• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Beberapa Tingkat Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Seledri (Apium graveolens L.) di Polibag. Oleh: Dora Fatma Nurshanti

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Beberapa Tingkat Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Seledri (Apium graveolens L.) di Polibag. Oleh: Dora Fatma Nurshanti"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Dora Fatma Nurshanti, Hal ; 12 - 18 10 Pengaruh Beberapa Tingkat Naungan Terhadap Pertumbuhan dan

Produksi Tanaman Seledri (Apium graveolens L.) di Polibag Oleh: Dora Fatma Nurshanti

Abstract

This study aims to determine the effect of several levels of shading on growth and crop production of celery (Apium graveolens L.). Thhis research was conducted at the experimental farm of Agricultural Faculty of East Balfour Ogan Komering Ulu District. Implementation of research started in August until Oktober 2010. The materials used in this study are: celery seed (varieties Ritan seed), paranet 50%, 60% and 70%, 5 kg polybags, bamboo, medium mixture of soil, sand and manure with a ratio of 2:1:1. The tools used are metera, hoes, maschetes, shovels, spreyer, ans stationery. This study used a complete randomized design (CRD) in which each consist of 4 treatments and 5 replications. Based on the results of research influence of shade on the growth and productionof celery plants (Apium graveolens L.) in polybags can be conducted that: the treatmen rate of 50% shade to give the best effect, when compared with shade level of 60% and 70%. Although statistically not significant different betweem treatmens for all variables observed. Key words: Shade, celery, polybags

PENDAHULUAN

Tanaman seledri atau celery (Apium graveolens L.) merupakan salah satu ssayuran yang popular di dunia. Asal usul tanaman ini diduga telah dikenal 1.000 tahun yang lalu, yaitu sejenis tumbuhan liar asli di dataran Asia (Rukmana, 1990). Sementara Rukmana (1990), menyatakan bahwa, selain citas rasanya segar dan renyah tanaman seledri mengandung gizi cukup tinggi dan memiliki khasiat sebagai obat penyembuh beberapa jenis penyakit.

Selain pemupukan pertumbuhan bibit seledri juga dipengaruhi oleh beberapa factor lingkungan, diantaranya intensitas cahaya, suhu dan kelembaban yang tinggi. Untuk mengurangi intensitas cahaya, suhu yang tinggi serta meningkatkan kelembaban, maka salah satu upaya budidaya adalah dengan menggunakan naungan (Departemen Kehutanan dan perkebunan, 1998).

Tanaman seledri termasuk tanaman jenis C3 yang membutuhkan intensitas cahaya matahari pada siang hari sebesar 32.000 LUX atau 50% untuk pertumbuhan yang optimal (Anonim, 2002 dalam Nurshanti, 2001).

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin mengetahui “Pengaruh Beberapa Tingkat naungan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Seledri (Apium

graveolens L.) di Polibag. Penelitian ini bewrtujuan untuk mengetahui pengaruh beberapa

tingkat naungan terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman seledri (Apium graveolens L.).

(2)

Dora Fatma Nurshanti, Hal ; 12 - 18 11 METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian di Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu. Pelaksanaan penelitian ini dimulai pada Bulan Agustus sampai Bulan Oktober 2010. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: benih seledri (varietas Ritan Seed), paranent 50%, 60% dan 70%, polibag 5 kg, bambu, media campuran tanah, pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1:1. Alat-alat yang digunakan adalah meteran, cangkul, parang, sekop, spreyer dan alat-alat tulis.

Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) masing-masing terdiri dari 4 perlakuan dan 5 ulangan (Hanafiah, 2004). Empat perlakuan naungan adalah:

N0 = Tanpa Naungan N1 = Tingkat Naungan 50% N2 = Tingkat Naungan 60% N3 = Tingkat Naungan 70%

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Berdasarkan analisis sidik ragam (Ansira) dari hasil penelitian berpengaruh beberapa tingkat naungan terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman seledri (Apium graveolens L.) di polibag dapat dilihat pada tabel 2. di bawah ini.

