• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS X IPA 1 SMA PGRI 1 PADANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MODEL PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS X IPA 1 SMA PGRI 1 PADANG"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

KELAS X IPA 1 SMA PGRI 1 PADANG

Al Fathnur Annisa1, Melisa2, Ratulani Juwita3

Program Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat, Padang

alfathnurannisa@gmail.com Abstract:

This research is motivated by the lack of understanding of student mathematical concepts, resulting in many student learning outcomes under the KKM. The research aims to see whether the Guided Dicovery Model effects the understanding of student mathematical concept of grade X IPA 1 studenst at PGRI 1 Padang Senior High School. This research was a Pre Experimental Design, with a one shot case study design. The population of this study were all class X IPA students of PGRI 1 Padang Senior High School who were registered in the 2019/2020 school year. The sample was taken through purposive sample, the sample chosen was class X IPA 1. The instrument in this study was a final test in the form of a description. The data analysis technique used us the one-part t test. From the one-part t test calculation a = 0,05, it is obtained t count = 4,56 and t table = 2,04. This means that H0 is

rejected. So it can be concluded that there is an effect of the Guided Discovery Model on the understanding of the mathematical concepts of class X IPA 1 SMA PGRI 1 Padang.

Keywords: influence of Guided Discovery Model, Understanding of Mathematical Concepts.

Abstrak:

Penelitian ini di latarbelakangi oleh pemahaman konsep matematis siswa masih kurang sehingga mengakibatkan hasil belajar siswa matematika siswa masih banyak yang di bawah KKM. Penelitian bertujuan guna melihat pengaruh model Penemuan Terbimbing terhadap pemahaman konsep matematis siswa di kelas X IPA 1 SMA PGRI 1 Padang. Penelitian ini berjenis Pre Experimental Design, dengan desain one shot case study. Populasi penelitian ini seluruh siswa kelas X IPA 1 SMA PGRI 1 Padang yang terdaftar pada tahun ajaran 2019/2020. Sampel diambil melalui purposive sample, sampel yang dipilih adalah kelas X IPA 1. Instrumen pada penelitian ini adalah tes akhir berbentuk uraian. Teknik analisis data yang digunakan yaitu uji t satu pihak. Dari perhitungan uji t satu pihak maka diperoleh thitung = 4,56 dan ttabel = 2,04. Ini berarti H0 ditolak. Jadi dapat disimpulkan

terdapat pengaruh model penemuan terbimbing terhadap pemahaman konsep matematis siswa kelas X IPA 1 SMA PGRI 1 Padang.

Kata kunci: Pengaruh Model Penemuan Terbimbing, Pemahaman Konsep Matematis PENDAHULUAN

Matematika merupakan salah satu bidang ilmu pengetahuan yang berperan penting dalam menunjang ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, mata pelajaran matematika menjadi mata pelajaran wajib disetiap jenjang pendidikan. Mengingat begitu pentingnya peranan matematika dalam kehidupan, maka pemerintah selalu berusaha meningkatkan mutu pembelajaran matematika, salah satunya dengan penyempurnaan

(2)

kurikulum. Kurikulum yang berlaku saat ini adalah kurikulum 2013, dimana guru hanya fasilitator dan siswa pusat pembelajaran.

Dalam pembelajaran murid dituntut untuk berperan aktif dan mampu berfikir kritis sehingga terciptanya tujuan pembelajaran berdasarkan tuntutan kurikulum 2013 yang mampu mendukung perkembangan pendidikan pada abad 21. Pembelajaran abad 21 ini telah berganti pada sistem Student Centered yaitu siswa yang berperan aktif dalam proses pembelajaran, dimana guru tidak lagi sebagai satu-satunya pusat informasi melainkan sebagai director of learning yaitu sebagai pengelola pembelajaran yang memfalisilitasi kegiatan pembelajaran.(Latif & Akib, 2016:207) menyatakan, tujuan pembelajaran matematika sebagai berikut:

1) Matematika mengkaji keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah; 2) Melatih penalaran pada pola dan sifat serta melakukan manipulasi matematika

dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika;

3) Memecahkan masalah;

4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah;

5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Berdasarkan penjelasan tersebut, salah satu yang menjadi fokus utama tujuan pembelajaran matematika adalah memahami konsep matematika. Menurut Maulida (2017) menyatakan bahwa “Pemahaman konsep matematika adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak yang ditunjukkan oleh siswa dalam memahami definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, dan inti/isi dari materi matematika dan kemampuan dalam memilih, serta menggunakan prosedur secara efisien dan tepat”.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Duffin dan Simpson dalam (Annajmi, 2016: 2) siswa memiliki kemampuan pemahaman konsep apabila siswa mampu:

1. Menjelaskan konsep atau mampu mengungkapkan kembali apa yang telah dikomunikasikan kepadanya.

2. Menggunakan konsep pada situasi yang berbeda.

3. Mengembangkan dari beberapa akibat dari adanya suatu konsep.

Oleh karena itu dapat dikatakan seorang siswa memiliki kemampuan pemahaman konsep yang baik apabila mampu menjelaskan kembali konsep yang telah dipelajari

(3)

200

Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat bahwa pemahaman konsep memiliki peran penting untuk siswa dalam pembelajaran matematika. Sehingga pemahaman konsep merupakan suatu kemampuan yang perlu di perhatikan. Namun kenyataannya pemahaman konsep matematis siswa di kelas X IPA SMA PGRI 1 Padang khususnya kelas X IPA 1 masih rendah dan belum memenuhi harapan. Hal ini terlihat dari cara siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Siswa kesulitan menyelesaikan soal yang berbeda dari contoh-contoh yang diberikan guru, siswa hanya berfokus pada contoh_contoh yang telah diberikan guru, siswa masih belum dapat mngungkapkan kembali dengan lengkap konsep yyang telah dipelajari

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan tanggal 19 - 23 September 2019 di kelas X IPA SMA PGRI 1 Padang, kurikulum yang berlaku adalah Kurikulum 2013 namun belum terlaksana dengan baik. Di mana proses pembelajarannya masih terpusat pada guru. Sehingga sehingga siswa kerap kali lupa terhadap pelajaran yang telah dipelajari di karenakan peran siswa uang masih pasif dan siswa juga kurang terlibat aktif dalam memahami konsep-konsep yang sedang dipelajari dan mengakibatkan kemampuan siswa dalam memahami konsep masih kurang. Siswa hanya mencatat konsep-konsep yang telah dijelaskan oleh guru dan ketika diminta untuk bertanya hanya satu dua orang yang bertanya selebihnya siswa hanya mencatat bahkan ada yang bermain handphone. Sehingga pada saat guru membrikan soal latihan, banyak siswa yang tidak bisa menyelesaikannya karena tidak paham dengan konsep yang telah diajarkan oleh guru.

Rendahnya pemahaman konsep matematis siswa kelas X IPA SMA PGRI 1 Padang kususnya kelas X IPA 1 juga mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa tersebut pada pembelajaran matematika.

Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika kelas X IPA SMA PGRI 1 Padang diketahui bahwa siswa kurang memahami konsep. Dimana siswa cendrung menghafal rumuas, tidak mengkostruksi pengetahuannya, akibatnya siswa mudah lupa dengan materi yang telah dipelajari dan saat proses pembelajaran siswa kurang terlibat aktif untuk memahami konsep yang dipelajari.. Guru menyatakan bahwa sebahagian siswa masih kesulitan mengerjakan soal yang tidak sama dengan soal yang dicontohkan, dan siswa kebingungan menyelesaikan soal tersebut.

