• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara (UU RI No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional).

Matematika merupakan bidang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan. Sebagai bukti adalah pelajaran matematika diberikan kepada semua jenjang pendidikan mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Menurut Sulianto (2011) dalam pembelajaran matematika seringkali siswa merasa kesulitan dalam belajar. Selain itu belajar siswa belum bermakna sehingga pengertian siswa tentang konsep salah. Akibatnya hasil belajar siswa belum menggembirakan.

Matematika adalah ilmu yang diperoleh dari bernalar, perlu ketelitian dalam mempelajari matematika. Adanya teorema dan rumus-rumus dalam matematika membuat siswa merasa jenuh dan kesulitan dalam memahami matematika, sehingga matematika menjadi pelajaran yang tidak disukai oleh kebanyakan siswa. Hal tersebut membuat hasil belajar matematika kurang begitu baik. Hasil belajar menjadi suatu hal yang penting dalam dunia pendidikan. Guru mengajar para siswa di kelas dengan tujuan agar hasil belajar siswanya baik, karena guru sebagai seorang pengajar memiliki peran penting dalam pendidikan. Seorang guru hendaknya mampu merencanakan program pengajaran dan mampu melaksanakan program tersebut dalam proses belajar mengajar di kelas. Hal ini juga sesuai dengan pandangan Purwanto (2007) bahwa guru dan cara mengajarnya merupakan faktor penting, bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki oleh guru, dan bagaimana cara guru mengajarkan pengetahuan kepada anak-anak didiknya turut menentukan hasil

(2)

2

belajar yang akan dicapai oleh siswa. Selain guru, orang tua siswa juga berharap agar anaknya dapat naik kelas dengan hasil belajar yang membanggakan.

Menurut Sardiman (2011) dalam pembelajaran di sekolah guru berperan sebagai informator (sebagai pelaksana cara mengajar informatif, laboratorium, studi lapangan dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum). Organisator (pengelola kegiatan akademik). Motivator (meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa). Pengarah/direktor (membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan). Inisiator (pencetus ide-ide dalam proses belajar). Transmitter (penyebar kebijaksanaan dan pengetahuan. Fasilitator (memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar mengajar). Mediator (penengah dalam kegiatan belajar siswa). Evaluator (menilai prestasi belajar siswa). Sebagai fasilitator maka guru diharapkan mampu menggunakan model pembelajaran yang lebih bervariasi yang dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar secara mandiri dan bekerjasama dengan siswa lain dalam kelompok-kelompok belajar. Diperlukan model pembelajaran yang menarik sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar siswa. Selain membuat suasana menjadi menarik, diperlukan juga model pembelajaran yang membuat siswa ikut berperan aktif dalam pembelajaran.

Setiap guru pasti menginginkan agar siswanya pada akhir pembelajaran berhasil mencapai tujuan yang diharapkan atau hasil belajarnya memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan. Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti di SMP „Aisyiyah Muhammadiyah 3 Malang, masih banyak siswa yang mendapat nilai matematika dibawah KKM dikarenakan kurangnya motivasi siswa dalam belajar matematika.

Model pembelajaran yang dipakai guru akan berpengaruh pula terhadap cara belajar siswa, karena setiap siswa mempunyai cara belajar yang berbeda. Perlu model pembelajaran yang tepat untuk memotivasi siswa serta melibatkannya dalam proses pembelajaran. Ibrahim (2000) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik. Salah satu tipe pembelajaran kooperatif adalah Teams Games

(3)

3

Tournament (TGT) (Wartono,2004). Pembelajaran Kooperatif tipe TGT selain mengakomodasikan usaha-usaha setiap individu anggota kelompok juga memberikan penilaian terhadap usaha-usaha kerja kelompok. Tipe TGT mempunyai kelebihan karena pembelajaran disusun dalam bentuk permainan (Games) yang dikemas dalam sebuah turnamen (Tournament), sehingga menjadi sebuah pembelajaran yang menarik. Pada model TGT siswa menempati posisi sangat dominan dalam proses pembelajaran dimana semua siswa dalam setiap kelompok diharuskan untuk berusaha memahami dan menguasai materi yang sedang diajarkan dan selalu aktif ketika kerja kelompok sehingga saat ditunjuk untuk mempresentasikan jawabannya siswa tersebut mampu menyampaikannya.

Hasil penelitian Ulfah (2011) menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

Games di dalam penelitian ini peneliti menggunakan games dengan model Course Review Horay (CRH). Course Review Horay menurut Dwitantra (2011) adalah suatu model pembelajaran dengan pengujian pemahaman menggunakan kotak yang diisi dengan nomor untuk menuliskan jawabannya, yang paling dulu mendapatkan tanda benar langsung berteriak Horay. Model ini merupakan cara belajar-mengajar yang lebih menekankan pada pemahaman materi yang diajarkan guru dengan menyelesaikan soal-soal. Soal yang diberikan dapat berupa soal yang bersifat pemecahan masalah. Pembelajaran dengan model tersebut, dicirikan oleh struktur tugas, tujuan dan penghargaan yang melahirkan sikap ketergantungan yang positif diantara sesama siswa dan penerimaan terhadap perbedaan individu dan mengembangkan keterampilan bekerja sama antar kelompok. Perpaduan antara model TGT dan CRH ini diharapkan mampu memecahkan masalah-masalah siswa yang sering dijumpai dalam pembelajaran matematika seperti kebosanan dan menurunnya motivasi serta hasil belajar. Hasil belajar menurut Agus Sprijono (2012) adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.

