• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PERENCANAAN TEKNIS IRIGASI TAMBAK DI DESA PUCANG ANOM KABUPATEN SIDOARJO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI PERENCANAAN TEKNIS IRIGASI TAMBAK DI DESA PUCANG ANOM KABUPATEN SIDOARJO"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI PERENCANAAN TEKNIS IRIGASI TAMBAK DI DESA PUCANG ANOM KABUPATEN SIDOARJO

Andrew Agung Wibisono1, Rini Wahyu Sayekti2, Prima Hadi Wicaksono2

1

Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya

2

Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

1

andrewagungwibisono@gmail.com ABSTRAK

Polikultur adalah budidaya yang dilakukan secara tumpang sari dalam satu petak tambak antara udang bersama ikan atau jenis budidaya lain yang dapat hidup berdampingan antara yang satu dengan yang lain. Namun terdapat beberapa permasalahan yang sering dihadapi dalam mengembangkan budidaya tambak, seperti belum adanya perencanaan irigasi tambak yang sesuai dengan kebutuhan dan umumnya jaringan irigasi tambak yang diterapkan adalah jaringan irigasi tambak sederhana.

Studi ini bertujuan untuk merencanakan sistem tata air tambak, kebutuhan air irigasi, dan perencanaan irigasi tambak di Desa Pucang Anom. Untuk mencapai hal tersebut, maka perlu dilakukan uji data hujan, perhitungan evapotranspirasi, pengaturan pola operasi pintu, perhitungan kebutuhan air tambak, dan perencanaan dimensi saluran irigasi serta drainase.

Hasil yang diperoleh dari studi akhir ini berupa dimensi saluran irigasi dan saluran drainasi. Debit kebutuhan irigasi sebesar 0,107 m3/dt/ha dan debit buangan air tambak 0,00694 m3/dtha. Saluran drainasi memiliki kemiringan dasar saluran 0.0002 dengan kemiringan talud 1 : 1 dan lebar dasar saluran 0,3 m - 0,7 m. Untuk saluran irigasi memiliki kemiringan dasar saluran 0.0002 dengan kemiringan talud 1 : 1 dan lebar dasar saluran 0,5 m – 1,75 m. Pada petak tambak pintu yang digunakan adalah skot balok, sedangkan untuk saluran irigasi pintu yang digunakan adalah pintu sorong. Kata Kunci: Tambak, Irigasi, Drainase

ABSTRACT

Polyculture is a cultivation that is done with a single intercropping way in a pond between shrimps and fishes or other types of cultivation that can be coexisted. However there are problems that are often encountered in aquaculture development, e.g. there is no fishpond irrigation network that is appropriate with the needs and generally the applied fishpond irrigation is a simple fishpond irrigation network.

This study aimed to plan the fishpond water system, the irrigation water needs, and the fishpond irrigation planning in Pucang Anom District. To achieve this, it is necessary to test the rainfall, to analize the evapotranspiration, to set the gate operation pattern, to analyze the fishpond water needs, and to plan the irrigation and drainage channel dimensions.

The result from the study is the dimensions of irrigation and drainage channel. The requirement discharge value namely 0,107 m3/s/ha and the fishpond wastewater discharge value namely 0,00694 m3/s/ha. Drainage channel has slope value of 0,0002 with 1 : 1 talud slope and width of the base channel value beween 0,3 m – 0,7 m. For irrigation channel has slope value of 0,0002 with 1 : 1 talud slope and width of the base channel value between 0,5 m – 1,75 m. Plots of the fishpond use stoplog type, while irrigation channel use sluice gate type.

(2)

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tambak adalah kolam air payau yang digunakan untuk budidaya perikanan darat berupa udang, ikan, kepiting, kerang-kerangan dan rumput laut (Anonim, 2011).

Budidaya perikanan dalam tambak menjadi salah satu cara yang sangat potensial, yaitu usaha memanfaatkan air laut dan sungai untuk dialirkan dalam petak-petak tambak yang dibuat di darat dan dipelihara benih ikan atau udang di dalam petak-petak tambak tersebut. Hasil dari budidaya ini apabila dimanfaatkan secara optimal akan memberikan hasil yang sangat menguntungkan.