(4)

Hasil wawancara dengan beberapa siswa didapatkan informasi bahwa mereka mengatakan kurang suka belajar matematika. Hal ini dikarenakan pelajaran matematika merupakan pelajaran yang susah dan sulit serta selalu berhubungan dengan rumus yang harus di hafal sehingga sulit untuk dipahami.

Menyikapi permasalahan di atas, usah yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan strategi atau model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa dalam menemukan pengetahuan. Sehingga diharapkan dapat memperbaiki pemahaman konsep siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan yaitu model Penemuan Terbimbing (Guided Discovery).

Menurut Markaban (2008) “Model pembelajaran penemuan terbimbing merupakan model pembelajaran yang di mana siswa dihadapkan pada suatu situasi di mana ia bebas untuk mengumpulkan data, membuat dugaan, mencoba-coba (trial and arror), mencari dan menemukan keteraturan (pola), menggeneralisasi atau menyusun rumus beserta bentuk umum, membuktikan benar tidaknya dugaan itu”. Hudojo dalam (Jumhariyani, 2016) menyatakan “Metode pembelajaran ini merupakan suatu cara untuk menyampaikan ide atau gagasan melalui proses menemukan”. Fungsi mengajar disini bukan untuk menyelesaikan masalah bagi peserta didiknya, melainkan membuat peserta didik mampu menyelesaikan masalah itu sendiri.

Penemuan terbimbing (Guided Discovery) merupakan salah satu dari jenis metode pembelajaran penemuan. Hariyono dalam (Jumhariyani, 2016) menyatakan bahwa “Penemuan terbimbing tidak hanya sekedar keterampilan tangan karena pengalaman, kegiatan pembelajaran dengan model ini tidak sepenuhnya diserahkan pada siswa, namun guru masih tetap ambil bagian sebagai pembimbing”. Melisa (2015: 25) menyatakan “Model penemuan terbimbing dapat mendorong siswa untuk belajar mandiri dan dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan sendiri konsep-konsep dari materi yang di pelajari”. Penemuan terbimbing dapat mengoptimalkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, sedangkan guru hanya membimbing siswa saat proses pembelajaran. Dengan demikian siswa dapat menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari, sehingga siswa akan memahami materi yang dipelajari dan konsep yang ditemukan sendiri oleh siswa akan lama tinggal dalam ingatan. Oleh karenanya pembelajaran melalui penemuan terbimbing membuat siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri lewat berbagai kegiatan rancangan guru, sehingga ditarik suatu kesimpulan berdasarkan pemahaman siswa. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model

(5)

202 Penemuan Terbimbing Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas X IPA 1 SMA PGRI 1 PADANG”.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian atau desain penelitian dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design. Penelitian Pre Experimental Design menurut Arikunto (2010: 124) merupakan “eksperimen yang tidak sebenarnya”. Oleh karena itu, sering disebut juga dengan istilah “quasi experiment” atau eksperimen pura-pura. Disebut demikian karena eksperimen jenis ini belum memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu. Populasi dalam penelitian ini siswa kelas X IPA SMA PGRI 1 Padang pada tahun ajaran 2019/2020. Subjek penelitian dipilih secara Purposive Sampling. Menurut Riduwan (2012: 63) mengatakan bahwa “Purposive Sampling adalah teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan samplenya atau penentuan sample untuk tujuan tertentu”. Berdasarkan tujuan penelitian yang sudah dirumuskan maka subjek yang ditetapkan yaitu kelas dengan jumlah siswa tidak tuntas paling banyak. Dimana kelas yang dipilih untuk subjek adalah kelas X IPA 1.

