• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Teknis Standardisasi Peralatan dan Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro ( PLTMH )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pedoman Teknis Standardisasi Peralatan dan Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro ( PLTMH )"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

Pedoman Teknis

Standardisasi Peralatan dan Komponen

Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro

( PLTMH )

(2)

Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro

( PLTMH )

DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

(3)

Tim Penyusun

Pedoman Teknis Standardisasi Peralatan dan Komponen

Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro

( PLTMH )

1. Dadan Kusdiana Ditjen Listrik dan Pemanfaatan Energi 2. Alihuddin Sitompul Ditjen Listrik dan Pemanfaatan Energi 3. Agus Saptono Ditjen Listrik dan Pemanfaatan Energi 4. Fitria Astuti Firman Ditjen Listrik dan Pemanfaatan Energi 5. Hari Soekarno Puslitbang KEBT, DESDM

6. Soegeng P. Distamben Propinsi Jawa Barat 7. Arie Sudaryanto LIPI Subang

8. Isdiyana Puslitbang SDA, Dep. Pekerjaan Umum 9. Dodi Ibnu Fajar IMIDAP

10. Asep Suwarna IMIDAP 11. Catur Wibowo MHPP 12. Hari Wibowo A. PT. Entec 13. Eddy Permadi PT. Cihanjuang

14. Rosman ProWater

15. G. Panca N. PT. Harapan Jaya G. 16. Ifnu Setyuadi PT. Pro Rekayasa 17. Yudi H. Wijaya PT. Pro Rekayasa 18. Chayun Budiono PT. Galih Karsa Utama

19. Faisal Rahardian Asosiasi Hidro Bandung (AHB)

(4)
(5)

DAFTAR ISI

TIM PENYUSUN DAFTAR SINGKATAN 1 PENDAHULUAN 2 KETENTUAN UMUM ... i ... ix ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Maksud dan Tujuan ... 2

1.3 Ruang Lingkup ... 2

1.4 Penggunaan dan Batasan ... 3

1.4.1 Pengguna Pedoman Teknis ... 3

1.4.2 Sifat dan Prinsip Utama ... 4

1.4.3 Batasan Kapasitas PLTMH ... 4 1.4.4 Definisi Sistem PLTMH ... 5 1.4.5 Kapasitas PLTMH ... 7 1.5 Lingkup Pemberlakuan ... 7 1.6 Standar Nasional ... 7 ... 8 2.1 Perencanaan PLTMH ... 8

2.2 Penentuan Debit Rancangan ... 8

2.3 Prinsip Pembiayaan Efektif ... 9

2.4 Nilai Effisiensi Turbin Terbangkit ... 9

2.5 Perencanaan Konfigurasi ... 10 2.6 Pabrikasi ... 11 KATA PENGANTAR DAFTAR ISI ... iii ... v Power Generation

DAFTAR ISI

(6)

3 KETENTUAN UMUM BANGUNAN SIPIL

4 KETENTUAN UMUM MEKANIKAL ELEKTRIKAL

... 14 3.1 Spesifikasi ... 14 3.1.1 Umum ... 14 3.1.2 dan ... 14 3.1.3 Bak Pengendap ... 15 3.1.4 Saluran Pembawa ... 16 3.1.5 ... 16 3.1.6 ... 17 3.1.7 ... 18 3.1.8 ... 19

3.1.9 Pintu Air dan Katub Pengaman ... 20

3.2 Konstruksi Peralatan Hidro Mekanik ... 21

3.2.1 ... ... 21

3.2.2 Pintu Air ... . 21

3.2.3 dan Talang Air ... ... 22

3.3 Konstruksi Bangunan Sipil ... ... 24

3.4 Pengujian Setelah Konstruksi ... 27

... 28

4.1 Spesifikasi ... .... 28

4.2 Pabrikasi Peralatan Mekanikal Elektrikal .... ... 29

4.2.1 Pabrikasi Turbin 29 4.2.2 Pengujian Turbin di Bengkel 32 4.2.3 Pabrikasi Peralatan Pulley 32 4.2.4 Pabrikasi Peralatan Kontrol ... 32

4.2.5 Pengujian Kontroller di Bengkel ... 34

4.3 Instalasi Peralatan Mekanikal Elektrikal ... 35

4.3.1 Instalasi Turbin dan Generator ... 35

4.3.2 Peralatan Kontrol ... 36

Intake Diversion Structure

Forebay Penstock Powerhouse Trash rack Trash rack Penstock ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

(7)

4.4 Uji Setelah Instalasi ( ) ... 37

4.4.1 Turbin dan Generator ... 37

4.4.2 Kontrol ... 38

... 39

5.1 Spesifikasi Umum ... 39

5.2 Spesifikasi Tiang Listrik ... 40

5.3 Instalasi Jaringan Transmisi dan Distribusi ... 41

5.3.1 Instalasi Jaringan Transmisi dan Distribusi ... 41

5.3.2 Instalasi Jaringan Sambungan Rumah ... 42

... 43

6.1 Paket Peralatan Pendukung ... 43

6.2 Paket Garansi ... 44

... 46

Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Standar Perusahaan Listrik Negara (SPLN) yang Terkait ... 46

Gambar Konstruksi PLTMH Tipikal ... 52

Komisioning

5 KETENTUAN UMUM JARINGAN

TRANSMISI DAN DISTRIBUSI

6 KETENTUAN LAIN-LAIN

LAMPIRAN

(8)

Daftar Singkatan

1. AVR : 2. CFL : 3. ELC : 4. ELCB : 5. FDC : 6. HDPE : 7. Hz : 8. IGC :

9. JTM : Jaringan Tegangan Menengah 10. JTR : Jaringan Tegangan Rendah

11. kW :

12. kWh :

13. MCB :

14. MCCB :

15. PAT :

16. PLN : Perusahaan Listrik Negara

17. PLTMH : Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

18. PVC :

19. SNI : Standar Nasional Indonesia

20. V :

Automatic Voltage Regulator Compact Fluorescent Lamp Electronic Load Controller Earth Leakage Circuit Breaker Flow Duration Curve

High Density Poly Ethylene Hertz

Induction Generator Controller

Kilo Watt Kilo Watt Hour

Miniature Circuit Breaker Moulded Case Circuit Breaker Pump As Turbine

Poly Vinyl Chloride

(9)

1. PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Kondisi PLTMH di Indonesia bervariasi, namun pada umumnya mengalami permasalahan mulai dari bangunan sipil dan peralatan hidro mekanikal sampai dengan sistem pemeliharaan dan pengelolaannya. Dari hasil evaluasi ditemukan kerusakan akibat kondisi alam yang sangat berkaitan dengan perencanaan pembangunan dan ada juga sebagian disebabkan oleh konstruksi yang kurang baik misalnya tulangan yang kurang atau spesifikasi yang tidak cocok untuk fungsi bangunan tersebut seperti misalnya bangunan pengarah aliran yang menggunakan bronjong yang mudah hancur karena aliran banjir.

Perletakan peralatan di dalam tidak jarang menyebabkan kerumitan operasional dan bisa menyebabkan resiko keselamatan operator seperti misalnya perletakan elemen pemanas balas berpendingin udara yang terlalu dekat dengan atap yang bisa menyebabkan kebakaran;

Permasalahan lain yang ditemukan pada mekanikal dan elektrikal, diantaranya pada turbin pada umur kurang dari 2 tahun, sebagian besar sudah mengalami karat di badan turbin (umumnya ). Pada beberapa lokasi tidak dielengkapi perlindungan keselamatan kerja seperti misalnya pelindung dan .

Jaringan distribusi listrik ditemui penggunaan bahan yang berbeda untuk tiang, beberapa daerah memakai kayu dan bambu dan di daerah lain mengunakan tiang besi atau beton. Kerusakan yang umumnya terjadi adalah transformator yang terkena petir Di beberapa kasus terjadi ketimpangan dalam pembagian beban pada setiap fasa namun hal ini tidak terlalu mengganggu operasional PLTMH. Pada instalasi sambungan rumah penggunaan pembatas bervariasi dengan kWh-meter dan MCB sebagai pembatas. Di beberapa kasus

power house

crossflow

belt pulley

(10)

spesifikasi MCB yang tertulis lebih besar dari yang yang sesunguhnya. sehingga beban menjadi lebih besar.

Evaluasi pada perlengkapan ditemukan banyak kasus dimana tidak terdapat peralatan kerja yang memadai, tercecer dan tidak lengkap. Juga tidak tersedia bahkan ditemui buku petunjuk operasional pembangkit tidak ada.

Umumnya PLTMH tidak pada kondisi puncak dalam beroperasi. Energi air yang mampu dirubah ke dalam energi listrik tidak maksimal. Kualitas konstruksi dan perencanaan sangat berpengaruh dalam kemampuan operasionalnya sehingga hal-hal di atas menunjukkan adanya kelemahan dalam perencanaan proyek, pelaksanaan proyek, penyerahan proyek dan pengelolaan pasca proyek sehingga dikhawatirkan dapat mengganggu kelestarian sistem PLTMH.

Pedoman Teknis dimaksudkan mampu memberi panduan di semua tahap pembangunan suatu PLTMH. Tujuan dari adanya pedoman teknis peralatan PLTMH ini adalah untuk memberikan panduan dasar bagi pemilik proyek, pendana proyek, perancang proyek serta pelaksana proyek dalam melaksanakan suatu proyek PLTMH sehingga pembangkit yang terbangun menjadi lebih lestari. Dengan adanya pedoman teknis ini maka pelaksana proyek memiliki panduan seperti apa PLTMH itu sehingga, walaupun sifatnya pemberlakuannya sukarela, dapat mendorong percepatan pembangunan PLTMH.

