• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pada dasarnya, pakaian atau sandang termasuk dalam kategori tiga kebutuhan pokok (primer) pada manusia bersama dengan makanan (pangan) dan tempat tinggal (papan). Namun seiring dengan berkembangnya zaman, fungsi dari pakaian itu sendiri pun mengalami perkembangan dan perubahan. Kini, khususnya di kota besar, pakaian bukan lagi dipandang hanya semata-mata sebagai “pembungkus tubuh”, namun telah dianggap sebagai media untuk mengekspresikan diri, serta sarana untuk memperlihatkan eksistensi diri seseorang. Dengan melihat dari caranya berpakaian, kita dapat menerka status sosial dan gaya hidup seperti apa yang biasa dijalani oleh orang tersebut sehari-harinya. Karena itulah kemudian muncul istilah fashion.

Untuk perkenalan dengan etimologi makna kata “fashion”, Oxford English Dictionary (OED) bisa menjadi titik pijak yang paling baik dibandingkan dengan titik berangkat lainnya. Etimologi kata ini terkait kembali dengan bahasa latin, factio, yang artinya membuat atau melakukan (dan dari kata inilah kita memperoleh kata faksi, yang memiliki arti politis), facere yang artinya membuat atau melakukan. Karena itu arti asli fashion mengacu pada kegiatan; fashion merupakan sesuatu yang dilakukan seseorang. (Barnard,1996 :11). Lebih lanjut, OED mengelompokkan fashion menjadi dua golongan utama yaitu kata kerja dan kata benda. “fashion” sebagai kata benda memiliki arti sesuatu seperti bentuk dan jenis, atau buatan atau bentuk tertentu, seperti dalam definisi sebagai “tata cara atau cara bertindak” yang dikemukakan tadi. Sedangkan sebagai kata kerja, “fashion” memiliki arti kegiatan membuat atau melakukan.

Namun kini, fashion lebih dikenal secara luas sebagai tata cara dalam mendandani diri melalui gaya berpakaian, model rambut hingga hiasan tertentu untuk membuat dirinya bukan hanya nyaman, namun juga fashionable.

(2)

2

popular style” atau suatu bentuk representasi atas apa yang sedang populer saat ini. Bagi sebagian orang, mengikuti tren fashion merupakan suatu keharusan. Bahkan tidak sedikit yang berlomba-lomba agar bisa membuat suatu tren fashion sendiri. Ada suatu anggapan bahwa perempuanlah yang lebih cenderung untuk berurusan dengan hal-hal yang berhubungan dengan tren fashion. Karena sebagaimana diketahui, wanita umumnya diidentikkan dengan sosok yang gemar bersolek dan mempercantik diri serta menaruh perhatian besar pada penampilan. Namun dalam dua dekade belakangan, tidak sedikit kaum laki-laki yang juga melakukan hal serupa, para lelaki ‘pesolek’ ini dikenal sebagai penganut gaya hidup metroseksual.

Istilah metroseksual pertama kali digunakan oleh Mark Simpson, seorang wartawan fashion Inggris dalam sebuah artikelnya yang dimuat oleh harian The Independent pada tanggal 15 November 1994. Simpson mendefinisikan metroseksual sebagai sosok pria dandy yang mencintai dirinya sendiri dan gaya hidup urbannya. Lebih lanjut dalam artikelnya di www.salon.com, yang dimuat pada tanggal 22 Juli 2002 bersamaan dengan event Piala Dunia, Simpson menyoroti sosok pemain sepakbola Inggris, David Beckham yang berpose pada sampul sebuah majalah gay, Attitude. Simpson menyatakan bahwa Beckham bukanlah seorang heteroseksual, ia adalah seorang metroseksual.

Karir Beckham diawali sebagai pemain sepakbola profesional yang kemudian melebarkan sayapnya ke dunia showbiz dengan menjadi bintang iklan, model runway hingga brand ambassador beberapa produk ternama seperti H&M dan Jaguar. Setiap gaya yang ditampilkan David Beckham di muka umum tidak pernah lepas dari perbincangan. Mulai dari pakaian, aksesoris, sepatu bahkan model rambut yang digunakannya hampir selalu menjadi tren di kalangan pria metroseksual lainnya. Bisa dikatakan bahwa David Beckham merupakan role model bagi para kaum metroseksual di seluruh dunia.

