsi reaksi yang tidak seimbang akhirnya ikut merusak jaringan-jaringan sendiri disekitarnya.

merusak jaringan-jaringan sendiri disekitarnya.

Stomatitis dapat terjadi akibat kekurangan vitamin C. Kekurangan vitamin C dapat Stomatitis dapat terjadi akibat kekurangan vitamin C. Kekurangan vitamin C dapat mengakibatkan jaringan dimukosa mulut dan jaringan penghubung antara gusi dan gigi mudah mengakibatkan jaringan dimukosa mulut dan jaringan penghubung antara gusi dan gigi mudah robek yang akhirnya mengakibatkan stomatitis.

(16)

2.5

2.5 Tanda Tanda dan dan Gejala Gejala StomatitisStomatitis

Awalnya timbul rasa sedikit gatal atau seperti terbakar pada 1 sampai 2 hari di daerah Awalnya timbul rasa sedikit gatal atau seperti terbakar pada 1 sampai 2 hari di daerah yang akan menjadi sariawan. Rasa ini timbul sebelum luka dapat terlihat di rongga mulut. yang akan menjadi sariawan. Rasa ini timbul sebelum luka dapat terlihat di rongga mulut. Sariawan dimulai dengan adanya luka seperti melepuh di jaringan mulut yang terkena berbentuk Sariawan dimulai dengan adanya luka seperti melepuh di jaringan mulut yang terkena berbentuk  bulat atau oval. Setelah beberapa hari, luka seperti melepuh tersebut pecah dan menjadi berwarna  bulat atau oval. Setelah beberapa hari, luka seperti melepuh tersebut pecah dan menjadi berwarna  putih

 putih ditengahnya, ditengahnya, dibatasi dibatasi dengan dengan daerah daerah kemerahan. kemerahan. Bila Bila berkontak berkontak dengan dengan makanan makanan dengandengan rasa yang tajam seperti pedas atau asam, daerah ini akan terasa sakit dan perih, dan aliran saliva rasa yang tajam seperti pedas atau asam, daerah ini akan terasa sakit dan perih, dan aliran saliva (air liur) menjadi meningkat.

(air liur) menjadi meningkat.

Manifestasi klinis dari stomatitis secara umum

Manifestasi klinis dari stomatitis secara umum yaitu:yaitu:

a.

a. Masa prodromal atau penyakit 1Masa prodromal atau penyakit 1 –  –  24 jam 24 jam Hipersensitive dan perasaan seperti terbakar Hipersensitive dan perasaan seperti terbakar  b.

 b. Stadium Pre UlcerasiStadium Pre Ulcerasi

Adanya udema / pembengkangkan setempat dengan terbentuknya makula pavula serta Adanya udema / pembengkangkan setempat dengan terbentuknya makula pavula serta terjadi peninggian 1- 3 hari

terjadi peninggian 1- 3 hari c.

c. Stadium UlcerasiStadium Ulcerasi

Pada stadium ini timbul rasa sakit terjadi nekrosis ditengah-tengahnya, batas sisinya Pada stadium ini timbul rasa sakit terjadi nekrosis ditengah-tengahnya, batas sisinya merah dan udema tonsilasi ini bertahan lama 1

merah dan udema tonsilasi ini bertahan lama 1 –  –  16 hari. Masa penyembuhan ini untuk 16 hari. Masa penyembuhan ini untuk tiap-tiap individu berbeda yaitu 1

tiap-tiap individu berbeda yaitu 1 –  –  5 minggu. 5 minggu.

Berdasarkan ciri khasnya secara klinis, SAR dapat digolongkan menjadi ulser minor, ulser Berdasarkan ciri khasnya secara klinis, SAR dapat digolongkan menjadi ulser minor, ulser mayor, dan ulser hepetiform.

mayor, dan ulser hepetiform.

1.

1. Ulser minorUlser minor

adalah yang paling sering dijumpai, dan biasanya berdiameter kurang dari 1 cm dan adalah yang paling sering dijumpai, dan biasanya berdiameter kurang dari 1 cm dan sembuh tanpa menimbulkan jaringan parut. Bentuknya bulat, berbatas jelas, dan biasanya sembuh tanpa menimbulkan jaringan parut. Bentuknya bulat, berbatas jelas, dan biasanya dikelilingi oleh daerah yang sedikit kemerahan. Lesi biasanya hilang setelah 7-10 hari. dikelilingi oleh daerah yang sedikit kemerahan. Lesi biasanya hilang setelah 7-10 hari. 2.