Pedoman teknis mencakup tingkat kualitas peralatan dan komponen sistem PLTMH, keterkaitan dengan standar yang ada, ketentuan umum perencanaan dan pabrikasi peralatan, ketentuan umum konstruksi bangunan sipil, mekanikal, elektrikal dan instalasi serta distribusi jaringan listrik.

power house

log book

1.2

Maksud dan Tujuan

(11)

1.4

Penggunaan dan Batasan

Aplikasi dari pedoman teknis ini dibatasi disesuaikan dengan kemampuan pabrikan lokal. Semakin besar kapasitas, khususnya berkaitan dengan peralatan elektro mekanik, maka diperlukan tingkat teknologi produksi yang lebih tinggi. Pada saatnya nanti jika memang industri sudah berkembang pedoman teknis bisa diperluas dan disesuaikan untuk kapasitas aplikasi yang baru.

Hal ini juga memberikan arah bahwa pedoman teknis tidak membatasi perkembangan sektor, khususnya masalah pabrikasi teknologi. Siapapun diharapkan bisa terjun secara professional di bidang ini sehingga bisa menjadi pedoman teknis.

Yang menggunakan pedoman teknis kualitas ini adalah antara lain:

1. Pemilik Proyek. Pemilik proyek harus mengetahui apa yang dia mau dan bisa menuntut pelaksana proyek untuk memberikan kebutuhan tersebut secara

2. Pemberi Dana. Pemberi dana jika berbeda dengan pemilik proyek akan bisa mengetahui secara jelas berdasarkan perhitungan detil jumlah kebutuhan dana untuk pelaksanaan proyek

3. Perancang Proyek. Dalam hal ini perancang adalah konsultan perencana. Konsultan harus bekerja sesuai dengan potensi yang ada di lapangan sehingga solusi yang diberikan selalu

4. Pelaksana Proyek. Baik pabrikan maupun kontraktor atau

dapat memiliki dasar yang kuat dalam memilih kualitas produk dan menangani produk yang dibuatnya.

1.4.1 Pengguna Pedoman Teknis

cost effective

cost effective

system integrator

(12)

1.4.2 Sifat dan Prinsip Utama

1.4.3 Batasan Kapasitas PLTMH

Pedoman teknis ini akan bersifat berkembang sehingga secara periodik harus ditinjau kembali dan disesuaikan dengan kemajuan teknologi yang ada. Pemerintah atau suatu badan lain yang diberikan kuasa diharapkan selalu mengadakan akan pedoman teknis yang ada, pemberlakuannya serta perubahan yang diperlukan.

Selain itu pedoman teknis ini bersifat tidak mengikat sehingga peran aktif dari pemilik proyek dan pabrikan serta sangat diperlukan. Peran paling vital adalah pada pemilik proyek dimana peran pengawasan langsung berada.

Sifat paling penting dari pedoman teknis ini adalah tidak membatasi perkembangan sekor mikro hidro. Perkembangan sektor mikro hidro tidak boleh dibatasi dan menjadi eksklusif hanya bagi industry yang mampu saja. Namun begitu pedoman teknis ini tidak memberikan kelonggaran yang berlebihan sehingga meninggalkan kualitas yang diperlukan untuk kelestarian suatu PLTMH.

Prinsip utama dari pelaksanaan pedoman teknis ini adalah:

1. Ada garansi kapasitas. Sistem PLTMH yang dipasang harus memberikan

yang dijanjikan. Oleh karena itu segi perencanaan sangat perlu dan diikutkan dalam pedoman teknis ini

2. Pengoperasian yang handal. Hal ini jelas terkait dengan kualitas sehingga sistem tidak mengalami kerusakan tak terduga dan dapat memberikan layanan listrik dengan baik

3. Keamanan. Listrik harus aman sehingga semua aspek keamanan harus dipertimbangkan dan tindakan pencegahan dilakukan atau dipasang

Dalam standar ini lingkup kapasitas sistem yang diatur adalah maksimal 120 kW. Hal ini mengadopsi standar kualitas dari India dan Nepal serta mempertimbangkan kemampuan produksi di dalam negeri. Tidak dibatasi sistem turbin yang dipergunakan apakah itu

atau turbin lain yang memenuhi kriteria proyek. Kincir air dalam semua bentuknya tidak diatur dalam pedoman ini. Jika

review

system integrator

output

cross flow, propeller, pelton, turgo, axial flow, pump as turbine

(13)

terdapat perkembangan baru mengenai teknologi PLTMH yang berhasil dikuasai produsen lokal maka standar ini perlu diperbarui.

Sebuah PLTMH adalah sebuah sistem pembangkit listrik yang memanfaatkan tenaga air sebagai sumber primernya dan memiliki komponen-komponen paling tidak adalah sebagai berikut:

1. Bangunan dan bendung serta perlengkapannya 2. Bangunan pengendap pertama serta perlengkapannya 3. Saluran pembawa serta perlengkapannya

4. Bangunan pengendap kedua dan serta perlengkapannya 5. serta perlengkapannya atau

6. Rumah turbin ( )

7. Turbin Air dan sistem transmisi mekaniknya

8. Kontrol beban dan atau kontrol turbin serta variasinya 9. Generator Listrik

10. Sistem jaringan dan distribusi listrik dan

11. Sistem keselamatan dalam semua komponen di atas. 12. Sambungan rumah hingga pada pembatas atau meter.

Jenis turbin tidak dibatasi, namun penggunaan kincir air serta pemanfaatan energi air tanpa tekanan tidak dimasukkan dalam definisi sistem PLTMH. Instalasi di dalam rumah tidak dimasukkan sebagai komponen peralatan PLTMH.

1.4.4 Definisi Sistem PLTMH

energy

intake

forebay

Penstok draft tube

Power House

(14)

Hgross Mercu Bendung Bangunan Pengambilan Saluran Pembawa Bak Penenang Pipa Pesat Jaringan Transmisi Tailrace Rumah Pembangkit Sal. Pembuangan

Penjelasan

Mercu Bendung (Wier) Bangunan yang berada melintang sungai yang berfungsi untuk membelokkan arah aliran air Bangunan Pengambilan

(Intake)

Bangunan yang berfungsi mengarahkan air dari sungai masuk ke dalam Saluran Pembawa (Headrace).

Bak Penangkap Pasir (Sand Trap) dapat menjadi satu (terintegrasi) dengan bangunan ini.

Saluran Pembawa (Headrace) Bangunan yang berfungsi mengalirkan/membawa air dari Intake ke Forebay.

Headrace dapat juga terbuat dari pipa.

Bak Penampungan (Forebay) Bangunan yang mempunyai potongan melintang (luas penampang basah) lebih besar dari Headrace yang berfungsi untuk memperlampat aliran air.

Saringan (Trash Rack) Terbuat dari plat besi yang berfungsi menyaring sampah-sampah atau puing-puing agar tidak masuk ke dalam bangunan selanjutnya.

Trash Rack diletakkan pada posisi melintang di bangunan Intake atau Forebay dengan kemiringan 65 - 75º

Saluran Pembuangan

(Spillway)

Bangunan yang memungkinkan agar kelebihan air di dalam Headrace untuk melimpah kembali ke dalam sungai. Pipa Pesat (Penstock) Pipa bertekanan yang membawa air dari Forebay ke dalam Power House.

Rumah Pembangkit

(Power House)

Bangunan yang di dalamnya terdapat turbin, generator dan peralatan control.

Tailrace Saluran yang berfungsi mengalirkan/membawa air dari turbin kembali ke sungai.

Jaringan Transmisi Terdiri dari tiang, kabel dan aksesoris lainnya (termasuk trafo; jika diperlukan) yang berfungsi mengalirkan energi listrik dari Power House ke konsumen (rumah-rumah dan pabrik).

(15)

1.4.5 Kapasitas PLTMH

Dalam pedoman teknis ini lingkup kapasitas sistem yang diatur adalah maksimal 120 kW. Hal ini mengadopsi pedoman teknis kualitas dari India dan Nepal serta mempertimbangkan kemampuan produksi di dalam negeri. Tidak dibatasi sistem turbin yang dipergunakan apakah itu cross flow, propeller, pelton, turgo, axial flow, pump as turbine atau turbin lain yang memenuhi criteria proyek. Kincir air dalam semua bentuknya tidak diatur dalam pedoman teknis ini. Jika terdapat perkembangan baru mengenai teknologi PLTMH yang berhasil dikuasai produsen lokal maka pedoman teknis ini perlu diperbarui.

Menyikapi masukan dari lapangan maka pedoman teknis ini akan menyinggung proses adanya suatu PLTMH pada proses-proses berikut ini:

1. Perencanaan Pembangunan 2. Pabrikasi dan Pasca Pabrikasi 3. Pembangunan dan instalasi

4. Pasca Pembangunan dan Pengelolaan

Pedoman teknis ini selalu mengacu kepada pedoman teknis yang sudah terbentuk di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar Nasional Indonesia (SNI) yang telah berlaku untuk produk-produk tertentu yang menjadi bagian penting dari suatu sistem PLTMH. Selain itu Standar PLN (SPLN) yang berlaku untuk produk atau sistem tertentu juga dijadikan rujukan bagi peningkatan kualitas peralatan PLTMH.

Pedoman teknis bagi beberapa peralatan komponen elektro mekanikal untuk Pusat Listrik Tenaga Mini Hidro dapat mengacu kepada Standar Nasional Indonesia SNI 04-1930-1996.

1.5

Lingkup Pemberlakuan

1.6

Standar Nasional

(16)

2. KETENTUAN UMUM

2.1

Perencanaan PLTMH

2.2

Penentuan Debit Rancangan

Pedoman teknis kualitas peralatan PLTMH ini disusun dengan semangat untuk meningkatkan kelestarian PLTMH serta meningkatkan aplikasi PLTMH di Indonesia secara lebih luas. Masalah perencanaan adalah bagian tak terlepaskan dari proses panjang peningkatan kelestarian PLTMH.

Dalam perencanaan hal paling penting adalah penentuan debit rancangan dan Untuk suatu sistem PLTMH yang tidak terinterkoneksi ( ) ke jaringan PLN maka debit rancangan seyognyanya tersedia sepanjang tahun. Sedangkan untuk sistem yang terinterkoneksi jaringan PLN maka debit rancangan bisa disesuaikan dengan prinsip cost-effectiveness.