(3)

3 Gambar 1. 1

Fashion David Beckham

sumber: www.google.com (diakses tanggal 10 Desember 2014)

Sedangkan di Indonesia sendiri kita mengenal sosok Ferry Salim, aktor senior yang telah membintangi sejumlah film, diantaranya Kembang Setaman dan Ca Bau Kan. Ia juga sempat dinominasikan sebagai The Best Actor pada acara Festival Film Asia Pasifik dan sebagai nominee aktor favorit pada Festival Film Bali. Meski tidak lagi tergolong muda, Ferry dikenal sebagai artis Indonesia yang selalu berpenampilan necis dengan gaya berpakaian yang selalu up-to-date dan mengikuti fashion terkini.

Gambar 1. 2 Fashion Ferry Salim

(4)

4

kesamaan selera dalam gaya dan pemilihan pakaian yang dikenakan. Pria metroseksual cenderung memilih baju dengan memperhatikan tren fashion yang sedang berkembang. Dari gaya rambut pun terdapat suatu kemiripan. Pria dengan gaya hidup metroseksual biasanya memiliki kebiasaan berganti-ganti gaya rambut namun tetap dengan potongan yang rapi dan klimis. Sehingga perpaduan dari keseluruhan gaya yang mereka tampilkan cenderung menghasilkan kesan pesolek, dandy, maskulin sekaligus modern bagi siapa saja yang melihat.

Nyatanya kini, sosok dengan penampilan serupa tidak hanya bisa kita temukan pada pria dewasa mapan berusia tiga puluh tahunan keatas, dengan penghasilan di atas rata-rata seperti David Beckham dan Ferry Salim, namun kini di sosial media khususnya instagram, mulai bermunculan balita laki-laki dengan gaya serupa, diantaranya Arkhairan Razaki Akbar dengan akun instagram @arkhairan, Mega Byan dengan akun instagram @megabyan dan tentunya yang kini sering menjadi sorotan media, Daffa Abyan Sofa dengan akun instagram @daffa_sofa. Dari beberapa akun balita yang penulis sebutkan tadi, Daffa, begitu ia kerap disapa, selain memiliki jumlah follower paling banyak, dalam hampir setiap postingannya juga memiliki tanda tubuh dan tanda visual paling mirip dengan para lelaki metroseksual.

Daffa Sofa merupakan balita kelahiran Surabaya, 3 April 2011, putra pertama dari pasangan Ikhwantus Sofa dan Rezky Amalia. Ia dikenal publik melalui akun instagram @daffa_sofa yang dikelola oleh sang bunda. Akun tersebut berisikan kumpulan foto-foto keseharian dari Daffa Sofa. Mulanya, nama Daffa Sofa mulai dikenal luas sejak fotonya muncul pada salah satu akun instagram selebgram (selebriti Instagram) berhijab. Hingga akhirnya kini, Daffa , telah memiliki lebih dari dua ratus tiga puluh satu ribu follower (per tanggal 07 Februari 2015) pada akun Instagramnya.

(5)

5 Gambar 1. 3

Akun Instagram Daffa Abyan Sofa

sumber: www.instagram.com (diakses tanggal 07 Februari 2015)

Fenomena gaya berpakaian Daffa yang tidak biasa ini bukan hanya menarik minat pengikutnya di dunia maya, beberapa acara talkshow tenama di Indonesiapun sempat menjadikannya bintang tamu. Mulai dari tayangan Hitam Putih Trans 7 yang tayang pada tanggal 16 Juni 2014, Sarah Sechan Net TV yang tayang pada tanggal 7 Juli2014, Show Imah Trans TV yang tayang pada tanggal 14 Agustus 2014, dan Basa Basi Trans TV yang tayang pada tanggal 2 Januari 2015. Setiap kali diundang, Pertanyaan yang dilontarkan pembawa acara hampir seragam. Mulai dari tujuan dari didandaninya Daffa sedemikian rupa, ide pembuatan akun Instagram untuk Daffa, koleksi busana yang dimiliki, budget yang dikeluarkan untuk membeli item fashion tersebut, hingga tips untuk mix and match pakaian untuk balita. Bukan hanya media televisi, media cetak dan portal berita online pun berlomba-lomba untuk menulis artikel tentang Daffa Abyan Sofa. (daftar artikel terlampir).