(4)

4

Berdasarkan hasil penelitian Fithra (2013) menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran Course Review Horay (CRH) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar matematika.

Dari latar belakang tersebut maka peneliti mencoba melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Teams Games Tournament (TGT) dengan Pendekatan Course Review Horay (CRH) pada Pembelajaran Matematika di SMP „Aisyiyah Muhammadiyah 3 Malang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan model Teams Games Tournament (TGT) dengan pendekatan Course Review Horay (CRH) pada pembelajaran matematika di SMP „Aisyiyah Muhammadiyah 3 Malang?

2. Bagaimana ketuntasan hasil belajar siswa dalam belajar matematika melalui model Teams Games Tournament (TGT) dengan pendekatan Course Review Horay (CRH)?

1.3 Pembatasan Masalah

Agar permasalahan menjadi lebih terarah diperlukan pembatasan masalah sehingga penelitian menjadi lebih efektif dan efisien. Hal yang akan dibatasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Karakteristik yang akan diteliti adalah hasil belajar matematika siswa.

2. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-A SMP „Aisyiyah Muhammadiyah 3 Malang semester genap tahun pelajaran 2014/2015.

3. Model yang digunakan adalah model Teams Games Tournament (TGT) dengan pendekatan Course Review Horay (CRH).

4. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lingkaran.

1.4 Tujuan Penelitian

(5)

5

1. Mendeskripsikan penerapan pembelajaran model Teams Games Tournament (TGT) dengan pendekatan Course Review Horay (CRH) pada pembelajaran matematika di SMP „Aisyiyah Muhammadiyah 3 Malang.

2. Mendeskripsikan ketuntasan hasil belajar matematika melalui model Teams Games Tournament (TGT) dengan pendekatan Course Review Horay (CRH) pada siswa SMP „Aisyiyah Muhammadiyah 3 Malang.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi guru dan calon guru

Memberikan masukan kepada guru ataupun calon guru khususnya bidang studi matematika, bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Teams Games Tournament (TGT) dengan pendekatan Course Review Horay (CRH) dapat digunakan untuk membuat kegiatan belajar mengajar yang lebih menarik dan kreatif.

2. Bagi siswa

Penerapan model TGT dengan pendekatan CRH dalam pembelajaran matematika diharapkan dapat mendorong siswa untuk menyukai pelajaran matematika agar dapat menyelesaikan soal-soal matematika dengan baik. 3. Bagi Sekolah

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan yang lebih baik dan berguna dalam mengembangkan teknik pembelajaran untuk meningkatkan standar mutu pembelajaran matematika disekolah.

4. Bagi peneliti

Menambah pengetahuan penulis sebagai calon pendidik, serta dapat digunakan sebagai acuan, khususnya untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa setelah diterapkan model TGT dengan pendekatan CRH dalam proses pembelajaran.

(6)

6 1.6 Definisi Operasional

Untuk menghindari kekurang jelasan makna, berikut ini adalah beberapa istilah penting dalam penelitian ini.

1. Belajar dan Pembelajaran

Menurut Erman Suherman (2011) belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai pengalaman. Sedangkan pembelajaran menurut Erman Suherman (2011) adalah upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal.

2. Pembelajaran Kooperatif

Menurut Kokom (2010) model pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari dua sampai lima orang, dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.

3. Model Teams Games Tournament (TGT)

Pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur-unsur permainan didalamnya (Suprijono, 2010).

4. Model Course Review Horay (CRH)

Course Review Horay (CRH) merupakan metode yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab benar maka siswa tersebut diwajibkan berteriak „horay‟ atau yel-yel lainnya yang disukai (Widodo, 2011).

5. Hasil Belajar

Menurut Sudjana (2005) hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data yang diperoleh pada kondisi awal diketahui bahwa visual spasial anak melalui kegiatan bermain maze anak masih rendah, hal ini dapat dilihat dari hasil

Observasi diperoleh dari kegiatan belajar anak melalui bermain teka-teki menggunakan media gambar di RA Rabiatul Amaliah Bandar Pulau Asahan yang dilakukan anak bersama

Ekstrak pekat akar Widuri yang diperoleh ini selanjutnya digunakan untuk uji antimalaria secara in vivo pada mencit jantan galur Balb/C, uji golongan senyawa aktif

Hasil penelitian menujukkan bahwa kelompok eksperimen yang menggunakan metode pemberian tugas terstruktur lebih efektif dari pada kelompok kontrol yang menggunakan metode

Vaksin Hepatitis B yang pertama harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah bayi lahir, kemudian dilanjutkan pada umur 1 bulan dan 3 hingga 6 bulan.. Imunisasi ini untuk

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi yang digambarkan oleh laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000, pada triwulan IV tahun 2009 tumbuh sebesar 1,3 persen

Penelitian ini mengenai “Pengaruh Kepercayaan , Manfaat dan Kemudahan Penggunaan Terhadap Niat Nasabah dalam Menggunakan Internet Banking Bank Cimb

Temuan penelitian terhadap proses peningkatan keterampilan menulis teks anekdot melalui model pembelajaran kooperatif JIGSAW siswa kelas X IPS 3 SMA Negeri 4 Bukittinggi