Namun tambak yang dimanfaatkan oleh masyarakat umumnya tidak berdasarkan perencanaan yang baik. Saluran yang ada pada umumnya juga masih belum tertata dengan baik, hal ini ditandai dengan belum terpisahkannya saluran pemberi dan saluran pembuang. Selain itu, kapasitas saluran masih terlalu kecil sehingga tidak mampu membawa air dengan kuantitas dan kualitas yang sesuai yang menyebabkan hasil produksi masih belum optimal.

1.2 Identifikasi Masalah

Kabupaten Sidoarjo memiliki potensi yang besar dalam sektor pengembangan perikanan. Dalam RTRW Sidoarjo Tahun 2009-2029 merencanakan pengembangan sektor perikanan yaitu agropolitan perikanan. Kabupaten Sidoarjo yang memiliki kawasan tambak seluas 15.541 Ha, merupakan kawasan potensial pengembangan agroindustri perikanan karena memiliki sumber daya perikanan tambak dengan nilai produksi dan ekonomi tinggi di Jawa Timur (BPS Kabupaten Sidoarjo,2013).

Salah satu daerah yang dapat dikembangkan untuk lahan tambak adalah di Desa Pucang Anom,

Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo dengan luas areal tambak sekitar 68,20 Ha. Pola budidaya tambak yang diterapkan di lokasi ini adalah polikultur. Polikultur adalah budidaya yang dilakukan secara tumpang sari dalam satu petak tambak antara udang bersama ikan atau jenis budidaya lain yang dapat hidup berdampingan antara yang satu dengan yang lain. Jenis ikan dan udang yang dibudidayakan adalah ikan bandeng dan udang vannamei. Namun terdapat beberapa permasalahan yang sering dihadapi dalam mengembangkan budidaya tambak, antara lain :

1. Belum adanya perencanaan irigasi tambak yang sesuai dengan kebutuhan sehingga hasil panen yang diperoleh kurang maksimal. 2. Umumnya jaringan irigasi tambak

yang diterapkan adalah jaringan irigasi tambak sederhana.

1.3 Batasan Masalah

Agar permasalahan lebih terarah dan tidak keluar dari pokok permasalahan, maka dalam penyusunan skripsi ini dibatasi oleh hal-hal berikut ini :

1. Daerah studi adalah Desa Pucang Anom, Kabupaten Sidoarjo.

2. Dalam studi ini komoditi yang ditinjau adalah bandeng dan udang. 3. Tidak membahas kerusakan

ekosistim perairan umum.

4. Tidak membahas transportasi sedimen dalam saluran.

5. Pengaruh salinitas tidak diperhitungkan.

6. Tidak membahas Rencana Anggaran Belanja (RAB).

1.4 Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan batasan masalah, maka permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana rencana sistem tata air

tambak di di Desa Pucang Anom, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo?

(3)

2. Berapa kebutuhan air irigasi tambak di Desa Pucang Anom, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo?

3. Bagaimana perencanaan jaringan irigasi tambak di Desa Pucang Anom, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo?

1.5 Tujuan dan Manfaat

Dengan memperhatikan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari studi ini adalah:

1. Untuk mengetahui sistem tata air dan kebutuhan air irigasi tambak di Desa Pucang Anom, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo. 2. Merencanakan jaringan irigasi

tambak di Desa Pucang Anom, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo.

Manfaat yang dapat diperoleh dari studi ini adalah sebagai masukan dalam merencanakan jaringan irigasi pada daerah tambak yang sesuai dengan kebutuhan air irigasi.

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jenis-Jenis Irigasi Tambak

Berdasarkan cara pengaturan, pengukuran aliran air dan lengkapnya fasilitas, jaringan irigasi tambak dapat dibedakan kedalam tiga tingkatan, yaitu irigasi sederhana, irigasi semi teknis, dan irigasi teknis

2.1.1. Irigasi Tambak Sederhana

Sistem irigasi tambak sederhana hampir setingkat dengan irigasi pedesaan dalam pertanian dengan jaringan irigasi masih sederhana dan mudah diorganisasi. Saluran pembawa air payau dan pembuang pada irigasi tambak tradisional tidak terpisah, pencampuran air tawar dan air laut secara alami, tidak teratur, serta jumlah dan mutu air tidak terkendali..

2.1.2. Irigasi Tambak Semi Teknis

Perbedaan satu-satunya antara jaringan irigasi sederhana dan irigasi semiteknis adalah pada jaringan irigasi

semiteknis telah mempunyai saluran pencampur air asin dan air tawar.