Dalam penentuan debit rancangan, jika memungkinkan, dipersiapkan

(FDC) yang mencerminkan aliran air selama setahun. Metoda standar yang berlaku dipergunakan dalam menentukan FDC ini. Jika FDC diproduksi pada tahun basah maka harus diketahui nilai koreksi untuk tahun keringnya.

Secara umum pengambilan sampel debit pada musim paling kering diperkenankan untuk penentuan debit rancangan. Paling tidak dilakukan dua set pengukuran pada musim paling kering di lokasi tersebut.

Pedoman teknis bagi perencanaan hidrologi dan hiraulik untuk bangunan sungai dapat kepada Standar Nasional Indonesia SNI 03-1724-1989 dan SNI 03-3441-194 tentang

head stand alone

Flow Duration Curve

(17)

Tata cara penetapan banjir desain dan kapasitas pelimpah.

Dalam studi kelayakan, konsultan harus memberikan perlu ada pemahaman dan resiko bencana alam konfigurasi sistem sehingga ada pembanding dalam hal dan biaya sehingga prinsip bisa dicapai. Pilihan yang diambil harus sangat mempertimbangkan prinsip

Pada suatu lokasi potensi PLTMH ada beberapa kemungkinan konfigurasi peralatan (khususnya mekanikal dan elektrikal) yang bisa dipakai. Selain itu konfigurasi bangunan sipil serta penentuan lokasi dan juga akan mempengaruhi konfigurasi sistem. Pilihan konfigurasi ini akan mempengaruhi daya dan biaya. Dipilih konfigurasi yang secara teknis cocok dengan lokasi serta rasio biaya per yang paling baik.

Dalam perencanaan nilai efisiensi turbin yang dipakai harus mengacu kepada prinsip yang konservatif dalam arti tidak melebih-lebihkan nilai efisiensinya. Untuk itu dalam studi kelayakan disarankan menggunakan nilai efisiensi sebagai berikut:

1. Turbin dengan kapasitas daya terbangkit di bawah 30 kW menggunakan nilai efisiensi OPTIMAL minimum 70%. Sedangkan kapasitas di atas 30 kW menggunakan nilai efisiensi minimal 75% yang harus dibuktikan pada saat dilakukan pekerjaan komisioning sebelum serah terima pekerjaan.

2. Turbin dengan kapasitas daya terbangkit dibawah 30 kW menggunakan nilai efisiensi minimal 60%. Sedangkan Kapasitas diatas 30 kW menggunakan nilai efisiensi minimal 65% yang harus dibuktikan pada saat dilakukan pekerjaan komisioning sebelum serah terima pekerjaan.

3. Turbin dengan kapasitas daya terbangkit dibawah 30 kW

2.3

Prinsip Pembiayaan Efektif

2.4

Nilai Effisiensi Turbin Terbangkit

geohydrologi

output cost effectiveness cost effectiveness.

intake power house output output design Pelton Cross Flow Propeller

2. KETENTUAN UMUM

(18)

menggunakan nilai efisiensi minimal 60%. Kapasitas diatas 30 kW menggunakan nilai efisiensi minimal 65% yang harus dibuktikan pada saat dilakukan pekerjaan komisioning sebelum serah terima pekerjaan.

4. Untuk jenis turbin lain disesuaikan dengan spesifikasi produsennya.

Untuk menentukan konfigurasi peralatan berikut ini bisa dipergunakan sebagai pedoman teknis konfigurasi.

2.5

Perencanaan Konfigurasi Power Generation

power generation table

Tipe Turbin Deskripsi <10 kW 10 kW s.d 120 kW

Turbin Jenis

Cross flow Pelton PAT Propeller

Dan lain-lain yang sesuai

Cross flow Pelton PAT Propeller

Dan lain-lain yang sesuai

Generator Jenis

Sinkron atau Induksi

Satu atau tiga fasa

Sinkron atau Induksi Tiga fasa Dengan

brush/brushless brush brushless Efisiensi generator >60% >80% Tegangan dan frekuensi terminal rekomendasi 220/240 V, 1 fasa, 50 Hz (S-PLN) 415 V, 3 fasa, 50 Hz Kontrol Kontrol IGC/ELC direkomendasikan ELC IGC/ELC Direkomendasikan ELC

(19)

Ketentuan-ketentuan lain dalam perencanaan komponen peralatan PLTMH dibahas di dalam bab yang berkaitan dengan komponen tersebut seperti komponen sipil, mekanikal dan elektrikal, dan jaringan transmisi serta distribusi.

Dalam hal pabrikasi hal-hal yang diatur adalah khusus mengenai produk-produk yang bukan merupakan produk industri masal. Yang dimasukkan dalam produk industri massal khususnya yang berkaitan dengan peralatan dan pembangunan PLTMH antara lain adalah:

1. Semen dan bahan bangunan jadi seperti kaca, genting, atap zinc dan lain-lain 2. Bahan metal termasuk mild steel, besi tahan karat, tembaga untuk penangkal

anti petir dan lain-lain

2.6

Pabrikasi

Ballast/Dummy Load Pemanas Udara atau Pemanas Air

Pemanas Udara atau Pemanas Air

Flywheel/ roda gila Perlu roda gila untuk operasi sendiri (isolated)

Switchgear dan earth fault protection

MCB/MCCB untuk proteksi over curr ent Earth Leakage Circuit Breaker (ELCB) perlu disediakan Monitoring dan proteksi Arus, Tegangan, Frekuensi Arus, Tegangan, frekuensi

Metering Produksi energi, hour meter dan meter lain yang diperlukan

Efisiensi

Total (berdasarkan uji lapangan dengan dasar debit actual saat komisioning)

Lebih besar dari 40% Lebih besar dari 45%

Tipe Turbin Deskripsi <10 kW 10 kW s.d 120 kW

(20)

3. Bahan pelapis cat dan sejenisnya

4. Katup-katup ( ) serta meter pendukung seperti 5. Bahan plastic dan turunannya seperti PVC dan HDPE 6. dan aksesorisnya

7. Generator dan aksesorisnya

8. Komponen elektronik seperti tahanan, MCB, kapasitor, , meter dan lain-lain

9. Kotak kontrol dari bahan metal ( )

10. Elemen pemanas untuk dan aksesorisnya

11. Kabel dan aksesori jaringan termasuk tiang besi dan tiang jenis lain 12. seperti transformator dan lain-lain

13. kWh meter atau MCB serta kabel untuk instalasi dalam rumah

Dalam penggunaan bahan-bahan produksi massal di atas terdapat pedoman teknis lain yang bisa dijadikan bahan acuan seperti Standar Nasional Indonesia (SNI) atau Standar Perusahaan Listrik Negara (SPLN)

Oleh karena itu dalam hal pabrikasi difokuskan pengaturan dalam pembuatan turbin, kontrol sebagai satu kesatuan sistem dan alat pendukung lain seperti peralatan hidro mekanik seperti misalnya pintu-pintu air dan lain-lain.

Secara umum dalam pabrikasi harus memperhatikan:

1. Perlindungan komponen yang dibuat khusus dari kerusakan fisik saat pabrikasi dan setelah pabrikasi

2. Perlindungan komponen dari karat (termasuk mur dan bautnya) saat pabrikasi dan setelah pabrikasi

3. Spesifikasi pengelasan yang tepat sesuai dengan tekanan kerja yang akan diterima peralatan yang dibuat

valve pressure gauge

Seal, Bearing

indicator

cubicles ballast

(21)

4. Material yang berkualitas dan sesuai spesifikasi dalam arti sesuai dengan perhitungan dimensi yang aman bagi fungsinya dan berdasarkan faktor

lain seperti misalnya dan lain-lain.

Pedoman teknis bagi Pembuatan, pemasangan dan pengujian komponen elektro mekanikal untuk Pusat Listrik Tenaga Mikro Hidro berkapasitas sampai dengan 50 Kwatt (PLTMH 50) dapat mengacu kepada Standar Nasional Indonesia SNI 04-3849.2.1995.

input eksternal debit, head, volume

(22)

3. KETENTUAN UMUM BANGUNAN SIPIL

Bangunan sipil adalah bagian penting dalam suatu skema PLTMH. Pada umumnya bangunan sipil terdiri dari bangunan dan pengalih aliran, saluran pembawa, bangunan , bangunan dan bangunan . Aksesori bangunan sipil seperti peralatan hidro mekanik juga merupakan bagian tak terlepaskan dari komponen sipil suatu PLTMH.

1. Saluran pembawa air, kecuali dan , harus mampu menampung debit air 10% lebih tinggi dari debit rancangan. Hal ini ditujukan agar pada saat operasi maksimal muka air di tidak turun dari ketinggian biasanya dan untuk tinggi jagaan agar terhindar dari pelimpasan apabila terjadi kelebihan debit.

2. Survei secara lengkap harus dilakukan dan hasilnya digambarkan pada peta situasi dengan skala 1 : 1.000 atau lebih kecil, termasuk potongan memanjang, potongan melintang dan secara jelas menunjukkan informasi topografi daerah rencana pembangunan PLTMH.

3. Survei diperlukan untuk mengetahui kondisi batuan di daerah rencana bangunan sipil termasuk di dalamnya kestabilan tanah dan lain-lain

1. bisa dipergunakan jika sungai lebih dari 5% jika kurang dari itu bisa dipergunakan (misalnya )

intake

forebay power house tailrace

penstock tail race

forebay

topografi

geoteknik

Drop intake gradient

intake lateral side intake

3.1

Spesifikasi

3.1.1 Umum

(23)

2. Lokasi harus dipilih di tempat yang mampu menyedot sebanyak mungkin air dan tidak membawa sedimen apung yang akan masuk ke dalam . Bendung dan sebaiknya mampu menahan banjir tahunan minimum dengan periode 25 tahunan.

3. Bukaan ( harus tenggelam di bawah muka air setiap kondisi aliran.

4. Pintu menutup diperlukan dalam rangka mengosongkan bangunan pembawa air dan untuk perawatan atau berbaikan

5. harus dipasang di khususnya untuk sedimen apung berukuran besar

6. Bangunan harus dirancang sedemikian rupa sehingga aliran banjir selalu melewati bendung dan tidak mengalir melalui bangunan .

Pedoman teknis bangunan air dapat mengacu kepada Standar Nasional Indonesia SNI 03-1731-1989 tentang Pedoman Perencaan Bendungan Bangunan Sipil.

1. Bak pengendap harus mampu mengendapkan material sedimen seperti tanah, pasir dan bebatuan

2. Aliran air harus tidak menimbulkan olakan ( ) di dalam bak pengendap sehingga material sedimen bisa dengan mudah diendapkan

3. Bak pengendap harus dibuat dari konstruksi beton bertulang

4. Mekanisme pembuangan endapan harus ada dan dapat berupa pintu air atau jenis lain.

5. Jika air yang dipakai adalah mata air yang tidak membawa material sedimen, maka bak pengendap tidak diperlukan

6. Jika kualitas air yang biasanya buruk dan banyak membawa material sedimen, maka setelah bangunan harus dilengkapi dengan bak pengendap

7. Kemiringan lantai bak pengendap paling tidak 1:20 untuk atau

1:10 untuk tipe ( )

intake

intake intake

intake intake orifice)

intake

Trash rack intake

intake

intake

turbulen

intake

intake lateral intake drop river bed intake

3.1.3 Bak Pengendap

(24)

8. Bentuk bak harus sedemikian rupa sehingga endapan terkumpul diujung bak dan mendekati katub atau pintu penguras

9. Kapasitas pintu penguras harus cukup besar sehingga air di bak pengendap tetap bisa terbuang sementara tetap terbuka penuh untuk memasukkan air penguras

10. untuk bak pengendap sebaiknya ada di sepanjang bak di sisi sungai sehingga luapan air dapat langsung terbuang ke sungai

1. Tidak disarankan menggunakan saluran alami dari tanah

2. Acian dinding saluran pembawa menggunakan adukan semen dengan perbandingan minimum 1:3 (1 semen, 3 pasir)

3. Penguatan tanah perlu dilakukan disesuaikan dengan kebutuhan lokasi 4. Pipa plastic bisa dipergunakan untuk saluran pembawa. Jika dipergunakan

pipa PVC atau HDPE maka pipa harus dipendam dengan kedalaman minimum 60 cm.

5. Jembatan pipa atau talang dapat dipakai pada daerah yang rawan longsor 6. Jika saluran pembawa sangat panjang dan melalui tebing yang terjal, saluran

pembuang air harus diarahkan ke saluran alami sehingga aman bagi kekuatan tanah

7. Jika diperlukan, pada saluran pembawa yang menggunakan pipa dipasangkan pipa pelepas udara di lokasi-lokasi belokan tajam

8. Untuk saluran pembawa tinggi muka air minimal berjarak 25 cm dari bibir saluran ( ) pada saat beban maksimal.

Hal yang berkaitan dengan konstruksi bisa dilihat dalam bagian konstruksi bangunan sipil.

1. dalam bentuk tanki bisa dibuat dari pasangan batu, atau beton

intake Spill way slope freeboard Forebay 3.1.4 Saluran Pembawa 3.1.5 Forebay

(25)

bertulang. Ketebalan beton minimal mempunyai diameter 25 cm 2. harus dibuat dari konstruksi kedap air dan tahan bocor 3. menghubungkan saluran pembawa dan

4. harus dilengkapi dengan: a. yang lebih halus

b. dengan kapasitas 120% dari debit rancangan

c. Saluran pembuangan dari untuk membuang endapan lebih baik terpisah dari saluran

d. Saluran pembuang air dari dilengkapi dengan struktur pemecah energi air (misalnya konstruksi tangga)

5. Lebar paling tidak selebar , sebaiknya sepanjang juga,

6. harus terendam air dalam kedalaman minimum 2 kali diameter , jarak penstock dari dasar minimum 30 cm

7. Endapan direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak masuk ke penstock 8. Tangga harus disediakan untuk pembersihan tangki

Masalah konstruksi bangunan sipil bisa dilihat pada bagian konstruksi.

1. bisa terbuat dari , HDPE, atau PVC harus dalam kondisi baru dan baik

2. Ketebalan bahan dari bahan besi ukuran 1,5 mm

3. harus dicegah terjadinya korosi, keamanan menjadi faktor penting 4. dari bahan plastic (HDPE atau PVC) harus di tanam di dalam tanah

atau dilindungi dari sinar matahari langsung dengan dibungkus

5. harus dirancang sedemkian sehingga kehilangan tekanan ( ) di dalam maksimal 10 % dari .

6. yang amat panjang (5 x head) maksimal kehilangan tekanan 15% masih bisa ditoleransi

Forebay Forebay penstock Forebay Trash rack Spill way Flush gate spill way spill way

forebay trash rack spill way forebay

Penstock

penstock forebay

forebay.

Penstock mild steel

penstock Penstock

Penstock

Penstock head

losses penstock head total Penstock

3.1.6 Penstock

(26)

7. Tingkat tekanan yang bisa diterima harus mempertimbangkan tekanan tiba-tiba ( ), tekanan dan tekanan yang dihasilkan karena penutupan . Spesifikasi tekanan ini harus bisa diaplikasikan di seluruh bagian

8. harus mampu menahan tekanan akibat

9. harus dilengkapi dengan pipa napas di ujung atas . Ukuran diameter pipa napas berkisar 1% sampai 2% diameter

10. Jika diperlukan katub udara ( ) dipasang pada titik-titik dimana ada perubahan arah penstock yang signifikan seperti pada belokan

11. Spesifikasi katub udara disesuaikan dengan tingkat tekanan yang kemungkinan diterima di titik tersebut.

Masalah pabrikasi dan konstruksi bisa dilihat pada bagian pabrikasi dan konstruksi.

Pedoman teknis pekerjaan ini mengacu kepada Standar Nasional Indonesia SNI 7-6405-2000 dan SNI 13-3472-1994.

1. harus mampu melindungi peralatan elektro mekanikal dan kontrol dari cuaca yang buruk serta akses dari orang yang tidak memiliki hak

2. harus berada pada posisi yang lebih tinggi dari ketinggian banjir tahunan (misalnya banjir 25 tahunan atau 50 tahunan)

3. peralatan di dalam harus mengindahkan kemudahan pergerakan operator di dalamnya termasuk saat perbaikan turbin atau kontrol. 4. Luas harus disesuaikan dengan besarnya turbin dan

5. Jika dimungkinkan, memiliki rel gantung ( ) rsebagai alat bantu kerja perbaikan

6. Pondasi rumah turbin dibuat dari konstruksi beton bertulang yang mampu menahan gaya dan tekanan dari turbin maupun dari

penstock surge pressure static

guide vane penstock

Penstock water hammer

Penstock penstock

penstock air release valve

penstock Powerhouse Powerhouse Layout powerhouse powerhouse kubikel control powerhouse hoist penstock 3.1.7 Powerhouse

(27)

7. harus dipasang di sehingga tekanan dari tidak dibebankan kepada namun disalurkan ke tanah

8. Saluran kabel di dalam harus dirancang agar tidak mudah terendam air (misalnya jika ada kebocoran)

9. Tinggi atap atau plafon minimum adalah 2.5 meter atau tanpa plafon sama sekali

10. harus dirancang sehingga ketinggian muka air saat turbin berada pada operasi maksimal berjarak minimum 30 cm dari outlet turbin

11. yang terbuat dari dinding kayu hanya boleh dilakukan untuk PLTMH berkapasitas di bawah 5 kW. Disarankan untuk semua kapasitas menggunakan dinding pasangan bata

12. Pembumian proteksi dalam :

a. Semua barang terbuat dari metal di dalam harus diberi pembumian sebagai proteksi

b. Pembumian dari semua peralatan tersebut dijadikan Satu

c. Batang untuk pembumian minimal berukuran 10 mm2 dan terbuat dari tembaga dan ditanam cukup dalam ke dalam tanah

d. Proteksi untuk peralatan lain disesuaikan dengan spesifikasi dan metode dari produsen.

Konstruksi bangunan mengacu kepada bagian konstruksi sipil.

Proteksi pertanahan jaring tegangan rendah dan instalasi dapat mengacu kepada Standar PLN : SPLN 3-1978.

1. tidak boleh terbuat dari bambu atau kayu. Trash rack harus dibuat dengan menggunakan besi pejal dengan diameter minimal 4 mm atau besi plat dengan ketebalan minimum 3 mm

2. dipasang di dan saluran pembawa awal dengan bukaan yang relative lebar tergantung kepada karakter ukuran sampah dengan bukaan

Anchor block powerhouse penstock housing turbine powerhouse Tailrace Powerhouse powerhouse powerhouse powerhouse powerhouse Trash rack

Trash rack intake

3.1.8 Trash rack

(28)

minimal 5 cm dan maksimum 10 cm?

3. harus menggunakan yang lebih sempit bukaannya. Bukaan atau jarak antar besi disesuaikan dengan ukuran pada kasus

4. harus mampu menahan tekanan air karena adanya penyumbatan pada kondisi air penuh

5. Kemiringan paling tidak adalah 70 derajat dari dataran sehingga memudahkan untuk pembersihan

6. harus bisa dilepas dari struktur sipil untuk akses perbaikan dan pembersihan.

Untuk pabrikasi , bisa mengacu kepada bagian pabrikasi peralatan hidro mekanik.