2. Ulser mayorUlser mayor  biasanya

 biasanya berdiameter berdiameter lebih lebih dari dari 1 1 cm, cm, bulat bulat dan dan juga juga berbatas berbatas jelas. jelas. Tipe Tipe iniini membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sembuh, dan dapat menimbulkan jaringan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sembuh, dan dapat menimbulkan jaringan  parut setelah sembuh.

(17)

3.

3. Ulser herpetiformUlser herpetiform

adalah yang paling jarang terjadi dan biasanya merupakan lesi berkelompok dan terdiri adalah yang paling jarang terjadi dan biasanya merupakan lesi berkelompok dan terdiri dari ulser berukuran kecil dengan jumlah banyak.

dari ulser berukuran kecil dengan jumlah banyak.

Menurut

Menurut Williams Williams dan dan Wilkins Wilkins pada pada tahun tahun 2008 2008 membagi membagi stomatitis stomatitis berdasarkanberdasarkan tanda dangejalanya, yaitu:

tanda dangejalanya, yaitu:

1.

1. Stomatitis hipertik akutStomatitis hipertik akut a.

a.  Nyeri sperti terbakar di mulut Nyeri sperti terbakar di mulut  b.

 b. Gusi membengkak dan mudah berdarah, selaput lendir terasa perihGusi membengkak dan mudah berdarah, selaput lendir terasa perih c.

c. Ulse papulovesikular di dalam mulut dan tenggorokan; akhirnya menjadi lesiUlse papulovesikular di dalam mulut dan tenggorokan; akhirnya menjadi lesi  berkantung keluar disertai areloa ynag memerah, robek, dan membertuk sisik.

 berkantung keluar disertai areloa ynag memerah, robek, dan membertuk sisik. d.

d. Limfadenitis submaksilariLimfadenitis submaksilari e.

e.  Nyeri hilang 2 sampai 4 hari sebelum ulser sembuh secara keseluruhan Nyeri hilang 2 sampai 4 hari sebelum ulser sembuh secara keseluruhan

2.

2. Stomatitis aftosisStomatitis aftosis a.

a. Selaput lendir terasa terbakar, kesemutan, dan sedikit membengkakSelaput lendir terasa terbakar, kesemutan, dan sedikit membengkak  b.

 b. Ulser tunggal ataupun multipel, berbentuk kecil dengan pusat berwarna keputihan danUlser tunggal ataupun multipel, berbentuk kecil dengan pusat berwarna keputihan dan  berbatas merah

 berbatas merah c.

c.  Nyeri berlangsung 7 samapi 10 hari, dan sembuh total dalam 1 sampai 3 minggu. Nyeri berlangsung 7 samapi 10 hari, dan sembuh total dalam 1 sampai 3 minggu.

2.6 Komplikasi 2.6 Komplikasi

Stomatitis jarang menyebabkan komplikasi yang serius namun dapat terjadi infeksi luas Stomatitis jarang menyebabkan komplikasi yang serius namun dapat terjadi infeksi luas di daerah bibir dan rongga mulut seperti abses dan radang. Dampak gangguan pada kebutuhan di daerah bibir dan rongga mulut seperti abses dan radang. Dampak gangguan pada kebutuhan dasar manusia, yaitu:

dasar manusia, yaitu:

1.

1. Pola nutrisiPola nutrisi

nafsu makan menjadi berkurang, pola makan menjadi tidak teratur nafsu makan menjadi berkurang, pola makan menjadi tidak teratur 2.

2. Pola aktivitasPola aktivitas

kemampuan untuk berkomunikasi menjadi sulit kemampuan untuk berkomunikasi menjadi sulit 3.

3. Pola HygienePola Hygiene

kurang menjaga kebersihan mulut kurang menjaga kebersihan mulut

(18)

4.

4. Terganggunya rasa nyamanTerganggunya rasa nyaman  biasany

 biasanya yang sera yang sering dijing dijumpai adaumpai adalah perilah perih.h.