2.1.3. Irigasi Tambak Teknis

Jaringan irigasi teknis ini diterapkan untuk usaha budidaya tambak madya dan budidaya tambak maju. Adapun ciri-ciri jaringan irigasi teknis, yaitu :

1. Saluran pembuang dan saluran pembawa terpisah

2. Saluran pengambil air asin dan saluran pengambil air tawar terpisah

3. Pencampuran antara air asin dan air tawar dilakukan di bak pencampur 4. Petak tersier menerima air payau

dalam jumlah yang sudah terukur 2.2 Tata Tanam Tambak

Polikultur adalah budidaya yang dilakukan secara tumpang sari dalam satu petak tambak antara udang bersama ikan atau jenis budidaya lain yang dapat hidup berdampingan antara yang satu dengan yang lain. Dalam budidaya campuran bandeng dan udang, dapat dilakukan dua kali pemeliharaan dalam satu tahun.

Pemeliharaan pertama dimulai pada awal Mei hingga petengahan September dan pemeliharaan kedua dimulai pada pertengahan Oktober hinga akhir Februari. Lama pemeliharaannya masing-masing 4-5 bulan.

Pada musim pemeliharaan pertama, pekerjaan persiapannya memerlukan waktu cukup panjang, yaitu mulai awal Maret hingga akhir April. Sedangkan pemeliharaan kedua, pekerjaan persiapannya mulai pertengahan September hingga pertengahan Oktober.

(4)

Gambar 2.1. Tata Tanam Tambak Udang dan Bandeng Sumber: Mudjiman (1982:85)

2.3 Kebutuhan Air Irigasi Tambak Kebutuhan air irigasi tambak per ha dihitung dengan menggunakan persamaan:

IR = Vp + E + P – Randalan

dengan :

IR = kebutuhan air irigasi di tambak (lt/dt/ha).

Vp = volume air yang diperlukan untuk pemeliharaan dalam tambak (lt/dt/ha).

E = evaporasi (lt/dt/ha). P = perkolasi (lt/dt/ha).

Randalan = curah hujan andalan (lt/dt/ha).

2.4. Analisa Hidrolika

Aliran yang melalui saluran harus direncanakan untuk tidak mengakibatkan erosi maupun endapan sedimen. Untuk itu perlu dihitung ukuran-ukuran saluran dengan analisis hidrolika sehingga nantinya dapat diperoleh ukuran akhir bedasarkan efisiensi hidrolika dan mendapatkan ukuran penampang terbaik, praktis, dan ekonomis. Debit yang melalui suatu saluran dapat dihitung sebagai berikut:

Q = V x A

Kecepatan diperoleh dengan formula Manning – Strickler: V = ⁄ ⁄ dengan: Q = debit (m3/dt) V = kecepatan rata-rata (m/dt) R = jari-jari hidrolik (m) S = kemiringan dasar saluran n = koefisien kekasaran

3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Studi

Secara administrasi lokasi studi terletak di Desa Pucang Anom Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Batas wilayah Desa Pucang Anom adalah

 Sebelah utara berbatasan dengan Desa Sawohan dan Desa Kemiri.

 Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sekardangan dan Desa Gebang.

 Sebelah timur berbatasan dengan Desa Sawohan.

 Sebelah barat berbatasan dengan Desa Rangkahkidul

(5)

Gambar 3.1 Layout Lokasi Studi di Desa Pucang Anom

Pengujian kualitas air di Sungai Kepetingan dilaksanakan pada 13 September 2011 di Laboratorium

Penguji Balai Pengembangan Budidaya Air Payau Bangil dengan hasil pengujian sebagai berikut:

Tabel 3.1. Hasil Uji Kualitas Air di Sungai Kepetingan (Dusun Karanggayam)

Sumber: Hasil Pengujian Laboratorium 3.2 Data Yang Digunakan

Berikut adalah data-data yang diperlukan dalam perhitungan dan analisa studi:

1. Data Curah Hujan

Data curah hujan yang digunakan pada studi ini diperoleh dari stasiun sidoarjo di Desa Pulungan Kecamatan

Sedati Kabupeten Sidoarjo tahun 2001 sd 2013.