Penelitian ini menggunakan instrument tes akhir bebentuk tes uraian yang sesuai dengan indikator dari kemampuan pemahaman konsep matematis. Tes akhir terdiri dari 9 buah soal essay yang mencakup pada indikator pemahaman konsep. Soal tes yang digunakan telah diuji validitas, reliabilitas daya pembeda, dan tingkat kesukarannya. Hasil tes dianalisis dengan menggunaksn rubrik analitik skala 4. Menurut (Iryanti, 2004:13) “Rubrik Analitik adalah pedoman untuk menilai berdasarkan beberapa kriteria yang ditentukan. Dengan menggunakan rubrik ini dapat dianalisa kelemahan dan kelebihan seorang siswa terletak pada pada kriteria yang mana”. Menurut (Iryanti, 2004:13) “Rubrik Analitik adalah pedoman untuk menilai berdasarkan beberapa kriteria yang ditentukan. Dengan menggunakan rubrik ini dapat dianalisa kelemahan dan kelebihan seorang siswa terletak pada pada kriteria yang mana”. Berikut indikator pemahaman konsep matematis yang di uji dalam penelitian ini dan didasarkan apa rubrik analitik skala 4 (Iryanti, 2004: 13) adalah :

1. Menyatakan ulang sebuah konsep

2. Mengaplikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan masalah

3. Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu. 4. Menyajikan konsep dalam bentuk representasi matematika

(6)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dari tanggal 17 Januari - 06 Februari 2019 pada kelas eksperimen. Data kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang diperoleh melalui tes akhir menunjukkan perubahan kea rah yang lebih baik dengan meningkatnya jumlah siswa yang tuntas tes akhir dengan nilai tertinggi 100 dan terendah 65,59. Hal ini dapat dilihat dari table berikut :

Tabel 1. Analisis Perhitungan Post-Test Kelas Sample

Hipotesis dalam penelitian ini adalah “terdapat pengaruh model penemuan terbimbing terhadap pemahaman konsep matematis siswa kelas X IPA 1 SMA PGRI 1 Padang”. Untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak maka uji yang digunakan adalah uji t. Sebelum melakukan uji t, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan dengan uji t maka diperoleh = 4,56 dan = 2,04. Karena lebih besar dari maka ditolak dengan taraf nyata 0,05.

Selain itu pada setiap soal tes akhir juga dilakukan perhitungan pencapaian siswa pada setiap indikator pemahaman konsep matematis siswa yang kemudian mendapatkan nilai hasil belajar siswa. Seperti yang terlihat pada penjabaran di bawah ini :

Tes Pemahaman Konsep

Tes pemahaman atau tes akhir di berikan setelah pokok pembahasan sudah berakhir yaitu pada pertemuan ke empat. Tes Akhir diikuti sebanyak 29 orang siswa. Berikut hasil jawaban tes akhir siswa pada kelas eksperimen yang berkemampuan tinggi di lihat pada Gambar 19.

(7)

204

Gambar 19. Tampilan Lembar Jawaban Tes Akhir Oleh Siswa Berkemampuan Tinggi Soal Nomor 1

Gambar 19 menunjukkan bahwa siswa telah menyatakan ulang sebuah konsep dengan benar yaitu ( )( ) ( ( )) dan telah mampu menyelesaikan masalah dengan tepat. Dapat dikatakan siswa telah mampu menyatakan ulang sebuah konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma kedalam pemecahan masalah dengan tepat.

Berikut lembar jawaban tes akhir siswa pada kelas eksperimen yang berkemampuan sedang di lihat pada Gambar 20.

Gambar 20. Tampilan Lembar Jawaban Tes Akhir Siswa Berkemampuan Sedang Soal No 1 Gambar 20 memperlihatkan siswa telah menyatakan ulang sebuah konsep dengan benar yaitu ( )( ) ( ( )) namun hasil yang diperoleh masih kurang tepat. Jadi dapat disimpulkan siswa telah mampu menyatakan ulang sebuah konsep namun belum dapat mengaplikasikan konsep atau algoritma ke dalam pemecahan masalah dengan tepat.

(8)

Berikut lembar jawaban tes akhir siswa pada kelas eksperimen yang berkemampuan rendah di lihat pada Gambar 21.