Ada beberapa komplikasi yang diakibatkan oleh penatalaksanaan medis yaitu: Ada beberapa komplikasi yang diakibatkan oleh penatalaksanaan medis yaitu:

Komplikasi yang dapat timbula akibat penatalaksanaan medis diantaranya sebagai berikut: Komplikasi yang dapat timbula akibat penatalaksanaan medis diantaranya sebagai berikut:

1.

1. Komplikasi akibat kemoterapiKomplikasi akibat kemoterapi

Mukosa mulut akan menjadi tereksaserbasi ketika agen kemoterapik yang Mukosa mulut akan menjadi tereksaserbasi ketika agen kemoterapik yang menghasilkan toksisitas mukosa diberikan dalam dosis yang tinggi atau berkombinasi menghasilkan toksisitas mukosa diberikan dalam dosis yang tinggi atau berkombinasi dengan ionisasai penyinaran radiasi.

dengan ionisasai penyinaran radiasi. 2.

2. Komplikasi akibat radiasiKomplikasi akibat radiasi

Penyinaran lokal pada kepala dan leher tidak hanya menyebabkan perubahan Penyinaran lokal pada kepala dan leher tidak hanya menyebabkan perubahan histologis dan fisiologis pada mukosa oral yang disebabkan oleh terapi sitotoksik, tetapi histologis dan fisiologis pada mukosa oral yang disebabkan oleh terapi sitotoksik, tetapi  juga

 juga menghasilkan menghasilkan gangguan gangguan struktural struktural dan dan fungsional fungsional pada pada jaringan jaringan pendukungpendukung termasuk glandula saliva dan tulang. Dosis tinggi radiasi pada tulang yang berhubungan termasuk glandula saliva dan tulang. Dosis tinggi radiasi pada tulang yang berhubungan dengan gigi menyebabkan hipoksia, berkurangnya suplai darah ke tulang, hancurnya dengan gigi menyebabkan hipoksia, berkurangnya suplai darah ke tulang, hancurnya tulang bersamaan dengan terbukanya tulang, infeksi, dan nekrosis.

tulang bersamaan dengan terbukanya tulang, infeksi, dan nekrosis. 3.

3. Komplikasi oralKomplikasi oral a.

a. MukositisMukositis

Mukositis merupakan suatu respon inflamasi toksik yang mempengaruhi traktus Mukositis merupakan suatu respon inflamasi toksik yang mempengaruhi traktus gastrointestinal dari mulut sampai anus. Tipikal mukositis termanifestasi sebagai gastrointestinal dari mulut sampai anus. Tipikal mukositis termanifestasi sebagai suatu eritomatous, lesi seperti terbakar, dan lesi ulseratif

suatu eritomatous, lesi seperti terbakar, dan lesi ulseratif  b.

 b. Infeksi MukolitisInfeksi Mukolitis

Mukositis oral dapat berkomplikasi dengan infeksi pada pasien dengan sistem imun Mukositis oral dapat berkomplikasi dengan infeksi pada pasien dengan sistem imun yang menurun. Tidak hanya mulut yang dapat terinfeksi, tetapi hilangnya epitel oral yang menurun. Tidak hanya mulut yang dapat terinfeksi, tetapi hilangnya epitel oral sebagai suatu sistem pertahanan barrier terjadi pada infeksi lokal dapat menghasilkan sebagai suatu sistem pertahanan barrier terjadi pada infeksi lokal dapat menghasilkan  jalan bagi mikroorganisme pada sirkulasi sistemik.

 jalan bagi mikroorganisme pada sirkulasi sistemik. c.

c. XerrostomiaXerrostomia

Xerrostomia merupakan keadaan berkurangnya sekresi dari glandula saliva. Gejala Xerrostomia merupakan keadaan berkurangnya sekresi dari glandula saliva. Gejala klinik xerrostomia adalah rasa kering, sensasi terbakar pada rongga oral dan lidah, klinik xerrostomia adalah rasa kering, sensasi terbakar pada rongga oral dan lidah,  bibir

(19)

lidah, dan peningkatan akan kebutuhan cairan. Xerostomia dapat disebabkan oleh lidah, dan peningkatan akan kebutuhan cairan. Xerostomia dapat disebabkan oleh reaksi inflamasi dan efek degeneratif radiasi ionisasi.

reaksi inflamasi dan efek degeneratif radiasi ionisasi.