2. Data Klimatologi

Data klimatologi yang digunakan pada studi ini diperoleh dari Stasiun meteorologi Juanda di Desa Sedati Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo tahun 2013. No

Parameter Satuan Hasil (Test

Result)

Batas Syarat Spesifikasi Metode

(Parameters) (Units) Dusun

Karanggayam

1 Alkalinitas mg/l 150 >50 Test Kit

2 NH3 mg/l 1,46 0,05-0,10 IKM/5.4.11/BPBAP(Spektrofotometrik)

3 NO2 mg/l 0,098 0,01-0,05 Spektrofotometrik

4 H2S mg/l 0,011 0,001 Spektrofotometrik

5 PO4 mg/l 0,342 0,05-0,50 Spektrofotometrik

(6)

Data Curah Hujan Mulai Data Klimatologi Data Pasang Surut Data tambak Perhitungan Evapotranspirasi Kebutuhan Air Dalam Tambak Analisa dengan Hec-ras Kesimpulan Selesai Data topografi Cek Elevasi Saluran, Tambak, Tanggul dengan Elevasi Muka Air Desain Saluran, Tambak,& Tanggul Tidak Memenuhi Uji Homogenitas

Uji Abnormalitas Curah Hujan Efektif

Perencanaan Saluran, Tambak,

dan Tanggul 3. Data Pasang Surut

Data pasang surut diambil di Sungai Kepetingan

4. Data Tambak

Data tambak yang dimaksud adalah data luasan areal tambak dan jenis komoditas yang dibudidayakan.

5. Data Topografi

Data topografi yang digunakan adalah data topografi Desa Pucang Anom.

3.3 Tahapan Penyelesaian

Tahapan perhitungan dan analisa yang dilakukan dalam studi ini adalah sebagai berikut:

1. Uji data hujan, meliputi:

a. Uji homogenitas data dengan metode RAPS (Rescaled Adjusted Partial Sums). b. Uji abnormalitas data dengan

metode Outlier.

2. Menghitung curah hujan andalan.

Perhitungan curah hujan andalan dalam studi ini menggunakan metode tahun dasar perencanaan (basic year).

3. Perhitungan evapotranspirasi potensial.

Perhitungan evapotranspirasi potensial dalam studi akhir ini menggunakan metode Penman Modifikasi.

4. Perhitungan kebutuhan air tambak

Menghitung berapa debit air yang diperlukan di tambak. 5. Analisa Hidrolika

Analisa ini dilakukan untuk mendapatkan ketinggian muka air di saluran rencana dan untuk merencanakan tinggi tanggul agar tidak terjadi overtopping. Untuk lebih memudahkan, dalam studi ini menggunakan program HEC-RAS.

Gambar 3.2 Diagram Alir Pengerjaan Skripsi

(7)

Mulai Data Topografi Sungai Data Cross Section Sungai Data Long Sungai Data Debit Sungai Data Pasang Surut Input Geometric Data

Input Unsteady Flow Data

Run Unsteady Flow Analysis Cek Hasil Running Selesai Terjadi Erorr Sukses

Gambar 3.3 Diagram Alir Running Pada Hec-Ras

4. PEMBAHASAN

4.1.Perhitungan Volume Air yang Masuk Ke Dalam Tambak

Perhitungan ini dimaksudkan untuk mengetahui lamanya waktu yang diperlukan untuk mengisi air ke dalam tambak. Untuk menghitung volume air yang masuk ke dalam tambak, maka diperlukan pengaturan pintu skot balok yang terletak di setiap petak tambak. Pengaturan tinggi skot balok disesuaikan dengan tinggi muka air yang dibutuhkan di petak tambak dan tinggi muka air yang tersedia di saluran.

Tabel 4.1. Waktu yang Diperlukan untuk Mengisi Tambak

Sumber: Hasil Perhitungan

Tinggi Air Kebutuhan air

dalam tambak Kebutuhan

Waktu yang diperlukan untuk mengisi tambak Waktu yang diperlukan untuk mengisi tambak

m m3/ha m3 jam Hari

ke-Maret 0 0 0 0 0 April 0.1 1000 1000 12 1 Mei 0.35 3500 2500 13 1 Juni 0.45 4500 1000 12 1 Juli 0.5 5000 500 13 1 Agustus 0.6 6000 1000 121 6 September 0.6 6000 0 71 3 Oktober 0.3 3000 3000 186 8 Nopember 0.35 3500 500 43 2 Desember 0.5 5000 1500 19 1 Januari 0.6 6000 1000 16 1 Februari 0.6 6000 0 14 1 Bulan

(8)

4.2.Perhitungan Kebutuhan Air Tambak

Perhitungan kebutuhan air irigasi tambak untuk Bulan Mei sebagai berikut:

1. Nilai Evaporasi (E) pada Bulan Mei = 4,233 mm/hari = 64 , 8 977 , 8 = 1,039 lt/dt/ha

2. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dinas Pertanian dan Perkebunan Sidoarjo, 1998, wilayah timur Sidoarjo (sekitar pantai) mempunyai jenis tanah aluvial hidromorf, yang dicirikan oleh air tanah dangkal. Tanah ini merupakan hasil endapan muara sungai, sehingga bertekstur lempung berlumpur (silty loam) (Hardaningrum F, dkk, 2005). Besarnya perkolasi (P) untuk jenis tanah silty loam adalah 2 mm/hari. P =2mm/hari= 64 , 8 2 =0,231 lt/dt/ha

3. Curah Hujan Andalan (Randalan)

Randalan=0mm/bln= 30 0 =0mm/hari = 64 , 8 0 = 0 lt/dt/ha

4. Berdasarkan pola tata tanam tambak bandeng dan udang, diketahui kedalaman air yang dibutuhkan pada Bulan April 10 cm.

Waktu yang diperlukan untuk mengisi tambak diketahui dari perhitungan volume air yang masuk ke dalam tambak. Berdasarkan perhitungan volume air yang masuk ke dalam tambak diperoleh waktu yang dibutuhkan untuk mengisi tambak selama 12 jam.

Dari hasil perhitungan diatas, maka diperoleh kebutuhan air untuk pemeliharaan udang dan bandeng sebesar: Vp = 1000 m3/ha = 3600 12 1000 x = 23,148 lt/dt/ha

5. Kebutuhan air irigasi di tambak sebesar :

IR = Vp + E + P – Randalan

=23,148+0,543+0,231– 0,266 =23,656 lt/dt/ha

=0,023656 m3/dt/ha

Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2. Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi Tambak

Sumber: Hasil Perhitungan

Uraian Satuan Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb

Evaporasi (E) mm/hari 6.398 4.689 4.233 3.666 4.657 7.709 8.977 9.474 6.572 6.180 6.396 6.034

lt/dt/ha 0.740 0.543 0.490 0.424 0.539 0.892 1.039 1.097 0.761 0.715 0.740 0.698

Perkolasi (P) mm/hari 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000

lt/dt/ha 0.231 0.231 0.231 0.231 0.231 0.231 0.231 0.231 0.231 0.231 0.231 0.231

Curah Hujan Andalan (Randalan) mm/bln 467 69 22 21 0 0 0 0 130 57 401 482

mm/hari 15.065 2.300 0.710 0.700 0.000 0.000 0.000 0.000 4.333 1.839 12.935 17.214

lt/dt/ha 1.744 0.266 0.082 0.081 0.000 0.000 0.000 0.000 0.502 0.213 1.497 1.992

Keb. Air untuk pemeliharaan m3/ha 0.000 1000 3500 4500 5000 6000 6000 3000 3500 5000 6000 6000

Bandeng dan Udang(V) lt/dt/ha 0.000 23.148 74.786 104.167 106.838 13.774 23.474 4.480 22.610 73.099 104.167 104.167 Keb. Air Irigasi di Tambak (IR) lt/dt/ha 0.000 23.656 75.426 104.741 107.608 14.898 24.745 5.808 23.100 73.833 103.641 103.104

(9)

4.3. Perencanaan Dimensi Saluran Irigasi

Dimensi saluran irigasi direncanakan untuk menampung air yang akan digunakan untuk kebutuhan irigasi. Berikut contoh perhitungan dari perencanaan dimensi Saluran Irigasi 1:

 Debit Kebutuhan Irigasi sebesar 0,107 m3/dt/ha (Tabel 4.2)

 Luas tambak yang dilayani di Saluran Irigasi 1 sebesar 18,27 ha.  Efisiensi irigasi sebesar 0,79

(Anonim, 2010:9), Sehingga diperoleh: Q (Debit Irigasi) = 2,49 m3/dt Qkebutuhan = Qperhitungan 2,49 = V x A 2,49 = (1.R23.S12 n ) x A

Dengan cara coba-coba (trial and error) didapat nilai h = 1,6 m Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3. Perhitungan Dimensi Saluran Irigasi

Sumber: Hasil Perhitungan

4.4. Perhitungan Buangan Air Tambak

Analisa buangan air tambak digunakan untuk memperoleh besarnya debit buangan dari petakan tambak. Debit buangan tiap hari besarnya 10% dari volume tambak (Setiawan. H & Sidabutar. J ,2007:79).