Gambar 21. Tampilan Lembar Jawaban Tes Akhir Siswa Berkemampuan Rendah Soal No 1 Gambar 21 memperlihatkan peserta didik telah menyatakan ulang sebuah konsep dengan benar yaitu ( )( ) ( ( )) namun belum mampu mengplikasikan konsep dengan benar. Maka dapat disimpulkan siswa telah mampu menyatakan ulang sebuah konsep namun belum mampu mengaplikasikan konsep atau algoritma ke dalam pemecahan masalah dengan tepat.

Berikut lembar jawaban tes akhir siswa pada kelas eksperimen yang berkemampuan tinggi di lihat pada Gambar 22.

(9)

206

Gambar 22 menunjukkan bahwa siswa telah mampu menyatakan ulang sebuah konsep, telah mampu menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu dengan benar serta siswa telah mampu mengaplikasikan konsep atau algoritma ke dalam pemecahan masalah dengan tepat dengan hasilnya yaitu pada ( )

.

Berikut lembar jawaban tes akhir siswa pada kelas eksperimen yang berkemampuan sedang di lihat pada Gambar 23.

Gambar 23. Tampilan Lembar Jawaban Tes Akhir dari Siswa yang Berkemampuan Sedang Soal No 3

Gambar 23 menunjukkan bahwa siswa telah mampu menyatakan ulang sebuah konsep, mampu menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur tertentu dengan benar namun siswa masih kurang tepat dalam mengaplikasikan konsep atau algoritma ke dalam pemecahan masalah yaitu pada ( )

karena seharusnya adalah

( )

.

Berikut lembar jawaban tes akhir siswa pada kelas eksperimen yang berkemampuan tinggi di lihat pada Gambar 24.

(10)

Gambar 24. Tampilan Lembar Jawaban Tes Akhir Siswa Berkemampuan Tinggi Soal No 5d. Gambar 24 dapat dilihat siswa telah mampu menyatakan ualang sebuah konsep ( )( ) ( ( )) dan siswa telah mampu menggunakan dan memanfaatkan

serta memilih prosedur atau operasi tertentu serta mengaplikasikan konsep atau algoritma ke dalam pemecahan masalah dengan tepat.

Berikut lembar jawaban tes akhir siswa pada kelas eksperimen yang berkemampuan sedang di lihat pada Gambar 25.

Gambar 25. Tampilan Lembar Jawaban Tes Akhir Siswa Berkemampuan Sedang Soal No 5d Terlihat dari Gambar 25 siswa telah mampu menyatakan ualang sebuah konsep ( )( ) ( ( )) dan siswa telah mampu menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu serta mengaplikasikan konsep atau algoritma ke dalam pemecahan masalah dengan tepat.

(11)

208

Berikut lembar jawaban tes akhir siswa pada kelas eksperimen yang berkemampuan rendah di lihat pada Gambar 26.

Gambar 26. Tampilan Lembar Jawaban Tes Akhir Siswa Berkemampuan Rendah Soal No 5d Gambar 26 menunjukkan bahwa siswa belum mampu menyatakan ualang sebuah konsep yaitu ( )( ) ( ( )), dan siswa belum mampu menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu dan mengaplikasikan konsep atau algoritma ke dalam pemecahan masalah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model penemuan terbimbing terhadap pemahaman konsep matematis siswa kelas X IPA 1 SMA PGRI 1 Padang.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dapat disimpulan bahwa terdapat pengaruh model penemuan terbimbing terhadap pemahaman konsep matematis siswa kelas X IPA 1 SMA PGRI 1 Padang.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, saran yang peneliti kemukakan sehubungan dengan penelitian ini adalah:

1. Bagi guru bidang studi matematika khususnya guru matematika SMA PGRI 1 Padang dapat menggunakan model Penemuan Terbimbing sebagai variasi dalam pembelajaran matematika karena dalam model ini siswa mencoba menemukan konsep materi pembelajaran sendiri.