2.7

2.7 Penatalaksanaan Penatalaksanaan MedisMedis

Penatalaksanaan medis untuk mengatasi stomatitis adalah sebagai berikut: Penatalaksanaan medis untuk mengatasi stomatitis adalah sebagai berikut:

a.

a. Hindari makanan yang semakin memperburuk kondisi seperti cabaiHindari makanan yang semakin memperburuk kondisi seperti cabai  b.

 b. Sembuhkan penyakit atau keadaan yang mendasarinyaSembuhkan penyakit atau keadaan yang mendasarinya c.

c. Pelihara kebersihan mulut dan gigi serta mengkonsumsi nutrisi yang cukup, terutamaPelihara kebersihan mulut dan gigi serta mengkonsumsi nutrisi yang cukup, terutama makanan yang mengandung vitamin 12 dan zat besi

makanan yang mengandung vitamin 12 dan zat besi d.

d. Hindari stressHindari stress e.

e. Pemberian AtibiotikPemberian Atibiotik

Harus disertai dengan terapi penyakit penyebabnya, selain diberikan emolien Harus disertai dengan terapi penyakit penyebabnya, selain diberikan emolien topikal, seperti orabase, pada kasus yang ringan dengan 2

topikal, seperti orabase, pada kasus yang ringan dengan 2  –  –   3 ulcersi minor. Pada  3 ulcersi minor. Pada kasus yang lebih berat dapat diberikan kortikosteroid, seperti triamsinolon atau kasus yang lebih berat dapat diberikan kortikosteroid, seperti triamsinolon atau fluosinolon topikal, sebanyak 3 atau 4 kali sehari setelah makan dan menjelang tidur. fluosinolon topikal, sebanyak 3 atau 4 kali sehari setelah makan dan menjelang tidur. Pemberian tetraciclin dapat diberikan untuk mengurangi rasa nyeri dan jumlah Pemberian tetraciclin dapat diberikan untuk mengurangi rasa nyeri dan jumlah ulcerasi. Bila tidak ada responsif terhadap kortikosteroid atau tetrasiklin, dapat ulcerasi. Bila tidak ada responsif terhadap kortikosteroid atau tetrasiklin, dapat diberikan dakson dan bila gagal juga maka di berikan talidomid.

diberikan dakson dan bila gagal juga maka di berikan talidomid. f.

f. TerapiTerapi

Pengobatan stomatitis karena herpes adalah konservatif. Pada beberapa kasus Pengobatan stomatitis karena herpes adalah konservatif. Pada beberapa kasus diperlukan antivirus. Untuk gejala lokal dengan kumur air hangat dicampur garam diperlukan antivirus. Untuk gejala lokal dengan kumur air hangat dicampur garam (jangan menggunakan antiseptik karena menyebabkan iritasi) dan penghilang rasa (jangan menggunakan antiseptik karena menyebabkan iritasi) dan penghilang rasa sakit topikal. Pengobatan stomatitis aphtosa terutama penghilang rasa sakit topikal. sakit topikal. Pengobatan stomatitis aphtosa terutama penghilang rasa sakit topikal. Pengobatan jangka panjang yang efektif adalah menghindari faktor pencetus. Terapi Pengobatan jangka panjang yang efektif adalah menghindari faktor pencetus. Terapi yang dianjurkan yaitu:

yang dianjurkan yaitu: 1.

1. Injeksi vitamin B12 IM (1000 mcg per minggu untuk bulan pertama danInjeksi vitamin B12 IM (1000 mcg per minggu untuk bulan pertama dan kemudian 1000 mcg per bulan) untuk pasien dengan level serum vitamin B12 kemudian 1000 mcg per bulan) untuk pasien dengan level serum vitamin B12 dibawah 100 pg/ml, pasien dengan neuropathy peripheral atau anemia dibawah 100 pg/ml, pasien dengan neuropathy peripheral atau anemia makrocytik, dan pasien berasal dari golongan sosioekonomi bawah.

(20)

2.