Debit buangan tiap hari = 10% x 6000 m3/ha = 600 m3/ha/hari = 6,94 lt/dt/ha

4.5.Perencanaan Dimensi Saluran Drainase

Dimensi saluran drainase direncanakan untuk menampung air buangan dari petakan tambak. Di bawah ini merupakan contoh perhitungan dari perencanaan dimensi Saluran Drainase 1:

 Debit Buangan tiap hari 6,94 lt/dt/ha = 0,00694 m3/dt/ha

 Luas Tambak yang dilayani saluran drainase 1 sebesar 30,834 ha, Sehingga diperoleh: Q (Debit Drainase) = 0,21 m3/dt Qkebutuhan = Qperhitungan 0,21 = V x A 0,21 = (1.R23.S12 n ) x A

Dengan cara coba-coba (trial and error) didapat nilai h = 0,6 m Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut: Q rencana b A z h P R n S W V rencanaQ perhitungan

(m3/dt) (m) (m2) (m) (m) (m) (m/dt) (m3/dt) S. Irigasi 1.1 2.49 1.50 5.00 1 1.6 6.05 0.83 0.025 0.0002 0.5 0.50 2.491 S. Irigasi 1.2 1.45 1.00 3.33 1 1.4 4.94 0.67 0.025 0.0002 0.5 0.44 1.450 S. Irigasi 1.3 0.61 0.50 1.74 1 1.1 3.60 0.49 0.025 0.0002 0.4 0.35 0.610 S. Irigasi 2.1 3.20 1.75 6.04 1 1.7 6.65 0.91 0.025 0.0002 0.6 0.53 3.200 S. Irigasi 2.2 2.42 1.50 4.89 1 1.6 5.98 0.82 0.025 0.0002 0.5 0.49 2.420 S. Irigasi 2.3 1.01 1.00 2.54 1 1.2 4.31 0.59 0.025 0.0002 0.4 0.40 1.010 S. Irigasi 3.1 1.89 1.00 4.07 1 1.6 5.46 0.74 0.025 0.0002 0.5 0.46 1.890 S. Irigasi 3.2 1.25 0.75 2.99 1 1.4 4.69 0.64 0.025 0.0002 0.5 0.42 1.250 S. Irigasi 3.3 0.64 0.50 1.81 1 1.1 3.66 0.49 0.025 0.0002 0.4 0.35 0.640 S. Irigasi 4.1 1.79 1.00 3.90 1 1.5 5.35 0.73 0.025 0.0002 0.5 0.46 1.790 S. Irigasi 4.2 0.80 0.75 2.13 1 1.1 3.96 0.54 0.025 0.0002 0.4 0.37 0.800 Saluran

(10)

Tabel 4.4. Perhitungan Dimensi Saluran Drainase

Sumber: Hasil Perhitungan 4.6. Kualitas Air

Uji kualitas air di Sungai Kepetingan dilakukan di Dusun Karang Gayam. Dari hasil uji kualitas air, dapat diperoleh hasil analisa seperti pada tabel berikut:

Tabel 4.3. Hasil Analisa Uji Kualitas Air di Sungai Kepetingan (Dusun Karanggayam)

5. KESIMPULAN

Dari analisis data dan perencanaan yang telah dilakukan di studi akhir ini dengan mengambil lokasi studi di Tambak Pucang Anom, Desa Pucang Anom, Kabupaten Sidoarjo diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Sistem tata air di lokasi studi direncanakan terpisah antara saluran irigasi dengan saluran drainase.

2. Kebutuhan air irigasi tambak di Desa Pucang Anom Kabupaten sidoarjo sebesar 0,107 m3/dt/ha. 3. Dimensi saluran, kolam tambak,

dan pintu air yang digunakan direncanakan sebagai berikut :

a. Bentuk saluran yang direncanakan adalah trapesium dengan kemiringan talud 1:1,

b. Dimensi saluran yang direncanakan untuk :

 Saluran Irigasi

 Lebar dasar saluran : 0.5 - 1.75 m  Kemiringan saluran : 0.0002  Nilai Kekasaran Manning : 0.025  Kemiringan Talud : 1:1  Saluran Drainase

 Lebar dasar saluran : 0.3 -0,7 m  Kemiringan saluran : 0.0002  Nilai Kekasaran Manning : 0.025  Kemiringan Talud : 1:1

c. Direncanakan elevasi dasar tambak +2, elevasi caren +1.8, dan elevasi tanggul tertinggi +4.31.

Parameter

Hasil Analisa Dusun Karanggayam Alkalinitas Memenuhi Syarat Batas

NH3 Tidak Memenuhi Syarat Batas

NO2 Tidak Memenuhi Syarat Batas

H2S Tidak Memenuhi Syarat Batas

PO4 Memenuhi Syarat Batas

TOM Memenuhi Syarat Batas

Q rencana b A z h P R n S W V rencana Q aktual

(m3/dt) (m) (m2) (m) (m) (m) (m/dt) (m3/dt) Drainase 1.1 0.21 0.7 0.78 1 0.60 2.40 0.33 0.025 0.0002 0.20 0.27 0.210 Drainase 1.2 0.15 0.5 0.61 1 0.57 2.11 0.29 0.025 0.0002 0.19 0.25 0.151 Drainase 1.3 0.08 0.3 0.38 1 0.48 1.67 0.23 0.025 0.0002 0.16 0.21 0.080 Drainase 2.1 0.13 0.5 0.55 1 0.53 2.00 0.27 0.025 0.0002 0.18 0.24 0.130 Drainase 2.2 0.10 0.4 0.41 1 0.47 1.74 0.24 0.025 0.0002 0.16 0.22 0.090 Drainase 2.3 0.05 0.3 0.27 1 0.39 1.40 0.19 0.025 0.0002 0.13 0.19 0.050 Drainase 3.1 0.12 0.5 0.51 1 0.51 1.94 0.27 0.025 0.0002 0.17 0.23 0.120 Drainase 3.2 0.07 0.4 0.35 1 0.42 1.59 0.22 0.025 0.0002 0.14 0.20 0.071 Drainase 3.3 0.04 0.3 0.23 1 0.35 1.29 0.18 0.025 0.0002 0.12 0.18 0.040 Drainase 4.1 0.02 0.3 0.14 1 0.25 1.01 0.14 0.025 0.0002 0.08 0.15 0.021 Saluran

(11)

d. Pintu air yang digunakan adalah pintu air skot balok untuk di setiap petakan tambak, pintu ini digunakan untuk mengatur tinggi muka air yang akan masuk dan keluar tambak. Sedangkan pintu sorong digunakan untuk mengatur air yang akan masuk maupun ke luar saluran.

6. SARAN

Adapun saran-saran yang dapat diberikan terkait studi akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Perlu adanya sosialisasi kepada para petani tambak tentang pemeliharaan saluran dan pintu tambak.

2. Perlu pengawasan intensif untuk kualitas air tambak, sehingga hasil yang diperoleh dapat lebih maksimal.

3. Untuk parameter kualitas air yang tidak sesuai syarat batas, seperti NH3, NO2, dan H2S dapat ditangani dengan beberapa alternatif, antara lain pembuatan jalon, pemberian bakteri probiotik, penerapan polikultur (udang, bandeng, dan rumput laut), pengeringan tambak, serta pemberian jarak antara tebar hingga panen.

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, E. & Liviawaty, E. 1991. Teknik Pembuatan Tambak Udang. Yogyakarta: Kanisius.

Anonim. 1986. Standar Perencanaan Irigasi (Kriteria Perencanaan 03 Bagian Saluran). Bandung : CV Galang Persada.

Anonim. 2010, HEC-RAS River Analysis System, Hydraulic Reference Manual, Version 4.1, January 2010, U. S. Army Cormps of Engineers, Davis, CA.

Anonim. 2011. Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Tambak. Jakarta: Menteri Pekerjaan Umum.

Anonim. 2012. Sistem Drainase Pekotaan. Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum.

Anonim. 2013. Sidoarjo Dalam Angka. Sidoarjo: BPS.

Chow, Ven Te., Maidment, D., & Mays, L. 1988. Applied Hidrology. Singapore: McGraw-Hill Book Co. Chow, Ven Te. 1989. Hidrolika Saluran

Terbuka. Jakarta: Erlangga

Fitria, P & Retnaningsih, Y. 2006. Penanggulangan Genangan di Hulu Bendung Kalialang Sungai Gangsa Tegal, Brebes. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro. Hardaningrum, F., Taufik ,M., & Muljo B. 2005. Analisis Genangan Air Hujan di Kawasan Delta Dengan Menggunakan Penginderaan Jauh Dan SIG. Jurnal dalam Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV. Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 14 – 15 September 2005.