1. Tidak disarankan menggunakan pintu air dengan kecuali untuk PLTMH dengan kapasitas dibawah 5 kW

2. Ukuran pintu air disesuaikan dengan ukuran saluran yang akan dilayani 3. Menggunakan alat bantu pemutar sehingga memudahkan operasi 4. Pintu air harus dilindungi dari karat

5. Pintu air harus mampu menahan tekanan pada kondisi air penuh

6. Katub pengaman turbin harus mampu menahan tekanan statik maupun tekanan serta

7. Katub pengaman sebaiknya dipasang pada sistem PLTMH dengan kapasitas 15 kW sampai 120 kW yang menggunakan turbin ( atau ). Untuk pabrikasi pintu air, mengacu kepada bagian pabrikasi peralatan hidro mekanik. Pabrikasi katub tidak diatur, namun spesifikasi katub yang dipakai harus sesuai dengan pedoman teknis yang berlaku dan tekanan air yang diterima.

Inlet penstock trash rack

nozzle turbin turbin impulse Trash rack trash rack Trash rack trash rack stop log

surge water hammer

impulse cross flow pelton

(29)

3.2

Konstruksi Peralatan Hidro Mekanik

Peralatan hidro mekanik antara lain adalah peralatan mekanik yang menjadi pelengkap bangunan air seperti misalnya , pintu air, , dan katub pengaman turbin. Dalam hal ini, katub-katub biasanya merupakan produksi masal sehingga pedoman teknis khusus sudah diterapkan untuknya. Oleh karena itu dalam bagian ini hanya dibahas mengenai pabrikasi serta pintu-pintu air.

1. harus dibuat dengan menggunakan besi beton dengan diameter minimal 4 mm atau besi plat dengan ketebalan minimal 3 mm. Pengelasan harus kuat dan rapi. Pengelasan menggunakan las listrik.

2. harus dilindungi dari korosi dengan melakukan pengecatan atau . Pengecatan dilakukan dengan cat dasar besi kemudian dicat anti karat minimal dua kali pengecatan. Pengecatan dilakukan setelah dilakukan proses sand blasting untuk menghilangkan karat atau proses lain untuk menghilangkan karat. Pengecatan menggunakan cat khusus anti karat.

direkomendasikan untuk dilakukan jika proses bisa dilakukan 3. untuk dan saluran pembawa paling tidak memiliki celah

selebar 5 cm atau lebih lebar

4. untuk harus memiliki celah yang lebih kecil dari di . Ukuran celah tidak boleh lebih besar dari 0.5 kali jarak antar

(baik maupun ) atau 0.5 kali diameter

untuk pelton. Untuk turbin tipe lain disesuaikan dengan ukuran sampah kecil yang sering terbawa dalam air

1. Pintu air adalah pintu air itu sendiri dan yang tertanam dalam konstruksi

trash rack penstock

trash rack, penstock

Trash rack

Trash rack galvanisasi

Galvanisasi

Trash rack intake

Trash rack inlet penstock trash

rack intake

runner blades propeller cross flow nozzle

frame

3.2.1 Trash rack

3.2.2 Pintu Air

(30)

sipil

2. Pintu air harus dibuat dari besi dengan ketebalan plat minimal 3 mm

3. Pintu air harus dilindungi dari karat menggunakan cat atau . Pengecatan dilakukan setelah dilakukan proses untuk menghilangkan karat atau dengan proses lain. Pengecatan dilakukan dengan cat dasar besi kemudian dicat anti karat minimal dua kali pengecatan. Perlakuan perlindungan dari karat dikerjakan sebelum dikirim ke lokasi.

4. Pintu air harus menggunakan alat bantu untuk memudahkan operasi buka dan tutup. Mekanisme atau tipe alat bantu tidak dibatasi

5. Pintu air harus dilengkapi dengan mekanisme pengunci pada pintu-pintu yang penting misalnya di saluran pembawa setelah bak pengendap pertama atau tepat sebelum agar operasi pintu air hanya dilakukan oleh orang yang berwenang

6. Pengelasan harus rapi dan kuat dan tidak memberikan kesempatan kepada kebocoran. Pengelasan menggunakan las listrik.

Pedoman teknis pintu air dapat mengacu kepada Standar Nasional SNI 03-2829-1992.

yang diatur dalam hal pabrikasi adalah dari bahan

atau . bahan HDPE atau PVC tidak diatur pabrikasinya. Penstock biasanya dipabrikasi atau dirangkai di lokasi dalam arti pengelasannya dilakukan di lokasi. Jembatan air atau talang yang terbuat dari juga harus mengalami perlakuan yang sama dengan .

1. Pengelasan yang dilakukan di lapangan harus dilakukan dengan baik dan rapi. Operator las harus berpengalaman mengerjakan pengelasan untuk struktur dengan tekanan tinggi. Pengelasan menggunakan las listrik.

2. Pengelasan sebaiknya menggunakan peralatan bantu, seperti rel gantung sehingga pembentukan dan konstruksi menjadi sempurna.

galvanisasi sand blasting

penstock

Penstock penstock galvanized

steel mild steel Penstock

mild steel penstock

penstock

(31)

3. Sambungan las harus terjamin dari kebocoran akibat tekanan air yang tinggi. Bagian pengelasan yang buruk harus dibuang dan jika perlu dilakukan pemotongan bagian tersebut.

4. , atau ketidaktepatan bibir antar pipa, pada sambungan antar pipa yang dilas hanya diberi toleransi sebesar maksimal 3 mm

5. Pembuatan sambungan harus selalu sepasang sehingga tidak ada pada saat pemasangan

6. Bagian dalam dan luar harus dilindungi dari korosi dengan pengecatan bahan cat khusus anti karat

7. Pengecatan bagian dalam dilakukan minimal dua kali, dengan pengecatan dasar terlebih dahulu, sebelum dilakukan penyambungan.

8. Pengecatan bagian luar diakukan minimal dua kali dengan pengecatan dasar terlebih dahulu. Jika material besi masih tampak, maka pengecatan harus diulang kembali

9. atau harus dipersiapkan di pabrik dan tidak di lokasi. Komponen ini harus dilindungi dari karat sebelum dipasang

10. Mur dan baut untuk sambungan harus disediakan dan diperlakukan perlindungan karat padanya

11. harus dipersiapkan untuk setiap yang direncanakan

12. dan bagi sambungan harus dipersiapkan di pabrik 13. Sebaiknya dipersiapkan minimal 1 buah bagi sebuah 14. Setiap harus dilengkapi 1 buah

15. Dipersiapkan sebuah udara bagi sebuah . Diameter antara 1% hingga 2% dari diameter

16. Diameter jembatan pipa atau talang air sebaiknya dibuat sedemikian sehingga memungkinkan orang untuk masuk dan membersihkan bagian dalamnya 17. untuk jembatan pipa atau talang harus disediakan di bengkel dan

harus mengalami perlakuan perlindungan karat dengan

penstock Misalignment flange mis-alignment penstock penstock

Expansion joint flange

flange

Penstock sliding support penstock support

Seal packing flange

ekspansion joint penstock anchor block ekspansion joint

release vent penstock penstock

Support

galvanisasi

(32)

18. dari kayu hanya bisa dipakai untuk kapasitas PLTMH kurang dari 5 kW.

Ketentuan umum dalam konstruksi bangunan sipil pembangunan sistem PLTMH adalah:

1. Konstruksi sipil untuk bangunan seperti , bendung, saluran pembawa, bak pengendap, dan harus selalu mempertimbangkan kekuatan tanah pondasi.

2. Penggalian tanah harus dilakukan secara hati-hati. Tanah galian ditempatkan pada sisi yang stabil atau diberikan penahan dari kayu. Kedalaman maksimal galian tanpa penahan dinding adalah 1,3 meter

3. Pengurukan kembali harus dilakukan selapis demi selapis dan ketebalan tiap lapisan tidak boleh melebihi 15 centi meter. Pemampatan tanah pada sisi dekat pipa harus dilakukan dengan hati-hati. Batuan dengan ukuran kecil hanya boleh dilakukan di ujung urugan. Tidak boleh ada batuan di dekat urugan pipa 4. Ketebalan pasangan batu tanpa pembebebanan minimum dari 20 cm,

ketebalan pasangan batu untuk penahan tanah minimum dari 50 cm, dihitung berdasarkan kekuatan dinding ketebalan penahan tanah dan dilpilih ukuran yang paling besar

5. Diameter besi beton biasa tidak boleh kurang dari 15 cm dan ketebalan beton bertulang tidak boleh kurang dari 10 cm. Ketebalan dinding disesuikan dengan beban yang ditahan.

6. Adukan semen untuk bagian yang terkena air disarankan 1 bagian semen dan 4 bagian pasir. Jika tidak bersentuhan dengan air maka satu bagian semen dan enam bagian pasir

7. Beton untuk bangunan struktur, misalnya beton bertulang, lebih baik menggunakan campuran 1 bagian semen, 2 bagian pasir, dan 3 bagian kerikil. Beton lain dipakai perbandingan 1:3:5

Penstock support

intake forebay

(33)

8. Beton bertulang paling tidak menggunakan tulangan dengan ukuran minimal 8 mm dan jarak antar tulangan maksimal 200 mm

9. Jika terdapat jembatan air dengan pipa yang terbuat dari maka harus dilengkapi dengan dan pipa harus dilakukan pengecatan serta perlindungan terhadap karat

10. harus bisa dilepas dari bangunan sipil untuk akses perbaikan

11. dari bahan besi tidak boleh dipendam di dalam tanah. Harus terdapat jarak minimal 30 cm antara tanah dengan pipa

12. dari bahan PVC atau HDPE sebaiknya dipendam di dalam tanah dengan kedalaman minimal 60 cm dari sisi atas

13. Jika tidak memungkinkan dipendam maka pipa dari bahan PVC atau HDPE harus ditutup atau dibungkus dengan baik sehingga tidak terekspos oleh sinar matahari

14. Jika dipergunakan pipa PVC untuk penstock maka minimal memiliki spesifikasi tekanan kerja sebesar 12 kg/cm2 untuk kapasitas PLTMH maksimal 5 kW. Untuk kapasitas lebih besar maka harus disesuaikan dengan debit dan head, 15. Sambungan penstock dari bahan selain mild steel menggunakan metoda yang

biasa dilakukan untuk bahan tersebut. Penyambungan pipa untuk HDPE atau PVC disarankan menggunakan sambungan atau

16. atau harus dibangun sehingga tidak tergelincir. harus mampu menyalurkan gaya lateral dan longitudinal penstock ke tanah. Kedalaman pondasi minimal adalah 50 cm di bawah permukaan tanah

17. bisa dibuat dari pasangan batu atau beton bertulang. dibuat dari beton bertulang

18. harus dilengkapi dengan yang memberikan kebebasan bagi untuk memuai atau sebaliknya

19. Setiap dilengkapi dengan pada bagian di bawahnya mild steel expansion joint Trash rack Penstock penstock Penstock penstock

flange bell spigot Penstock support anchor block

Anchor block

Penstock support Anchor

block

Penstock support saddle penstock

anchor block expansion joint penstock

(34)

20. harus memiliki:

a. Pintu yang cukup lebar untuk memasukkan peralatan termasuk turbin dan kubikel control. Pintu tersebut harus bisa dikunci. Pintu bisa terbuat dari kayu atau besi

b. Jendela yang memberikan cahaya alami dan ventilasi udara yang cukup ke dalam ruangan. Rangka jendela bisa terbuat dari kayu atau aluminum

c. Saluran pembuangan air baik di dalam maupun di sekitar . Saluran harus diarahkan ke saluran air alami

d. Ventilasi yang cukup sehingga panas dari mesin bisa dikeluarkan dari ruangan. Ventilasi harus mampu menjaga supaya serangga tidak masuk ke ruangan

e. Atap yang tidak mudah bocor dan tidak menggunakan atap yang terbuat dari bahan alami seperti ijuk atau rumbia

f. Almari penyimpanan alat kerja dan catatan ( ) operator. Almari bisa terbuat dari kayu maupun besin

21. Konstruksi sebaiknya mengindahkan ruang istirahat bagi operator 22. Lantai , khususnya pada bagian turbin dan generator

harus terbuat dari beton bertulang. Ketebalan lantai pada bagian tersebut disesuaikan dengan besar turbin. Minimal ketebalan adalah 200 mm

23. pemanas udara ditempatkan pada lokasi yang terlindung dari akses tak bertanggung jawab dan mendapat ventilasi baik

24. Penerangan harus diberikan di lokasi , sepanjang saluran dengan jarak 30 meter tiap lampu, di , sepanjang dengan jarak 30 meter tiap lampu, teras , dan ruangan kerja

25. Penerangan luar harus terlindung dari perubahan cuaca. Penerangan tidak boleh menggunakan lampu pijar atau lampu TL ( ) biasa.

Powerhouse powerhouse log book powerhouse powerhouse baseframe Ballast intake forebay penstock powerhouse powerhouse neon

(35)

3.4

Pengujian Setelah Konstruksi

1. Dipastikan semua struktur bebas dari batuan atau sampah konstruksi saat selesai dibangun dan sebelum dilakukan pengetesan

2. Sebelum dilakukan pengetesan minimal semua struktur sudah berumur 1 minggu sejak selesai

3. Saluran pembawa dan harus diuji kebocoran dengan cara mengisinya dengan air hingga pada batas dan diamati selama paling tidak 2 minggu

4. Pengetesan dilakukan per bagian saluran pembawa dimana setiap bagian maksimal sepanjang 50 meter

5. Jika saluran pembawa tidak begitu panjang, total kurang dari 50 meter, maka pengetesan dilakukan bersamaan dengan pengetesan

6. Jika terdapat bagian saluran pembawa yang menggunakan jembatan pipa, maka jembatan pipa harus juga dilakukan test kebocoran secara tersendiri 7. Test kebocoran bak pengendap dan dilakukan dengan merendam bak

tersebut sampai batas maksimal dan mengamatinya selama paling tidak 3 minggu

8. harus diuji kebocoran dengan melakukan uji tekanan dengan cara mengisi secara penuh dan didiamkan selama paling tidak 24 jam 9. Pengecatan dan juga kualitas pengelasan harus diinspeksi setelah konstruksi

selesai dan sebelum pengetesan dilakukan, khususnya bagi komponen hidro mekanikal seperti dan pintu-pintu air.

finishing forebay freeboard forebay forebay Penstock static penstock penstock

(36)

4. KETENTUAN UMUM MEKANIKAL ELEKTRIKAL

4.1

Spesifikasi

Secara umum pemilihan peralatan Elektro Mekanik mengacu kepada table berikut ini.

Deskripsi <10 kW 10 kW s.d 120 kW

Turbin Jenis Cross flow Pelton PAT Propeller

Dan lain-lain yang sesuai

Cross flow Pelton PAT Propeller

Dan lain-lain yang sesuai

Generator Jenis Sinkron atau Induksi

Satu atau tiga fasa

Sinkron atau Induksi tiga fasa Dengan brush/brushless Dengan brush, disarankan brushless brushless Efisiensi generator >60% >80% Tegangan dan frekuensi terminal rekomendasi 220/240 V, 1 fasa, 50 Hz 415 V, 3 fasa, 50 Hz

Kontrol Kontrol IGC/ELC

direkomendasikan ELC

IGC/ELC

Direkomendasikan ELC

Ballast/Dummy Load Pemanas Air atau Pemanas Udara

Pemanas Air atau Pemanas Udara Flywheel/roda gila Perlu roda gila untuk operasi sendiri (isolated) Switchgear dan earth

fault protection

MCB/MCCB untuk proteksi over current Earth Leakage Circuit Breaker (ELCB) perlu disediakan

Monitoring dan proteksi Arus, Tegangan, Frekuensi

Arus, Tegangan, frekuensi

Metering Produksi energy, Kwh meter dan meter lain yang diperlukan

Efisiensi Total (berdasarkan uji lapangan dengan dasar debit actual saat komisioning)

(37)

Ketentuan umum yang berlaku untuk spesifikasi atau konfigurasi di atas antara lain adalah:

1. Peralatan sesuai dengan potensi yang ada di lokasi 2. Diutamakan menggunakan peralatan produksi lokal

3. Kerumitan peralatan disesuaikan dengan kemampuan sumber daya operator 4.

5. Berkualitas tinggi dan handal

6. Khusus untuk Generator Sinkron harus sesuai standar yang berlaku

Pedoman teknis cara uji Generator Sinkron dapat mengacu kepada SNI 04-1077-1989.

Peralatan elektro mekanik pada sistem PLTMH khususnya turbin menggunakan produksi dalam negeri. Turbin yang sudah mampu diproduksi antara lain bertipe

dan . Penggunaan turbin impor disesuaikan dengan spesifikasi dari pabrikan bersangkutan.

1. Material untuk turbin harus bebas dari korosi dan berkualitas tinggi

2. Material yang dipakai untuk casting harus bebas dari bahan pengotor ( ) dan mempunyai sifat homogen saat siap dipergunakan dalam casting (seperti untuk dll.)

3. Untuk turbin, ketebalan bahan harus mempersiapkan kemungkinan korosi setebal 1.5 mm

4. Pengelasan turbin dengan kapasitas di atas 15 kW harus dilakukan oleh tenaga berpengalaman dan memiliki spesifikasi ketrampilan yang dikeluarkan oleh instansi pendidikan teknik khusus

5. Pengelasan harus rapi serta kuat dalam menahan tekanan statik maupun

Cost effective

cross flow, propeller pelton

impurities

runner propeller, pelton housing

4.2

Pabrikasi Peralatan Mekanikal Elektrikal

4.2.1 Pabrikasi Turbin

(38)

dinamik

6. disarankan menggunakan bahan atau

bahan yang tahan terhadap abrasi

7. Material untuk juga disarankan menggunakan bahan yang tahan abrasi

8. Untuk turbin , pembentukan disarankan menggunakan . Khusus untuk turbin dengan diameter kecil, lebih kecil dari 200 mm, penggunaan diwajibkan. Hal ini diperlukan untuk menjaga ketelitian rancangan dan kinerja turbin. Jika tidak bisa dilakukan sendiri maka disarankan melakukan

9. harus memiliki bukaan yang mudah diakses untuk pembersihan atau perbaikan

10. Jika perlu, diperkuat dengan atau sehingga dapat mengurangi getaran atau kebisingan

11. Jika turbin memerlukan pasokan udara yang cukup maka perlu memberikan lubang udara yang cukup (misalnya untuk turbin ) 12. harus disediakan pada

13. Bearing yang dipakai harus memiliki spesifikasi umur operasi selama 40.000 jam operasi pada operasi normal. Sebeluh dilakukan harus sudah memiliki pelumas atau gemuk

14. yang dipakai disarankan berbahan non metalik

15. Seluruh komponen turbin yang telah jadi harus bebas dari karat dan dilakukan pencegahan karat dengan pengecatan yang sesuai. Proses untuk penghilangan karat direkomendasikan dilakukan. Pengecatan dilakukan minimal tiga lapis

16. Turbin dengan kapasitas 10 kW ke bawah cukup melakukan

17. Turbin dengan kapasitas 10 kW hingga 50 kW dengan kecepatan rotasi kurang dari 600 rotasi per menit cukup melakukan

18. Turbin dengan kecepatan rotasi di atas 600 rotasi per menit atau berkapasitas

Runner turbin cross flow stainless steel

guide vane

cross flow runner disk

laser cutting runner

laser cutting

outsourcing Turbine housing

runner

turbine housing webs ribs

turbine housing cross flow Pressure gauge turbine inlet

delivery, bearing Seal-seal sand blasting static balancing runner static balancing

(39)

50 kW ke atas harus melakukan

19. Turbin harus mampu mengatasi dan jika dianggap terlalu mahal maka harus disediakan mekanisme tertentu untuk melakukan

20. Sebelum dikirim turbin harus dirangkai sehingga siap dipasang di lokasi 21. Spesikasi Turbin harus jelas terpasang dengan menyebutkan antara lain :

a. dan rancangan b. Kecepatan putaran nominal c. rancangan pada d. Tahun pembuatan

e. Jumlah mangkuk dan jet pada turbin f. Lebar dan diameter pada turbin

g. Produsen: Alamat, Nomer Telepon dan lain-lain.

22. Name Turbin ini tidak boleh dilepas walaupun dilakukan pengecatan ulang oleh atau sistem integrator.

23. harus disediakan oleh pembuat turbin dan disesuaikan dengan jenis generator yang akan dipakai serta dari . harus kuat dan memberikan kelonggaran dalam melakukan pengaturan dan

peralatan seperti , generator, dan lain-lain 24. Ketebalan besi untuk minimal adalah 3 mm

25. Mur dan baut untuk pemasangan turbin pada harus dilindungi dari karat sebelum dikirim dan dilakukan khusus

26. Turbin dengan bobot di atas 50 kg harus dilengkapi cincin pengangkat yang akan dipergunakan dan memudahkan pekerjaan saat instalasi

27. Setiap turbin yang diproduksi harus dilengkapi dengan panduan pemeliharaan serta onderdil tertentu serta alat bantu untuk pemeliharaan atau perbaikan 28. turbin dan perlengkapannya harus menggunakan kotak kayu tertutup

sehingga tidak terkena perubahan cuaca selama pengiriman ke lokasi.

dynamic balancing run away speed

emergency stop

Debit head

Output shaft turbine

penstock runner crossflow

plate

developer Base frame

layout power house Baseframe

alignment pulley coupling base frame

baseframe packing

Packing

(40)

4.2.2 Pengujian Turbin di Bengkel

4.2.3 Pabrikasi Peralatan Pulley

4.2.4 Pabrikasi Peralatan Kontrol

1. Setiap turbin yang akan dikirim sebaiknya dilakukan pengujian. Turbin yang sebaiknya diuji adalah yang berkapasitas di atas 15 kW

2. Jika memungkinkan pengujian yang dilakukan adalah pengujian tekanan dengan rating tekanan sebesar 1,6 kali tekanan rancangan dan dilakukan selama 2 jam atau lebih lama

3. Jika memungkinkan dilakukan pengujian dengan menjalankan turbin pada kecepatan putaran rancangannya selama 24 jam. Suhu tidak boleh lebih dari 600

4. Jika memungkinkan, dilakukan efisiensi turbin.

Pedoman teknis pengujian turbin dapat mengacu kepada SNI terkait.

Khusus mengenai , maka pulley harus dibuat sesuai dengan spesifikasi yang akan dipakai.

1. Ukuran harus dihitung sesuai dengan kapasitas dan rancangan kecepatan putaran turbin dan generator

2. harus di- sehingga dapat beroperasi dengan baik

3. dan harus diberi pengaman berupa sangkar. Sangkar pengaman disediakan oleh pembuat

4. Disarankan menggunakan . tidak disarankan untuk dipergunakan

5. Sangkar pengaman dan dirancang supaya tidak menghalangi pemeliharaan rutin seperti penambahan gemuk atau pembersihan

6. dan belt harus menggunakan kotak kayu yang melindungi dari perubahan cuaca selama pengiriman.

Peralatan kontrol di sini hanya mencakup (ELC) dan

bearing bearing Celsius test pulley belt pulley Pulley ballance Pulley belt pulley

flat belt Chain belt

pulley belt

Packing pulley

(41)

Induction Generator Controller Sistem governor

governor

Balast Hour meter

kilo watt hour meter emergency

Switchgear moulded case circuit breaker

Mini Circuit Breakers

(IGC). untuk turbin, seperti pengatur katup turbin otomatis, tidak diatur dalam pedoman teknis ini. Hal ini dilakukan dengan asumsi

hanya untuk sistem berkapasitas lebih besar dari 120 kW.

Peralatan kontrol menggunakan bahan baku pedoman teknis industry dan telah diproduksi secara masal. Produsen peralatan kontrol melakukan perangkaian komponen-komponen tersebut. Dalam hal perangkaian komponen ini maka: 1. Komponen elektronik yang dipakai harus menggunakan peralatan dengan

kualitas tinggi dan jika ada disesuaikan dengan Pedoman teknis Nasional Indonesia atau pedoman teknis internasional untuk komponen yang terkait 2. Komponen yang dianggap paling rawan kerusakan jika memungkinkan harus

bisa diperoleh di kota besar provinsi

3. Kontrol harus memiliki indikator minimal yang akan membantu operator dalam mengoperasikan pembangkit yang antara lain adalah:

a. Tegangan dan frekuensi terbangkit b. Arus di beban (tiap fasa)

c. Indikator untuk (tegangan atau arus) d.

e. Produksi daya pembangkit ( )

4. Semua tombol untuk operasi atau keadaan harus bisa diakses tanpa membuka pintu kubikel kontrol

5. sebaiknya tersusun dari MCCB ( )

untuk menghubungkan beban dengan generator dan secara otomatis memutuskan jika terjadi kegagalan. Kontaktor atau

(MCB) bisa dipakai jika ada peralatan pengaman yang memutuskan arus secara otomatis jika terjadi kesalahan

6. Kontrol harus diperlengkapi dengan mekanisme pendinginan seperti misalnya kipas yang mengeluarkan panas

7. Kontrol panel harus memiliki kotak kubikel tersendiri dan tidak tergabung langsung dengan generator. Kubikel harus memiliki cukup lubang ventilasi

4. KETENTUAN UMUM MEKANIKAL ELEKTRIKAL

(42)

sehingga panas bisa terbuang keluar. Kubikel harus kuat dan aman serta tidak mudah diakses oleh orang tak berkepentingan

8. Kubikel harus memiliki kunci sehingga hanya operator yang bisa membukanya 9. Rangkaian kontrol harus mampu menahan getaran selama transportasi ke

lokasi. Semua sambungan solder harus dicek kekuatannya sebelum dilakukan pengiriman

10. Sebagai bagian dari kontrol maka disarankan menggunakan pemanas air. Jika tidak memungkinkan pemanas udara bisa dipergunakan

11. Ukuran paling tidak sama dengan kapasitas pembangkit dan jika dipergunakan ELC dengan maka kapasitas ballast harus 120% dari kapasitas pembangkit

12. Produsen harus menempelkan yang berisikan: a. Nama

b. Alamat dan kontak c. Tipe kontrol

d. Nomor Produksi

e. Kapasitas pembangkit yang dikontrol f. Tahun Pembuatan

13. Sistem kontrol harus mampu mengeluarkan listrik dengan kualitas stabil pada : a. Tegangan 220/415

b. Frekuensi 50

14. Setiap produksi kontrol harus dilengkapi dengan single line diagram dan modul cara operasi dan pemeliharaan

15. bagi perlengkapan kontrol menggunakan kotak kayu dan didalamnya dilapisi plastik sehingga kubikel kontrol tidak terkena dampak perubahan cuaca selama ke lokasi.

Pengujian pembebanan sebaiknya dilakukan di pabrik dan dipastikan bahwa sistem

ballast ballast ballast thryristor name plate Volt Hertz Packing delivery

(43)

bekerja dengan baik terutama indicator-indicator dan sistem pengaman. Hasil pengujian, jika dimungkinkan dilakukan pengujian, didokumentasikan dan dilaporkan kepada pemilik pekerjaan. Jika mungkin, pengujian dilakukan oleh lembaga dan mendapatkan surat laik pakai.

Hal-hal lain yang diuji minimumnya adalah: 1.

2. Perubahan bentuk gelombang listrik ( )

3. serta

4. .

1. harus dalam kondisi bersih dari bahan dan material konstruksi selama instalasi peralatan elektro mekanik. Bangunan harus sudah selesai sebelum instalasi dilakukan dan sudah terpasang 2. Untuk PLTMH dengan bobot turbin atau generator lebih dari 50 kilogram harus

dipersiapkan atau alat penggantung untuk memudahkan pekerjaan di lapangan. harus disediakan oleh

3. Metode pemasangan komponen turbin yang masih terpisah harus mengikuti prosedur yang ditetapkan oleh produsen dengan dibawah pengawasan produsen turbin atau dilakukan oleh produsen turbin di pabrik

4. Pastikan bahwa sudah kuat dan paling tidak berumur satu minggu sejak selesai dibangun. Pemasangan turbin dan generator pada baseframe sebaiknya dilakukan oleh tenaga ahli dari produsen turbin

5. harus dilakukan secara benar dengan peralatan yang benar

6. Kabel-kabel harus diberikan jalur tertentu yang terlindung. Konduit untuk kabel harus dipersiapkan selama konstruksi

independen

Surge protection

waveform deviation Electro magnetic interference

Radio noise Powerhouse powerhouse baseframe hoist Hoist developer base frame Alignment

4.3

Instalasi Peralatan Mekanikal Elektrikal

4.3.1 Instalasi Turbin dan Generator

(44)

7. Penyambungan kabel-kabel generator ke kontrol harus dilakukan oleh tenaga dari pabrikan kontrol untuk menghindari kesalahan

8. Setelah instalasi harus dipastikan turbin berada dalam kondisi bersih dan semua bearing memiliki pelumas atau gemuk.

1. Kubikel peralatan kontrol yang berbobot lebih dari 25 kg lebih baik tidak digantung pada dinding

2. Jika harus diletakkan di atas lantai maka harus dipersiapkan dudukan khusus untuk kubikel minimal setinggi 1.5 meter dari bahan yang tidak mudah lapuk. Jika terbuat dari bahan besi maka dudukan harus dibumikan

3. Jika kubikel berbentuk almari maka dudukan khusus dipersiapkan minimal setinggi 25 cm dari atas lantai. Dudukan berupa beton atau pasangan batu bata 4. Jika kubikel digantung pada dinding maka minimal ketinggian kubikel dari

lantai adalah 1.5 meter. Produsen kontrol harus menyediakan pola atau mal untuk memasang penggantung kubikel pada dinding

5. Dipersiapkan di sekitar dudukan kubikel yang berada di atas lantai 6. Sambungan kabel harus kuat dan tepat dan dilindungi dari benturan mekanik

dengan atau pipa proteksi lainnya. Kabel tidak boleh melintang bebas di atas lantai

7. Jika bisa ditempel di dinding maka dipergunakan penggantung yang kuat seperti dyna bolt atau yang sesuai dengan bobot kubikel

8. baik itu pemanas air atau pemanas udara lebih baik berada di luar

9. pemanas udara harus terlindung dari akses yang berbahaya misalnya anak-anak

10. Jika dipergunakan pemanas air dipastikan debit air yang mengalir ke bak cukup besar dan air cukup bersih sehingga tidak terjadi kemungkinan penyumbatan 11. Jika dipergunakan pemanas udara maka harus cukup sehingga proses

4.3.2 Peralatan Kontrol drainase conduit visser Ballast powerhouse Ballast ventilasi

(45)

pendinginan bisa terjadi dengan baik

12. Setelah instalasi maka dipastikan bahwa semua kabel, sistem pembumian, kubikel control telah terpasang baik dan kuat

13. Setelah instalasi maka semua kotoran yang terkait dengan instalasi peralatan kontrol harus dibersihkan.

Uji operasi unjuk kerja sistem PLTMH harus dilakukan setelah konstruksi dan instalasi selesai. Uji unjuk kerja sistem yang harus dilakukan antara lain adalah:

Secara umum pengujian yang dilakukan antara lain adalah:

1. Sistem proteksi turbin dan generator harus dicek apakah sudah sesuai dengan pedoman teknis minimum atau belum

2. Menggunakan kecepatan rotasi turbin untuk 20%, 50%, 100% dan 120% dari kecepatan rancangan. Generator harus tidak tersambung secara elektrikal

3. Tidak dilakukan test beban saat dilakukan pengetesan AVR/ 4. Test beban dilakukan antara lain:

a. b. c. d.

5. untuk melihat produksi nyata dari sistem dengan menggunakan beban serta lain untuk mengukur

6. Getaran, suhu dan pada tingkat yang berbeda yaitu 20%, 50%, 100% dan 120%

4.4

Uji Setelah Instalasi (Komisioning)

4.4.1 Turbin dan Generator

tachometer

test eksitasi

Load acceptance Load rejection Test output

Test kestabilan kontroller Test efisiensi

ballast instrument

noise load

(46)

7. Pada saat pengujian, tenaga ahli dari produsen turbin dan kontrol harus hadir. Pedoman teknis dapat mengacu kepada SNI 04-1905-1990 dan SPLN 90-2-1-1995.

Peralatan kontrol diuji dalam satu paket dengan pengujian peralatan mekanikal. Elektrikal. Di sini diuji mengenai kestabilan kontroler. Hal yang perlu diperhatikan selama pengujian kontrol terutama adalah:

1. Suara-suara yang tidak biasa atau aneh didengar dari generator atau turbin. Walaupun kemungkinan besar disebabkan masalah fisik, namun jika kontroller tidak dirancang dengan baik dapat menyebabkan kejadian tersebut. Hal ini biasanya ditengarai pula dengan indikator baik arus maupun tegangan yang tidak stabil

2. Pergerakan indikator baik itu indikator arus, tegangan, maupun frekuensi 3. Suhu kubikel atau kompartemen kontrol. Jika secara signifikan naik tajam

maka dimungkinkan perlunya ada sistem yang lebih baik.

4.4.2 Kontrol

(47)

5. KETENTUAN UMUM

JARINGAN TRANSMISI DAN DISTRIBUSI

5.1

Spesifikasi Umum

Untuk masalah transmisi dan distribusi (JTR), spesifikasi dan perancangan harus mengacu kepada Standar PLN mengenai Transmisi dan Distribusi untuk Pelistrikan Perdesaan. Ketentuan umum lainnya adalah:

1. Transmisi tegangan menengah dan distribusi tegangan rendah harus sesuai dengan Standar PLN mengacu SPLN 72-1987

2. Tegangan listrik dan frekuensi di tingkat konsumen memiliki toleransi lebih kurang 10% sesuai dengan SNI 04-0227-1987 dan SNI 04-1922-1990

3. Tegangan di harus bisa diatur melalui AVR atau potensiometer di

kontrol (untuk )

4. Peta jaringan distribusi harus ada untuk semua kapasitas PLTMH yang berisi: a. Tegangan di

b. Panjang kabel jaringan

c. Beban maksimal di pusat-pusat beban

d. Tegangan minimal yang ditoleransi di titik pusat beban e. Jumlah tersambung tiap di tiap titik

f. Posisi penangkap petir g. Posisi pemutus.

5. Pada jaringan distribusi 3 fasa maka beban sebaiknya selalu seimbang setiap saat di tiap fasa

6. untuk generator sinkron tidak boleh kurang dari 0.8, dan tidak

powerhouse induction generator powerhouse fase switch Power factor

5. KETENTUAN UMUM

JARINGAN TRANSMISI DAN DISTRIBUSI

(48)

boleh kurang dari 0.95 untuk generator induksi

7. Pembumian dan penangkap petir harus dilakukan sesuai SNI 04-3855-1995 atau SPLN 27-1980

8. Kabel transmisi atau distribusi harus disesuaikan dengan perkiraan beban dan kehilangan daya (penurunan tegangan yang diperbolehkan)

9. Kabel di atas tanah sebaiknya berada minimal 5 meter di atas tanah

10. Jika menggunakan jaringan kabel terbuka maka antar konduktor jarak minimal adalah 30 cm dengan syarat tinggi tiang listrik 9 meter

11. Tiang listrik bisa menggunakan kayu, tiang besi atau tiang beton pratekan sesuai dengan SPLN 93-1991

12. Tiang jaringan menggunakan kayu hanya boleh dilakukan untuk PLMTH dengan kapasitas di bawah 15 kW sesuai dengan sesuai dengan SPLN 115-1995

13. Jarak antar tiang untuk kabel berukuran 16 mm2 dual core disarankan adalah 30 meter, sedangkan untuk kabel berukuran sampai 35 mm2 disarankan adalah 25 meter sesuai dengan SPLN 87-1991 Standar konstruksi listrik pedesaan. Maksimal rentangan adalah 50 meter

14. Semua kabel yang dipakai harus sesuai dengan SNI 04-1926-1990 jaringan listrik pedesaan SPLN.

Spesifikasi tiang listrik dan pondasinya baik untuk saluran tegangan rendah maupun menengah disesuaikan dengan Standar yang ada. Jika pada kondisi yang ekstrim dan standar tidak bisa dipenuhi maka spesifikasi berikut dapat dipakai :

1. Tinggi tiang minimal untuk jaringan tegangan rendah adalah 6 meter

2. Tiang listrik dan pondasinya harus mampu menahan tekanan angin dengan menggunakan kayu keras lokal atau tiang besi biasa lain. Ketebalan minimal

minimal

(49)

untuk tiang besi adalah 2 mm dan memperkirakan untuk korosi sebesar 1 mm 3. Tiang bambu tidak disarankan dipakai

4. Jika ada perubahan arah kabel maka tiang harus diberikan penahan baik berupa kabel (guy wire) atau bahan lain seperti tiang penyangga

5. Kedalaman pondasi minimal 15% dari panjang tiang

6. Jika dipergunakan tiang besi berlubang, maka ujung atas harus tertutup sehingga air tidak masuk

7. Pondasi yang dipergunakan adalah beton dengan campuran minimal 1:3:5 (semen, pasir, kerikil).

Instalasi peralatan jaringan transmisi dan distribusi harus disesuaikan dengan standar terkait. Instalasi peralatan jaringan dan transmisi harus menggunakan peralatan yang sesuai. Prinsip utama:

1. Kabel transmisi atau distribusi tidak boleh terlalu dekat dengan tanah. Jarak minimal dengan tanah adalah 6 meter

2. Cabang-cabang pepohonan di sekitar jaringan harus dipotong sehingga terhindar dari kemungkinan cabang jatuh ke kabel

3. Pemasangan harus aman dan dilengkapi dengan pengaman, terutama pengamanan terhadap petir

4. Instalasi jaringan dilakukan oleh tenaga instalatur bersertifikat. Pada kondisi tertentu jika tidak terdapat tenaga ahli dapat menggunakan tenaga yang terlatih.

Pedoman teknis instalasi jaringan dapat mengacu kepada SNI 04-3855-1995.

5.3 Instalasi Jaringan Transmisi dan Distribusi

5.3.1 Instalasi Jaringan Transmisi dan Distribusi

5. KETENTUAN UMUM

JARINGAN TRANSMISI DAN DISTRIBUSI

Gambar

Gambar Konstruksi PLTMH Tipikal

Referensi

Dokumen terkait

Data primer calon lokasi pembangunan PLTMH yang meliputi beda ketinggian ( head ) dan debit aliran air. Data primer diambil secara langsung pada saat melakukan

PLTMH umumnya merupakan pembangkit listrik jenis run of river dimana head diperoleh dengan cara mengalihkan aliran air sungai ke satu sisi dari sungai tersebut selanjutnya

Pemilihan lokasi PLTMH memerlukan data dan informasi yang akurat baik mengenai kondisi teknis maupun non teknis suatu lokasi, karena sebuah PLTMH akan bekerja dengan baik

Sistem pembayaran listrik PLTMH Ciesek ditentukan berdasarkan kesepakatan warga. Besarnya iuran PLTMH yang harus dikeluarkan responden hanya digolongkan menjadi

Perancangan PLTMH yang dilakukan sebagian besar masih menggunakan data asumsi berdasarkan data debit aliran sesaat, hasilnya untuk merancang PLTM menggunakan turbin

Sistem Informasi Perencanaan dan Analisa Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Pengaturan data User Provinsi, Umum Tabel PLTMH Perhitungan data Laporan data Input data Edit user

Optimalisasi Pengoperasian PLTMH Upaya optimalisasi yang dilakukan oleh masyarakat Sadap yaitu dengan cara memanfaatkan energi listrik PLTMH pada siang hari

Sistem Informasi Perencanaan dan Analisa Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Pengaturan data User Provinsi, Umum Tabel PLTMH Perhitungan data Laporan data Input data Edit user