Ketertarikan yang sama juga dirasakan oleh penulis, namun dari sudut pandang yang berbeda. Evolusi gaya berpakaian anak-anak seperti yang terjadi pada Daffa Abyan Sofa secara tidak langsung mengkomunikasikan pesan-pesan nonverbal secara visual, yang akan penulis teliti lebih dalam dengan menggunakan kajian ilmu semiologi. Semiologi, merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang

(6)

tanda-6

(2010:7) menulis, “Tanda adalah segala sesuatu –warna, isyarat, kedipan mata, objek, rumus matematika dan lain-lain– yang merepresentasikan sesuatu yang lain selain dirinya”. Dalam semiotika Roland Bathes, kita mengenal dua makna dalam sebuah tanda, yaitu makna denotatif dan konotatif. Denotatif merupakan seperangkat takna lapis pertama yang membangun sebuah makna literal, sedangkan pada tahapan selanjutnya (konotasi atau mitos), penanda-penandanya menunjuk kepada seperangkat petanda atau fragmen ideologi tertentu(Budiman,2011:41).

Suatu tanda, seberapapun miripnya satu sama lain, pasti akan selalu memiliki makna yang berbeda. Setiap atribut fashion, seperti halnya tanda-tanda lainnya, merepresentasikan sesuatu, yang ketika akhirnya dikenakan oleh seseorang, hal yang direpresentasikan oleh tanda-tanda tersebut memiliki andil kuat dalam membentuk kesan pada dirinya. Atau dengan kata lain, bersamaan dengan setiap tanda yang dikenakan, disadari atau tidak, ada citra tertentu yang juga ikut melekat. Akan tetapi, dengan menggunakan tanda yang sama dengan kedua pria dewasa diatas, tidak serta merta membuat Daffa Abyan Sofa bisa dikategorikan sebagai pria metroseksual. Namun gaya berbusana Daffa seolah mendobrak mitos yang mengatakan bahwa pakaian anak haruslah memiliki motif dan corak yang lucu, bergambar kartun atau binatang dengan warna-warna yang cerah ceria, ia muncul dengan gambaran baru fashion anak. Penggambaran ini jika terjadi secara terus-menerus tentu tidak menutup kemungkinan akan mengkonstruksi sebuah baru di masyarakat.

Untuk itulah penulis akan melakukan penelitian tentang representasi metroseksual pada fashion balita dengan analisis semiotika Roland Barthes terhadap foto Daffa Abyan Sofa pada akun Instagram @daffa_sofa. Menggunakan empat unit analisis yang diunggah dari rentang waktu yang telah ditentukan, yaitu antara bulan Pebruari 2014 sampai Pebruari 2015. Adapun alasan dipilihnya empat unit analisis dalam rentang waktu tersebut adalah berdasarkan jenis fashion yang dikenakan dimana penulis menghindari adanya pengulangan dari tanda-tanda yang

(7)

7 digunakan, banyaknya tanda-tanda visual yang diperlihatkan dalam foto, dan jelas tidaknya latar dari foto tersebut, dikarenakan latar juga merupakan aspek penting dalam sebuah foto. Untuk kemudian penulis coba kupas lebih dalam lagi mengenai makna apa saja yang sebenarnya terdapat dibalik tanda-tanda fashion yang melekat pada tubuh balita ini dengan menggunakan kajian ilmu semiologi dari Roland Barthes dengan tiga tahapan pemaknaannya yaitu denotasi, konotasi, dan mitos. 1.2 Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini, permasalahan yang ingin penulis angkat ialah:

1. Bagaimana makna tanda-tanda tubuh (ekspresi wajah dan gestur tubuh) yang terdapat dalam foto Daffa Abyan Sofa dalam akun Instagram @daffa_sofa sebagai representasi gaya metroseksual pada balita?

2. Bagaimana makna fashion yang terdapat dalam foto Daffa Abyan Sofa dalam akun Instagram @daffa_sofa sebagai representasi gaya metroseksual pada balita?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui makna tanda-tanda tubuh (ekspresi wajah dan gestur tubuh) yang terdapat dalam foto Daffa Abyan Sofa dalam akun Instagram @daffa_sofa sebagai representasi gaya metroseksual pada balita.

2. Untuk mengetahui makna fashion yang terdapat dalam foto Daffa Abyan Sofa dalam akun Instagram @daffa_sofa sebagai representasi gaya metroseksual pada balita.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian yang baik, adalah penelitian yang mampu memberikan manfaat bagi pembacanya. Adapun manfaat dalam penelitian terbagi dalam dua jenis, aspek teoritis dan aspek praktis sebagai berikut:

1.4.1 Aspek Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan khususnya dalam kajian ilmu komunikasi dan dapat menambah kontribusi penelitian kualitatif

(8)

8

sebuah tanda yang terdapat dalam suatu pesan nonverbal khususnya fashion. 1.4.2 Aspek Praktis

Secara praktis penelitian ini bertujuan untuk menambah wawasan mengenai aspek-aspek komunikasi nonverbal dilihat dari cara berbusana pria metroseksual yang ditampilkan oleh seorang balita.

1.5 Sistematika Penulisan Skripsi

Langkah pertama dalam melakukan penelitian ini adalah penulis melakukan pengamatan terhadap adanya fenomena anak-anak kecil yang dibuatkan akun media sosial oleh orangtuanya yang dimaksudkan sebagai galeri virtual dari si anak. Selanjutnya, dari semua anak yang penulis amati, terdapat satu anak yang menarik perhatian penulis yaitu Daffa Abyan Sofa. Dikarenakan gaya yang ditampilkan berbeda dari anak lain seusianya. Fashion dari Daffa terlihat layaknya orang dewasa yang menjalani gaya hidup metroseksual.

Hal itu terlihat dari foto-foto yang diunggah kedua orangtuanya pada akun instagram miliknya yang bernama @daffa_sofa. Melalui pengamatan ini, penulis menyimpulkan permasalahan yang akan diteliti yakni Representasi Metroseksual Pada Fashion Balita (Analisis Semiotika Roland Barthes terhadap foto Daffa Abyan Sofa pada Akun Instagram @daffa_sofa)

Selanjutnya, penulis menentukan metode penelitian yang dapat digunakan, metode semiotik adalah metode yang penulis rasa cocok dalam melihat representasi dalam tanda-tanda yang ditampilkan. Secara khusus, penulis memilih metode analisa semiotika Roland Barthes, karena memiliki klasifikasi pemaknaan yaitu denotatif dan konotatif, yang dapat mempermudah penulis dalam membongkar makna-makna yang terkandung dalam suatu tanda

Dari tanda-tanda ini, penulis akan mencoba menafsirkan makna-makna yang berhubungan dengan konsep metroseksual melalui studi literatur dan pemaknaan. Berikut tahapan penelitian yang akan penulis lakukan:

(9)

9 Gambar 1.4]

Sistematika Penulisan Skripsi

Sumber: Olahan Penulis

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini penulis lakukan melalui studi literatur dari berbagai sumber, yakni berupa buku, jurnal baik cetak maupun elektronik, skripsi, dan juga artikel dari media-media cetak maupun elektronik. Pengumpulan data literatur penulis lakukan di perpustakaan Fakultas Komunikasi dan Bisnis Universitas Telkom Bandung.

Waktu penelitian dimulai dari topik penelitian, menentukan masalah, tujuan penelitian dan melakukan observasi pada bulan Nopember 2014. Penulisan BAB I hingga BAB III dilakukan dari bulan Desember 2014 – Maret 2015. Kemudian proses analisis data sekaligus penulisan BAB IV hingga BAB V penulis lakukan dari bulan April hingga bulan Juli 2015.

Observasi Topik Penelitian

Menentukan Objek Penelitian

Menentukan Fokus Penelitian

Memilih Metode Analisis Data

Pengumpulan Data

Analisis Data

(10)

10

Waktu Penelitian

Kegiatan 2014 2015

Nop Des Jan Peb Mar Apr Mei Juni Juli Menentukan topik penelitian,

menentukan masalah, tujuan penelitian dan melakukan observasi

Menyusun proposal penelitian Seminar proposal skripsi Pelaksanaan penelitian

Penyusunan laporan penelitian Sidang skripsi

Gambar

Gambar 1. 2  Fashion Ferry Salim

Referensi

Dokumen terkait

1 M.. Hal ini me nunjukkan adanya peningkatan keaktifan belajar siswa yang signifikan dibandingkan dengan siklus I. Pertukaran keanggotaan kelompok belajar

Memperkuat teori yang menyatakan bahwa keterampilan konseling dapat dilakukan secara yang menyatakan bahwa keterampilan konseling dapat dilakukan secara efektif dan dikuasai

Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman melalui penerapan metode SQ3R (Survey- Question- Read- Recite- Review)

[r]

Form kartu persediaan adalah form yang digunakan untuk menampilkan laporan kartu persediaan yang berasal dari master barang berupa kuantitas barang yang masuk dan

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kapasitas dan ketangguhan masyarakat Kecamatan Medan Polonia dalam menghadapi bencana pandemic berbasis

Tidak ada ide-ide (pertanyaan atau pernyataan) atau rincian detil-detil dari suatu objek, gagasan atau situasi sama dengan yang diberikan guru atau buku. Tidak ada

Iklan Aqua #BijakBerplastik yang menceritakan tentang perjalanan botol kemasan daur ulang Aqua dan menampilkan Hamish Daud, mengandung dua mitos utama guna