Hadisusanto, Nugroho. 2010. Aplikasi Hidrologi. Malang: Jogja Mediautama

Harto, Sri. 1993. Analisa Hidrologi. Jakarta: PT Gramedia.

Karunia,Y. 2013. Studi Perencanaan Tata Air Daerah Irigasi Rawa Desa Mengkatip Kecamatan Dusun Hilir Kabupaten Barito Selatan Provinsi Kalimantan Tengah. Skripsi tidak dipublikasikan. Malang: Universitas Brawijaya.

Montarcih, L. 2010. Hidrologi Praktis. Bandung: CV Lubuk Agung.

Mudjiman, A. 1983. Budidaya Bandeng di Tambak. Jakarta: PT Penebar Swadaya.

Sawarendro. 2010. Sistem Polder & Tanggul. Yogyakarta: ILWI

Setiawan,H & Sidabutar, J. 2007. Perencanaan Jaringan Irigasi

(12)

Tambak Memanfaatkan Pasang Surut Air Laut di Kali Tenggang Kecamatan Genuk Kota Semarang. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.

Soemarto, CD. 1987. Hidrologi Teknik. Surabaya: Usaha Nasional.

Soeseno, Slamet.1985. Budidaya Ikan dan Udang Dalam Tambak. Jakarta: PT Gramedia.

Suhardjono., Prasetyorini, L., & Haribowo R. 2010. Reklamasi Daerah Rawa. Malang: CV Citra Malang.

Susilowati, D. 2013. Udang Vannamei. http://aishaqua.com/?p=27. (diakses Februari 2014).

Triatmodjo, B. 1999. Teknik Pantai. Yogyakarta: Beta Offset.

Triono. 1987. Studi Perencanaan Jaringan Irigasi Tambak Udang di

Kecamatan Pamanukan,

Kabupaten Subang, Jawa Barat. Skripsi tidak dipublikasikan. Malang: Universitas Brawijaya.

(13)

STUDI PERENCANAAN TEKNIS IRIGASI TAMBAK DI DESA PUCANG ANOM KABUPATEN SIDOARJO

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Disusun Oleh :

ANDREW AGUNG WIBISONO NIM. 105060400111050

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN PENGAIRAN

MALANG 2015

(14)

LEMBAR PERSETUJUAN

STUDI PERENCANAAN TEKNIS IRIGASI TAMBAK DI DESA PUCANG ANOM KABUPATEN SIDOARJO

JURNAL ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik

Disusun oleh:

ANDREW AGUNG WIBISONO NIM. 105060400111050

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Pembimbing I Skripsi

Ir. Rini Wahyu Sayekti, MS NIP. 19600907 198603 2 002

Pembimbing II Skripsi

Prima Hadi Wicaksono, ST.MT. NIP. 19750722 200012 1 001

Gambar

Gambar 2.1. Tata Tanam Tambak Udang dan Bandeng                                Sumber: Mudjiman (1982:85)
Gambar 3.1 Layout Lokasi Studi di Desa Pucang Anom
Gambar 3.2  Diagram Alir Pengerjaan   Skripsi
Tabel 4.1. Waktu yang Diperlukan untuk Mengisi Tambak
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, yang pertama kali terlintas dibenak calon karyawan adalah bahwa bekerja pada perusahaan yang ada dihadapannya merupakan pilihan yang menitikberatkan

UU No 3 tahun 2014 tentang perindustrian memberikan pengertian industri hijau sebagai “industri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan

Perhitungan efisiensi HRSG dilakukan dengan membandingkan laju aliran energi Perhitungan efisiensi HRSG dilakukan dengan membandingkan laju aliran energi yang

Pengamatan dilakukan terhadap peubah yang diamati yaitu tinggi bidang petik, diameter bidang petik, tebal daun pemeliharaan, produktivitas berdasarkan umur setelah

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar kelas eksperimen yang diberikan pembelajaran menggunakan model problem solving fisika lebih tinggi dibandingkan

Menginventarisasi nilai angka kredit untuk masing-masing butir kegiatan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 5 Tahun 2014

(delapan) sektor yang berspesialisasi lebih cepat atau Pj > 0, yakni: sektor pertambangan dan penggalian, sektor listrik, gas dan air minum, sektor

Novak, 1977 dalam Suparmi, 1994). Kajian terhadap penurunan mutu udang galah segar belum banyak dilakukan, padahal ini adalah hal yang paling penting untuk