• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Siklus Hidup Perusahaan

Siklus hidup perusahaan adalah suatu grafik yang menggambarkan riwayat perusahaan sejak perusahaan itu berdiri sampai dengan ditarik dari pasaran atau bangkrut. Siklus hidup perusahaan sebagai suatu konsep mengenai dinamika bersaing suatu perusahaan. Menurut Gup dan Agrawal (1996) dalam Purnama Sari (2012) siklus hidup perusahaan dianggap sebagai nilai strategik bagi suatu perusahaan, maka seorang manajer harus dapat menentukan dimana posisi perusahaan pada tahapan siklus hidup perusahaan. Lindanaty (2011) membagi tahapan siklus kehidupan perusahaan menjadi tahap pendirian, tahap ekspansi, tahap kedewasaan, dan tahap penurunan. Tetapi dalam penelitian ini menggunakan dua tahap antara lain :

a. Tahap pendirian (establishment or start-up)

Tahap pendirian adalah tahap awal bagi setiap perusahaan baru untuk menjalankan kegiatan perusahaan. Segala sesuatu yang mendukung kegiatan operasi perusahaan bersifat baru, misalnya tenaga kerja, lokasi, dan fasilitas lainnya. Setiap perusahaan baru pasti membutuhkan banyak biaya atau modal untuk menjalankan kegiatan operasi perusahan. Biasanya kebutuhan

(2)

modal perusahaan baru dipenuhi oleh pemilik perusahaan dan ditambah dengan dana pinjaman dari bank.

b. Tahap ekspansi awal dan akhir

Pada tahap ini perusahaan sudah memiliki pelanggan dan cukup mampu memposisikan keberadaannya di pasar untuk itu dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Pada tahap ini kebutuhan dana eksternal sangat tinggi karena aliran kas masuk relatif kecil.

c. Tahap kedewasaan (maturity)

Perusahaan yang memasuki tahap ini mempunyai dua ciri yaitu: pertama, peningkatan laba dan aliran kas yang cepat sebagai cermin dari keberhasilan investasi masa lalu. Dan kedua, kebutuhan dana untuk investasi ada produk dan proyek baru akan mulai menurun.

d. Tahap penurunan (declining)

Pada tahap ini ciri utama yang dapat diketahui adalah penurunan yang stabil terhadap pendapatan dan laba sebagai konsekuensi dari kedewasaan perusahaan dan masuknya pesaing-pesaing baru. Pada tahap ini kebutuhan dana eksternal menurun drastis karena proyek-proyek atau investasi baru juga menurun dan jumlah dana internal yang tersedia di perusahaan sangat besar. Penetapan siklus kehidupan perusahaan menurut Gup dan Agrawal (1996) dalam Purnama Sari (2012) didasarkan pada pertumbuhan penjualan yang dihitung dengan rumus:

(3)

Pertumbuhan Penjualan =

x 100

Setelah pertumbuhan penjualan diketahui dari rumus tersebut, maka perusahaan yang menjadi sampel penelitian dikelompokkan pertumbuhan penjualannya ke dalam tiap tahapan siklus kehidupan dengan mengikuti kriteria seperti yang digunakan oleh Anthony dan Ramesh (1998) serta Gup dan Agrawal (1996) dalam Purnama Sari (2012) sebagai berikut:

Tabel 2.1

Tahap Siklus Hidup dan Rata-rata Pertumbuhan Penjualan No. Tahap Siklus Hidup Rata-rata Pertumbuhan

1. Start-up >50%

2. Ekspansi awal 20-50%

3. Ekspansi akhir 10-20%

4. Maturity 1-10%

5. Decline <1%

(4)

2. Investment Opportunity Set

Kesempatan Investasi atau Investment Opportunity Set (IOS) menggambarkan tentang luasnya kesempatan atau peluang investasi bagi suatu perusahaan. Menurut Myers, 1977 dalam Purnama Sari, 2012 Investment Opportunity Set (IOS) merupakan keputusan investasi dalam bentuk kombinasi aset yang dimiliki dan opsi investasi di masa yang akan datang. Pilihan investasi merupakan suatu kesempatan untuk berkembang, namun seringkali perusahaan tidak selalu dapat melaksanakan semua kesempatan untuk berkembang di masa mendatang. Bagi perusahaan yang tidak dapat menggunakan kesempatan investasi tersebut akan mengalami suatu pengeluaran yang lebih tinggi dibanding dengan nilai kesempatan yang hilang. Kesempatan investasi memegang peranan penting dalam teori keuangan perusahaan karena gabungan aset milik perusahaan dengan kesempatan investasi akan berpengaruh pada likuiditas, profitabilitas, aktivitas, dan solvabilitas.