2. Bagi Peneliti lain yang berminat dan ingin melakukan penelitian yang serupa diharapkan dapat melakukan penelitian pada pokok bahasan berbeda serta memberikan penghargaan untuk menambah semngat siswa dalam belajar matematika.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Annajmi. (2016a). Pengaruh Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII SMP N 2 Rambah Hilir. 1–6.

Annajmi. (2016b). Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematik Siswa SMP Melalui Metode Penemuan Terbimbing Berbantuan Software Geogebra. MES(Jurnal of Matematics Education and Science), 2(1), 1–10.

Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Iryanti, P. (2004). Penilaian Untuk Kerja. Yogyakarta: Depdiknas.

Jumhariyani. (2016). Pengaruh Metode Penemuan Terbimbing Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas IV SD Sekecamatan Setiabudi Jakarta Selatan. Jurnal Pendidikan Dasar, 7(1), 62–73.

Markaban. (2008). Model Penemuan Terbimbing pada Pembelajaran Matematika SMK. YOGYAKARTA: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika.

Maulida, Mardiyana, & Pramudya. (2017). Analisi Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Persamaan Lingkaran Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa Kelas XII IPS 4 SMA Negeri 6 Surakarta Tahun Pelajaran 2016/2017. Jurnal Pendidikan Matematika Dan Matematika(JPMM), 1(4).

Melisa. (2015). Pengembangan Modul Berbasis Penemuan Terbimbing Yang Valid Pada Perkuliahan Kalkulus Peubah Banyak I. I(2), 21–27.

Riduwan. (2012). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: ALFABETA.

Gambar

Gambar 19 menunjukkan bahwa siswa telah menyatakan ulang sebuah konsep dengan  benar  yaitu  (   )( )    ( ( ))  dan  telah  mampu  menyelesaikan  masalah  dengan  tepat
Gambar 22. Tampilan Lembar Jawaban Siswa Berkemampuan Tinggi Soal No 3
Gambar  23.  Tampilan  Lembar  Jawaban Tes  Akhir  dari  Siswa  yang  Berkemampuan  Sedang   Soal No 3
Gambar 24. Tampilan Lembar Jawaban Tes Akhir Siswa Berkemampuan Tinggi  Soal No 5d.
+2

Referensi

Dokumen terkait

1. Afifah Al Rosyidah: “Pendidikan Karakter pada Classic Fairy Tales“. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: a. Kandungan aspek pendidikan pendidikan karakter

Pada tahun yang sama, terjadi penarikan dana pihak ketiga US $ bank konvensional dalam jumlah besar sehingga mengakibatkan terapresiasinya mata uang ini terhadap nilai tukar mata

Dari beberapa kasus yang pernah diputus oleh KDNLP GHQJDQ PHQJJXQDNDQ GDVDU 3DVDO D\DW 75,3V VHEDJDLPDQD GLEDKDV VHEHOXPQ\D PDND sangat mungkin pengaturan dilusi merek di Indonesia

Penelitian Akroush dan Al-Debei (2015) membuktikan bahwa semakin baik kulaitas website vendor daring, maka akan menghasilkan sikap yang lebih positif dan menguntungkan

Berdasarkan analisis terhadap 200 kosakata yang terdapat pada bahasa Angkola, bahasa Simalungun, dan bahasa Toba diketahui kekerabatan antara bahasa Angkola dan

Diinformasikan kepada warga jemaat GPIB Syaloom Balikpapan bahwa hasil Rapat PHMJ dengan karyawan tanggal 29 Januari 2021 dan berdasarkan Surat Majelis Jemaat GPIB Syaloom

Untuk mewakili dan bertindak untuk dan atas nama Pemberi Kuasa dalam kedudukannya sebagai Pemegang Saham, dalam menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (“RUPS

Pentingnya pemberdayaan masyarakat yang didasarkan pada pemikiran community based resource management (pengelolaan sumberdaya lokal) merupakan suatu sosok manajemen