2. Tablet vitamin B12 sublingual (1000 mcg) per hari. Tidak ada perawatan lainTablet vitamin B12 sublingual (1000 mcg) per hari. Tidak ada perawatan lain yang diberikan untuk penderita RAS selama perawatan dan pada waktu yang diberikan untuk penderita RAS selama perawatan dan pada waktu follow-up. Periode follow-up mulai dari 3 bulan sampai 4 tahun.

up. Periode follow-up mulai dari 3 bulan sampai 4 tahun.

2.8 Pemeriksaan Penunjang 2.8 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Penunjang yang digunakan adalah sebagai berikut: Pemeriksaan Penunjang yang digunakan adalah sebagai berikut:

1.

1. Dilakukan pengolesan lesi dengan toluidin biru 1% topikal dengan swab atau kumurDilakukan pengolesan lesi dengan toluidin biru 1% topikal dengan swab atau kumur sedangkan diagnosis pasti dengan menggunakan biopsi.

sedangkan diagnosis pasti dengan menggunakan biopsi. 2.

2. Pemeriksaan laboratorium :Pemeriksaan laboratorium : a.

a. WBC menurun pada stomatitis sekunderWBC menurun pada stomatitis sekunder  b.

 b. Pemeriksaan kultur virus: cairan vesikel dari herpes simplek stomatitisPemeriksaan kultur virus: cairan vesikel dari herpes simplek stomatitis c.

c. Pemeriksaan cultur bakteri:Pemeriksaan cultur bakteri: eksudat untuk membentuk vincent’s stomatitiseksudat untuk membentuk vincent’s stomatitis

2.9 Pencegahan 2.9 Pencegahan

Cara mencegah penyakit ini dengan mengetahui penyebabnya, apabila kita mengetahui Cara mencegah penyakit ini dengan mengetahui penyebabnya, apabila kita mengetahui  penyebabnya

 penyebabnya diharapkan diharapkan kepada kepada kita kita untuk untuk menghindari menghindari timbulnya timbulnya sariawan sariawan ini ini diantaranyadiantaranya dengan :

dengan :

1.

1. Menjaga kebersihan mulutMenjaga kebersihan mulut 2.

2. Mengkonsumsi nutrisi yang cukup, terutama yang mengandung vitamin B12, vitaminMengkonsumsi nutrisi yang cukup, terutama yang mengandung vitamin B12, vitamin C dan zat besi

C dan zat besi 3.

3. Menghadapi stress dengan efektifMenghadapi stress dengan efektif 4.

4. Menghindari luka pada mulut saat menggosok gigi atau saat menggigitMenghindari luka pada mulut saat menggosok gigi atau saat menggigit makananMenghindari makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin

makananMenghindari makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin 5.

5. Menghindari makanan dan obat-obatan atau zat yang dapat menimbulkan reaksiMenghindari makanan dan obat-obatan atau zat yang dapat menimbulkan reaksi alergi pada rongga mulut.

(21)

WOC WOC  p  p Internal Internal 

 Kebersihan mulut berkurangKebersihan mulut berkurang 

 Makan dan minum yang panasMakan dan minum yang panas

dan pedas dan pedas

 Luka pada bibir akibat gigitanLuka pada bibir akibat gigitan

atau benturan atau benturan

 Infeksi jamurInfeksi jamur 

 Infeksi virusInfeksi virus 

 Letak susunan gigi / kawat gigiLetak susunan gigi / kawat gigi

Eksternal Eksternal

 RokokRokok 

 Penggunaan obat kumurPenggunaan obat kumur 

 AlergiAlergi 

 Reaksi alergiReaksi alergi 

 StressStress 

 Gangguan hormonalGangguan hormonal 

 Kekurangan vitamin C danKekurangan vitamin C dan

vitamin B vitamin B

 Kelainan pencernaanKelainan pencernaan

trauma trauma ulser ulser Kerusakan Kerusakan pada mukosa pada mukosa mulut mulut Defisiensi Defisiensi nutrisi nutrisi Penurunan Penurunan kadar kadar vitamin vitamin Alergi dan Alergi dan sensitifitas sensitifitas Allergen Allergen Kerusakan Kerusakan  jaringan  jaringan kulit kulit Mukosa meradang Mukosa meradang dan edematosis dan edematosis Obat-obatan obatan Penggunaan Penggunaan obat obat nonsteroidal nonsteroidal Lebih Lebih beresiko beresiko Zat Zat berbahaya berbahaya dalam rokok dalam rokok stress stress Respon Respon tubuh tubuh Imun Imun Berpenga Berpenga ruh pada ruh pada fisik dan fisik dan emosi emosi Gangguan Gangguan hormonal hormonal Pra Pra menstru menstru asi asi Penurunan Penurunan estrogen estrogen dan dan progestero progestero n n Gangguan Gangguan im

imununololoo ii

imun imun Adanya Adanya ulser pada ulser pada mukosa mukosa genetik genetik Resiko Resiko terjadi terjadi SAR SAR Peningkatan Peningkatan  jumlah HLA  jumlah HLA