Tabel 2. Hasil Penelitian

Analisis Sidik Ragam (Ansira) Terhadap semua Peubah yang Diamati

No Peubah yang Diamati F.Hitung KK (%)

1 Tinggi Tanaman 14,47* 9,38

2 Jumlah anakan 0,11tn 17,97

3 Berat berangkasan basah 4,93* 10,68

4 Berat berangkassan Kering 4,57* 11,82

5 Indeks panen 7,47* 15,14

6 Kandungan Khlorofil 2,07tn 24,37

Keterangan: * = Berpengaruh nyata, tn = Berpengaruh tidak nyata

Dari tablel 2. dapat dilihat bahwa peubah tinggi tanaman, berat berangkasan basah, berat berangkasan kering dan indeks panen menunjukan pengaruh nyata, sedangkan pada peubah jumlah anakan dan kandungan khlorofil menunjukan pengaruh tidak nyata.

1. Tinggi Tanaman (cm)

Pada peubah tinggi tanaman menunjukan perlakuan beberapa tingkat naungan berbeda nyata. Hasil uji BNJ pada perlakuan beberapa tingkat naungan dapat dilihat pada Tabel 3. di bawah ini.

(3)

Dora Fatma Nurshanti, Hal ; 12 - 18 12

Tabel 3.

Hasil Uji BNJ Pengaruh Beberapa Tingkat Naungan terhadap Tinggi Tanaman

Perlakuan Rata-rata tinggi tanaman (cm)

N0 19,00 a N3 25,77 b N2 27,13 b N1 27,50 b

BNJ 0,05 4,21

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata pada taraf uji BNJ 5%.

Pada Tabel 3. dapat dilihat bahwa perlakuan N1 ini menunjukan berbeda tidak nyata terhadap perlakuan N2 dan N3, tetapi berbeda nyata terhadap perlakuan N0. Ni memberikan nilai terbaik yaitu sebesar 27,50 cm sedangkan N0 memberikan nilai terendah yaitu sebesar 19,00 cm.

2. Jumlah Anakan

Berdasarkan analisi sidik ragam (Ansira) pada peubah jumlah anakan terhadap beberapa tingkat nauangan menunjukan berpengaruh tidak nyata. Secara tabulasi perlakuan N1 memberikan nilai terbaik yaitu sebesar 12,86 anakan jika dibandingkan N2 (12,47), N3 (12,33) dan N0 nilai terendah yaitu 12,07.

3. Berat Berangkasan Basash (g)

Pada peubah berat berangkasan basah perlakuan beberapa tingkat naungan menunjukan berbeda nyata. Hasil uji BNJ pada peubah berat berangkasan basah dapat dilihat pada Tabel 4. di bawah ini.

Tabel 4.

Hasil Uji BNJ Pengaruh

Beberapa Tingkat Naungan terhadap Berat Berangkasan Basah

Perlakuan Rata-rata Berat Berangkasan Basah (g)

N0 14,51 a N3 16,20 ab N2 17,78 b N1 17,90 b

BNJ 0,05 3,20

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata pada taraf uji BNJ 5%.

Pada perlakuan tingkat naungan N1 menunjukan berbeda tidak nyata jika dibandingkan perlakuan N2 dan N3, tetapi berbeda nyata terhadap perlakuan N0. N1 memberikan nilai terbaik yaitu sebesar 17,90g, sedangakan N0 memberikan nilai terendah yaitu 14,50 g.

(4)

Dora Fatma Nurshanti, Hal ; 12 - 18 13 4. Berat Berangkasan Kering (g)

Pada peubah berat berangkasan kering perlakuan beberapa tingkat naungan menunjukan berbeda nyata. Hasil uji BNJ pada peubah berat berangkasan kering dapat dilihat pada Tabel 5. di bawah ini.

Tabel 5.

Hasil Uji BNJ Pengaruh

Beberapa Tingkat Naungan Terhadap Berat Berangkasan Kering

Perlakuan Rata-rata Berat Berangkasan Kering (g)

N0 4,13 a N3 4,80 ab N2 5,08 ab N1 5,42 ab

BNJ 0,05 1,05

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata pada taraf uji BNJ 5%.

Pada perlakuan beberapa tingkat naungan menunjukan bahwa perlakuan N1 berbeda tidak nyata jika dibandingkan perlakuan N2 dan N3, tetapi berbeda nyata terhadap perlakuan N0. N1 memberikan nilai terbaik yaitu sebesar 5,42 g, sedangkan N0 memberikan nilai terendah yaitu 4,13 g.

5. Indeks panen (%)

Pada peubah indeks panen perlakuan beberapa tingkat naungan menunjukan berbeda nyata. Hasil uji BNJ pada peubah indeks panen dapat dilihat pada tabel 6. di bawah ini.

Tabel 6.

Hasil Uji BNJ Pengaruh Beberapa Tingkat Naungan terhadap Indeks Panen

Perlakuan Rata-rata Indeks Panen (%)

N0 15,00 a N3 22,05 b N2 22,87 b N1 22,94 b

BNJ 0,05 5,67

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata pada taraf uji BNJ 5%.

Pada perlakuan beberapa tingkat naungan menunjukan bahwa perlakuan N1 berbeda tidak nyata jika dibandingkan dengan perlakuan N2 dan N3, tetapi berbeda nyata terhadap perlakuan N0. N1 memberikan nilai terbaik yaitu sebesar 22,94%, sedangan N0 memberikan nilai terendah yaitu 15,00%.

(5)

Dora Fatma Nurshanti, Hal ; 12 - 18 14 6. Kandungan Khlorofil

Berdasarkan analisis sidik ragam (Ansira pada peubah kandungan khlorofil terhadap beberapa tingkat naungan menunjukan pengaruh tidak nyata. Secara tabulasi menunjukan bahwa perlakuan N0 memberikan nilai terbaik yaitu 42n87 jika dibandingkan perlakuan N1 (41,31), N2 (35,45) dan N3 memberikan nilai terendah yaitu 30,03.

B. Pembahasan

Berdasarkan analisis keragaman (ansira) terhadap peubah yang diamati, bahwa perlakuan bebrapa tingkat naungan berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman seledri. Hal ini terlihat pada peubah tinggi tanaman, berat berangkasan basah, berat berangkasan kering dan indeks panen. Pengaruh tidak nayat terlihat pada peubah jumlah anakan dan kandungan khlorofil.

Pada peubah tinggi tanaman perlakuan N1 menunjukan berbeda nayata terhadap semua perlakuan. Pada penelitian ini diduga naungan memberikan manfaat untuk mengatur intensitas penyinaran matahari, tinggi rerndahnya suhu, kelembaban udara dan menahan angin. Selain itu juga unsur hara pada perlakuan ini tercukupi karena mendapatkan penyinaran yang cukup, sehingga aktifitas fotosintesis akan berjalan dengan optimal dan menyebabkan asimilat yang dibutuhkan oleh tanaman seledri untuk memmenuhi pertumbuhan dan produksi tanaman baik. Pada siang hari naungan juga berperan untuk mengurangi tingginya suhu maksimum dengan cara menahan cahaya matahari yang diterima tanaman dan pada malam hari naungan mengurangi turunnya suhu minimum dengan cara menghambat radiasi panas dari bumi ke atmosfir. Kisaran suhu optimum untuk tanaman sayuran rata-rata antara 23oC-32oC (Susanto, 1994).

Pada peubah berat berangkasan basah pada perlakuan beberapa tingkat naungan N1 menunjukan pengaruh berbeda nyata terhadap semua perlakuan. Hal ini disebabkan karena unsure hara, air dan penyinaran pada perlakuan ini tercukupi sehingga menyebabkan pertumbuhannya baik. Pada perlakuan N1 tanaman seledri memiliki keunggulan yakni penampilan vigor yang kuat, memiliki percabanagan yang banyak sehingga memiliki cabang-cabang produktif yang banyak. Menurut Hartman et. al., (1997) dalam Nurshanti (2001), pemberian nauangan mempunyai tujuan untuk mengurangi pengaruh yang merugikan dari intensitas cahaya yang berlebihan, dapat menurunkan suhu dan meningkatkan kelembaban udara. Untuk mendapatkan pertumbuhan yang baik dan produksi yang optimum, perlu diperhatikan pemeliharaan tanaman dan juga ketersediaan unsur hara yang sesuai dengan kebutuhan tanaman itu sendiri. Pertumbuhan dan produksi dapat meningkat apabila didukung oleh faktor iklim, cuaca dan air (Lakitan 1993).

Pada peubah berat berangkasan kering pada perlakuan beberapa tingakat naungan N1 menunjukan pengaruh yang berbeda nyata terhadap semua perlakuan. Diduga pemberian naungan 50% dapat mengurangi pengaruh dari intensitas cahaya yang berlebih, dapat mneurunkan suhu dan meningkatkan kelembaban untuk pertumbuhan tanaman seledri. Pada perlakuan ini naungan berperan dalam meningkat panjang ruas batang, ruas daun, dan panjang akar (Soepandie et .al., 2003).

Cahaya sangat besar artinya bagi tumbuhan, terutama karena perannya dalam kegiatan fisiologis seperti fotosintesis, respirasi, pertumbuhan serta pembuangaan, pembukaan dan penutupan stomata, perkecambahan dan pertumbuhan tanaman. Penyinaran matahari mempengaruhi pertumbuhan, reproduksi dan hasil tanaman melalui

(6)

Dora Fatma Nurshanti, Hal ; 12 - 18 15 prose fotosintesis. Penyerapan cahaya oleh pigmen-pigmeen akan mempengaruhi pembagian fotosintat ke bagian-bagian lain dari tanaman melalui proses fotomorfogenensis (Baharsjah, 1980).

Pada peubah indeks panen pada perlakuan beberapa tingkat naungan N1 menunjukan pengaruh berbeda nyata terhadap semua perlakuan. Hal ini sangat ditentukan oleh pemeliharaan seperti penyiraman secara teratur dan memperhatikan pertumbuhan gulma yangh ada disekitar tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang secara baik dan menghasilkan produksi yang tinggi. Diduga dengan naungan 50% akan meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman seledri disebabkan tanaman seledri tidak menghendaki intensitas cahaya secara langsung. Namun pemberian naungan haya dapat menurunkan suhu udara relative rendah yaitu menurunkan suhu maksimum dan sedikit menaikan suhu minimum. Menurut Januwati (1998), dalam Nurshanti (2001), dengan taraf naungan 0%, 25%, 50% dan 75% menghasilkan suhu maksimum 35,2oC; 34,3oC; 34,5oC dan 32,8oC sedangkan suhu minimum 21,2oC; 21,4oC; 21,6oC dan 21,9oC.

Pada peubah jumlah anakan N0, N1, N2 dan N3 menurut Anova tidak berpengaruh nyata. Diduga respon tanaman terhadap perlakuan N0, N1, N2 dan N3 itu sama. Secara tabulasi N1 memberikan nilai terbaik yaitu sebesar 12,68 anakan jika dibandingkan N2, N3 dan N0 dengan nilai terendah yaitu 12,07 anakan. Pada penelitian ini diduga unsur hara, air dan cahaya tercukupi sehingga, pertumbuhan seluruh perlakuan optimal. Tanaman seledri termasuk jenis tanaman C3 yang membutuhkan intensitas cahaya matahari pada siang hari sebesar 32.000 LUX atau 50% - 60% untuk pertumbuhan yang optimal (Anonim dalam Nurshanti, 2001).

Pada peubah kandungan khlorofil perlakuan N0, N1, N2 dan N3 menurut anova tidak berpengaruh nyata. Diduga respon tanaman terhadap seluruh perlakuan itu sama. Secara tabulasi perlakuan N0 memberikan nilai tertinggi yaitu sebesar 42,87 jika dibandingkan perlakuan N1, N2 dan N3 dengan nilai terendah 30,03. Pada penelitian ini diduga tanaman seledri, membutuhkan cahaya yang intensif agar dapat meningkatkan kandungan khlorofil. Pengaruh cahaya matahari pada tanaman dimanefestasikan dalam dua cara yaitu efek kuantitatif dan efek kualitatif. Secara kualitatif cahaya berperan dalam fotomorgenesis, sedangkan secara kuantitatif total radiasi diperlukan pada aktifitas fotosintesis yang bertujuan untuk memperoleh asimilat semaksimal mungkin (Djafar et., al, 1979 dalam Nurshanti, 2001). Cahaya yang dapat digunakan untuk fotosintesis pada tumbuhan adalah cahaya yang mempunyai panjang gelombang antara 400 – 700 nm. Cahaya ini disebut sebagai radiasi aktif untuk fotosintesis (Edmond et., al, 1979 dalam Nurshanti, 2001).

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian pengaruh tingkat naungan terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman seledri (Apium graveolens L.) di polibag dapat disimpulkan bahwa: perlakuan tingkat naungan 50% memberikan pengaruh terbaik bila dibandingkan dengan tingkat naungan 60% dan 70%.

Berdasarkan hasil penelitian untuk memperoleh hasil tanaman seledri yang baik disarankan agar diberi naungan dengan tingkat kerapatan 50%.

(7)

Dora Fatma Nurshanti, Hal ; 12 - 18 16 DAFTAR PUSTAKA

Baharsjah, J.S. 1980. Pengaruh Naungan pada Berbagai Tahap Perkembangan dan

Populasi Tanaman terhadap Pertumbuhan. Bogor: Pasca Sarjana IPB

Hanafiah, K.A. 2004. Rancangan Percobaan: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Grafindo Lakitan, B. 1993. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Universitas Sriwijaya.

Nurshanti, D.F. “Pertumbuhan Umbi Iles-Iles (Amorphophallus Variabillis) pada Beberapa Taraf Naungan dan Berat Umbi”. Tesis S2 (Tidak Dipublikasikan). Palembang: Pasca Sarjana Universitas Sriwijaya

Susanto, F.X. 1994. Budidaya dan Pengolahan Hasil Tanaman Kakao. Dalam: Http: /ww w. Bi. Go. id. Diakses tanggal 16 Oktober 2008.

Referensi

Dokumen terkait

Bapak Mahfud Anshori, S.Sos, M.Si selaku Kepala Program Studi Diploma III Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Teori kontrak sosial adalah suatu pandangan yang melihat bahwa kewajiban moral dan politis seseorang bergantung pada suatu kontrak atau perjanjian diantara mereka untuk

Agar penelitian yang dilakukan lebih terarah maka perlu diterapkan suatu metode pengembangan sistem. Dalam penelitian ini metode pengembangan sistem yang digunakan adalah

Keempat unit utama Jarlitbangdikbud saling bersinergi dalam merumuskan isu-isu strategis yang merupakan gabungan dari prioritas kebijakan nasional (topdown) serta

Dengan ini penulis menyatakan bahwa tesis ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Program Studi Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera

terutama adalah untuk meningkatkan pendapatan anggota koperasi yang memiliki kegiatan usaha Produktif atau Komersial dan juga untuk memberikan pinjaman Konsumtif,

Antrian kendaraan yang dapat terjadi, dikarenakan arus lalu-lintas kendaraan yang melewati lajur dari ruas jalan yang ada, tertahan oleh pergerakan masuk atau keluar ke

Pengujian parsial dilakukan dengan melihat nilai T dan p-value didapatkan dari Tabel 6. Tabel ini menunjukkan bahwa nilai signifikan substruktur 1 hingga substruktur 8