Pengukuran nilai perusahaan dapat digunakan alat pengukur investment opportunity set (IOS). IOS dibagi menjadi tiga kelompok yaitu pengukuran berbasis harga,berbasis investasi, dan variance measure. Pengukuran berbasis harga mendasarkan pada perbedaan antara aset dan nilai perusahaan sehingga proksi ini tergantung pada harga saham. Pengukuran IOS berbasis investasi menunjukkan tingkat aktivitas investasi yang tinggi secara positif berhubungan dengan IOS perusahaan. Pengukuran berbasis variance mendasarkan pada ide

(5)

bahwa pilihan akan menjadi lebih bernilai sebagai variabilitas dari return dengan mendasarkan pada peningkatan aset. Berdasarkan tiga kelompok pengukuran IOS maka digunakan pengukuran IOS berbasis investasi (Purnama Sari, 2012). Dipilih pengukuran berbasis investasi karena pengukuran ini menunjukkan tingkat aktivitas investasi yang tinggi secara positif berhubungan dengan IOS perusahaan.

3. Rasio Keuangan

Pengertian rasio keuangan menurut James C Van Horne merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya yang ada dalam laporan perusahaan. Hasil rasio keuangan digunakan untuk menilai kinerja sebuah perusahaan dalam suatu periode apakah hasil yang mereka peroleh mencapai target mereka yang telah ditentukan, selain itu juga digunakan untuk menilai kinerja manjemen perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Bentuk-bentuk rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : a. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan sebuah perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya (jangka pendek). Rasio ini juga disebut rasio modal kerja karena berfungsi untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar kewajiban dan membiayai penjualan (Kasmir, 2008). Jenis-jenis rasio

(6)

likuiditas yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengukur kemampuan ( Kasmir, 2008), yaitu :

1) Rasio lancar (current ratio) 2) Rasio sangat lancar (quict ratio) 3) Rasio kas (cash ratio)

4) Inventoru to net working Capital

Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian adalah current ratio karena perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi menandakan kesempatan perusahaan untuk berkembang cenderung rendah. Hal ini disebabkan oleh lebih banyak aset lancar yang terdapat dalam perusahaan dibandingkan dengan aset tetap perusahaan.

b. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atau laba bagi perusahaan dalam suatu periode tertentu (Kasmir, 2008). Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan dalam mengahasilkan laba dari penjualan dan pendapatan investasi. Jenis- jenis rasio profitabilitas yang dapat di gunakan adalah :

1) Return on assets (ROA) 2) Return on investment (ROI) 3) Return on equity (ROE)

(7)

4) Profit Margin (profit margin on sales)

Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian adalah ROA karena return on assets berkaitan dengan tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan dengan aset. Sehingga dengan tingkat keuntungan yang tinggi, perusahaan dapat menambah aset untuk memperbesar investasi (Kusumawati dan Sodiq, 2008).

c. Rasio Aktivitas

Rasio aktifitas merupakan rasio yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan aset. Serta mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan atau memanfaatkan sumber daya perusahaan yang dimilikinya secara maksimal untuk menunjang aktivitas perusahaan (Fahmi, 2011). Jenis-jenis rasio aktivitas yang digunakan untuk mengukur (Kasmir, 2008) yaitu :

1) Perputaran piutang (receivable turn over) 2) Perputaran sediaan (inventory turn over)

3) Perputaran modal kerja (working capital turn over) 4) Perputaran aktiva tetap ( fixed assets turn over) 5) Perputaran aktiva ( assets turn over)

Rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah asset turnover karena semakin tinggi tingkat perputaran aset dalam perusahaan maka semakin besar aliran kas yang diterima perusahaan.Berarti semakin

(8)

efektif dalam mengelola aktivitas transaksi yang ada di perusahaan (Hamzah, 2007).

d. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dipenuhi dengan utang (Kasmir, 2011). Jenis-jenis ratio solvabilitas yang digunakan oleh perusahaan antara lain : 1) Dept to assets ratio (dept ratio)

2) Dept to equity ratio

3) Long term dept to equity ratio 4) Tangible assets dept coverage

Rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah debt to asset ratio karena menunjukkan seberapa besar aktiva perusahaan yang digunakan untuk kegiatan operasi perusahaan dibiayai dengan utang. Apabila pendanaan dari hutang lebih tinggi dari aktiva akan semakin sulit bagi perusahaan untuk mendapatkan pinjaman dari pihak eksternal karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi kewajibannya.

(9)

B. Penelitian Terdahulu

berikut ini adalah beberapa penelitian terdahulu yang terkait mengenai rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, siklus hidup perusahaan dan investment opportunity set (IOS).

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu No Nama

Peneliti, Tahun

Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1. Hamzah (2007)

Variabel Dependen:

Investment Opportunity Set Variabel Independen: Rasio Likuiditas, Profitabilitas, Aktivitas, Solvabilitas dalam Siklus Hidup Perusahaan

Hasil pengujian dengan regresi berganda antara variabel-variabel independen berupa rasio likuiditas, profitabilitas, aktivitas, dan solvabilitas terhadap variabel dependen berupa investment opportunity set (IOS)

berpengaruh secara signifikan padatahap pendirian (start-up) dan ekspansi awal (initial expansion), sedangkan padatahap ekspansi akhir (final expansion), kedewasaan (mature), dan decline

tidakberpengaruh secara signifikan. 2. Purnama Sari (2012) Variabel Dependen: Invesment Opportunity Set Variabel Independen:

Rasio Keuangan dalam Siklus Hidup Perusahaan

Pada tahap pendirian rasio likuiditas dan rasio aktivitas berpengaruh signifikan terhadap Investment Opportunity Set, sedangkan rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas tidak berpengaruh signifikan. Pada tahap ekspansi awal rasio likuiditas, profitabilitas, aktivitas dan

(10)

solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap Investment Opportunity Set. Pada tahap ekspansi akhir hanya rasio profitabilitas yang berpengaruh signifikan terhadap Investment Opportunity Set. Pada tahap kedewasaan ini rasio profitabilitas dan solvabilitas berpengaruh terhadap Investment Opportunity Set. Pada tahap penurunan yang berpengaruh signifikan

rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas.

3. M.Sophal Subhi ( 2013)

Variabel Dependen: Invesment Opportunity Set Variabel Independen:

Rasio Keuangan dalam Siklus Hidup Perusahaan

Pengujian secara simultan menghasilkan bahwa rasio keuangan berupa current ratio, return on assets ratio, assets turn over ratio, debt to equity ratio, dan price

earning ratio berpengaruh signifikan terhadap

investment opportunity set (IOS) pada semua tahapan siklus kehidupan perusahaan.

Pengujian secara parsial rasio keuangan berupa return on assets (ROA) ratio, debt to equity ratio dan price earning ratio berpengaruh signifikan terhadap investment

opportunity set (IOS)

sedangkan current ratio dan assets turnover ratio tidak signifikan berpengaruh terhadap investment opportunity set (IOS) pada tahap pendirian dan tahap pertumbuhan.Pada tahap kedewasaan dan tahap stabil

(11)

hanya rasio keuangan berupa return on assets (ROA) ratio dan price earning ratio yang berpengaruh signifikan terhadap investment

opportunity set (IOS). Tahap penurunan hanya rasio keuangan berupa return on assets (ROA) ratio yang berpengaruh signifikan terhadap investment opportunity set (IOS). 4. Elvia

Chandra ( 2012)

Variabel Dependen: Invesment Opportunity Set Variabel Independen:

Rasio Keuangan dalam Siklus Hidup Perusahaan

Secara keseluruhan dapat dinyatakan bahwa rasio keuangan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Investment Opportunity Set (IOS) pada tahap pendirian dan ekspansi akhir namun tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada tahap

ekspansi awal, kedewasaan, dan pendirian. Dengan adanya hal itu, maka rasio-rasio keuangan hanya dapat digunakan sebagai alat analisis perusahaan

manufaktur yang dijadikan sampel penelitian ini pada tahap pendirian dan ekspansi akhir saja, tetapi tidak pada tahap ekspansi awal,

kedewasaan, dan penurunan.

C. Kerangka Pemikiran

Kinerja keuangan digunakan untuk menentukan investasi di masa mendatang dan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan. Kinerja keuangan dapat

(12)

diukur dengan menggunakan rasio keuangan karena memiliki hubungan yang erat. Rasio keaungan ada banyak jumlahnya yang meliputi rasio likuiditas, profitabilitas, aktivitas dan solvabilitas (Fahmi, 2011). Rasio keuangan tersebut dipakai sebagai dasar analisis rasio keuangan yang bertujuan untuk membimbing investor dan kreditor untuk membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek di masa datang yang sebagai pilihan investasi. Dengan memperhatikan siklus hidup perusahaan khususnya pada tahap ekspansi akhir dan penurunan, maka suatu perusahaan dapat dinilai apakah yang dicapai sesuai dengan siklus hidup yang dialami oleh perusahaan pada tahap pendirian dan penurunan.

1. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Investment Opportunity Set pada Tahap Penurunan

Menurut Purnama Sari (2012) pada tahap ini sebenarnya peluang kesempatan berinvestasi cukup tinggi. Kondisi ini membuktikan bahwa investor masih melihat peluang investasi pada perusahaan-perusahaan yang berada pada tahap penurunan karena trackrecord perusahaan yang dinilai bagus atau karena perusahaaan memiliki total aset tinggi yang digunakan sebagai ukuran kinerja perusahaan yang bagus.

Menurut Chandra (2012) pada tahap penurunan likuiditas perusahaan rendah karena aliran kas perusahaan secara terus menerus mengalami penurunan. IOS juga akan rendah karena perusahaan juga mengalami

(13)

penurunan dalam penjualan. Profitabilitas rendah karena keuntungan yang diperoleh perusahaan digunakan untuk membayar hutang. Kesempatan bertumbuh mengalami stagnasi terkadang juga mengalami penurunan. IOS juga cenderung rendah. Aktivitas perusahaan rendah karena efektivitas kinerja dari perusahaan dan penjualannya juga terus menerus mengalami penurunan. Pada tahap ini, IOS juga cenderung rendah. Solvabilitas akan tinggi disebabkan oleh banyaknya kembali pinjaman hutang dari pihak luar atau kreditur untuk mendanai segala kebutuhan perusahaan. IOS juga akan rendah karena perusahaan tidak akan berinvestasi pada tahap ini.

Berdasarkan urutan teoritis dan tinjauan penelitian yang sudah dijabarkan diatas, maka variabel dependennya adalah investment opportunity set. Sedangkan variabel independennya adalah rasio keuangan dalam tahap ekspansi akhir dan penurunan. Berdasarkan hubungan antara variabel tersebut skema kerangka penelitian ini yang meliputi tahap pendirian, dan penurunan dapat ditunjukan sebagai berikut :

(14)

Bagan 2.1

Kerangka Pemikiran Tahap Penurunan ( Decline)

H1 (+) H2 (+) H3 (+) H4 (-)

Rasio Solvabilitas

Rasio Profitabilitas

Rasio Aktivitas

Rasio Likuiditas

Investment Opportunity Set

(15)

D. Hipotesis

H1 : Rasio likuiditas berpengaruh positif terhadap Investment Opportunity Set pada tahap penurunan.

H2 : Rasio profitabilitas berpengaruh positif terhadap Investment Opportunity Set pada tahap penurunan.

H3 : Rasio aktivitas berpengaruh positif terhadap Investment Opportunity Set pada tahap penurunan.

H4 : Rasio solvabilitas berpengaruh negatif terhadap Investment Opportunity Set pada tahap penurunan.

Gambar

Tabel 2.2  Penelitian Terdahulu  No  Nama

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan mereka yang memiliki kecenderungan neuroticsm rendah membeli barang atas dasar pertimbangan sesuai dengan prioritas kebutuhan, terarah, membeli dengan emosi yang

Jika pengendalian proses dilakukan terhadap kerja pada suatu harga tertentu supaya dihasilkan produk yang memenuhi standar, maka pengendalian mutu dilakukan untuk

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas anugeah yang telah dilimpahkan- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Berpikir

Oleh karena itu, penulis akan membahas kebijakan pengelolaan hutan berdasarkan Pasal 3 Ayat (3) Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.20/Menhut-II/2012, yang

Gulabivala (2001) melakukan penelitian terhadap gigi molar mandibula dan mengungkapkan tujuh konfigurasi tambahan.Tipe I: tiga saluran akar yang terpisah dari

Dari hasil pengamatan yang diperoleh pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa laju tumbuh daun sejak embrio dalam biji kacang merah Phaseolus vulgaris, samapai mencapai

―Ditempat kerja saya, semua biaya penyusutan dijadikan satu, mengapa dalam contoh anda dipisah-pisah?‖ Pada kenyataannya, anda BISA membuat akun biaya SEBANYAK atau SESEDIKIT yang

Menyadari bahwa akar masalah gender bersumber pada konstruksi sosial budaya masyarakat, upaya pengarusutamaan gender bidang pendidikan dilakukan dengan menyertakan berbagai