Terjadinya stomatitis (SAR ) Terjadinya stomatitis (SAR )

System lakto System lakto peroksidase rusak peroksidase rusak saliva saliva Terjadinya Terjadinya infeksi infeksi Penurunan system Penurunan system imun imun Kekurangan vitamin Kekurangan vitamin

Jaringan mukosa dan jaringan Jaringan mukosa dan jaringan

penghubung antara gusi dan gigi robek penghubung antara gusi dan gigi robek Mukosa Mukosa mulut mulut rusak rusak Penuru Penuru nan nan imun imun pada pada bagian bagian mulut mulut

(22)

Adanya Adanya alergen alergen Mukosa Mukosa mulut rusak mulut rusak Ulserasi Ulserasi lokal lokal MK: MK: perubahan perubahan mukosa mukosa oral oral Di respon Di respon oleh tubuh oleh tubuh   SecaraSecara local local   SecaraSecara sistemik sistemik   SecaraSecara normal normal Mengurangi Mengurangi peradangan peradangan Adanya reaksi Adanya reaksi  jaringan berlebih  jaringan berlebih Reaksi Reaksi pertahanan pertahanan abnormal abnormal Rusak pada Rusak pada  jaringan mukosa  jaringan mukosa Melakukan aksi Melakukan aksi fagositosis fagositosis Masa Masa prodromal prodromal atau penyakit atau penyakit 1-24 jam 1-24 jam hipersentifitas hipersentifitas rasa terbakar rasa terbakar MK: resiko MK: resiko kekambuhan tidak kekambuhan tidak adekuat adekuat

Stadium pre ulcerasi Stadium pre ulcerasi

edema edema

Peninggian 1-3 Peninggian 1-3 hari pada ulser hari pada ulser

Stadium ulserasi Stadium ulserasi Rasa sakit Rasa sakit Terjadi nekrosis Terjadi nekrosis di tengah ulser di tengah ulser Timbul rasa Timbul rasa gatal dan gatal dan terbakar terbakar Melepuh di Melepuh di  jaringan mulut  jaringan mulut Adanya pecah Adanya pecah dan berwarna dan berwarna putih putih Reaksi ulser Reaksi ulser MK: nyeri MK: nyeri

Referensi

Dokumen terkait

Batu Kapur dan dolomit merupakan batuan karbonat utama yang banyak digunakan Batu Kapur dan dolomit merupakan batuan karbonat utama yang banyak digunakan diindustri Aragonit yang

Pengembangan pariwisata dan kesempatan kerja pada penelitian ini hanya 45 responden yang mengatakan ya atau 75% dan yang mengatakan tidak ada 15 responden atau

• Aljabar boolean merupakan aljabar yang terdiri atas suatu himpunan dengan dua operator biner yang didefinisikan pada himpunan tersebut.. •

Melalui tahapan pembelajaran yang dilakukan diharapkan siswa dapat menggunakan dan mengingat lebih lama konsep yang disampaikan oleh guru dari pembelajaran dengan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa erosi pada lahan yang terbuka tanpa tutupan kanopi labu siam menunjukkan angka erosi dengan nilai yang lebih tinggi, yang

Hal tersebut biasa terjadi pada usia dewasa awal dimana wanita akan melalui fase melahirkan / persalinan kemudian tubuh akan mengalami perubahan secara fisik seiring

Perpustakan tutor yang berada di UT Pusat (Fakultas) pada kenyataannya mengampu lebih dari 4 kelas bahkan ada yang sampai 7-9 kelas. Akibatnya jumlah aktifitas atau aksesibilitas

Sesuai dengan pengertian wisata budaya, yaitu sebagai suatu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan